Anda di halaman 1dari 3

Nama : Nurul Hidayah

NIM : 30302100454
Mata Kuliah : Kapita Selekta Hukum Perdata
Dosen : Dr. Hj. Siti Ummu Adillah, S.H., M.Hum.
Tugas : Perbedaan Wanprestasi dg PMH

Wanprestasi
Ketentuan wanprestasi dapat Anda temukan dalam Pasal 1243 KUH Perdata yang
selengkapnya berbunyi sebagai berikut:
Penggantian biaya, kerugian dan bunga karena tak dipenuhinya suatu perikatan mulai
diwajibkan, bila debitur, walaupun telah dinyatakan lalai, tetap lalai untuk memenuhi
perikatan itu, atau jika sesuatu yang harus diberikan atau dilakukannya hanya dapat diberikan
atau dilakukannya dalam waktu yang melampaui waktu yang telah ditentukan.
Melalui isi pasal tersebut, setidaknya ada 3 unsur wanprestasi, antara lain:
✓ Ada perjanjian;
✓ Ada pihak yang ingkar janji atau melanggar perjanjian; dan
✓ Telah dinyatakan lalai, namun tetap tidak melaksanakan isi perjanjian.
Sehingga, hal yang menyebabkan timbulnya wanprestasi adalah karena adanya cidera janji
dalam perjanjian yang menyebabkan salah satu pihak ingkar akan janjinya atau melanggar
janji. Maka, pihak yang cidera janji harus bertanggung jawab terhadap pihak yang dirugikan.
Perbuatan Melawan Hukum

Ketentuan terkait perbuatan melawan hukum tercantum dalam Pasal 1365 KUH Perdata, yang
berbunyi:
Tiap perbuatan yang melanggar hukum dan membawa kerugian kepada orang lain, mewajibkan orang
yang menimbulkan kerugian itu karena kesalahannya untuk menggantikan kerugian tersebut.

Mariam Darus Badrulzaman dalam bukunya KUH Perdata Buku III Hukum Perikatan dengan
Penjelasan, seperti dikutip Rosa Agustina menyatakan yang dimaksud dengan perbuatan
melawan hukum adalah
✓ Bertentangan dengan kewajiban hukum si pelaku;
✓ Bertentangan dengan hak subjektif orang lain;
✓ Bertentangan dengan kesusilaan;
✓ Bertentangan dengan kepatutan, ketelitian dan kehati-hatian.
Sebagai informasi tambahan, dalam perbuatan melawan hukum si penggugat harus dapat
membuktikan semua unsur-unsur kesalahan pada si tergugat. Sedangkan, dalam wanprestasi si
penggugat cukup menunjukkan adanya wanprestasi, sementara pembuktian, dalil bahwa tidak
adanya wanprestasi dibebankan pada si tergugat.
Tuntutan pengembalian pada keadaan semula (reestitutio in integrum) hanyalah dapat
dilakukan jika terjadi gugatan perbuatan melawan hukum, sedangkan dalam gugatan
wanprestasi tidak dapat dituntut pengembalian pada keadaan semula.
Bilamana terdapat beberapa orang debitur yang bertanggung gugat, maka dalam hal terjadi
tuntutan ganti kerugian pada gugatan perbuatan melawan hukum, masing-masing debitur dapat
bertanggung gugat untuk keseluruhan ganti kerugian tersebut, sekalipun tidak berarti bahwa
tanggung gugat tersebut sama dengan tanggung renteng.
Kalau dalam gugatan wanprestasi, maka tuntutan pada masing-masing orang untuk
keseluruhannya hanya mungkin diajukan apabila sifat tanggung rentengnya dicantumkan
dalam kontraknya atau apabila prestasinya tidak dapat dibagi-bagi.
Dalam gugatan perbuatan melawan hukum, penggugat selain membuktikan adanya kesalahan
yang dilakukan debitur maka harus membuktikan semua unsur-unsur perbuatan melawan
hukum. tetapi dalam gugatan wanprestasi, penggugat hanya menunjukan adanya perjanjian
yang dilanggar. Dalam gugatan perbuatan melawan hukum, penggugat dapat menuntut
pengembalian kepada keadaan semula tapi dalam gugatan wanprestasi tidak dapat diajukan
tuntutan tersebut. Hak menuntut ganti rugi dalam wanrpestasi perlu adanya somasi sedangkan
dalam perbuatan melawan hukum tidak perlu somasi karena ketika terjadi PMH maka pihak
yang dirugikan langsung dapat menuntut ganti rugi.

Perjanjian kredit (credit/loan agreement) di Bank merupakan salah satu perjanjian yang
dilakukan antara bank dengan pihak ketiga, yang dalam hal ini adalah nasabahnya. Perjanjian
kredit sebenarnya dapat dipersamakan dengan perjanjian utang-piutang. Perbedaannya, istilah
perjanjian kredit umumnya dipakai oleh bank sebagai kreditur, sedangkan perjanjian utang-
piutang umumnya dipakai oleh masyarakat dan tidak terkait dengan bank.

Contoh wanprestasi: debitur tidak melakukan pembayaran angsuran atau pelunasan pokok
hutang tanpa alasan yang jelas, sesuai dengan kesepakatan yang disepakati antara debitur dan
kreditur. Padahal kesepakatan tersebut sudah tertuang dalam bentuk Penjanjian Kredit yang
telah ditandatangani oleh kedua belah pihak pada awal perjanjian dengan harapan masing-
masing pihak akan mentaati.

Contoh Overmach; debitur tidak dapat melakukan pembayaran angsuran atau pelunasan
pokok hutang yang dikarenakan pandemic Covid-19 sehingga aktifitas usahanya terhenti dan
tidak mempunyai penghasilan. Walaupun sudah terikat akan perjanjian yang disepakati antara
kreditur dan debitur, maka tidak dapat dikenakan sanksi lebih lanjut dikarenakan keadaaan
darurat yang tidak dapat diprediksi sebelumnya.

perjanjian kredit (credit/loan agreement) merupakan salah satu perjanjian yang dilakukan
antara bank dengan pihak ketiga, yang dalam hal ini adalah nasabahnya. Perjanjian kredit
sebenarnya dapat dipersamakan dengan perjanjian utang-piutang. Perbedaannya, istilah
perjanjian kredit umumnya dipakai oleh bank sebagai kreditur, sedangkan perjanjian utang-
piutang umumnya dipakai oleh masyarakat dan tidak terkait dengan bank.

Anda mungkin juga menyukai