Anda di halaman 1dari 2

PEMBACAAN FIRMAN : NAHUM 1:1-15

TEMA : ALLAH MAHA ADIL DAN MAHA KASIH

AYAT HAFALAN : NAHUM 1:3a

LAGU : YESUS ITULAH SATU-SATUNYA, ENGKAU YESUS TUHAN, K A S I H,


ALLAHKU BESAR KUAT DAN PERKASA

Latar belakang

Kota Niniwe terletak di dekat sungai Tigris, di Mesopotamia Utara dan merupakan Ibukota Kerajaan
Asyur. Kurang lebih seratus tahun sebelumnya Nabi Yunus pernah memberitakan firman Allah di
jalan-jalan Kota Niniwe. Penduduk kota itu mendengar pesan Allah dan bertobat dari kejahatan
mereka. Tetapi beberapa generasi kemudian, kejahatan kembali berkuasa. Niniwe disebut “Kota
Penumpah Darah” (Nah.3:1), kota yang penuh perbuatan jahat (3:19), penduduknya adalah
penyembah berhala dan patung-patung (1:14), pembunuh, pendusta, dan melakukan ketidakadilan
sosial (terutama pada umat pilihan Allah, yaitu Israel) (3:1-19).

Dalam bahasa Ibrani, Nahum berarti “Penghiburan”, akan tetapi Nabi Nahum menyampaikan berita
hukuman yang keras kepada bangsa Asyur. Hanya sedikit yang bisa kita ketahui tentang Nabi
Nahum, bahkan kampung halamannya, Elkosh, tidak jelas ada dimana. Sebagian orang menganggap
Elkosh adalah sebuah Desa yang terletak di sebelah barat daya Yehuda. Ia bernubuat antara tahun
663-612 SM.

Nabi Nahum menubuatkan kejatuhan kerajaan Asyur dan Niniwe, ibukotanya. Asyur yang berkuasa
telah menaklukkan sejumlah bangsa dan membuat mereka menderita, termasuk umat Israel. Asyur
telah menyerang dan mengalahkan Kerajaan Utara (Israel) pada tahun 722 SM dan menjadi ancaman
bagi Kerajaan Selatan (Yehuda). Mereka menjarah, menawan banyak penduduknya ke pembuangan
serta menindas dan membebani mereka dengan pajak yang berat (2 Raj.15:19-20, 29; 16:5-18; 17:1-
6; 18:7-21).

Hal-hal inilah yang membuat Allah begitu murka terhadap Niniwe, sehingga lewat Nabi Nahum Allah
meyampaikan penghakiman dan penghukuman terhadap Niniwe.

Konteks Bacaan

Pasal 1 dari kitab Nahum merupakan Mazmur yang menggambarkan kuasa Tuhan Allah dan
bagaimana Tuhan akan melepaskan Yehuda dari belenggu-belenggu pengaruh Asyur.

Ayat 2-8 menggambarkan sifat Allah yang cemburu dan pembalas, namun juga panjang sabar dan
besar kuasa. Hal ini bukan berarti bahwa Allah memiliki sifat yang plin-plan/tidak jelas, namun
menggambarkan bahwa Allah adalah pribadi yang penuh kasih tetapi tidak mentolerir segala bentuk
pelanggaran/dosa (ayat 3a).

Nabi Nahum menggunakan sejumlah gambaran yang lazim dalam PL untuk menggambarkan
kesabaran, kekuasaan, dan kemarahan Tuhan. Puting beliung dan badai adalah tanda kehadiran
Tuhan. Tuhan Allah berkuasa atas seluruh semesta (ayat 4-6) sehingga siapakah manusia yang
mampu bertahan dalam murka Allah? Murka Allah timbul atas orang-orang yang melakukan
kejahatan dan Tuhan akan menghancurkan musuh-musuh-Nya. Bangsa Asyur telah melakukan
kejahatan yang luar biasa sehingga Allah tidak lagi menyerukan mereka untuk bertobat, namun Allah
melalui Nabi Nahum langsung melakukan penghakiman dan penghukuman terhadap bangsa Asyur.

Dalam ayat 7-8 menyatakan bagiaman Allah itu baik dan penuh kasih kepada orang-orang yang
berlindung kepadaNya. Ia akan melindungi mereka terhadap musuh-musuh mereka.

Sama seperti bangsa Israel yang telah ditaklukkan dan ditindas oleh bangsa asyur, Tuhan tentu
melihat kesengsaraan dan ketidakadilan yang dirasakan oleh umat pilihanNya itu, sehingga Allah
menjanjikan bagi mereka kelepasan. Tentu ini menjadi kabar baik bagi Yehuda yang berada dibawah
dominasi Asyur. Yehuda tidak lagi dipaksa untuk membayar upeti sebagai jaminan agar tidak diserbu.
Tuhan akan menghabisi Asyur sama sekali (ayat 10), tidak ada lagi masa depan bagi Asyur (ayat 14).

Aplikasi

1. Anak-anak harus tahu bahwa Allah melihat setiap bentuk kejahatan/dosa yang kita lakukan
dan mendisiplinkan kita terhadap dosa dengan cara yang terkadang menyakitkan karena
Allah tidak kompromi dengan dosa. Bukan berarti Allah itu kejam, tetapi karena Allah mau
anak-anakNya hidup kudus.
2. Anak-anak tahu bahwa Tuhan mengetahui setiap kesulitan, kesedihan dan masalah yang kita
alami, dan Ia mau kita datang meminta perlindungan padaNYA. Jangan kita membalas
kejahatan dengan kejahatan, karena kita manusia tidak berhak untuk membalas, biarkan
Tuhan yang bertindak, anak-anak cukup berdoa dan tetap melakukan apa yang benar.
(PENTING! jelaskan pada anak-anak bahwa ini bukan berarti diam ketika mendapat bullyan,
dipukul, atau diperlakukan dengan tidak sopan. Ketika ada keadaan darurat yang
mengancam diri, bukan berarti tidak boleh membela diri. Dalam keadaan tertentu anak-anak
harus berani bicara dan melaporkan apa yang mereka alami kepada orangtua, guru, pengajar
PAR atau orang dewasa yang mereka percaya. yang dimaksud membalas di sini adalah
melakukan kejahatan/ dosa yang sama seperti yang orang lain lalukan pada kita.
DIHARAPKAN KAKAK2 PENGAJAR MENJELASKAN DENGAN BENAR KEPADA ANAK2 AGAR
ANAK-ANAK TIDAK SALAH MENGERTI)
3. Anak-anak harus tahu mengucap syukur atas apa yang Allah lakukan dalam hidup kita karena
semua yang Allah ijinkan terjadi mempunyai tujuan baik bagi kita.
4. Anak-anak mencontoh nabi Nahum yang berani menyatakan kebenaran kepada bangsa
Niniwe walaupun yang disampaikannya adalah berita penghukuman, dan juga
menyampaikan penghiburan bagi orang Yehuda yang saat itu ditindas oleh bangsa Asyur.

Anda mungkin juga menyukai