Anda di halaman 1dari 60

BABI

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Taman Kanak-kanak (TIC) KelompokBermain adalah salah satu
bentuk pendidikan anak usia dini yang berada pada jalur formal dan non
formal. Pendidikan pada usia ini adalah bagi anak usia 4sampai 6 tahun yang
bertujuan membantu mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki oleh
anak.Potensi yang dimaksud adalah berupa psikis danfisik anak yang meliputi
moral, agama, sosial-emosional, kemandirian, kognitif, bahasa, fisik-motorik
dan seni untuk siap memasuki pendidikan selanjutnya.
Sehubungan dengan hal tersebut, di dalam kurikulum berbasis
kompetensi 2004 bahwa .ruang lingkup pengembangan pembelajaran di
PAUD di bagi kedalam bidang pengembangan pembiasaan/perilaku dan
bidang pengembangan kemampuan dasar. Bidang pengembangan pembiasaan
merupakan kegiatan yang dilakukan secara terus menerus dalam kehidupan
sehari-hari anak sehingga menjadi sesuatu kebiasaan yang baik, sedangkan
bidang kemampuan dasar merupakan kegiatan yang disiapkan oleh guru untuk
meningkatkan kemampuan dan kreatifitas sesuai dengan tahap perkembangan
anak yaitu perkembangan bahasa,kognitif, fisik, motorik, dan seni.
Masa perkembangan anak usia dini adalah masa yang paling tepat
untuk mengembangkan semua potensi yang dimiliki anak. Salah satu potensi
yang perlu dikembangkan adalah tentang wawasan dan rasa seni anak.
Kesenian adalah salah satu potensi dasar anak sebagai bentuk dan kecerdasan
jamak. Perkembangan seni pada bidang berkreasi dengan berbagai gagasan
imajinasi dan menggunakan berbagai media/bahan menjadi suatu karya seni.
Perkembangan seni memiliki fungsi dan peran yang penting dalam
mengembangkan berbagai kecerdasan (kecerdasan majemuk multiple
intelegency). Dan salah satu teknik yang dipakai mengembangkan kecerdasan
tersebut adalah dengan memakai tekhnik kolase, mozaik dan montase, dimana
selain dapat meningkatkan kreatifitas anak kolase, mozaik dan montase juga
dapat membantu melatih kesabaran anak dan juga membantu perkembangan
motorik halusnya.
Kolase, mozaik dan montase merupakan bagian atau eabang dan seni
rupa yang agak kurang diperhatikan keberdaannya bahkan kurang dimengerti
oleh masyarakat umum, karena dan ketiga cabang seni rupa ini masih
dianggap sebagai seni lukis, seni gambar dan seni patung. Dilihat dan bentuk
hasilnya karya ketiga tersebut merupakan paduan dan beberapa bagian, karya
kolase terdapat kolaborasi dan seni lukis, seni kriya, seni dekorasi bahkan
terdapat unsur ilustrasi.
Pemahaman tentang pengetahuan dan keterampilan kolase, mozaik dan
montase merupakan hal yang sangat penting bagi seorang guru atau pendidik
PAUD, karena proses keterampilan kolase, mozaik, dan montase bagi anak
usia dm1 merupakan kegiatan beimain sekaligus berseni dalam kegiatan anak.
Senang bermain adalah naluri bagi setiap anak terlebih pada usia dini, yang
akhirnya dapat ikut serta/berperan dalam mematangkan kreatifitas
anak,melatih kesabaran,mengembangkan motorik halus, serta dapat
mematangkan emosional anak sehingga anak dapat memenuhi kebutuhan
setiap fase perkembangan psikologi anak.
Pemakaian teknik kolase, mozaik dan montase pada PAUD Golden
School Kota Solok pada tahun ajaran 2018/2019 dengan jumlah anak asuh
sebanyak 11 orang diharapkan mampu meningkatkan kreatifitas anak, melatih
kesabaran anak, dan dapat meningkatkan perkembangan motorik halus anak.
Hal ini dapat dilihat pada data anak dalam kelompok belajar seperti di bawah
ini:
1. Dua orang anak mengalami kesulitan dalam pemakaian alat yang tersedia.
2. Empat orang anak bekerja asal-asalan supaya kegiatan yang dilakukan
cepat selesai.
3. Dan tiga orang anak agak kaku dalam melakukan kegiatan kolase, mozaik
dan montase tersebut.
Dari data di atas dapat disimpuikan bahwa anak-anak tersebut masih
t.nng dalam tahap perkembangan motorik halusnya, tingkat kesabaran yang
masih rendah dan tentu daya kreatifitasnya lebih ditingkatkan lagi, hal ini
disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya:
1. Kurangnya pemberian materi kolase, mozaik dan montase pada anak-anak.
2. Kurangnya kesabaran yang dimiliki oleh anak.
3. Masih kurangnya latihan yang mendorong perkembangan motorik halus
dan kognitif anak.
4. Dan masih rendahnya kreatifitas yang dimiliki oleh anak-anak PAUD.
Melihat keadaan diatas, penulis tertarik melakukan Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) untuk meningkatkan kreatifitas, melatih kesabaran dan
meningkatkan perkembangan motorik halus anak dengan memàkai metode
kolase, mozaik dan montase pada anak.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan keadaan diatas yang telah penulis kemukakan, maka dapat
dirumuskan masalahnya sebagai berikut “Apakah melalui kegiatan kolase,
mozaik dan montase dalam meningkatkan kreatifitas anak di PAUD Golden
School Kota Solok dapat tercapai?”

C. Tujuan Mengikuti PKP


Perbaikan pembelajaran ini dilakukan bertujuan untuk:
Mengetahui perkembangan kreatifitas seni anak PAUD Golden School Kota
Solok.

D. Manfaat Perbaikan
Perbaikan pembelajaran ini diharapkan bermanfaat bagi:
1. Murid/anak didik
Anak-anak Kelompok Bermain (KB) agar dapat menyenangi
kegiatan kolase, mozaik dan montase ini, sehingga dapat merangsang
kecerdasan yang di miliki anak diantaranya: seni, perkembangan motorik
halus anak, emosional, dan melatih kesabaran anak.
2. Guru/pendidik
Untuk menambah wawasan dalam merangsang dan meningkatkan
minat anak serta mendorong agar lebih kreatif dalam menciptakan
beragam media strategi pembeiajaran serta guru haruslak bisa
memanfaatkan sumber pembelajaran dan bahan bekas yang ada di
lingkungan sekitar kita.
3. Orang tua
Agar dapat menambah wawasan bagaimana cara memfasilitasi dan
mendubng minat anak, dan lebih menghatgai apa yang telah dilakukan
atau dihasilkan oleh anak.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Kolase, Mozaik dan Montase


1. Kolase
Menurut Kamus Besar Indonesia, kolase adalah komposisi artistik
yang dibuat dari berbagai bahan (kain, kertas, kayu) yang ditempelkan
pada. permukaan gambar (Depdiknas.2001,580). Dan defenisi tersebut
dapat diuraikan pengertian kolase, yaitu merupakan karya seni rupa dua
dimensi yang menggunakan bahan yang bemacam-macam selama bahan
dasar tersebut dapat dipadukan dengan bahan dasar lain yang akhirnya
dapat menyatu menjadi karya yang utuh dan dapat mewakili ungkapan
perasaán estetis yang membuatnya, sehingga dapat dikatakan bahwa bahan
apapun yang dapat dirangkum (dikolaborasikan) sehingga menjadi karya
seni rupa dua dimensi,dapat digolongkanldijadikan bahan kolase.
Dilihat dan bentuk karyanya, kolase memiliki unsur-unsur seni
rupa lain, yaitu unsur seni lukis; dan bentuk dua dimensi yang datar dan
menggambarkan suatu bentuk tetapi diwakili oleh benda-benda yang
bermacam-macam sebagai pengganti garis, warna dan bidangnya. Garis,
warna dan bidang sebagai unsur seni lukis yang kedudukannya diganti
oleh barang-barang/material sebagai unsur kolase. Misalnya dalam
ungkapan sebuah kendaraan motor: obat nyamuk bakar untuk
menggambarkan roda, ball poin bekas menggambarkan unsur kendaraan
pada bagian sepak bor, bam baterai untuk menggambarkan tangki motor,
bola lampu senter sebagai gambaran lampu sepeda motor dan lain-lain.
Unsur: seni kriya; kolase dalam pembuatannya memerlukan kesabaran
yang tinggi dan keterampilan menyusun, menempel, merangkai dan lain
sebagainya adalah membutuhkan keterampilan.
Unsur dekorasi; kolase sangat sulit menggambarkan dengan gaya
naturalis karena materialnya terdiri dan baban-bahan yang beraneka dan
berbentuk benda utuh, sehingga untuk menggambarkan bentuk elastis
naturalis sangatlah sulit. Kesulitan menggambarkan gaya natural ini maka
seni kolase biasanya merangkai unsur-unsur tersebut menjadi gambar
dekorasi, yaitu unsur menghiasnya yang ditonjolkan, misalnya: gambar
andong (delman), gambar kereta api, gambar rumah dan lain sebagainya
dengan bentuk gambar miring (dekoratit). Unsur ilustrasi; kolase selalu
menggambarkan yang bertema walaupun dengan gambar yang hanya
berdiri sendiri atau tidak menggambarkan cerita.(UT, 5.5:2011)

2. Mozaik
Menurut kamus besar bahasa Indonesia, mozaik adalah seni
dekorasi bidang dengan kepingan bahan keras berwarna yang disusun dan
ditempelkan dengan perekat (Depdiknas 2001,756). Dan defenisi mozaik
tersebut dapat diuraikan pengertiannya, yaitu pembuatan karya seni rupa
dua atau tiga dimensi yang menggunakan material atau bahan dad
kepingan-kepingan yang sengaja dibuat dengan cara dipotong-potong atau
sudah berbentuk potongan kemudian disusun dengan ditempelkan pada
bidang datar dengan cara dilem kepingan benda-behda itu, antara lain;
kepingan pecahan keramik, potongan kaca, potongan kertas, potongan
daun, dan potongan kayu. Tetapi untuk sebuah tema gambar menggunakan
satu jenis material, misalnya kalau mengguhakan kaca maka dalam satu
tema gambar tersebut menggudkan pecahan kaca semua, hanya berbeda-
beda warnanya baik warna alam maupun warna buatan. Kemudian disusun
sesuai dengan pola yang sudah ada kemudian kita isi dengan pecahan
kaca, keramik dengan cam dilem atau dengan cara lain. Susunan pecahan
atau potongan harus sesuai dengan bentuk tema yang kita inginkan.
Mozaik banyak digunakan pada seni arsitektur Romawi yang
sampai pada saat ini arsitektur Romawi masih terlihat menggunakan
mozaik, bahkan negara Romawi sangat terkenal karya-karya mozaiknya.
Ide pembuatan karya mozaik berbeda dengan kolase.Karya mozaik
dapat dilakukan dengan merancang idenya terlebih dahulu, yaitu tema apa
yang akan dibuat. Setelah tema gambar ditentukan kemudian membuat
pola yang diteruskan dengan material apa yang akan ditempel sebagai
media mozaik tersebut. Jadi untuk menentukan tema pada seni mozaik
hampir sama dengan seni lukis.
Tema pada kolase akan berbeda Karena pada kolase akan didahului
dengañ material apa yang ada, berapa jenis materialnya. Setelah jumlah
dan jenis materialnya terpenuhi baru merancang ide apa yang akan dibuat.
(UT,5.6:2011)

3. Montase
Bila diamati secara sepintas mengenai montase, kolase dan mozaik
seolah-olah masih dalam satu teknik dasar yang samä dan kadang-kadang
sulk dibedakan terutama antara kolase dengan montase. Karena
keduaduanya mengambil material dad benda-benda sebagai unsur karya.
Tetapi sebenarnya kalau dicermati unsur-unsurnya walaupun dan material
yang sama berbentuk benda tetapi sebenarnya beda.
Pengertian montase, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,
adalah: komposisi gambar yang dihasilkan dan percampuran unsur dan
beberapa sumber (Depdiknas 2001,754).
Pada perkembanganya montase yang semula terbatas pada karya
dua dimensi sekarang telah merambah kepada . karya tiga dimensi. Karya
montase ini juga kurang dikenal oleh kalangan umum, karena bentuk
karyanya masih mempunyai kemiripan dengan seni lukis, seni kriya, dan
seni patung. Sehingga jenis karya ini dianggap sebagai salah satu jenis
karya tersebut.
Karya montase dihasilkan dari mengomposisikan beberapa gambar
sudah jadi dengan gambar yang sudah jadi lainnya. Gambar rumah
majalah kemudian dipotong yang hanya gambar rumahnya saja, kemudian
ditempelkan pada permukaan alas gambar, gambar orang dari sebuah
majalah yang kemudian di potong gambar orangnya saja, juga ditempelkan
pada permukaan atas gambar dengan isikan dengan gambar rumah
tersebut. Gambar mobil yang diambil dan sebuah majalah kemudian
dipotong gambar mobilnya saja, kemudian dipasang dikomposisikan
dengañ gambar rumah dan orang. Gambar pohon, gambar jalan, gambar
pagar juga dilakukan seperti halnya rumah, orang, dan mobil sehingga
menjadi satu kesatuan sebagai gambar yang menceritakan suasana rumah
yang lengkap beserta perangkat dan lingkungannya menjadi gambar baru.
Ini adalah merupakan salah satu cohtoh sederhana dan karya montase.
Pembuatan montase yang lebih rumit adalah menggunakan material tiga
dimensi dimana unsur-unsurnya terdiri bukan dan gambar tetapi benda-
benda yang telah memiliki arti walaupun tidakdipadukan dengan benda
lain.
Montase dua dimensi dianggap seperti karya lukisan karena
materialnya terdiri dari gambar-gambar yang sudah jadi hanya dipotong-
potong lalu dipadukan sehingga menjadi satu kesatuan, seperti sebuah
karya ilustrasi. Dalam pemahaman umum karya montase ini dianggap
sebagai seni kriya, karena bentuknya menggambarkan dan hasil kerajinan
tangan, montase tiga dimensi dianngap seni kriya, karena unsur-unsurnya
terdiri dan benda-benda yang kemudian. disusun menjadi sebuah karya.
Hal ini diperkuat karena cara mengerjakannya memerlukan kerajinan
tangan yang sangat hati-hati dalam mengerjakannya. Ada juga yang
menganggap seni dekorasi, karena karya montase tiga dimensi yang pada
setting panggung kebanyakan terdiri dan unsur-unsur hiasan, sehingga
pandangan umum montase’ jenis ini dianggap sebagai seni dekorasi.
(UT,5.9:2011)

B. Material Kolase, Mozaik, Montase, Alat dan Bahan Pewarnaan


1. Material Kolase
Pembahasan mengenai material ini membahas bahan-bahan apa
yang cocok untuk digunakan dalam kolase, mozaik, dan montase secara
umum dan secara khusus untuk pembelajaran pada Anak Usia Dini.
a. Material untuk Pembuatan Karya Kolase secara Umum
Kolase menuntut kreatifitas dan ide yang lebih sulit
dibandingkan dengan pembuatan karya. seni rupa yang lain. Untuk
menentukan ide dalam kolae coba dibayangkan benda-benda seperti
obat nyamuk bakar, batu baterai bekas, ball point bekas, bola lampu
yang sudah rusak, sendok garpu, tutup gelas, kancing baju, kelereng,
komponen elektronik yang rusak, dan bagaimana memadukan
bendabenda tersebut agar menjadi sebuah karya seni. Kita dituntut
untuk teliti serta dengan kesabaran yang tinggi dalam menciptakan
karya kolase ini, selama kim memiliki keinginan dan kemauan yang
tinggi akan mudah kim lakukan.
Benda-benda tersebut dapat kita temple pada sebuah papan,
triplek, atau bahan datar apa saja baik dengan dilem, dipaku, atau
diikat sehingga menjadi sebuah kesatuan yang berupa karya seni ko!
ase. Contoh ini hanya sebahagian dan material kolase yang disebutkan
dan masih banyak lagi, sehingga dapat dikatakan bahwa material untuk
karya seni kolase adalah benda apapun yang dapat dipadukan sehingga
menjadi sebuah karya seni rupa kolase. Baik dengan cara ditempelkan
pada papan dengan lem, dipaku, diikat atau dengan cara apapun, dapat
juga dengan cara tidak ditempel pada papan melainkan dengan cam
disusun menjadi bentuk tiga dimensi.

b. Material Kolase untuk Pembelajaran di PAUD


Material yang digunakan dalam pembuatan kolase pada Anak
Usia Dini tentu berbeda dengan material pada umumnya, tetapi prinsip
yang digunakan sama, yang menbedakan bahán balm yang digunakan,
untuk pembelajaran kolase di PAUD akan lebih sederhana dan tidak
membahayakan.
Coba kita bayangkan dan cermati dengan sungguh-sungguh,
siapkan ekas gelas minuman mineral dan hilangkan tutupnya, lalu
bagian yang tadi ada tutupnya taruh penjepit pakaian dengan cara
dijepitkan pada bibir bekas air mineral secara tegak kebelakang. Pada
gelas tersebut tempelkan kertas berwarna disisi kanan dan kiri dengan
dibentuk seperti sayap burung, dibagian atas depan penjepit pakaian
tempelkan kertas berwarna dengan menyerupai ekor burung. Bagian
depan (bagian gelas bawah) tempelkan dua kancing baju sehingga
menyerupai mata dan bawahnya temple tutup ujung ball point sebagai
bentuk hidung, dibawah hidung buatlah tempelan dan kertas karton
berwarna atau diwarnai merah sehiugga menyerupai mulut bebek.
Kemudian bagian bawah pasanglah permen yang berbentuk bulat ada
gagangnya sebagai roda dibawah sebanyak empat buah permen atau
dapat diganti dengan jenis lain. Bagian atas sebagai punggung hurung
berilah lubang untuk mengikat benang sebagai alat untuk
menggantungkan.
Setelah melakukan percobaan ini dapat kita pahami dan tentu
pula ditambahkan variasi-variasi lainnya.
Dari uraian tersebut dapat kita rinci bahwa material apa saja
yang dapat kita gunakan untuk Anak Usia Dini.(Dewi Sasrina,3,2009)

2. Material Mozaik
Mengenal Persiapan material mozaik lebih mudah karena terdiri
dan satu jenis bahan material pokoknya. Pembuatan mozaik pada
umumnya berbeda dengan mozaik untuk pembelajaran di PAUD, terutama
mengenai bahan dasarnya tetapi prinsip kerja dan kaidah ke seni
rupaannya tetap sama.
a. Material Mozaik dalam Pengettian Umum
Mozaik pada umumnya disamping sebagai karya seni yang
menginginkan estetika dalam seni telapi juga mempunyai tujuan
pmktis, yaitu untuk kepentingan terapan. Karya mozaik sering dipakai
untuk hiasan dinding, pintu sopi-sopi rumah, dan perangkat mebel.
Pada seni modern tentang inozaik di Jepang yang telah dikenal
secara umum, yaitu patchwork and Quilting. Apabila ditinjau dan cam
pembuatan dan bentuk hasil karyanya merupakan
perkembangan dan mozaik. Patchwork and quilting ini banyak d
ikembangkan di Indonesia oleh Mieko Shimamura, yang pada saat ini
sudah banyak dijumpai di Indonesia yang diproduksi bleh pengrajin-
pengrajin seni tekstil, Patchwork and quilting adalah seni
menyambung serta mengkombinasikan kain-kain perca. Menyambung
dan mengkombinasikan ini tidak terdapat aturan yang khusus. Dapat
disambung dengan cara dijahit atau dilem tergantung pada kreatifitas
oleh pembuatnya. Contoh karya Patchwork and quilting adalan sarung
bantal, sprei, alas vas bunga; taplak meja, gantungan handuk, hiasan
dinding, tas, alas kaki , tempat tissue dan lainnya. Pembuatan mozaik
sangatlah banyak material yang dapat digunakan sesuai dengan
kreatititas kita sebagai guru PAUD.
b. Material Mozaik untuk Pembelajaran Di PAUD
Tentu akan berbeda material yang dipakai untuk karya mozaik
bagi Anak Usia Dini dengan yang dipakai pada umumnya. Mozaik
bagi Anak Usia Dini merupakan media pengungkap ide estetika, bukan
untuk pembuatan mozaik yang memiliki nilai praktis. Beberapa contoh
material yang dipakai untuk pembelajaran mozaik di tingkat PAUD,
antara lain kertas, kancing baju, potongan kain, biji-bijian, daun
kering, poIongan kayu, potongan tripleks, uang kecil-kedil, biji korek
api, dan lainnya karena seni mozaik sangat banyak bahannya, yang
utama adalah kreatititas guru memilih dan mengajak anak untuk
berekspresi dengan media yang ditentukan.(Dewi Sasrina,4,2009)

3. Material Montase
Untuk pembelajaran di tingkat PAUD tentang montase tidaklah
jauh berbeda dengan montase pada umumnya, karena prinsip kerja antara
mozaik dan montase hampir sama yang membedakan hanyalah objek dan
materi yang digunakan.
Material yang digunakan diantaranya; lem sebagai bahan
perekatgambar yang akan dipasang pada lembaran kertas atau papan;
gunting untuk memotong ambar-gambar (orang, rumah, mobil, dan lain-
lain) yang akan ditempel sebagal bagian-bagian objeknya; lembaran kertas
atau papan triplek untuk alas gambar yang nantinya akan ditempeli bagian-
bagian dan rangkaian cerita gambar tersebut.
Material antuk montase yang biasa dipergunakan dalam kegiatan
seni pada umumnya akan jauh berbeda dengan material yang dipergunakan
untuk media ekspresi dalam pembelajaran di TK. Montase disamping
sebagai karya dua dimensi juga tiga dimensi.Seni pertunjukan montase
Iebih mengarah pada karya tiga dimensi, karena dalam seni pertunjukan
montase ini berbentuk setting panggung yang dihasilkan dan beberpa
unsui panggung yang dikemas sehingga menjadi sebuah wang yang
memiliki kesatuan yang bertujuan memberi suasana suatu penistiwa atau
momen tertentu.(Dewi Sasrina,5,2009)

4. Bahan Pewarnaan
Rembuatan kolase, mozaik, dan montase tidak banyak
membutuhkan bahan pewarna yang berupa cat. Pada pembuatan karya
kolase, mozaik, dan montase sening kali menggunakan pewarnaan yang
sudah jadi, artinya warna sudah tendapat pada benda tersebut sebagai
bahan, sehingga hampir tidak perlu lagi menambahkan cat sebagai
pewarna material tersebut. Contoh: kertas berwarna tidak perlu diberi
pewarna lagi.
Dan uraian ini dapat disimpulkan bahwa pewarna untuk kolase,
mozaik dan montase ndak banyak dibutuhkan, karena sudah menggunakan
warna asli (Dewi Sasrina,5,2009)
5. Alat
Alat yang digunakan pada pembuatan karya kolase, mozaik dan
montase sulit disebutkan satu persatu, karena seperti yang telah dijelaskan
di atas bahwa pembuatan karya kolase, mozaik, dan montase sangat
beraneka ragam sehingga disamping materialnya sulit disebutkan satu
persatu juga tidak mudah menyebutkan alat-alat yang diperlukan dalam
peinbuatad karya kolase, mozaik, dan montase. Adapun alat-alat yang
digunakan dapat berupa: gunting, pisau, gergaji, jarum, kuas, bor, dan lain-
lain. (Dewi Sasrina,5,2009)

C. Teknik Karya Kolase, Mozaik, Dan Moistase


Dari ketigajenis karya seni ini kebanyakan rang tidak tahu seperti apa,
dibuat dari apa, dan bagaimana cam membuatnya. Oleh karena itu pada
pembahasan ini dijelaskan mengenai bagaimana teknik pembuatan dan bahan
apa yang dipergunakan.

1. Teknik Membuat Kolase


Pengertian umum kolase dapat dibuat dalam bentuk dua dimensi.
Proses pembuatan karya kolase sering terjadi materialnya harus disiapkan
terlebih dahulu, baru kemudian ide bentuk karya yang akan dipersiapkan.
Dan dalam proses pembuatan kolase, yaitu dengan cara memadukan
barang-barang yang terdiri dan benda yang berbeda-beda sehingga
menjadi sebuah karya melalui teknik asembling (dengan dilem, las, dipaku
dan lain-lain) dimaksudkan agar dapat menyatu.
Contoh karya kolase untuk Anak Usia Dini adalah, telur yang
sudah dikosongkan isinya keniudian ditempeli sehelai bulu yang dibentuk
seperti sayap pada kanan dan kirinya, kemudian dibahagian belakangnya
ditempeli kertas berwarna yang dibentuk seperti ekor, bahagian depan
sebagai kepala tempelkan plastik yang berbentuk bulat sebagai kepalanya
yang.kemudian ditambah dengan tempelan manik-manik sebagai niata.
Témpelkan bahagian bawah telur potongan styrofoom agar bentuk ayam
tersebut dapat berdiri. (UT,5.26,201 1)

2. Teknik Membuat Mozaik


Mozaik terdiri dari dua dimensi dan tiga dimensi. Tetapi prinsip
kerjanya sama, yaitu menempelkan potongan benda-benda lain.
Bendabenda tersebut dapat berupa pecahan kaca, pecahan keramik,
potongan kayu, batu, guntingan kertas, guntingan daun kering dan lain
sebagainya selama masih berbentuk potonngan yang lembarnya dapat
disusun dalam bidan yang telah disediakan.
Pewarnaan pada mozaik ini dipilih dan bahan/material mozaik
yang akan ditempel yang memiliki warna asli artinya warna tersebut asli
dari warna kaca, mika, keramik, daun kayu, sehingga nantinya tidak perlu
menambahkan pewarnaan setelah ditempelkan. Untuk menghasilkan corak
gambar yang elastis atau dekoratif, maka hams mengatur warnaya tersebut
dari susunan materialnya.
Contoh pembuatan mozaik; siapkan kertas karton/kertas tebal yang
diberi pola atau motif gambar, karena bahan dasarnya dan karton atau
kertas lain, maka materialnya yang ditempelkan adalah potongan kertas,
daun, rumput kering, atau plastik. Kemudian tempelkan dengan
menggunakan lem disusun menurut tujuan gambar yang diinginkan.
(UT,5.27,2011)

3. Teknik Membuat Montase


Karya montase adalah karya seni rupa yang mengombinasikan dan
beberapa unsur baik unsur dua dimensi maupun unsur tiga dimensi.
Pada pembuatan montase tidak beda jauh dengan mozaik dan
kolase, yaitu membuat karya seni rupa dengan menggunakan sistem
tempel. Adapun cara menempelnya dapat dengan dilem, dijahit dipaku
atau disusun tanpa menggunakan perekat. (UT,5.28,2011)
4. Teknik Pewarnaan Papa Karya Kolase, Mozaik, Dan Montase
Jarang ditemukan pembuatan karya kolase, mozaik, dan montase
memberikan pewarnaan setelah rangkaian karya tersebut jadi. Pemberian
karya yag sudah terangkai tidak dapat memberikan hasil akhir yang bagus.
Pewarnaan tiga karya tersebut dilakukan pada waktu material belum
dirangkai. Kebanyakan material sudah memiliki warna alami/asli dari
benda sebelum dipakai sebagai material kolase, mozaik, dan montase.

D. Kegjatan Pembelajaran Kolase, Mozaik, dan Montase Untuk Anak Usia


Dini
1. Fungsi Praktis
Karya seni rupa (dalam hal-mi ka.rena kolase, mozaik, dan
montase sebagai bagian dan seni rupa, selain bersifat individual sebagai
media ekspresi, karena manusia secara naluriah dalam kehidupannya
mencintai keindahan dan selalu berupaya menghadirkan sentuhan
keindahan dalam berbagai aspek kehidupannya, juga memiliki sifat
pragmatis untuk memenuhi fungsi praktis dan fisik sebagai benda-benda
kebutuhan sehari-hari, sehingga kecintaan manusia kepada keindahan
disalurkan pada pembuatan atau penikmatan aneka perabot dan benda-
benda pakai yang indah yang diproduksi dengan teknologi yang maju,
seperti hunian yang nyaman, jenis-jenis perabot rumah tangga, aneka
perabot kerajinan tangan, beragam model pakaian, bahkan media
komunikasi, dan hiburan.

2. Fungsi Edukatif
Berkarya seni apapun telah terbukti secara tidak langsung sangat
membantu pendidikan melalui penerapan metode pembelajaran melalui
pendidikan seni dalam upaya untuk membantu pengembangan berbagai
fungsi perkembangan dalam din seorang anak, yang meliputi kemampuan
fisik, daya pikir, daya serap, emosi, cita rasa keindahan, kreatifitas. Anak
akan lebih mudah belajar tentang sesuatu bila melalui seni karena kegiatan
berseni pada anak sepeñi halnya sedang bermain, sehingga proses
pembelajarannya pun akan berlangsung dengan menyenangkan. Hingga
usia berapa pun proses berseni selalu dapat terlaksana dengan rasa senang.

3. Fungsi Ekspresi
Unsur-unsur seni rupa pada karya kolase, mozaik, dan montase
seperti garis, warna, bentuk dan tekstur merupakan bahasa rupa yang
digunakan dalam cara mengungkapkan ide-ide atau gagasan, imajinasi,
pengalaman yang estetis yang kemudian diungkapkan berujud ekspresi
simbolis yang sangat pribadi.
Fungsi ekspresi ini banyak dijumpai pada seni murni, karena seni
murni. merupakan penuangan ekspresi yang murni yang hanya sebagai
media ekspresi diri, bukan dilakukan untuk fungsi seni praktis. Kolase,
mozaik, dan montase kebanyakan diabadikan seseorang untuk kepeningan
seni itu sendiri. Pada sant mencipta karya seni tersebut ia bebas
mengekspresikan gagasannya dan tidak terikat pada aturan atau
kepentingan lainnya. Pada kegiatan seni nupa anak, pada umumnya
memiliki sifat seni murni, karena anak belum menginginkan apa-apa selain
berseni sebagai perwujudan gagasan estetisnya.

4. Fungsi Psikologis
Seni rupa disamping sebagai media ekspresi dapat pula
dimanfaatkan sebagai fungsi sarana sublimasi, relaksasi, yaitu sebagai
peilyaluran berbagai permasalahan psikologis yang dialami seseorang.
Setelah menjalani terapi din melalui seni ini seseorang akan memperoleh
keseimbangan emosionalnya, sehingga mencapai ketenangan, kenyamanan
dan kepuasan bathin. Terapi melalui seni tidak mementingkan nilai tingkat
keindahan karya yang dihasilkan, tetapi lebih mementingkan terlaksananya
proses penyembuhan pengalaman traumatik dalam din seseorang.
5. Fungsi Sosial
Kehadiran karya seni rupa, terutama seni pakai pada umumnya
banyak membantu memecahkan berbagai persoalan sosial. Kehadirannya
dapat menyediakan lapangan pekerjaan dan peningkatan taraf hidup
melalui pengembangan industri kriya, bahkan melalui kebebasan
berekspresi dalam seni memungkinkan seorang seniman melalui ekspresi
simbolisnya dalam mengkritisi berbagai keadaan dalam masyarakat yang
perlu perbaikan.
Sepanjang sejarah perkembangan peradaban manusia, kontribusi
dan peran seni rupa dalam kehidupan sosial manusia sangatlah nyata.
Bahkan menurut Agus Sachri (2004), bahwa seni dapat berfungsi sebagai
indicator tanda-tanda zaman yang berlangsung pada satu kurun waktu
tertentu. Baik sebagai monumen budaya, gaya hidup masyarakat, selera
masyarakat, maupun sebagai ciri peradaban yang sedang berlangsung.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Informasi Subjek Penelitian


1. Lokasi
Subjek pada penelitian ini adalah anak PAUD Golden School Kota
Solok Tahun Pelajaran 2018/2019 pada kelompok B yang berjumlah 13
orang (5 orang laki-laki dan 8 orang perempuan)
2. Waktu Pelaksanaan
Penelitian ini dilaksanakan pada PAUD Golden School yang
terletak di Jalan ………. Penelitian ini dilaksanakan dengan 2 siklus dalam
rentang waktu :
Siklus I dari tanggal 01 s/d 05 Oktober 2018
Siklus II dari tanggal 15-19 Oktober 2018
3. Tema
Penilaian ini bertemakan “Upaya Meningkatkan Kreatifitas Anak
Usia Dini Dengan Memakai teknik Kolase, Mozaik, Dan Montase”
4. Kelompok
Jumlah anak adalah 13 orang yang terdiri dari … laki-laki dan …
perempuan. Waktu yang dibutuhkan adalah 1 bulan mulai dari
perencanaan sampai dengan penulisan laporan hasil pemanfaatan
kemampuan professional.
5. Karakteristik Anak
Penelitian ini dilaksanakan di TK Golden School Kota Solok yang
beralamat di Jalan Akjimad Yani No.147 Kelurahan VI Suku Kecamatan
Lubuk Sikarah Kota Solok dengan karakteristik anak yang komunikatif.
B. Deskripsi Persiklus
SIKLUS I
1. Rencana
a. Tindakan yang akan dilakukan pada penelitian ini adalah
melaksanakan kegiatan kolase pada gambar Bendera dengan
menggunakan ampas kelapa, menirukan bentuk tulisan Bendera, dan
mengurutkan gambar bendera dan yang besar sampai ke yang kecil
dengan cara menempelkan lambang bilangannya pada lembar kerja
anak.
b. Melakukan teknik montàse pada gambar burung garuda, menirukan
bentuk tulisan burung garuda, dan mengurutkan gambar burung garuda
dan yang besar ke yang kecil pada lembar kerja anak.
c. Serta melakukan teknik mozaik dengan menggunakan kertas lipat,
melengkapi kalimat atau kata rumah gadang, dan mencocokkan
gambar rumah gadang, rangkiang, jam gadang, dan suntiang dengan
lambing bilangannya pada lembar kerja anak.
Tambahan tindakan
1) Kegiatan Awal
a. Mengucapkan dan menjawab salam
b. Membaca do’a
c. Mengabsen anak
d. Bernyanyi
e. Menyajikan tujuan pembelajaran
2) Kegiatan Inti
a. Memotivasi anak dengan cara menunjukkan alat-alat yang akan
digunakan saat melakukan kegiatan inti
b. Membimbing anak untuk meniru huruf
c. Guru mempenlihatkan gambar Bendera Negara Republik
Indonesia, burung garuda, dan rumah gadang
d. Membimbing anak untuk mengurtitkan ukuran Bendera, burung
garuda dan yang besar ke yang kecil dan menempelkan lambang
bilangannya
e. Membimbing anak melakukan teknik kolase pada sketsa gambar
Bendera,montase pada gambar burung garuda, dan mozaik pada
gambar rumah gadang
3) Kegiatan Penutup
a. Guru memberikan penguatan atau kesimpulan
b. Membaca do’a sesudah belajar bersama-sama antara guru dan anak
c. Salam penutup dan anak bersalaman dengan guru
4) Langkah-langkah Perbaikan
a. Guru menjelaskan pada anak tujuan melakukan teknik kolase,
montase, dan mozaik
b. Guru menyiapkap alat-alat yang digunakan atau alat yang
diperlukan dalam melakukan teknik kolase,montase, dan mozaik
c. Guru menyediakan bahan dan media menurut RKH
d. Guru membimbing dan memperagakan cara melakukan teknik
kolase, montase, dan mozaik sesuai dengan RKH
e. Guru meminta anak untuk memprakteklçan langsung kegiatan
yang sudah dicotohkan oleh guru
f. Guru meminta masing-masing anak untuk memperlihatkan hasil
karyanya kedepan kelas
g. Guru mengajak anak untuk diskusi dan tanyajawab
5) Rencana Kegiatan Harian
a. Meniru bentuk tulisan Gelas minuman
b. Mngurutkan gambar Gelas minuman dan yang besar ke yang kecil
dan menempelkan lambang bilangannya
c. Kolase gambar Gelas minuman
6) Prosedur Permainan
Guru memperlihatkan atat-alat tulis yang digunakan dan
menjelaskan guna dari alat-alat tulis tersebut serta memperlihatkan
gambar Gelas minuman.
1. Guru memperlihatkan gambar gelas minuman, burung garuda, dan
rumah gadang
2. Guru menyuruh anak meniru menuliskan kata Gelas minuman,
burung garuda, dan melengkapi kata atau kalimat rumah gadang ke
depan kelas
3. Guru membagi anak ke dalam kelompok
4. Guru menyediakan alat tulis yaitu: pensil, LKA, penghapus
5. Anak disuruh melakukan kegiatan kolase, montase, dan mozaik
6. Guru memberikan motivasi kepada anak Guru memberikan pujian
kepada anak
2. Pelaksanaan
Sesuai dengan penelitian ini yaitu: “Upaya Meningkatan Kreatifitas
Anak Usia Dini melalui Teknik Kolase, Mozaik, dan Montase di PAUD
Golden School Kota Solok” maka jenis penelitian ini adalah“ Penelitian
Tindakan Kelas “yaitu:

Perencanaan

Refleksi Siklus I Pelaksanaan

Pengamatan

Perencanaan

Refleksi Siklus II Pelaksanaan

Pengamatan

Upaya Peningkatan kreativitas anak usia dini dengan


memakai teknik kolase, mozaik, dan montase di TK
Golden School Kota Solok

Skema
Rancangan Siklus Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
3. Pengamatan/pengumpulan data/instrumen
Penelitian ini terlaksana dibantu oleh teman sejawat yang bertugas
sebagai observer/pengamat yang memberikan penilaian masukan pada
lembaran yang telah disediakan oleh peneliti.
Prosedur umum pembelajaran yang digunakan adalah:
1) Menjelaskan kegiatan
2) Mencoba melakukan kegiatan
3) Mengevaluasi kegiatan
Untuk mengumpulkan data yang diperlukan pada penelitian ini
diperunakan instrumen sebagai berikut:
a. Format observasi
Format observasi dipergunakan untuk mengetahui kesesuaian
pelaksanaan tindakan dengan rencana yang disusun sebelumnya.
Contoh Lembar Observasi anak
Lembar Observasi

Hari/Tanggal : ……………………….
Pertemuan : ……………………….
Siklus : ……………………….
Kegiatan : ……………………….
Penilaian
Kerapian dan Keterampilan
No Nama Siswa Kreatifitas Ket
kebersihan dan keindahan
BB BSH B BB BSH B BB BSH B

Keterangan :
BB : Belum Berkembang
BSH : Berkembang Sesuai Harapan
B : Bisa
4. Refleksi
Pra siklus
Untuk kegiatan pada pra siklus pencapaian yang akan diperoleh
berdasarkan pada tiga faktor yaitu kreatifitasnya, kerapian dan kebersihan,
dan keterampilan serta keindahan seni Anak Usia dini dalam ruang
lingkup Kelompok bermain Golden School kota Solok.
Siklus I
Evaluasi terhadap pencapaian yang diperoleh pada siklus I
berdasarkan. pada hasil perkembangan kreatifitas, motorik halus, dan
kognitif Anak Usia Dini yang belum tereapai secara optimal dan akan
dijadikan sebagal dasar perbaikan pada tindsakan yang akan dilakukan
pada Siklus II.
Siklus II
Pelaksanaan siklus II polanya sama dengan siklus I baik
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksinya. Pada siklus II ini
kelemahan-kelemahan yang ditemukan pada sikdus I akan disempurnakan
pada siklus II, dan diharapkan siklus II dapat menjawab tujuan penelitian
yang dilakukan setelah dilakukan perbaikan dan penyempumaan sesuai
dengan evaluasi sebelumnya.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
Rancangan Satu Siklus
Siklus : I (Pertama)
Tema/Sub Tema : Kebutuhanku/Minuman Sehat
Kelompok : B
Tanggal : 1 s. d 6 oktober 2018
Tujuan Perbaikan : Meningkatkan kreativitas dengan menggunakan teknik
kolase, mozaik dan montase di TK IT Golden School
Kota

identifikasi Masalah
Berdasarkan Latar belakang yang dikemukakakan dapat didentifikasikan
beberapa Masalah yang dihadapi pada tahap rasa tanggung jawab anak di TK
IT Golden School Kota Solok sebagai berikut:
a. Kreativitas anak belum menunjukkan hasil yang tidak sesuai Harapan
b. Sebagian besar perkembangan motorik halus anak belum terlihat
c. Pada kegiatan kolase, mozaik dan montase, sebagian anak Belum
Berkembang menyelesaikannya dengan baik.
d. Dalam menggunakan angka anak belum mampu melaksanakannya dengan
baik.
Analisis Masalah
Dari keempat masalah yang teridentifikasi, masalah yang akan di
pecahkan adalah, kurangnya perkembangan kreativitas pada anak, dalam
melakukan/mengerjakan tugas yang diberikan Guru dengan baik, tentu
merupakan masalah yang paling berat dan dapat menimbulkan masalah baru,
penyebab masalah tersebut adalah, karena kegiatan yang digunakan guru tidak
menarik dan tidak sesuai dengan tingkat perkembangan motorik halus pada
anak.
Dari permasalahan yang ditemukan di lapangan terlihat bahwa kegiatan
yang dilaksanakan guru kurang menarik bagi anak, untuk itu upaya
peningkatan kreativitas anak dapat diatasi dengan menggunakan berbagai
kegiatan yang bervariasi sehingga dapat meningkatkan motorik halus anak.

Perumusan Masalah:
Bagaimanakah meningkatkan perkembangan motorik halus pada anak
melalui metode kolase, mozaik dan montase yang bervariasi di TK IT Golden
School Kota Solok.

 Salam, do’a harian  Kolase gambar Gelas  Membaca iqra


Surat-suarat Minuman  Menyanyi bersama
pendek  Menghubungkan  Doa dan pulang
 Meloncat dan kursi nama minuman sehat
ke lantai dengan tulisan
 Mengurutkan gambar
Gelas Minuman dari
besar ke kecil
 Salam, doa harian  Mozaik gambar  Membaca iqra
surat pendek, minuman memakai  Tanya jawab
bacaan shalat bahan dari kertas lipat  Menyanyi
 Menyanyi bersama yang berbentuk Bersama
lingkaran  Doa dan pulang
 Mengelompokkan
gambar Minuman
sesuai ukuran
 Meniru tulisan
Minuman
 Membuat angka 1-
 10
 Salam, Doa surat  Kolase gambar gelas  Membaca iqra
pendek bacaan memakai bahan dari Tanya jawab
sholat biji kacang padi  Menyanyi
 Bediri dengan  Membilang dengan Bersama
diatas satu kaki Gambar gelas  Doa dan pulang
 Menyusun dan
menempel gambar
gelas
 Menulis kata “Gelas”

 Salam, Doa harian,  Menyusun kepingan  Membaca iqra


surat pendek kolase gambar Gelas  Tanya jawab
bacaan sholat Minuman  Menyanyi
 Merangkap,  Menyusun angka  Bersama
merayap dengan secara berurutan  Doa dan pulang
berbagai variasi  Mencocokkan gambar
dengan suku katanya
 Salam, Doa harian,  Meniru tulisan Gelas  Membaca iqra
surat pendek Minuman  Tanya jawab
bacaan sholat  Menuliskan angka 1-  Menyanyi
 Menyanyiakan 10 kedalam kotak  Bersama
nyanyian aku anak Gambar  Doa dan pulang
sehat  Kolase/mengisi pola
Gambar Gelas
Minuman dengan biji-
bijian
RPPH
SKENARIO PERBAIKAN

Tujuan Perbaikan : Meningkatkan perkembangan motorik halus anak melalui


metode kolase, mozaik dan montase
Siklus ke : 1
Hari/tanggal : Motorik halus 1 oktober 2018

Hal yang diperbaiki/ ditingkatkan:


A. Kegiatan penggembangan I (Pembukaan)
 Judul Kegiatan: menirukan beberapa minuman sehat
 Pengelolaan Kelas
Penataan Ruang:
1. Penataan Ruang diubah menjadi area kosong untuk membentuk
kelompok
2. Pengoranisasian anak : posisi anak diubah menjadi bentuk lingkaran
dengan posisi duduk.
 Langkah-Langkah Perbaikan
1. Guru mencontohkan secara utuh
2. Guru meminta anak mengikuti
3. Guru mengajak anak melakukan bersama

B. Kegiatan Pengembangan II (Inti)


 Judul Kegiatan : Menghubungkan Gambar Minuman sehat dengan kata,
menghitung jumlahnya, membuat kolase, gambar Gelas Minuman
 Pengelolaan Kelas
1. Guru mengatur posisi anak duduk dengan kelompok, sesuai dengan
kelompoknya.
2. Guru berdiri didepan Kelas, sedangkan anak duduk di Kelompok yang
telah ditentukan
 Langkah-langkah Perbaikan
a. Guru memmberikan bahan yang akan digunakan pada waktu
pelaksanaan kolase menggunakan biji-bijian
b. Guru meminta anak menghitung jumlah botok Minuman sehat
c. Guru memberikan sketsa gambar Gelas Minuman kepada anak
d. Setelah itu anak diminta untuk mendengarkan lagi kegiatan yang akan
dilakukan yaitu membuat kolase gambar Gelas Minuman dengan biji
bijian
e. Guru membimbing anak dalam membuat kolase gambar Gelas
Minuman dengan menggunakan biji-bijian
f. Guru memeriksa hasil karya anak

C. Kegiatan Pengembangan III (penutup)


 Judul Kegiatan : Membaca iqra, Tanya jawab
 Penggelolaan Kelas
1. Penataan ruang : Posisi kursi dan meja seperti biasa
2. Pengoranisasian: Anak-anak duduk dikursinya masing-masing
 Langkah-langkah:
1. Guru meminta anak untuk membaca iqra
2. Guru membantu anak dalam membaca iqra
3. Guru menanya kegiatan anak hari ini
LEMBAR REFLEKSI I
SETELAH MELAKUKAN PEMBELAJARAN

Nama : SISKA HAYANI TK/KB/TPA : TK Golden school


NIM : 835475474 Kelompok : B
Program Studi : SI PG PAUD Pertemuan ke : 1
UPBJJ-UT : 14 Padang Pokjar : Kubung Kab. Solok

1. Bagaimana reaksi anak terhadap proses pengembangan yang saya lakukan?


Dari kegiatan yang diberikan kepada anak terlihat bahwa anak didik sudah
mulai mampu melakukan tugasnya sesuai metode yang saya gunakan
2. Secara keselumhan apa saja kelemahan saya dalam kegiatan pengembangan
yang saya lakukan?
Dalam pelaksanaan masih terlihat kurangnya penguasaan anak terhadap
metode yang digunakan, pengelolaan waktu yang tersedia masih belum
maksimal
3. Secara keseluruhan apa saja kelebihan saya dalam pengembangan yang saya
lakukan?
Dalam pelaksanaan yang dilakukan mampu meningkatkan kreativitas anak,
dalam merancang kegiatan pembelajaran berpedoman pada RKM kemudian
disusun pada RPPH sesuai dengan materi
4. Hal-hal unik apa yang saya temui dalam kegiatan pengembangan?
Ada beberapa anak menangis karena tidak bisa menyelesaikan tugas yang
diberikan dan ada seorang anak yang mampu menyelesaikan tugasnya tepat
waktu.
5. Setelah mengetahui kelemahan dan kelebihan saya, maka apa yang akan saya
lakukan untuk meningkatkan kualitas kegiatan pengembangan berikutnya?
Saya akan mencari solusi untuk mengatasi kelemahan saya dengan segala
upaya dan kelebihan saya akan lebih saya tingkatkan lagi dimasa yang akan
datang
RANCANGAN SATU SIKLUS

Siklus : II (Dua)
TemalSub Tema : Kebutuhanku/Pakaian
Kelompok : B
Tanggal : 15 s. d 20 Oktober 2018
Tujuan Perbaikan : Meningkatkan perkembangan motorik halus anak melalui
metode kolase, mozaik dan montase di TK golden school

Identifikasi Masalah
Berdasarkan Latar belakang yang dikemukakakan dapat didentifikasikan
beberapa Masalah yang dihadapi Pada tahap rasa tanggung jawab anak di TK
golden school sebagai berikut:
a. Kreativitas anak belum menunjukkan hasil yang tidak sesuai Harapan
b. Sebagian besar perkembangan motorik halus anak belum terlihat
c. Pada kegiatan kolase, mozaik dan montase, sebagian anak Belum Berkembang
menyelesaikannya dengan baik.
d. Dalam menggunakan angka anak belum mampu melaksanakannya dengan
baik.

Analisis Masalah
Masalah yang yang akan di pecahkan adalah kurangnya kemampuan
kreativitas anak, dalam melakukan/mengerjakan tugas yang diberikan guru
dengan baitktentu merupakan masalah yang paling berat dan dapat menimbulkan
masalah baru, penyebab masalah tersebut adalah, karena kegiatan yang digunakan
guru tidak menarik dan tidak sesuai dengan tingkat perkembangan motorik halus
anak anak.
Masalah kegiatan yang dilaksanakan guru kurang menarik oleh anak, dan
upaya peningkatan perkembangan motorik halus anak, yang dapat diatasi dengan
menggunakan berbagai kegiatan yang bervariasi.
Perumusan Masalah:
Bagaimanakah meningkatkan perkembangan motorik halus anak melalui
metode kolase, mozaik dan montase yang bervariasi di TK Golden school

 Salam, do’a harian  Kolase gambar  Membaca iqra


 Surat-surat pendek pakaian seragam  Menyanyi Bersama
 Bercerita tentang  Menghubungkan  Doa dan pulang
Minuman sehat nama seragam
sekolah dengan
tulisan
 Mengurutkan
gambar seragam
sekolah dari besar
ke kecil
 Salam, doa harian,  Mozaik gambar  Membaca iqra
surat pendek, seragam sekolah  Tanya jawab
bacaan shalat memakai bahan  Menyanyi Bersama
 Menyanyi bersama dari kertas lipat  Doa dan pulang
yang berbentuk
lingkaran
 Mengelompokkan
gambar seragam
sekolah sesuai
ukuran
 Meniru tulisan
seragam sekolah
 Membuat angka 1-
 10
 Salam, Doa harian,  Kolase gambar  Membaca iqra
surat pendek baju memakai  Tanya jawab
bacaan sholat bahan dari biji  Menyanyi Bersama
 Bediri diatas bijian  Doa dan pulang
dengan tumit satu  Membilang dengan
kaki. Gambar baju
 Menyusun dan
menempel gambar
baju
 Menulis kata
“baju”

 alam, Doa harian  Menyusun  Membaca iqra


surat pendek kepingan kolase  Tanya jawab
bacaan sholat gambar baju  Menyanyi Bersama
 Merangkap,  Menyusun angka  Doa dan pulang
merayap dengan secara berurutan
berbagai variasi  Mencocokkan
gambar dengan
suku katanya
 Salam, Doa hanan,  Meniru tulisan  Membaca iqra
surat pendek baju  Tanya j awab
bacaan sholat  Menuliskan angka  Menyanyi Bersama
 Menyanyanyikan 1-10 kedalam  Doa dan pulang
nyanyian suara kotak Gambar
binatang  Kolase/mengisi
pola Gambar baju
dengan biji-bijian
RPPH
SKENARIO PERBAIKAN

Tujuan perbaikan : Meningkatkan perkembangan motorik halus anak melalui


metode kolase, mozaik dan montase
Siklus Ke : II
Hari/Tanggal : 15 Oktober 2018

Hal yang diperbaiki/ditingkatkan:


A. Kegiatan Pengembangan I (Pembukaan)
 Judul Kegiatan : Menyebutkan beberapa macam pakaian Pengelolaan
Kelas
1. Anak dibagi beberapa kelompok
2. Pengorganisasian anak posisi anak diubah sesuai dengan kelompok
masing-masing sambil berdiri
 Langkah-langkah perbaikan:
1. Guru mengajak anak untuk duduk
2. Guru meniberikan arahan kepada anak
3. Guru mengajak untuk melakukan bersama
4. Guru meminta untuk memulai kegiatan tersebut

B. Kegiatan Pengembangan II (Inti)


 Judul kegiatan menyusun kolase, mozaik dan montase minuman sehat
 Pengelolaan Kelas:
1. Guru meminta anak untuk duduk
2. Guru berdiri didepan kelas, sedangkan anak duduk
 Langkah- langkah Perbaikan:
1. Guru menjelaskan aturan kegiatan tentang cara kolase, mozaik dan
montase
2. Guru meminta agar mendengar penjelasan dari guru
3. Guru meminta memulai kegiatan tersebut
C. Kegiatan Pengembangan III (Penutup)
 Judul Kegiatn : Membaca iqra, Tanya jawab
 Penggelolaan Kelas
1. Penataan ruang Posisi kursi dan meja seperti biasa
2. Pengoranisasian : Anak-anak duduk dikursinya masing-masing
 Langkah-langkah:
1. Guru meminta anak untuk membaca iqra
2. Guru membantu anak dalam membaca iqra
3. Guru menanya kegiatan anak hari ini
LEMBAR REFLEKSI I
SETELAH MELAKUKAN PEMBELAJARAN

Nama : SISKA HAYANI TK/KB/TPA : TK Golden school


NIM : 835475474 Kelompok : B
Program Studi : SI PG PAUD Pertemuan ke : 1
UPBJJ-UT : 14 Padang Pokjar : Kubung Kab. Solok
1. Bagaimana reaksi anak terhadap proses pengembangan yang saya lakukan?
Sebagian anak didik sudah banyak yang mampu melaksanakan tugas yang
saya berikan dan rasa tanggung jawab sudah mulai terlihat pada anak didik
saya.
2. Secara keseluruhan apa saja kelemahan saya dalam kegiatan pengembangan
yang saya lakukan?
Penguasaan anak terhadap materi masih kurang, penggunaan media dan
sumber belajar, penggunaan metode pembelajaran, pengelolaan kelas,
penggunaan waktu serta penilaian proses dan hasil belajar juga masih perlu
ditingkatkan
3. Secara keseluruhan apa saja kelebihan saya dalam pengembangan yang saya
lakukan?
Pada prinsipnya Saya sudah mulai bisa merancang dan melaksanakan kegiatan
pembelajaran dan berpedoman dan RKM kemudian disusun pada RPPH,
sudah mampu dalam pengelolaan kelas serta penggunaan metode sudah mulai
bervariasi.
4. Hal-hal unik apa yang saya temui dalam kegiatan pengembangan?
Ada beberapa anak yang suka menggangu teman dalam proses kegiatan
belajar mengajar dan satu orang anak yang cerdas yang mengerjakan tugas
dengan baik
5. Setelah mengetahui kelemahan dan kelebihan saya, maka apa yang akan saya
lakukan untuk meningkatkan kualitas kegiatan pengembangan berikutnya?
Saya akan lebih meningkatkan lagi cara dalam mengajar anak didik sampai
mereka menguasai sepenuhnya apa saja tugas yang saya berikan, sehingga
siswa dapat memahami apa yang Saya maksud sesuai dengan tujuan
pembelajaran hari itu.
B. PEMBAHASAN TIM SIKLUS
1. Kondisi Awal
sebelum penelitian tindakan kelas dilakukan penelitian pada
kondisi awal yang dilakukan terlebih dahulu dengan observasi tentang
perkembangan motorik halus anak dikelompok B di TK Golden school
Kota Solok dalam hal ini peneliti mengamati bahwa perkembangan
motorik halus anak masih sangat rendah, anak masih belum dapat
mengenal berbagai kegiatan seth dengan baik. Hal ini dapat disebabkan
karena kurang menariknya media dan metode yang digunakan guru dalam
kegiatan pembelajaran sehingga anak tidak tertarik untuk mengikutnya.
Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti terlihat bahwa
perkembangan kreativitas pada anak di TK Golden School Kota Solok
sangat rendah. Hal tersebut penulis tertarik untuk melakukan kegiatan
penelitian lebih lanjut untuk meningkatkan perkembangan motorik halus
anak TK Golden school melalui metode kolase, mozaik dan montase

2. Siklus I
Siklus I dilaksanakan sebanyak 5 kali pertemuan. Pertemuan I
dilakasanakan hari Motorik halus I Oktober 2018. Kegiatannya terdiri dari
skenario perbaikan, RPPH perbaikan, serta refleksi pelaksanan perbaikan
dan keberhasilan maupun kegagalannya.
1) Skenario Perbaikan
Skenario perbaikan pada hari (pertama)
Tujuan Perbaikan : Meningkatkan perkembangan motorik halus
anak melalui metode kolase, mozaik dan
montase
Siklus ke : I
Hari/tanggal : Motorik halus, 1 oktober 2018
Hal yang diperbaiki/ditingkatkan:
a) Kegiatan pengembangan:
Kegiatan anak selama ini lebih banyak diluar ruangan dan
di dalam ruangan terfokus pada motorik halus anak. Dalam RPPH
ini anak diajak bermain dan melakukan kegiatan kolase, mozaik
dan montase yang bervariasi untuk meningkatkan kemapuan anak.
b) Pengelolaan Kelas Penataan Ruan.g:
(1) Penataan wang diubah menjadi area kosong untuk membentuk
kelompok
(2) Pengorganisasian anak, posisi anak diubah menjadi bentuk
lingkaran.
Langkah-langkah perbaikan:
- Kegiatan pengembangan
Kegiatan anak yang lebih banyak dii uar ruangan dan didalam
ruangan terfokus pada motorik halus anak. Dalam RPPH ini
anak-anak diajak bermain dan melakukan kegiatan yang
berhubungan dengan motorik halus secara bersama-sama dan
setelah itu diperbolehkan mengerjakan satu persatu dikelompok
masing-masing.
- Langkah perbaikan:
1. Guru mengatur posisi anak untuk duduk berkelompok
sesuai dengan kelompok yang telah dibagi
2. Guru menjelaskan aturan kegiatan tentang cara bagaimana
melakukan proses kolase Gambar Gelas Minuman dengan
biji-bijian
3. Guru menjelaskan kegiatan bagaimana cara menuliskan
angka 1-10 secara beurutan
4. Guru menjelaskan kegiatan bagaimana cara
menghubungkan gambar dengan metode kolase, mozaik
dan montase.
- Pengelolaan Kelas
 Penataan ruangan
Penataan kelas yang semula duduk dalam satu lingkaran,
sekarang dibagi menjadi beberapa kelompok dan duduk
membentuk lingkaran

 Pengorganisasian anak
Setiap kelompok anak melakukan kegiatan kolase gambar
binatang dan menulis angka 1-10 serta menghubungkan
cara metode kolase, mozaik dan montase
2) Pelaksanaan
Pertemuan Pertama (1)
Pada pertemuan I di siklus I pada hari Motorik halus 1 Oktober
2018. Alokasi waktu 2 jam pelajaran.

Kegiatan awal (30 menit)


a. Berbaris, alam, nyanyi, do’a
b. Kegiatan Fisik meloncat dari kursi

Kegiatan inti (60 menit)


a. Anak melakukan kegiatan kolase gambar Gelas Minuman
b. Anak melakukan kegiatan menulis angka 1-10 secara berurutan

Kegiatan Penutup (30 menit)


a. Anak melakukan kegiatan membaca iqra
b. Diskusi tentang kegiatan awal sampai akhir
c. Berdo’a, nyanyi, salam, pulang

 Observasi
Dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap anak pada
kegiatan peningkatan perkembangan motorik halus anak melalui
metode kolase, mozaik dan montase adalah kegiatan anak belum
meningkat sebelumnya. Ketertarikan anak mulai terlihat akan
tetapi ada beberapa anak belum mampu malakukan kegiatan kolase
gambar Gelas Minuman seutuhnya.

 Refleksi
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhaap anak,
tentyata belum berhasil dalam ketertarikan anak dalam melakukan
kolase gambar Gelas Minuman dan menulis angka 1-10 maka
peneliti melanjutkan kepertemuan kedua.
Sebelum melanjutkan kepertemuan kedua, terlebih dahulu
penetiti mengevaluasi kegiatan yang harus diperbaiki agar terjadi
peningkatan pada pertemuan kedua. peneliti harus menciptakan
kegiatan yang menarik pada anak

Pertemuan Kedua (II)


Pada awal pertemuan Kedua di siklus I dilaksanakan pada ban
Selasa 2 oktober 2018
Kegiatan Awal (30 menit)
a. Berbaris, salam, do’a
b. Menyanyikan lagu-lagu

Kegiatan Inti (60 menit)


a. Membuat bentuk gambar binatang Gelas Minuman menggunakan
biji-bijian
b. Mengelompokkan gambar binatang Gelas Minuman sesuai ukuran
d. Meniru tulisan Gelas Minuman

Kegiatan Penutup (30 menit)


a. Anak melakukan kegiatan membaca iqra
b. Diskusi tentang kegiatan awal sampai akhir
c. Berdo’a, nyanyi, salam, pulang

 Observasi
Dari hasil observasi yang dilakukan terhadap anak pada
kegiatan perkembangan motorik halus anak, adalah kegiatan yang
dilakukan anak mulai ada peningkatan.
 Refleksi
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap anak
ternyata belum berhasil dalam ketertarikan anak dalam membuat
bentuk Gelas Minuman dengan biji-bijian, mengelompkkan
gambar Gelas Minuman sesuai ukuran dan meniru tulisan Gelas
Minuman, maka peneliti melanjutkan kepertemuan ketiga.

Pertemuan Ketiga (III)


Pada pertemuan ketiga disiklus I dilaksanakan pada hari Rabu
3 oktober 2018

Kegiatan Awal (30 menit)


a. Berbaris, salam, do’a
b. Menyanyikan lagu-lagu

Kegiatan inti (60 menit)


a. Anak menggambar bebas
b. Anak membilang dengan gambar Gelas Minuman
c. Anak menyusun dan menempel gambar Gelas Minuman menjadi
G-E-L-A-S – M-I-N-U-M-A-N

Kegiatan penutup (30 menit)


a. Anak melakukan kegiatan membaca iqra
b. Diskusi tentang kegiatan awal sampai akhir
c. Berdo’a, nyanyi, salam, pulang
 Observasi
Berdasarkan observasi dan hasil kegiatan pembelaaran pada
pertemuan 3 yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan
kemampuan anak dalam. berbagai kegiatan mengalami
peningkatan. Namun peningkatan ini masih belum mencapai
keyentuan yang diharapkan.
 Refleksi
Pada pertemuan ketiga ini media yang diguanakan kurang
menarik sehingga anak tidak begitu tertarik dengan kegiatan hari
ini. Untuk itu pada tahap selanjutnya peneliti akan menyiapkan
media yang menarik, agar thpat meanarik minat anak dalam
melakukan kegiatan.

Pertemuan Keempat (IV)


Pada pertemuan ke empat siklus I dilaksanakan pada hari
Kamis 4 oktober 2018

Kegiatan Awal (30 menit)


a. Berbaris, salam, nyanyi do’a
b. Kegiatan Fisik, merayap dan merangkak dengan variasi kekursi
masing-masing

Kegiatan Inti (60 menit)


a. Anak membuat gambar montase baju
b. Anak menyusun montase gambar baju
c. Anak membuat kalimat baju

Kegiatan penutup (30 menit)


a. Anak melakukan kegiatan membaca iqra
b. Diskusi tentang kegiatan awal sampai akhir Berdo’a, nyanyi,
salam, pulang

 Observasi
Berdasarkan hasil observasi dan hasil kegiatan
pembelajaran, maka dapat dilihat pada pertemuan sebelumnya
peneliti melakukan tindakan-tindakan maka dilihat sudah ada
peningkatan dipertemuan yang ke empat.

 Refleksi
Dalam kegiatan yang keempat kegiatan yang digunakan
sudah mulai ada peningkatan yang sangat baik, dan peneliti akan
berusaha untuk lebih baik meningkatkan lagi

Pertemuan Kelima (V)


Pada pertemuan kelima siklus I dilaksanakan pada jumat 5
oktober 2018

Kegiatan Awal (30 menit)


a. Berbaris, salam, nyanyi dan do’a
b. Menyanyikan lagu

Kegiatan Inti (60 menit)


a. Anak melaksanakan kolase gambar baju dengan biji-bjian
b. Anak menghitung gambar macam-macam baju sesuai dengan
jumlah bilangannya
c. Anak meniru bentuk tulisan baju
Kegiatan penutup (30 menit)
a. Anak melakukan kegiatan membaca iqra
b. Diskusi tentang kegiatan awal sampai akhir
c. Berdo’a, nyanyi, salam, pulang
 Observasi
Hasil observasi dan kegiatan pembelajaran yang dilakukan,
maka dapat disimpulkan bahwa perkembangan motorik halus anak
melalui metode kolase, mozaik dan montase sudah mulai
meningkat.

 Refleksi
Dalam penyediaan alat dan sumber belajar sudah sangat
baik, dan setelah direnungkan dan kelima pertemuan diatas
ternyata dalam kegiatan perkembangan motorik halus anak melalui
metode kolase, mozaik dan montase di TK Golden school belum
mencapai target yang ditentukan, maka peneliti perlu melakukan
perbaikan pembelajaran pada siklus II

3. Siklus II
Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I masih ada beberapa hal
yang perlu dilakukan perbaikan, atas dasar itu peneliti akan melajutkan
pada siklus ke II.
Siklus II dilakukan sebanyak 5 kali pertemuan. Pertemuan 1
dilaksanakan pada hari Selasa, 16 oktober sampai dengan hari Motorik
halus oktober 2018 Kegiatannya terdiri dari skenario, perbaikan, RKH
perbaikan, serta refleksi pelaksanaan perbaikan.
1) Skenario Perbaikan
Skenario Perbaikan pada hari I
Tujuan Perbaikan : Meningkatkan perkembangan motorik halus
anak melalui metode kolase, mozaik dan
montase
Hari/tanggal : Motorik halus 15 oktober 2018
Hal yang perlu diperbaiki/ditingkatkan:
a) Kegiatan Pengembangan
Kegiatan anak selama ini lebih banyak diluar ruangan dan
didalam ruangan terfokus pada motorik halus anak. Dalam RPPH
ini anak diajak bermain dan melakukan kegiatan motorik halus
yang bervariasi untuk meningkatkan kreativitas anak.

b) Penataan Ruang:
(1) Penataan ruang diubah menjadi area kosong untuk membentuk
kelompok
(2) Pengorganisasian anak, posisi anak diubah menjadi bentuk
lingkaran.

Langkah-langkah perbaikan:
- Kegiatan pengembangan
Kegiatan anak yang lebih banyak diluar ruangan dan didalam
ruangan terfokus pada motorik halus anak. Dalam RPPH ini
anak-anak diajak bermain dan melakukan kegiatan yang
berhubungan dengan perkembangan motorik halus secara
bersama-sama dan setelah itu diperbolehkan mengerjakan satu
persatu dikelompok masingn masing.

Langkah-langkah perbaikan
a) Guru mengatur posisi anak untuk duduk berkelompok
sesuai dengan kelompok yang telah di bagi
b) Guru menjelaskan kegiatan tentang mewarnai
c) Guru menjelaskan kegiatan menulis nama sendiri dengan
lengkap
d) Pengelolaan Kelas
- Penataan Ruangan
 Penataan ruangan
Penataan kelas yang semula duduk dalam satu lingkaran,
sekarang dibagi menjadi beberapa kelompok dan duduk
membentuk lingkaran
 Pengorganisasian anak
Setiap kelompok anak melakukan kegiatan mewarnai
gambar pakaian, membilang dengan gambar pakaian dan
menulis nama sendiri dengan lengkap.
2) Pelaksanaan
Pertemuan Kesatu (1)
Pada pertemuan pertama disiklus II dilaksnanakan pada hari Motorik
halus 15 oktober 2018. Alokasi waktu 2 jam pelajaran.

Kegiatan Awal (30 menit)


a. Berbaris, alam, nyanyi, doa
b. Bercerita tentang gambar pakaian
Kegiatan Inti (60 menit)
a. Anak mewarnai gambar pakaian
b. Anak melakukan kegiatan membilang dengan gambar pakaian
c. Anak melakukan kegiatan menulis nama sendiri dengan lengkap.

Kegiatan penutup (30 menit)


a. Anak melakukan kegiatan membaca iqra
b. Diskusi tentang kegiatan awal sampai akhir
c. Berdo’a, nyanyi, salam, pulang

 Observasi
Dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap anak pada
kegiatan perkembangan motorik halus anak melalui metode kolase,
mozaik dan montase adalah kegiatan anak mulal meningkat dan
sebelumnya. Ketertarikan anak mulai terlihat akan tetapi ada
beberapa anak mulai mampu malakukan kègiatan mewarnai
gambar binatang seutuhnya.

 Refleksi
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap anak,
ternyata ketertarikan anak dalam melakukan mewarnai gambar,
membilang dan membuat nama sendiri mulai terlihat.
Sebelum melanjutkan kepertemuan kedua, terlebih dahulu
peneliti mengevaluasi kegiatan yang harus diperbaiki agar tenjadi
peningkatan pada pertemuan kedua peneliti harus menciptakan
kegiatan yang menarik pada anak

Pertemuan Kedua (II)


Pada awal pertemuan Kedua di siklus I dilaksanakan pada hari
Selasa 16 oktober 2018

Kegiatan Awal (30 menit)


a Berbaris, salam, do’a
b. Melakukan permainan dengan simpel

Kegiatan Inti (60 menit)


a. Membuat gambar baju
b. Mengelompokkan gambar baju sesuai ukuran
c. Meniru tulisan BAJU

Kegiatan Penutup (30 menit)


a. Anak melakukan kegiatan membaca iqra
b. Diskusi tentang kegiatan awal sampai akhir
c. Berdo’a, nyanyi, salam, pulang

 Observasi
Dari hasil observasi yang dilakukan terhadap anak pada
kegiatan meningkatkan kreativitas anak melalui kegiatan motorik
halus, adalah kegiatan yang dilakukan anak mulai ada peningkatan.
namun belum mencapai target.

 Refleksi
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap anak
ternyata belum berhasil dalam ketertarikan anak dalam membuat
bentuk pesawat udara dengan biji-bijian, mengelompkkan gambar
binatang baju sesuai ukuran dan meniru tulisan baju, maka peneliti
melanjutkan kepertemuan ketiga.

Pertemuan Ketiga (III)


Pada pertemuan ketiga disiklus I dilaksanakan pada hari Rabu
17 Oktober 2018

Kegiatan Awal (30 menit)


a. Berbaris, salam, do’a
b. Menyanyikan lagu-lagu

Kegiatan inti (60 menit)


a. Anak membuat bentuk baju menggunakan biji-bijian
b. Anak mengelompokan sesuai ukuran
c. Anak meniru bentuk tulisan baju sesuai contoh

Kegiatan penutup (30 menit)


a. Anak melakukan kegiatan membaca iqra
b. Diskusi tentang kegiatan awal sampai akhir
c. Berdo’a, nyanyi, salam, pulang

 Observasi
Berdasarkan observasi dan hasil kegiatan pembelajaran
pada pertemuan 3 yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan
kemampuan anak dalam berbagai kegiatan mengalami
peningkatan. Namun peningkatan ini masih belum mencapai
ketentuan yang diharapkan.

 Refleksi
Pada pertemuan ketiga ini media yang diguanakan kurang
menarik sehingga anak tidak begitu tertarik dengan kegiatan ban
ini. Untuk itu pada tahap selanjutnya peneliti akan menyiapkan
media yang menarik, agar dapat menarik minat anak dalam
melakukan kegiatan.

Pertemuan Keempat (IV)


Pada pertemuan ke empat siklus I dilaksanakan pada hari Kamis
18 oktober 2018

Kegiatan Awal (30 menit)


a. Berbaris, salam, nyanyi do’a
b. Menyanyikan lagu-lagu

Kegiatan Inti (60 menit)


a. Anak membuat bentuk gambar baju dan kertas
b. Anak membuat angka 1-20 sesuai dengan contoh
e. Anak membuat kalimat baju

Kegiatan penutup (30 menit)


a. Anak melakukan kegiatan membaca iqra
b. Diskusi tentang kegiatan awal sampai akhir
c. Berdo’a, nyanyi, salam, pulang

 Observasi
Berdasarkan hasil observasi dan hasil kegiatan
pembelajaran, maka dapat dilihat pada pertemuan sebelunmya
peneliti melakukan tindakan-tindakan maka dilihat sudah ada
peningkatan dipertemuan yang ke empat.

 Refleksi
Dalam kegiatan yang keempat kegiatan yang diguanakan
sudah mulai ada peningkatan yang sangat baik, dan peneliti akan
berusaha untuk lebih baik meningkatkan lagi dipertemuan ini.

Pertemuan Kelima (V)


Pada pertemuan kelima siklus I dilaksanakan pada hari Jumat
19 Oktober 2018
Kegiatan Awal (30 menit)
a. Berbaris, salam, nyanyi dan do’a
b. Praktek lansung berlari dan melompat dengan seimbang tanpa jatuh

Kegiatan Inti (60 menit)


a. Anak melaksanakan kolase gambar baju dengan bii-bijian
b. Anak menghitung gambar baju sesuai dengan jumlah bilangannya
c. Anak meniru bentuk tulisan baju

Kegiatan penutup (30 menit)


a. Anak melakukan kegiatan membaca iqra
b. Diskusi tentang kegiatan awal sampai akhir
c. Berdo’a, nyanyi, salam, pulang
 Observasi
Hasil observasi dan kegiatan pembelajaran yang dilakukan,
maka dapat disimpulkan bahwa kreativitas anak sudah meningkat
dengan baik dan sudah seperti yang diharapkan.

 Refleksi
Dalam penyediaan alat dan sumber belajar sudah sangat
baik, dan semangat anak temp ada dan anak mampu melakukan
kegiatan dengan baik sampai selesai. Setelah direnungkan dan
kelima pertemuan diatas ternyata dalam meningkatkan
perkembangan motorik halus anak melalui permainan angka, sudah
mencapai target yang di inginkan TK Golden school kota solok.

C. Pembahasan dan Setiap Siklus


1. Siklus 1
a. Jadwal Kegiatan
Tabel 1. Jadwal Kegiatan
Pertemuan Hari Tanggal Kegiatan Ket
I Selasa 2 Oktober 2018 Kolase gambar
gelas minuman
II Kamis 4 Oktober 2018 Mozaik gambar
gelas minuman
III Selasa 15 Oktober Mozaik gambar
2018 baju
IV Kamis 17 Oktober Mencocokkan
2018 gambar mozaik
dengan suku kata
V Jumat 18 Oktober Kolase, mozaik dan
2018 montase gambar
baju

b. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oieh penehiti dapat ditemukan


temuan-temuan dan tiap siklus
1. Deskripsi Siklus 1
Siklus I ini dilaksanakan 5 (lima) kali pertemuan kali
pertemuan. Pertemuan pertama pada tanggal 2Oktober 2018,
pertemuan kedua pada tanggal 4 Oktober 2018, pertemuan ketiga
pada tanggal 15 Oktober 2018, pertemuan keempat pada tanggal 17
Oktober 2018, dan pertemuan kelima pada tanggal 18 Oktober 2018.
Pada tanggal 21 Oktober 2018 Peneliti melakukan refleksi siklus
pertama, pada tanggal 22 Oktober 2018 peneliti melakukan
penyusunan rencana siklus kedua.
Berikut ini akan dijelaskan pelaksanaan penelitian sekaligus
data siklus I. Guru memperhatikan kegiatan anak yang sedang
melakukan kegiatan menempel dengan menggunakan teknik kolase,
mozaik, dan montase. Hasil data tersebut dapat dilihat pada tabel
dibawah ini:
Tabel 3.HasiI penelitian siklus 1
Hasil kegiatan kolase mozaik, dan montase

Aspek yang Kode Pertemuan


Indikator Ket.
dinilai Penilaian 1 2 3 4 5
Menempelk 1. Kerapian BB 8 7 5 5 3
an dengan dan BSH 1 2 2 3 6
memakai kebersihan BBS 4 3 6 5 4
teknik 2. Kerapian BB 9 8 7 6 3
kolase, dan BSH 1 1 2 2 4
mozaik dan keindahan
montase BSB 3 4 4 4 6
3. Kreatifitas BB 10 8 8 8 5
BSH 1 2 2 2 5
BSB 2 3 3 3 3

2. Deskripsi Siklus II
Pelaksanaan siklus II ini hampir satha dengan siklus I. Objek
pengamatannya adalah beberapa kegiatananak dalam menggunakan
teknik kolase, mozaik, dan montase. Maksud dilakukannya kegiatan
ini adalah untuk mengetahui sejauh mana kreatifitas yang dimiliki
masing-masing anak. Untuk lebih jelasnya peneliti menjabarkan
hasil kegiatan yang telah dicapai anak pada tabel dibawah ini:

Tabel 4. Hasil Penelitian siklus II


Hasil kegiatan kolase, mozaik, dan montase
Aspek yang Kode Pertemuan
Indikator Ket.
dinilai Penilaian 1 2 3 4 5
Menempelk 1. Kerapian BB 5 4 4 3 0
an dengan dan BSH 4 5 6 7 10
memakai kebersihan BSB 4 4 3 3 3
teknik 2. Kerapian BB 4 4 3 2 0
kolase, dan BSH 4 6 6 7 9
mozaik dan keindahan BSB 5 3 4 4 4
montase 3. Kreatifitas BB 6 5 5 3 0
BSH 3 3 4 6 11
BSB 4 5 4 4 12

a. Pertemuan Pra siklus (07 Oktober 2015)


Pada pertemuan pada siklus, kegiatan yang dilakukan
adalah kolase pada sketsa. gambar Gelas minuman dengan
memakai bahan dan ampas kelapa. Hash yang peneliti dapat
adalah untuk kerapian dan kebersihan anak yang Belum
Berkembang 8 orang, Berkembang Sesuai Harapan 2 orang,
Berkembang Sangat Baik 3 orang.
Untuk keterampilan dan keindahan anak yang Belum
Berkembang 7 orang, Berkembang Sesual Harapan 2 orang, Bisa
4 orang. Sedangkan untuk kreatifitasnya anak yang Belum
Berkembang 9 orang, Berkembang Sesuai Harapan 2 orang, dan
anak yang Berkembang Sangat Baik sebanyak 2 orang.

b. Pertemuan Siklus I
1. Pertemuan pertama siklus 1(01 Oktober 2018)
Pertemuan pertama siklus I, kegiatan yang dilakukan
adalah montase pada kehidupan di kota. Hasil yang peneliti
dapat, untuk kerapian dan kebersihan anak yang Belum
Berkembang 8 orang, Berkembang Sesuai Harapan 1 orang,
Bisa 4 orang. Keterampilan dan keindahan anak yang Belum
Berkembang 9 orang, Berkembang Sesuai Harapan 1 orang,
Bisa Sangat Baik 3 orang. Dan untuk kreatifitasnya anak
yang Belum Berkembang 10 orang, Berkembang Sesuai
Harapan 1 orang, Bisa Sangat Biak 2 orang.
2. Pertemuan kedua siklus I (02 Oktober 2018)
Kegiatan yang dilakukan pada pertemuan kedua
siklus I adalah mozaik gambar sketsa Kebutuhanku dengan
bahan kertas lipat yang berbentuk lingkaran. Hasil yang
didapat yaitu untuk kerapian dan kebersihan anak yang
Belum Berkembang sebanyak 7 orang, Berkembang Sesuai
1-larapan 2 orang, Bisa 4 orang. Keterampilan dan
keindahan anak yang Belum Berkembang 8 orang,
Berkembang Sesuai Harapan 1 orang, Bisa 4 orang.
Kreaifitasnya anak yang Belum Berkembang 8 orang,
Berkembang Sesuai Harapan 2 orang, dan anak yang Bisa
sebanyak 3 orang.
3. Pertemuan ketiga siklusi (03 Oktober 2018).
Pada pertemuan ketiga ini kegiatan yang dilakukan
adalah kolase sketsa gambar Baju dengan memakai bahan
dan biji kacang hijau dan padi. Hasil yang didapat untuk
kerapian dan kebersihan, anak yang Belum Berkembang 5
orang, Berkembang Sesuai Harapan 2 orang, anak yang
Berkembang Sangat Baik 6 orang. Keterampilan dan
keindahannya anak yang Belum Berkembang 7 orang,
Berkembang Sesuai Harapan 2 orang, Bisa Sangat Baik 4
orang. Dan untuk kreatifitasnya anak yang Belum
Berkembang 8 orang, Berkembang Sesuai Harapan 2 orang,
dan untuk anak yang Berkembang Sangat Baik sebanyak 3
orang.
4. Pertemuan keempat siklus 1(04 Oktober 2018)
Untuk pertemuan keempat ini. kegiatan yang peneliti
lakukan adalab mozaik pada sketsa gambar Kepala Banteng
dengan memakai bahan kertas lipat yang berbentuk persegi.
Hasil yang peneliti dapat adalah sebagai berikut. Untuk
kerapian dan kebersihan anak yang Belum Berkembang 5
orang, Berkembang Sesuai Harapan 3 orang, Berkembang
Sangat Baik 5 orang. Penilaian untuk kerapian dan
keindahan yakni anak yanh Belum Berkembang 6 orang,
Berkembang Sesuai Harapan 2 orang, anak yang Bisa 5
orang. Sedangkan untuk kreatifitas anak yang Belum
Berkembang 6 orang, Berkembang Sesuai Harapan 2 orang.
Dan anak yang Berkembang Sangat Baik 5 orang.
5. Pertemuan kelima siklus 1(05 Oktober 2018)
Pada pertemuan kelima ini peneliti melakukan
kegiatan montase pada gambar sila-sila yang terdapat pada
Lambang Negara Indonesia yaitu Burung Garuda. Hasil yang
peneliti peroleh adalah untuk kerapian dan kebersihan anak
yang Belum Berkembang 3 orang, Berkembang Sesuai
Harapan 6 orang, Berkembang Sangat Baik 4 orang.
Keterampilan dan keindahan anak yang Belum Berkembang
3 orang, Berkembang Sesuai Harapan 4 orang, Berkembang
Sangat Baik 6 orang. Dan untuk kreatifitasnya anak yang
Belum Berkembang 5 orang, Berkembang Sesuai Harapan 5
orang, Berkembang Sangat Baik 3 orang.
c. Pertemuan siklus II
1. Pertemuan pertama siklus II (14 Oktober 2015)
Pada pertemuan pertama pada siklus II, kegiatan yang
dilakukan yaitu kolase Rumah Adat suku Aceh, dengan
memakai bahan dan daun-daun yang kering. Hasil yang
didapat adalah untuk kerapian dan kebersihannya anak yang
Belum Berkembang 5 orang, Berkembang Sesuai Harapan 4
orang, Berkembang Sangat Baik 4 orang. Keterampilan dan
keindahan anak yang Belum Berkembang 4 orang,
Berkembang Sesuai Harapan 4 orang, Berkembang Sangat
Baik 5 orang. Kreatifitasnya anak yang Belum Berkembang 6
orang, Berkembang Sesuai Harapan 3 orang, Berkembang
Sangat Baik 4 orang.
2. Pertemuan kedua siklus 11(15 Oktober 2015)
Kegiatan yang dilakukan pada pertemuan kedua siklus
II adalah mozaik rumah adat suku Batak dengan memakai
bahan dan kertas lipat yang. berbentuk segitiga. Hasil untuk
kerapian dan kebersihan anak yang Belum Berkembang 4
orang, Berkembang Sesuai Harapan 5 orang, Berkembang
Sangat Baik 4 orang. Keterampilan dan keindahan anak yang
Belum Berkembang 4 orang, Berkembang Sesuai 1-larapan 6
orang, Berkembang Sangat Baik 3 orang. Kreatifitasnya anak
yang Belum Berkembang 5 orang, Berkembang Sesuai
Harapan 3 orang, Berkembang Sangat Baik 5 orang.
3. Pertemuan ketiga siklus 11 (16 Oktober 2015)
Pada pertemuan ini kegiatan yang dilakukan adalah
kolase pada gambar rumah adat suku Jambi dengan memakai
bahan dan serbuk-serbuk kayu. Hasil untuk kerapian dan
kebersihan anak yang Belum Berkembang 4 orang,
Berkembang Sesuai Harapan 6 orang, Berkembang Sangat
Baik 3 orang. Keterampilan dan keindahan anak yang Belum
Berkembang 3 orang, Bcrkembang Sesuai Harapan 6 orang,
Berkembang Sangat Baik 4 Orang. Kreatifitasnya anak yang
Belum Berkembang 5 orang, Berkembang Sesuai Harapan 4
orang, Berkembang Sangat Baik 4 orang.
4. Pertemuan keempat siklus II(17 Oktober 2015)
Pada pertemuan ini kegiaan yang dUakukan adalah
montase pada keadaan suku Betawi. Hasil yang didapat untuk
kerapian dan kebersihan anak yang Belum Berkembang 3
orang, Berkembang Sesuai Harapan 7 orang, Berkembang
Sangat Baik 3 orang. Keterainpilan dan keindaban anak yang
Belum Berkembang 2 orang,Berkembang Sesuai Harapan 7
orang, Bisa 4 orang. Kreatifitasnya anak yang Belum
Berkembang 3 orang, Berkembang Sesuai Harapan 6 orang,
Berkembang Sangat Baik 4 orang.
5. Pertemuan kelima siklus II (18 Mei 2015)
Kegiatan yang dilakukan untuk pertemuan kelima ini
adalah mozaik pada rumah Adat suku Minang Kabau dengan
memakai bahan dan kertas lipat yang berbentuk persegi. Hasil
yang diperoleh untuk kerapian dan kebersihan anak yang
Belum Berkembang tidak ada, Berkembang Sesuai Harapan 10
orang, Berkembang Sangat Baik 3 orang. Keterampilan dan
keindahan anak yang Belum Berkembang tidak ada,
Berkemang Sesuai Harapan 9 orang, Eisa 4 orang.
Kreatifitasnya anak yang Belum Berkembang tidak ada
Berkembang Sesuai Harapan 11 orang, Berkembang Sangat
Baik 2 orang.

B. Pembahasan
Peningkatan hasil kreatifitas pada siklus. II disebabkan oleh kiat-kiat
yang dilakukan peneliti di siklus I berbeda dengan siklus II diantaranya
metode yang berbeda-beda, bahan yang digunakan lebih bervariasi dan lebih
komplek serta penjelasan manfaat kegiatan membuat anak mengerti dan
merasa senan melakukannya.
Kegiatan kolase, mozaik, dan montase merupakan kegiatan yang
diberikan untuk mematangkan kemampnan motorik halus, emosional dan
mengembangkan kreatifltas anak, dan itu terbukti dari hasil penelitian
tindakan kelas diatas.
Kegiatan kolase, mozaik dan montase dapat membantu anak dalam
melatih konsentrasi dan melatih emosional anak, sehingga mereka bisa
belajar mengendalikan emosi agar lebih tenang.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Gambaran peningkatan kreatifitas anak Kelompok Bermain Insan Mandiri
melalui kegiatan kolase, mozaik dan montase pada pra siklus, belum
begitu signifikan hal ini disebabkan kegiatan kolase, mozaik dan montase
belum begitu disukai oleh anak karena kurangnya pengenalan kegiatan
tersebut kepada anak.
2. Pelaksanaan kolase, mozaik dan montase pada siklus I dan siklus II
mengalami peningkatan. Terutama pada siklus II terlihat peningkatan yang
sangat signifikan, ini dapat dilihat dan hasil pertemuan anak yang
Berkembang Sesuai Harapan mencapai 11 orang, hal ini disebabkan kaitah
dengan teknik kolase, mozaik dan montase sangat disukai anak.
3. Kegiatan kolase, mozaik dan montase merupakan kegiatan seni yang
sangat baik dalam menggali dan mengembang multi kecerdasan anak.
Khusnya upaya peningkatan kreatifitas seni anak pada Kelompok Bermain
Insan Mandiri Kota Solok.

B. Saran Dan Tindak Lanjut


1. Pendidikan
Melihat begitu besar peningkatan kreátifitas seni anak dengan
menggunakan teknik kolase, mozajk dan montase di Kelompok Bermain
Insan Mandiri maka hendaknya pendidik lebih sering mengenalkan dan
memberikan kegiatan tersebut. ini bertujuan agar perkembangan kreatifitas
seni, motorik halus, dan kognitif anak dapat berkembang lebih optimal.
2. Orang tua
Orang tua dapat membantu meningkatkan kreatifitas anak melalui
kegiatan kolase, mozaik dan montase dirumah.
3. Peneliti selanjutnya
Penelitian ini terbatas pada upaya peningkatan kreatifjtas seni anak
melalui kegiatan kolase, mozaik dan montase. Masik banyak faktor serta
indikator lain yang dapat digunakan untuk meningkatkan kreatifitas seni
anak. Dianjurkan pada peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian
yang lebih bervariasi.
.

Anda mungkin juga menyukai