Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Pengertian Praktik Kerja Lapangan


Praktik Kerja Lapangan (PKL) adalah sebuah program yang dilaksanakan
oleh seluruh Perguruan Tinggi di Indonesia, dimana mahasiswanya diharapkan
mampu menerapkan teori-teori yang telah diperoleh di kampus ke dunia industri.
Praktik Kerja Lapangan (PKL) merupakan hubungan antara teori yang didapat
selama perkuliahan dengan praktik yang terjadi pada dunia kerja. Selain itu,
Praktik Kerja Lapangan juga dapat memberikan pembelajaran lebih dini kepada
mahasiswa untuk menghadapi situasi kerja yang profesional sehingga nantinya
bisa menjadi bekal untuk memasuki dunia kerja yang sesungguhnya dalam
menghadapi tuntutan pekerjaan.
Seiring dengan perkembangan industri, kualitas lulusan perguruan tinggi
yang dibutuhkan oleh dunia kerja bukan hanya dilihat dari keterampilan hardskill-
nya saja, tetapi keterampilan softskill juga sangatlah dibutuhkan di dunia Industri.
Maka dari itu, program Praktik Kerja Lapangan (PKL) dapat menjadi wadah bagi
mahasiswa untuk mengembangkan softskill dalam dirinya guna meningkatkan
keahlian di bidang tertentu. Mengingat sulitnya untuk menghasilkan tenaga kerja
yang memiliki keahlian pada bidangnya maka banyak perguruan tinggi berusaha
untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusianya dengan cara mewajibkan
mahasiswanya mengikuti program Praktik Kerja Lapangan.
Politeknik Negeri Bali merupakan lembaga pendidikan tinggi vokasi yang
mengedepankan praktik yang diiringi dengan teori yang sesuai dengan
kebutuhan industri. Dimana perkuliahannya menerapkan praktik sesuai dengan
tuntutan industri sebesar 60% hingga 70% dan teori sebesar 30% hingga 40%
agar lulusannya mampu mengisi kebutuhan di dalam industri. Maka dengan itu,
mahasiswa Politeknik Negeri Bali khususnya untuk Program Diploma III
diwajibkan untuk mengikuti program Praktik Kerja Lapangan (PKL) dengan
sebaik-baiknya oleh seluruh mahasiswa agar dapat berkontribusi dalam
perkembangan teknologi serta lebih siap dalam menghadapi revolusi industri
yang lebih canggih dikemudian harinya. Praktik Kerja Lapangan (PKL) sebagai
salah satu program dalam mata kuliah yang wajib dilaksanakan oleh seluruh
mahasiswa Politeknik Negeri Bali. Dimana penyelesaian kegiatan PKL ini juga
merupakan bagian dari proses pembuatan proyek Tugas Akhir yang merupakan
salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Diploma III di Politeknik Negeri
Bali.
Dari hal di atas, maka penulis melakukan Praktek Kerja Lapangan sesuai
dengan waktu yang telah ditentukan oleh Jurusan Teknik Elektro. Penulis
melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di PT PLN (Persero) Unit
Pelayanan Pelaksanaan Pelanggan (UP3) Bali Selatan yang beralamat di Jl.P.B
Sudirman No. 2, Dauh Puri, Kecamatan Denpasar Barat, Kota Denpasar, Bali.
Dimana Praktik Kerja Lapangan ini berlangsung dari tanggal 8 Agustus 2022
sampai 31 Januari 2023.

1.2 Tujuan Praktik Kerja Lapangan


Adapun tujuan dari diadakannya Praktek Kerja Lapangan adalah sebagai
berikut :
1.1.1 Praktek Kerja Lapangan memberi kesempatan kepada mahasiswa
untuk mengenal dan mengetahui secara langsung tentang dunia kerja
yang sebenarnya sebagai salah satu penerapan disiplin dan
pengembangan karier. Ketika di lapangan melaksanakan praktek kerja,
mahasiswa dapat menilai tentang pengembangan dari ilmu yang
mereka miliki.
1.1.2 Agar Praktek Kerja Lapangan menjadi media pengaplikasian dari teori
yang diperoleh dari bangku kuliah ke tempat kerja.
1.1.3 Meningkatkan hubungan kerjasama antara perguruan tinggi dengan
instansi. Praktek Kerja Lapangan dapat menjadi media promosi
lembaga terhadap institusi kerja. Kualitas lembaga perguruan tinggi
dapat terukur dari kualitas para mahasiswa yang melaksanakan
praktek kerja lapangan tersebut. Selain itu praktek kerja lapangan juga
dapat membantu institusi kerja untuk mendapatkan tenaga kerja
akademis yang sesuai dengan kebutuhan tenaga kerja yang
dimilikinya.
1.1.4 Mempelajari dan memahami kondisi objektif secara nyata tentang
perusahaan/industri.
1.1.5 Mampu memperoleh pengetahuan tentang manajemen perusahaan/
industri.
1.1.6 Memperoleh pengetahuan tentang pembagian tugas (Job Description)
semua pihak yang terkait dalam perusahaan/industri.
1.1.7 Lebih dapat memahami konsep-konsep non-akademis di dunia kerja.
Praktek kerja lapangan akan memberikan pendidikan berupa etika
kerja, disiplin, kerja keras, profesionalitas, dan lain-lain.
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN

2.1 Gambaran Umum Perusahaan/Instansi


2.1.1 Sejarah PT PLN (Persero) Distribusi Bali
Sebelum Perang Dunia II, perusahaan listrik kolonial Belanda di
Denpasar bernama N.V Electriciteit Bali Lombok (N.V Ebalom Denpasar)
dibangun pada tahun 1927 dan beroperasi pada tahun 1928. Perusahaan
dipimpin oleh seorang warga negara Belanda bernama L de Yong yang
berkedudukan di Banjar Gemeh, Denpasar.
Ketika Perang Dunia II pecah, Jepang menang atas Sekutu (salah
satunya Belanda), sehingga Jepang mengambil alih wilayah Sekutu,
termasuk Indonesia. Ketika pasukan Jepang tiba di Indonesia, orang
Belanda yang saat itu berada di Denpasar melarikan diri dari Indonesia,
termasuk pemimpin N.V. Evalom Denpasar (L de Yong) yang melarikan diri
ke Australia. Saat itu Belanda menyerahkan kekuasaan N.V. Evalom
Denpasar kepada B.O.W. (sekarang disebut dengan Dinas Pekerjaan
Umum), kemudian dipimpin oleh I Ketut Mandra (ketua B.O.W.).
Jepang memasuki Bali pada Desember 1942 dan mengambil alih
perusahaan listrik N.V Ebalom Denpasar dan menggantinya menjadi
Nipon Hatsudeng yang dipimpin oleh Kawaguci. Di akhir Perang Dunia II
pada tahun 1945, Jepang kalah perang atas Sekutu dan meninggalkan
Indonesia termasuk Denpasar serta menyerahkan perusahaan listrik Nipon
Hatsudeng kepada P.U yang saat itu dipimpin oleh I Ketut Mandra.
Usai Perang Dunia II sekitar tahun 1946, Tentara Sekutu yang
diwakili Inggris memasuki Bali disusul dengan pendaratan Tentara Gajah
Merah Belanda di pantai Sanur pada tanggal 2 Maret 1946. Beberapa hari
kemudian perusahaan listrik dikuasai kembali oleh Belanda serta dijaga
oleh Tentara Belanda. L de Yong yang didatangkan dari Australia ke
Denpasar, kembali memimpin perusahaan yang diganti kembali menjadi
N.V Ebalom. Setelah pemerintah Belanda menyerahkan kedaulatan kepada
Pemerintah Republik Indonesia bulan Desember 1949, NV Ebalom tetap
dikuasai oleh Belanda sampai saat-saat terakhir penguasaan Belanda. N.V
Ebalom Denpasar dipimpin antara lain oleh L de Yong, J. de Hart, Kwee The
Tjong, Renould, J.J. Welter, Shoorincha, dan lain-lain.
Sekitar tahun 1956–1957 N.V Ebalom Denpasar dinasionalisasi oleh
Pemerintah Republik Indonesia. Namanya diganti menjadi Perusahaan
Listrik Negara (PLN) Eksploitasi IX Cabang 4 Denpasar dan ditempatkan di
bawah pengawasan/pembinaan Kantor Besar PLN Surabaya, yang
kemudian kantor Besar Surabaya berganti sebutan menjadi Kantor PLN
Exploitasi X Surabaya. Kemudian dalam perkembangannya, tanggal 4 Mei
1965 di Denpasar diresmikan berdirinya Kantor PLN Exploitasi VIII Nusra
yang membawahi semua unit atau cabang PLN yang ada di seluruh Nusa
Tenggara termasuk yang ada di Bali, termasuk Perusahaan Listrik Negara
Eksploitasi IX Cabang Denpasar yang sebelumnya berada di bawah Kantor
PLN Exploitasi X Surabaya, dimana semenjak saat itu Kantor PLN Exploitasi
IX Cabang Denpasar berlokasi di Jl. P.B. Sudirman-Lingkungan Br. Gemeh,
Denpasar, hingga kini.
Pada tahun 1994 Perusahaan Umum Listrik Negara berubah status
menjadi PT PLN (Persero) dengan akta notaris: 169 tanggal 30 Juli 1994.
Dalam tahap restrukturisasi PLN selanjutnya menjadi Surat Keputusan
Direksi PT PLN (Persero) Nomor: 32.K/010/DIR/2001, PT PLN (Persero) Unit
Bisnis Bali, NTB, dan NTT. Perkembangan selanjutnya adalah berdasarkan
Surat Keputusan Direksi Nomor: 199.K/010/DIR/2002 tentang perubahan
keputusan Direksi PT PLN (Persero) Nomor: 089.K/010/DIR/2002 maka PT
PLN (Persero) Unit Bisnis Bali, NTB, dan NTT ditetapkan menjadi PT PLN
(Persero) Distribusi Bali. PT PLN (Persero) Wilayah Bali berubah menjadi PT
PLN (Persero) Distribusi Bali dengan Keputusan Direksi PT PLN (Persero)
Nomor: 120.K/010/DIR/2002 tanggal 27 Agustus 2002. Setelah melewati
perjalanan panjang, akhirnya pada tanggal 12 Desember 2008, PLN
Distribusi Bali mendeklarasikan Pelayanan Kelas Dunia (World Class
Services) sebagai komitmen PLN dalam memberikan pelayanan terbaik
kepada pelanggan di Pulau Dewata.
Dalam operasional PT PLN (Persero) Distribusi Bali secara garis besar
terdapat 4 unit pelaksana yakni sebagai berikut :
1) Satu Unit Pelaksana Pengatur Distribusi (UP2D).
2) Tiga Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) yaitu : UP3 Bali
Selatan, UP3 Bali Timur dan UP3 Bali Utara
2.1.2 Makna Logo Perusahaan
a. Logo Perusahaan
Bentuk warna dan makna lambang Perusahaan resmi yang
digunakan adalah sesuai yang tercantum pada Lampiran Surat
Keputusan Direksi Perusahaan Umum Listrik Negara No. : 031/DIR/76
Tanggal: 1 Juni 1976, mengenai Pembakuan Lambang Perusahaan
Umum Listrik Negara.

b. Elemen-elemen Logo Perusahaan

2.1.3 Visi, Misi, Moto dan Tata Nilai PT PLN (Persero)

2.1.4 Perkembangan Perusahaan PT PLN (Persero) UP3 Bali Selatan

2.1.5 Data Aset PT PLN (Persero) UP3 Bali Selatan

2.1.6 Lokasi Perusahaan PT PLN (Persero) UP3 Bali Selatan

2.2 Struktur Organisasi


2.2.1 Struktur Organisasi PT PLN (Persero) UP3 Bali Selatan
2.2.2 Deskripsi Tugas dan Wewenang
2.3 Kesehatan dan Keselamatan Kerja Lingkungan
BAB III
PEMELIHARAAN PREVENTIF KUBIKEL TEGANGAN MENENGAN PADA
GARDU DISTRIBUSI DS0986 PENYULANG BELANJONG

3.1 Latar Belakang


PT PLN (Persero) Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) Bali Selatan
sebagai unit

3.2 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan Laporan PKL dengan judul Pemeliharaan
Preventif Kubikel Tegangan Menengah pada Gardu Distribusi DS0986
Penyulang Belanjong antara lain:
1. Untuk mengetahui alasan dilakukannya pemeliharaan kubikel secara
preventif.
2. Untuk mengetahui bagaimana Langkah-langkah dari pemeliharaan
kubikel pelanggan tegangan menengah sesuai dengan SOP/IK.
3. Untuk mengetahui ada atau tidaknya kendala pada saat pemeliharaan
kubikel.

3.3 Tinjauan Pustaka

Anda mungkin juga menyukai