Dosen Pengampu:
Ibu Daris Zunaida, S.AB.,M.AB
Disusun Oleh:
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatnya sehingga makalah ini
dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa sholawat dan salam semoga tetap
tercurahlimpahkan kepada Rasullullah SAW, keluarganya, sahabatnya, dan semoga sampai
kepada kita selaku umatnya, tidak lupa kami mengucapkan terimakasih kepada Ibu Daris
Zunaida, S.AB.,M.AB. selaku dosen mata kuliah Perilaku Konsumen atas bimbingannya
untuk mengerjakan makalah ini, dan juga mengucapkan terima kasih kepada kelompok kami
yang telah berkontribusi kedalam pembuatan makalah ini yang digunakan untuk memenuhi
salah satu tugas mata kuliah perilaku konsumen. Semoga Allah SWT memberkati walau
didalam makalah ini terdapat banyak kekurangan dalam penyusunan maupun penjelasannya,
kami berharap makalah ini dapat menjadi referensi bagi pembaca untuk memahami tentang
materi Pembelajaran Konsumen.
Tim penulis
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
Seperti ditunjukkan dalam model pengambilan keputusan, semua aspek pengaruh dan
kognisi dilibatkan dalam pengambilan keputusan konsumen, termasuk pengetahuan, arti,
kepercayaan yang diaktifkan dari ingatan serta proses perhatian dan pemahaman yang terlibat
dalam pe- nerjemahan informasi baru di lingkungan. Akan tetapi, inti dari pengam- bilan
keputusan konsumen (consumer decision making) adalah proses pengintegrasian yang
mengombinasikan pengetahuan untuk mengevalu- asi dua atau lebih perilaku alternatif, dan
memilih salah satu di antaranya. Hasil dari proses pengintegrasian ini ialah suatu pilihan
(choice), yang disajikan secara kognitif sebagai keinginan berperilaku (BI).
Pada bab ini kita memandang pengambilan keputusan konsumen sebagai proses
pemecahan masalah. Kita akan memulai dengan dis- kusi umum mengenal sudut pandang ini.
Kemudian kita akan meng identifikasi dan menjelaskan elemen kunci dari pendekatan peme-
cahan masalah. Selanjutnya kita mendiskusikan proses pemecahan masalah yang terlibat
dalam keputusan pembellan. Kami menyajikan tiga tingkat upaya pemecahan masalah dan
menjelaskan beberapa hal yang berpengaruh terhadap kegiatan pemecahan masalah. Kami me
nyimpulkan bab ini dengan cara mengidentifikasi beberapa implikasi pemecahan masalah
konsumen dalam strategi pemasaran.
Pemecahan masalah konsumen sebenarnya ialah suatu aliran tin dakan timbal balik
yang berkesinambungan di antara faktor lingkung an, proses kognitif dan afektif, serta
tindakan perilaku. Periset dapat membagi aliran ini ke dalam beberapa tahap dan subproses
yang ber- beda untuk menyederhanakan masalah (problem solving) generik yang
menjelaskan lima tahapan atau proses dasar.Tahap pertama adalah pemahaman adanya
masalah. Pada tahapan berikutnya, evaluasi alternatif yang adis tan tindakan yang paling
sesuai yang akan dipilih. Pada tahap berikutnya, pembelian, pilihan/keinginan dinyatakan
dalam tindakan. Akhirnya, produk yang dibeli itu diguna kan dan sang konsumen akan
melakukan evahisi ulang apakah kepu tusan yang diambilnya tepat atau tidak. Model dasar
ini menunjukkan beberapa kegiatan penting yang terlibat dalam pemecahan masalah
mengaktifkan motivasi awal untuk terlibat dalam pemecahan masalah, pencarian informasi
yang relevan terhadap masalah yang dihadapi, mengevaluasi alternatif tindakan, dan memilih
tindakan yang akan di- lakukan. Meskipun demikian, untuk beberapa alasan, model generik
ini sering tidak sesuai dengan proses pemecahan masalah yang sesung- guhnya seperti contoh
pembuka. Salah satu alasannya adalah bahwa pemecahan masalah nyata jarang yang berjalan
dalam urutan linier se- perti yang digambarkan pada model generik.
Kedua, seperti yang ditekankan pada Roda Analisis Konsumen (mengacu pada
tampilan) proses pemecahan masalah sesungguhnya me- libatkan interaksi timbal balik ganda
di antara proses kognitif konsumen, perilaku mereka, serta aspek-aspek fisik dan sosial
lingkungan. Interaksi timbal balik muncul di sepanjang proses pemecahan masalah.
Ketiga, sebagian besar proses pemecahan masalah sebenarnya meli- batkan multi-
keputusan dan multimasalah. Setiap keinginan ialah suatu langkah dalam keseluruhan
rencana keputusan. Suatu rencana kepu- tusan selanjutnya, menghasilkan rangkaian perilaku
bertujuan yang di- lakukan konsumen untuk mencapai konsekuensi, nilai, dan tujuan yang
diinginkan, Mode; generik menyiratkan bahwa pemecahan masalah konsumen hanya
melibatkan satu keputusan, biasanya berupa pilihan merek, yang ternyata bukan masalah
yang sering terjadi.
Salah satu strategi pemasaran untuk meningkatkan potensi peng aktifan merek adalah
penayangan iklan yang berulang dan sangat ma hal harganya, seperti yang sering dilakukan
pemasar rokok, bir, minum an ringan, dan pasta gigi (di antara mereka lainnya).Akhirnya,
strategi distribusi perusahaan dapat memengaruhi apa- kah suatu merel: masuk dalam set
yang dipertimbangkan konsumen Penempatan ini memperkuat kemungkinan konsumen
menemukan merek tersebut pada saat-saat hendak memutuskan, yang selanjutnya akan
meningkatkan kemungkinan dimasukkan ke dalam set yang dipertim bangkan konsumen.
Berbagai jenis konsekuensi yang terkait dengan produk dapat men jadi suatu kriteria
pilihan dalam keputusan pemilihan merek, termasuk kepercayaan utama tentang konsekuensi
fungsional (kinerja produk), konsekuensi psikososial (penghargaan dari teman), atau
konsekuensi nilai (rasa percaya diri atau kebanggaan),
Kemungkinan bahwa pengetahuan produk diaktifkan dan diguna- kan dalam proses
evaluasi sangat dipengaruhi oleh relevansi arti akhir. pengetahuan tersebut pada tujuan atau
subtujuan yang dipertimbang- kan. Misalnya, jika tujuan akhir yang dominan ialah rasa
percaya diri. maka kepercayaan tentang konsekuensi produk yang dianggap dapat membantu
pencapaian rasa percaya diri cenderung digunakan sebagai kriteria pilihan.
Kriteria pilihan konsumen juga beragam dalam evaluasi. Beberapa kriteria pilihan
dianggap sebagal konsekuensi positif yang diinginkan, dan menimbulkan tanggapan
pengaruh positif. Kriteria pilihan lain- nya, seperti harga, dapat dipandang dari sudut negatif
sebagai konse- kuensi yang kurang menyenangkan atau sebagai risiko yang dicoba untuk
dihindari.
Topik lainnya ialah apakah konsumen memiliki aturan integrasi yang lengkap dalam
ingatannya yang siap diaktifkan dan diterapkan pada suatu kepercayaan produk yang relevan.
Riset terakhir menyata kan bahwa sebagian besar proses integrasi dibangun pada saat mereka
dibutuhkan untuk menghadapi situasi yang sedang berjalan.
Jumlah upaya kognitif dan perilaku yang digunakan konsumen dalam proses
pemecahan masalah sangatlah bervariasi.pemasar membagi variasi yang berkisar
pada garis kontinum ini menjadi tiga tingkat kegiatan pemecahan
masalah:ekstensi,terbatas,dan rutin atau kebiasaan.Hanya sedikit masalah pilihan
konsumen yang membutuhkan pengambilan keputusan ekstensif(extensive decision
making).pengambilan keputusan ekstensif biasanya melibatkan sejumlah besar
perilaku pencarian yang dibutuhkan untuk mengidentifikasi alternatif pilihan dan
mencari kriteria pilihan yang akan digunakan untuk mengevaluasi.Berbagai masalah
pilihan konsumen mensyaratkan penerapan pengambilan keputusan terbatas (united
decision making).dibandingkan dengan pengambilan keputusan ekstensif
pengambilan keputusan terbatas melibatkan tidak banyak upaya pencarian
informasi.Untuk masalah yang lain,perilaku pilihan konsumen merupakan kebiasaan
atau rutinitas,perilaku pilihan rutin (routinized choice behavior) seperti membeli
sekaleng pepsi dari mesia penjual di ujung gedung atau membeli permen karet di
kasir muncul secara otomatis dengan sedikit atau bahkan tanpa adanya proses
kognitif.Jumlah upaya yang digunakan dalam pemecahan masalah cenderung
menurun sejalan dengan semakin dikenalnya suatu produk dan semakin
berpengalamannya seseorang dalam mengambil keputusan dengan diulang-ulangnya
suatu keputusan,produk,dan pengetahuan produk akan diorganisasi menjadi struktur
arti akhir dan menjadi lebih.
PENUTUP
KESIMPULAN
Kepercayaan Diri Siswa. Jurnal Ilmiah Bimbingan dan Konseling. Vol 01(01):20-21.