Anda di halaman 1dari 20

EMPAT KAIDAH DALAM

MEMAHAMI KESYIRIKAN
Oleh: Eko Widayanto (Abu Musa)
Kitab yang akan Dibahas:

Al-Qowa’id Al-Arba’
(4 Kaidah Memahami Syirik)
Penulis:
Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab At-
Tamimi rahimahullah

Lahir: Uyainah, Tahun 1115 H


Wafat: Dir’iyyah, Tahun 1206 H
Al-Qowa’id Al-Arba’ (1)
Muqoddimah dan Tiga Tanda Kebahagiaan
Alasan Kenapa Harus Belajar
Al-Qowa’id Al-Arba’

Mengikuti Ulama Salaf dalam Nasihat Para Ulama untuk


Penulisannya Mempelajarinya

Ringkasan Kitab “Kasyfu Terdapat Bantahan untuk Syubhat


Syubhat” (dalil) Kaum Musyrik di Zaman kita

Penulis memulai kitab ini sebelum “Kasyfu Syubhat” agar jiwa


penuntut ilmu tidak terpapar syubhat apapun
Sebab Penulis memulai Kitabnya
dengan Basmalah

Memoho Meniru
Keberkah ulama- Mencontoh
an ulama Al-Qur`an,
dengan Meniru
terdahulu dimana
Nama apa yang
yang mana setiap
Allah dilakukan
kebiasaan surah
Al-Kariim oleh Para
mereka diawali
Nabi dan
memulai dengan
Rasul
Meminta kitab dan Basmalah,
‘alaihimus
tolong tulisan kecuali
salam
kepada mereka Surah At-
Allah dengan Taubah
Basmalah
Aku memohon kepada Allah Al-Kariim, Rabb ‘Arsy
yang Agung:
(1) Agar Allah menjadi Wali bagimu di dunia
maupun di akhirat,
(2) Dan agar Allah menjadikanmu berkah
dimanapun engkau berada.

Syaikh memulai kitabnya dengan doa kebaikan untuk


murid-murid beliau, ini menunjukkan:
- Syaikh sangat menginginkan kebaikan bagi umat
islam, bahkan kepada orang-orang yang belum
beliau jumpai
- Ikhlas dan jujurnya beliau dalam berdakwah
‫أﺳﺄل ا اﻟﻜﺮﻳﻢ‬
Aku memohon kepada Allah Al-Kariim

- Al-Kariim (‫ )اﻟﻜﺮﻳﻢ‬adalah diantara Nama dan SIfat Allah


- Al-Kariim artinya Yang Maha Mulia; Yang Maha Dermawan; Yang Maha Pemurah
- Syaikh memohon kepada Al-Kariim (Allah) agar memberikan karunia kepada kita Ilmu
yang agung, yaitu Ilmu Tauhid
- Karena karunia terbesar dari Allah kepada hamba-hambaNya adalah Allah memberikan
mereka hidayah menuju Tauhid dan hidayah untuk menjauhi Kesyirikan

‫رب اﻟﻌﺮش اﻟﻌﻈﻴﻢ‬


Aku memohon kepada Rabbnya ‘Arsy yang maha agung

- Rabb = Pencipta, Pemilik, Pengatur


- ‘Arsy = Makhluk Allah yang paling Besar
- Di atas ‘Arsy, ada Allah ‫ ﺳﺒﺤﺎﻧﻪ وﺗﻌﺎﻟﻰ‬Yang jauh lebih besar dari ‘Arsy
- Syaikh menyebutkan ‘Arsy yang maha agung karena yang akan diminta adalah
Hidayah kepada Tauhid (perintah terbesar kepada para hambaNya)
‫أن ﻳﺘﻮﻻ ﻓﻲ اﻟﺪﻧﻴﺎ واﻵﺧﺮة‬
Aku memohon kepada Allah agar Allah menjadi Walimu di dunia dan di akhirat

Wali = Yang mengurusi, memelihara, menjaga, dan melindungi

Jika Allah menjadi Wali bagi seorang hamba, maka:


- Allah akan menuntunnya menuju jalan yang lurus
- Allah akan meninggikan derajat hamba tersebut

Wali di Dunia:
- Allah memberinya hidayah menuju jalan yang lurus dan istiqomah hingga akhir hayatnya
- Allah menjauhkan dan melindunginya dari Syahwat dan Syubhat

Wali di Akhirat:
- Allah memberinya ketenangan dari kesulitan di Padang Mahsyar
- Allah menghisabnya dengan hisab yang mudah
- Allah membimbingnya melewati Jembatan Ash-Shirot
- Allah ampuni segala dosa dan kesalahannya
- Allah memasukkannya ke Surga
- Allah izinkan ia memberi syafaat atau diberi syafaat
‫وأن ﻳﺠﻌﻠﻚ ﻣﺒﺎرﻛًﺎ أﻳﻨﻤﺎ ﻛﻨﺖ‬
Dan semoga Allah menjadikanmu diberkahi dimanapun engkau berada

Berkah = kebaikan yang banyak dan terus-menerus

Syaikh mendoakan kita agar menjadi sebab keberkahan, dimanapun dan kapanpun kita
berada

Diantara Keberkahan seorang Hamba:


- Dimanapun dan Kapanpun ia berada, ia mengajarkan ilmu agama kepada orang lain
- Dia mendakwahkan kepada Tauhid (mengesakan Allah)
- Dia memperingatkan manusia untuk menjauhi kesyirikan
- Dia mengajak manusia untuk mengamalkan Sunnah-Sunnah Nabi ‫ﺻﻠﻰ ا ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﻢ‬
- Dia memperingatkan manusia untuk menjauhi Bid’ah, Dosa, dan Maksiat
- DIa mampu memanfaatkan waktu dengan baik, tidak menyia-nyiakannya sedetikpun
kecuali ia isi dengan ketaatan kepada Allah
Tiga Tanda
Kebahagiaan
‫وأن ﻳﺠﻌﻠﻚ ﻣﻤﻦ إذا أﻋﻄﻲ ﺷﻜﺮ‬
Dan semoga Allah menjadikanmu diantara orang-orang yang
bersyukur apabila diberi nikmat

Nikmat itu berkaitan dengan Tauhid Rububiyyah dan Tauhid Uluhiyyah


Mensyukuri NIkmat itu terbagi menjadi 2 jenis:

Bergantungnya Hati
Bersyukur setelah kepada Allah
diberi Nikmat sebelum Diberi
Nikmat

dengan
dengan dengan
Anggota
Lisan Hati
Badan
Bergantungnya Hati kepada Allah
sebelum datangnya Nikmat

● Seorang hamba dituntut untuk meyakini dan mengimani


dengan seyakin-yakinnya bahwa Yang Memberi Nikmat
hanyalah Allah ‫ﺳﺒﺤﺎﻧﻪ وﺗﻌﺘﻠﻰ‬
● Maka tidak boleh hatinya bergantung kepada selain Allah
● Dan tidak boleh meminta segala jenis kebaikan (di dunia
maupun di akhirat, yang kecil maupun yang besar) kecuali
kepada Allah semata
● Sebagaimana Surga tidak mungkin diminta kecuali
kepada Allah (karena Allah yang memiliki Surga), maka
tidak boleh meminta rezeki kecuali kepada Allah semata
Bersyukur kepada Allah
setelah Nikmat itu datang

dengan diwujudkan dengan iman dan keyakinan yang jujur (tulus) serta pengakuan yang
sempurna bahwa Dzat Yang Memberi Rezeki hanyalah Allah semata, dan juga bahwa
Hati segala nikmat yang didapat oleh seorang hamba itu hanyalah dari Allah semata

dengan diwujudkan dengan menyebut nikmat-nikmat Allah, memuji, mensyukuri (berterima


kasih), dan menyanjung Allah atas nikmat tersebut
Lisan sebagaimana Allah berfirman: {‫}وأﻣﺎ ﺑﻨﻌﻤﺔ رﺑﻚ ﻓﺤﺪث‬

dengan diwujudkan dengan menggunakan nikmat tersebut kepada hal-hal yang Allah ridhoi,
Anggota bersamaan dengan melakukan amal ketaatan dengan niat taqarrub kepada Allah, dan
menjauhi maksiat karena tunduk kepadaNya
Badan
‫وإذا اﺑﺘﻠﻲ ﺻﺒﺮ‬
Dan semoga Allah menjadikanmu orang yang bersabar apabila diuji

Sabar dalam tiga perkara:

Sabar saat - Tetap berprasangka baik terhadap Allah


1 tertimpa - Menahan lisan dari mencela dan berkata buruk
Musibah - Tidak menampar pipi, merusak barang, merobek baju, dll

Sabar ● Bersabar menegakkan Sholat 5 Waktu di Masjid bagi laki-laki


2 menjalani ● Bersabar Sholat 5 Waktu tepat pada waktunya (laki-laki dan perempuan)
Ketaatan ● Bersabar membaca Al-Qur`an. Sholat Malam, Menuntut Ilmu, Memakai Jilbab

Sabar - Bersabar tidak pacaran sebelum menikah


3 menjauhi - Bersabar tidak merokok
Maksiat - Bersabar tidak melihat atau menonton hal-hal yang Allah haramkan
‫وإذا اﺑﺘﻠﻲ ﺻﺒﺮ‬
Dan semoga Allah menjadikanmu orang yang bersabar apabila diuji

Ketika tertimpa musibah,


Manusia terbagi menjadi 4 keadaan:

1 Murka Hukumnya HARAM, bahkan termasuk dosa besar


- dengan Hati : Suudzon (berburuk sangka) kepada Allah
- dengan Lisan : Berteriak histeris, mencela, melaknat, mencaci, memaki
- dengan Anggota Badan : Menampar pipi, merobek baju, menjambak rambut

2 Sabar ● Hukumnya WAJIB dengan kesepakatan Ulama


● Waiib bersabar dengan Hati, Lisan, dan Anggota Badan
● “Sabar adalah setengah keimanan” (Imam Ahmad)
‫وإذا اﺑﺘﻠﻲ ﺻﺒﺮ‬
Dan semoga Allah menjadikanmu orang yang bersabar apabila
tertimpa musibah dan cobaan

Ketika tertimpa musibah,


Manusia terbagi menjadi 4 keadaan:

3 Ridho - Hukumnya: MUSTAHAB (disukai)


- Ridho dengan Hati, Lisan, dan Anggota Badan
- Ridho lebih tinggi tingkatannya daripada Sabar

4 Syukur ● Hukumnya: MUSTAHAB (lebih disukai dari Ridho)


● Bersyukur dengan Hati, Lisan, dan Anggota Badan
● Bersyukur ketika tertimpa musibah adalah tingkat tertinggi, terbaik, dan yang
paling utama, serta paling sempurna
‫وإذا أذﻧﺐ اﺳﺘﻐﻔﺮ‬
Dan semoga Allah menjadikanmu orang yang senantiasa beristighfar (memohon
ampun kepada Allah) apabila berbuat dosa

Maksudnya:
“Semoga Allah memudahkanmu untuk beristighfar (memohon
ampun kepada Allah) apabila berbuat dosa dan maksiat.”

Rasulullah ‫ﺻﻠﻰ ا ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﻢ‬


bersabda:
“Orang yang bertaubat dari
suatu dosa itu seperti orang
yang tidak pernah berbuat
dosa tersebut.”
(HR. Ibnu Majah, dishahihkan Al-Albani)

Al-Imam Ibnul Qoyyim:


“Apabila dampak dari dosa
telah dihapus dengan Taubat, “Beruntunglah orang yang mendapatkan di
maka dosa tersebut seperti dalam catatan amalnya Istighfar yang banyak
tidak ada dan tidak pernah
terjadi.”
(Thoriqul Hijratain, hlm. 231)
Kesimpulan:
- Seorang hendaknya memohon keberkahan kepada Allah di dalam ilmunya, rezekinya, hartanya,
keluarganya, dsb.
- Yakinlah dengan seyakin-yakinnya bahwa Dzat Yang Mampu Memberi Nikmat hanya Allah
- Tanda kebahagiaan seorang hamba diantaranya :
● Bersyukur apabila diberi Nikmat oleh Allah
● Bersabar apabila diuji oleh Allah
● Beristighfar (memohon ampun kepada Allah) apabila berbuat dosa
- Bersyukur, Bersabar, dan Beristighfar tidak cukup hanya dengan lisan, tetapi dengan Hati, Lisan,
dan Anggota Badan
- Kebahagiaan yang dimaksud oleh penulis adalah kebahagiaan di dunia (dengan tenangnya hati
dan keistiqomahan hingga akhir hayat) dan kebahagiaan di akhirat (dengan tenangnya
menghadapi keadaan akhirat dan dimasukkan ke dalam Surga serta melihat WajahNya Yang Mulia
‫)ﺑﺎرك وﺗﻌﺎﻟﻰ‬

Anda mungkin juga menyukai