Manusia Praaksara
Manusia Praaksara
Ada beberapa jenis manusia purba yang ditemukan di Indonesia: Meganthropus paleojavanicus
Pithecanthropus mojokertensis Pithecanthropus erectus Pithecanthropus soloensis Homo soloensis
Homo wajakensis Homo floresiensis Quraish Shihab Menjawab Manusia-manusia purba yang ditemukan
di Indonesia kerap disebut sebagai Java man atau Manusia Jawa. Berikut penjelasannya: Meganthropus
Dikutip dari Manusia Purba di Indonesia (2019), Meganthropus pertama ditemukan oleh peneliti
kelahiran Jerman-Belanda, Gustav Heinrich Ralph von Koeningswald di Sangiran pada 1941. Fosil itu
dinamai "mega" karena ukurannya besar, paling besar dibanding fosil-fosil yang ditemukan sebelumnya.
Meganthtopus temuan von Koeningswald berasal dari masa Pleistosen awal (lapisan bawah).
Meganthropus atau kerap disebut Manusia Sangiran, adalah manusia purba tertua yang ditemukan di
Indonesia.
Fosil pertama Pithecanthropus ditemukan oleh Tjokrohandojo atau Andojo yang bekerja di bawah von
Koeningswald. Andojo menemukan fosil tengkorak anak-anak di Kepuhklagen, sebelah utara Mojokerto,
Jawa Timur. Andojo awalnya mengira tengkorak itu milik orangutan. Sehingga dinamai Pithecanthropus
atau manusia kera.
Namun von Koeningswald mengenali fosil itu sebagai tengkorak manusia purba. Fosil tersebut berasal
dari Pleistosen awal (lapisan bawah) dan dinamai Pithecanthropus mojokertensis. Jenis ini adalah
Pithecanthropus yang tertua. Berdasarkan umur lapisan tanah, yakni lapisan bawah dan tengah,
diperkirakan Pithecanthropus hidup antara 30.000 sampai 2 juta tahun lalu. Pithecanthropus hidup
secara berkelompok. Mereka berburu, menangkap ikan, dan mengumpulkan makanan (hunting and
food gathering). Pithecanthropus sudah menggunakan alat untuk mencari makan. Alatnya sangat
sederhana, yakni batu atau kayu yang ditemukan. Beberapa contoh alat dari batu yang digunakan
Pithecanthropus yakni kapak genggam, kapak perimbas, kapak penetak, pahat, genggam, dan alat-alat
perih.
Berikut ciri-ciri Pithecanthropus: Badan tegap, tapi tidak setegap Meganthropus Tinggi badannya sekitar
165-180 sentimeter Tulang rahang dan geraham kuat, bagian kening menonjol Hidung lebar dan tidak
berdagu Volume otak belum sempurna, kapasitasnya hanya 750-1.300 cc Tulang atap tengkorak tebal
dan berbentuk lonjong Organ pengunyah dan otot tengkuk sudah mengecil. Otot kunyah tidak sekuat
Meganthropus Makanannya masih kasar/mentah dengan sedikit pengolahan Makanannya bervariasi,
tumbuhan dan daging hewan buruan
Pithecanthropus erectus Pithecanthropus erectus ditemukan oleh Eugène Dubois pada 1890 di Trinil,
lembah di Bengawan Solo. Berdasarkan lapisan tanah tempat fosil ditemukan, diperkirakan
Pithecanthropus erectus hidup 1 juta-2 juta tahun yang lalu.
Fosil yang ditemukan saat itu berupa tulang rahang, bagian atas tengkorak, geraham, dan tulang kaki.
Setelah dikonstruksi, terlihat spesies seperti kera, namun berdiri tegak sehingga dinamai
Pithecanthropus erectus. Ciri-ciri Pithecanthropus erectus yakni: Berbadan tegap dengan alat
pengunyah yang kuat Tinggi badan berkisar 165-170 sentimeter dengan berat badan sekitar 100
kilogram Berjalan tegak Makanannya masih kasar dengan sedikit pengolahan
Pithecanthropus soloensis Fosil manusia purba ini ditemukan von Koeningswald dan Openorth di
Ngandong dan Sangiran, tepi Bengawan Solo antara 1931 sampai 1933.