Disusun oleh :
Nathanael Bisma Wasi W 26040122110040
Hopi Fattan Prabasukma 26040122120005
Fasya Qaurida Nafisah 26040122120028
Zahra Fahira Suryanita 26040122120029
Nadya Sekar Khoirunnisa 26040122120030
Sayyidatur Rahma 26040122120033
Setyaning Musdhalifah 26040122130055
Smile Alza Fauzi 26040122130047
Tahta Damai Nugraha 26040122130048
Alfina Amalia Zulfa 26040122130059
Ulyatuz Zahfa Alfa Rezzi 26040122130090
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................................................
DAFTAR ISI..........................................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................................
1.1 Latar Belakang...................................................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................................................
1.3 Tujuan................................................................................................................................................
BAB II METODE PENELITIAN........................................................................................................
BAB III PEMBAHASAN......................................................................................................................
3.1 Kerang Abalon Sebagai Filter Feeder..............................................................................................
3.2 Peranan Penting Rumput Laut...........................................................................................................
BAB III KESIMPULAN.......................................................................................................................
ii
BAB I
PENDAHULUAN
3
mutualis antara organisme pada level tingkat rendah, contohnya organisme
pemakan suspensi terlarut di dalam air. Penggunaan sistem IMTA membantu
dalam menjaga keseimbangan ekosistem karena pada spesies tertentu memiliki
fungsi yang berbeda seperti herbivora, karnivora, dan filter feeder yang
menjadikan ekosistem terjaga keseimbangannya dengan baik.
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui laju pertumbuhan kerang abalone Haliotis
squamata jika diintegrasikan bersama dengan rumput laut Gracillaria
sp.
2. Untuk mengetahui kesesuaian parameter lingkungan kimia dan fisika
dalam mendukung budidaya terhadap pertumbuhan kerang abalone
Haliotis squamata dan rumput laut Gracillaria sp.
4
BAB II
METODE PENELITIAN
5
BAB III
PEMBAHASAN
6
Dalam pembudidayaan kerrang abalon dengan sistem IMTA yang
diintregasikan dengan rumput laut, diperlukan nilai parameter kualitas air yang
sesuai agar pembudidayaan dengan sistem ini berlangsung dengan optimal. Suhu
yang baik untuk membudidaya kerang abalon adalah 28-30℃ dan untuk rumput
laut suhu optimalnya adalah 26-30℃. Untuk salinitas air yang tergolong optimal
adalah kisaran 30-35ppt dengan toleransi terhadap perubahan salinitas yang tinggi
yakni 10-40ppt. Kadar oksigen terlarut yang baik untuk pembudidayaan dengan
sistem ini adalah diatas 5 mg/l. Ini merupakan standar minimum untuk kadar
oksigen terlarut yang optimal. Untuk derajat keasaman (pH) yang baik adalah 7,8-
8,5. Dengan nilai pH ini sudah optimal untuk proses pembudidayaan kerrang
abalon. Secara umum angka-angka diatas adalah angka optimal untuk
pembudidayaan kerang abalon dengan sistem IMTA yang diintregasikan dengan
rumput laut.
7
minyak. Selain itu juga ada limbah-limbah seperti sampah plastic dan adanya
faktor perubahan cuaca yaitu hujan. Faktor tadi membuat penurunan pertumbuhan
berat kerang. Dilihat dari semua pelakuan, tidak hanya dari perlakuan yang
diintegritaskan dengan rumput laut tetapi pada perlakuan control juga
pertumbuhan berat menurun. Penurunan pada hari ke-45 diduga bukan karena
rumput laut akan tetapi karena kondisi perairan dan perubahan cuaca.
8
terintegrasi terhadap pertumbuhan kerang abalon H. squamata bersama dengan
rumput laut.
Rumput laut adalah salah satu tumbuhan air yang dapat menyeimbangkan
oksigen. Tumbuhan air merupakan faktor paling penting dalam ekosistem perairan
untuk menentukan keseimbangan oksigen. Keranjang kerang abalong yang kotor
membuat gulma tumbuh yang membuat proses fotosintesis rumput laut terhambat,
karena menjadi kompetitor bagi rumput laut. Perbedaan pertumbuhan pada kerang
abalone di hari ke-15 belum dapat dikatakan terjadinya kenaikan pertumbuhan yang
optimal, dikarenakan kerang abalone mempunyai pertumbuhan yang lambat.
Kerang abalon membutuhkan waktu pemeliharaan yang lebih lama untuk mencapai
ukuran paling optimal. Laju pertumbuhan kerang abalone pada hari ke-30 yang
diintegrasikan dengan rumput laut 50 gram dan 100 gram tetap menunjukkan hasil
yang lebih tinggi.
9
BAB IV
KESIMPULAN
Pembuatan makalah ini untuk melihat dan meneliti seberapa besar peran
IMTA ketika diterapkan di Pantai Geger, Nusa Dua, kabupaten badung, Bali.
penerapan ini menggunakan jenis kerang abalon (Haliotis squamata) dan rumput
laut Gracilaria sp. Setelah dilakukan penelitian, penerapan IMTA pada kedua jenis
ini memiliki laju kelulusan hidup yang paling baik pada T2 yang mana kelulusan
hidupnya mencapai 97,5%. Namun, Jika dilihat dari konsep budidaya IMTA,
kelulushidupan kerang abalon H. squamata menjadi lebih optimal dari pada sistem
budidaya monokultur atau kontrol. karena jika predator terlalu mendominasi maka
kerang abalon akan stres sehingga mengalami penurunan berat badan dan riskan
akan penyakit.
Dalam budidaya IMTA ini kerang abalon dan rumput laut, telah
menurunkan kadar nitrogen (N) dan fosfor (P) perairan sebesar 44% dan 23%
dibandingkan dengan budidaya abalon secara monokultur. Kerang abalon berperan
sebagai filter feeder dapat menyaring makanan atau memanfaatkan partikel
tersuspensi berupa zat organik, sedangkan rumput laut Gracilaria sp. memiliki
10
peranan sebagai biofilter dan akan memanfaatkan perairan yang kaya akan nutrien
untuk pertumbuhannya.
11