Anda di halaman 1dari 10

BUKU JAWABAN UJIAN (BJU)

UAS TAKE HOME EXAM (THE)


SEMESTER 2022/23.2 Genap (2023.1)

Nama Mahasiswa : Furqan Husma Ardiansyah

Nomor Induk Mahasiswa/NIM : 049395434

Tanggal Lahir : 24 Agustus 2003

Kode/Nama Mata Kuliah : HKUM4211/HUKUM AGRARIA

Kode/Nama Program Studi : 311/ILMU HUKUM

Kode/Nama UPBJJ : 87/JAYAPURA

Hari/Tanggal UAS THE : Selasa,27 Juni 2023-Rabu 28 Juni 2023

Tanda Tangan Peserta Ujian

Petunjuk

1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN


RISET, DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS TERBUKA
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

Surat Pernyataan Mahasiswa


Kejujuran Akademik

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Mahasiswa : Furqan Husma Ardiansyah


NIM : 049395434
Kode/Nama Mata Kuliah : HKUM4211/HUKUM AGRARIA
Fakultas : HUKUM
Program Studi : ILMU HUKUM
UPBJJ-UT : JAYAPURA

1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari aplikasi THE pada laman
https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam pengerjaan soal ujian
UAS THE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya sebagai pekerjaan
saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman sesuai dengan aturan
akademik yang berlaku di Universitas Terbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik dengan tidak
melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS THE melalui media apapun, serta
tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan dengan peraturan akademik Universitas Terbuka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari terdapat pelanggaran
atas pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan menanggung sanksi akademik yang ditetapkan oleh
Universitas Terbuka.
Timika,27 Juni 2023

Yang Membuat Pernyataan

Furqan Husma Ardiansyah


BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

1. A.
(1) ”Untuk menjamin kepastian hukum oleh Pemerintah diadakan pendaftaran tanah
diseluruh wilayah Republik Indonesia menurut ketentuan-ketentuan yang diatur dengan
Peraturan Pemerintah.
(2) Pendaftaran tersebut dalam ayat 1 pasal ini meliputi :
a. pengukuran, perpetaan dan pembukuan tanah;
b. pendaftaran hak-hak atas tanah dan peralihan hak-hak tersebut;
c. pemberian surat-surat tanda bukti hak, yang berlaku sebagai alat pembuktian yang kuat.
(3) Pendaftaran tanah diselenggarakan dengan mengingat keadaan Negara dan masyarakat,
keperluan lalu-lintas sosial ekonomis serta kemungkinan penyelenggaraannya, menurut
pertimbangan Menteri Agraria.
(4) Dalam Peraturan Pemerintah diatur biaya-biaya yang bersangkutan dengan pendaftaran
termaksud dalam ayat 1 diatas, dengan ketentuan bahwa rakyat yang tidak mampu
dibebaskan dari pembayaran biaya-biaya tersebut
B. Tindak pidana pemalsuan surat dirumuskan
dalam Pasal 263 Kitab Undang-Undang Hukum
Pidana (“KUHP”) yang menyatakan sebagai berikut
ini:
1) Barang siapa membuat surat palsu atau memalsukan surat, yang dapat menerbitkan sesuatu hak,
sesuatu perjanjian (kewajiban)atau sesuatu pembebasan utang, atau yang boleh dipergunakan
sebagai keterangan bagi sesuatu perbuatan, dengan maksud akan menggunakan atau menyuruh
orang lain menggunakan surat-surat itu seolah-olah surat itu asli dan tidak dipalsukan, maka kalau
mempergunakannya dapat mendatangkan sesuatu kerugian dihukum karena pemalsuan
surat, dengan hukuman penjara selama lamanya enam tahun.
2) Dengan hukuman serupa itu juga dihukum,barangsiapa dengan sengaja menggunakan surat palsu
atau yang dipalsukan itu seolah-olah surat itu asli dan tidak dipalsukan, kalau hal mempergunakan
dapat mendatangkan sesuatu
kerugian.
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

2. A.
Pasal 21 ayat (2) UUPA tersirat bahwa badan hukum dapat memiliki hak milik atas tanah apabila ada
penetapan oleh pemerintah. Ayat tersebut menyiratkan peluang badan hukum memiliki hak milik
atas tanah namun dengan persyaratan jika ada penetapan dari Pemerintah.
B.
SKT termasuk alas hak pada yang umumnya digunakan sebagai syarat dalam proses permohonan
penerbitan sertifikat tanah oleh Badan Pertanahan Nasional (BPN). Pasca dikeluarkannya Surat
Edaran Menteri ATR/BPN No. 1756/15.I/IV/2016 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Pendaftaran Tanah
Masyarakat, Surat Keterangan Tanah (SKT) tidak diperlukan lagi dalam proses
pendaftaran tanah. Sehingga berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Sehubungan dengan Surat Edaran tersebut, Menteri Agraria dan Tata Ruang memberikan
kemudahan untuk percepatan pendaftaran tanah masyarakat, tidak lagi dicantumkan surat
keterangan tanah sebagai syarat penyertipikatan seperti yang diatur dalam Pasal 76 ayat (3) huruf b
Permenag No.3 tahun 1997 yang menyatakan bahwa ketika tidak lengkap atau sama sekali tidak
mempunyai dasar penguasaan dan/atau bukti kepemilikan, maka cukup dibuktikan dengan surat
pernyataan sebagaimana yang terlampir dalam Surat Edaran tersebut. Berdasarkan Surat Edaran
Nomor 1756/15.I/IV/2016 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pendaftaran Tanah Masyarakat yang dalam
instruksinya menyebutkan bahwa “ Dalam hal dasar penguasaan dan/atau bukti kepemilikan tanah
masyarakat tidak lengkap atau sama sekali tidak mempunyai dasar penguasaan dan/atau bukti
kepemilikan tanah agar dibuktikan dengan surat pernyataan tertulis tentang penguasaan fisik bidang
tanah dengan tikad baik dari yang bersangkutan” maka dapat disimpulkan bahwa dalam hal
pendaftaran tanah yang sebelumnya mensyaratkan Surat Keterangan Tanah yang dibuat oleh Kepala
Desa/Lurah (SKT) apabila tidak memiliki dokumen untuk membuktikan adanya hak yang
bersangkutan, setelah keluarnya surat edaran tersebut dapat dibuktikan dengan Surat Pernyataan
Penguasaan Fisik. Sebagai Surat Keterangan Tanah yang dikeluarkan oleh kepala desa/lurah/camat
hanya dapat digunakan sebagai petunjuk dalam rangka pendaftaran tanah. Namun, di sisi lain jika
surat keterangan tanah hanya dapat digunakan sebagai petunjuk dalam rangka pendaftaran tanah
maka akan muncul berbagai permasalahan baru. Surat Keterangan Tanah tidak memiliki kedudukan
hukum lagi di dalam undang-undang. Namun demikian, berdasarkan sistem publikasi negatif
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

yang tertendensi positif (sistem publikasi campuran) yang digunakan oleh Negara Indonesia,
sertifikat tanah bukanlah alat bukti yang mutlak, hanyalah alat bukti yang kuat dan kapan saja
dapat dilakukan gugatan terhadap sertifikat tersebut, tidak memberikan kepastian hukum bagi
pemegang sertifikat sehingga berpotensi dapat dibatalkan begitupun dengan Surat Keterangan
Tanah (SKT) yang bisa dikatakan sebagai alat bukti kepemilikan tanah dalam hal pembuktian
kepemilikan tanah. Dengan berubahnya fungsi surat keterangan tanah yang hanya dijadikan
sebagai petunjuk dalam rangka pendaftaran tanah yang digantikan dengan surat pernyataan
penguasaan fisik bidang tanah sebenarnya tidak masalah. Hal ini dikarenakan dalam format surat
pernyataan penguasaan fisik juga mencantumkan batas-batas tanah yang menjadi dasar
dan selama batas-batas tanah tersebut diakui oleh pihak terkait dan persaksikan oleh saksi-saksi.
Berdasarkan hal tersebut seringkali dipersoalkan secara hukum akan keberadaan SKT tersebut,
maka dalam rangka pembahasan lebih dalam dari aspek hukum terhadap SKT tersebut

3. A.
Berkaitan dengan tujuan yang ketiga diundangkannya Undang-undang Nomor 5 Tahun 1960 yaitu
untuk meletakkan dasar kepastian hukum, maka pada pasal 19 undang-undang UUPA diatur tentang
pendaftaran tanah. Pendaftaran tanah ini diselenggarakan untuk mengatur hubungan hukum antara
subjek dan objek bidang tanah. Menurut Muchsin dkk., usaha untuk memberikan kepastian hukum
tersebut dilakukan dengan mengadakan pendaftaran tanah yang bersifat rechtcadaster dan
melaksanakan konversi hak-hak atas tanah yang berasal dari hukum agraria lama menurut hak-hak
atas tanah sesuai dengan ketentuan hukum agraria nasional yang baru (UUPA). Pendaftaran tanah
diatur dalam pasal 19 UUPA, sedangkan mengenai konversi diatur dalam diktum kedua UUPA
tentang ketentuan-ketentuan konversi. Pada Pasal 19 Undang-undang Pokok Agraria Nomor 5 Tahun
19960 telah diatur ketentuan pokok tentang pendaftaran tanah sebagaimana dijelaskan bahwa:
(1) ”Untuk menjamin kepastian hukum oleh Pemerintah diadakan pendaftaran tanah di seluruh
wilayah Republik Indonesia menurut ketentuan-ketentuan yang diatur dengan Peraturan
Pemerintah.
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

(2) Pendaftaran tersebut dalam ayat 1 pasal ini meliputi :


a. pengukuran, perpetaan dan pembukuan tanah;
b. pendaftaran hak-hak atas tanah dan peralihan hak-hak tersebut;
c. pemberian surat-surat tanda bukti hak, yang berlaku sebagai alat pembuktian yang
kuat.
(3) Pendaftaran tanah diselenggarakan dengan mengingat keadaan Negara dan masyarakat,
keperluan lalu-lintas sosial ekonomis serta kemungkinan penyelenggaraannya, menurut
pertimbangan Menteri Agraria.
(4) Dalam Peraturan Pemerintah diatur biaya-biaya yang bersangkutan dengan pendaftaran
termaksud dalam ayat 1 diatas, dengan ketentuan bahwa rakyat yang tidak mampu dibebaskan dari
pembayaran biaya-biaya tersebut
B.
Berdasarkan Pasal 37 ayat 1 Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 mengenai Pendaftaran
Tanah, peralihan hak tanah dan juga hak milik berdasarkan satuan rumah susun melalui tukar
menukar, jual beli, hibah, perbuatan hukum untuk memindahkan hak dan pemasukan data
perusahaan kecuali pemindahan hak berdasarkan lelang hanya bisa didaftarkan dengan adanya bukti
berupa AJB yang dibuat oleh PPAT yang berlaku. Jadi bisa dikatakan jika Anda ingin mengubah status
tanah tersebut menjadi SHM akan cukup sulit dikarenakan perlu menggunakan AJB. Jika Anda tetap
tidak ingin membuat AJB maka harus melakukan gugatan di pengadilan negeri. Sehingga bisa
dikatakan bahwa untuk mengubah atau melakukan peralihan hak atas tanah perlu menggunakan
AJB yang mana hanya bisa diurus melalui PPAT.Dalam proses jual beli tanah perlu ada alat bukti yang
kuat bahwa sudah dilakukan jual beli tanah secara sah. Sedangkan alat bukti yang diakui secara
hukum mengenai keabsahannya merupakan akta otentik yang dibuat oleh PPAT.Kemudian jual beli
tanah hanya dengan kwitansi yang digunakan sebagai bukti termasuk dalam akta di bawah tangan.
Dalam hal ini alat bukti berupa akta di bawah tanah tidak memiliki kekuatan hukum yang cukup
mengikat. Sehingga akan sulit juga untuk dilakukan langkah hukum ketika terjadi masalah berkenaan
dengan tanah tersebut

4. A. Pengadaan Tanah untuk Kepentingan Umum bertujuan menyediakan tanah bagi pelaksanaan
pembangunan guna meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran bangsa, negara, dan. masyarakat
dengan tetap menjamin kepentingan hukum Pihak yang Berhak.

B. Lembaga pertanahan melakukan musyawarah dengan pihak yang berhak dalam waktu paling lama
30 (tiga puluh) hari kerja sejak hasil penilaian dari Penilai disampaikan kepada lembaga pertanahan
untuk menetapkan bentuk dan/atau besarnya ganti kerugian berdasarkan hasil penilaian ganti
kerugian

Anda mungkin juga menyukai