dengan Injeksi Micellar-Polymer Eko Sumber Siswoyo, SPE Student Member, Mahasiswa Teknik Perminyakan, UPN “Veteran” Yogyakarta, Indonesia.
Copyright 1999, Society of Petroleum Engineers Asia-Pacific Region.
reservoir, serta sifat fisik fluida dan batuan This paper was prepared for presentation at the 1999 SPE Asia Pacific Student reservoir lainnya. Paper Contest held in Jakarta, Indonesia, 20–22 April 1999. This paper was elected for presentation by an SPE Program Committee following review of Usaha untuk menguras sisa minyak yang information contained in an abstract submitted by the author(s). Contents of the paper, as resented, ave not been reviewed by the Society of Petroleum Engineers tertinggal tersebut, dilakukan dengan metode and are subject to correction by the author(s). The material, as presented, does EOR (Enhanced Oil Recovery). Salah satu not necessarily reflect any position of the Society of Petroleum Engineers, its officers, or members. Papers presented at SPE meetings are subject to metode EOR yang dapat dipakai adalah metode publication review by Editorial Committees of Sthe Society of Petroleum Engineers. Electronic reproduction, distribution, or storage of any part of this paper injeksi kimia. Metode injeksi zat kimia ini dapat for commercial purposes without the written consent of the Society of Petroleum Engineers is prohibited. Permission to reproduce in print is restricted to an abstract mengatasi masalah tersebut antara lain dengan of not more than 300 words; illustrations may not be copied. The abstract must cara-cara sebagai berikut : contain conspicuous acknowledgment of where and by whom the paper was presented. Write Librarian, SPE, P.O. Box 833836, Richardson, TX 75083-3836, 1. Mengurangi mobilitas ratio antara air U.S.A., fax 01-972-952-9435. dengan minyak sehingga dapat meningkatkan efisiensi penyapuan. SARI 2. Meningkatkan efisiensi pendesakan dengan Hasil Evaluasi dari proses produksi mengurangi gaya-gaya kapiler dan konvensional tahap lanjut (terutama pada menurunkan tegangan antar muka fluida. injeksi air) menunjukkan bahwa besarnya gaya 3. Memperbesar porositas dan permeabilitas kapiler yang terjadi mengakibatkan tidak batuan sehingga dapat menghilangkan tersapunya fluida minyak secara merata. Gaya adanya tortuocity. kapiler terjadi karena adanya tegangan antar 4. Meningkatkan transmisibility batuan. muka (inter-facial tension, IFT) minyak – air 5. Memecahkan rigide batuan sehingga fluida yang timbul dari pengaruh gaya viscous yang dapat mengalir dengan mudah. menyebabkan tertinggalnya fluida minyak Dengan adanya injeksi zat kimia dibelakang zona penyapuan air injeksi (by- tersebut, berarti akan terjadi perubahan pada passed oil). Dengan injeksi Micellar-Polymer, sifat fisik fluida dan batuan reservoir yang diharapkan dapat menyapu dan mendorong by berpengaruh terhadap efisiensi pendesakan passed oil dengan mengurangi tegangan antar dan efisiensi penyapuan. muka antara minyak dengan air. Metode injeksi zat kimia yang dibahas pada paper kali ini adalah injeksi micellar- polymer, sering disebut juga dengan injeksi PENDAHULUAN surfaktan-polimer atau injeksi emulsi mikro Dalam tahap produksi primer dan produksi sekunder, minyak tidak dapat DASAR TEORI sepenuhnya dikuras habis. Hal tersebut berarti, Konsep Pendesakan bahwa pada saat proses produksi berakhir, Suatu fluida yang terdapat di dalam masih terdapat sisa minyak yang tertinggal di reservoir apabila didesak oleh fluida lainnya, dalam reservoir. Hal ini disebabkan karena maka akan terdapat suatu zona transisi atau tidak sempurnanya efisiensi penyapuan zona campuran. Zona tersebut mempunyai reservoir dan terjebaknya minyak dalam perubahan saturasi dari fluida pendesak dan matriks batuan. Penjebakan minyak tersebut fluida yang didesaknya dengan jarak yang dipengaruhi oleh tekanan kapiler, wettabilitas cukup jelas, seperti pada Gambar 1. 1 Zona transisi akan mempunyai dengan fluida yang didesak (misalnya minyak perubahan saturasi fluida dengan variasi 100% yang sangat berat) atau terdapatnya suatu fluida pendesak sampai 100% fluida yang perbedaan porositas yang sangat besar pada didesak. Bagian reservoir yang diisi oleh fluida reservoir tersebut, maka zona transisinya akan pendesak terus bertambah besar dan minyak semakin besar dan bidang front antara fluida yang terdesak terus berkurang, karena pendesak dengan fluida yang didesak tidak sebagian mulai terproduksi dari sumur tampak dengan jelas. Di samping itu suatu produksinya. penerobosan fluida pendesak lebih mungkin terjadi, sehingga akan meninggalkan residu Pendesakan Tak Tercampur fluida yang didesak oleh minyak. Ilustrasi mengenai proses geometri aliran, dapat dilihat Pendesakan tak tercampur (immicible pada Gambar 2. 2 displacement) adalah proses pendesakan Asumsi – asumsi yang digunakan dalam dengan menginjeksikan fluida yang mempunyai persamaan fraksi aliran adalah 3) : sifat tidak mencampur dengan fluida reservoir 3) 1. Aliran mantap (steady state), . 2. Sistem pendesakan dari dua fluida yang Apabila fluida pendesak bersifat tidak tidak larut satu sama lain (immiscible), membasahi, maka akan terbentuk suatu bidang 3. Fluida tidak dapat dimampatkan, dan antar permukaan, antara fluida yang 4. Aliran terjadi pada media berpori yang membasahi dan fluida yang bersifat tidak homogen. membasahi. Fluida injeksi harus melalui bidang Persamaan yang digunakan untuk meng- antar muka tersebut supaya dapat masuk ke hitung efisiensi pendesakan dikembangkan reservoir, untuk itu diperlukan suatu gradien pertama kali oleh Buckley-Leverret. tekanan pendesakan (displacement pressure). Untuk pendesakan satu dimensi di dalam Pada lubang pori-pori yang kecil saja gradien media berpori, fraksi aliran fluida pendesak tekanan yang diperlukan sangat besar, adalah : terutama pada lubang bor. Dengan demikian, pada umumnya injeksi fluida yang bersifat M λ Δρgsinα λ 1∇Pc .......... (2-1) tidak membasahi akan lebih efisien jika f1 = − 1 + 1+ M ν(1 + M) ν(1 + M) digunakan pada daerah yang mempunyai λ1 k r1μ 2 ......................................... (2-2) lubang pori-pori yang besar. M= = λ2 k r2μ 1 Apabila fluida pendesak bersifat membasahi, maka gradien tekanan pendesakan Fraksi aliran fluida yang didesak dapat tidak mutlak diperlukan. Proses pendesakan dihitung dari persamaan fraksi aliran fluida akan terus berlangsung selama fluida yang pendesak, sebagai berikut : didesak masih terus mengalir hingga dicapai suatu keadaan dimana fluida yang didesak μ1 f1 = .................................................. (2-3) akan merupakan fasa tidak kontinyu dan μ1 +μ 2 mempunyai harga permeabilitas efektif f 2 = 1 − f1 ..................................................... (2-4) mendekati harga nol yang sudah dapat mengalir lagi. Fraksi aliran adalah fungsi dari saturasi Proses pendesakan oleh fluida sepanjang variasi permeabilitas relatif. Plot membasahi lebih efisien jika dibandingkan antara fraksi aliran versus saturasi fluida dengan pendesakan oleh fluida yang tidak pendesak disebut kurva fraksi aliran (fractional membasahi. Hal ini terjadi karena adanya efek flow curve), yang biasanya bebrbentuk kurva – kapiler, gradien saturasi di belakang front, zona S. Bentuk sebenarnya dari kurva ini dan transisi yang sempit dan saturasi fluida yang posisinya tergantung dari kurva permeabilitas diinjeksi lebih sempit. relatif, viskositas fluida, densitas, sudut Apabila fluida pendesak lebih viscous kemiringan dan hubungan saturasi-tekanan daripada fluida yang didesak (seperti air kapiler. mendesak gas atau minyak ringan) dan Kemajuan front pendesakan tak perbedaan porositas yang terdapat pada tercampur dapat ditentukan dengan batuan reservoir tidak begitu banyak, maka menghitung saturasi fluida pendesak sebagai bidang front akan lebih jelas nampak. Jadi fungsi waktu dan jarak dari slope kurva semua fluida yang didesak, baik gas ataupun fractional flow. Termasuk juga waktu minyak akan mengalir di depan front breakthrough pada saat fluida pendesak tiba di sedangkan di belakang front hanya terdapat ujung media berpori dan kemudian terproduksi saturasi sisa dari fluida-fluida yang didesak water cut. Saturasi fluida pendesak rata-rata tersebut. sebelum breakthrough ditentukan dengan Apabila air yang merupakan fluida material balance untuk media berpori, setelah pendesak kurang viscous jika dibandingkan brekthrough ditentukan dengan perluasan tangen terhadap kurva fractional flow pada Tekanan Kapiler satu titik yang menghubungkan kondisi di Pada suku ketiga persamaan fraksi aliran, ujung jalan keluar. menunjukkan perbandingan gaya kapiler dan Hal ini dapat dilakukan pada waktu yang gaya viscous. Gradien tekanan tekanan kapiler berbeda-beda sampai producing cut (yang dalam arah aliran adalah positif, karena gradien sama dengan harga f1 pada ujung jalan keluar) saturasi air dan turunan tekanan kapiler tercapai batas yang telah ditentukan. berkenaan dengan saturasi air adalah negatif. Efisiensi pendesakan minyak (ED), jika Oleh karena itu pengaruh tekanan kapiler terdapat dua fluida di dalam proses adalah untuk menaikkan aliran fraksional fluida pendesakan tak tercampur (immiscible) seperti pendesak pada saturasi air yang diberikan. yang digambarkan di atas, dapat dirumuskan Pengaruh ini lebih nyata pada saturasi air sebagai berikut : yang lebih luas, seperti didekat flood front. S B Akibatnya, jika tekanan kapiler cukup, maka E D = 1 − o α ........................................... (2-5) saturasi front akan menyebar di atas jarak Sα Bo tertentu. Gambar Gambar 4 menunjukkan pengaruh Berdasarkan persamaan fraksi aliran, maka tekanan kapiler terhadap profil saturasi dalam faktor yang memperngaruhi pendesakan pendesakan tak tercampur. taktercampur adalah mobilitas rasio, gaya gravitasional, dan tekanan kapiler. Distribusi Saturasi saat Pendesakan Pada saat injeksi fluida mulai Mobilitas rasio dilaksanakan melalui suatu sumur injeksi, maka Pada suku pertama dalam persamaan, fluida injeksi tersebut akan mengisi pori-pori yang menunjukkan gaya viscous merupakan yang semula ditempati oleh fluida yang faktor yang berpengaruh pada fraksi aliran. didesaknya. Fluida yang didesak tersebut akan Pada harga saturasi tertentu, fraksi aliran fluida berusaha menuju sumur produksi dengan pendesak lebih kecil pada mobilitas rasio yang mendesak fluida yang terdesak didepannya. kecil. Akibatnya terjadi keterlambatan Pada zona transisi akan terdapat suatu breakthrough dan meningkatkan efisiensi perkembangan saturasi, dari saturasi fluida pendesakan pada volume yang diinjeksikan. pendesak di belakang dan saturasi fluida yang Dengan kata lain, efisiensi pendesakan pada didesak di bagian depannya. Perubahan abandonment akan lebih tinggi pada mobilitas saturasi ini tidak dialami oleh bagian reservoir rasio yang lebih kecil karena berkurangnya yang tidak tersapu oleh fluida pendesak. producing cut dari fluida pendesak. Apabila fluida yang dapat didorong yang terdapat di muka front lebih dari satu seperti minyak dan gas, maka distribusi saturasi yang Gaya Gravitasional berada di depan front akan lebih kompleks jika dibandingkan dengan hanya satu fluida saja. Suku kedua menyajikan perbandingan Contohnya adalah proses pendesakan air antara gaya gravitasional dan gaya viscous. Hal pada reservoir solution gas drive. Minyak dan ini dapat ditulis lagi sebagai Bilangan Gravitasi gas yang ada dalam reservoir, keduanya dapat (Ng), untuk kasus ini tekanan kapiler dapat bergerak. Gas umumnya mempunyai viskositas diabaikan, adalah : yang lebih kecil dan mobilitas yang lebih besar dari minyak, sehingga gas akan lebih cepat f1 = M M+1 [ ] 1 − N g sin α ............................ (2-6) bergerak meninggalkan minyak. Perbedaan mobilitas ini membentuk zona tertentu didepan λ 2Δρg front yang mempunyai saturasi minyak yang Ng = ............................................. (2-7) lebih besar. Zona ini disebut zona “oil bank”. u Dalam zona transisi fluida pendesak dan Jika harga (Ng sin α) berarti, gaya fluida yang didesak, saturasi dan fraksi aliran gravitasional akan cukup berpengaruh kuat fluida pendesak akan bertambah besar ke arah terhadap kurva fraksi aliran. Harga positif yang sumur injeksi, kemudian saturasi dan fraksi lebih tinggi dari Ng sin α menurunkan fraksi aliran fluida yang didesak akan bertambah aliran fluida pendesak pada saturasinya. Jadi besar ke arah sumur produksi. Pada beberapa pengaruh gaya gravitasional positif sama proses injeksi, fluida yang diinjeksikan akan dengan pengaruh mobilitas rasio yang kecil. mengisi semua ruangan pori-pori di daerah Gambar 3 menunjukkan pengaruh mobilitas reservoir yang tersapu. Ada juga kemungkinan rasio dan gaya gravitasional terhadap efisiensi bahwa fluida yang diinjeksikan tidak dapat pendesakan. mengisi semua pori-porinya, karena pori-pori tersebut ditempati oleh minyak, air atau gas Mobilitas fluida kadang-kadang tidak beraneka yang merupakan suatu saturasi residu. ragam harganya untuk suatu reservoir pada saat proses pendesakan berlangsung, tetapi Cadangan Minyak Sisa bila terjadi perubahan biasanya dicari harga rata-ratanya sehingga dapat digunakan untuk Cadangan minyak sisa merupakan perhitungan. cadangan minyak yang belum dapat Mobilitas rasio didefinisikan sebagai terproduksi pada tahap produksi primer, karena perbandingan mobilitas minyak dengan cadangan minyak sisa tersebut terjebak dalam mobilitas fluida pendesak. Mobilitas rasio air matrik batuan 5). Penjebakan minyak ini terhadap minyak dinyatakan sebagai : disebabkan oleh adanya gaya-gaya kapiler dan tidak sempurnanya efisiensi penyapuan dan λw k μ pendesakan. M w,o = = rw x o ........................ (2-7) λo k ro μw Cadangan minyak sisa dapat dibedakan menjadi dua 5), yaitu : Persamaan diatas menggunakan asumsi- 1. Unrecovered m mobile obile oil, yaitu cadangan asumsi : minyak sisa karena berkurangnya 1. Pendesakannya seperti pendesakan piston kemampuan reservoir untuk mengangkatnya (piston like displacement), yaitu saturasi keatas, berkaitan dengan penurunan tekanan fluida yang didesak berkurang dengan tajam dan temperatur reservoir. Cadangan ini dari saturasi awal sampai dengan ke saturasi dapat diproduksi dengan proses residunya setelah dilalui bidang front. konvensional, yaitu dengan memperbaiki 2. Pada daerah yang belum tersapu oleh fluida ataupun menambah kinerja tekanan pendesak hanya terdapat satu aliran fluida reservoir, misalnya dengan menggunakan saja yaitu fluida yang didesak, sedangkan metode Artificial Lift, seperti Electric pada daerah yang tersapu juga terdapat Submersible Pump dan Gas Lift, ataupun aliran satu macam fluida yaitu fluida yang dengan metode injeksi air (water flood). merupakan fluida pendesak. 2. Immobile oil, merupakan cadangan minyak 3. Seluruh batuan reservoir mempunyai spesifik yang tersisa dari produksi primer dan permeabilitas yang sama (reservoir homogen sekunder. Minyak ini hanya dapat diproduksi isotropik) dengan metode produksi tahap lanjut 4. Viskositas, permeabilitas efektif, mobilitas (Enhanced Oil Recovery, EOR) fluida pendesak dan fluida yang didesak Tahap produksi primer hanya dapat dianggap tetap selama pendesakan memproduksi 1/3 dari OOIP, dimana 2/3 dari berlangsung. OOIP tidak dapat diproduksi dengan teknologi 5. Apabila proses pendesakannya oleh fluida konvensional. Penerapan teknologi EOR yang tercampur, maka permeabilitas efektif diharapkan dapat memproduksi sekitar 20% - fluida pendesak dan fluida yang didesak 30% dari cadangan minyak sisa tersebut, adalah sama. Dengan demikian mobilitas seperti yang terlihat pada Gambar 5.5 rasionya dapat disederhanakan menjadi perbandingan visko-sitasnya saja. Mobilitas Fluida Mobilitas fluida adalah suatu ukuran Efisiensi Pendesakan yang menunjukkan kemudahan suatu fluida Efisiensi pendesakan adalah untuk mengalir melalui media berpori dengan perbandingan antara volume hidrokarbon yang suatu gradien tekanan tertentu. dapat didesak dari pori-pori dengan volume Mobilitas Fluida didefinisikan sebagai hidrokarbon total dalam pori-pori tersebut3). perbandingan antara permeabilitas efektif Dalam kenyataannya, efisiensi pendesakan fluida tersebut terhadap viskositasnya pada merupakan fraksi minyak atau gas yang dapat kondisi reservoir, sesuai dengan persamaan 4) : didesak setelah dilalui oleh front dan zona transisinya. Kf λf = ...................................................... (2-8) Pada kasus pendesakan linier, contohnya µf media berpori berbentuk silinder seperti (Subscript f menunjukkan fluida-fluida tertentu, Gambar 2, 2 kemudian semua pori-pori di seperti minyak, air dan gas.) belakang front dapat diisi oleh fluida Mobilitas merupakan fungsi dari sifat- pendesaknya, maka efisiensi volumetrik akan sifat fluida batuannya, harganya bervariasi mencapai 100% dan hubungan umum yang sesuai dengan saturasi, tekanan dan menunjukkan efisiensi pendesakan adalah temperaturnya. Mobilitas fluida akan berbeda- sebagai berikut : beda tergantung pada tempat fluida itu berada dan waktu pelaksanaan injeksi fluidanya. S oi − S or b. Korelasi Efisiensi Penyapuan Areal Ed = ........................................... (2-9) Soi Untuk sumur dengan pola yang teratur pada reservoir yang homogen, diperlukan korelasi Dalam kenyataan, harga Sor dan Ed akan efisiensi penyapuan areal. Korelasi ini konstan sampai pada bidang front mencapai dipersiapkan untuk pengujian pendesakan titik produksinya. Pada saat dan sebelum dan dibantu dengan beberapa pertimbangan breaktrough terjadi, efisiensi pendesakan analitik. Efisiensi penyapuan areal pada ditunjukkan oleh persamaan : volume pori yang telah diinjeksi, akan S − (Sor ) BT berkurang dengan naiknya perbandingan (E d ) BT = oi ............................ (2-10) mobilitas. Perbandingan mobilitas akan Soi meningkat dengan naiknya volume yang Harga Sor akan berkurang dan Ed akan telah diinjeksikan, sehingga harga akhir bertambah dengan terus berlalunya zona untuk efisiensi penyapuan areal akan diambil transisi melalui sumur produksi, sehingga pada harga volume pori yang telah setelah zona transisi ini berlalu akan diperoleh diinjeksikan dihubungkan dengan limiting harga Sor minimum yang merupakan harga cut yang ditentukan dalam produksi. saturasi minyak irreducible dan efisiensi Hal yang perlu dicatat adalah daerah harga pendesakan mencapai harga maksimum, sesuai efisiensi penyapuan yang ditentukan dari dengan persamaan : korelasi tidak dapat menunjukkan beberapa anisotropi (directional permeability variation) S − (Sor ) min atau hetero-genitas tertentu. (E d ) max = oi .......................... (2-11) S oi Pada kebanyakan korelasi penyapuan areal, perbandingan mobilitas dihitung dengan memakai permeabilitas relatif end-point, yang akan menghasilkan mobilitas rasio rata- Efisiensi Penyapuan rata. Mobilitas rasio didefinisikan sebagai Efisiensi penyapuan didefinisikan perban-dingan antara mobilitas total fluida sebagai perbandingan antara luas daerah dibelakang front pendesakan dengan di hidrokarbon yang telah didesak di depan front depan front pendesakan, dirumuskan dengan dengan luas daerah hidrokarbon seluruh persamaan : reservoir atau dengan luas daerah hidrokarbon yang terdapat pada suatu pola. (λ r1 + λ r2 ) b M= ................................ (2-12) (λ r1 + λ r2 ) a
Subskrip b dan a berturut-turut menunjukkan
Efisiensi Penyapuan Areal kondisi pada saturasi rata-rata di belakang Efisiensi penyapuan areal didefinisikan front dan saturasi awal didepan front. sebagai perbandingan antara luasan reservoir c. Pengaruh Viscous Fingering yang kontak dengan fluida pendesak terhadap luas areal total atau fraksional dari reservoir Front pendesakan yang tidak stabil akan yang tersapu oleh fluida injeksi. Pada pola menyebabkan fluida pendesak tersembul di sumur yang terbatasi, efisiensi tersebut dapat dalam lebar finger yang kecil melewati fluida diperkirakan sebagai fungsi dari bentuk pola, terdesak. Sebagai hasilnya fluida terdesak volume pori yang diinjeksikan dan tertinggal di belakang front pendesakan. perbandingan mobilitas. Kegiatan perolehan Keadaan seperti ini terjadi di dalam reservoir minyak tahap lanjut tidak semuanya yang homogen dan terlebih lagi pada menggunakan pola sumur terbatasi, sehingga heterogenitas reservoir. Viscous fingering efisiensi penyapuan areal akan lebih rendah berhubungan langsung dengan perbedaan dari coverage factor. viskositas antara fluida pendesak dengan fluida terdesak. a. Faktor Cakupan (coverage factor) Keberadaan viscous fingering pada proses Coverage factor (faktor cakupan) adalah pendesakan akan berpengaruh pada perbandingan sederhana antara volume penentuan efisiensi pendesakan. Jika reservoir pada sumur dengan pola yang pengaruh viscous fingering tidak teratur, dengan volume reservoir total, memasukkan pada perhitungan efisiensi seperti terlihat pada Gambar 6 6. Volume pendesakan, dan diketahui pengaruh reservoir digunakan sebagai pengganti areal tersebut ada, maka harus dilakukan untuk memasukkan variasi ketebalan beberapa koreksi pada penentuan efisiensi lapisan. penyapuan vertikal dan areal. Jika pengaruh viscous fingering dimasukkan tinggi, sehingga breakthrough air akan lebih dalam perhitungan efisiensi pendesakan, dahulu terjadi pada lapisan yang lebih maka volume yang tersapu sama dengan permeabel. daerah terinvasi (invaded region). Sedangkan jika tidak, maka volume penyapuan hanya INJEKSI ZAT KIMIA merupakan daerah yang terkena kontak Injeksi zat kimia adalah salah satu dengan fluida pendesak (contacted region). metode EOR (Enhanced Oil Recovery) dengan Perbedaan antara invaded dan contacted meng-injeksikan zat kimia ke dalam reservoir, region terdapat pada Gambar 7.7 dengan tujuan utama untuk mengubah sifat fisik fluida dan batuan reservoir yang Efisiensi Penyapuan Vertikal berpengaruh terhadap peningkatan efisiensi Efisiensi penyapuan vertikal pendesakan dan penyapuan. Untuk didefinisikan sebagai fraksi dari bagian vertikal meningkatkan efisiensi penyapuan dapat pada reservoir yang tersapu oleh fluida injeksi. dilakukan dengan mengurangi perbandingan Efisiensi penyapuan vertikal dipengaruhi oleh mobilitas antara fluida injeksi dengan fluida gravitasi dan hetero-genitas lapisan reservoir. reservoir, sedangkan untuk meningkatkan Pengaruh gravitasi disebabkan oleh perbedaan efisiensi pendesakan dapat dilakukan dengan densitas antara fluida pendesak dengan fluida mengurangi gaya kapiler. Di samping itu, terdesak. Jadi pengaruh gravitasi dapat terjadi injeksi zat kimia juga dapat memperbesar di semua reservoir (homogen dan heterogen). porositas dan permeabilitas batuan sehingga Gas akan mendahului minyak lewat bagian dapat menghilangkan adanya tortuocity, atas (over-rides) dan air akan mendahului meningkatkan transmisibilitas, serta minyak pada bagian bawah (under-runs), memecahkan rigide batuan karena itu terjadi breakthrough lebih awal di bagian atas dan bawah reservoir. Secara teori, stabilitas front pendesakan dan sudut ke arah Jenis Zat Kimia mana menghadap (terhadap arah aliran) Surfaktan berhubungan dengan laju penginjeksian, Tipikal monomer surfaktan kutub mobilitas fluida dan perbedaan densitas. nonpolar (lypophile moiety) dan kutub polar Jika reservoir menunjukkan variasi (hydrophile moiety), atau disebut juga permeabilitas dan porositas terhadap amphiphile. kedalaman, heterogenitas lapisan, flood front Struktur kimia monomer surfaktan secara akan terpengaruh oleh variasi tersebut. Fluida umum dilambangkan dengan ‘tadpole’, dimana pendesak akan bergerak lebih cepat dilapisan ekornya adalah kutub nonpolar dan kepalanya dengan permeabilitas yang tinggi dan sebagai kutub polar, seperti terlihat pada breakthrough terjadi lebih awal dalam sumur Gambar 8. 8 produksi. Jenis-jenis Surfactant yang biasa digunakan dalam injeksi zat kimia adalah Efisiensi Invasi sodium dodecyl sulfate dan sulfonate, seperti Efisiensi invasi didefinisikan sebagai terlihat pada Gambar 9 dan Gambar 10 10. perbandingan antara volume hidrokarbon Berdasarkan pada jenis kutubnya, dalam pori-pori yang telah didesak oleh fluida surfactant dapat dibedakan menjadi 4 jenis, atau front terhadap volume hidrokarbon yang yaitu : masih tertinggal di belakang front. Pada efisiensi penyapuan, seolah-olah dianggap bahwa yang sedang mengalami proses Jenis Contoh pendesakan mempunyai sifat merata (uniform) Sulfonates, Sulfa-tes, ke arah vertikal. Pada keadaan yang Carboxyla-tes, Phosphates. sebenarnya, dalam reservoir jarang terjadi hal Anionics seperti itu. Oleh karena itu, supaya pengaruh Quaternary am-monium aliran ke arah vertikal turut diperhitungkan, organics, Pyridinum, Imida- maka harus diketahui efisiensi invasi. Cationics zolinium, Piperidi- nium. Pengaruh perubahan sifat batuan ke arah Alkyl-, Alkyl- acyl- Acyl-, vertikal dinyatakan dengan adanya perlapisan Acylamin-do-, Aminepoly-glycol. dalam reservoir yang sifat batuannya berbeda Nonionics terutama permeabilitasnya. Pengaruh perlapisan terhadap bidang front atau zona Aminocarboxylie Acids transisi adalah bidang front akan bergerak lebih Amphoterics cepat pada daerah dengan permeabilitas yang Polimer dengan penambahan alkohol tertentu. Berat Jenis-jenis polimer yang dapat digunakan molekul ± 5 juta dan memiliki kerentanan dalam proses injeksi polimer antara lain adalah yang relatif lebih besar terhadap bakteri jika xanthan gum, hydrolized polyacrylamide di bandingkan dengan polyacrylamide. (HPAM), polimer gabungan (copolymer) antara Xanthan Gum tidak sensitif terhadap monomer asam akrilik (acrylic acid) dengan salinitas dan tahan terhadap kerusakan acrylamide, gabungan polimer antara mekanik, sehingga lebih mudah acrylamide dengan 2-acrylamide 2-metil menanganinya dalam hubungannya dengan propana sulfonat (AM/AMPS), peralatan di lapangan. hydroxyethylcellulose (HEC), carboxymethyl- Kelemahan dari Xanthan Gum adalah hydroxyethylcellulose (CMHEC), menyebabkan adanya penyumbatan formasi polyacrylamide (PAM), polyacrylic acid, glucan, dan lemah terhadap serangan bakteri. dextran polyacrylic oxide (PEO), dan polyvinyl Problem pernyumbatan formasi dapat alcohol. Dari semua jenis tersbut, jenis polimer diperbaiki dengan filtrasi atau proses yang banyak digunakan dalam aplikasi penambahan dan bactericides dapat untuk lapangan adalah xanthan gum, hydrolized mencegah degradasi oleh bakteri. polyacrylamide dan copolymer acrylic acid- Temperatur yang cocok untuk Xanthan Gum acrylamide. adalah 160 °F 4). Struktur kimia dari Secara garis besar, jenis polimer yang polysacharide dapat dilihat pada Gambar 1212. beredar di pasaran dapat digolongkan menjadi dua jenis, yaitu polyacrylamide dan polysacharide. Mekanisme Injeksi Proses Injeksi Micellar Surfactan Polyacrylamide Pencampuran antara surfaktan dengan Molekul polyacrylamide adalah rangkaian minyak akan membentuk emulsi yang akan molekul yang sangat panjang dari unit mengurangi tekanan kapiler. Pada injeksi molekul acrylamide. Struktur kimia unit micellar-polymer kita tidak perlu acrylamide dan polimer polyacrylamide menginjeksikan zat kimia secara menerus, dapat dilihat pada Gambar 11 11. tetapi diikuti dengan fluida pendorong lainnya, Berat molekul dari polyacrylamide antara 1 yaitu air untuk meningkatkan efisiensi sampai 10 juta dan bersifat tahan terhadap penyapuan dan air pendorong. Skema injeksi serangan bakteri. Polyacrylamide mudah surfaktan (micellar) – polimer standar dapat terkena kerusakan mekanik karena rantainya dilihat pada Gambar 1313. yang sangat panjang sehingga mudah putus, Secara garis besar, injeksi micellar – polimer pecah. Polyacrylamide lebih sensitif terhadap terdiri dari salinitas tetapi lebih tahan terhadap • Chase water , digunakan sebagai tenaga serangan bakteri. pendorong fluida injeksi dari sumur injeksi ke Pada penambahannya untuk menaikkan sumur produksi. viskositas, polyacrylamide merubah • Polimer slug, penggunaan polimer dalam permeabilitas batuan reservoir, dan ini juga injeksi surfactan berfungsi sebagai mobility menurunkan mobilitas air injeksi. buffer, yaitu sebagai pengontrol mobilitas Jika permeabilitas batuan reservoir rendah, surfaktan dalam rangka effisiensi penyapuan maka polimer dengan konsentrasi rendah dan melindungi surfaktan dari fluida dapat digunakan untuk memperoleh pendorong. Mobility buffer biasanya berupa kestabilan mobilitas yang sama 4). campuran dari 250 – 2500 gr/cm3 polymer, 0 - 1% alkohol, stabilizers dan biocide, dimana Polysacharide volumenya berkisar antara 1 – 100% dari Polysacharide terbentuk dari proses volume pori injersi (Vpf). fermentasi pada bakteri (biopolimer). Jenis • Micellar (Surfactan) Solution, berupa polysacharide yang digunakan dalam proses surfactan dan tambahan oil recovering agent injeksi adalah xanthan gum, yang yang berupa alkohol (0-5%), cosurfactan (0- merupakan kotoran extracellular yang 5%), minyak, dan polimer. Volume larutan terbentuk pada permukaan sel mikroba. berkisar antara 5 – 20% Vpf. Xanthan Gum dihasilkan dari aktivitas • Preflush, merupakan larutan pembuka yang bakteri xanthomonas campsentris pada berupa air garam (Na+, Ca2+) yang berfungsi media karbohidrat, dengan tambahan protein untuk menurunkan salinitas air formasi, dan zat anorganik dari nitrogen. sehingga memungkinkan terjadinya Pemanasan dilakukan untuk mematikan percampuran antara air formasi dengan bakteri xanthomonas campsentris, dan setelah itu polimer diendapkan dari kaldu surfaktan yang diinjeksikan. Volume dari yang membentuk NaCl adalah ion yang preflush berkisar antara 0 – 100% Vpf. sangat mudah terurai menjadi Na++ dan Cl- , demikian juga dengan molekul surfaktan Larutan surfaktan yang diinjeksikan ke dalam air akan terurai menjadi R . SO3-3 dan dalam reservoir akan bersinggungan dengan H+. permukaaan gelembung minyak, surfaktan Konsekuensinya, bila dalam surfaktan bekerja sebagai zat aktif permukaan untuk flooding terdapat garam NaCl, maka akan menurunkan tegangan permukaan minyak-air. membentuk HCl dan R . SO3 Na, dimana Molekul surfaktan (R . SO3H) terurai keduanya bukan merupakan zat permukaan menjadi RSO3-3 dan H-2, ion RSO-3 akan dan tidak dapat menurunkan tegangan bersinggungan dengan permukaan gelembung permukaan minyak-air. minyak dan membentuk ikatan yang semakin kuat, gaya adhesi kecil sehingga terbentuk oil 4. Konsentrasi slug surfaktan bank untuk didorong dan diproduksikan. Konsentrasi surfaktan akan mempengaruhi Slug polimer yang diinjeksikan diantara adsorbsi. Semakin pekat konsentrasi slug fresh water adalah untuk mengurangi surfaktan, maka akan semakin besar kontak langsung dengan air reservoir yang adsorbsi yang dihasilkan hingga mencapai mengandung garam. Air garam menurunkan titik jenuh dimana batuan reservoir tidak lagi viskositas polimer. mengadsorbsi surfaktan. Jadi injeksi polimer tidak menurunkan saturasi 5. Kelakuan Polimer minyak sisa, tetapi memperbaiki perolehan minyak yang lebih dari injeksi air dengan Polyacrylamide dan polysacharide dikelom- menaikkan volume reservoir yang pokkan dalam fluida non-newtonian karena berhubungan. kelakuan alirannya terlalu kompleks yang Hal-hal yang mempengaruhi Mekanisme tidak dapat dicirikan oleh satu parameter Pendesakan yaitu viskocitas. Perbandingan shear rate Didasarkan pada sifat dan karakteristik dan shear stress tidak konstan. Karakteristik reservoir, serta sifat fluida injeksi, terdapat hal- mobilitas pengontrol dapat ditentukan hal yang akan berpengaruh terhadap dengan mengukur viskositas dan faktor mekanisme pendesakan pada injeksi micellar- screening. polymer. 6. Adsorpsi Polimer Hal-hal tersebut antara lain adalah : 1. Adsorbsi batuan reservoir Adsorpsi polimer tergantung dari jenis polimer dan batuan permukaan. Adsorpsi Adsorbsi batuan reservoir cenderung akan naik sejalan dengan naiknya salinitas. mengadsorbsi surfaktan dengan berat ekivalen yang tinggi (500 atau lebih). Hal ini 7. Polimer Retention menyebabkan adanya friknisasi, semakin Retensi polimer dibawah kondisi reservoir jauh dari titik injeksi berat ekivalent semakin akan selalu lebih rendah dari harga yang kecil. Jenis friksinasi ini yang menyebabkan terukur di laboratorium. recovery minyak semakin kecil, karena fungsi petroleum sulfonat menjadi kurang aktif. 8. Volume pori yang tidak dapat dimasuki Adsorbsi batuan reservoir disebabkan Polimer mengalir melalui media berpori karena gaya tarik-menarik antara molekul dengan kecepatan yang berbeda dengan air, surfaktan dengan batuan reservoir. Besarnya karena adsorpsi dan volume pori yang tidak gaya ini tergantung dari afinitas batuan dapat dimasuki. Adsorpsi cenderung reservoir terhadap surfaktan. membentuk ujung slug polimer bergerak 2. Clay dengan kecepatan lebih rendah dari water bank. Volume pori yang tidak dapat dimasuki Sifat clay yang suka air akan menyebabkan cenderung membuat slug polimer bergerak adsorbsi yang terjadi besar sekali. Untuk dengan kecepatan lebih rendah dari water reservoir yang mempunyai salinitas rendah, bank. peranan clay sangat dominan. 3. Salinitas Kriteria Teknis dan Batasan
Salinitas formasi berpengaruh terhadap Proses screening pada injeksi micellar-
penurunan tegangan permukaan minyak-air. polymer meliputi pemilihan unuk kriteria sifat Pada konsentrasi NaCl tertentu akan dan karakteristik reservoir, baik batuan maupun mengakibatkan penurunan tegangan fluida reservoir. Hal-hal yang dipertimbangkan permukaan minyak-air menjadi tidak efektif pada proses screening untuk pelaksanaan lagi. Hal ini disebabkan karena ikatan kimia injeksi micellar-polymer, antara lain adalah mobilitas rasio, temperatur reservoir, saturasi mobile oil, permeabilitas reservoir, serta jenis f. Kedalaman Reservoir. dan kedalaman reservoir 2). Kedalaman reservoir yang terlalu dangkal a. Mobilitas Rasio tidak efektif untuk pelaksanaan injeksi Reservoir yang memiliki mobilitas rasio micellar-polymer, demikian juga dengan minyak-air dengan kategori sangat tinggi reservoir yang terlalu dalam. Batasan pada (diatas 50) ataupun sangat rendah (kurang reservoir yang dangkal berkaitan dengan dari 1) merupakan kriteria yang harus tekanan injeksi yang akan digunakan. Hal ini dihindari dalam pelaksanaan injeksi micellar- juga akan berhubungan dengan polymer. Dari uji coba dihasilkan hahwa permeabilitas reservoir. Sedangkan pada injeksi micellar-polymer mempunyai kinerja reservoir yang dalam cenderung memiliki yang optimal pada reservoir dengan temperatur reservoir salinitas air formasi mobilitas rasio minyak-air pada kisaran yang tinggi. harga 1 sampai 42. Indikasi lain yang dapat dijadikan patokan untuk kriteria mobilitas Sedangkan batasan-batasan pada injeksi rasio adalah viscositas minyak. Viskositas micellar-polymer, meliputi : minyak pada reservoir yang dianjurkan untuk a. Sifat formasi yang relatif homogen injeksi micellar-polymer adalah antara 5 – b. Tingginya kandungan anhidrit, gipsum dan 125 cp (maksimum pada harga 200). lempung dalam formasi c. Surfaktan yang ada saat ini, terbatas pada kondisi dimana kadar Cl (dalam air formasi) b. Temperatur Reservoir. 20000 ppm dan kadar ion Ca++ dan Mg++ 500 Screening pada temperatur reservoir ppm. didasarkan pada penurunan performance kinerja polimer yang berhubungan dengan CONTOH APLIKASI LAPANGAN temperatur. Seabagai catatan, Aplikasi lapangan yang akan dibahas polyacrylamide akan mengalami penurunan pada kesempatan ini adalah pada Loudon Pilot pada temperatur diatas 250 oF, sedangkan Field, United States, tahun 1988. xanthan gum pada temperatur diatas 175 oF. Loudon field digunakan sebagai c. Saturasi Mobile Oil lapangan uji coba injeksi micellar-polymer dengan menggunakan pola five spot (4 sumur Reservoir yang dianjurkan untuk injeksi dan 1 sumur produksi ditengah, dengan pelaksanaan injeksi micellar-polymer adalah jarak masing-masing 0,68-acre). reservoir dengan harga saturasi mobile oil diatas 15 % PV. Karakteristik Reservoir d. Permeabilitas Reservoir. Karaktersitik batuan : Berdasarkan pada rendahnya mobilitas zat Lapisan : Missisipi Chester kimia injeksi (terutama polimer), jika (batupasir) dibandingkan dengan air injeksi ataupun air Ketebalan Rata-rata : 13-ft formasi, maka injeksi micellar-polymer tidak Kedalaman : 1550-ft akan effektif jika diterapkan pada reservoir Permeabilitas Rata- yang memiliki permeabilitas rendah. rata : 150 mD Besarnya permeabilitas reservoir yang Porositas : 19 % dianjurkan untuk injeksi micellar-polymer Var. Permeabilitas adalah diatas 20 mD (angka minimum pada (Dykstra-Parson) : 0,42 10 mD). Karaktersitik fluida : e. Jenis Reservoir. Saturasi minyak sisa Sebagian besar injeksi micellar-polymer (setelah injeksi air) : 25,5 % dilaksanakan pada formasi batu pasir, Viskositas : 5-cp @ 78o F walaupun tidak menutup kemungkinan Salinitas air formasi : 104.000 ppm@TDS pelaksanaannya pada formasi karbonat, walaupun dengan memperhatikan batasan Desain Fluida Injeksi yang berkaitan dengan heterogenitas Fluida injeksi dirancang untuk dapat reservoir, dan besarnya kandungan kalsium optimal dan effektif pada reservoir dengan dan magnesium karbonat. Satu hal yang kadar salinitas air formasi yang tinggi (yang harus dihindari adalah reservoir yang perlu diperhatikan adalah perlunya pre-flush mempunyai rekah yang besar. dan larutan tidak mengandung petroleum sulfonate surfactant) Desain pokok dari fluida injeksi yang • degradasi kimiawi pada temperatur yang digunakan pada Loudon Field adalah sebagai tinggi. berikut : 4. Injeksi micellar-polymer akan efektif pada Micellar- Micellar- - 40 % Volume pori (Vpf) reservoir jenis batu pasir dengan komposisi Polimer - Viskositas 28-cp fluida minyak yang menengah-ringan, dan Slug - Terdiri dari campuran 2,3 wt tidak efektif pada reservoir yang memiliki surfaktan (selain petroleum temperatur serta salinitas air formasi yang sulfonate) dengan air garam tinggi. yang mengandung biopolimer dengan konsentrasi 1000 ppm. TATA NAMA SIMBOL DAN SATUAN - Polimer - Viskositas 38-cp M = mobilitas rasio, Slug - Berupa air garam yang λ1 = mobilitas fluida pendesak, m2/Pa s (sebagai mengandung biopolimer λ2 = mobilitas fluida yang didesak, m2/Pa s buffer) dengan konsentrasi 1000 ppm. ∆ρ = perbedaan densitas, kg/m3 ν = kecepatan superficial (permukaan), m/s Tambahan - Oxigen Scavenger g = kecepatan gravitasi, m/s2 - Larutan Asam, dan α = sudut kemiringan, derajat - Well Tracers ∇Pc = gradien tekanan kapiler kr1 = permeabilitas relatif fluida pendesak, Hasil Uji Coba kr2 = permeabilitas relatif fluida yang didesak Hasil dari proses injeksi, mulai terlihat µ1 = viskositas fluida pendesak, Pa s setelah 25 % Vpf terproduksi, yang ditandai µ2 = viskositas fluida yang didesak, Pa s dengan peningkatan oil cut. Oil cut maksimum So = saturasi minyak rata-rata pada angka 0,26 tercapai pada saat 70 % Vpf terproduksi. Setelah produksi mencapai 225 % Sα = saturasi minyak awal rata-rata Vpf , tercatat bahwa 60 % dari OOIP telah Bo = faktor volume formasi minyak, RB/STB terproduksi. Ed = efisiensi pendesakan, fraksi Pada interpretasi log induksi Soi = saturasi minyak mula, fraksi menunjukkan bahwa lapisan bagian bawah memiliki effisiensi penyapuan yang lebih besar jika dibandingkan dengan bagian atas. DAFTAR PUSTAKA PUSTAKA Sedangkan dari penelitian fluida produksi diperoleh data adanya penurunan viscositas 1. Carcoana, Aurel, “Applied Enhanched Oil polimer yang sangat besar serta pengurangan Recovery”, Englewood Cliffs, konsentrasi bakteri biopolimer. Prentice Hall, New Jersey, 1992. Pada akhir proses tercatat bahwa 60 % dari fluida injeksi ikut terproduksi ke 2. Chang, H.L., “Polymer Flooding Technology : permukaan. Yesterday, Today and Tomorrow”, SPE 7043, Central Expwy, Dallas, KESIMPULAN Texas, 1978. 1. Injeksi micellar-polymer merupakan penyem- 3. Dedy K., “Pengantar Metode Produksi Tahap urnaan dari injeksi air, terutama yang Lanjut”, Jurusan Teknik berkaitan dengan effisiensi penyapuan dan Perminyakan, UPN “Veteran” peningkatan mobilitas. Yogyakarta, Yogyakarta, 1994. 2. Injeksi micellar-polymer dapat meningkatkan perolehan minyak dengan jalan 4. Lake, W.L., “Enhanched Oil Recovery”, a. menurunkan tegangan permukaan antara Englewood Cliffs, Prentice Hall, minyak-air, New Jersey, 1989. b. membentuk emulsi minyak, dan c. memperbaiki mobilitas. 5. Pinczewski, W.V. , “Enhanced Oil Recovery”, 3. Masalah yangs sering dihadapi dalam University of New South Wales pelaksanaan injeksi micellar-polymer antara Sydney, 1994. lain adalah : • proses yang mahal dan sukar, 6. Van Pollen, H.K., and Associates Inc., • masalah adsorpsi, “Fundamental of Enhanched Oil • interaksi antara surfaktan dan polimer, Recovery”, PennWell Books Co., serta Tulsa, Oklahoma, 1980.