Oleh :
Kelompok 1 BK-1A 2022
Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala serta shalawat dan salam semoga
senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad Sallallahu ‘Alaihi Wasallam beserta
keluarga, sahabat, dan seluruh umatnya hingga akhir zaman. Atas berkat rahmat dan karunia-
Nya, kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Adaptasi Diri dan
Kesehatan Mental.” Makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan mengenai topik
kesehatan mental serta kiat-kiat untuk beradaptasi di era new normal ini.
Terselesaikannya penyusunan makalah ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak.
Oleh karena itu, kami ingin menyampaikan rasa terimakasih dan penghargaan yang setinggi-
tingginya kepada Bapak Prof. Dr. Syamsu Yusuf LN., M.Pd dan Ibu Nadia Aulia Nadhirah,
M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah kesehatan mental. Tidak lupa juga, kepada
kerabat-kerabat dan teman-teman seperjuangan. Semoga amal kebaikan semuanya dibalas
oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Segala sesuatu yang salah datangnya dari manusia dan seluruh hal yang benar
datangnya dari agama Allah Subhanahu wa Ta’ala. Kami menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang sifatnya membangun
sangat kami harapkan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat, khususnya bagi kami dan
umumnya bagi pembaca lain.
KATA PENGANTAR................................................................................................................
DAFTAR ISI...............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang........................................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................................................
1.3 Tujuan Pembahasan................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................................
2.1 Pengertian Penyesuaian Diri Menurut Para Ahli
2.2 Konsep Penyesuaian Diri........................................................................................................
2.3 Karakteristik dan Aspek Penyesuaian Diri.............................................................................
2.4 Proses Penyesuaian Diri..........................................................................................................
2.5 Penyesuaian Diri yang Normal...............................................................................................
2.6 Pengertian Kesehatan Mental Menurut Para Ahli...................................................................
2.7 Konsep Kesehatan Mental.......................................................................................................
2.8 Ciri-Ciri Orang yang Bermental Sehat....................................................................................
2.9 Prinsip dan Karakteristik Mental yang Sehat..........................................................................
2.10 Kondisi Kesehatan Mental di Indonesia...............................................................................
2.11 Kriteria Kesehatan Mental…………………………………………………………………
2.12 Faktor Penyebab Gangguan Kesehatan Mental
2.13 Gejala Terganggunya Kesehatan Mental..............................................................................
2.14 Kemampuan Mengelola Emosi dalam Perspektif Islam.......................................................
2.15 Cara Adaptasi dan Menjaga Kesehatan Mental....................................................................
BAB III PENUTUP.....................................................................................................................
3.1 Simpulan.................................................................................................................................
3.2 Saran........................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
Penyesuaian diri didefinisikan sebagai interaksi yang kontinyu dengan diri sendiri, yaitu apa
yang telah ada pada diri sendiri, tubuh, perilaku, pemikiran serta perasaan, dengan orang lain
dan dengan lingkungan (Calhoun, 1990)
Penyesuaian diri dapat diartikan sebagai penguasaan, yaitu memiliki kemampuan untuk
membuat rencana dan mengorganisasi respon-respon sedemikian rupa, sehingga bisa
mengatasi segala macam konflik, kesulitan dan frustrasi-frustrasi secara efisien (Sunarto dan
Hartono, 1994).
Menurut Mappiare (1982) penyesuaian diri merupakan suatu usaha yang dilakukan agar
dapat diterima oleh kelompok dengan jalan mengikuti kemauan kelompoknya.
(Kartono, K, 2000) menyebutkan penyesuaian diri adalah usaha manusia untuk mencapai
harmoni pada diri sendiri dan pada lingkungan, sehingga rasa permusuhan, dengki, iri hati,
prasangka, depresi, kemarahan dan lain-lain emosi negatif sebagai respon pribadi yang tidak
sesuai dan kurang efisien bisa dikikis habis.
Penyesuaian diri adalah proses yang bertuju ke arah hubungan yang harmonis antaranya
dibagi menjadi dua yaitu:
1. Model penyesuaian diri secara Internal
Model penyesuian diri yang dilakuakn subyek penelitian terkait dengan aspek
psikologis adalah berusaha dengan sendirinya untuk bisa meningkatkan
kepercayaan diri dengan mengikuti segala yang berlaku. Terlebih menurut
mereka, kepercayaan diri sangat dibutuhkan untuk bisa menjalankan aktifikas di
kampus dengan kendala yang berarti. Selain itu, dalam menyelesaikan
permasalahan yang dihadapi terkait dengan kondisi psikologis ini, subyek juga
melakukan pemahaman diri (self awerenes) dengan membuat skala prioritas atau
goal setting seperti membuat alasan kuliah, target yang diraih, menata niat dan
sebagainya. Dengan kesadaran diri terkait dengan tugas perkembangan dalam
bentuk kuliah ini juga diharapkan bisa memperlancar proses perkuliahan sekaligus
meminimalisir kendala agar tidak berdampak pada aspek lainnya.
2. Model penyesuaian diri secara Eksternal
Model penyesuaian secara eksternal yaitu secara dengan melibatkan unsur dari
luar karena permasalahan yang dihadapi oleh mahasiswa baru tidak hanya terbatas
pada faktor internal saja tetapi juga terkadang terkait dengan adanya unsur luar
diri, sehingga dibutuhkan pula model penyesuaian yang berhubungan dengan
kondisi luar tersebut. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dalam
menyelesaikan masalah penyesuaian diri yang dihadapi, mahasiswa membutuhkan
adanya konseling yang harus diberikan oleh lembaga
penyesuaian artinya adaptasi atau juga yang diartikan menyesuaikan sesuatu dengan setandar
yang ada.
Kesehatan mental merupakan bagian dari definisi sehat dan berarti terbebas dari gangguan-
gangguan mental, yang sangat penting bagi individu, masyarakat, dan lingkungan.
Menurut Siti Sundari (2005) kesehatan mental mempunyai empat peranan yaitu sebagai
berikut:
1. Mengupayakan supaya manusia mempunyai kemampuan yang sehat
2. Mengupayakan pencegahan terhadap timbulnya berbagai hal yang menyebabkan
gangguan mental dan penyakit mental
3. Mengupayakan pencegahan berkembangnya berbagai macam gangguan mental dan
penyakit mental
4. Mengupayakan penyembuha terhadap gangguan mental dan penyakit mental
Kesehatan mental dapat digunakan sebagai salah satu kriteria kesejahteraan masyarakat, yang
tentunya bersinergi dengan kesehatan fisik. Hanya saja, literasi kesehatan mental pada tenaga
kesehatan masih rendah. Kondisi tersebut berpengaruh pada proses diagnosis, pelayanan dan
penanganan pasien, serta pemahaman keluarga tentang kondisi, dan cara memperlakukan
pasien (Afifah, dkk, 2016).
Di tahun 2018, survei yang dilakukan oleh Riset Kesehatan Dasar, prevalensi gangguan jiwa
berat meningkat secara signifikan menjadi 7 per mil, yang artinya 7 dari 1000 penduduk
Indonesia mengalami gangguan jiwa berat (Depkes, 2018), atau meningkat 312% dari tahun
2013.
Sementara, jumlah tenaga Psikolog dan Psikiater belum mencapai standar WHO untuk proses
pelayanan kesehatan mental. WHO menetapkan standar bahwa jumlah tenaga Psikolog dan
Psikiater dengan jumlah penduduk adalah 1:30 ribu orang, atau 0,03 per 100.000 orang.
Sesuai dengan pernyataan Viora (2018) bahwa masyarakat menjadi lebih terbuka untuk
mengkomunikasikan gangguan jiwa yang dialami, maupun yang dilihat di sekitar
kehidupannya. Lebih dari itu, angka yang ditunjukkan dalam survei Riskesdas 2018 adalah
gerbang awal bagi layanan kesehatan mental menyeluruh bagi masyarakat Indonesia
Dengan keterbatasan-keterbatasan tersebut, maka dibutuhkan ide ide-ide kreatif untuk lebih
memajukan layanan kesehatan mental di Indonesia. Ide-ide tersebut dibutuhkan untuk
menjangkau lebih luas masyarakat yang membutuhkan layanan kesehatan mental, baik secara
promotif, kuratif, maupun rehabilitatif.
Menurut definisi ini , orang yang bermental sehat adalah orang yang dapat
menguasai segala factor dalam hidupnya sehingga ia dapat mengatasi
kekalutan mental sebagi akibat dari tekanan tekanan perasaan dan hal yang
menimbulkan frustasi.
1. Efiensi Mental
2. Pengendalian dan integrase pikiran dan tingkah laku
3. Integrasi Motif motif serta pengendalian konflik dan frustasi
4. Perasaan perasaan dan emosi emosi yang positif dan sehat
5. Ktetengangan atau kedamain pikiran
6. Sikap sikpa yang sehat
7. Konsep diri (self_concept) yang sehat
8. Identitas ego yang adekuat
9. Hubungan yang adekuat dengan kenyataan
Kesehatan Mental yang terganggu yaitu semua perilaku dan keadaan emosi
yang menyebabkan seseorang menderita, atau perilaku merusak diri sendiri,
dan akan memiliki dampak negatif yang serius terhadap kinerja seseorang
atau kemampuan berinteraksinya dengan orang lain, serta dapat
membahayakan orang lain atau suatu komunitas (Carole & Carol, 2008).
Spiritualitas salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat kesehatan mental pada kaum muda.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa remaja yang kuat secara spiritual atau agama memiliki
kesehatan mental yang lebih baik (Bhui et al., 2005). Lebih tahan terhadap tekanan-tekanan hidup
yang dihadapi dan relatif lebih bahagia (Abdel-Khalek, 2015).
Gejala awal kesehatan mental terganggu yang bersifat emosional dapat mempengaruhi
kehidupan sehari hari seorang mahasiswa, baik dalam akademik maupun fisik.
Individu dengan kesehatan mental emosional yang terganggu bisa mengalami kegagalan
dalam melakukan suatu hal, mahasiswa yang mengalami kesehatan mental terganggu
biasanya mengalami penurunan dalam akademis
salah satu faktor yang biasanya terjadi pada mahasiswa baru di masa transisi yaitu kesepian
(loneliness). Kesepian adalah perasaan emosional tidak menyenangkan yang dialami individu
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Adisty, O. :, Putri, W., Wibhawa, B., & Gutama, A. S. (n.d.). 41 KESEHATAN MENTAL MASYARAKAT
INDONESIA (PENGETAHUAN, DAN KETERBUKAAN MASYARAKAT TERHADAP GANGGUAN KESEHATAN
MENTAL).
Akhyar Lubis, S. (n.d.). PEMBINAAN KESEHATAN MENTAL DALAM PENDIDIKAN ISLAM (Studi tentang
Perspektif Zakiah Daradjat).
Ayuningtyas, D., Misnaniarti, M., & Rayhani, M. (2018). ANALISIS SITUASI KESEHATAN MENTAL PADA
MASYARAKAT DI INDONESIA DAN STRATEGI PENANGGULANGANNYA. Jurnal Ilmu Kesehatan
Masyarakat, 9(1). https://doi.org/10.26553/jikm.2018.9.1.1-10
Candrawati, D. (2019). PERSEPSI TERHADAP POLA ASUH DEMOKRATIS DAN KONSEP DIRI TERHADAP
PENYESUAIAN DIRI PADA MAHASISWA. 8(2), 99–107.
Chelsea, M., Starki, M., & Pengetahuan, ). (n.d.). Mengenal Pentingnya Menjaga Kesehatan Mental.
Deasy Handayani Purba, Agung Mahardika Venansius, Purba Hanna Sriyanti Saragih, Anis Laela Megasari,
Niken Bayu Argaheni, Nurul Utami, & Dadang Darmawan. (2021). Kesehatan Mental (J. Simamata,
Ed.; 1st ed.). Yayasan Kita Menulis.
dkk, D. (2022). Kesehatan Mental (A. Munandar, Ed.). CV Media Sains Indonesia.
Duriana Wijaya, Y., Psi, M., Puskesmas, P., Baru, K., & Dki, J. (2019). Kesehatan Mental di Indonesia : Kini
dan Nanti. 1(1). https://ugm.ac.id/id/berita/9715-
Fajrussalam, H., Hasanah, I. A., Asri, N. O. A., & Anaureta, N. A. (2022). Peran Agama Islam dalam
Pengaruh Kesehatan Mental Mahasiswa. Al-Fikri: Jurnal Studi Dan Penelitian Pendidikan Islam, 5(1),
22. https://doi.org/10.30659/jspi.v5i1.21041
Gunandar, M. S., Muhana, &, & Utami, S. (2017). Hubungan antara Dukungan Sosial Orang Tua dengan
Penyesuaian Diri Mahasiswa Baru yang Merantau. GADJAH MADA JOURNAL OF PSYCHOLOGY, 3(2),
98–109.
Hamid, A. (n.d.). AGAMA DAN KESEHATAN MENTAL DALAM PERSPEKTIF PSIKOLOGI AGAMA. In Editorial
Healthy Tadulako Journal (Vol. 3, Issue 1). Abdul Hamid.
Jamaluddin, P., Diri, M., Baru, ……, & Jamaluddin, M. (2020). Indonesian Psychological Research Model
Penyesuaian Diri Mahasiswa Baru A New Student Adjusment Model. 02(02).
https://doi.org/10.2980/ipr.v2i2.361
Muna, N. R. (2012). POLA-POLA PENYESUAIAN DIRI MAHASISWA DI LINGKUNGAN KAMPUS (Issue 2).
Mutiara Puspita, S. (n.d.). SELING Jurnal Program Studi PGRA KEMAMPUAN MENGELOLA EMOSI SEBAGAI
DASAR KESEHATAN MENTAL ANAK USIA DINI.
Nellitawati, N., & Yurmanita, Y. (2019). Hubungan komunikasi interpersonal dengan kepuasan kerja
pegawai di dinas pendidikan. Jurnal EDUCATIO: Jurnal Pendidikan Indonesia, 5(1), 35.
https://doi.org/10.29210/120192329
Pada, S., Jama> ’ah Tabli>, A., Selatan, J., & Rusydi, A. (2012). Religiusitas dan Kesehatan Mental.
http://www.ypm011.wordpress.com
Prasetio, C. E., & Rahman, T. A. (2019). Gangguan Mental Emosional dan Kesepian pada Mahasiswa Baru.
Mediapsi, 5(2), 97–107. https://doi.org/10.21776/ub.mps.2019.005.02.4
Puspita Sari, L., & Rusli, D. (n.d.). PENGARUH CULTURE SHOCK TERHADAP PENYESUAIAN DIRI MAHASISWA
BARU YANG MERANTAU.
Ulfa, F., Erindana, N., Fuad Nashori, H., Novvaliant, M., & Tasaufi, F. (2021). PENYESUAIAN DIRI DAN STRES
AKADEMIK MAHASISWA TAHUN PERTAMA SELF ADJUSTMENT AND ACADEMIC STRESS IN FIRST-
YEAR UNIVERSITY STUDENT. In Motiva : Jurnal Psikologi (Vol. 4, Issue 1).
Yusuf, S. (2018). Kesehatan Mental (E. Kuswandi, Ed.; 1st ed.). PT Remaja Rosdakarya.
Zaman, P., & Yasa, R. B. (2015). PENYESUAIAN DIRI ANAK PEREMPUAN DALAM MENGHADAPI (Vol. 1, Issue
2).