Makalah Caring
Makalah Caring
ILMU KEPERAWATAN
‘’ PENGERTIAN CARING ”
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Konsep Dasar Keperawatan I
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya makalah
yang berjudul "pengertian caring". Atas dukungan moral dan materi yang diberikan dalam
penyusunan makalah ini, maka penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada :
2.Ibu Yunina Elasari, S.Kep., Ns.,selaku dosen yang memberikan kami tugas makalah ini
3.Bapak Muhammad Arief Wijaksono, S.Kep.,Ns,selaku wali kelas kami, yang membimbing
kami
Kami menyadari bahwa makalah ini belum sempurna. Oleh karena itu saran dan kritik yang
membangun dari rekan-rekan sangat dibutuhkan untuk penyempurnaan makalah ini.
Penulis
Daftar Isi
DAFTAR ISI bertujuan untukmemudahkan pembaca dalam pencarian materi yang ada dalam makalah
tersebut berikut halamannya.
JUDUL
Prakata........................................................................................................................................ i
Daftar Isi.....................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................1
1.2 Ruang Lingkup
Penelitian...............................................................................................................................1
1.3 Tujuan ...................................................................................................................................1
1.4 Manfaat..................................................................................................................................1
BAB II
ISI.................................................................................................................................................1
2.1 Pengertian Caring Secara Umum
2.2 Konsep Caring Menurut Beberapa Ahli Keperawatan
2.3 Komponen Caring Menurut Beberapa Ahli Keperawatan
2.4 Perilaku Caring
2.5 Proses Keperawatan Dalam Teori Caring
2.6 Persepsi Perawat Tentang Perilaku Caring
2.7 Persepsi Pasien Tentang Perilaku Caring
2.8 Cara Mengukur Perilaku Caring
2.9 Peran Perawat Konsep Caring Komunitas Dalam Asuhan Keperawatan
BAB III PENUTUP.
3.1 KESIMPULAN
3.2 SARAN
Bab I
PENDAHULUAN
A. LatarBelakang
1.2 RuangLingkupPenelitian
Dalam makalah ini,penulis akan membahas tentang caring.
1. Tujuan:
1) Membantu mahasiswa lebih kreatif
2) Memahami pola piker ilmiah
2. Manfaat :
1) Memberikansiswapengetahuanbaru
2) Memperbaikinilaipelajaran Bahasa Indonesia
1
Bab II
ISI
2
3
Asumsi dasar teori watson terletak pada 7 asumsi dasar yang menjadi
kerangka kerja dalam pengembangan teori, yaitu:
1. Caring dapat dilakukan dan dipraktikan secara interpersonal.
2. Caring meliputi faktor-faktor karatif yang dihasilkan dari kepuasan terhadap
pemenuhan kebutuhan dasar manusia.
3. Caring yang efektif akan menigkatkan status kesehatan dan perkembangan
individu dan keluarga.
4. Respon caring adalah menerima seseorang tidak hanya sebagai seseorang
berdasarkan saat ini tetapi seperti apa dia mungkin akan menjadi dimasa
depannya.
5. Caring environment, menyediakan perkembangan potensi dan memberikan
keluasan memilih kegiatan yang terbaik bagi diri seseorang dalam waktu yang
telah ditentukan
6. Caring bersifat healthogenic daripada sekedar curing. Praktek caring
mengitegrasikan pengetahuan biopisikal dan perilaku manusia untuk
meningkatkan kesehatan. Dan untuk membantu pasien yang sakit, dimana
caring melengkapi curing.
7. Caring merupakan inti dari keperawatan .
5
3. Being With
Being with adalah secara emosional hadir untuk yang lain dengan
menyampaikan ketersediaan berkelanjutan, perasaan berbagi, dan pemantauan
yang peduli memberikan tidak membebani orang dirawat.
4. Doing for
Doing for adalah melakukan untuk yang lain apa yang dia akan lakukan untuk
diri sendiri jika hal itu mungkin. Melakukan untuk yang lain berarti
memberikan perawatan yang nyaman, protektif, dan antisipatif, serta
menjalankan tugasnya terampil dan kompeten sambil menjaga martabat orang
tersebut.
5. Enabling
Enabling adalah memfasilitasi bagian yang lain melalui transisi kehidupan dan
peristiwa asing dengan memberi informasi, menjelaskan, mendukung, dengan
fokus pada masalah yang relevan, berfikir melalui masalah, dan menghasilkan
alternatif, sehingga meningkatkan penyembuhan pribadi klien, pertumbuhan,
dan perawatan diri.
b. Competence (kemampuan)
Competence adalah memiliki ilmu pengetahuan, keterampilan, pengalaman,
energi dan motivasi sebagai rasa tanggung jawab terhadap profesi.
Compassion tanpa competence akan terjadi kelalaian klinis, sebaliknya
competence tanpa compassion menghasilkan suatu tindakan.
c. Confidence (kepercayaan diri)
Confidence adalah suatu keadaan untuk memelihara hubungan antar manusia
dengan penuh percaya diri. Confidence dapat berupa ekpresi caring yang
meningkatkan kepercayaan tanpa mengabaikan kemampuan orang lain untuk
tumbuh dan menyampaikan kebenaran.
d. Concience (suara hati)
Perawat memiliki standar moral yang tumbuh dari sistem nilai humanistik
altruistik (peduli kesejahteraan orang lain) yang dianut dan direfleksikan pada
tingkah lakunya
e. Commitment
Melakukan tugas secara konsekuen dan berkualitas terhadap tugas, orang,
karier yang dipilih.
7
D. MANFAAT CARING
Pemberian pelayanan keperawatan yang didasari oleh perilaku caring perawat mampu
meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan. Penerapan caring yang diintegrasikan
dengan pengetahuan biofisikal dan pengetahuan mengenai perilaku manusia akan
dapat meningkatkan kesehatan individu dan memfasilitasi pemberian pelayanan
kepada pasien. Watson menambahkan bahwa caring yang dilakukan dengan efektif
dapat mendorong kesehatan dan pertumbuhan individu. Selain itu, William (1997)
dalam penelitiannya, menemukan adanya hubungan yang signifikan antara persepsi
mengenai perilaku caring perawat dengan kepuasan pasien terhadap pelayanan
keperawatan. Dengan demikian, perilaku caring yang ditampilkan oleh seorang
perawat akan mempengaruhi kepuasan klien.
Perilaku caring perawat tidak hanya mampu meningkatkan kepuasan klien, namun
juga dapat menghasilkan keuntungan bagi rumah sakit. Godkin dan Godkin (2004)
menyampaikan bahwa perilaku caring dapat mendatangkan manfaat finansial bagi
industri pelayanan kesehatan. Issel dan Khan (1998) menambahkan bahwa perilaku
caring staf kesehatan mempunyai nilai ekonomi bagi rumah sakit karena perilaku ini
berdampak bagi kepuasan pasien. Dengan demikian, secara jelas dapat diketahui
bahwa perilaku caring perawat dapat memberikan kemanfaatan bagi pelayanan
kesehatan karena dapat meningkatkan kesehatan dan pertumbuhan individu serta
meningkatakan kepuasan pasien sehingga akan meningkatkan kunjungan pasien ke
rumah sakit dan pada akhirnya memberikan keuntungan finansial bagi rumah sakit.
8
E. PERILAKU CARING
Daftar dimensi caring (Caring Dimensions Inventory = CDI) yang didesain
oleh Watson dan Lea (1997 dalam Muchlisin & Ichsan, 2008) merupakan instrumen
yang dikembangkan untuk meneliti perilaku perawat (perilaku caring). Daftar dimensi
caring tersebut antara lain:
CDI 1. Membantu klien dalam ADL.
CDI 2. Membuat catatan keperawatan mengenai klien.
CDI 3. Merasa bersalah /menyesal kepada klien
CDI 4. Memberikan pengetahuan kepada klien sebagai individu
CDI 5. Menjelaskan prosedur klinik
CDI 6. Berpakaian rapi ketika bekerja dengan klien
CDI 7. Duduk dengan klien
CDI 8. Mengidentifikasi gaya hidup klien
CDI 9. Melaporkan kondisi klien kepada perawat senior
CDI 10. Bersama klien selama prosedur klinik
CDI 11. Bersikap manis dengan klien
CDI 12. Mengorganisasi pekerjaan dengan perawat lain untuk klien
CDI 13. Mendengarkan klien
CDI 14. Konsultasi dengan dokter mengenai klien
CDI 15. Menganjurkan klien mengenai aspek self care
CDI 16. Melakukan sharing mengenai masalah pribadi dengan klien
CDI 17. Memberikan informasi mengenai klien
CDI 18. Mengukur tanda vital klien
CDI 19. Menempatkan kebutuhan klien sebelum kebutuhan pribadi
CDI 20. Bersikap kompeten dalam prosedur klinik
CDI 21. Melibatkan klien dalam perawatan
CDI 22. Memberikan jaminan mengenai prosedur klinik
CDI 23. Memberikan privacy kepada klien
CDI 24. Bersikap gembira dengan klien
CDI 25. Mengobservasi efek medikasi kepada klien
d. Evaluasi
Merupakan metode dan proses untuk menganalisa data, juga untuk meneliti efek
dari intervensi berdasarkan data serta meliputi interpretasi hasil, tingkat dimana
suatu tujuan yang positif tercapai, dan apakah hasil tersebut dapat
digeneralisasikan.
sendiri, memberi informasi dan memudahkan jalan seseorang dalam menjalani transisi
kehidupan serta menaruh kepercayaan seseorang dalam menjalani hidup.
Mengenali kebiasaan perawat yang dirasakan klien sebagai Caring
menegaskan apa yang klien harapkan dari pemberi pelayanan. Kemudian, klien
menilai efektivitas perawat dalam menjalankan tugasnya. Klien juga menilai pengaruh
dari pelayanan keperawatan. Sikap pelayanan yang dinilai klien terdiri dari bagaimana
perawat menjadikan pertemuan yang bermakna bagi klien, menjaga kebersamaan, dan
bagaimana memberikan perhatian penuh.
Perbedaan persepsi klien dapat terlihat dari contoh berikut. Contoh pertama,
perawat masuk ke kamar klien dengan memberi salam dan senyuman, lalu melakukan
kontak mata, kemudian duduk, menyentuh klien dan bertanya tentang apa yang ada
dipikiran klien lalu mendengarkannya, kemudian memeriksa cairan intravena,
mengkaji, dan memeriksa rangkuman tanda vital klien sebelum meninggalkan
ruangan. Contoh kedua, perawat masuk ke kamar klien kemudian memeriksa cairan
intravena, memeriksa rangkuman tanda vital, melakukan salam tanpa duduk dan
menyentuh klien, perawat bertanya tentang keadaan klien kemudian pergi.
Pada contoh pertama terlihat kepedulian dan keramahan perawat sehingga
klien merasa nyaman. Contoh kedua mengekspresikan ketidakpedulian terhadap
masalah klien sehingga klien merasa kurang nyaman. Persepsi klien dapat berbeda-
beda karena semua klien memiliki ciri khas. Persepsi klien menjadi hal yang penting
bagi perawat dalam meningkatkan kemampuan.
Penelitian terhadap persepi klien penting karena pelayanan merupakan fokus
terbesar dari tingkat kepuasan klien. Tingkat kepuasan klien dapat dinilai dari
bagaimana klien menggunakan sistem pelayanan kesehatan. Apa keuntungan yang
klien dapat juga sebagai indikator tingkat kepuasan klien.
Jika perawat memili sikap sensitif, simpatik, melindungi klien, memberi
kenyamanan, menunjukkan kemampuan, maka klien merasa lebih dekat serta mudah
berbagi perasaan yang dimilikinya. Klien merasa semakin puas saat perawat
melakukan tindakan Caring. Pelayanan keperawatan yang baik terdiri dari perhatian
yang penuh, hubungan kerja yang baik, serta perilaku Caring. Kepuasan klien tidak
hanya terlihat dari kepuasan pelayanan kesehatan tetapi juga kepuasan terhadap
tindakan keperawatan yang dilakukan.
Kepuasan klien juga merupakan faktor penting dalam memutuskan kembali
untuk berobat atau menjalani tindakan keperawatan. Tindakan Caring membangun
kepercayaan klien terhadap kemampuan perawat dalam memberikan pelayanan.
Kepercayaan pada tindakan keperawatan juga memunculkan kepercayaan terhadap
institusi kesehatan.
Hal yang penting adalah mengetahui bagaimana klien menerima Caring dan
pendekatan apa yang paling baik dalam menyelenggarakan pelayanan. Sikap Caring
merupakan permulaan yang baik. Hal ini juga penting untuk menjelaskan persepsi dan
harapan khusus klien. Membangun suatu hubungan yang baik terhadap klien dapat
membantu perawat mengetahui apa yang penting bagi klien. Sikap ini juga membantu
perawat mengatasi perbedaan antara persepsi perawat dan klien tentang Caring.
Perawat
13
harus mengetahui siapa klien dan mengenali klien agar suatu hubungan yang baik
terwujud dan perawat mampu memilih pendekatan yang sesuai dengan kebutuhan
klien.
Caring behaviors assesment tool (CBA) dilaporkan sebagai salah satu alat
ukur pertama yang dikembangkan untuk mengkaji caring. CBA dikembangkan
berdasarkan teori Watson dan menggunakan 10 faktor karatif. CBA terdiri dari 63
perilaku caring perawat yang dikelompokkan menjadi 7 subskala yang disesuaikan 10
faktor karatif Watson. Tiga faktor karatif pertama dikelompokkan menjadi satu
subskala.
14
Enam faktor karatif lainnya mewakili semua aspek dari caring. Alat ukur ini
menggunakan skala Likert (5 poin) yang merefleksikan derajat perilaku caring
menurut persepsi pasien.
Validitas dan reliabilitas alat ukur ini telah diuji oleh empat ahli berdasarkan
teori Watson. Cronin dan Harrison (1988 dalam Watson, 2009) meneliti 22 pasien
infark miokard, kemudian Huggins et.al (1993 dalam Watson, 2009) meneliti 288
pasien ruang emergensi. Mereka menggunakan Alpa Cronbach pada 7 subskala yang
berkisar antara 0,66 sampai 0.90.
Selain itu, Schultz, et.al. (1999 dalam Watson 2009) menggunakan alat ukur
ini dengan tes reliabilitas dengan kisaran 0.71 sampai 0,88 pada subskala, dan Alpa
Cronbach 0.93 pada skala total. Penelitian terbaru oleh Manogin, Bechtel, dan Rami
(2000 dalam Watson, 2009) menggunakan CBA, mereka melaporkan reliabilitas Alpa
Cronbach tiap subskala berkisar dari 0,66 sampai 0.90. Cronin dan Harrison (1988
dalam Watson 2009) menemukan dua perilaku caring paling penting menurut pasien
yaitu “membuat saya merasa sebagai seseorang jika saya membutuhkan mereka”, dan
“tahu apa yang mereka lakukan”. Sedangkan perilaku caring yang paling tidak
penting menurut pasien adalah “mendatangi saya ketika saya pindah ke rumah sakit
lain” dan “menanyakan kepada saya apa nama panggilan kesukaan saya”. Ini
menunjukan bahwa perilaku caring yang paling penting menurut pasien yaitu
bagaimana perawat menampilkan kemampuan profesionalnya.
Alat ukur caring behavior checklist (CBC) and client percepstion of caring
(CPC) dikembangkan oleh McDaniel (1990 dalam Watson 2009) dengan dua jenis
pengukuran. McDaniel membedakan “caring for” dan “caring about”. CBC didesain
untuk mengukur ada tidaknya perilaku caring (observasi). CPC merupakan kuesioner
yang mengukur respon pasien terhadap perilaku caring perawat. Dua alat ukur ini
digunakan bersama-sama untuk melihat proses caring.
CBC terdiri dari 12 item perilaku caring. Alat ukur ini membutuhkan seorang
observer yang menilai interaksi perawat-pasien selama 30 menit. Rentang nilai 0 (nol)
sampai 12 (dua belas), nilai tertinggi menunjukkan ada perilaku caring yang
ditampilkan. CPC ditunjukkan kepada pasien setelah diobservasi. Alat ukur ini terdiri
dari 10 item dengan 6 rentang skala. Rentang skor 10 sampai 60, dimana skor
tertinggi menunjukkan derajat perilaku caring yang ditunjukkan yang dipersepsikan
pasien bernilai tinggi, begitu juga sebaliknya (McDaniel, 1990 dalam Watson.
Validitas CBC menggunakan Content Validity Index (CVI) yakni sebesar 0,80.
Reliabilitas CPC menggunakan konsistensi internal yakni alpa sebesar 0.81.
reliabilitas CBC menggunakan pernyataan interater dan dihasilkan nilai rentang 0,76
sampai1,00, dimana 8 dari 12 item adalah 0,90 atau di atas rata-rata.
Alat ukur caring professional scale (CPS) dikembangkan oleh Swanson
(2000, dalam Watson 2009) dengan menggunakan teori caring Swanson (suatu
middle range theory yang dikembangkan berdasarkan penelitiannya pada 185 ribu
yang mengalami keguguran). CPS terdiri dari dua subskala analitik yaitu
Compassoionate Healer dan Competent Practitioner, yang berasal dari 5 komponen
caring Swanson yakni
15
dengan dibawah pemerintahan yang sama, area atau lokasi yang sama dimana
mesekak tinggal, kelompok sosial yang mempunyai interest yang sama (Linda Jarvis)
Komunitas dipandang sebagai target pelayanan kesehatan sehingga diperlukan suatu
kerjasama yang melibatkan secara aktif masyarakat untuk mencapai peningkatan
derajat kesehatan masyarakat yang optimal, untuk itu dalam pelaksanaan asuhan
keperawatan yang diberikan perawat komunitas merupakan suatu upaya yang esensial
atau sangat dibutuhkan oleh komunitas, mudah dijangkau, dengan pembiayaan yang
murah, lebih ditekankan pada penggunaan teknologi tepat guna.
Peran serta masyarakat sangat dibutuhkan dimana individu, keluarga maupun
masyarakat sebagai pelaku kegiatan upaya peningkatan kesehatan serta bertanggung
jawab atas kesehatannya sendiri berdasrkan azas kebersamaan dan kemandirian.
Perawatan Kesehatan Masyarakat merupakan sintesa dari praktek keperawatan dan
praktek kesehatan masyarakat yang diaplikasikan untuk meningkatkan kesehatan dan
pemeliharaan kesehatan dari masyarakat. Perawatan Kesehatan Masyarakat
mempunyai tujuan membantu masyarakat dalam upaya meningkatkan kesehatan dan
pencegahan terhadap penyakit melalui:
1.Pemberian asuhan keperawatan secara langsung kepada individu, keluarga, dan
kelompok dalam masyarakat, dengan strategi intervensi yaituproses kelompok,
pendidikan kesehatan serta kerjasama (partnership).
2.Memperhatikan secara langsung terhadap status kesehatan seluruh masyarakat
secara komprehensive.
Pada Perawatan Kesehatan Masyarakat harus mempertimbangkan beberapa
prinsip, yaitu:
1. Kemanfaatan
Semua tindakan dalam asuhan keperawatan harus memberikan manfaat yang besar
bagi komunitas.
17
2. Kerjasama
Kerjasaman dengan klien dalam waktu yang panjang dan bersifat berkelanjutan serta
melakukan kerja sama lintas program dan lintas sektoral.
3. Secara Langsung asuhan keperawatan diberikan secara langsung mengkaji dan
intervensi, klien dan lingkunganya termasuk lingkungan sosial, ekonomi serta fisik
mempunyai tujuan utama peningkatan kesehatan.
4. Keadilan
Tindakan yang dilakukan disesuaikan dengan kemampuan atau kapasitas dari
komunitas itu sendiri.
5. Otonomi
Klien atau komunitas diberi kebebasan dalam memilih atau melaksanakan beberapa
alternatif terbaik dalam menyelesaikan masalah kesehatan yang ada.
18
Bab III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam dunia keperawatan, sifat care seorang perawat sangat dibutuhkan dalam memberikan
asuhan keperawatan kepada klien ataupun pasiennya khususnya dalam memenuhi kebutuhan
dasar pasien. Jika seorang perawat tidak menerapkan konsep caring kepada pasiennya maka
asuhan keparawatan tidak akan berjalan sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Dengan
demikian akan terjadi kesenjangan antara pasien dan perawat dan proses penyembuhan pun
akan berjalan lambat.Oleh sebab itu, seorang perawat wajib mempunyai dan menerapkan
sifat caring ketika sedang memberikan asuhan keperawatan kepada pasiennya. Tetapi hasil
atau manfaat dari caring ini tidak dapat dirasakan jika tidak adanya respon dari klien.
Penerapan caring juga harus melihat situasi maupun keadaannya. Jika keadaan tidak
memungkinkan dan caring diterapkan maka akan terjadi kekacauan.
B. Saran
Supaya pasien merasa nyaman pada saat perawat memberikan asuhan keperawatan maka
perawat harus menerapkan sikap caring untuk melancarkan prosos penyembuhan kepada
pasien. Selain itu pasien juga harus mendukung sikap caring yang diterapkan oleh perawat
kepadanya
19
Daftar Pustaka
http://andaners.wordpress.com/2009/04/28/konsep-keperawatan-komunitas/
Meidiana Dwidiyanti. 2008. Keperawatan Dasar. Semarang. Hasani
Watson, Jean. (2004). Theory of human Caring. Http: //www2.uchse.edu/son/caring