Anda di halaman 1dari 5

Masjid Istiqlal

Masjid Istiqlal adalah masjid terbesar di Asia Tenggara. Masjid ini merupakan kebanggaan
bangsa Indonesia, sebagai ungkapan dan wujud dari rasa syukur bangsa dan rakyat Indonesia
yang mayoritas beragama Islam, atas berkat dan rahmat Allah SWT yang telah
menganugerahkan nikmat kemerdekaan dari cengkraman penjajah selama kurang lebih 350
tahun.

Masjid Istiqlal adalah masjid nasional negara Republik Indonesia yang terletak di bekas Taman
Wilhelmina, di Timur Laut Lapangan Medan Merdeka yang di tengahnya berdiri Monumen
Nasional (Monas), di pusat ibukota Jakarta. Di seberang Timur masjid ini berdiri Gereja Katedral
Jakarta. Imam besarnya adalah Prof. Dr. Nasaruddin Umar, M.A. dan Ketua Badan Pelaksana
Pengelola Masjid Istiqlal sekarang adalah Laksma (Purn) H. Asep Saefuddin.

Masjid tersebut disepakati diberi nama Istiqlal. Secara harfiah, kata Istiqlal berasal dari bahasa
Arab yang berarti: kebebasan, lepas atau kemerdekaan, yang secara istilah menggambarkan rasa
syukur kepada Allah SWT atas limpahan rahmat berupa kemerdekaan bangsa.

Ide pembangunan masjid tercetus setelah empat tahun proklamasi kemerdekaan. Pada tahun
1950, KH. Wahid Hasyim yang waktu itu menjabat sebagai Menteri Agama RI dan H. Anwar
Tjokroaminoto dari Partai Syarikat Islam mengadakan pertemuan dengan sejumlah tokoh Islam
di Deca Park, sebuah gedung pertemuan di jalan Merdeka Utara, tidak jauh dari Istana Merdeka.
Pertemuan dipimpin oleh KH. Taufiqurrahman, yang membahas rencana pembangunan masjid.

Pemancangan tiang pertama dilakukan oleh Presiden Ir. Soekarno pada tanggal 24 Agustus 1961
bertepatan dengan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, disaksikan oleh ribuan ummat
Islam.

Selanjutnya pelaksanaan pembangunan masjid ini tidak berjalan lancar. Sejak direncanakan pada
tahun 1950 sampai dengan 1965 tidak mengalami banyak kemajuan. Proyek ini tersendat, karena
situasi politik yang kurang kondusif.
Pada masa itu, berlaku demokrasi parlementer, partai-partai politik saling bertikai untuk
memperjuangkan kepentingannya masing-masing. Kondisi ini memuncak pada tahun 1965 saat
meletus peristiwa G30S/PKI, sehingga pembangunan masjid terhenti sama sekali.

Setelah situasi politik mereda,pada tahun 1966, Menteri Agama KH. M. Dahlan mempelopori
kembali pembangunan masjid ini. Kepengurusan dipegang oleh KH. Idham Chalid yang
bertindak sebagai Koordinator Panitia Nasional Pembangunan Masjid Istiqlal.

Tujuh belas tahun kemudian, Masjid Istiqlal selesai dibangun. Dimulai pada tanggal 24 Agustus
1961, dan diresmikan penggunaannya oleh Presiden Soeharto pada tanggal 22 Februari 1978,
ditandai dengan prasasti yang dipasang di area tangga pintu As-Salam.

Masjid ini memiliki gaya arsitektur modern dengan dinding dan lantai berlapis marmer, dihiasi
ornamen geometrik dari baja antikarat. Bangunan utama masjid ini terdiri dari lima lantai dan
satu lantai dasar. Bangunan utama itu dimahkotai satu kubah besar berdiameter 45 meter yang
ditopang 12 tiang besar. Menara tunggal setinggi total 96,66 meter menjulang di sudut Selatan
selasar masjid. Masjid ini mampu menampung lebih dari 200.000 jamaah.

Selain digunakan sebagai aktivitas ibadah umat Islam, masjid ini juga digunakan sebagai kantor
berbagai organisasi Islam di Indonesia, aktivitas sosial, dan kegiatan umum. Masjid ini juga
menjadi salah satu daya tarik wisata yang terkenal di Jakarta. Kebanyakan wisatawan yang
berkunjung umumnya wisatawan domestik di samping sebagian wisatawan asing yang beragama
Islam. Masyarakat non-Muslim juga dapat berkunjung ke masjid ini setelah sebelumnya
mendapat pembekalan informasi mengenai Islam dan Masjid Istiqlal, meskipun bagian yang
boleh dikunjungi kaum non-Muslim terbatas dan harus didampingi pemandu.
TUGAS
MASJID ISTIQLAL

n
Oleh :
Nama : FANY RAISYA PUTRI
Kelas :4B

SD NEGERI 55 PALEMBANG
2020

Anda mungkin juga menyukai