Anda di halaman 1dari 3

Keunggulan Anggaran

Aggaran merupakan bagian intergral dari system pengandalan manajemen. Jika dikelola dengan baik,
anggaran akan:

 Meningkatkan koordinasi dan komunikasi ini antara subunit dalam perusahaan.


 Menyediakan kerangka kerja untuk menilai kinerja.
 Memotivasi para manajer dan karyawan lainnya.

Koordinasi dan Komunikasi

Koordinasi adalah menghubungkan dan menyeimbangkan semua aspek produksi atau jasa serta semua
Departemen dalam perusahaan dengan cara terbaik guna mencapai tujuannya. Komunikasi adalah
mengupayakan agar tujuan tersebut bisa dipahami dan diterima oleh semua karyawan.

Koordinasi akan memaksa eksekutif untuk memikirkan hubungan antara masing – masing
departemen dan perusahaan secara keseluruhan, serta antar perusahaan. Mari kita bahas penganggaran
di pace, produsen produk elektronik yang berkantor pusat di inggris. Produk utamanya adalah kotak
decoder untuk televisi kabel. Manajer produksi bisa mencapai produksi secara lebih tepat waktu dengan
berkoordinasi dan berkomunikasi dengan tim pemasaran untuk memahami kapan kotak dekoder
dibutuhkan oleh pelanggan. Di pihak lain, tim pemasaran bisa membuat prediksi yang lebih baik tentang
permintaan kotak dekoder ini masa depan dengan berkoordinasi dan berkomunikasi dengan para
pelanggan pace.

Misalkan BSKYB, salahsatu penggan terbesar Pace, sedang merencanakan untuk meluncurkan
jasa setelit digital yang baru 9 bulan dari sekarang. Jika kelompok pemasaran pace mampu memperoleh
informasi tentang tanggal peluncuran jasa satelit tersebut, maka mereka dapat memberikan informasi
ini ke kelompok produksi. Kelompok produksi kemudian harus berkoordinasi dan berkomunikasi dengan
kelompok pembelianbahan, dan seterusnya. Intinya adalah bahwa Pace mampu memenuhi keinginan
pelanggan (memberikan kotak decoder sesuai kuantitas dan waktu yang diminta) jika Pace
berkoordinasi dan berkomunikasi baik dalam fungsi bisnisnya sendiri maupun dengan pemasok dan
pelanggan selama proses penganggaran serta proses produksi.

Kerangka Kerja untuk Menilai Kinerja

Rencana akan memungkin manajer perusahaan mengukur kinerja actual terhadap anggaran. Anggaran
dapat mengatasi dua keterbatasan itu adalah bahwa hasil masa lalu sering kali memasukkan kesalahan
masa lalu dan kinerja substandar. Mari kita bahas perusahaan telepon seluler (Mobile Communications)
yang sedang menilai kinerja tenaga penjualannya untuk tahun 2007. Anggaplah kinerja tahun lalu (2006)
mencangkup juga kerja keras dari tenaga penjualan yang keluar dari Mobile karena tidak memiliki
pemahaman yang baik tentang kondisi pasar. (Menurut Presiden Mobile, “Mereka tidak bisa menjual es
krim pada cuaca yang panas”). Bila penilaian kinerja didasarkan pada catatan penjualan para karyawan
yang telah keluar tersebut, masa kinerja tahun 2007 akan terlalu rendah.
Keterbatasan lain dari kegunaan kinerja masa sebagai dasar penilaian kinerja adalah bahwa
keadaan dimasa depan bisa jadi berbeda dari masa lalu. Misalkan, di tahun 2007, Mobile mengalami
kenaikan pendapatan sebesar 20% sementara di tahun 2006 kenaikan pendapatannya hanya 20%.
Apakah kenaikan ini mengindekasikan kinerja penjualan yang luar biasa? Sebelum memutuskan
pertimbangkan pakta ini terlebih dahulu. Pada bulan November 2006. Asusiasi perdangan industri
memperkirakan bahwa tingkat pertumbuhan pendapatan tahun 2007 pada industri yang digeluti mobile
adalah 40%, yang juga menjadi tingkat pertumbuhan aktual tahun 2007. Akibatnya, pendapatan aktual
mobile sebesar 20% ditahun 2007 memiliki konotasi negatif, meskipun melebihi tingkat pertumbuhan
aktual tahun 2006 sebesar 10% jadi penggunaan tingkat pertumbuhan penjualan yang dianggarkan
sebesar 40% akan memberikan pengukuran kinerja penjualan tahun 2007 yang lebih baik ketimbang
menggunakan tingkat pertumbuhan actual tahun 2006 sebesar 10%.

Namun, penting untuk diingat bahwa anggaran perusahaan tidak boleh menjadi satu-satunya
ukuran untuk mengevaluasi. Banyak perusahaan juga menilai kinerja dengan membandingkannya
dengan rekan kerja disamping kinerja tahun-tahun sebelumnya. Evaluasi kinerja yang hanya diukur
dengan anggaran akan menciptakan dorongan bagi bawahan untuk menetapkan target yang relatif
mudah dicapai. Tentu saja, manajer disemua tingkatan mengetahui dorongan semacam ini, dan oleh
karena itu berupaya membuat anggaran yang lebih menantang untuk dicapai semua orang yang menjadi
bawahan mereka. Negosiasi akan terjadi diantara para manajer disetiap tingkatan untuk membahas apa
saja yang mungkin dan apa saja yang tidak. Anggaran adalah produk akhir dari negosiasi tersebut.

Memotivasi Manajer dan Karyawan dan Lain-lainnya

Riset menunjukkan bahwa anggaran yang ‘menetang’ akan meningkatkan kinerja karyawan. Ketidak
mampuan untuk mencapai apa yang sudah dianggarkan bisa dipandang sebagai suatu kegagalan.
Kebayakkan karyawan termotivasi untuk bekerja lebih keras guna menghindari kegagalan, dan bukan
untuk mencapai sukses semakin mendekati target, karyawan akan bekerja lebih keras untuk mencapai
karena itu, banyak eksekutif perusahaan yang lebih suka menetapkan target yang bersifat menyimpang
bagi para karyawan tetapi tetap bisa dicapai. Menciptakan sedikit kecemasan akan meningkatkan
kinerja, tetapi anggaran yang terlalu ambisius dan sulit dicapai akan meningkatkan kecemasan, bukan
motivasi- karena karyawan merasa hanya ada sedikit kesempatan untuk menghindari kegagalan.
Mantan CEO Genaral Electric, Jack Weich, berpendapat bahwa menetapkan anggaran yang menentang
akan menghabiskan energi, memotivasi, dan memberi kepuasan kepada manajer dan karyawan lainnya
serta melepaskan pikiran sempit dan melatih berpikir kreatif.

Tantangan Dalam Penyusunan Anggaran

Penganggaran menghabiskan banyak waktu yang melibatkan semua tingkatan manajemen. Manajer
puncak menginginkan manajer pada tingkat yang lebih untuk berpatisipasi dalam proses penganggaran
karena mereka lebih memahami kegiatan oprasional sehari-hari. Partisipasi juga menciptakan komitmen
dan tanggungjawab yang lebih besar menyangkut anggaran diantara manajer di tingkat yang lebih
rendah. Hal ini merupakan aspek “bottom up” dalam proses penganggaran.
Banyaknya perusahaan yang menggunakan anggaran menunjukkan bahwa manfaat yang
diperoleh dari penganggaran yang lebih dari penyusunannya. Agar penganggaran bisa bermanfaat,
manajemen pada semua tingkatan harus memahami dan mendukung anggaran serta semua aspek
system pengendalian manajemen. Dukungan manajemen puncak merupakan hal yang penting untuk
mendapatkan partisipasi aktif dari manajemen tingkat bawah dalam perumusan anggaran dan demi
suksesnya penyusunan anggaran. Manajer tingkat bawah yang merasa bahwa manajemen puncak tidak
yakin dengan manfaat anggaran kemungkinan tidak akan aktif berpartisipasi dalam proses penyusunan
anggaran.

Anggaran tidak boleh disusun secara kaku. Biasanya perubahan kondisi dapat menyebabkan
perubahan rencana. Seorang manjer boleh taat pada anggaran, namun situasinya mungkin berkembang
sehingga beberapa perbaikan mendadak ataupun program iklan yang tidak direncanakan menjadi hal
yang harus dilakukan perusahaan. Manajer tidak boleh menunda perbaikan atau periklanan demi
memenuhi target anggaran karena bila tidak dilakukan, akan merugikan perusahaan dalam jangka
panjang. Pencapaian anggaran hendaknya tidak menjadi tujuan dari segalanya. Dalam kenyataannya,
para pengeritik penganggaran menyebutkan bahwa keinginan sebagian manajer untuk menyusun
anggaran secara kaku merupakan salah satu aspek paling negative dari anggaran.

Anda mungkin juga menyukai