Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN (Consummer Decision Making)

Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Perilaku Konsume

Dosen Pengampu:
Ibu Daris Zunaida, S.AB.,M.AB

Disusun Oleh:

Siti isnaini fahria - 22101092022

Afiatul Hamidah – 22101092038

Inta Zahra Islami - 22101092085

Masayu yuli - 22101092092

Isa Bella Putri Aliffia - 22101092118

Dika Kurnia Ramadhani - 22101092041

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI BISNIS

FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI

UNIVERSITAS ISLAM MALANG

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatnya sehingga makalah ini
dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa sholawat dan salam semoga tetap
tercurahlimpahkan kepada Rasullullah SAW, keluarganya, sahabatnya, dan semoga sampai
kepada kita selaku umatnya, tidak lupa kami mengucapkan terimakasih kepada Ibu Daris
Zunaida, S.AB.,M.AB. selaku dosen mata kuliah Perilaku Konsumen atas bimbingannya
untuk mengerjakan makalah ini, dan juga mengucapkan terima kasih kepada kelompok kami
yang telah berkontribusi kedalam pembuatan makalah ini yang digunakan untuk memenuhi
salah satu tugas mata kuliah perilaku konsumen. Semoga Allah SWT memberkati walau
didalam makalah ini terdapat banyak kekurangan dalam penyusunan maupun penjelasannya,
kami berharap makalah ini dapat menjadi referensi bagi pembaca untuk memahami tentang
materi Pembelajaran Konsumen.

Malang, 24 Juni 2023

Tim penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................ 2


BAB 1 ........................................................................................................................................ 4
PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 4
1.1 LATAR BELAKANG ...................................................................................................... 4
1.2 RUMUSAN MASALAH ................................................................................................. 5
1.3 TUJUAN MASALAH...................................................................................................... 5
BAB 2 ........................................................................................................................................ 6
PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 6
2.1 KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN................................................................... 6
2.2 PENGAMBILAN KEPUTUSAN SEBAGAI PEMECAHAN MASALAH ................... 7
2.3 ELEMEN PEMECAHAN ................................................................................................ 8
2.4 IMPLIKASI PADA STRATEGI PEMASARAN ........................................................... 10
BAB 3 ...................................................................................................................................... 12
PENUTUP................................................................................................................................ 12
KESIMPULAN .................................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................... 13
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Keputusan pembelian merupakan suatu konsep dalam perilaku pembelian dimana


konsumen memutuskan untuk bertindak atau melakukan sesuatu dan dalam hal ini
melakukan pembelian ataupun memanfaatkan produk atau jasa tertentu (Balawera, 2013).
Pengambilan keputusan konsumen pada dasarnya merupakan proses pemecahan masalah.
Peneliti menggunakan variabel keputusan pembelian ini karena studi tentang keputusan
pembelian masih layak untuk diteliti mengingat semakin banyaknya produk yang beredar
mengakibatkan perlunya berbagai pertimbangan bagi masyarakat dalam melakukan
keputusan pembelian. Kebanyakan konsumen, baik konsumen individu maupun pembeli
organisasi melalui proses mental yang hampir sama dalam memutuskan produk dan
merek apa yang akan dibeli (Yulindo 2013). Keputusan pembelian konsumen dapat
dilakukan apabila produk tersebut sesuai dengan apa yang diinginkan dan dibutuhkan
konsumen. Dalam melakukan keputusan pembelian biasanya hal pertama yang
dipertimbangkan konsumen dalam memilih produk adalah dengan melihat atribut produk.
Inilah mengapa peneliti menggunakan atribut produk sebagai salah satu variabel dalam
penelitian ini. Atribut produk memilikiperan yang sangat penting bagi konsumen dalam
melakukan keputusan pembelian. Dalam sebuah produk pasti terdapat unsur-unsur atribut
produk yang dapat mempengaruhi konsumen dalam melakukan keputusan pembelian
yaitu kualitas produk, harga, merek, dan fitur. Hal tersebut menjadi bahan pertimbangan
paling utama bagi konsumen sebelum melakukan keputusan pembelian pada suatu
produk. Seperti studi yang telah dilakukan oleh LayYee et al (2013) yang menunjukkan
bahwa ada hubungan yang signifikan antara atribut produk yang terdiri dari merek, harga,
dan fitur dengan keputusan pembelian. Produk yang memiliki atribut produk yang
berkualitas tinggi akan lebih menarik minat konsumen untuk memakai produk tersebut.
Gaya hidup masyarakat yang semakin tinggi juga merupakan salah satu pengaruh bagi
masyarakat untuk mempertimbangkan keputusan pembelian terhadap suatu produk.
Masyarakat dengan gaya hidup tinggi cenderung lebih berhati-hati dalam memutuskan
produk apa yang akan mereka beli. Semakin tinggi gaya hidup masyarakat maka semakin
tinggi pula kriteria mereka dalam memilih produk yang akan mereka konsumsi. Gaya
hidup masyarakat sekarang banyak dipengaruhi oleh adanya modernisasi dalam berbagai
bidang sehingga mendorong masyarakat untuk melakukan penyesuaian dengan mengikuti
perkembangan yang terjadi. Gaya hidup telah menjadi variabel penting dalam
pengembangan strategi pemasaran. Setiap produk memiliki target pasar yang berbeda dan
karenanya, diferensiasi melalui segmentasi pasar diperlukan untuk membangun preferensi
masing-masing kelompok dan kecenderungannya terhadap produk jenis apa yang mereka
sukai. Berkaitan dengan pasar, gaya hidup berfungsi sebagai variabel segmentasi yang
sangat baik karena itu adalah cara hidup oleh seseorang atau kelompok yang mencakup
hubungan sosial, konsumsi, hiburan, dan pola pakaian. Gaya hidup biasanya
mencerminkan sikap seseorang, nilai-nilai atau pandangan dunia, dan mencerminkan
selera pribadi mereka (Lin & Shih, 2012) .

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana keputusan pembelian konsumen dapat mempengaruhi proses pembelian?


2. Bagaimana pengambilan keputusan dapat menjadi pemecah masalah?
3. Apa saja elemen – elemen yang berada di keputusan pembelian?
4. Bagaimana implikasi pada proses strategi pemasaran?

1.3 TUJUAN MASALAH

1. Untuk mengetahui keputusan pembelian.


2. Untuk mengetahui pengambilan keputusan dapat menjadi pemecah masalah.
3. Untuk mengetahui elemen-elemen yang berada di keputusan pembelian.
4. Untuk mengetahui implikasi pada proses strategi pemasaran.
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN

Proses pengambilan keputusan yang rumit sering melihatkan beberapa keputusan.


Suatu keputusan (decision) melibatkan pilihan di antara dua atau lebih alternatif tindakan atau
perilaku). Keputusan selalu mensyaratkan pilihan di antara beberapa perilaku yang
berbeda.Pemasar biasanya tertarik pada perilaku pembelian konsumen, terutama pilihan
mereka mana yang akan dibelI. Dengan orientasi pema saran yang diberikan pada buku ini,
kami memberi penekanan pada pilihan pembelian konsumen (Apakah saya harus membeli
jeans Levi's atau Wrangler?). Harus diperhatikan bahwa konsumen ga membuat beberapa
keputusan sehubungan dengan perilaku tidak membeli Kadang kala pilihan tidak membeli ini
dapat memengaruhi keputusan pembelian merek konsumen (memutuskan untuk berjalan-
jalan atau menonton TV dapat mengekspos konsumen pada rangsangan pemasaran).
Beberapa dari perilaku lain ini menjadi sasaran strategi pemasaran "Datanglah ke toko kami
siang ini untuk mendapatkan kopi dan donat gratis." Analisis kami terhadap keputusan
pembelian dapat digeneralisasi untuk pilihan tidak membeli ini.

Seperti ditunjukkan dalam model pengambilan keputusan, semua aspek pengaruh dan
kognisi dilibatkan dalam pengambilan keputusan konsumen, termasuk pengetahuan, arti,
kepercayaan yang diaktifkan dari ingatan serta proses perhatian dan pemahaman yang terlibat
dalam pe- nerjemahan informasi baru di lingkungan. Akan tetapi, inti dari pengam- bilan
keputusan konsumen (consumer decision making) adalah proses pengintegrasian yang
mengombinasikan pengetahuan untuk mengevalu- asi dua atau lebih perilaku alternatif, dan
memilih salah satu di antaranya. Hasil dari proses pengintegrasian ini ialah suatu pilihan
(choice), yang disajikan secara kognitif sebagai keinginan berperilaku (BI).

Kami mengasumsikan bahwa semua perilaku sengaja (voluntary) dilandaskan pada


keinginan yang dihasilkan ketika konsumen secara sadar memilih salah satu di antara
tindakan alternatif yang ada. Ini tidak berarti bahwa suatu proses pengambilan keputusan
sadar harus muncul setiap saat perilaku tersebut dinyatakan. Beberapa perilaku sadar dapat
berubah menjadi kebiasaan. Perilaku tersebut didasarkan pada keinginan yang tersimpan
diingatan yang dihasilkan oleh proses pengambilan keputusan masa lampau. Ketika
diaktifkan, keinginan atau rencana keputusan yang telah terbentuk sebelumnya ini secara
otomatis memengaruhi perilaku; proses pengambilan keputusan selanjutnya tidak diperlukan
lagi. Akhirnys, beberapa perilaku tidak lakukan secara sengaja dan sangat dipengaruhi oleh
faktor lingungen Misalnya, displai toko. Pengambilan keputusan tidak relevan pada ka sus
tersebut.

Pada bab ini kita memandang pengambilan keputusan konsumen sebagai proses
pemecahan masalah. Kita akan memulai dengan dis- kusi umum mengenal sudut pandang ini.
Kemudian kita akan meng identifikasi dan menjelaskan elemen kunci dari pendekatan peme-
cahan masalah. Selanjutnya kita mendiskusikan proses pemecahan masalah yang terlibat
dalam keputusan pembellan. Kami menyajikan tiga tingkat upaya pemecahan masalah dan
menjelaskan beberapa hal yang berpengaruh terhadap kegiatan pemecahan masalah. Kami me
nyimpulkan bab ini dengan cara mengidentifikasi beberapa implikasi pemecahan masalah
konsumen dalam strategi pemasaran.

2.2 PENGAMBILAN KEPUTUSAN SEBAGAI PEMECAHAN MASALAH

Pemecahan masalah konsumen sebenarnya ialah suatu aliran tin dakan timbal balik
yang berkesinambungan di antara faktor lingkung an, proses kognitif dan afektif, serta
tindakan perilaku. Periset dapat membagi aliran ini ke dalam beberapa tahap dan subproses
yang ber- beda untuk menyederhanakan masalah (problem solving) generik yang
menjelaskan lima tahapan atau proses dasar.Tahap pertama adalah pemahaman adanya
masalah. Pada tahapan berikutnya, evaluasi alternatif yang adis tan tindakan yang paling
sesuai yang akan dipilih. Pada tahap berikutnya, pembelian, pilihan/keinginan dinyatakan
dalam tindakan. Akhirnya, produk yang dibeli itu diguna kan dan sang konsumen akan
melakukan evahisi ulang apakah kepu tusan yang diambilnya tepat atau tidak. Model dasar
ini menunjukkan beberapa kegiatan penting yang terlibat dalam pemecahan masalah
mengaktifkan motivasi awal untuk terlibat dalam pemecahan masalah, pencarian informasi
yang relevan terhadap masalah yang dihadapi, mengevaluasi alternatif tindakan, dan memilih
tindakan yang akan di- lakukan. Meskipun demikian, untuk beberapa alasan, model generik
ini sering tidak sesuai dengan proses pemecahan masalah yang sesung- guhnya seperti contoh
pembuka. Salah satu alasannya adalah bahwa pemecahan masalah nyata jarang yang berjalan
dalam urutan linier se- perti yang digambarkan pada model generik.

Kedua, seperti yang ditekankan pada Roda Analisis Konsumen (mengacu pada
tampilan) proses pemecahan masalah sesungguhnya me- libatkan interaksi timbal balik ganda
di antara proses kognitif konsumen, perilaku mereka, serta aspek-aspek fisik dan sosial
lingkungan. Interaksi timbal balik muncul di sepanjang proses pemecahan masalah.

Ketiga, sebagian besar proses pemecahan masalah sebenarnya meli- batkan multi-
keputusan dan multimasalah. Setiap keinginan ialah suatu langkah dalam keseluruhan
rencana keputusan. Suatu rencana kepu- tusan selanjutnya, menghasilkan rangkaian perilaku
bertujuan yang di- lakukan konsumen untuk mencapai konsekuensi, nilai, dan tujuan yang
diinginkan, Mode; generik menyiratkan bahwa pemecahan masalah konsumen hanya
melibatkan satu keputusan, biasanya berupa pilihan merek, yang ternyata bukan masalah
yang sering terjadi.

Model pemrosesan kognitif pengambilan keputusan konsumen kami yang


diperlihatkan cukup fleksibel untuk menjawab aliran yang tidak linier; untuk interaksi timbal
balik di antara perilaku, lingkungan, dan kognisi; dan untuk multikeputusan yang terjadi
dalam episode pemecahan masalan konsumen sebenarnya. Lebih dari itu, model terse but
dapat mengaitkan satu sama lain dari tahapan penting pemecahan masalah, yaitu pemahaman
adanya masalah, pencarian informasi, dan evaluasi alternatif yang ada. Sebelum
menggunakan model tersebut. Untuk menganalisis keputusan konsumen aktual, kita harus
mendiskusikan konsep atau elemen khusus dalam pemecahan masalah.

2.3 ELEMEN PEMECAHAN

Salah satu strategi pemasaran untuk meningkatkan potensi peng aktifan merek adalah
penayangan iklan yang berulang dan sangat ma hal harganya, seperti yang sering dilakukan
pemasar rokok, bir, minum an ringan, dan pasta gigi (di antara mereka lainnya).Akhirnya,
strategi distribusi perusahaan dapat memengaruhi apa- kah suatu merel: masuk dalam set
yang dipertimbangkan konsumen Penempatan ini memperkuat kemungkinan konsumen
menemukan merek tersebut pada saat-saat hendak memutuskan, yang selanjutnya akan
meningkatkan kemungkinan dimasukkan ke dalam set yang dipertim bangkan konsumen.

Berbagai jenis konsekuensi yang terkait dengan produk dapat men jadi suatu kriteria
pilihan dalam keputusan pemilihan merek, termasuk kepercayaan utama tentang konsekuensi
fungsional (kinerja produk), konsekuensi psikososial (penghargaan dari teman), atau
konsekuensi nilai (rasa percaya diri atau kebanggaan),

Kemungkinan bahwa pengetahuan produk diaktifkan dan diguna- kan dalam proses
evaluasi sangat dipengaruhi oleh relevansi arti akhir. pengetahuan tersebut pada tujuan atau
subtujuan yang dipertimbang- kan. Misalnya, jika tujuan akhir yang dominan ialah rasa
percaya diri. maka kepercayaan tentang konsekuensi produk yang dianggap dapat membantu
pencapaian rasa percaya diri cenderung digunakan sebagai kriteria pilihan.

Kriteria pilihan konsumen juga beragam dalam evaluasi. Beberapa kriteria pilihan
dianggap sebagal konsekuensi positif yang diinginkan, dan menimbulkan tanggapan
pengaruh positif. Kriteria pilihan lain- nya, seperti harga, dapat dipandang dari sudut negatif
sebagai konse- kuensi yang kurang menyenangkan atau sebagai risiko yang dicoba untuk
dihindari.

Proses pengintegrasian yang dilibatkan dalam pemecahan masaiah mencakup dua


tugas utama: alternatif pilihan harus dievaluasi ber- dasarkan kriteria pilihan, dan kemudian
salah satu di antara alternatif harus dipilih. Dua jenis proses Integrasi telah diperkenalkan
untuk menjawab proses evaluasi dan pemilihan ini: strategi integrasi formal dan prosedur
yang lebih sederhana yang disebut heuristik Berbagai jenis proses integrasi bukan pengrent
(noncentory integration processes) juga dijelaskan pada tempilan Dise pengganti karena
kepercayaan utama tentang konsekuens negatif dan positif dari alternatif pilihan ialah tidak
seimbang atan saling meng kompensasi. Misalnya, penerapan sturen pilihan konjungtif
menayara kan bahwa suatu alternatif akan ditolak jika salah satu konsekuensi tidak melewati
batas lolos minimal.Riset menunjukkan bahwa konsumen tampaknya tidak mengikut sahi
aturan atau strategi tertentu dalam rengevaluasi dan memil berbagai alternatif yang ada.
Untuk satu hal, mereka mungkin tidak miliki kapasitas kognitif yang memadai untuk secara
bersama mengin tegrasikan beberapa kepercayaan di antara banyak alternatit. Ketimbang
strategi integrasi tunggal, konsumen cenderung menggunakan kombinasi dari beberapa
proses dalam menghadapi berbagasituasi pemecahan masalah.

Topik lainnya ialah apakah konsumen memiliki aturan integrasi yang lengkap dalam
ingatannya yang siap diaktifkan dan diterapkan pada suatu kepercayaan produk yang relevan.
Riset terakhir menyata kan bahwa sebagian besar proses integrasi dibangun pada saat mereka
dibutuhkan untuk menghadapi situasi yang sedang berjalan.

 Proses Pemecahan Masalah

Jumlah upaya kognitif dan perilaku yang digunakan konsumen dalam proses
pemecahan masalah sangatlah bervariasi.pemasar membagi variasi yang berkisar
pada garis kontinum ini menjadi tiga tingkat kegiatan pemecahan
masalah:ekstensi,terbatas,dan rutin atau kebiasaan.Hanya sedikit masalah pilihan
konsumen yang membutuhkan pengambilan keputusan ekstensif(extensive decision
making).pengambilan keputusan ekstensif biasanya melibatkan sejumlah besar
perilaku pencarian yang dibutuhkan untuk mengidentifikasi alternatif pilihan dan
mencari kriteria pilihan yang akan digunakan untuk mengevaluasi.Berbagai masalah
pilihan konsumen mensyaratkan penerapan pengambilan keputusan terbatas (united
decision making).dibandingkan dengan pengambilan keputusan ekstensif
pengambilan keputusan terbatas melibatkan tidak banyak upaya pencarian
informasi.Untuk masalah yang lain,perilaku pilihan konsumen merupakan kebiasaan
atau rutinitas,perilaku pilihan rutin (routinized choice behavior) seperti membeli
sekaleng pepsi dari mesia penjual di ujung gedung atau membeli permen karet di
kasir muncul secara otomatis dengan sedikit atau bahkan tanpa adanya proses
kognitif.Jumlah upaya yang digunakan dalam pemecahan masalah cenderung
menurun sejalan dengan semakin dikenalnya suatu produk dan semakin
berpengalamannya seseorang dalam mengambil keputusan dengan diulang-ulangnya
suatu keputusan,produk,dan pengetahuan produk akan diorganisasi menjadi struktur
arti akhir dan menjadi lebih.

 Pengaruh terhadap kegiatan Pemecahan Masalah Konsumen


Tingkat Upaya pengambilan keputusan konsumen dalam membuat keputusan
pembelian merek mempengaruhi oleh faktor lingkungan,di samping tanggapan
kognitif dan efektif yang diaktifkan selama proses pengambilan keputusan.
 Dampak Hieraki Tujuan
Hierarki tujuan konsumen terhadap suatu permasalahan memiliki pengaruh
kuat terhadap proses pemecahan masalah. Jika konsumen memiliki hierarki tujuan
yang terdefinisi dengan baik dalam ingatannya,maka tujuan tersebut dapat diaktifkan
dan rencana keputusan yang terkait akan dilakukan secara otomatis
 Dampak Keterlibatan dan Pengetahuan
Proses pemecahan masalah konsumen sangat dipengaruhi oleh jumlah
pengetahuan produk yang mereka dapatkan dari sepanjang pengalaman masa lalu
mereka,dan melalui tingkan keterlibatan mereka dengan produk dan proses pemilihan.
 Dampak Lingkungan
Faktor lingkungan dapat mempengaruhi pengambilan keputusan konsumen
dengan menyela atau mengganggu aliran proses pemecahan masalah yang sedang
berjalan.

2.4 IMPLIKASI PADA STRATEGI PEMASARAN

Untuk mengembangkan strategi pemasaran yang efektif, pemasar harus mengetahui


jenis proses pemecahan masalah yang digunakan konsumennya untuk membuat keputusan
pembelian. Pemasar yang menargetkan beberapa segmen pasar sekaligus, masing-masing
dengan proses pemecahan masalah yang berbeda, harus mengembangkan multi-strategi untuk
memengaruhi hasil-hasil keputusan yang berbeda.

 Perilaku Pilihan Terutinisasi


Pemasar merek yang telah mapan dan memiliki pangsa pasar be sat harus terus
memelihara agar merek mereka tetap ada pada sel yang dibangkitkan dalam benak
segmen pasar yang paling menjanjikan Ka- rena segmen pazar tersebut tidak lagi
melakukan banyak upaya pencari- an, pemasar pesaing karena hanya memiliki
kesempatan minimal untuk dapat menyisipkan merek mereka ke dalam set yang
dipertimbangkan konsumen pada set pemecahan masalah. Oleh karena itu, penting
bah- wa suatu merek dimasukkan ke dalam alternatif pilihan yang diaktifkan di awal
proses pemecahan masalah. Secara umum, semakin otomatis suatu perilaku pilihan,
semakin sulit bagi pemasar untuk menyela dan memengaruhi pilihan.Pemasar merek
baru atau merek yang pangsa pasarnya rendah na- Tus berupaya menyela proses
pemecahan masalah otomatis konsumen.Tujuannya untuk menarik konsumen be
tingkat pengambilan be an terbatas yang lebih terkontrol das disadari, yang
memasukkan me hard tersebut ke dalam set yang dipertimbangkan
 Pengambilan Keputusan Terbatas
Sebagian besar keputusan konsumen membutuhkan upaya pemecahan masalah
terbatas karena sebagian besar konsis.nen telah me miliki sejumlah besar informasi
produk yang berasal dari pengalaman masa lampaunya, maka dasar strategi
pemasarannya yaitu menyedia kan informasi tambahan agar tersedia bagi konsumen
ketika dan di mana mereka membutuhkannya. Iklan untuk meningkatkan kesadaran
utama dapat membantu membawa suatu merek ke dalam set yang d bangkitkan dari
alternatif pilihan pada awal proses pengambilan kepo tusan. Hal ini penting karena
sebagian besar konsumen cenderung tidak melakukan pencarian alternatif lainnya
secara catenat. Pemasar dapat mencoba mendesain suasana toko yang merangsang
pembelian impulsif, sejenis pengambilan keputusan terbatas.
 Pengambilan Keputusan Ekstensif
Dibandingkan dengan pilihan terutinisasi dan pengambilan keputusan terbatas
yang lebih umum, hanya sedikit keputusan konsumen yang melibatkan pemecahan
masalah exstensi. Meskipun demikian. ketika konsumen benar-benar terlibat dalam
pengambilan keputusan ekstensif pemasar harus menyadari memuaskan kebutuhan
infor masi mereka. Dalam situasi pengambilan keputusan ekstensil di mana
pengetahuan mereka sangat rendah, konsumen membutuhkan infor masi tentang
segala sesuatu termasuk tujuan akhir mana yang penting, bagaimana mengorganisasi
hierarki tujuan, alternatif pilihan mara yang relevan, kriteria pilihan mana yang tepat,
dan sebagainya. Pemasar harus berusaha membuat informasi yang dibutuhkan:
tersedia dalam format dan pada tingkatan yang dapat dipahami dan digunakan: dalam
proses pemecahan masalah.Alat-alat berjualan yang rumit seperti brosur dan spesiksi
produk juga cukup efektif jika disampaikan bersamaan dengan iklan yang sangat
informatif. Konsumen yang berada dalam situasi pemecah masalah ekstensif akan
memerhatikan informasi yang relevan, dan termotivasi untuk memahaminya.
Pembaca dapat mengambil manfaat dari daya serat informasi konsumen dengan
menyajikan contoh gratis. kupon potongan harga, atau percobaan gratis (bawa pulang
dan coba beberapa hari) untuk membantu konsumen mendapatkan pengetahuan
tentang merek yang mereka tawarkan.
BAB 3

PENUTUP

KESIMPULAN

Proses pengambilan keputusan yang rumit sering melihatkan beberapa keputusan.


Suatu keputusan (decision) melibatkan pilihan di antara dua atau lebih alternatif tindakan atau
perilaku). Keputusan selalu mensyaratkan pilihan di antara beberapa perilaku yang
berbeda.Pemasar biasanya tertarik pada perilaku pembelian konsumen, terutama pilihan
mereka mana yang akan dibelI. Dengan orientasi pema saran yang diberikan pada buku ini,
kami memberi penekanan pada pilihan pembelian konsumen (Apakah saya harus membeli
jeans Levi's atau Wrangler?). Harus diperhatikan bahwa konsumen ga membuat beberapa
keputusan sehubungan dengan perilaku tidak membeli Kadang kala pilihan tidak membeli ini
dapat memengaruhi keputusan pembelian merek konsumen (memutuskan untuk berjalan-
jalan atau menonton TV dapat mengekspos konsumen pada rangsangan pemasaran).
Beberapa dari perilaku lain ini menjadi sasaran strategi pemasaran "Datanglah ke toko kami
siang ini untuk mendapatkan kopi dan donat gratis." Analisis kami terhadap keputusan
pembelian dapat digeneralisasi untuk pilihan tidak membeli ini.
DAFTAR PUSTAKA

Setiadi, Nugroho J. 2015. Perilaku Konsumen Edisi Revisi. Jakarta: PRENADAMIAN


GROUP. Susetyo, Daniel Purwoko. 2021. Dinamika Kelompok Pendekatan Psikologi
Sosial. Semarang:Universitas Katolik Soegijapranata. Chafidoh, Alifatul. 2020. Pengaruh
Dinamika Kelompok Terhadap Keberfungsian Sosial Anak Yang Berhadapan Denga
Hukum Di BRSAMPK Handayani. Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta. Skiripsi.


Syarifudin. 2019. Penerapan Dinamika Kelompok Dalam Guidance Courses Terhadap

Kepercayaan Diri Siswa. Jurnal Ilmiah Bimbingan dan Konseling. Vol 01(01):20-21.

Anda mungkin juga menyukai