Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Pengertian Praktik Kerja Lapangan


Praktik Kerja Lapangan (PKL) adalah sebuah program yang dilaksanakan
oleh seluruh Perguruan Tinggi di Indonesia, dimana mahasiswanya diharapkan
mampu menerapkan teori-teori yang telah diperoleh di kampus ke dunia industri.
Praktik Kerja Lapangan (PKL) merupakan hubungan antara teori yang didapat
selama perkuliahan dengan praktik yang terjadi pada dunia kerja. Selain itu,
Praktik Kerja Lapangan juga dapat memberikan pembelajaran lebih dini kepada
mahasiswa untuk menghadapi situasi kerja yang profesional sehingga nantinya
bisa menjadi bekal untuk memasuki dunia kerja yang sesungguhnya dalam
menghadapi tuntutan pekerjaan.
Seiring dengan perkembangan industri, kualitas lulusan perguruan tinggi
yang dibutuhkan oleh dunia kerja bukan hanya dilihat dari keterampilan hardskill-
nya saja, tetapi keterampilan softskill juga sangatlah dibutuhkan di dunia Industri.
Maka dari itu, program Praktik Kerja Lapangan (PKL) dapat menjadi wadah bagi
mahasiswa untuk mengembangkan softskill dalam dirinya guna meningkatkan
keahlian di bidang tertentu. Mengingat sulitnya untuk menghasilkan tenaga kerja
yang memiliki keahlian pada bidangnya maka banyak perguruan tinggi berusaha
untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusianya dengan cara mewajibkan
mahasiswanya mengikuti program Praktik Kerja Lapangan.
Politeknik Negeri Bali merupakan lembaga pendidikan tinggi vokasi yang
mengedepankan praktik yang diiringi dengan teori yang sesuai dengan
kebutuhan industri. Dimana perkuliahannya menerapkan praktik sesuai dengan
tuntutan industri sebesar 60% hingga 70% dan teori sebesar 30% hingga 40%
agar lulusannya mampu mengisi kebutuhan di dalam industri. Maka dengan itu,
mahasiswa Politeknik Negeri Bali khususnya untuk Program Diploma III
diwajibkan untuk mengikuti program Praktik Kerja Lapangan (PKL) dengan
sebaik-baiknya oleh seluruh mahasiswa agar dapat berkontribusi dalam
perkembangan teknologi serta lebih siap dalam menghadapi revolusi industri
yang lebih canggih dikemudian harinya. Praktik Kerja Lapangan (PKL) sebagai
salah satu program dalam mata kuliah yang wajib dilaksanakan oleh seluruh
mahasiswa Politeknik Negeri Bali. Dimana penyelesaian kegiatan PKL ini juga
merupakan bagian dari proses pembuatan proyek Tugas Akhir yang merupakan
salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Diploma III di Politeknik Negeri
Bali.
Dari hal di atas, maka penulis melakukan Praktek Kerja Lapangan sesuai
dengan waktu yang telah ditentukan oleh Jurusan Teknik Elektro. Penulis
melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di PT PLN (Persero) Unit
Pelayanan Pelaksanaan Pelanggan (UP3) Bali Selatan yang beralamat di Jl.P.B
Sudirman No. 2, Dauh Puri, Kecamatan Denpasar Barat, Kota Denpasar, Bali.
Dimana Praktik Kerja Lapangan ini berlangsung dari tanggal 8 Agustus 2022
sampai 31 Januari 2023.

1.2 Tujuan Praktik Kerja Lapangan


Adapun tujuan dari diadakannya Praktek Kerja Lapangan adalah sebagai
berikut :
1.1.1 Praktek Kerja Lapangan memberi kesempatan kepada mahasiswa
untuk mengenal dan mengetahui secara langsung tentang dunia kerja
yang sebenarnya sebagai salah satu penerapan disiplin dan
pengembangan karier. Ketika di lapangan melaksanakan praktek kerja,
mahasiswa dapat menilai tentang pengembangan dari ilmu yang
mereka miliki.
1.1.2 Agar Praktek Kerja Lapangan menjadi media pengaplikasian dari teori
yang diperoleh dari bangku kuliah ke tempat kerja.
1.1.3 Meningkatkan hubungan kerjasama antara perguruan tinggi dengan
instansi. Praktek Kerja Lapangan dapat menjadi media promosi
lembaga terhadap institusi kerja. Kualitas lembaga perguruan tinggi
dapat terukur dari kualitas para mahasiswa yang melaksanakan
praktek kerja lapangan tersebut. Selain itu praktek kerja lapangan juga
dapat membantu institusi kerja untuk mendapatkan tenaga kerja
akademis yang sesuai dengan kebutuhan tenaga kerja yang
dimilikinya.
1.1.4 Mempelajari dan memahami kondisi objektif secara nyata tentang
perusahaan/industri.
1.1.5 Mampu memperoleh pengetahuan tentang manajemen perusahaan/
industri.
1.1.6 Memperoleh pengetahuan tentang pembagian tugas (Job Description)
semua pihak yang terkait dalam perusahaan/industri.
1.1.7 Lebih dapat memahami konsep-konsep non-akademis di dunia kerja.
Praktek kerja lapangan akan memberikan pendidikan berupa etika
kerja, disiplin, kerja keras, profesionalitas, dan lain-lain.
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN

2.1 Gambaran Umum Perusahaan/Instansi


2.1.1 Sejarah PT PLN (Persero) Distribusi Bali
Sebelum Perang Dunia II, perusahaan listrik kolonial Belanda di
Denpasar bernama N.V Electriciteit Bali Lombok (N.V Ebalom Denpasar)
dibangun pada tahun 1927 dan beroperasi pada tahun 1928. Perusahaan
dipimpin oleh seorang warga negara Belanda bernama L de Yong yang
berkedudukan di Banjar Gemeh, Denpasar.
Ketika Perang Dunia II pecah, Jepang menang atas Sekutu (salah
satunya Belanda), sehingga Jepang mengambil alih wilayah Sekutu,
termasuk Indonesia. Ketika pasukan Jepang tiba di Indonesia, orang
Belanda yang saat itu berada di Denpasar melarikan diri dari Indonesia,
termasuk pemimpin N.V. Evalom Denpasar (L de Yong) yang melarikan diri
ke Australia. Saat itu Belanda menyerahkan kekuasaan N.V. Evalom
Denpasar kepada B.O.W. (sekarang disebut dengan Dinas Pekerjaan
Umum), kemudian dipimpin oleh I Ketut Mandra (ketua B.O.W.).
Jepang memasuki Bali pada Desember 1942 dan mengambil alih
perusahaan listrik N.V Ebalom Denpasar dan menggantinya menjadi
Nipon Hatsudeng yang dipimpin oleh Kawaguci. Di akhir Perang Dunia II
pada tahun 1945, Jepang kalah perang atas Sekutu dan meninggalkan
Indonesia termasuk Denpasar serta menyerahkan perusahaan listrik Nipon
Hatsudeng kepada P.U yang saat itu dipimpin oleh I Ketut Mandra.
Usai Perang Dunia II sekitar tahun 1946, Tentara Sekutu yang
diwakili Inggris memasuki Bali disusul dengan pendaratan Tentara Gajah
Merah Belanda di pantai Sanur pada tanggal 2 Maret 1946. Beberapa hari
kemudian perusahaan listrik dikuasai kembali oleh Belanda serta dijaga
oleh Tentara Belanda. L de Yong yang didatangkan dari Australia ke
Denpasar, kembali memimpin perusahaan yang diganti kembali menjadi
N.V Ebalom. Setelah pemerintah Belanda menyerahkan kedaulatan kepada
Pemerintah Republik Indonesia bulan Desember 1949, NV Ebalom tetap
dikuasai oleh Belanda sampai saat-saat terakhir penguasaan Belanda. N.V
Ebalom Denpasar dipimpin antara lain oleh L de Yong, J. de Hart, Kwee The
Tjong, Renould, J.J. Welter, Shoorincha, dan lain-lain.
Sekitar tahun 1956–1957 N.V Ebalom Denpasar dinasionalisasi oleh
Pemerintah Republik Indonesia. Namanya diganti menjadi Perusahaan
Listrik Negara (PLN) Eksploitasi IX Cabang 4 Denpasar dan ditempatkan di
bawah pengawasan/pembinaan Kantor Besar PLN Surabaya, yang
kemudian kantor Besar Surabaya berganti sebutan menjadi Kantor PLN
Exploitasi X Surabaya. Kemudian dalam perkembangannya, tanggal 4 Mei
1965 di Denpasar diresmikan berdirinya Kantor PLN Exploitasi VIII Nusra
yang membawahi semua unit atau cabang PLN yang ada di seluruh Nusa
Tenggara termasuk yang ada di Bali, termasuk Perusahaan Listrik Negara
Eksploitasi IX Cabang Denpasar yang sebelumnya berada di bawah Kantor
PLN Exploitasi X Surabaya, dimana semenjak saat itu Kantor PLN Exploitasi
IX Cabang Denpasar berlokasi di Jl. P.B. Sudirman-Lingkungan Br. Gemeh,
Denpasar, hingga kini.
Pada tahun 1994 Perusahaan Umum Listrik Negara berubah status
menjadi PT PLN (Persero) dengan akta notaris: 169 tanggal 30 Juli 1994.
Dalam tahap restrukturisasi PLN selanjutnya menjadi Surat Keputusan
Direksi PT PLN (Persero) Nomor: 32.K/010/DIR/2001, PT PLN (Persero) Unit
Bisnis Bali, NTB, dan NTT. Perkembangan selanjutnya adalah berdasarkan
Surat Keputusan Direksi Nomor: 199.K/010/DIR/2002 tentang perubahan
keputusan Direksi PT PLN (Persero) Nomor: 089.K/010/DIR/2002 maka PT
PLN (Persero) Unit Bisnis Bali, NTB, dan NTT ditetapkan menjadi PT PLN
(Persero) Distribusi Bali. PT PLN (Persero) Wilayah Bali berubah menjadi PT
PLN (Persero) Distribusi Bali dengan Keputusan Direksi PT PLN (Persero)
Nomor: 120.K/010/DIR/2002 tanggal 27 Agustus 2002. Setelah melewati
perjalanan panjang, akhirnya pada tanggal 12 Desember 2008, PLN
Distribusi Bali mendeklarasikan Pelayanan Kelas Dunia (World Class
Services) sebagai komitmen PLN dalam memberikan pelayanan terbaik
kepada pelanggan di Pulau Dewata.
Dalam operasional PT PLN (Persero) Distribusi Bali secara garis besar
terdapat 4 unit pelaksana yakni sebagai berikut :
1) Satu Unit Pelaksana Pengatur Distribusi (UP2D).
2) Tiga Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) yaitu : UP3 Bali
Selatan, UP3 Bali Timur dan UP3 Bali Utara.
2.1.2 Makna Logo Perusahaan
a. Logo Perusahaan

Gambar 2.1 Logo PLN

Bentuk warna dan makna lambang Perusahaan resmi yang


digunakan adalah sesuai yang tercantum pada Lampiran Surat
Keputusan Direksi Perusahaan Umum Listrik Negara No. : 031/DIR/76
Tanggal: 1 Juni 1976, mengenai Pembakuan Lambang Perusahaan
Umum Listrik Negara.

b. Elemen-elemen Logo Perusahaan


1. Bidang Persegi Berwarna Kuning

Gambar 2.2 Bidang


Persegi Berwarna Kuning

Menjadi bidang dasar bagi elemen-elemen lambang lainnya,


melambangkan bahwa PT PLN (Persero) merupakan wadah atau
organisasi yang terorganisir dengan sempurna. Berwarna kuning
untuk menggambarkan pencerahan, seperti yang diharapkan PLN
bahwa listrik mampu menciptakan pencerahan bagi kehidupan
masyarakat. Kuning juga melambangkan semangat yang menyala-
nyala yang dimiliki tiap insan yang berkarya di perusahaan ini.
2. Petir atau Kilat

Gambar 2.3 Petir atau Kilat

Melambangkan tenaga listrik yang terkandung di dalamnya


sebagai produk jasa utama yang dihasilkan oleh perusahaan. Selain
itu petir pun mengartikan kerja cepat dan tepat para insan PT PLN
(Persero) dalam memberikan solusi terbaik bagi para
pelanggannya. Warnanya yang merah melambangkan kedewasaan
PLN sebagai perusahaan listrik pertama di Indonesia dan
kedinamisan gerak laju perusahaan beserta tiap insan perusahaan
serta keberanian dalam menghadapi tantangan perkembangan
zaman.

3. Tiga Gelombang

Gambar 2.4 Tiga Gelombang

Memiliki arti gaya rambat energi listrik yang dialirkan oleh tiga
bidang usaha utama yang digeluti perusahaan yaitu pembangkitan,
penyaluran dan distribusi yang seiring sejalan dengan kerja keras
para insan PT PLN (Persero) guna memberikan layanan terbaik
bagi pelanggannya. Diberi warna biru untuk menampilkan kesan
konstan (sesuatu yang tetap) seperti halnya listrik yang tetap
diperlukan dalam kehidupan manusia. Di samping itu biru juga
melambangkan keandalan yang dimiliki insan-insan perusahaan
dalam memberikan layanan terbaik bagi para pelanggannya.

4. Tulisan PLN

Gambar 2.5 Tulisan PLN

Tulisan PLN ini memiliki arti sebagai identitas atau nama


perusahaan. Adapun kepanjangan dari singkatan PLN adalah
Perusahaan Listrik Negara, dari nama tersebut kita dapat
mengetahui bahwa PLN merupakan perusahaan milik negara yang
beroperasi di bidang kelistrikan.

2.1.3 Visi, Misi, Motto dan Tata Nilai PT PLN (Persero)


a. Visi
Menjadi Perusahaan Listrik Terkemuka se-Asia Tenggara dan #1
Pilihan Pelanggan untuk Solusi Energi.
b. Misi
1) Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang terkait,
berorientasi pada kepuasan pelanggan, anggota perusahaan
dan pemegang saham.
2) Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan
kualitas kehidupan masyarakat.
3) Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan
ekonomi.
4) Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan.
c. Motto
Listrik untuk Kehidupan yang Lebih Baik
d. Tata Nilai
Tata Nilai PLN adalah AKHLAK. AKHLAK merupakan akronim dari:
1. Amanah : Memegang teguh kepercayaan yang diberikan
2. Kompeten : Terus belajar dan mengembangkan kapabilitas
3. Harmonis : Saling peduli dan menghargai perbedaan
4. Loyal : Berdedikasi dan mengutamakan kepentingan
bangsa dan negara
5. Adaptif : Terus berinovasi dan antusias dalam
menggerakkan ataupun menghadapi perubahan
6. Kolaboratif : Membangun kerjasama yang sinergis

2.1.4 Profil PT PLN (Persero) UP3 Bali Selatan

Gambar 2.6 PT PLN (Persero) UP3 Bali Selatan

Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) Bali Selatan didirikan


pada tahun 1993. Sejak saat itu UP3 Bali Selatan terus berkembang dan
berusaha dalam meningkatkan layanan dan kualitas listrik bagi pelanggan di
area Bali Selatan. UP3 Bali Selatan juga memberikan peran penting dalam
memastikan bahwa masyarakat memiliki akses yang baik dan terjangkau
terhadap listrik yang stabil serta berkualitas.
PT PLN (Persero) UP3 Bali Selatan mencakupi wilayah kerja di ULP
Tabanan, ULP Mengwi, ULP Denpasar, ULP Sanur, serta ULP Kuta. UP3
Bali Selatan bertanggung jawab untuk melakukan distribusi listrik di wilayah
Bali Selatan, termasuk pemeliharaan jaringan distribusi, menjaga kualitas
dan ketersediaan listrik, serta memastikan pelanggan menerima layanan
kelistrikan dengan baik. Untuk mencapai tujuannya, UP3 Bali selatan
melakukan berbagai upaya seperti memperkuat jaringan distribusinya,
meningkatkan efisiensi operasional dan memperkenalkan berbagai inovasi
serta teknologi dalam meningkatkan kualitas layanan.
PT PLN (Persero) UP3 Bali Selatan, terdapat bagian Operasi
Pemeliharaan Jaringan atau disingkat dengan OPHARJAR yang memiliki
tugas untuk melakukan operasi dan pemeliharaan jaringan untuk
memastikan bahwa listrik yang diterima oleh pelanggan sudah tepat
sasaran. OPHARJAR bertanggung jawab untuk melakukan tugas-tugas
seperti memantau dan mengendalikan jaringan distribusi listrik, melakukan
investigasi dan memastikan bahwa jaringan distribusi beroperasi dengan
baik.

Gambar 2.7 Gedung OPHARJAR UP3 Bali Selatan

OPHARJAR UP3 Bali Selatan bertanggung jawab untuk menangani


berbagai tugas dan tanggung jawab dalam menyediakan layanan kelistrikan
yang berkualitas kepada pelanggan. Adapun cakupan tugas dari
OPHARJAR meliputi :
1. Memonitoring Pengendalian Jaringan yaitu melakukan pemantauan
dan pengendalian jaringan distribusi listrik untuk memastikan bahwa
fisik yang diterima pelanggan stabil dan berkualitas
2. Investigasi dan Penanganan Gangguan yaitu melakukan investigasi
dan penanganan gangguan listrik untuk memastikan bahwa
pelanggan dapat menikmati layanan listrik stabil dan berkualitas
3. Pemeliharaan Jaringan yaitu melakukan pemeliharaan rutin jaringan
distribusi listrik untuk memastikan bahwa jaringan beroperasi
dengan baik dan memenuhi standar kualitas yang ditentukan
4. Pelayanan Terpadu yaitu menyediakan pelayanan terpadu bagi
pelanggan untuk memastikan bahwa pelanggan dapat menikmati
layanan listrik yang baik dan tepat waktu.
5. Peningkatan Kualitas Layanan yaitu berkontribusi dalam
peningkatan kualitas pelayanan bagi pelanggan dengan melakukan
tugas dan tanggung jawab baik dengan baik dan efisiensi.
Keseluruhan aset yang dimiliki oleh PT PLN (Persero) UP3 Bali
Selatan pada bulan Desember 2022 dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 2.1 Data Aset UP3 Bali Selatan per Desember 2022
Sumber : Data Pengusahaan PT PLN (Persero) UP3 Bali Selatan Desember 2022

No. Jenis Aset Jumlah


Gardu Induk
1 11 GI
(GI)
Ʃ Gardu Hubung 28 GH
Gardu Hubung
2 Ʃ Incoming GH 69 Penyulang
(GH)
Ʃ Outgoing GH 161 Penyulang
Ʃ Gardu Distribusi 7.968 Unit
Gardu Distribusi Ʃ Daya Trafo Distibusi 1.321.800 kVA
3
(GD) Ratio Ʃ Daya Trafo / Ʃ
355.9 kVA/kms
Panj. Penyulang
Ʃ LBS 549 Unit
Ʃ Recloser 142 Unit
4 Switching
Ratio Ʃ Panj. Penyulang /
5.36 kms/Unit
Ʃ Key Point (LBS + Rec)
Ʃ Penyulang 264 Penyulang
Panjang SUTM 1.642.706 kms
5 Jaringan TM Panjang SKUTM 811.084 kms
Panjang SKTM 1.260.106 kms
Ʃ Panjang JTM 3.713.896 kms
Ʃ Panjang Jaringan TR 5.445.848 kms
6 Jaringan TR Ʃ Jurusan Gardu 15.321 Jurusan
Ʃ Ratio Panj. TR / Ʃ Jur. 0.36 kms/Jur
Ʃ Pelanggan 844.216 Plg
Ʃ Prabayar 544.199 Plg
7 Pelanggan
Ʃ Pascabayar 290.017 Plg
Ʃ Daya Tersambung 2.847.439.768 VA

PT PLN (Persero) UP3 Bali Selatan dibagi atas 5 Unit Layanan


Pelanggan (ULP). ULP berperan dalam membantu pelayanan kepada
pelanggan dan pelayanan terkait jaringan listrik dengan ruang lingkup lebih
kecil di masing-masing area. Berikut merupakan data aset dari ULP yang
berada di bawah PT PLN (Persero) UP3 Bali Selatan.
Gambar 2.8 Data Aset ULP area Bali Selatan per Desember 2022
Sumber : Data Pengusahaan PT PLN (Persero) UP3 Bali Selatan Desember 2022

2.1.5 Lokasi Perusahaan PT PLN (Persero) UP3 Bali Selatan


Penulis melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di PT PLN
(Persero) Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) Bali Selatan yang
beralamat di Jalan P.B. Sudirman No. 2, Dauh Puri, Kecamatan Denpasar
Barat, Kota Denpasar, Bali.

Gambar 2.9 Lokasi UP3 Bali Selatan

2.2 Struktur Organisasi


2.2.1 Struktur Organisasi PT PLN (Persero) UP3 Bali Selatan
Gambar 2.10 Struktur Organisasi UP3 Bali Selatan
2.2.2 Deskripsi Tugas
Sumberdan
: PTWewenang
PLN (Persero) UP3 Bali Selatan
a. Manajer Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan
1. Menyiapkan dan menyusun konsep kebijakan teknis sesuai
dengan target.
2. Menganalisa sasaran kerja dari setiap unit berdasarkan target
perusahaan dengan pedoman ketentuan dari pusat.
3. Berkoordinasi dengan setiap manajer mengenai target dan
pekerjaan.
4. Mengendalikan kegiatan pemeliharaan dan usaha
penanganan pencurian tenaga listrik.
5. Memeriksa bukti pengiriman uang penjualan rekening ke bank
PLN pusat mengecek hasil pencatatan stand meter untuk
kebenaran pelaksanaan.
6. Mengevaluasi data statistic mengenai perkembangan
penjualan ataupun anggaran perusahaan.
7. Melaksanakan tugas kedinasan sesuai dengan kewajiban dan
tanggung jawab pokoknya.
8. Membuat laporan berkala sesuai dengan tugasnya.
b. Bagian Perencanaan
1. Menganalisis dan menelaah rencana kerja perusahaan.
2. Menyusun rencana pengembangan perusahaan.
3. Mengolah dan membina sistem manajemen mutu.
4. Menyusun, membahas, dan menelaah Rencana Kerja
Anggaran (RKA) proyek induk tahunan.
5. Bersama dengan bagian lainnya melakukan survei untuk
menentukan kebutuhan peralatan dan anggaran.
6. Menyusun rencana usulan untuk pertimbangan perusahaan.
7. Menganalisa laporan pelaksanaan tugas seluruh unit kerja.
8. Merencanakan dan mengelola kegitan pembebasan lahan.
9. Menyusun rencana kegiatan pemeliharaan yang nantinya di
serahkan ke bagian jaringan.
c. Bagian Jaringan
1. Melaksanakan kegiatan proyek dengan fungsi sebagai
pendelegasian wakil pemilik (owner) dari proyek induk.
2. Menyusun basic communication dengan pihak pengguna jasa
dan setiap pihak terkait.
3. Mengevaluasi rekomendasi penyempurnaan pekerjaan proyek
dari pihak jasa manajemen konstruksi untuk proses
amandemen dengan pihak konstruksi.
d. Bagian Konstruksi
1. Menyusun, melaksanakan, dan mengevaluasi secara
keseluruhan pengendalian pembangunan agar pelaksanaan
pembangunan dapat dilaksanakan secara tepat waktu, biaya,
dan mutu.
2. Merumuskan dan mengevaluasi kinerja serta sosialisasi
penerapannya.
3. Melakukan koordinasi kegiatan pelaksanaan administrasi
Teknik yang meliputi administrasi, tenaga asing, kontrak, dan
pembayaran.
4. Menyusun rancana kerja staff sesuai dengan rencana kerja
proyek induk.
5. Melakukan koordinasi kegiatan pengadaan dan pengendalian
sarana kerja.
e. Bagian Transaksi Energi Listrik
1. Melakukan koordinasi pengawasan dan pengendalian Teknik
dan administrasi unit jasa manajemen kontruksi.
2. Mengevaluasi rekomendasi penyempurnaan kegiatan proyek
dari pihak jasa manajemen kontruksi untuk proses
kesepakatan dan pihak kontruksi.
3. Menyusun basic communication dengan pihak pengguna jasa
setiap pihak terkait.
4. Menugaskan pengawas mutu, tertib biaya, dan ketepatan
waktu pelaksanaan proyek setiap pihak pelaksana kontruksi
dan pihak jasa manajemen kontruksi.
f. Bagian Pemasaran dan Pelayanan Pelanggan
1. Memonitor pemeliharaan data Arsip Induk Langganan / AIL.
2. Mengevaluasi Surat Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik
(SPJBTL) sesuai ketentuan yang berlaku.
3. Mengevaluasi proses administrasi pelanggan.
4. Mengevaluasi dan mengendalikan piutang pelanggan.
5. Mengevaluasi data pendapatan.
6. Mengevaluasi data piutang pelanggan (DPP) yang akurat dan
terbaru.
7. Melakukan evalusai proses pemutusan sementara, bongkar
rampung. piutang ragu-ragu dan usulan penghapusan
piutang.
8. Mensupervisi dan memastikan proses bisnis pelayanan sesuai
dengan ketentuan.
9. Mengevaluasi kebutuhan dan penyerapan anggaran
Pelayanan dan Administrasi sesuai dengan RKAP (Rencana
Kerja Anggaran Perusahaan).
10. Menyusun strategi pengembangan pelayanan pelanggan dan
peningkatan pendapatan.
g. Bagian Keuangan dan Umum
1. Bertanggung jawab atas koordinasi dan pengendalian fungsi
kepegawaian, kesekretariatan, logistic, dan pencapaian target
HOP (Hari Orang Pelatihan), tertib administrasi, tertib waktu,
dan tertib biaya untuk meningkatkan kinerja SDM.
2. Bertanggung jawab atas perencanaan, pengelolaan dan
pengendalian penyelenggaraan kegiatan bidang anggaran
keuangan, pengawasan pendapatan dan akuntansi sehingga
memenuhi target pengendalian keuangan unit.
3. Menyusun, melaksanakan, mengevalusi kegiatan pendanaan,
penganggaran, dan perencanaan pembayaran terkait dengan
progres pembangunan.
h. Bagian Pelaksana Pengadaan
1. Menganalisis secara mendalam mengenai pengadaan barang
dan jasa yang akan dilakukan.
2. Menyusun jadwal pelaksanaan pengadaan barang atau jasa,
finalisasi dokumen pelelangan, dan memahami penyusunan
estimasi biaya.
3. Melakukan proses pengumuman atau undangan kepada
penyedia barang atau jasa.
4. Memberikan penjelasan pengadaan, serta melakukan
evaluasi terhadap dokumen penawaran.
i. Bagian Pelaksana K3L
1. Memastikan kegiatan pemeliharaan, operasi maupun
kontruksi berjalan sesuai dengan SOP dan dengan APD.
2. Memastikan ketersediaan Alat Pelindung Diri atau APD.
3. Membatu kegiatan pengawasan pelaksanaan pekerjaan di
lapangan.
4. Berhak menghentikan kegiatan proyek bila terjadi
pelanggaran SOP atau penggunaan APD.
5. Meninjau kegiatan kalibrasi APD agar aman digunakan.

2.3 Kesehatan dan Keselamatan Kerja Lingkungan


K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) merupakan segala upaya atau
kegiatan untuk menjamin dan melindungi keselamatan dan kesehatan tenaga
kerja melalui upaya pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja.
Peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan K3 adalah Undang-
undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja. Tujuan utama program
Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah untuk mencapai zero accident.
Adapun Keselamatan dan Kesehatan Kerja harus diterapkan untuk
memberikan perlindungan kepada tenaga kerja atau orang yang terlibat terhadap
terjadinya kecelakaan kerja, Penyakit Akibat Kerja (PAK) atau Penyakit Akibat
Hubungan Kerja (PAHK), mencegah dan mengurangi kemungkinan terjadinya
kerusakan/kerugian pada peralatan, sumber produksi dan lingkungan, menjamin
sumber-sumber produksi dan peralatan kerja yang berada di tempat kerja dapat
digunakan, dirawat dan dipelihara secara aman dan efisien, pemberian P3K
sebagai langkah pertolongan awal dalam penanggulangan kecelakaan yang
terjadi. Terdapat beberapa hal yang perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya
kecelakaan di tempat kerja :
a. Menghilangkan/mengurangi “Unsafe Act” dari semua personil yang
terlibat
b. Menghilangkan/menguransi “Unsafe Condition” di semua tempat kerja
c. Membuat dan menerapkan Standing Operation Procedure (SOP)
bagi semua jenis pekerjaan yang mengandung potensi bahaya
d. Melakukan Identifikasi Bahaya dan Penilaian Resiko terhadap semua
jenis pekerjaan yang dilakukan
e. Menugaskan personal yang berkompetensi sesuai dengan jenis
pekerjaan
f. Menunjuk/menetapkan “Pengawas” dalam setiap pekerjaan
g. Menyediakan peralatan kerja, material dan alat pelindung diri (APD)
yang sesuai dengan standar
h. Memasang Lock Out Tag Out (LOTO) / Rambu pada saat
melakukan pekerjaan
Keselamatan Ketenagalistrikan (K2) merupakan segala upaya atau langkah-
langkah pengamanan instalasi tenaga listrik dan pengamanan tenaga listrik untuk
mewujudkan kondisi andal bagi instalasi dan kondisi aman dari bahaya bagi
manusia, serta kondisi ramah lingkungan di sekitar instalasi tenaga listrik.
Peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan K2 adalah Undang-
undang No. 30 tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan. K2 lebih mengacu pada
keselamatan tenaga kerja, masyarakat umum, lingkungan, dan instalasi
kelistrikan yang terlibat ataupun yang berada disekitarnya, hal tersebut tertuang
pada keempat pilarnya yaitu:
a. Keselamatan Kerja: perlindungan terhadap pegawai dan bukan pegawai
yang terlibat dalam suatu pekerjaan dengan memberikan perlindungan,
pencegahan terhadap kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
b. Keselamatan Umum: upaya mewujudkan kondisi aman bagi masyarakat
umum, sekitar instalasi, pelanggan ataupun tamu dari bahaya dengan
memberikan perlindungan dan pencegahan terjadinya kecelakaan pada
masyarakat umum.
c. Keselamatan Lingkungan: upaya mewujudkan kondisi lingkungan dari
instalasi dengan memberikan perlindungan terhadap lingkungan sekitar
instalasi dengan melakukan pencegahan terhadap pencemaran dan
kerusakan lingkungan.
d. Keselamatan Instalasi: perlindungan terhadap instalasi penyediaan
tenaga listrik dengan melakukan pencegahan terhadap kerusakan
instalasi, kebakaran dan lain sebagainya

Implementasi K3 di lingkungan kerja dapat terwujud dengan penerapan Sistem


Manajemen K3 (SMK3) adalah bagian dari sistem manajemen perusahaan secara
keseluruhan dalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna
terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif. Penerapan SMK3 bertujuan
untuk mengurangi atau mencegah kecelakaan yang mengakibatkan cedera atau kerugian
materi. Safety culture merupakan produk nilai-nilai individu dan kelompok, sikap,
persepsi, kompetensi, dan pola perilaku yang menentukan komitmennya, serta gaya dan
kemahiran, dari manajemen keselamatan dan kesehatan suatu organisasi.
BAB III
PEMELIHARAAN DUA TAHUNAN KUBIKEL PELANGGAN PADA GARDU
DISTRIBUSI AS0016 PENYULANG BLUSUNG

3.1 Latar Belakang


Dengan perkembangan zaman, konsumsi energi listrik di masyarakat
semakin meningkat sedangkan masyakarat sebagai konsumen energi listrik juga
bertambah jumlahnya dan menuntut mutu serta kualitas pelayanan energi listrik
dengan baik. PLN sebagai penyalur energi listrik yang utama di Indonesia, terus
berusaha untuk meningkatkan mutu dan kualitas dalam penyaluran listrik agar
pelanggan merasa puas akan pelayanan yang diberikan. Penyaluran listrik PLN
ke konsumen melalui beberapa tahapan sistem antara lain dimulai dari sistem
pembangkit, sistem transmisi, sistem distribusi dan terakhir ke konsumen.
Sistem distribusi sangat berperan penting dalam menyaluran energi listrik ke
pelanggan. Dalam penyaluran energi listrik terkadang terjadi adanya gangguan,
terutama pada jaringan Tegangan Menengah atau pada jaringan 20 kV. Adanya
gangguan pada sistem distribusi tersebut biasanya terjadi pada kubikel 20 kV
dan dampak yang disebabkan oleh gangguan pada kubikel sangat
mempengaruhi kualitas dalam penyaluran energi listrik.
Kubikel merupakan seperangkat alat kelistrikan yang berfungsi sebagai
pembagi, pemutus, pengontrol, penghubung dan proteksi pada Gardu Distribusi.
Gangguan yang terjadi pada kubikel disebabkan oleh berbagai hal seperti,
korosi, adanya binatang yang masuk ke dalam kubikel, dan lain sebagainya.
Dengan gangguan tersebut, akan mengakibatkan adanya hubung singkat pada
sistem distribusi yang berdampak langsung ke pelanggan serta kerusakan pada
komponen kubikel. Untuk meminimalisir gangguan tersebut maka perlu dilakukan
pemeliharaan pada gardu.
Pemeliharaan gardu distribusi bertujuan untuk mengatasi kerusakan pada
peralatan gardu distribusi agar peralatan dapat bekerja dengan baik. Disamping
itu pemeliharaan juga bermaksud untuk mengurangi potensi penyebab gangguan
pada kubikel. Sebelum melakukan pemeliharaan, perlu dilakukannya kegiatan
inspeksi untuk mengetahui keadaan peralatan pada kubikel dan kondisi gardu
apakah perlu dipeliharan atau tidak. Ketika pada saat inspeksi ada peralatan
kubikel yang terdeteksi dapat menyebabkan gangguan maka harus segera
ditindaklanjuti sesuai dengan SOP PLN agar tidak merusak komponen-
komponen lain dari kubikel.
Karena hal tersebut, penulis ingin mengangkat laporan Praktik Kerja
Lapangan dengan judul “PEMELIHARAAN DUA TAHUNAN KUBIKEL
PELANGGAN PADA GARDU DISTRIBUSI AS0016 PENYULANG BLUSUNG”.

3.2 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan Laporan PKL dengan judul Pemeliharaan Dua
Tahunan Kubikel Pelanggan pada Gardu Distribusi AS0016 Penyulang Blusung
antara lain:
1. Untuk mengetahui langkah-langkah dari pemeliharaan kubikel pelanggan
sesuai dengan SOP/IK.
2. Untuk mengetahui kendala apa saja yang ada pada saat pemeliharaan
berlangsung
3. Untuk mengetahui berapa tahanan pentahanan dan arus bocor dan
membandingkan hasilnya dengan syarat ketentuan PLN.

3.3 Tinjauan Pustaka


3.3.1. Sistem Distribusi Tenaga Listrik
Sistem distribusi tenaga listrik merupakan bagian dari sistem tenaga
listrik. Sistem distribusi ini berguna untuk menyalurkan tenaga listrik dari
sumber daya listrik besar (bulk power source) sampai ke konsumen. Jadi,
fungsi sistem distribusi tenaga listrik adalah untuk pembagian atau
penyaluran tenaga listrik ke beberapa tempat konsumen. Selain itu, juga
merupakan subsistem tenaga listrik yang langsung berhubungan dengan
pelanggan, karena catu daya pada pusat-pusat beban (konsumen) dilayani
langsung melalui jaringan distribusi.
Tenaga listrik yang dihasilkan oleh pembangkit listrik besar dengan
tegangan dari 11 kV sampai 24 kV dinaikkan tegangannya oleh gardu induk
dengan trafo penaik tegangan menjadi 70 kV ,154 kV, 220 kV atau 500 kV
kemudian disalurkan melalui saluran transmisi. Tujuan menaikkan tegangan
ialah untuk memperkecil kerugian daya listrik pada saluran transmisi, dimana
kerugian daya adalah sebanding dengan kuadrat arus yang mengalir dan
resistansi pada saluran (I2R). Dengan daya yang sama bila nilai
tegangannya diperbesar, maka arus yang mengalir semakin kecil sehingga
kerugian daya juga akan kecil pula.
Dari saluran transmisi, tegangan diturunkan lagi menjadi 20 kV
dengan transformator penurun tegangan pada gardu induk distribusi,
kemudian dengan sistem tegangan tersebut penyaluran tenaga listrik
dilakukan oleh saluran distribusi primer. Dari saluran distribusi primer inilah
gardu-gardu distribusi mengambil tegangan untuk diturunkan tegangannya
dengan trafo distribusi menjadi sistem tegangan rendah, yaitu 220/380 Volt.
Selanjutnya disalurkan oleh saluran distribusi sekunder ke konsumen-
konsumen. Dengan ini jelas bahwa sistem distribusi merupakan bagian yang
penting dalam sistem tenaga listrik secara keseluruhan.

3.3.2. Gardu Distribudi


Gardu distribusi tenaga listrik adalah suatu bangunan gardu listrik
yang dipasok dengan tegangan menengah 20 kV dari saluran kabel
tegangan menengah atau saluran udara tegangan menengah. Berisi atau
terdiri dari instalasi Perlengkapan Hubung Bagi Tegangan Menengah (PHB-
TM), Transformator Distribusi (TD) dan Perlengkapan Hubung Bagi
Tegangan Rendah (PHB-TR) untuk memasok kebutuhan tenaga listrik bagi
para pelanggan baik dengan Tegangan Menengah (TM 20 kV) maupun
Tegangan Rendah (TR 230/400). Secara garis besar gardu distribusi terdiri
dari berbagai macam gardu antara lain.

a. Gardu Hubung
Gardu Hubung disingkat GH atau Switching Subtation adalah
gardu yang berfungsi sebagai sarana manuver pengendali beban
listrik jika terjadi gangguan aliran listrik, program pelaksanaan
pemeliharaan atau untuk mempertahankan kountinuitas pelayanan.
Gardu Hubung adalah gardu yang ditujukan untuk memudahkan
manuver pembebanan dari satu penyulang ke penyulang lain yang
dapat dilengkapi/tidak dilengkapi RTU (Remote Terminal Unit). Untuk
fasilitas ini lazimnya dilengkapi fasilitas DC Supply dari Trafo
Distribusi pemakaian sendiri atau Trafo distribusi untuk umum yang
diletakkan dalam satu kesatuan.

Gambar 3.1 Gardu Hubung


Sumber : Dokumen Pribadi,2022

Instalasi Gardu Hubung terdiri dari rangkaian saklar beban (Load Break
switch – LBS) atau pemutus tenaga yang terhubung paralel. Gardu Hubung
juga dapat dilengkapi sarana pemutus tenaga pembatas beban pelanggan
khusus Tegangan Menengah. Pada ruang dalam Gardu Hubung dapat
dilengkapi dengan ruang untuk Gardu Distribusi yang terpisah dan ruang
untuk sarana pelayanan kontrol jarak jauh. Ruang untuk sarana pelayanan
kontrol jarak jauh dapat berada pada ruang yang sama dengan ruang Gardu
Hubung, namun terpisah dengan ruang Gardu Distribusinya.

b. Gardu Beton
Seluruh komponen utama instalasi yaitu transformator dan peralatan
switching/proteksi, terangkai didalam bangunan sipil yang dirancang,
dibangun dan difungsikan dengan konstruksi pasangan batu dan beton
(masonrywall building). Konstruksi ini dimaksudkan untuk pemenuhan
persyaratan terbaik bagi keselamatan ketenagalistrikan
Gambar 3.2 Gardu Beton DS0986
Sumber : Dokumen Pribadi,2022

c. Gardu Kios
Gardu tipe ini adalah bangunan prefabricated terbuat dari konstruksi
baja, fiberglass atau kombinasinya, yang dapat dirangkai di lokasi rencana
pembangunan gardu distribusi. Terdapat beberapa jenis konstruksi, yaitu
Kios Kompak, Kios Modular, dan Kios Bertingkat.

Gambar 3.3 Gardu Kios


d. Gardu Cantol

e. Gardu Portal

f. Gardu Pelanggan Umum

g. Gardu Pelanggan Khusus

3.3.3. Kubikel
3.3.4. Jenis kubikel
3.3.5. Komponen kubikel
3.3.6.

Anda mungkin juga menyukai