KAJIAN PUSTAKA
1. Pengertian Guru
peserta didik pada pendidikan usia dini jalur pendidikan formal pendidikan
kepada tujuan yang ingin dicapai”. 3 Guru dalam Islam adalah “orang-
afektifmaupunpsikomotorik”. 4
1
Syaiful Bahri Djamaroh, Guru dan anak didik dalam interaksi education, (Jakarta:
Rineka Cipta, Cet 1), hlm. 89.
2
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia, No 74 Tahun 2008, Tentang Guru, Pasal 1.
3
Ramayulis, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Padang: Kalam Mulia, 1994), hlm.
19.
4
Abdul Mujib dan jusuf mudzakir, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana Prenada
Media Group, 2006), hlm. 87.
11
12
Dimana seorang guru dapat membentuk pribadi peserta didik kearah yang lebih baik.
Guru harus berpandangan luas dan kriteria bagi seorang guru harus memiliki
kekuatan, sesuatu yang dapat memberikan kesan dan pengaruh. Seseorang guru akan
dapat mencapai prestasi tinggi apabila ia berhasil membuat peserta didik memahami
rangka kurikulum sekolah. Dan guru perlu pula mengundang seorang ahli dari
hubungan-hubungan yang perlu dibina dan dipupuknya, serta betapa seorang guru
pada akhirnya masyarakat mengakui bahwa pekerjaan guru adalah pekerjaan mulia
Pendidikan agama islam adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan
dan berakhlak mulia dalam medngamalkan ajaran agama islam dari sumbedr
5
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), hlm. 117.
13
utamanya kitab suci Al-Qur’an dan Al-Hadis melalui kegiatan bimbingan, pengajaran,
ajaran islam dan membimbing anak didik ke arah pencapaian kedewasaan serta
membina akhlak dan moral bangsa dan negara serta bertugas dan bertanggung jawab
beradab siswa, dan menanamkan toleransi antar umat beragama. Karena pendidikan
akhlaq merupakan jiwa dari pendidikan islam itu sendiri. Dan untuk mencapai Budi
Pekerti yang sempurna juga merupakan tujuan yang sebenarnya dari pendidikan.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pendidik juga bisa diartikan
orang dewasa yang bertanggung jawab memberi pertolongan pada siswa dalam
sebagai hamba dan khalifah Allah SWT. Dan mampu melakukan tugas sebagai
Tugas dan tanggung jawab guru Pendidikan Agama Islam tidaklah mudah dan
ringan, bahkan lebih berat dari guru bidang studi yang lain, sebab terkait dengan
peserta didik yang memiliki latar belakang keagamaan yang berbeda serta
permasalahan yang sangat kompleks. Oleh karena itu, guru Pendidikan Agama Islam
Syarat Guru Pendidikan Agama Islam adalah harus sesuai dengan yang
sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan
pendidikan nasional”.7
a. Guru agama harus zuhud, yakni ikhlas dan bukan semata-mata bersifat materialis
b. Bersih jasmani dan rohani, berpakaian rapi dan bersih, dan akhlaknya juga baik
d. Seorang guru harus terlebih dahulu merupakan seorang bapak sebelum ia menjadi
7
Undang-Undang Republik Indonesia, No. 14 tahun 2005, tentang Guru dan Dosen pasal 8, hlm. 8.
15
perkembangan seseorang, jadi menyangkut nasib seseorang. Oleh karena itu, tugas
itu harus dilakukan secara bertanggung jawab. Itu hanya dapat dilakukan oleh
negara kita, seseorang dianggap dewasa sejak ia berumur 18 tahun atau dia sudah
kawin. Menurut ilmu pendidikan adalah 21 tahun bagi lelaki dan 18 tahun bagi
perempuan. Bagi pendidik asli, yaitu orang tua anak, tidak dibatasi umur minimal
bila mereka telah mempunyai anak, maka mereka boleh mendidik anaknya.
Dilihat dari segi ini, sebaiknya umur kawin ialah 21 bagi lelaki dan 18 bagi
perempuan.9
bahkan dapat membahayakan anak didik bila mempunyai penyakit menular. Dari
segi rohani, orang gila berbahaya juga bila ia mendidik. Orang idiot tidak
8
Tim Dirjen Pendidikan Agama Islam Pada sekolah umum , Metodologi Pendidikan Agama Islam
( Jakarta, Depag RI, 2001 ), hal. 14.
9
Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Dalam Persepektif islam, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya,
2000), hlm. 80-81.
10
Ibid.
16
Ini penting sekali bagi pendidik, termasuk guru. Orang tua di rumah
pendidikan bagi anak-anaknya di rumah. Sering kali terjadi kelainan pada anak
mutu mengajar”.12
Karena pekerjaan guru adalah pekerjaan Profesional maka untuk menjadi guru
maka menurut Oemar Hamalik, guru harus memiliki persyaratan sebagai berikut :
5) Berbadan sehat
“Di Indonesia untuk menjadi guru diatur dengan beberapa persyaratan, yakni
berijazah, profesional, sehat jasmani dan rohani, takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
Upaya adalah usaha atau ikhtiar yang dilakukan oleh seseorang untuk
mencapai suatu maksud serta dijadikan cara untuk mancari jalan keluar suatu
masalah.15
potensi (fitrah) siswa, baik potensi kognitif, potensi afektif, maupun potensi
psikomotorik. Guru juga berarti orang dewasa yang bertanggung jawab memberikan
pertolongan pada siswa dalam perkembangan jasmani dan ruhaninya agar mencapai
Dalam bahasa Arab istilah guru disebut dengan kata ustadz, mudarris,
muallim, dan muaddib. Jadi yang dimaksud guru adalah pendidik professional dengan
Berdasarkan pendapat ahli tersebut, dapat diartikan bahwa upaya adalah usaha
atau ikhtiar yang dialkukan seseorang untuk mencari jalan keluar dalam suatu
permasalahan. Sedangkan guru adalah orang yang mendidik atau bertanggung jawab
Upaya guru Pendidikan Agama Islam dalam peningkatan budi pekerti siswa
antara laian:
15
Abdul Zulfikar Akaha, Belajar dari Ustads salafi, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2008), hlm. 20.
16
Chaerul Rochman dan Heri Gunawan, Pengembangan Kompetensi Kepribadian Guru Menjadi Guru
Yang Dicintai dan Diteladani oleh Siswa, (Bandung: Nuansa Cendekia, 2011), hlm.24.
17
Rofa’ah, Pentingnya Kompetensi Guru dalam Kegiatan Pembelajaran Perspektif Islam,
(Yogyakarta: CV Budi Utama, 2016), hlm. 32.
18
konsep diri pada anak setiap akan memasuki materi pelajaran. Baik itu
d. Melakukan perbuatan baik (acting the good). Karakter yang sudah mulai
pembangunan karakter di rumah. Dalam hal, ini guru sebagai model. Guru
akan banyak dilihat siswa. Apa yang dilakukan oleh guru, dianggap benar
oleh siswa. Untuk itulah guru harus memberikan contoh yang positif.
ini ada data yang dimiliki guru. Anak yang sudah melakukan pembiasaan
berbuat baik, masuk dalam penilaian afektif. Bagi anak yang belum bisa
luar aturan, perlu langkah persuasif agar bisa melakukan ;pembiasaan yang
Selain sebagai model perilaku sehari-hari dalam bentuk perilaku yang bisa
efektif dengan orangtua tentang perilaku anak di rumah. Semua itu untuk
mereka.
4. Penilaian orang tua. Orang tua memiliki peranan yang sangat besar dalam
pekerti.
Kode etik berasal dari dua kata, yaitu kode yang berarti tulisan (kata-kata,tgrf
tanda) yang dengan persetujuan memiliki arti atau maksud tertentu. Sedangkan etik
dapat berarti aturan tata susila, sikap atau akhlak. Jadi, kode etik secara bahasa berarti
ketentuan atau aturan. Kode etik pendidik adalah “norma-norma yang mengatur
hubungan kemanusiaan (hubungan relationship) antara guru dan siswa, orang tua,
koleganya dan atasannya”.18 Kode etik di setiap lembaga pendidikan tidak harus sama,
tetapi secara intrinsik mempunyai kesamaan konten. Pelanggaran terhadap kode etik
18
Abdul Mujib dan jusuf mudzakir, Ilmu Pendidikan Islam… hlm. 97-98.
20
j.Meninggalkan sifat yang menakutkan pada siswa yang belum mengerti atau
mengetahui
bermutu
o. Menanamkan sifat ikhlas pada siswa, serta terus mencari informasi guna
disampaikan kepada siswa yang akhirnya mencapai tingkat taqarrub Allah SWT
fardlu ‘ain
sebagai berikut:
b. Adanya komunikasi yang aktif anatar guru dan siswa. Pola komunikasi dalam
f. Ikhlas dalam menjalankan aktifitasnya, tidak banyak menuntut hal yang di luar
kewajibannya
h. Memberi bekal siswa dengan ilmu yang mengacu pada futuristik (masa
depan), karena ia tercipta berbeda dengan jasmani yang dialami sang guru
i. Sehat jasmani dan rohani serta mempunyai kepribadian yang kuat, tanggung
jawab dan mampu mengatasi problema siswa serta mempunyai rencana yang matang
Setiap profesi di dunia ini pasti memiliki tugas dan tanggung jawab masing-
20
Ibid., hlm. 86-87.
22
diri (taqarrub) kepada Allah SW. Hal tersebut karena tujuan pendidikan Islam yang
Dengan perkataan lain bahwa guru mempunyai tugas membangun dasar-dasar dari
Dari pendapat diatas jelas bahwa tugas guru dalam pendidikan tidaklah
ringan, karena bila guru melakukan kesalahan, maka dampak yang ditimbulkan
walaupun secara tidak langsung akan terasa dalam jangka waktu yang lama. Karena
menciptakannya
anak didik dan masyarakat yang terkait, yang menyangkut upaya pengarahan,
dilakukan.23
21
Abdul mujib dan jusuf mudzakir, Ilmu Pendidikan Islam… hlm.87.
22
Arif Rohman, Memahami pendidikan & ilmu pendidikan, (Yogyakarta: Laksbang Mediatama
Yogyakarta, 2008), hlm. 155.
23
Abdul Mujib dan jusuf mudzakir, Ilmu Pendidikan Islam… hlm. 91.
23
Guru tidak hanya memiliki tugas terhadap peserta didiknya, tetapi guru
jasmaniyah)
f. Menyelenggarakan penelitian
dalam tugas guru agama sangatlah berat dan dituntut memiliki tingkat
guru, tugas dan tanggung jawab guru agama bukan sekedar memberikan materi
24
Oemar Hamalik, Proses Belajar… hlm. 127.
24
agama merupakan orang yang utama yang bertugas dan bertanggung jawab
dalam pembinaan etika, moral dan akhlak siswa sesuai dengan tujuan yang
Semua kegiatan tidak akan lepas dari faktor pendukung dan faktor penghambat,
karena dua faktor ini sangat berdampak besar terhadap kelangsungan kegiatan. Faktor
pendukung adalah faktor yang mendukung, mengajak, dan bersifat untuk ikut serta dalam
menghambat jalannya suatu kegiatan dan bersifat seperti menggagalkan suatu hal.25
1. Faktor pendukung internal dalam peningkatan budi pekerti siswa antara lain dalam
dan semangat siswa serta sarana prasarana yang cukup mendukung dalam
Sedangkan faktor external dalam peningkatan budi pekerti siswa antara lain
dari latar belakang lingkungan keluarga, dimana keluarga akan mengajarkan hal-hal
kemauan dan kesadaran siswa akan pentingnya budi pekerti yang baik serta adanya
kebiasaan dan perilaku buruk yang dimiliki siswa seperti malas belajar dan bolos
pekerti siswa antara lain faktor lingkungan seperti media social yang berlebihan dan
keluarga dan faktor dari pihak penyelenggara pendidikan seperti ketidakhadiran guru
Secara etimologi, budi pekerti berasal dari dua kata, yaitu budi dan pekerti.
Kata budi berarti nalar, pikiran atau watak. Sedangkan pekerti berarti penggawean,
Kata pekerti dari kata dasar kerti berarti perbuatan. Kata ini berasal dari akar kata kr
berarti membuat. Jadi, budi budi bekerti berarti kesadaran perbuatan atau tingkah laku
seseorang. Kedua unsur ini memiliki pertalian erat. Maksudnya, budi terdapat pada
batin manusia, sifatnya yang kasat mata, tidak kelihatan. Budi seseorang baru tampak
Budi pekerti yang dimaksud adalah penanaman dan pengembangan nilai, sikap
dan perilaku peserta didik sesuai dengan nilai-nilai budi pekerti luhur. Seperti: sopan
(morality), yang memiliki beberapa pengertian antara lain: adat istiadat, sopan santun
dan perilaku. Namun secara hakiki pengertian budi pekerti adalah perilaku. Sebagai
perilaku, budi pekerti meliputi pula sikap yang dicerminkan oleh perilaku. Dari sini
26
dapat disimpulkan budi pekerti adalah kesadaran perbuatan atau tingkah laku
Istilah budi pekerti dalam kajian Islam lebih dikenal dengan akhlak. Dalam
Bahasa Indonesia istilah akhlak disepadankan dengan budi pekerti. Dalam bahasa
pendidikan budi pekerti kiranya belum begitu banyak yang membahas secara
spesifik. Biarpun ada dengan menggunakan istilah moral atau akhlak. Hal itu karena
akhlak sangat berkaitan dengan moral. Jika pengertian agama dan moral tersebut
dihubungkan satu dengan lainnya tampak saling berkaitan dengan erat. Dalam
konteks hubungan ini jika diambil ajaran agama, maka moral adalah sangat penting
mengatakan bahwa:
"Inti ajaran agama adalah moral yang bertumpu pada keyakinan kepercayaan
kepada Tuhan (habl min Allah) dan keadilam serta berbuat baik dengan sesama
manusia (habl min al-Nas)". Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa hal yang
nilai ajaran moral yang terkandung dalam Al-Qur'an maupun hadits, sebagai contoh:
adil, ta'awun ala al-birr wa al-taqwa, benar, amanah, terpuji, bermanfaat, respect
(menghargai orang lain), sayang, tanggungjawab, dan lain sebagainya. Hal ini
pada kehidupan sosial (beretika sosial). Dengan landasan nili-nilai ajaran Islam.
Dalam QS. Al-Ahzab ayat 21: “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah
itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah
Dalam konteks pendidikan, hadits dan ayat tersebut mengandung dua isyarat.
Pertama bahwa tujuan utama pendidikan yang diajarkan oleh Nabi Muhammad
SAW, adalah pendidikan budi pekerti yang mulia (karimah) dan terpuji (mahmudah).
Tentu saja sumber budi pekerti disini adalah apa yang tertulis dalam Al-Qur’an dan
As-Sunnah. Kedua, dalam proses pendidikan budi pekerti itu, beliau tidak saja
membuang tradisi yang dianggap sebagai perilaku yang baik menurut masyarakat
mengganti. Dapat disimpulkan bahwa ajaran budi pekerti beliau adalah “memelihara
yang lama yang baik dan mengambil yang baru yang lebih baik.”
alih metode (transfer of methodology), dan alih nilai (transfer of value). Fungsi
pendidikan sebagai sarana alih pengetahuan dapat ditinjau dari "human capital";
28
bahwa pendidikan tidak dipandang sebagai barang konsumsi belaka tetapi juga
sebagai investasi. Hasil investasi ini berupa tenaga kerja yang mempunyai
produksi dan pembangunan pada umumnya. Dalam kaitan ini proses alih
pengetahuan ini juga berperan pada proses pembudayaan dan pembinaan iman, taqwa
Dari sini dapat disimpulkan bahwa peran pendidikan bukan hanya membentuk
kecerdasan dari peserta didik namun juga memperhatikan dalam pembinaan budi
Sedangkan Budi Pekerti artinya “tingkah laku yang terpuji yang merupakan
tanda kesempurnaan iman seseorng kepada Allah. Budi Pekerti dilahirkan dari sifat-
sifat yang terpuji pula”. “Contoh dalam kehidupan sehari-hari seperti sabar dalam
setiap menghadapi musibah, rendah hati dan tidak sombong dalam menjalani
kehidupan, ikhlas dalam membantu sesama, suka menolong orang lain dalam
menghadapi kesulitan”.26 Dalam pembahasan ini Budi Pekerti meliputi: Budi Pekerti
secara total kepadanya. Sebagai mahluk yang dianugrahi akal sehat, manusia
wajib menempatkan diri pada posisi yang benar yakin sebagai penyembah yang
memposisikannya sebagai dzat yang kita pertuhankan. Budi Pekerti kepada Allah
26
Ibid, hlm. 174.
29
(Kholik), antara lain beribadah kepada Allah, Yaitu Melaksanakan perintah Allah
Allah dan selalu mengingat Nya dimanapun berada dan setiap saat, serta tawakal
dan ikhlas.27
sunnahnya.
2) Budi Pekerti kepada kedua orang tua, yaitu berbuat baik kepada keduanya
(birr al-walidain) dengan ucapan dan perbuatan. Hal tersebut dapat dibuktikan
mereka sebagai bentuk terimakasih dengan cara tutur kata yang sopan dan
lemah lembut.
3) Budi Pekerti kepada diri sendiri, seperti sabar adalah perilaku seorang
terhadap dirinya sendiri sebagi hasil dari pengendalian nafsu dan penerima
Budi Pekerti kepada lingkungan hidup ini dapat berupa hal- hal atau sikap
dan nabati, untuk kepentingan manusia dan mahluk lainnya, sayang kepada
sesama mahluk dan menggali potensi alam seoptimal mungkin demi kemslahatan
Budi Pekerti merupakan satu hal yang sangat penting untuk dimiliki oleh
setiap individu umat Islam. Hal ini di dasarkan atas diri Rosullullah SAW yang begitu
berakhlak mulia dan kita sebagai umatnya sudah selayaknya memiliki Budi Pekerti
mulia ini.
Pujian Allah ini bersifat individual dan khusus hanya diberikan kepada Nabi
عظيمmenunjukkan keagungan dan keanggunan moralitas. Rosul yang dalam hal ini
transparan bahwa akhlak Rosullullah SAW sangat layak untuk dijadikan standar
moral bagi umatnya, sehingga layak untuk dijadikan idola yang diteladani sebagai
ٌسنَة هّٰللا
َ س َوةٌ َح ُ لَقَ ْد َكانَ لَ ُك ْم فِ ْي َر
ْ ُس ْو ِل ِ ا
29
Mushaf Fatimah. Alfatih, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Jakarta: PT. Insan Media Pustaka, 2012),
hlm. 564.
31
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik”
yang layak ditiru dalam segala sisi kehidupannya. Di samping itu ayat tersebut juga
mengisyaratkan bahwa tidak ada satu “sisi gelap” (kejelekan) pun pada diri
Rosulullah SAW. Karena semua sisi kehidupannya dapat ditiru dan diteladani. Ayat
di atas juga mengisyaratkan bahwa Rosulullah SAW sengaja dijadikan oleh Allah
SWT untuk menjadi pusat Budi Pekerti umat manusia secara universal, karena
Karena kemuliaan akhlak Rosulullah SAW tersebut itulah, maka Allah SWT
Pekerti seluruh umat manusia agar dapat mencapai akhlak yang mulia. Yang menjadi
persoalan di sini adalah bagaimana substansi akhlak Rosulullah itu?. Dalam hal ini
para sahabat pernah bertanya kepada istri Rosulullah SAW yakni Aisyah r.a. yang
Dari jawaban singkat tersebut dapat diketahui bahwa Budi Pekerti Rosulullah
yang tercermin lewat semua tindakan, ketentuan, atau perkataanya senantiasa selaras
dengan al-Qur’an dan benar-benar merupakan praktek riil dari kandungan al-Qur’an,
semua perintah dilaksanakan, semua larangan dijauhi, dan semua isi al-Qur’an
30
Ibid., hlm. 420.
31
Moh. Rifai, Akhlak Seorang Muslim, (Semarang: Wicaksana, 1986), hlm. 15.
32
Ibid, hlm. 93.
32
kepercayaan kepada Tuhan, maka tentunya sesuai pula dengan dasar daripada agama
itu sendiri. Dengan demikian dasar/sumber pokok daripada akhlak Islam adalah al-
Qur’an dan hadist yang merupakan sumber utama dari agama Islam itu sendiri.33
a. Nilai-nilai akhlak atau pendidikan akhlak bagi kaum muslim berdiri diatas rasa
tanggung jawab terhadap perkataan dan perbuatan. Dan motif dalam diri muslim
adalah persoalan yang tumbuh dalam dirinya, bukan syarat dan bukan pula rasa
takut yang menggerakkannya. Hal ini datang dari kenyataan bahwa pribadi
muslim bertanggung jawab di hadapan Allah atas semua yang dikerjakan dan
diucapkan.
b. Pendidikan akhlak Islam, cirinya adalah menggali kepada ilmu dan pengetahuan
mendorong untuk mendapatkan ilmu, bahkan menuntut ilmu agama yang pokok
dinilai sebagai kewajiban pribadi oleh Islam, sementara itu ilmu-ilmu yang
(Jama’ah).
c. Ciri-ciri pendidikan akhlak dalam Islam adalah menghormati akal dan mendorong
untuk meneliti dan merenung serta menjadikannya sebagai landasan untuk taklif
“beban agama“, serta menjadikannya sebagai salah satu nikmat yang paling
33
Masan Alfat, Aqidah Akhlak... hlm. 62.
33
d. Ciri-ciri pendidikan akhlak dalam Islam adalah memilih kebenaran dan kebaikan
g. Ciri-ciri nilai akhlak Islam ini yang harus disebarkan ke seluruh dunia adalah agar
seorang muslim menetapkan seseorang untuk dijadikan teladan yang baik dalam
kehidupannya.34
yang memilik sifat rububiyyah dan uluhiyyah, serta kesempurnaan nama sifat.
akhlak terpuji kepada-Nya. Diantara ciri akhlak terpuji ini adalah ketaatan
3) Zikrullah
Allah SWT. Karena merupakan pertanda hubungan antara hamba dan pencipta
4) Tawakal
‘Azza wa Jalla’ membersihka diri dari ikhtiar yang keliru, dan tetap menapaki
keteguan hati dalam menggantungkan diri hanya kepada Allah SWT. Dalam
1) Sabar
Sabar adalah menahan diri dari dorongan dari hawa nafsu demi
cobaan dengan hati rida serta menyerakan diri kepada Allah SWT setelah
berusaha. Selain itu, sabar bukan hanya bersabar terhadap ujian dan musibah,
tetapi juga dalam hal ketaatan kepada Allah yaitu menjalankan perintahnya
36
Rosihon Anwar, Akhlak Tasawuf, (Bandung: Pustaka Setia, 2010), hlm. 90-93.
35
2) Syukur
syukur ini ditandai dengan keyakinan hati bahwa nikmat yang diperoleh
berasal dari Allah bukan selain-Nya, lalu diikuti pujian oleh lisan, dan tidak
3) Menunaikan Amanah
Amanah adalah suatu sifat dan sikap pribadi yang setia, tulus hati dan
benda, rahasia ataupun tugas kewajiban. Pelaksanaan amanat dengan baik bisa
disebut al-amin yang berarti dapat dipercaya, jujur, setia dan aman.
Maksud Budi Pekerti ini adalah berlaku benar dan jujur, baik dalam
rahasia atau karena menjaga nama baik seseorang. Benar dalam perbuatan
adalah mengerjakan sesuatu sesuai dengan petunjuk agama. Apa yang boleh
dikerjakan menurut perintah agama, berarti itu benar. Dan apa yang tidak
boleh dikerjakan sesuai dengan larangan agama, berarti itu tidak benar.
5) Menempati janji
apabila tidak kita penuhi atau tidak kita tunaikan, dalam pandangan Allah, kita
kita tidak dipercaya lagi, dianggap remeh, dan sebagainya. Akhirnya, kita
merasa canggung bergaul, merasa rendah diri, jiwa gelisah, dan tidak tenang.
hendaknya dilakukan setiap hari agar diri tetap dalam status kesuucian. Hal
ini dapat dilakukan mulai dari memelihara hati (qalbu) untuk tidak membuat
rencana dan angan-angan yang buruk. Menurut Al-Ghazali, dari kesucian diri
doa seseorang, juga merupakan amal saleh paling utama yang dilakukan oleh
seorang muslim. Banyak sekali ayat al-Quran ataupun hadis yang menjelaskan
keutamaan berbuat baik kepada kedua orang tua. Oleh karena itu, perbuatan
terpuji ini seiring dengan nilai-nlai kebaikan untuk selamanya dan dicintai
saudara atau kaum kerabat sesudah menunaikan kewajban kepada Allah dan
37
Ibid, hlm. 96-105.
37
ibu bapak. Hidup rukun dan damai dengan saudara dapat tercapai apabila
Pertalian kerabat itu dimulai dari yang lebih dekat dengan menurut tertibnya
sampai kepada yang lebih jauh. Kita wajib membantu mereka, apabila mereka
dalam kekurangan. Sebab, dalam hidup ini, hampir semua orang mengalami
menasehatinya. Sebab, bantuan itu tidak hanya berwujud uang atau benda,
tetapi juga bantuan moril. Kadang-kadang bantan moril lebih besar dari
bantuan materi.38
Tetangga adalah orang yang terdekat dengan kita. Dekat bukan karna
dengan kita. Dekat disini adalah orang yang tinggal berdekatan dengan rumah
kita. Ada atsar yang menunjukan bahwa tetanngga adalah empat puluh rumah
(yang berada di sekitar rumah) dari setiap penjuru mata angin. Dengan
demikian, tidak diraguka lagi bahwa yang berdekatan dengan rumahmu adalah
tetangga. Apabila ada kabar yang benar (tentang penafsirann tetangga) dari
Rasulullah SAW itulah yang kita pakai. Apabila tidak, hal ini dikembalikan
38
Ibid, hlm. 107-110.
38
Apabila tidak ada bantuan berupa benda, kita dapat membantu orang tersebut
lainnya.39
tujuan penciptannya.40
Pentingnya pendidikan budi pekerti bagi kita dan generasi penerus kita agar
dapat tetap menjunjung tinggi budaya atau tradisi luhur bangsa kita dan kebaikan
hidup bersama. Apabila semua orang sadar dan mau memahami serta mengamalkan
nilai-nilai dan budi luhur dalam kehidupannya sehari-hari dengan baik dan benar
sehingga anak akan menirukan perilaku tersebut maka tidak akan lagi krisis moral
dalam negara kita ini. Berbicara memang mudah dan melakukan tidak semudah
berbicara. Mari kita saling mengingatkan untuk senantiasa berbuat kebaikan yang
sekitar kita dan dimulai dari diri kita. Demikian sedikit pengetahuan semoga
39
Ibid, hlm. 111-113.
40
Ibid, hlm. 114.
39
bermanfaat bagi kita semua. Semua itu bertujuan agar setiap orang berlatih
perubahan situasi dan selalu mencari keselamatan dengan membiasakan akhlak yang
baik tersebut.41
akhlak atau moral pada prinsipnya dipengaruhi dan ditentukan oleh dua faktor utama
a. Faktor Intern
Faktor intern adalah faktor yang datang dari diri sendiri yaitu fitrah yang
suci yang merupakan bakat bawaan sejak manusia lahir dan mengandung
Setiap anak yang lahir ke dunia ini telah memiliki naluri keagamaan yang
nantinya akan mempengaruhi dirinya seperti unsur-unsur yang ada dalam dirinya
1) Instink (naluri)
latihan sebelumnya, terarah pada tujuan yang berarti bagi si subyek, tidak
2) Kebiasaan
atau adat istiadat. Yang dimaksud kebiasaan adalah perbuatan yang selalu
41
Imam Abdul Mukmin Sa’aduddin, Meneladani Akhlak Nabi… hlm. 4.
42
Hamzah Ya‟qub, Etika Islam, (Bandung: Diponegoro, 1993), hlm. 57.
40
3) Keturunan
adalah kemauan keras atau kehendak. Kehendak ini adalah suatu fungsi jiwa
untuk dapat mencapai sesuatu. Kehendak ini merupakan kekuatan dari dalam.
5) Hati nurani
b. Faktor ekstern
Adapun faktor ekstern adalah faktor yang diambil dari luar yang
1) Lingkungan
Salah satu faktor yang turut menentukan kelakuan seseorang atau suatu
2) Pengaruh keluarga
Setelah manusia lahir maka akan terlihat dengan jelas fungsi keluarga
3) Pengaruh sekolah
4) Pendidikan masyarakat