Anda di halaman 1dari 17

PERBEDAAN KURIKULUM, KTSP, K-13 DAN MERDEKA BELAJAR PADA

FISIKA SMA DAN ANALISIS KURIKULUM FISIKA SMA

(Untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Pembelajaran Telaah Kurikulum)


Dosen Pengampu : Dra. Ida Wahyuni, M.Pd

Disusun Oleh Kelompok : 4


Nama Anggota :
1. Dea Azzahra Salsabila KS (4183321010)
2. Dewi Yanti (4183321025)
3. Gerhat Moses Pakpahan (4183121031)
4. Magdalena Simbolon (4183321012)
5. Rika Perbina (4182121015)
6. Septi Sinaga (4183121029)
7. Siti Nur Shofiana Nasution (4183321004)

Kelas Fisika : DIK C 2018

JURUSAN FISIKA

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2021
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa , karena berkat dan
anugrahnya. Kami dapat menyelesaikan tugas Makalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Telaah
Kurikulum. Tugas ini kami kerjakan dengan usaha yang semaksimal mungkin. Kami juga ingin
berterima kasih kepada Ibu Ida Wahyuni selaku Dosen Pengampu mata kuliah Telaah Kurikulum, karena
telah membimbing dan mengajar kami sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini.
Kami juga yakin bahwa makalah ini ini masih memiliki kekurangan dan belum sempurna
dikarenakan keterbatasan yang kami miliki. Oleh karena itu, kami berharap atas kritik dan saran dari Ibu
Dosen Pengampu dan teman teman semuanya yang bersifat membangun dan mendukung kami agar lebih
baik lagi dalam menyusun sebuah Makalah di kemudian hari. Kami juga berharap Makalah ini ini dapat
menambah wawasan dan pengetahuan untuk kita semua .

Medan, September 2021

Kelompok 4
BAB IPENDAHULUAN

A. LatarBelakang

Kurikulum merupakan alat yang sangat penting bagi keberhasilan suatu pendidikan. Tanpa kurikulum
yang sesuai dan tepat akan sulit untuk mencapai tujuan dan sasaran pendidikan yang diinginkan. Dalam
sejarah pendidikan di Indonesia sudah beberapa kali diadakan perubahan dan perbaikan kurikulum yang
tujuannya sudah tentu untuk menyesuaikannya dengan perkembangan dan kemajuan zaman, guna
mencapai hasil yang maksimal. Perubahan kurikulum didasari pada kesadaran bahwa perkembangan dan
perubahan yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara di Indonesia tidak
terlepas dari pengaruh perubahan global, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta seni dan
budaya. Perubahan secara terus menerus ini menuntut perlunya perbaikan sistem pendidikan nasional,
termasuk penyempurnaan kurikulum untuk mewujudkan masyarakat yang mampu bersaing dan
menyesuaikan diri dengan perubahan.
Perubahan kurikulum yang terjadi di Indonesia dewasa ini salah satu diantaranya adalah karena ilmu
pengetahuan itu sendiri selalu dinamis. Selain itu, perubahan tersebut juga dinilainya dipengaruhi oleh
kebutuhan manusia yang selalu berubah juga pengaruh dari luar, dimana secara menyeluruh kurikulum
itu tidak berdiri sendiri, tetapi dipengaruhi oleh prubahan iklim ekonomi, politik, dan kebudayaan.
Sehingga dengan adanya perubahan kurikulum itu, pada gilirannya berdampak pada kemajuan bangsa
dan negara. Kurikulum pendidikan harus berubah tapi diiringi juga dengan perubahan dari seluruh
masyarakat pendidikan di Indonesia yang harus mengikuti perubahan tersebut, karena kurikulum itu
bersifat dinamis bukan stasis, kalau kurikulum bersifat statis maka itulah yang merupakan kurikulum
yang tidak baik.

B. Rumusan Masalah

1. Jelaskan analisis perbedaan KTSP,K-13, dan Merdeka Belajar


2. Jelaskan analisis kurikulum fisika SMA

C. Tujuan

1. Untukmengetahuiperbedaan KTSP,K-13, dan Merdeka Belajar


2. Untukmengetahuimenganalisis kurikulum fisika SMA.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Perbedaan dan Persamaan KTSP,K-13, dan Merdeka Belajar

Perbedaan KTSP, K13, K13 Revisi, dan Merdeka Belajar

Aspek KTSP K13 K13 revisi Merdeka Belajar


Tujuan Konsep SKL, SK, KD, Konsep SKL, KI, Konsep SKL, Tujuan pembelajaran
Pembelajara Indikator dan Tujuan KD, Indikator dan KI, KD, yang dirumuskan
pada Tujuan; Indikator dan berdasarkan KD,
setiap mata pelajaran; a) StandarKom Tujuan; dengan menggunakan
a) SKL untuk setiap petensi a) StandarKompe kata kerja
mata pelajaran dan Lulusan ten si Lulusan operasional
kelas (permen No. (SKL)berdas (SKL)ditentuk yang dapat
23/2006); ar sekolah; an sebelum diamati dan
b) SK dan KD b) KIuntuk menetapkan diukur, yang
menjadi arah dan setiap mata Standar Isi, mencangkup sikap,
landasan untuk pelajaran Standar pengetahuan, dan
mengembangkan sama dan Proses, dan keterampilan
materipokok, berbeda Standar
kegiatan untuk setiap Penilaian;
pembelajaran, dan jenjang kelas; b) KD-KD pada
indikator pencapaian c) KD-KD pada aspek sikap
kompetensi untuk aspek sikap, aspek
penilaian.Indicatorpe aspekpengeta pengetahuanda
ncapaiankompetensu hun an naspekKetera
ntukpenilaian; mpilanDisajika
danaspekkete nSecarakohere
rampilandisaj n;SudahBerpas
ikantidakkoh angan;Sehingg
eren;sehingg aGuruTinggal
aguru Menggunakan
harusmemilih nya.
KD

KDyangmem
ilikiketerkait
an,
denganberpat
okan pada
KDaspekpen
getahuan.

Pengetahuan,sikap
Isi
danketerampilan;
Pengetahuan; Tersedia Pengetahuan, Pengetahuan,
a) Integratif;
danBahan buku teks untuk sikap dan sikap,dan
b) Sikapbersifatpe
Pembelajaran siswa dan guru keterampilan; keterampilan;
mbinaan;
sebagai bahan pelajaran; a) Integratif; a) Materibelajar,
c) Hanyaada
Buku teks bersifat terbuka b) Adapada memuat fakta,
padamatapelajar
untukdipilih dan semua mata konsep,
anPPKn
dipergunakan dalam pelajaran; prinsip, dan
danPABP;
pembelajaran; c) Bahanpelajar prosedur yang
d) Bahanpelajarand
Buku yangdiperkenan an disajikan relevan, dan
isajikandalambu
dalam buku ditulis dalam
kusiswa dan
siswa bentuk butir-
buku guru;
danbuku butirsesuai
e) Buku siswa dan
guru; dengan
buku guru
d) Buku rumusan
menjadi
siswadan indicator dan
merupakansalah
bukuguruMe ketercap aian
satu sumber
njadipeganga kompetensi;
bahan pelajaran;
n utama; b) Mediapembelaj
f) Ada keleluasa
e) Ketidakleluas aran, berupa
an untuk
aan untuk menggun akan alat bantu
mengguna bahan pelajaran proses
kan bahan di luar BS pembelaj aran
pelajaran di danBG; untuk menyam
luar BS dan g) Tidak ada paikan materi
BG; pembatasanjenis pembelaj aran;
f) Ada pengetahu an c) Sumberbelajar
pembatasanje yang dapat berupa
nis dibelajarkanpad buku, media
pengetahuan a peserta cetak, dan
yang didik;;hanya elektronik,alam
dibelajarkanp disesuaikan sekitar, atau
ada peserta dengan sumber belajar
didik; perkembangan lain yang
berpikirnya; relevan.
Kegiatan Mengacu kepada Menggunaka n Mengguna kan Menggu nakan
Pembelajaran permendiknas No. pendekatan pendekatan pendekat an saintifik;
41/2007 tentang standar saintifik; msaintifik; Proses
proses; Proses Proses belajar untuk mendapa
belajar untuk belajar untuk tkan pengetah uan,
mendapatkan mendapatk an sikap dan keteramp
pengetahuan, pengetahua n, sikap ilan dilakuka n melalui
sikap dan dan keterampil an pendekat an saintifik
keterampilan dilakukan melalui serta pendekat an
dilakukan melalui pendekatan saintifik atau model
pendekatan serta pendekatan pembelaj aran lain
saintifik; atau model yang dianggap tepat
Ada persepsi harus pembelajar an oleh guru;
menggunaka n lain Aspek
pendekatan yang dianggap tepat sikap pembelaj
saintifik dalam oleh arannya dilakukan
pembelajaran guru; secara langsung
; Aspek ;
Setiap mata sikap, pembelajar
pelajaran annya dilakukan
mebelajarkan secara langsung dan
sikap, tidak
pengetahuan dan langsung; hanya
keterampilan; PPKn dan
Dari diberi tahu PABP
menjadi yang
mencaritahu;
Mengacu pada
permendikbu d
No.
103/20014;
langsung. Dari diberi tahu
Dari diberi tahu menjadi mencari
menjadi mencari tahu;
tahu; Mengacu pada
HOT; pemendi kbudNo.
14 tahun 2019.

Penilaian Mengacu kepada Mengacu pada Mengacu pada Mengacu pada


permendiknas No. permendikbu d permendikbu d pemendi kbudNo.
20/2007; No. No. 14 tahun 2019;
104/20014; 53/2015; Penilaian sikap
Semua mata Penilaian sikap pada semua mata
pelajaran hanya pada pelajaran pada
memberikan mata aspek sikap,
penilaian pada aspek pelajaran PPKn pengetah uan, dan
sikap pengetahuan dan keteramp ilan, dan
dan keterampilan; PABP; penilaian secara
Penilaian diberikan Mata pelajaran harian;
dalam bentuk angka, lain memberikan Penilaian pengetah
predikat dan support terhadap uan dilakuka
deskripsi; aspek sikap yang nsecara
ditampilkan tes
peserta didik;
Penilaian sikap
bersifat
pembinaan, bukan
justifikasi;
e. Penilaian ttertulis atau
diberikan dalam online dengan soal
bentuk angka, pilihan ganda atau
predikat dan esai;
deskripsi; Penilaian keteramp
ilan dilihat dari
proses dan hasil;
Penilaian
diberikan dalam
bentuk angka,
predikat dan
deskripsi

Silabusdan RPP Silabus Silabus Silabus Silabus


dikembangkan oleh dikembangkan oleh dikembangk an hanya terdiri dari
sekolah kementerian oleh satu lembar
secara mandiri atau pendidikan dan kementerian RPP dikembangk
kelompok dibawah kebudayaan; pendidikan dan an oleh guru
koordinasi dinas sekolah tinggal kebudayaan; dengan komponen
pendidikan menggunakann ya; sekolah tinggal minimal
setempat; RPP dikembangkan menggunak annya; 1 lembar
RPP dikembangkan oleh guru dengan RPP dikembangk dan
oleh guru dengan mengacu kepada an oleh guru mengacu pada
mengacu permendikbud dengan permendikb ud
kepada mengacu No.14
permendiknas No. No. 103/2014. kepada tahun 2019
23/2006. permendikb ud
No. ???.

Persamaan KTSP, K13, K13 Revisi, dan Merdeka Belajar

Kurikulum Persamaan
KTSP, K13, K13 Revisi, Dibuat dan dirancang oleh pemerintah tepatnya oleh Dinas
dan Merdeka Belajar Pendidikan Nasional
Beberapa mata pelajaran masihsama
Terdapat kesamaan sensi kurikulum, misalnya pada
pendekatan ilmiah pada hakekatnya berpusat pada siswa.
Dimana siswa yang mencari pengetahuan bukan menerima
pengetahuan.

B. Asensi Perubahan Kurikulum Fisika SMA


a. Jenis Jenis Perubahan
Menurut Soetopo dan Soemanto, Perubahan kurikulum dapat bersifat sebagian-sebagian, tapi
dapat pula bersifat menyeluruh. Perubahan sebagian-sebagian Perubahan yang terjadi hanya
pada komponen (unsur) tentu saja dari kurikulum kita sebut perubahan yang sebagian-
sebagian. Perubahan dalam metode mengajar saja, perubahan dalam itu saja, atau perubahan
dalam sistem penilaian saja, adalah merupakan contoh dari perubahan sebagian- sebagian.
Dalam perubahan sebagian-sebagian ini, dapat terjadi bahwa perubahan yang berlangsung
pada komponen tertentu sama sekali tidak berpengaruh terhadap komponen yang lain.
Sebagai contoh, penambahan satu atau lebih bidang studi kedalam suatu kurikulum dapat saja
terjadi tanpa membawa perubahan dalam cara (metode) mengajar atau sistem penilaian dalam
kurikulum tersebut. Perubahan menyeluruh I Disamping secara sebagian-sebagian, perubahan
suatu kurikulum dapa saja terjadi secara menyeluruh. Artinya keseluruhan sistem dari kuriku
tersebut mengalami perubahan mana tergambar baik didalam tujuannya, isinya organisasi dan
strategi dan pelaksanaannya. Perubahan dari kurikulum 1968 menjadi kurikulum 1975 dan
1976 lebih merupakan perubahan kurikulum secara menyeluruh. Demikian pula kegiatan
pengembangan kurikulum sekolah pembangunan mencerminkan pula usaha perubahan
kurikulum yang bersifat menyeluruh. Kurikulum 1975 dan 1976 misalnya, pengembangan ,

10
tujuan, isi, organisasi dan strategi pelaksanaan yang baru dan dalam banyak hal berbeda dari
kurikulum sebelumnya.
b. Faktor faktor yang mempengaruhu Perubahan Kurikulum
Menurut Soetopo dan Soemanto, ada sejumlah faktor yang dipandang mendorong terjadinya
perubahan kurikulum pada berbagai Negara dewasa ini.
Pertama, bebasnya sejumlah wilayah tertentu di dunia ini dari kekuasaan kaum kolonialis.
Dengan merdekanya Negara-negara tersebut, mereka menyadari bahwa selama ini mereka
telah dibina dalam suatu sistem pendidikan yang sudah tidak sesuai lagi dengan cita-cita
nasional merdeka. Untuk itu , mereka mulai merencanakan adanya perubahan yang cukup
penting di dalam kurikulum dan sistem pendidikan yang ada.
Kedua, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat sekali. Di satu pihak,
perkembangan dalam berbagai cabang ilmu pengetahuan yang diajarkan di sekolah
menghasilkan diketemukannya teori-teori yang lama. Di lain pihak, perkembangan di dalam
ilmu pengetahuan psikologi, komunikasi, dan lain-lainnya menimbulkan diketemukannya
teori dan ca-cara baru di dalam proses belajar mengajar. Kedua perkembangan di gan
sendirinya mendorong timbulnya perubahan dalam isi Aun strategi pelaksanaan kurikulum.
Ketiga, pertumbuhan yang pesat dari penduduk dunia. Dengan bertambahnya penduduk,
maka makin bertambah pula jumlah orang ya membutuhkan pendidikan. Hal ini
menyebabkan bahwa cara atau pendekatan yang telah digunakan selama ini dalam pendidikan
perlu ditinjau kembali dan kalau perlu diubah agar dapat memenuhi kebutuhan akan
pendidikan yang semakin besar. Ketiga faktor di atas itulah yang secara umum banyak
mempengaruhi timbulnya perubahan kurikulum yang kita alami dewasa ini.
c. Sebab-sebab Kurikulum itu Diubah
Kurikulum itu selalu dinamis dan senantiasa dipengaruhi oleh perubahan perubahan dalam
faktor-faktor yang mendasarinya. Tujuan pendidikan dap berubah secara fundamental, bila
suatu negara beralih dari negara yang dijajah menjadi Negara yang merdeka. Dengan
sendirinya kurikulum pun harus mengalami perubahan yang menyeluruh. Kurikulum juga
diubah bila tekanan dalam tujuan mengalami pergeseran. Misalnya pada tahun 30-an sebagai
pengaruh golongan progresif di USA tekanan kurikulum adalah pada anak, sehingga
kurikulum mengarah kepada child-centered curriculum sebagai reaksi terhadap subject-
centered curriculum yang dianggap terlalu bersifat adulatif (pembujukan) dan society-
centered.. Pada tahun 40-an, sebagai akibat perang, asas masyarakatlah yang diutamakan dan
kurikulum menjadi lebih society-centered.
Kurikulum dapat pula mengalami perubahan bila terdapat pendirian ba mengenai proses
11
belajar, sehingga timbul bentuk-bentuk kurikulum seperti activity atau experience
curriculum, programmed instruction, pengajaran modul, dan sebagainya. Perubahan dalam
masyarakat, eksplosi (ledakan) ilmu pengetahuan dan lain-lain mengharuskan adanya
perubahan kurikulum. Perubahan- perubahan itu menyebabkan kurikulum yang berlaku tidak
lagi relevan, dan ancaman serupa ini akan senantiasa dihadapi oleh setiap kurikulum,
betapapun relevannya pada suatu saat.
d. Kusulitan-kesulitan dalam Perubahan Kurikulum
Sejarah menunjukkan bahwa sekolah itu sangat sukar menerima pembaharuan. Ide yang baru
tentang pendidikan memerlukan waktu sekitar 75 tahun sebelum dipraktikan secara umum di
sekolah-sekolah. Manusia itu pada umumnya bersifat konservatif (tertutup) dan guru
termasuk golongan itu juga. Guru-guru lebih senang mengikuti jejak-jejak yang lama secara
rutin. Ada kalanya karena cara yang demikianlah yang paling mudah dilakukan. Mengadakan
pembaharuan memerlukan pemikiran dan tenaga yang lebih banyak. Tak semua orang suka
bekerja lebih banyak daripada yang diperlukan. Akan tetapi ada pula kalanya, bahwa guru-
guru tidak mendapat kesempatan atau wewenang untuk mengadakan perubahan karena
peraturan-peraturan administratif. Guru itu hanya diharapkan mengikuti instruksi atasan.
Pembaharuan kurikulum kadang-kadang terikat pada tokoh yang mencetuskannya. Dengan
meninggalnya tokoh itu lenyap pula pembaharuan yang telah dimulainya itu. Dalam
pembaharuan kurikulum ternyata bahwa mencetuskan ide-ide baru lebih “mudah" daripada
menerapkannya dalam praktik. Dan sekalipun telah dilaksanakan sebagai percobaan, masih
banyak mengalami rintangan dalam penyebarluasannya, oleh sebab harus melibatkan banyak
orang dan mungkin memerlukan perubahan struktur organisasi dan administrasi sistem
pendidikan. Disadari atau tidak pembaharuan kurikulum pastinya memerlukan biaya yang
lebih banyak untuk fasilitas dan alat-alat pendidikan baru, yang tidak selalu dapat dipenuhi.
Tak jarang pula pembaharuan ditentang oleh mereka yang ingin berpegang pada yang sudah
lazim dilakukan atau yang kurang percaya akan yang baru sebelum terbukti kelebihannya.
Bersifat kritis terhadap pembaharuan kurikulum adalah sifat yang sehat, karena pembaharuan
itu jangan hanya sekedar mode yang timbul pada suatu saat untuk lenyap lagi dalam waktu
yang tidak lama.
C. Analisis Perubahan Kurikulum Fisika SMA
Dimulai pada tahun 1947, saat itu kurikulum pendidikan di Indone masih dipengaruhi sistem
pendidikan kolonial Belanda dan Jepang, sehingga hanya meneruskan yang pernah digunakan
sebelumnya. Rentjana Peladjaran 1947 (sebutan kurikulum saat itu) merupakan pengganti
sistem pendidikan kolonial Belanda. Karena suasana kehidupan berbangsa saat itu masih
12
dalam semangat juang merebut kemerdekaan maka pendidikan sebagai development
conformism (pelaku pembaharuan) lebih menekankan pada pembentukan karakter manusia
Indonesia yang merdeka dan berdaulat dan sejajar dengan bangsa lain di muka bumi ini.
Pada tahun 1952, kurikulum di Indonesia mengalami penyempurnaan, dengan menggunakan
sebutan Rentjana Peladjaran Terurai 1952. Kurikulum ini sudah mengarah pada suatu sistem
pendidikan nasional. Ciri yang paling menonjol dalam kurikulum 1952 adalah setiap rencana
pelajaran harus memperhatikan isi pelajaran yang dihubungkan dengan kehidupan sehari-
hari. Menjelang tahun 1964, dilakukan kembali penyempurnaan sistem Dum di Indonesia,
yang hasilnya dinamakan Rentjana Pendidikan 1964. Dari Kurikulum 1964 diperbaharui
menjadi kurikulum 1968, dala hal ini terjadi perubahan struktur kurikulum pendidikan dari
Pancawardhana menjadi pembinaan jiwa Pancasila, pengetahuan dasar, dan kecakapan
khusus. Kurikulum 1968 merupakan perwujudan dari perubahan orientasi pada pelaksanaan
UUD 1945 secara murni dan konsekuen. Penekanan dalam Kurikulum 1968, pada upaya
untuk membentuk manusia Pancasila sejati, kuat, dan sehat jasmani, mempertinggi
kecerdasan dan keterampilan jasmani, moral, budi pekerti, dan keyakinan beragama. Isi
pendidikan diarahkan pada kegiatan mempertinggi kecerdasan dan keterampilan, serta
mengembangkan fisik.
Sebagai pengganti kurikulum 1968 adalah kurikulum 1975. Dalam kurikulum ini
menggunakan pendekatan Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI), mengarah
kepada tercapainya tujuan spesifik, yang dapat diukur dan dirumuskan dalam bentuk tingkah
laku siswa. Menjelang tahun 1983, kurikulum 1975 dianggap sudah tidak mampu Yagi
memenuhi kebutuhan masvarakat dan tuntutan perkembang an Kurikululii im 1ienggunakan
penuekatan rrosedur rengenvangan SisiU Instruksional (PPSI), mengarah kepada tercapainya
tujuan spesifik, yan dapat diukur dan dirumuskan dalam bentuk tingkah laku siswa. Dalam
pelaksanaannya banyak menganut psikologi tingkah laku dengan menekankan kepada
stimulus respon (rangsang-jawab) dan latihan (drill). Menjelang tahun 1983, kurikulum 1975
dianggap sudah tidak mampu lagi memenuhi kebutuhan masyarakat dan tuntutan
perkembangan IPTEK. Sehingga dipertimbangkan untuk segera ada perubahan. Karena itulah
pada tahun 1984 pemerintah menetapkan pergantian kurikulum 1975 dengan kurikulum
1984. Pada tahun 1993, disinyalir bahwa pada kurikulum 1984, proses pembelajaran
menekankan pada pola pengajaran yang berorientasi pada teori belajar mengajar yang kurang
memperhatikan muatan pelajaran, sehingga lahirlah sebagai penggantinya adalah
kurikulum1994.
Selama dilaksanakannya kurikulum 1994 muncul beberapa permasalahan, terutama sebagai
13
akibat dari kecenderungan kepada pendekatan penguasaan materi (content oriented), di
antaranya adalah beban belajar siswa terlalu berat karena banyaknya mata pelajaran dan
banyaknya materi/substansi setiap mata pelajaran. Hal ini mendorong para pembuat
kebijakan untuk menyempurnakan kurikulum tersebut. Salah satu upaya penyempurnaan
adalah diberlakukannya Suplemen Kurikulum 1994. Kurikukum yang dikembangkan pada
tahun 2004 diberi nama Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Pendidikan berbasis
kompetensi menitikberatkan pada pengembangan kemampuan untuk melakukan
(kompetensi) tugas-tugas tertentu sesuai dengan standard performan yang telah ditetapkan.
Hal ini mengandung arti bahwa pendidikan mengacu pada upaya penyiapan individu yang
mampu melakukan perangkat kompetensi yang telah ditentukan. Implikasinya adalah perlu
dikembangkan suatu KBK sebagai Edoman pembelajaran. Yang paling mutahir adalah
KTSP, Untuk menghindari dampak negE yang kemungkinan terjadi seperti diuraikan di atas,
perlu disosialisasikan secara luas dan benar esensi KTSP dan potensi dampak positif yang
akan dihasilkannya di dalam praktik pendidikan di lapangan. Sikap kritis terhadap ide
pembaharuan pendidikan memang perlu dikembangkan, tetapi harus disertai dengan sikap
keterbukaan (open mindedness) dan keobjektifan di dalam menilai ide pembaruan tersebut.
Agar kesetimbangan penyikapan ini dapat terjadi diperlukan penajaman yang cukup
komprehensif, dengan mengedepankan sisi-sisi positif secara berimbang dengan potensi
resiko yang dapat ditimbulkannya terutama bila ide pembaharuan tersebut tidak dipahami
secara benar.
Kurikulum 2013 mencoba menata ulang sistem dengan menyeimbangk antara pengembangan
sikap spiritual kepada Tuhan dengan sistem kepad sosial atau masyarakat. kurikulum 2013
juga melatih kreativitas, rasa ingik tahu, dan juga kerja sama dengan kemampuan
menggunakan logika yang baik kepada para siswa. Kurikulum 2013 juga memberikan
fasilitas kepada sekolah. Fasilitas tersebut diberikan karena sekolah juga merupakan bagian
dari masyarakat dengan memberikan pengalaman belajar terencana di mana peserta didik
atau para siswanya bisa menerapkan apa yang sudah didapatkan atau dipelajari saat belajar di
sekolah kemudian bisa dipraktikkan kepada masyarakat dan juga bisa mendapatkan beberapa
ilmu pengetahuan dari masyarakat sebagai sumber belajar. Selain itu, kurikulum 2013 juga
mengembangkan pengetahuan, sikap, dan juga keterampilan serta agar siswa menerapkannya
dalam berbagai situasi di sekolah dan juga dalam masyarakat sehingga para siswa bisa
menjadi lebih aktif.

14
D. Pada Analisis kurikulum 2013 pada Fisika SMA yang meliputi :

1. Pendekatan Kurikulum 2013

2. komponen-komponen kurikulum

3. penilaian dalam kurikulum 2013

4. Standar Kelulusan Pada Kurikulum 2013

15
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Kurikulum merupakan alat yang sangat penting bagi keberhasilan sua pendidikan. Tanpa
kurikulum yang sesuai dan tepat akan sulit untuk mencapai tujuan dan sasaran pendidikan
yang diinginkan. Dalam sejarah pendidikan di Indonesia sudah beberapa kali diadakan
perubahan dan perbaikan kurikulum yang tujuannya sudah tentu untuk menyesuaikannya
dengan perkembangan dan kemajuan zaman, guna mencapai hasil yang maksimal. Perubahan
kurikulum didasari pada kesadaran bahwa perkembangan dan perubahan yang terjadi dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara di Indonesia tidak terlepas dari pengaruh
perubahan global, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta seni dan budaya.
Perubahan secara terus menerus ini menuntut perlunya perbaikan sistem pendidikan nasional,
termasuk penyempurnaan kurikulum untuk mewujudkan masyarakat yang mampu bersaing
dan menyesuaikan diri dengan perubahan. Pada Analisis kurikulum 2013 pada Fisika SMA
yang meliputi :

1. Pendekatan Kurikulum 2013

2. komponen-komponen kurikulum

3. penilaian dalam kurikulum 2013

4. Standar Kelulusan Pada Kurikulum 2013

B. Saran
Dengan adanya makalah ini, diharapkan dapat menambah pengetahuan para calon pendidik
tentang pendekatan dan model pengembangan kurikulum.

16
DAFTAR PUSTAKA

Sanjaya Wina. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Kencana


https://id.scribd.com/document/476956269/3-Menyusun-tabel-persamaan-dan-perbedaan-
KTSP-K13-K13-revisi-dan-Merdeka-Belajar
https://id.scribd.com/presentation/522277449/Analisis-Kurikulum-Fisika-SMA

17

Anda mungkin juga menyukai