PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan keadaan diatas yang telah penulis kemukakan, maka dapat
dirumuskan masalahnya sebagai berikut “Apakah melalui kegiatan kolase,
mozaik dan montase dalam meningkatkan kreatifitas anak di PAUD Golden
School Kota Solok dapat tercapai?”
D. Manfaat Perbaikan
Perbaikan pembelajaran ini diharapkan bermanfaat bagi:
1. Murid/anak didik
Anak-anak Kelompok Bermain (KB) agar dapat menyenangi
kegiatan kolase, mozaik dan montase ini, sehingga dapat merangsang
kecerdasan yang di miliki anak diantaranya: seni, perkembangan motorik
halus anak, emosional, dan melatih kesabaran anak.
2. Guru/pendidik
Untuk menambah wawasan dalam merangsang dan meningkatkan
minat anak serta mendorong agar lebih kreatif dalam menciptakan
beragam media strategi pembeiajaran serta guru haruslak bisa
memanfaatkan sumber pembelajaran dan bahan bekas yang ada di
lingkungan sekitar kita.
3. Orang tua
Agar dapat menambah wawasan bagaimana cara memfasilitasi dan
mendubng minat anak, dan lebih menghatgai apa yang telah dilakukan
atau dihasilkan oleh anak.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2. Mozaik
Menurut kamus besar bahasa Indonesia, mozaik adalah seni
dekorasi bidang dengan kepingan bahan keras berwarna yang disusun dan
ditempelkan dengan perekat (Depdiknas 2001,756). Dan defenisi mozaik
tersebut dapat diuraikan pengertiannya, yaitu pembuatan karya seni rupa
dua atau tiga dimensi yang menggunakan material atau bahan dad
kepingan-kepingan yang sengaja dibuat dengan cara dipotong-potong atau
sudah berbentuk potongan kemudian disusun dengan ditempelkan pada
bidang datar dengan cara dilem kepingan benda-behda itu, antara lain;
kepingan pecahan keramik, potongan kaca, potongan kertas, potongan
daun, dan potongan kayu. Tetapi untuk sebuah tema gambar menggunakan
satu jenis material, misalnya kalau mengguhakan kaca maka dalam satu
tema gambar tersebut menggudkan pecahan kaca semua, hanya berbeda-
beda warnanya baik warna alam maupun warna buatan. Kemudian disusun
sesuai dengan pola yang sudah ada kemudian kita isi dengan pecahan
kaca, keramik dengan cam dilem atau dengan cara lain. Susunan pecahan
atau potongan harus sesuai dengan bentuk tema yang kita inginkan.
Mozaik banyak digunakan pada seni arsitektur Romawi yang
sampai pada saat ini arsitektur Romawi masih terlihat menggunakan
mozaik, bahkan negara Romawi sangat terkenal karya-karya mozaiknya.
Ide pembuatan karya mozaik berbeda dengan kolase.Karya mozaik
dapat dilakukan dengan merancang idenya terlebih dahulu, yaitu tema apa
yang akan dibuat. Setelah tema gambar ditentukan kemudian membuat
pola yang diteruskan dengan material apa yang akan ditempel sebagai
media mozaik tersebut. Jadi untuk menentukan tema pada seni mozaik
hampir sama dengan seni lukis.
Tema pada kolase akan berbeda Karena pada kolase akan didahului
dengañ material apa yang ada, berapa jenis materialnya. Setelah jumlah
dan jenis materialnya terpenuhi baru merancang ide apa yang akan dibuat.
(UT,5.6:2011)
3. Montase
Bila diamati secara sepintas mengenai montase, kolase dan mozaik
seolah-olah masih dalam satu teknik dasar yang samä dan kadang-kadang
sulk dibedakan terutama antara kolase dengan montase. Karena
keduaduanya mengambil material dad benda-benda sebagai unsur karya.
Tetapi sebenarnya kalau dicermati unsur-unsurnya walaupun dan material
yang sama berbentuk benda tetapi sebenarnya beda.
Pengertian montase, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,
adalah: komposisi gambar yang dihasilkan dan percampuran unsur dan
beberapa sumber (Depdiknas 2001,754).
Pada perkembanganya montase yang semula terbatas pada karya
dua dimensi sekarang telah merambah kepada . karya tiga dimensi. Karya
montase ini juga kurang dikenal oleh kalangan umum, karena bentuk
karyanya masih mempunyai kemiripan dengan seni lukis, seni kriya, dan
seni patung. Sehingga jenis karya ini dianggap sebagai salah satu jenis
karya tersebut.
Karya montase dihasilkan dari mengomposisikan beberapa gambar
sudah jadi dengan gambar yang sudah jadi lainnya. Gambar rumah
majalah kemudian dipotong yang hanya gambar rumahnya saja, kemudian
ditempelkan pada permukaan alas gambar, gambar orang dari sebuah
majalah yang kemudian di potong gambar orangnya saja, juga ditempelkan
pada permukaan atas gambar dengan isikan dengan gambar rumah
tersebut. Gambar mobil yang diambil dan sebuah majalah kemudian
dipotong gambar mobilnya saja, kemudian dipasang dikomposisikan
dengañ gambar rumah dan orang. Gambar pohon, gambar jalan, gambar
pagar juga dilakukan seperti halnya rumah, orang, dan mobil sehingga
menjadi satu kesatuan sebagai gambar yang menceritakan suasana rumah
yang lengkap beserta perangkat dan lingkungannya menjadi gambar baru.
Ini adalah merupakan salah satu cohtoh sederhana dan karya montase.
Pembuatan montase yang lebih rumit adalah menggunakan material tiga
dimensi dimana unsur-unsurnya terdiri bukan dan gambar tetapi benda-
benda yang telah memiliki arti walaupun tidakdipadukan dengan benda
lain.
Montase dua dimensi dianggap seperti karya lukisan karena
materialnya terdiri dari gambar-gambar yang sudah jadi hanya dipotong-
potong lalu dipadukan sehingga menjadi satu kesatuan, seperti sebuah
karya ilustrasi. Dalam pemahaman umum karya montase ini dianggap
sebagai seni kriya, karena bentuknya menggambarkan dan hasil kerajinan
tangan, montase tiga dimensi dianngap seni kriya, karena unsur-unsurnya
terdiri dan benda-benda yang kemudian. disusun menjadi sebuah karya.
Hal ini diperkuat karena cara mengerjakannya memerlukan kerajinan
tangan yang sangat hati-hati dalam mengerjakannya. Ada juga yang
menganggap seni dekorasi, karena karya montase tiga dimensi yang pada
setting panggung kebanyakan terdiri dan unsur-unsur hiasan, sehingga
pandangan umum montase’ jenis ini dianggap sebagai seni dekorasi.
(UT,5.9:2011)
2. Material Mozaik
Mengenal Persiapan material mozaik lebih mudah karena terdiri
dan satu jenis bahan material pokoknya. Pembuatan mozaik pada
umumnya berbeda dengan mozaik untuk pembelajaran di PAUD, terutama
mengenai bahan dasarnya tetapi prinsip kerja dan kaidah ke seni
rupaannya tetap sama.
a. Material Mozaik dalam Pengettian Umum
Mozaik pada umumnya disamping sebagai karya seni yang
menginginkan estetika dalam seni telapi juga mempunyai tujuan
pmktis, yaitu untuk kepentingan terapan. Karya mozaik sering dipakai
untuk hiasan dinding, pintu sopi-sopi rumah, dan perangkat mebel.
Pada seni modern tentang inozaik di Jepang yang telah dikenal
secara umum, yaitu patchwork and Quilting. Apabila ditinjau dan cam
pembuatan dan bentuk hasil karyanya merupakan
perkembangan dan mozaik. Patchwork and quilting ini banyak d
ikembangkan di Indonesia oleh Mieko Shimamura, yang pada saat ini
sudah banyak dijumpai di Indonesia yang diproduksi bleh pengrajin-
pengrajin seni tekstil, Patchwork and quilting adalah seni
menyambung serta mengkombinasikan kain-kain perca. Menyambung
dan mengkombinasikan ini tidak terdapat aturan yang khusus. Dapat
disambung dengan cara dijahit atau dilem tergantung pada kreatifitas
oleh pembuatnya. Contoh karya Patchwork and quilting adalan sarung
bantal, sprei, alas vas bunga; taplak meja, gantungan handuk, hiasan
dinding, tas, alas kaki , tempat tissue dan lainnya. Pembuatan mozaik
sangatlah banyak material yang dapat digunakan sesuai dengan
kreatititas kita sebagai guru PAUD.
b. Material Mozaik untuk Pembelajaran Di PAUD
Tentu akan berbeda material yang dipakai untuk karya mozaik
bagi Anak Usia Dini dengan yang dipakai pada umumnya. Mozaik
bagi Anak Usia Dini merupakan media pengungkap ide estetika, bukan
untuk pembuatan mozaik yang memiliki nilai praktis. Beberapa contoh
material yang dipakai untuk pembelajaran mozaik di tingkat PAUD,
antara lain kertas, kancing baju, potongan kain, biji-bijian, daun
kering, poIongan kayu, potongan tripleks, uang kecil-kedil, biji korek
api, dan lainnya karena seni mozaik sangat banyak bahannya, yang
utama adalah kreatititas guru memilih dan mengajak anak untuk
berekspresi dengan media yang ditentukan.(Dewi Sasrina,4,2009)
3. Material Montase
Untuk pembelajaran di tingkat PAUD tentang montase tidaklah
jauh berbeda dengan montase pada umumnya, karena prinsip kerja antara
mozaik dan montase hampir sama yang membedakan hanyalah objek dan
materi yang digunakan.
Material yang digunakan diantaranya; lem sebagai bahan
perekatgambar yang akan dipasang pada lembaran kertas atau papan;
gunting untuk memotong ambar-gambar (orang, rumah, mobil, dan lain-
lain) yang akan ditempel sebagal bagian-bagian objeknya; lembaran kertas
atau papan triplek untuk alas gambar yang nantinya akan ditempeli bagian-
bagian dan rangkaian cerita gambar tersebut.
Material antuk montase yang biasa dipergunakan dalam kegiatan
seni pada umumnya akan jauh berbeda dengan material yang dipergunakan
untuk media ekspresi dalam pembelajaran di TK. Montase disamping
sebagai karya dua dimensi juga tiga dimensi.Seni pertunjukan montase
Iebih mengarah pada karya tiga dimensi, karena dalam seni pertunjukan
montase ini berbentuk setting panggung yang dihasilkan dan beberpa
unsui panggung yang dikemas sehingga menjadi sebuah wang yang
memiliki kesatuan yang bertujuan memberi suasana suatu penistiwa atau
momen tertentu.(Dewi Sasrina,5,2009)
4. Bahan Pewarnaan
Rembuatan kolase, mozaik, dan montase tidak banyak
membutuhkan bahan pewarna yang berupa cat. Pada pembuatan karya
kolase, mozaik, dan montase sening kali menggunakan pewarnaan yang
sudah jadi, artinya warna sudah tendapat pada benda tersebut sebagai
bahan, sehingga hampir tidak perlu lagi menambahkan cat sebagai
pewarna material tersebut. Contoh: kertas berwarna tidak perlu diberi
pewarna lagi.
Dan uraian ini dapat disimpulkan bahwa pewarna untuk kolase,
mozaik dan montase ndak banyak dibutuhkan, karena sudah menggunakan
warna asli (Dewi Sasrina,5,2009)
5. Alat
Alat yang digunakan pada pembuatan karya kolase, mozaik dan
montase sulit disebutkan satu persatu, karena seperti yang telah dijelaskan
di atas bahwa pembuatan karya kolase, mozaik, dan montase sangat
beraneka ragam sehingga disamping materialnya sulit disebutkan satu
persatu juga tidak mudah menyebutkan alat-alat yang diperlukan dalam
peinbuatad karya kolase, mozaik, dan montase. Adapun alat-alat yang
digunakan dapat berupa: gunting, pisau, gergaji, jarum, kuas, bor, dan lain-
lain. (Dewi Sasrina,5,2009)
2. Fungsi Edukatif
Berkarya seni apapun telah terbukti secara tidak langsung sangat
membantu pendidikan melalui penerapan metode pembelajaran melalui
pendidikan seni dalam upaya untuk membantu pengembangan berbagai
fungsi perkembangan dalam din seorang anak, yang meliputi kemampuan
fisik, daya pikir, daya serap, emosi, cita rasa keindahan, kreatifitas. Anak
akan lebih mudah belajar tentang sesuatu bila melalui seni karena kegiatan
berseni pada anak sepeñi halnya sedang bermain, sehingga proses
pembelajarannya pun akan berlangsung dengan menyenangkan. Hingga
usia berapa pun proses berseni selalu dapat terlaksana dengan rasa senang.
3. Fungsi Ekspresi
Unsur-unsur seni rupa pada karya kolase, mozaik, dan montase
seperti garis, warna, bentuk dan tekstur merupakan bahasa rupa yang
digunakan dalam cara mengungkapkan ide-ide atau gagasan, imajinasi,
pengalaman yang estetis yang kemudian diungkapkan berujud ekspresi
simbolis yang sangat pribadi.
Fungsi ekspresi ini banyak dijumpai pada seni murni, karena seni
murni. merupakan penuangan ekspresi yang murni yang hanya sebagai
media ekspresi diri, bukan dilakukan untuk fungsi seni praktis. Kolase,
mozaik, dan montase kebanyakan diabadikan seseorang untuk kepeningan
seni itu sendiri. Pada sant mencipta karya seni tersebut ia bebas
mengekspresikan gagasannya dan tidak terikat pada aturan atau
kepentingan lainnya. Pada kegiatan seni nupa anak, pada umumnya
memiliki sifat seni murni, karena anak belum menginginkan apa-apa selain
berseni sebagai perwujudan gagasan estetisnya.
4. Fungsi Psikologis
Seni rupa disamping sebagai media ekspresi dapat pula
dimanfaatkan sebagai fungsi sarana sublimasi, relaksasi, yaitu sebagai
peilyaluran berbagai permasalahan psikologis yang dialami seseorang.
Setelah menjalani terapi din melalui seni ini seseorang akan memperoleh
keseimbangan emosionalnya, sehingga mencapai ketenangan, kenyamanan
dan kepuasan bathin. Terapi melalui seni tidak mementingkan nilai tingkat
keindahan karya yang dihasilkan, tetapi lebih mementingkan terlaksananya
proses penyembuhan pengalaman traumatik dalam din seseorang.
5. Fungsi Sosial
Kehadiran karya seni rupa, terutama seni pakai pada umumnya
banyak membantu memecahkan berbagai persoalan sosial. Kehadirannya
dapat menyediakan lapangan pekerjaan dan peningkatan taraf hidup
melalui pengembangan industri kriya, bahkan melalui kebebasan
berekspresi dalam seni memungkinkan seorang seniman melalui ekspresi
simbolisnya dalam mengkritisi berbagai keadaan dalam masyarakat yang
perlu perbaikan.
Sepanjang sejarah perkembangan peradaban manusia, kontribusi
dan peran seni rupa dalam kehidupan sosial manusia sangatlah nyata.
Bahkan menurut Agus Sachri (2004), bahwa seni dapat berfungsi sebagai
indicator tanda-tanda zaman yang berlangsung pada satu kurun waktu
tertentu. Baik sebagai monumen budaya, gaya hidup masyarakat, selera
masyarakat, maupun sebagai ciri peradaban yang sedang berlangsung.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Perencanaan
Pengamatan
Perencanaan
Pengamatan
Skema
Rancangan Siklus Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
3. Pengamatan/pengumpulan data/instrumen
Penelitian ini terlaksana dibantu oleh teman sejawat yang bertugas
sebagai observer/pengamat yang memberikan penilaian masukan pada
lembaran yang telah disediakan oleh peneliti.
Prosedur umum pembelajaran yang digunakan adalah:
1) Menjelaskan kegiatan
2) Mencoba melakukan kegiatan
3) Mengevaluasi kegiatan
Untuk mengumpulkan data yang diperlukan pada penelitian ini
diperunakan instrumen sebagai berikut:
a. Format observasi
Format observasi dipergunakan untuk mengetahui kesesuaian
pelaksanaan tindakan dengan rencana yang disusun sebelumnya.
Contoh Lembar Observasi anak
Lembar Observasi
Hari/Tanggal : ……………………….
Pertemuan : ……………………….
Siklus : ……………………….
Kegiatan : ……………………….
Penilaian
Kerapian dan Keterampilan
No Nama Siswa Kreatifitas Ket
kebersihan dan keindahan
BB BSH B BB BSH B BB BSH B
Keterangan :
BB : Belum Berkembang
BSH : Berkembang Sesuai Harapan
B : Bisa
4. Refleksi
Pra siklus
Untuk kegiatan pada pra siklus pencapaian yang akan diperoleh
berdasarkan pada tiga faktor yaitu kreatifitasnya, kerapian dan kebersihan,
dan keterampilan serta keindahan seni Anak Usia dini dalam ruang
lingkup Kelompok bermain Golden School kota Solok.
Siklus I
Evaluasi terhadap pencapaian yang diperoleh pada siklus I
berdasarkan. pada hasil perkembangan kreatifitas, motorik halus, dan
kognitif Anak Usia Dini yang belum tereapai secara optimal dan akan
dijadikan sebagal dasar perbaikan pada tindsakan yang akan dilakukan
pada Siklus II.
Siklus II
Pelaksanaan siklus II polanya sama dengan siklus I baik
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksinya. Pada siklus II ini
kelemahan-kelemahan yang ditemukan pada sikdus I akan disempurnakan
pada siklus II, dan diharapkan siklus II dapat menjawab tujuan penelitian
yang dilakukan setelah dilakukan perbaikan dan penyempumaan sesuai
dengan evaluasi sebelumnya.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Rancangan Satu Siklus
Siklus : I (Pertama)
Tema/Sub Tema : Kebutuhanku/Minuman Sehat
Kelompok : B
Tanggal : 1 s. d 6 oktober 2018
Tujuan Perbaikan : Meningkatkan kreativitas dengan menggunakan teknik
kolase, mozaik dan montase di TK IT Golden School
Kota
identifikasi Masalah
Berdasarkan Latar belakang yang dikemukakakan dapat didentifikasikan
beberapa Masalah yang dihadapi pada tahap rasa tanggung jawab anak di TK
IT Golden School Kota Solok sebagai berikut:
a. Kreativitas anak belum menunjukkan hasil yang tidak sesuai Harapan
b. Sebagian besar perkembangan motorik halus anak belum terlihat
c. Pada kegiatan kolase, mozaik dan montase, sebagian anak Belum
Berkembang menyelesaikannya dengan baik.
d. Dalam menggunakan angka anak belum mampu melaksanakannya dengan
baik.
Analisis Masalah
Dari keempat masalah yang teridentifikasi, masalah yang akan di
pecahkan adalah, kurangnya perkembangan kreativitas pada anak, dalam
melakukan/mengerjakan tugas yang diberikan Guru dengan baik, tentu
merupakan masalah yang paling berat dan dapat menimbulkan masalah baru,
penyebab masalah tersebut adalah, karena kegiatan yang digunakan guru tidak
menarik dan tidak sesuai dengan tingkat perkembangan motorik halus pada
anak.
Dari permasalahan yang ditemukan di lapangan terlihat bahwa kegiatan
yang dilaksanakan guru kurang menarik bagi anak, untuk itu upaya
peningkatan kreativitas anak dapat diatasi dengan menggunakan berbagai
kegiatan yang bervariasi sehingga dapat meningkatkan motorik halus anak.
Perumusan Masalah:
Bagaimanakah meningkatkan perkembangan motorik halus pada anak
melalui metode kolase, mozaik dan montase yang bervariasi di TK IT Golden
School Kota Solok.
Siklus : II (Dua)
TemalSub Tema : Kebutuhanku/Pakaian
Kelompok : B
Tanggal : 15 s. d 20 Oktober 2018
Tujuan Perbaikan : Meningkatkan perkembangan motorik halus anak melalui
metode kolase, mozaik dan montase di TK golden school
Identifikasi Masalah
Berdasarkan Latar belakang yang dikemukakakan dapat didentifikasikan
beberapa Masalah yang dihadapi Pada tahap rasa tanggung jawab anak di TK
golden school sebagai berikut:
a. Kreativitas anak belum menunjukkan hasil yang tidak sesuai Harapan
b. Sebagian besar perkembangan motorik halus anak belum terlihat
c. Pada kegiatan kolase, mozaik dan montase, sebagian anak Belum Berkembang
menyelesaikannya dengan baik.
d. Dalam menggunakan angka anak belum mampu melaksanakannya dengan
baik.
Analisis Masalah
Masalah yang yang akan di pecahkan adalah kurangnya kemampuan
kreativitas anak, dalam melakukan/mengerjakan tugas yang diberikan guru
dengan baitktentu merupakan masalah yang paling berat dan dapat menimbulkan
masalah baru, penyebab masalah tersebut adalah, karena kegiatan yang digunakan
guru tidak menarik dan tidak sesuai dengan tingkat perkembangan motorik halus
anak anak.
Masalah kegiatan yang dilaksanakan guru kurang menarik oleh anak, dan
upaya peningkatan perkembangan motorik halus anak, yang dapat diatasi dengan
menggunakan berbagai kegiatan yang bervariasi.
Perumusan Masalah:
Bagaimanakah meningkatkan perkembangan motorik halus anak melalui
metode kolase, mozaik dan montase yang bervariasi di TK Golden school
2. Siklus I
Siklus I dilaksanakan sebanyak 5 kali pertemuan. Pertemuan I
dilakasanakan hari Motorik halus I Oktober 2018. Kegiatannya terdiri dari
skenario perbaikan, RPPH perbaikan, serta refleksi pelaksanan perbaikan
dan keberhasilan maupun kegagalannya.
1) Skenario Perbaikan
Skenario perbaikan pada hari (pertama)
Tujuan Perbaikan : Meningkatkan perkembangan motorik halus
anak melalui metode kolase, mozaik dan
montase
Siklus ke : I
Hari/tanggal : Motorik halus, 1 oktober 2018
Hal yang diperbaiki/ditingkatkan:
a) Kegiatan pengembangan:
Kegiatan anak selama ini lebih banyak diluar ruangan dan
di dalam ruangan terfokus pada motorik halus anak. Dalam RPPH
ini anak diajak bermain dan melakukan kegiatan kolase, mozaik
dan montase yang bervariasi untuk meningkatkan kemapuan anak.
b) Pengelolaan Kelas Penataan Ruan.g:
(1) Penataan wang diubah menjadi area kosong untuk membentuk
kelompok
(2) Pengorganisasian anak, posisi anak diubah menjadi bentuk
lingkaran.
Langkah-langkah perbaikan:
- Kegiatan pengembangan
Kegiatan anak yang lebih banyak dii uar ruangan dan didalam
ruangan terfokus pada motorik halus anak. Dalam RPPH ini
anak-anak diajak bermain dan melakukan kegiatan yang
berhubungan dengan motorik halus secara bersama-sama dan
setelah itu diperbolehkan mengerjakan satu persatu dikelompok
masing-masing.
- Langkah perbaikan:
1. Guru mengatur posisi anak untuk duduk berkelompok
sesuai dengan kelompok yang telah dibagi
2. Guru menjelaskan aturan kegiatan tentang cara bagaimana
melakukan proses kolase Gambar Gelas Minuman dengan
biji-bijian
3. Guru menjelaskan kegiatan bagaimana cara menuliskan
angka 1-10 secara beurutan
4. Guru menjelaskan kegiatan bagaimana cara
menghubungkan gambar dengan metode kolase, mozaik
dan montase.
- Pengelolaan Kelas
Penataan ruangan
Penataan kelas yang semula duduk dalam satu lingkaran,
sekarang dibagi menjadi beberapa kelompok dan duduk
membentuk lingkaran
Pengorganisasian anak
Setiap kelompok anak melakukan kegiatan kolase gambar
binatang dan menulis angka 1-10 serta menghubungkan
cara metode kolase, mozaik dan montase
2) Pelaksanaan
Pertemuan Pertama (1)
Pada pertemuan I di siklus I pada hari Motorik halus 1 Oktober
2018. Alokasi waktu 2 jam pelajaran.
Observasi
Dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap anak pada
kegiatan peningkatan perkembangan motorik halus anak melalui
metode kolase, mozaik dan montase adalah kegiatan anak belum
meningkat sebelumnya. Ketertarikan anak mulai terlihat akan
tetapi ada beberapa anak belum mampu malakukan kegiatan kolase
gambar Gelas Minuman seutuhnya.
Refleksi
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhaap anak,
tentyata belum berhasil dalam ketertarikan anak dalam melakukan
kolase gambar Gelas Minuman dan menulis angka 1-10 maka
peneliti melanjutkan kepertemuan kedua.
Sebelum melanjutkan kepertemuan kedua, terlebih dahulu
penetiti mengevaluasi kegiatan yang harus diperbaiki agar terjadi
peningkatan pada pertemuan kedua. peneliti harus menciptakan
kegiatan yang menarik pada anak
Observasi
Dari hasil observasi yang dilakukan terhadap anak pada
kegiatan perkembangan motorik halus anak, adalah kegiatan yang
dilakukan anak mulai ada peningkatan.
Refleksi
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap anak
ternyata belum berhasil dalam ketertarikan anak dalam membuat
bentuk Gelas Minuman dengan biji-bijian, mengelompkkan
gambar Gelas Minuman sesuai ukuran dan meniru tulisan Gelas
Minuman, maka peneliti melanjutkan kepertemuan ketiga.
Observasi
Berdasarkan hasil observasi dan hasil kegiatan
pembelajaran, maka dapat dilihat pada pertemuan sebelumnya
peneliti melakukan tindakan-tindakan maka dilihat sudah ada
peningkatan dipertemuan yang ke empat.
Refleksi
Dalam kegiatan yang keempat kegiatan yang digunakan
sudah mulai ada peningkatan yang sangat baik, dan peneliti akan
berusaha untuk lebih baik meningkatkan lagi
Refleksi
Dalam penyediaan alat dan sumber belajar sudah sangat
baik, dan setelah direnungkan dan kelima pertemuan diatas
ternyata dalam kegiatan perkembangan motorik halus anak melalui
metode kolase, mozaik dan montase di TK Golden school belum
mencapai target yang ditentukan, maka peneliti perlu melakukan
perbaikan pembelajaran pada siklus II
3. Siklus II
Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I masih ada beberapa hal
yang perlu dilakukan perbaikan, atas dasar itu peneliti akan melajutkan
pada siklus ke II.
Siklus II dilakukan sebanyak 5 kali pertemuan. Pertemuan 1
dilaksanakan pada hari Selasa, 16 oktober sampai dengan hari Motorik
halus oktober 2018 Kegiatannya terdiri dari skenario, perbaikan, RKH
perbaikan, serta refleksi pelaksanaan perbaikan.
1) Skenario Perbaikan
Skenario Perbaikan pada hari I
Tujuan Perbaikan : Meningkatkan perkembangan motorik halus
anak melalui metode kolase, mozaik dan
montase
Hari/tanggal : Motorik halus 15 oktober 2018
Hal yang perlu diperbaiki/ditingkatkan:
a) Kegiatan Pengembangan
Kegiatan anak selama ini lebih banyak diluar ruangan dan
didalam ruangan terfokus pada motorik halus anak. Dalam RPPH
ini anak diajak bermain dan melakukan kegiatan motorik halus
yang bervariasi untuk meningkatkan kreativitas anak.
b) Penataan Ruang:
(1) Penataan ruang diubah menjadi area kosong untuk membentuk
kelompok
(2) Pengorganisasian anak, posisi anak diubah menjadi bentuk
lingkaran.
Langkah-langkah perbaikan:
- Kegiatan pengembangan
Kegiatan anak yang lebih banyak diluar ruangan dan didalam
ruangan terfokus pada motorik halus anak. Dalam RPPH ini
anak-anak diajak bermain dan melakukan kegiatan yang
berhubungan dengan perkembangan motorik halus secara
bersama-sama dan setelah itu diperbolehkan mengerjakan satu
persatu dikelompok masingn masing.
Langkah-langkah perbaikan
a) Guru mengatur posisi anak untuk duduk berkelompok
sesuai dengan kelompok yang telah di bagi
b) Guru menjelaskan kegiatan tentang mewarnai
c) Guru menjelaskan kegiatan menulis nama sendiri dengan
lengkap
d) Pengelolaan Kelas
- Penataan Ruangan
Penataan ruangan
Penataan kelas yang semula duduk dalam satu lingkaran,
sekarang dibagi menjadi beberapa kelompok dan duduk
membentuk lingkaran
Pengorganisasian anak
Setiap kelompok anak melakukan kegiatan mewarnai
gambar pakaian, membilang dengan gambar pakaian dan
menulis nama sendiri dengan lengkap.
2) Pelaksanaan
Pertemuan Kesatu (1)
Pada pertemuan pertama disiklus II dilaksnanakan pada hari Motorik
halus 15 oktober 2018. Alokasi waktu 2 jam pelajaran.
Observasi
Dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap anak pada
kegiatan perkembangan motorik halus anak melalui metode kolase,
mozaik dan montase adalah kegiatan anak mulal meningkat dan
sebelumnya. Ketertarikan anak mulai terlihat akan tetapi ada
beberapa anak mulai mampu malakukan kègiatan mewarnai
gambar binatang seutuhnya.
Refleksi
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap anak,
ternyata ketertarikan anak dalam melakukan mewarnai gambar,
membilang dan membuat nama sendiri mulai terlihat.
Sebelum melanjutkan kepertemuan kedua, terlebih dahulu
peneliti mengevaluasi kegiatan yang harus diperbaiki agar tenjadi
peningkatan pada pertemuan kedua peneliti harus menciptakan
kegiatan yang menarik pada anak
Observasi
Dari hasil observasi yang dilakukan terhadap anak pada
kegiatan meningkatkan kreativitas anak melalui kegiatan motorik
halus, adalah kegiatan yang dilakukan anak mulai ada peningkatan.
namun belum mencapai target.
Refleksi
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap anak
ternyata belum berhasil dalam ketertarikan anak dalam membuat
bentuk pesawat udara dengan biji-bijian, mengelompkkan gambar
binatang baju sesuai ukuran dan meniru tulisan baju, maka peneliti
melanjutkan kepertemuan ketiga.
Observasi
Berdasarkan observasi dan hasil kegiatan pembelajaran
pada pertemuan 3 yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan
kemampuan anak dalam berbagai kegiatan mengalami
peningkatan. Namun peningkatan ini masih belum mencapai
ketentuan yang diharapkan.
Refleksi
Pada pertemuan ketiga ini media yang diguanakan kurang
menarik sehingga anak tidak begitu tertarik dengan kegiatan ban
ini. Untuk itu pada tahap selanjutnya peneliti akan menyiapkan
media yang menarik, agar dapat menarik minat anak dalam
melakukan kegiatan.
Observasi
Berdasarkan hasil observasi dan hasil kegiatan
pembelajaran, maka dapat dilihat pada pertemuan sebelunmya
peneliti melakukan tindakan-tindakan maka dilihat sudah ada
peningkatan dipertemuan yang ke empat.
Refleksi
Dalam kegiatan yang keempat kegiatan yang diguanakan
sudah mulai ada peningkatan yang sangat baik, dan peneliti akan
berusaha untuk lebih baik meningkatkan lagi dipertemuan ini.
Refleksi
Dalam penyediaan alat dan sumber belajar sudah sangat
baik, dan semangat anak temp ada dan anak mampu melakukan
kegiatan dengan baik sampai selesai. Setelah direnungkan dan
kelima pertemuan diatas ternyata dalam meningkatkan
perkembangan motorik halus anak melalui permainan angka, sudah
mencapai target yang di inginkan TK Golden school kota solok.
2. Deskripsi Siklus II
Pelaksanaan siklus II ini hampir satha dengan siklus I. Objek
pengamatannya adalah beberapa kegiatananak dalam menggunakan
teknik kolase, mozaik, dan montase. Maksud dilakukannya kegiatan
ini adalah untuk mengetahui sejauh mana kreatifitas yang dimiliki
masing-masing anak. Untuk lebih jelasnya peneliti menjabarkan
hasil kegiatan yang telah dicapai anak pada tabel dibawah ini:
b. Pertemuan Siklus I
1. Pertemuan pertama siklus 1(01 Oktober 2018)
Pertemuan pertama siklus I, kegiatan yang dilakukan
adalah montase pada kehidupan di kota. Hasil yang peneliti
dapat, untuk kerapian dan kebersihan anak yang Belum
Berkembang 8 orang, Berkembang Sesuai Harapan 1 orang,
Bisa 4 orang. Keterampilan dan keindahan anak yang Belum
Berkembang 9 orang, Berkembang Sesuai Harapan 1 orang,
Bisa Sangat Baik 3 orang. Dan untuk kreatifitasnya anak
yang Belum Berkembang 10 orang, Berkembang Sesuai
Harapan 1 orang, Bisa Sangat Biak 2 orang.
2. Pertemuan kedua siklus I (02 Oktober 2018)
Kegiatan yang dilakukan pada pertemuan kedua
siklus I adalah mozaik gambar sketsa Kebutuhanku dengan
bahan kertas lipat yang berbentuk lingkaran. Hasil yang
didapat yaitu untuk kerapian dan kebersihan anak yang
Belum Berkembang sebanyak 7 orang, Berkembang Sesuai
1-larapan 2 orang, Bisa 4 orang. Keterampilan dan
keindahan anak yang Belum Berkembang 8 orang,
Berkembang Sesuai Harapan 1 orang, Bisa 4 orang.
Kreaifitasnya anak yang Belum Berkembang 8 orang,
Berkembang Sesuai Harapan 2 orang, dan anak yang Bisa
sebanyak 3 orang.
3. Pertemuan ketiga siklusi (03 Oktober 2018).
Pada pertemuan ketiga ini kegiatan yang dilakukan
adalah kolase sketsa gambar Baju dengan memakai bahan
dan biji kacang hijau dan padi. Hasil yang didapat untuk
kerapian dan kebersihan, anak yang Belum Berkembang 5
orang, Berkembang Sesuai Harapan 2 orang, anak yang
Berkembang Sangat Baik 6 orang. Keterampilan dan
keindahannya anak yang Belum Berkembang 7 orang,
Berkembang Sesuai Harapan 2 orang, Bisa Sangat Baik 4
orang. Dan untuk kreatifitasnya anak yang Belum
Berkembang 8 orang, Berkembang Sesuai Harapan 2 orang,
dan untuk anak yang Berkembang Sangat Baik sebanyak 3
orang.
4. Pertemuan keempat siklus 1(04 Oktober 2018)
Untuk pertemuan keempat ini. kegiatan yang peneliti
lakukan adalab mozaik pada sketsa gambar Kepala Banteng
dengan memakai bahan kertas lipat yang berbentuk persegi.
Hasil yang peneliti dapat adalah sebagai berikut. Untuk
kerapian dan kebersihan anak yang Belum Berkembang 5
orang, Berkembang Sesuai Harapan 3 orang, Berkembang
Sangat Baik 5 orang. Penilaian untuk kerapian dan
keindahan yakni anak yanh Belum Berkembang 6 orang,
Berkembang Sesuai Harapan 2 orang, anak yang Bisa 5
orang. Sedangkan untuk kreatifitas anak yang Belum
Berkembang 6 orang, Berkembang Sesuai Harapan 2 orang.
Dan anak yang Berkembang Sangat Baik 5 orang.
5. Pertemuan kelima siklus 1(05 Oktober 2018)
Pada pertemuan kelima ini peneliti melakukan
kegiatan montase pada gambar sila-sila yang terdapat pada
Lambang Negara Indonesia yaitu Burung Garuda. Hasil yang
peneliti peroleh adalah untuk kerapian dan kebersihan anak
yang Belum Berkembang 3 orang, Berkembang Sesuai
Harapan 6 orang, Berkembang Sangat Baik 4 orang.
Keterampilan dan keindahan anak yang Belum Berkembang
3 orang, Berkembang Sesuai Harapan 4 orang, Berkembang
Sangat Baik 6 orang. Dan untuk kreatifitasnya anak yang
Belum Berkembang 5 orang, Berkembang Sesuai Harapan 5
orang, Berkembang Sangat Baik 3 orang.
c. Pertemuan siklus II
1. Pertemuan pertama siklus II (14 Oktober 2015)
Pada pertemuan pertama pada siklus II, kegiatan yang
dilakukan yaitu kolase Rumah Adat suku Aceh, dengan
memakai bahan dan daun-daun yang kering. Hasil yang
didapat adalah untuk kerapian dan kebersihannya anak yang
Belum Berkembang 5 orang, Berkembang Sesuai Harapan 4
orang, Berkembang Sangat Baik 4 orang. Keterampilan dan
keindahan anak yang Belum Berkembang 4 orang,
Berkembang Sesuai Harapan 4 orang, Berkembang Sangat
Baik 5 orang. Kreatifitasnya anak yang Belum Berkembang 6
orang, Berkembang Sesuai Harapan 3 orang, Berkembang
Sangat Baik 4 orang.
2. Pertemuan kedua siklus 11(15 Oktober 2015)
Kegiatan yang dilakukan pada pertemuan kedua siklus
II adalah mozaik rumah adat suku Batak dengan memakai
bahan dan kertas lipat yang. berbentuk segitiga. Hasil untuk
kerapian dan kebersihan anak yang Belum Berkembang 4
orang, Berkembang Sesuai Harapan 5 orang, Berkembang
Sangat Baik 4 orang. Keterampilan dan keindahan anak yang
Belum Berkembang 4 orang, Berkembang Sesuai 1-larapan 6
orang, Berkembang Sangat Baik 3 orang. Kreatifitasnya anak
yang Belum Berkembang 5 orang, Berkembang Sesuai
Harapan 3 orang, Berkembang Sangat Baik 5 orang.
3. Pertemuan ketiga siklus 11 (16 Oktober 2015)
Pada pertemuan ini kegiatan yang dilakukan adalah
kolase pada gambar rumah adat suku Jambi dengan memakai
bahan dan serbuk-serbuk kayu. Hasil untuk kerapian dan
kebersihan anak yang Belum Berkembang 4 orang,
Berkembang Sesuai Harapan 6 orang, Berkembang Sangat
Baik 3 orang. Keterampilan dan keindahan anak yang Belum
Berkembang 3 orang, Bcrkembang Sesuai Harapan 6 orang,
Berkembang Sangat Baik 4 Orang. Kreatifitasnya anak yang
Belum Berkembang 5 orang, Berkembang Sesuai Harapan 4
orang, Berkembang Sangat Baik 4 orang.
4. Pertemuan keempat siklus II(17 Oktober 2015)
Pada pertemuan ini kegiaan yang dUakukan adalah
montase pada keadaan suku Betawi. Hasil yang didapat untuk
kerapian dan kebersihan anak yang Belum Berkembang 3
orang, Berkembang Sesuai Harapan 7 orang, Berkembang
Sangat Baik 3 orang. Keterainpilan dan keindaban anak yang
Belum Berkembang 2 orang,Berkembang Sesuai Harapan 7
orang, Bisa 4 orang. Kreatifitasnya anak yang Belum
Berkembang 3 orang, Berkembang Sesuai Harapan 6 orang,
Berkembang Sangat Baik 4 orang.
5. Pertemuan kelima siklus II (18 Mei 2015)
Kegiatan yang dilakukan untuk pertemuan kelima ini
adalah mozaik pada rumah Adat suku Minang Kabau dengan
memakai bahan dan kertas lipat yang berbentuk persegi. Hasil
yang diperoleh untuk kerapian dan kebersihan anak yang
Belum Berkembang tidak ada, Berkembang Sesuai Harapan 10
orang, Berkembang Sangat Baik 3 orang. Keterampilan dan
keindahan anak yang Belum Berkembang tidak ada,
Berkemang Sesuai Harapan 9 orang, Eisa 4 orang.
Kreatifitasnya anak yang Belum Berkembang tidak ada
Berkembang Sesuai Harapan 11 orang, Berkembang Sangat
Baik 2 orang.
B. Pembahasan
Peningkatan hasil kreatifitas pada siklus. II disebabkan oleh kiat-kiat
yang dilakukan peneliti di siklus I berbeda dengan siklus II diantaranya
metode yang berbeda-beda, bahan yang digunakan lebih bervariasi dan lebih
komplek serta penjelasan manfaat kegiatan membuat anak mengerti dan
merasa senan melakukannya.
Kegiatan kolase, mozaik, dan montase merupakan kegiatan yang
diberikan untuk mematangkan kemampnan motorik halus, emosional dan
mengembangkan kreatifltas anak, dan itu terbukti dari hasil penelitian
tindakan kelas diatas.
Kegiatan kolase, mozaik dan montase dapat membantu anak dalam
melatih konsentrasi dan melatih emosional anak, sehingga mereka bisa
belajar mengendalikan emosi agar lebih tenang.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Gambaran peningkatan kreatifitas anak Kelompok Bermain Insan Mandiri
melalui kegiatan kolase, mozaik dan montase pada pra siklus, belum
begitu signifikan hal ini disebabkan kegiatan kolase, mozaik dan montase
belum begitu disukai oleh anak karena kurangnya pengenalan kegiatan
tersebut kepada anak.
2. Pelaksanaan kolase, mozaik dan montase pada siklus I dan siklus II
mengalami peningkatan. Terutama pada siklus II terlihat peningkatan yang
sangat signifikan, ini dapat dilihat dan hasil pertemuan anak yang
Berkembang Sesuai Harapan mencapai 11 orang, hal ini disebabkan kaitah
dengan teknik kolase, mozaik dan montase sangat disukai anak.
3. Kegiatan kolase, mozaik dan montase merupakan kegiatan seni yang
sangat baik dalam menggali dan mengembang multi kecerdasan anak.
Khusnya upaya peningkatan kreatifitas seni anak pada Kelompok Bermain
Insan Mandiri Kota Solok.