● Masyarakat maritime memiliki keyakinan animistic bertemu dengan tradisi maritim melahirkan system simbol
yang berkaitan dengan perahu
● Budaya maritim ritual laut dan sungai. Orang Melayu disebut “Viking of the Suku Bugis => suku Nusantara dari
para pelaut yang menyebarkan budaya maritim di Asia Tenggara
● Kerajaan maritim besar di Asia Tenggara: Sriwijaya di Sumatera (600M 900 M); Majapahit (1200 - 1400 M);
Siam, Kesultanan Melayu Melaka
● Kerajaan Melayu Jambi => kekuasaan Melayu yang mengembangkan konsep arsitektur Melayu
Melayu Pesisir
Sistem Kekerabatan
● Masyarakat etnik campuran : India, Cina , Arab dan lokal
● Kekerabatan pada umumnya adalah Kognatik (bilateral dan bilineal ) untuk ras Melayu Muda)
● Pemisahan pemimpin spiritual dan administratif
● Mayoritasnya masyarakat beragama islam
● Pranata dibentuk oleh loyalitas kekerabatan yang mayoritas bertumpu pada perdagangan , terutama pada
Nusantara sebelah Barat
● Melayu yang sudah mengalami akulturasi dan asimiliasi budaya yang beragam, terutama dari Jawa, karena itu
disebut sebagai Melayu Muda
● Memiliki skala rumah yang lebih kecil
● Sebuah gugus rumah terdiri atas:
1. Rumah Ibu
2. Rumah Dapur
3. Pekarangan
Rumah Bugis dan Rumah Perahu
● Masyarakat Melayu ada yang tinggal di laut / sungai
● Rumah Bugis paling mewakili tradisi budaya pantai yang asli
● Rumah Bugis paling memiliki kedekatan dengan prototipe rumah tinggal Melayu Lama
Struktur dan konstruksi Arsitektur Melayu
● Atribut (status) bangunan arsitektur Melayu ditentukan
oleh jumlah tiang . Bangka: Falsafah 9 tiang ; Malaysia: 16
tiang
● Konstruksi kayu tanpa pasak
● Tiang panggung tinggi untuk mengatasi arus pasang
Rumah Lampung
Elemen dekorasi
Finial
Ambon - Halmahera
Rekonstruksi Rumah Keluarga (Bansaha) Galela Pulau Halmahera
Rekonstruksi Rumah Keluarga (Bansaha) Galela Pulau Halmahera
Arsitektur Papua
● Permukiman di wilayah Pegunungan Tengah, Papua ada
sejak 25.000 tahun yang lalu
● Budi daya pertanian dan peternakan babi dikenal 5000
tahun yang lalu
● Nenek moyang berasal dari Afrika, datang dengan kapal
dan mendarat di pesisir/muara Sungai Moro dekat
Merauke. (sumber BAPPEDA IRJA)
● Gejala kebudayaan seolah olah berhenti pada suatu saat
dan bertahan pada kebudayaan beberapa ribu tahun yang
lampau.
● Pengaruh besar dalam perubahan: Misionaris Kristen
(Protestan di Utara dan Katholik di Selatan) dan Pemerintah
RI