Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

PENGUKURAN, PENILAAN, DAN EVALUASI CAPAIAN


PEMBELAJARAN IPS DI KELAS VII SMP NEGERI 1 AMLAPURA

OLEH
IDA AYU KARTIKA PRADNYANITI NILA ISWARI
NIM. 2229091010

PENDIDIKAN IPS
PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
SINGARAJA
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia-Nya saya dapat
membuat makalah berjudul “Pengukuran, Penilaan, dan Evaluasi Capaian
Pembelajaran IPS di Kelas VII SMP Negeri 1 Amlapura”. Dalam kesempatan ini
penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada Bapak atau Ibu dosen yang
telah membimbing penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik,
karena dengan terbuatnya makalah ini, bukanlah semata-mata menyusun kalimat
atau materi yang diperoleh akan tetapi bisa memberikan wawasan tentang materi.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu
penulis harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Singaraja, 27 Juni 2023


Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i


DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii

BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................... 2
1.3 Tujuan.......................................................................................................... 2

BAB II ..................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN ..................................................................................................... 3
2.1 Pengukuran Capaian Pembelajaran IPS Kelas VII di SMP Negeri 1
Amlapura ..................................................................................................... 3
2.2 Penilaian Capaian Pembelajaran IPS Kelas VII di SMP Negeri 1 Amlapura
..................................................................................................................... 7
2.3 Evaluasi Capaian Pembelajaran IPS Kelas VII di SMP Negeri 1 Amlapura
................................................................................................................... 13

BAB III ................................................................................................................. 16


PENUTUP ............................................................................................................. 16
3.1 Simpulan.................................................................................................... 16

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 17

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Capaian Pembelajaran (CP) merupakan kompetensi pembelajaran yang
harus dicapai peserta didik pada setiap fase perkembangan. Berdasarkan aturan
pada kurikulum merdeka dalam Nursa’ban (2021), jenjang SMP atau sederajat
termasuk dalam fase D. Pada CP kelas VII, peserta didik diharapkan mampu
menganalisis isu pemberdayaan masyarakat untuk ikut memberikan kontribusi
yang positif terhadap lingkungan sekitarnya. Peserta didik pada kelas VII
diharapkan dapat mengeksplorasi kondisi sosial lingkungan sekitar. Peserta didik
juga diminta untuk mengurutkan peristiwa sejarah dalam kerangka kronologis dan
menghubungkan dengan kondisi saat ini. Peserta didik pada tahap ini mampu
membuat karya atau melakukan aksi sosial yang relevan di lingkungan keluarga
dan masyarakat terdekat, kemudian melakukan refleksi dari setiap proses yang
sudah dilakukan. Capaian Pembelajaran (CP) IPS kelas VII merupakan perpaduan
materi dari Geografi, Ekonomi, Sejarah dan Sosiologi yang terintegrasi sebagai
pemahaman dan keterampilan.
Untuk mengetahui ketercapaian kompetensi pembelajaran maka perlu
dilakukan pengukuran, penilaian, dan evaluasi pembelajaran. Secara konsepsional
istilah-istilah tersebut sebenarnya berbeda satu sama lain, meskipun mempunyai
keterkaitan yang sangat erat. Menurut Febrianti (2022) Pengukuran (measurement)
adalah suatu proses untuk menentukan kuantitas dari peserta didik, starategi
pembelajaran, sarana prasana sekolah dan sebagainya. Penilaian (assesment) adalah
suatu proses atau kegiatan yang sistematis dan berkesinambungan untuk
mengumpulkan informasi tentang proses dan hasil belajar peserta didik dalam
rangka membuat keputusan-keputusan berdasarkan kriteria dan pertimbangan
tertentu. Sedangkan evaluasi adalah suatu proses yang sistematis dan berkelanjutan
untuk menentukan kualitas dari sesuatu, berdasarkan pertimbangan dan kriteria
tertentu dalam rangka mengambil suatu keputusan.

1
Dengan demikian, tujuan dari makalah ini untuk mengetahui pengukuran,
penilaian, dan evaluasi capaian pembelajaran IPS kelas VII di SMP Negeri 1
Amlapura

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana pengukuran capaian pembelajaran IPS kelas VII di SMP
Negeri 1 Amlapura?
2. Bagaimana penilaian capaian pembelajaran IPS kelas VII di SMP Negeri
1 Amlapura?
3. Bagaimana evaluasi capaian pembelajaran IPS kelas VII di SMP Negeri 1
Amlapura?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengukuran capaian pembelajaran IPS kelas VII di SMP
Negeri 1 Amlapura.
2. Mengetahui penilaian capaian pembelajaran IPS kelas VII di SMP Negeri
1 Amlapura.
3. Mengetahui evaluasi capaian pembelajaran IPS kelas VII di SMP Negeri
1 Amlapura.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengukuran Capaian Pembelajaran IPS Kelas VII di SMP Negeri 1


Amlapura
Karakteristik IPS adalah perilaku sosial, ekonomi, dan budaya manusia di
masyarakat dalam konteks ruang dan waktu yang mengalami perubahan. Oleh
karena itu, masyarakat menjadi sumber utama IPS. Capaian Pembelajaran (CP)
merupakan kompetensi pembelajaran yang harus dicapai peserta didik. Kriteria
ketercapaian pembelajaran berfungsi untuk merefleksikan proses pembelajaran dan
mendiagnosis tingkat penguasaan kompetensi peserta didik agar pendidik dapat
memperbaiki proses pembelajaran dan atau memberikan intervensi pembelajaran
yang sesuai kepada peserta didik. Perlu ditekankan bahwa materi-materi
pembelajaran hanya kendaraan menuju capaian pembelajaran. Artinya proses
pembelajaran tidak berfokus utama pada penyelesaian materi, tapi lebih kepada
ketercapaian kompetensi.
Penyelenggara pendidikan mempunyai peluang untuk mengembangkan
materi secara mandiri. Pembahasan materi pembelajaran tidak disampaikan secara
terpisah antara Geografi, Ekonomi, Sejarah, Sosiologi, namun harus terintegrasi
sehingga pelajar mendapatkan pemahaman dan keterampilan yang utuh yang sesuai
dengan karakteristik pembelajaran abad ke-21. Adapun elemen serta ruang lingkup
capaian pembelajaran IPS di SMP berdasarkan BSKAP RI Nomor 003 Tahun 2022
sebagai berikut:
a. Pemahaman konsep
Mata pelajaran IPS terkait dengan pandangan bahwa IPS sebagai
materi pembelajaran yang berkaitan dengan fakta, konsep, prosedur, dan
metakognisi, maka cakupan capaian pembelajaran dalam elemen ini
adalah:
1) Keruangan dan konektivitas antar ruang dan waktu
Materi ini berkaitan dengan pemahaman terhadap kondisi sosial
dan lingkungan alam serta kesejarahan dalam konteks lokal dan
regional, nasional, hingga global. Selain itu, materi ini juga terkait

3
dengan pembelajaran tentang kondisi geografis Indonesia dan
pengaruhnya terhadap aktivitas sosial, ekonomi, dan politik.
Mempelajari konektivitas dan interaksi tersebut mengasah
kemampuan berpikir kritis pelajar memahami efek sebab dan akibat.
2) Perkembangan masyarakat Indonesia dari masa pra aksara, kerajaan,
kolonial, awal kemerdekaan sampai dengan sekarang
Selain pengetahuan mengenai perkembangan kehidupan
masyarakat Indonesia, bagian ini menjadi sarana untuk merefleksikan
kondisi kehidupan masyarakat dari masa pra aksara, Hindu, Budha,
Islam, kolonialisme hingga kemerdekaan untuk memunculkan
semangat kebangsaan. Materi ini juga menjadi sarana mengasah
kesadaran untuk berpikir dari berbagai perspektif berdasarkan
perbedaan historis, geografis, ekonomi, sosial dan budaya, serta
menggunakan pengetahuan tersebut untuk kehidupan masa depan
yang berkelanjutan.
3) Interaksi, Sosialisasi, institusi sosial, dan dinamika sosial
Materi ini berkaitan dengan pembentukan identitas diri,
merefleksikan keberadaan diri di tengah keberagaman dan kelompok
yang berbeda-beda, serta mempelajari dan menjalankan peran sebagai
warga Indonesia dan bagian dari warga dunia ditinjau secara
sosiologis, historis, geografis, maupun sebagai pelaku ekonomi.
Peserta didik mempelajari tentang interaksi dan institusi sosial,
peluang dan tantangannya untuk mewujudkan pembangunan
keberlanjutan bagi kemaslahatan manusia dan bumi.
4) Kegiatan manusia dalam memenuhi kebutuhannya dan berteknologi
di era global
Materi ini berkaitan tentang peran diri, masyarakat serta negara
dalam memenuhi kebutuhan bersama. Peserta didik menganalisis
sejarah manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Menganalisis
faktor-faktor penyebab kelangkaan, permintaan, penawaran, harga
pasar, serta inflasi. Mengidentifikasi peran lembaga keuangan, nilai,
serta fungsi uang. Mendeskripsikan pengelolaan, sumber-sumber

4
pendapatan dan pengeluaran keuangan keluarga, perusahaan serta
negara. Mengidentifikasi hak dan kewajiban dalam jasa keuangan.
Ruang lingkup ini menjadi salah satu ruang untuk peserta berlatih
membangun kesadaran dan memberikan kontribusi ke masyarakat
untuk memenuhi kebutuhan hidup di tingkat lokal namun dalam
perspektif global.
b. Keterampilan Proses
Keterampilan Proses merupakan keseluruhan keterampilan ilmiah
yang terarah (baik kognitif maupun psikomotor) yang dapat digunakan
untuk menemukan suatu konsep, prinsip, atau teori untuk mengembangkan
konsep yang telah ada sebelumnya, ataupun untuk melakukan
penyangkalan terhadap suatu penemuan. Pendekatan Keterampilan Proses
merupakan pendekatan pembelajaran yang menekankan pada proses
belajar, aktivitas, dan kreativitas peserta didik dalam memperoleh
pengetahuan, nilai dan sikap, serta menerapkannya dalam kehidupan
sehari-hari. Peserta didik perlu mengasah keterampilan berpikirnya
sehingga pembelajaran yang dialaminya bermakna. Hal ini hanya bisa
terjadi ketika peserta didik terlibat penuh dalam pembelajarannya. Adapun
capaian pembelajaran keterampilan proses berdasarkan BSKAP RI Nomor
003 Tahun 2022 dijabarkan di bawah ini:
1) Mengamati
Peserta didik melakukan kegiatan yang dilaksanakan secara
sengaja dan terencana dengan maksud untuk mendapat informasi dari
hasil pengamatan. Pengamatan bisa dilakukan langsung atau
menggunakan instrumen lain.
2) Menanya
Peserta didik menyusun pertanyaan tentang hal-hal yang ingin
diketahuinya dan masalah apa yang ditemukan. Pada tahap ini ia juga
menghubungkan pengetahuan yang dimiliki dengan pengetahuan baru
yang akan dipelajari sehingga bisa menjelaskan permasalahan yang
sedang diselidiki dengan rumus 5W 1H (apa, siapa, kapan, di mana,

5
mengapa, dan bagaimana), dan memperkirakan apa yang akan terjadi
berdasarkan jawaban atas pertanyaan.
3) Mengumpulkan Informasi
Peserta didik penyusunan langkah-langkah untuk
mengumpulkan informasi melalui studi pustaka, studi dokumen,
wawancara, observasi, kuesioner, dan teknik pengumpulan informasi
lainnya.
4) Mengorganisasikan Informasi
Peserta didik memilih, mengolah dan menganalisis informasi
yang diperoleh. Proses analisis informasi dilakukan dengan cara
verifikasi, interpretasi, dan triangulasi informasi.
5) Menarik Kesimpulan
Peserta didik menjawab, mengukur dan mendeskripsikan serta
menjelaskan permasalahan yang ada dengan memenuhi prosedur dan
tahapan yang ditetapkan.
6) Mengomunikasikan
Peserta didik mengungkapkan seluruh hasil tahapan di atas
secara lisan dan tulisan dalam bentuk media digital dan non-digital.
Peserta didik lalu mengomunikasikan hasil temuannya dengan
mempublikasikan hasil laporan dalam bentuk presentasi digital dan
atau non digital, dan sebagainya.
7) Merefleksikan dan Merencanakan Proyek Lanjutan Secara
Kolaboratif
8) Peserta didik mampu mengevaluasi pengalaman belajar yang telah
dilalui dan diharapkan dapat merencanakan proyek lanjutan dengan
melibatkan lintas mata pelajaran secara kolaboratif.

6
2.2 Penilaian Capaian Pembelajaran IPS Kelas VII di SMP Negeri 1
Amlapura
Penilaian merupakan kegiatan yang bertujuan untuk memperoleh,
menganalisis, menafsirkan proses dan hasil belajar peserta didik secara sistematis.
Penilaian tersebut dapat digunakan untuk mengetahui tingkat keberhasilan
pencapaian kompetensi, proses pembelajaran, tingkat kesulitan belajar peserta
didik, dan penentuan tindak lanjut pembelajaran. Penilaian pembelajaran IPS
memakai pendekatan penilaian autentik (Authentic Assesment) untuk menilai
kesiapan peserta didik, proses, dan hasil belajar secara utuh. Hasil penilaian tersebut
dapat dimanfaatkan dalam merencanakan program perbaikan (remedial),
pengayaan (Enrichment), layanan konseling, dan sebagai landasan untuk
memperbaiki proses pembelajaran selanjutnya (Nursa’ban, 2021).
Penilaian kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan dilakukan
menggunakan teknik dan instrumen penilaian. Berikut merupakan penjabaran
teknik dan instrumen penilaian dari masing-masing kompetensi:
a. Penilaian kompetensi sikap
Teknik penilaian kompetensi sikap dapat berupa observasi, penilaian
diri, dan penilaian antar teman. Kegiatan ini bisa dilakukan oleh guru mata
pelajaran, wali kelas, dan guru bimbingan konseling (BK) yang ditulis
dalam buku jurnal. Jurnal berisi catatan kejadian tertentu dan informasi
lain yang relevan.
1) Observasi
Instrumen dalam observasi yaitu lembar observasi atau jurnal.
Lembar observasi berisi catatan perilaku peserta didik berdasarkan
pengamatan oleh guru mata pelajaran, wali kelas, dan guru bimbingan
konseling selama satu semester. Setiap catatan berisi deskripsi
perilaku peserta didik yang dilengkapi dengan waktu dan tempat
pengamatan tersebut.
Jika terjadi perubahan sikap peserta didik dari yang kurang baik
menjadi baik maka dalam jurnal harus ditulis bahwa sikap peserta
didik tersebut telah baik atau bahkan sangat baik. Hal yang dicatat
dalam jurnal bisa berupa sikap kurang baik, baik, maupun sangat baik,

7
serta perkembangan perubahan sikap peserta didik. Berikut
merupakan lembar observasi penilaian sikap peserta didik selama satu
semester:
No Tanggal Nama Siswa Catatan Perilaku Butir Sikap

Beberapa hal yang diperhatikan dalam pelaksanaan penilaian


sikap menggunakan teknik observasi:
a) Jurnal penilaian sikap ditulis oleh guru mata pelajaran, wali kelas,
dan guru BK selama satu semester.
b) Penilaian oleh wali kelas dapat menggunakan 1 (satu) jurnal
untuk satu kelas yang menjadi tanggung-jawabnya. Penilaian
oleh guru mata pelajaran dapat menggunakan 1 (satu) jurnal
untuk setiap kelas yang diajarnya, dan penilaian oleh guru BK
dapat menggunakan 1 (satu) jurnal untuk setiap kelas di bawah
bimbingannya.
c) Penilaian perkembangan sikap sipritual dan sikap sosial peserta
didik bisa dicatat dalam satu jurnal yang sama atau dalam 2 (dua)
jurnal berbeda.
d) Peserta didik yang dicatat dalam jurnal adalah peserta didik yang
menunjukkan perilaku yang sangat baik maupun kurang baik
secara alami.
e) Pencatatan jurnal dilakukan dengan segera seperti ketika wali
kelas, guru mata pelajaran, maupun guru BK menyaksikan atau
memperoleh informasi terpercaya mengenai perilaku peserta
didik.
f) Jika peserta didik pernah menunjukkan sikap kurang baik tetapi
selama satu semester tersebut menunjukan perkembangan ke arah
sikap baik, maka sikap baik tersebut juga dicatat dalam jurnal.

8
g) Guru mata pelajaran dan guru BK merangkum catatan jurnal
perkembangan sikap spiritual dan sikap sosial setiap peserta didik
dan menyerahkannya kepada wali kelas untuk diolah lebih lanjut.
2) Penilaian Diri (Self Assesment)
Penilaian diri merupakan teknik penilaian terhadap diri sendiri
oleh peserta didik dengan mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan
sikap peserta didik dalam berperilaku. Teknik penilaian ini digunakan
untuk menumbuhkan nilai-nilai kejujuran dan meningkatkan
kemampuan refleksi diri peserta didik. Satu tabel penilaian diri dapat
digunakan untuk penilaian sikap spiritual dan sikap sosial. Berikut
merupakan contoh lembar penilaian diri menggunakan Likert Scale.
No Pernyataan Skala
1 2 3 4
1 Saya berdoa sebelum melakukan kegiatan
2 Saya melaksanakan ibadah tepat waktu
3 Saya berani mengakui kesalahan jika
memang bersalah
4 Saya mengumpulkan tugas sesuai jadwal
yang diberikan
5 Saya mengembalikan barang yang saya
pinjam dalam kondisi baik
Keterangan:
1 = sangat jarang
2 = jarang
3 = sering
4 = selalu
3) Penilaian Antar Teman
Penilaian antar teman adalah teknik penilaian yang dilakukan
peserta didik terhadap peserta didik yang lain mengenai sikap/perilaku
peserta didik. Penilaian antar teman dapat digunakan untuk
menumbuhkan nilai kejujuran, tenggang rasa, dan saling menghargai.
Satu lembar penilaian diri dapat digunakan untuk penilaian sikap

9
spiritual dan sikap sosial. Berikut merupakan contoh lembar penilaian
antar teman menggunakan Likert Scale.
No Pernyataan Skala
1 2 3 4
1 Teman saya berkata jujur kepada orang lain
2 Teman saya mengerjakan ulangan dengan
jujur
3 Teman saya mentaati tata tertib sekolah
4 ………
Keterangan:
1 = sangat jarang
2 = jarang
3 = sering
4 = selalu
b. Penilaian Kompetensi Pengetahuan
1) Pengertian Penilaian
Pengetahuan Penilaian pengetahuan merupakan penilaian yang
dilakukan untuk mengetahui kemampuan peserta didik berkaitan
dengan penguasaan pengetahuan faktual, konseptual, maupun
prosedural serta kecakapan berpikir tingkat rendah hingga tinggi.
Guru dapat memilih teknik penilaian yang disesuaikan dengan
karakteristik kompetensi yang akan dinilai. Penilaian diawali dengan
perencanaan pada saat menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP). Hasil penilaian pengetahuan yang dilakukan selama dan
setelah proses pembelajaran dinyatakan dalam bentuk angka dengan
rentang 0-100.
2) Teknik Penilaian Pengetahuan
Teknik penilaian pengetahuan yang akan digunakan dapat
disesuaikan dengan karakteristik masing-masing Kompetensi Dasar
(KD). Teknik penilaian pengetahuan yang sering digunakan yaitu tes
tertulis, tes lisan, dan penugasan. Berikut merupakan penjabaran dari
berbagai teknik penilaian pengetahuan.

10
Teknik Bentuk Instrumen Tujuan
Tes Pilihan ganda, benar Mengetahui kemampuan
tertulis salah, menjodohkan, penguasaan pengetahuan
isian atau melengkapi, peserta didik dalam proses
dan uraian. pembelajaran.
Tes lisan Tanya jawab Mengetahui pemahaman
peserta didik sebagai dasar
perbaikan proses
pembelajaran
Penugasan Tugas individu dan Memfasilitasi penguasaan
kelompok pengetahuan peserta didik
selama proses pembelajaran.
c. Penilaian Keterampilan
1) Pengertian Penilaian
Penilaian keterampilan dilakukan untuk mengetahui
kemampuan peserta didik dalam menerapkan pengetahuan yang telah
diperoleh untuk melakukan tugas tertentu sesuai dengan indikator
pencapaian kompetensi. Penilaian ini dapat dilakukan dengan
berbagai teknik, seperti penilaian kinerja dan penilaian proyek.
2) Teknik Penilaian
a) Penilaian Kinerja
Penilaian diberikan dengan memperhatikan aspek proses
dan produk. Guru menetapkan bobot pemberian skor yang
berbeda antara satu aspek dan aspek yang lainnya dengan
memperhatikan karakteristik kompetensi yang dinilai. Berikut
adalah contoh tabel penilaian kinerja.
No Aspek yang dinilai Skala
0 1 2 3 4
1 Merencanakan pengamatan
2 Melakukan pengamatan
3 Membuat laporan
Total skor:

11
b) Penilaian Proyek
Penilaian proyek merupakan kegiatan yang bertujuan untuk
mengetahui kemampuan peserta didik dalam
mengimplementasikan pengetahuannya melalui penyelesaian
suatu tugas dalam waktu tertentu. Penilaian ini dapat digunakan
untuk mengukur satu maupun beberapa Kompetensi Dasar (KD)
dalam satu atau beberapa mata pelajaran. Kegiatan yang
dilakukan dimulai dengan perencanaan, pengumpulan,
pengorganisasian, pengolahan, penyajian, dan pelaporan.
Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam penilaian
proyek, yaitu:
1) Pengelolaan Kemampuan peserta didik untuk menentukan
tema atau topik, mengumpulkan informasi, pengolahan data,
dan penulisan laporan.
2) Relevansi Tema yang dipilih sesuai dengan Kompetensi
Dasar (KD).
3) Keaslian Laporan atau produk yang dibuat peserta didik
merupakan hasil karyanya.
4) Inovasi dan Kreativitas Terdapat unsur-unsur kebaruan dan
berbeda pada produk yang dihasilkan peserta didik.
Berikut adalah contoh tabel penilaian proyek.
No Pernyataan Skala
1 2 3 4
1 Kemampuan peserta didik dalam
merencanakan
2 Kemampuan menggambar poster
3 Kemampuan penyampaian peta
konsep berdasarkan poster yang
digambar
4 Kemampuan mempresentasikan isi
poster
Total skor:

12
Ketiga aspek penilaian tersebut diatas menjadi sumber informasi atau data
bagi pendidik untuk mengetahui sejauh mana tujuan pembelajaran telah tercapai
dan sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan tindak lanjut penyesuaian
pembelajaran sesuai kondisi peserta didik. Penilaian itu sendiri dilakukan dengan
cara menganalisis dan menafsirkan data pada hasil pengukuran pada capaian
kompetensi siswa yang dilaksanakan secara sistematis, terstruktur dan saling
berkesinambungan sehingga hal tersebut menjadi informasi yang bermakna dalam
pengambilan keputusan.
Berdasarkan penilaian hasil belajar IPS siswa SMP Negeri 1 Amlapura
menunjukkan bahwa secara garis besar hasil pembelajaran IPS belum mencapai
standar pengukuran capaian pembelajaran IPS secara maksimal. Oleh karena itu,
diperlukan analisis berkaitan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi hal
tersebut, salah satunya yaitu dilihat dari metode yang diterapkan dan gaya belajar
yang dimiliki masing-masing siswa. Berkaitan dengan pembelajaran IPS yang
membutuhkan pemahaman materi yang cukup luas dan umumnya dikenal cukup
sulit bagi siswa, maka diperlukan tipe gaya belajar yang tepat yang sesuai dengan
metode pembelajaran yang diterapkan.

2.3 Evaluasi Capaian Pembelajaran IPS Kelas VII di SMP Negeri 1 Amlapura
Setiap kegiatan pembelajaran membutuhkan evaluasi untuk mengetahui
apakah kegiatan yang berlangsung sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Evaluasi
adalah pengambilan keputusan berdasarkan hasil pengukuran dan standar kriteria
capaian pembelajaran. Sehingga pengukuran dan evaluasi adalah dua kegiatan yang
harus dilakukan secara berkesinambungan. Pengambilan keputusan dalam evaluasi
dilakukan berdasarkan hasil pengukuran, penilaian dan evaluasi.
Evaluasi dalam proses pembelajaran diperlukan untuk mengetahui
keefektivitasan dari kegiatan pembelajaran. Evaluasi selalu dikaitkan dengan
ketercapaian dari tujuan yang telah ditetapkan. Dalam proses pembelajaran,
evaluasi lebih difokuskan pada hasil belajar, untuk melihat sejauh mana hasil
belajar siswa sudah mencapai tujuannya.
Dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003,
pasal 58 ayat 1 dinyatakan bahwa evaluasi hasil belajar peserta didik dilakukan oleh

13
pendidik untuk memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil belajar peserta
didik secara berkesinambungan. Sedangkan dalam ayat 2 dinyatakan evaluasi
peserta didik, satuan pendidikan dilakukan oleh lembaga mandiri secara berkala,
menyeluruh, transparan dan sistemik untuk menilai pencapaian standar nasional
pendidikan.
Pembelajaran IPS di sekolah masih menemukan banyak permasalahan. Hal
tersebut bermuara pada rendahnya kualitas pembelajaran IPS di sekolah khususnya
jenjang SMP. Data yang diperoleh menyatakan bahwa kelas ini mempunyai
beberapa permasalahan yaitu kurang aktifnya siswa dalam proses pembelajaran.
Ketika guru memberikan kesempatan untuk bertanya atau berkomentar,
kebanyakan siswa diam, akan tetapi kalau ditanyakan kembali pelajaran yang baru
disampaikan mereka tidak bisa menjawab dengan benar.
Sebagai upaya awal untuk mengatasi permasalahan tersebut yaitu dengan
menerapkan model pembelajaran kooperatif, dengan tujuan menggugah keaktifan
siswa dalam kegiatan belajar dan mengasah kemampuan berfikir kritisnya. Dengan
meningkatkan keaktifan berfikir siswa diharapkan mereka kelak akan dapat
berperan aktif dalam kegiatan kemasyarakatan dan sanggup menyelesaikan
permasalahan secara komprehensif.
Model pembelajaran ini berangkat dari dasar pemikiran “Getting Better
Together” yang menekankan pada pemberian kesempatan belajar yang lebih luas
dan suasana yang kondusif (Simbolon, 2017). Pembelajaran kooperatif dikenal
dengan pembelajaran secara berkelompok, tetapi belajar kooperatif lebih dari
sekedar belajar kelompok atau kerja kelompok karena dalam belajar kooperatif ada
struktur dorongan atau tugas yang bersifat kooperatif sehingga memungkinkan
terjadinya interaksi secara terbuka dan hubungan yang bersifat interdepedensi
efektif diantara anggota kelompok. Pembelajaran kooperatif (Cooperative
Learning) mempunyai beberapa varian antara lain: Jigsaw, Team Games
Tournament (TGT), Buzz Group, dan Think Pair Square (Sudrajat, dkk. 2015).
Menurut Slavin dalam Sanjaya (2006) mengemukakan dua alasan tentang
pembelajaran kooperatif, pertama beberapa hasil penelitian membuktikan bahwa
penggunaan pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan prestasi siswa sekaligus
dapat meningkatkan hubungan sosial, menumbuhkan sikap menerima kekurangan

14
diri dan orang lain serta dapat meningkatkan harga diri. Kedua, pembelajaran
kooperatif dapat memecahkan masalah dan mengintegrasikan pengetahuan dengan
keterampilan. Dengan demikian pembelajaran kooperatif memiliki dampak yang
positif terhadap siswa yang rendah hasil belajarnya, karena dapat meningkatkan
motivasi, hasil belajar dan penyimpanan materi pelajaran yang lebih lama.
Berdasarkan hasil penelitian Syukriyati, (2016) kelebihan dari model
pembelajaran yaitu: 1) Siswa terlihat antusias dalam melakukan diskusi secara
kelompok dan pembagian tugas untuk mempelajari materi; 2) Lebih menghemat
waktu dalam memahami materi karena dapat dikerjakan bersama-sama; 3)
Mendorong siswa lebih percaya diri dalam bertukar pendapat mengenai materi yang
sulit dipahami dengan teman satu kelompok maupun dengan kelompok lain saat
persentasi di depan kelas; 4) Menumbuhkan kemauan dan kebiasaan bekerjasama
dengan temannya dalam memahami materi, sehingga pembelajaran yang dilakukan
lebih terkesan santai, dan menyenangkan. Siswa tidak merasa takut bertanya kepada
temannya apabila belum memahami materi yang dipelajari.

15
BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
1. Kriteria capaian pembelajaran berfungsi untuk merefleksikan proses
pembelajaran dan mendiagnosis tingkat penguasaan kompetensi peserta
didik agar pendidik dapat memperbaiki proses pembelajaran. Capaian
pembelajaran IPS di SMP berdasarkan BSKAP RI Nomor 003 Tahun 2022
diukur dari pemahaman konsep dan keterampilan proses siswa.
2. Penilaian pembelajaran IPS memakai pendekatan penilaian autentik untuk
menilai kesiapan peserta didik, proses, dan hasil belajar secara utuh.
Berdasarkan penilaian hasil belajar IPS siswa SMP Negeri 1 Amlapura
menunjukkan bahwa secara garis besar hasil pembelajaran IPS belum
mencapai standar pengukuran capaian pembelajaran IPS secara maksimal.
3. Upaya untuk mengatasi permasalahan capaian pembelajaran siswa yang
masih rendah yaitu dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif,
dengan tujuan menggugah keaktifan siswa dalam kegiatan belajar dan
mengasah kemampuan berfikir kritisnya sehingga capaian hasil belajar
siswa dapat meningkat.

16
DAFTAR PUSTAKA

BSKAP. (2022). Keputusan Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen


Pendidikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Nomor 003. H/KR/2022 Capaian Pembelajaran pada Pendidikan Anak Usia
Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Jenjang Pendidikan Menengah pada
Kurikulum Merdeka. Kemendikbudristek BSKAP RI.
Febrianti, A. N. (2022). Bab 2 Pengukuran, Penilaian, Tes, dan Evaluasi. Evaluasi
Pembelajaran, 17.
Nursa’ban, M., Supardi, Satria, M. R., & Oktafiana, S. (2021). Buku Panduan Guru
Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SMP Kelas VII. Jakarta: Kementerian
Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.
Sanjaya, Wina. 2016. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Simbolon, M. (2017). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif dalam
Meningkatkan Motivasi Serta Kreativitas dan Hasil Belajar Siswa di SMP
Negeri 5 Tebing Tinggi. School Education Journal PGSD FIP
UNIMED, 7(3), 353-362.
Sudrajat, S., Suparmini, S., & Wibowo, S. (2015). Strategi Cooperative Learning
Sebagai Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPS. JIPSINDO (Jurnal
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Indonesia), 2(2), 120-142.
Syukriyati, A. (2016). Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran IPS
Melalui Metode Group Investigation SMP 3 Imogiri. Ideguru: Jurnal Karya
Ilmiah Guru, 1(1), 40-64.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional. (2003). Jakarta: CV Eko Jaya.

17

Anda mungkin juga menyukai