Dosen pengampu :
DISUSUN OLEH:
Kelompok 1
FAKULTAS SYARIAH
2023
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT. yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayahNya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
makalah ini dengan materi PENYERTAAN DALAM TINDAK PIDANA.
Materi ini bersumber dari berbagai sumber bacaan yang Insya Allah
tersusun dengan ringkas dan mudah untuk difahami dan dimengerti.
Terlepas dari semua itu, penulis menyadari seutuhnya bahwa masih jauh
dari kata sempurna makalah ini, baik dari segi susunan kalimat maupun
tata bahasanya. Oleh karena itu, penulis terbuka untuk menerima segala
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberi manfaat ataupun inpirasi
pada pembaca.
KELOMPOK 3
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 2
1.3 Tujuan 2
BAB II PEMBAHASAN 3
2.1 Pengertian deelneming atau keturutsertaan (penyertaan) 3
2.2 landasan atau dasar hukum dari deelneming 4
2.3 Bentuk-bentuk deelneming 5
BAB III PENUTUP 13
3.1 Kesimpulan 13
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Pada saat ini banyak sekali terdapat kasus dimana pelakunya lebih
dari satu orang, yang terjadi di masyarakat kita. Dalam beracara, hakim
menjatuhkan pidana atas suatu perkara. Hakim mendasarkan putusannya
selain pada undang – undang juga mempertimbangkan tuntutan dari jaksa
penuntut umum.
1
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
deelneming
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
2.2 landasan atau dasar hukum dari deelneming
4
2.3 Bentuk-bentuk deelneming
5
dalam pasal 55 ayat 1 angka 1 KUHP itu, orang yang disuruh
melakukan itu haruslah memenuhi beberapa syarat tertentu yaitu:
6
seperti yang telah disyaratkan oleh undang-undang, yakni sebagai
suatu sifat yang harus dimiliki oleh pelakunya sendiri.
Untuk adanya suatu doen plegen itu adalah tidak perlu, bahwa
orang yang telah menyuruh melakukan itu harus secara tegas
memberikan perintahnya kepada orang yang telah disuruhnya
melakukan sesuatu
Untuk adanya suatu doen plegen itu adalah juga tidak perlu, bahwa
suruhan untuk melakukan suatu tindak pidana itu harus diberikan
secara langsung untuk middelijke dader kepada orang materieele
dader. Melainkan ia dapat juga diberikan dengan perantaraan orang
lain.
7
sebenarnya telah terjadi itu sendiri sebenarnya telah menunjukkan
bentuk ketrutsertaan yang dilakukan oleh masing-masing peserta
didalam suatu tindak pidana yang telah mereka lakukan.
8
yang menyebabkan matinya orang lain.
Dewasa ini sudah tidak lagi menjadi persoalan, apakah orang yang
9
tidak mempunyai suatu “persoonlijke hoedanigheid” atau suatu “sifat
pribadi” itu dapat turut melakukan suatu Kwaliteitsdelict atau tidak,
oleh karena menurut paham yang terbaru, seseorang yang tidak
mempunyai kualitas tertentu yang oleh undang-undang telah
disyaratkan harus dimiliki oleh pelakunya itu, dapat saja turut
melakukan apa yang disebut kwaliteits delicten, hanya saja dengan
satu syarat, yaitu bahwa mereka itu mengetahui bahwa rekan
pesertanya didalam melakukan suatu kwaliteitsdelict itu memiliki
kualitas seperti itu.
10
pembantuannya tidak disebutkan dalam KUHP. Pembantuan pada
saat kejahatan dilakukan ini mirip dengan turut serta (medeplegen),
namun perbedaannya terletak pada :
11
pembantu dipidana penjara maksimal 15 tahun. Namun ada
beberapa catatan pengecualian :
b. Deelneming aan eene vereniging die tot oogmerk heft het plegen
van misdrijven atau keturutsertaan dalam suatu kumpulan yang
bertujuan melakukan kejahatan-kejahatan sebagaimana yang telah
diatur dalam pasal 169 KUHP.
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
13
penyertaan dapat mempengaruhi hukuman yang diterima, hukuman
14
DAFTAR PUSTAKA
E.Y. Kanter, S.H., dan S.R. Sianturi, S.H., Asas – Asas Hukum Pidana di
15