Anda di halaman 1dari 111

IMPLEMENTASI FUNGSI PENGAWASAN PIMPINAN KANTOR

URUSAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN KINERJA PEGAWAI


(Studi Deskriptif Kantor Urusan Agama Kecamatan Cikidang
Kabupaten Sukabumi)

SKRIPSI
Diajukan Sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sosial Pada
Jurusan Manajemen Dakwah Fakultas Dakwah dan Komunikasi
Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung

Istia latifatul Hasanah


1194030048

JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH


FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2023 M/1444 H
ABSTRAK

Istia Latifatul Hasanah, Implementasi Fungsi Pengawasan Pimpinan Kantor Urusan Agama dalam
meningkatkan Kinerja pegawai ( Studi Deskriptif Kantor Urusan Agama Kecamatan Cikidang
Kabupaten Sukabumi)

Kantor Urusan Agama (KUA) adalah instansi pemerintah yang melaksanakan tugas dan
fungsi dari Kementrian Agama dalam bidang keagamaan, yang mana fungsi pokoknya adalah
memberikan layanan kepada masyarakat dilingkungan sekitarnya dalam hal bimbingan dan
pelayanan keagamaan. Dalam proses pelayanannya, KUA sebagai instansi pemerintah melakukan
dokumentasi terhadap segala aktifitas yang dilkakukannya, termasuk proses surat menyurat. KUA
Kecamatan Cikidang, yang menjadi objek studi kasus penelitian ini. Pada penelitian ini
menimbulkan beberapa kendala salah satunya ialah minimnya Sumber Daya Manusia, dalam hal
ini Kantor Urusan Agama terus mengupayakan dan meningkatkan sistem pengawasannya kepada
kinerja pegawai agar dengan adanya kendala tersebut dapat terjaganya mengoptimalisasi pada
tugas- tugas yang telah di berikan pimpinan kepada para kinerja pegawai.
Terori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori pengawasan yang di kemukakan
oleh Georgy R Terry apa yang direncanakan, bagaimana bentuk pengawasan, hasil evaluasi yang
telah dilaksanakan. Metode yang digunakan ialah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif.
Untuk pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik observasi, wawancara, dan studi
dokumentasi. Sehingga data yang terkumpul diklasifikasikan, kemudian di analisis untuk
memperoleh rumusan yang baik dan benar melalui pola pikir deduktif dan indikutif.
Hasil penelitian ini menujukkan bahwa tujuan fungsi pengawasan yang dilakukan Kepala
Kantor Urusan Agama Kecamatan Cikidang untuk mencegah terjadinya penyimpangan
pencapaian tunuan yang telah di tetapkan, agar proses kerja sesuai dengan prosedur yang telah
ditetapkan, dan berapdaptasi dengan lingkungan. Dengan beberapa syarat yaitu : Proses
pengawasan dilakukan secara langsung, optimal, dan mengadakan tindakan evaluasi ( perbaikan).

Kata kunci : Kantor Urusan Agama, Pengawasan, Evaluasi


ABSTRACT

Istia Latifatul Hasanah, Implementation of the Oversight Function of the Leaders of the Office of
Religious Affairs in Improving Employee Performance (Descriptive Study of the Office of
Religious Affairs in Cikidang District, Sukabumi Regency)

The Office of Religious Affairs (KUA) is a government agency that carries out the duties and
functions of the Ministry of Religion in the religious field, whose main function is to provide
services to the community in the surrounding environment in terms of religious guidance and
services. In the service process, KUA as a government agency documents all activities it
undertakes, including the process of correspondence. KUA Cikidang District, which is the object
of this research case study. This research raises several obstacles, one of which is the lack of
human resources, in this case the Office of Religious Affairs continues to strive for and improve
its monitoring system for employee performance so that with these constraints it can optimize the
tasks that have been given by the leadership to employee performance. .
The theory used in this study is the theory of supervision put forward by Georgy R Terry what is
planned, how is the form of supervision, the evaluation results that have been carried out. The
method used is descriptive method with a qualitative approach. For data collection is done using
observation techniques, interviews, and documentation studies. So that the collected data is
classified, then analyzed to obtain a good and correct formulation through deductive and
indicative mindsets.
The results of this study indicate that the purpose of the oversight function carried out by the
Head of the Cikidang District Religious Affairs Office is to prevent deviations from achieving the
set goals, so that the work process is in accordance with predetermined procedures, and adapts to
the environment. With several conditions, namely: The supervision process is carried out directly,
optimally, and conducts evaluation (remedial) actions.

Keywords: Office of Religious Affairs, Supervision, Evaluation


KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
ijin dan rahmatNya, peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“IMPLEMENTASI FUNGSI PENGAWASAN PIMPINAN KANTOR
URUSAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN KINERJA PEGAWAI”.
Penyusunan skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk
mencapai gelar Sarjana Sosial (S.Sos) pada Fakultas Komunikasi dan Dakwah
Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung. Shalawat serta salam
semoga tercurahkan kepada Nabi Muhammad Saw, keluarganya, sahabat, tabi’in
dan semua umat Islam hingga akhir zaman, amiin.
Peneliti menyadari bahwa menyelesaikan masa perkuliahan bukanlah
sesuatu hal yang mudah dan ringan, maka dari itu peneliti amat bersyukur atas
segala bimbingan, bantuan dan motivasi yang diberikan dari berbagai pihak,
sehingga pada akhirnya peneliti dapat menyelesaikan studi dan skripsi ini.
Maka dari itu, pada kesempatan ini peneliti menyampaikan terima kasih
kepada berbagai pihak yang senantiasa membimbing, membantu, dan memotivasi
peneliti dalam menyelesaikan studi dan skripsi ini. Penulis menyampaikan terima
kasih kepada pihak-pihak sebagai berikut:
1. Allah SWT yang telah memberikan kesehatan serta kelimpahan umur
kepada penulis, sehingga penulis dapat melaksanakan segala proses
penyusunan skripsi ini dengan baik
2. Prof. Dr. H. Mahmud, M. Si,. selaku Rektor UIN Sunan Gunung Djati
Bandung.
3. Prof. Dr.H. Ahmad Sarbini M.Ag.,MMC selaku Dekan Fakultas
Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
4. Bapak Dr. H. Arif Rahman, S. Ag., selaku Ketua Jurusan Manajemen
Dakwah UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
5. Bapak Herman, S.Ss,I., M. Ag., selaku Sekretaris Jurusan Manajemen
Dakwah UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
6. Prof. Dr.H. Ahmad Sarbini M.Ag.,MMC dan Dr. Hj. Dewi Sadiah
S.Ag M.Pd. selaku Dosen pembimbing skripsi yang telah bersedia
menyediakan waktu, tenaga, pikiran untuk mengarahkan peneliti dalam
penyusunan skripsi ini.
7. Dra. Hj. Yuliani,. M.Pd. dan selaku Dosen penguji dalam seminar
proposal, yang telah memberikan arahan, dan masukan dalam kebaikan
penyelesaian skripsi ini.
8. Seluruh Dosen Jurusan Manajemen Dakwah Fakultas Dakwah dan
Komunikasi Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung,
terimakasih atas segala ilmu dan contoh baik yang telah diberikan
selama peneliti mengemban ilmu di jurusan ini.
9. Seluruh staff dan karyawan tata usaha Dakwah dan Komunikasi, terima
kasih atas segala bantuan dan dukungannya selama peneliti
menjalankan studi hingga menyelesaikan skripsi ini.
10. Seluruh Pegawai Kantor Urusan Agama Cikidang Kabupaten
Sukabumi, terimakasih atas kesediannya menjadi objek dalam
penelitian ini.
11. Orang tua yaitu Bapak Mamun S.Ag dan Ibu Ela yang telah
memberikan ijin dan do’a restu pada setiap langkah terutama dalam
proses meraih gelar sarjana ini dan pastinya yang selalu menjadi
penyemangat dan alasan kuat bagi penulis untuk menyelesaikan
penelitian ini.
12. Mahasiswa-mahasiswi Manajemen Dakwah angkatan 2019,
terimakasih atas kebersamaan selama mengemban ilmu di jurusan ini.
13. Teman-teman seperjuangan Yuka, Zahwa, teh Wita dan Ka Haikal
yang selalu memberikan semangat supaya penulis bisa menyelesaikan
skripsi ini
14. Terimakasih kepada Putri Azahra dan Bagus M Fattah yang sudah
membersamai dari awal sidang proposal sampai saat ini, semoga kita
berdua tetap terus bersamangat dalam mengemban ilmu.
15. Terimakasih kepada Bapak Numan Atoillah dan seluruh pegawai di
Kantor urusan Agama Kecamatan Cikidang yang telah bersedia
memberikan kesempatan dan juga pengetahuan, pengalaman serta
bimbingan langsung maupun tidak langsung.
Semoga Allah SWT melimpahkan segala keberkahan pada pihak-pihak
yang telah peneliti sampaikan ataupun yang belum peneliti sampaikan dalam
membantu peneliti untuk menyelesaikan penelitian skripsi ini.
Dalam penyusunan laporan, peneliti menyadari masih banyak kekurangan,
oleh karena itu peneliti memohon saran, kritik, dan masukan agar kedepannya
dapat lebih menyempurnakan laporan-laporan lainnya. Peneliti juga memohon
maaf atas segala bentuk kekurangan dalam penelitian ini. Terakhir, semoga hasil
penelitian ini dapat berguna dalam pengembangan konsep diri.
Bandung, 09 April 2023
Penulis
Istia latifatul Hasanah
Nim. 1194030048
DAFTAR ISI

LEMBAR ORISINALITAS SKRIPSI.....................................................................i


LEMBAR PERSETUJUAN....................................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................iii
ABSTRAK..............................................................................................................iv
KATA PENGANTAR.............................................................................................v
RIWAYAT HIDUP..............................................................................................viii
DAFTAR ISI...........................................................................................................ix
BAB I: PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang Penelitian...............................................................................1
B. Fokus Penelitian..............................................................................................6
C. Tujuan Penelitian.............................................................................................6
D. Kegunaan Penelitian........................................................................................7
1. Manfaat Teoritis...........................................................................................7
2. Manfaat Praktis............................................................................................7
E. Hasil Penelitian yang Relevan.........................................................................8
F. Kerangka Konseptual.......................................................................................9
G. Langkah-Langkah Penelitian.........................................................................10
1. Lokasi Penelitian........................................................................................10
2. Paradigma dan Pendekatan........................................................................10
3. Metode Penelitian.......................................................................................10
4. Jenis Data...................................................................................................11
5. Sumber Data...............................................................................................13
6. Teknik Pengumpulan Data.........................................................................14
7. Informan atau Unit Analisis.......................................................................15
8. Teknik Analisis Data..................................................................................16
9. Rencana Jadwal Penelitian.........................................................................17
BAB II: TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................18
A. Implementasi Fungsi Pengawasan.................................................................18
1. Pengertian Pengawasan..............................................................................18
2. Macam-macam Pengawasan......................................................................21
3. Metode Pengawasan...................................................................................22
B. Kepemimpinan Kantor Urusan Agama.........................................................26
1. Pengertian Kepemimpinan.........................................................................26
2. Prinsip-prinsip Kepemimpinan..................................................................28
3. Kriteria Seorang Pemimpin........................................................................29
4. Sifat-sifat Kepemimpinan..........................................................................30
5. Fungsi Kepemimpinan...............................................................................32
6. Peran Kepemimpinan.................................................................................33
7. Faktor-faktor yang mempengaruhi Kepemimpinan...................................34
8. Gaya Kepemimpinan..................................................................................35
C. Kinerja Pegawai Kantor Urusan Agama.......................................................38
1. Pengertian kinerja.......................................................................................38
2. Tahap-tahap kinerja....................................................................................39
3. Tujuan Kinerja...........................................................................................40
4. Sasaran Kinerja..........................................................................................41
5. Kesepakatan Kinerja..................................................................................42
6. Stanndar Kinerja.........................................................................................42
7. Memahami Kinerja.....................................................................................44
8. Perilaku Mendorong Kinerja......................................................................44
9. Modal Kerja...............................................................................................45
10. Indikator Kinerja......................................................................................46
11. Kinerja Organisasional.............................................................................47
12. Kinerja Individual dalam Kelompok........................................................48
13. Evaluasi Kinerja.......................................................................................48
14. Manfaat dan Tujuan Kinerja....................................................................52
15. Faktor-Faktoryang mempengaruhi kinerja...............................................52
17. Indikator Kinerja Karyawan....................................................................55
BAB III: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN......................................57
A. Kondisi Objektif Kantor Urusan Agama Kecamatan Cikidang....................57
1. Sejarah Kantor Urusan Agama Kecamatan Cikidang................................57
2. Visi Misi Kantor Urusan Cikidang Kabupaten Sukabumi..........................58
B. Hasil Penelitian..............................................................................................67
1. Fungsi perngawasan Kepala KUA dalam Meningkatkan Kinerja Pegawai
.....................................................................................................................67
2. Bentuk Pengawasan pimpinan dalam meningkatkan kinerja pegawai........70
3. Evaluasi Pimpinan Kantor Urusan Agama Kecamatan Cikidang..............72

C. Hasil Analisis.................................................................................................76
1. Fungsi pengawasan pimpinan dalam meningkatkan kinerja pegawai.......76
2. Bentuk Pengawasan pimpinan dalam meingkatkan kinerja pegawai........79
3. Evaluasi pimpinan dalam meningkatkan kinerja pegawai.........................81
BAB IV: PENUTUP..............................................................................................85
A. KESIMPULAN.............................................................................................85
B. SARAN – SARAN........................................................................................86
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................91
LAMPIRAN...........................................................................................................93

RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama lengkap Istia Latifatul Hasanah, Lahir pada tanggal 07 Juli
2001 di Sukabumi, penulis merupakan anak pertama dari dua bersaudara.
Penulis lahir dari pasangan Mamun S. Ag dan Ela. Penulis bertempat
tinggal di Kp Ciwangun Rt 19 Rw 05 Desa Palasari Girang Kecamatan
Kalapanunggal Kabupaten Majalengka.
Selama kuliah Di Bandung penulis bertempat tinggal di Pondok pesantren Al-Ihsan
Cibiru Hilir, tetapi karena COVID-19, jadi hanya beberapa bulan saja. Adapun pendidilan
formal yang ditempuh penulis adalah sebagai berikut :
1. SDN Ciwangun ( 2007-2013)
2. MTS Sunanul Huda (2013-2016)
3. MA Sunanul Hudan (2016-2019)
4. UIN Sunan Gunung Djati Bandung (2019-2023)
Selama menjadi mahasiswa penulis pernah mengikuti beberapa kegiatan di organisasi
yaitu menjadi anggota PMII Kota Bandung dan menjadi anggota Kamasuhu ( Keluarga
Besar Ikatan Sunanul Huda) selain itu penulis juga pernah bekerja sebagai Phonseling di
Kantor Inisiatif Zakat Indonesia
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Salah satu proses manajemen sumber daya manusia ialah pengawasan kinerja

pegawai. Pengawasan kinerja pegawai itu sendiri merupakan suatu sistem pengawasan

yang dilaksanakan oleh pengawasa untuk mengawasi kinerja pegawai dalam sebuah

periode tertentu. Dalam lingkungan sebuah organisasi atau perusahaan semua kinerja

pegawai harus diawasi kinerjanya untuk mengetahui bagaimana kontribusi dalam

mencapai suatu tujuan. Karena pengawasan kinerja merupakan usaha mengindentifikasi

dan mengawasi aspek-aspek pelaksanaan pekerjaan yang berpengaruh pada kesuksesan

sebuah organisasi.

Dalam Kamus Bahasa Indonesia menidentifiksikan istilah penawasan berasal

dari kata ‘’ awas’’ yang memiliki arti memperhatikan baik-baik, dalam arti ini melihat

sesuatu dengan cermat dan seksama, tidak ada lagi kegiatan kecuali memberi laporan

berdasarkan kenyatan yang sebenarnya dari apa yang di awasi.

Muchsan menyatakan bahwa untuk adanya tindakan pengawasan perlu diadakan unsur-

unsur sebagai berikut :

1. Adanya kewenangan yang jelas yang dimiliki oleh aparat yang akan

mengawasi kinerja pegawai seperti pemimpin.

2. Adanya rencana yang akan diuji sebagai alat uji terhadap pelaksanaan

suatu perintah atau tugas yang akan diawasi.

3. Tindakan pengawasan bisa dilakukan terhadap suatu proses kegiatan

yang tengah berjalan maupun terhadap hasil yang dicapai pada kegiatan

tersebut.

4. Tindakan pengawasan ini berakhir pada evaluasi akhir terhadap


kegiatan yang dilaksanakan serta adanya hasil pencocokan hasil yang

telah dicapai.

Hampir seluruh organisai tentunya mempunyai tujuan guna menentukan arah dan

menciptakan sebuah pandangan unsur manajemen yang terdapat didalam sebuah organisasi.

Tujuan yang akan diraih merupakan suatu kondisi yang lebih baik dari sebelumnya dalam

perkembangannya.manajemen memiliki peran yang sangat penting , diantaranya fungsi

manajemen yang paling utama dapat dikembangkan dalam pengawasan.

Pengawasan dapat dikembangkan dalam berbagai aspek bidang, contohnya pada

pengawasan kerja. Jadi, untuk meningkatkan kemajuan untuk berjalannya sebuah pemerintahan

maka dibutuhkannya pengawasan kinerja pegawai. Hal ini karena dengan adanya pengawasan

kinerja pegawai dapat mendorong dan memotivasi kinerja baik untuk pimpinannya ataupun untuk

para bawahannya. Bahkan dengan adanya pengawasan kinerja maka dapat berjalannya sebuah

kinerja yang telah direncanakan dan disepakati secara bersama.

Oleh karena itu, pengawasan pada sebuah lembaga pemerintahan tentunya dapat dilihat

pada pengawasan kinerja pada pegawai kantor pemerintahan. Pengawasan ini bertujuan agar

sejauh mana peran para kinerja pegawai dalam menjalankan, mengelola kinerjanya dalam

lembaga pemerintahannya. Sehingga dengan adanya pengawasan dapat menentukan bagaimana

perkembangan sebuah lembaga kantor pemerintahan tersebut. Untuk itu, para kinerja pegawai

yang bekerja di sebuah lembaga pemerintahan memerlukan pengawasan dari atasannya untuk

dibina, dibimbing dalam menjalankan tugasnya.

Pengawasan merupakan kegiatan secara langsung yang dilakukan seorang manajer untuk

memastikan bahwa pekerjaan-pekerjaan dilapangan sesuai dengan aturan dan perencanaan hasil

yang dikehendaki. Dengan kata lain, perencanaan yang telah disusun tidak bisa dianggap anak

berjalan dengan sendirinya tanpa ada pengendalian dari atasan. Artinya, dalam pengawasan

memiliki peranan yang berpengaruh dalam pencapaian tujuan sesuai dengan rencana yang telah

ditetapkan (Rohman,2017:150).

Pengawasan yang dilakukan di Kantor Urusan Agama, dapat dilakukan oleh


kepala Kantor Urusan Agama itu sendiri, pengawasan yang dilakukan selama satu bulan

sekali dengan menyertakan hasil bukti pengawasan terhadap kinerja pegawai.

Pengawasan ini tidak terlalu ketat, kepala kua memberikan tanggung jawab penuh

terhadap pegawainya atas pekerjaanya. Meskipun pengawasan tidak dilakukan secara

langsung tetapi pekerjaan pegawai yang di berikan tugasoleh kepala kua terselesaikan

secara tepat waktu.

Kantor Urusan Agama Kecamatan Cikidang dalam pelaksanaan sitem pengawasan

dengan baik yang bertujuan efektif dengan menggunakan sistem pengawasan yang

hanya dapat tercipta bila memenuhi 2 prinsip :

1. Fungsi pengawasan merupakan sebuah keharusan, bahwa rencana merupakan

suatu alat dari pekerjaan yang dilaksanakan oleh pegawai atau bawahan.

Rencana tersebut merupakan petunjuk apakah suatu pekerjaan telah selesai dan

berhasil.

2. Merupakan sebuah keharusan bagi suatu lembaga agar sistem pengawasan

benar-benar efektif pelaksanaanya. Lembaga harus mempunyai wewenang

dan intruksi yang jelas yang harus diberikan kepada pegawainya karena

dengan berdasarkan hal tersebut, dapat diawasi pekerjaan seorang pegawai.

Penjelasan tersebut secara langsung memberikan gambaran bahwa pengawasan

pimpinan bertujuan bukan untuk mencari kesalahan dalam menjalankan tugas, lalu

menghukumnya, tetapi justru bertujuan untuk mencegah terjadinya kesalahan

sehingga seluruh kegiatan dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan rencana

bahkan bilamana menemukan kesalahan diupayakan untuk mencari jalan

keluarnya sehingga kelak dikemudian hari tidak terjadi kesalahan yang sama.

Untuk membatasi diri dalam pembahasan hanya pada Pemda Kabupaten Pinrang

di khususkan pada Bagian Kepegawaian mengenai sistem pengawasan dalam


menjalankan tugas sesuai dengan wewenang yang telah diberikan pada bagian

tersebut.

Kantor Urusan Agama adalah sebagai pelaksana tugas-tugas departemen agama

yang ada di daerah tersebut dan lokasinya sangat strategis dalam membina, melayani

berbagai kehidupan bergama dilingkungan masyarakat.Oleh sebab itu, maka tidaklah

aneh jika masyarakat mengharapkan jika Kantor Urusan Agama dapat memberikan

pelayanan yang maksimal peran dan fungsinya.

Oleh karena itu, tidaklah aneh bila sebagian masyarakat berharap kepada Knator

Urusan Agama Kecamatan Cikidang memberikan suatu pelayanan secara maksimal

terhadap peran dan fungsinya. Sebab, pemerintahan sendiri juga berharap kepada Kantor

Urusan Agama dapat meningkatkan peran-perannya dengan cara yang lebih baik lagi

daripada peran-peran sebelumnya.

Kantor Urusan Agama merupakan instansi terkecil Kementrian Agama yang

berada di tingkat kecamatan. Kantor Urusan Agama bertugas membantu sebagian besar

tugas dari Kantor Kementrian Agama Kabupaten di bidang urusan agama islam di

wilayah kabupaten dan kecamatan. Kantor Urusan Agama Kecamatan Cikidang

merupakan salah satu instansi di bawah Kementrian Agama Kabupaten Sukabumi.

Berdasarkan observasi awal yang dilaksanakan di Kantor Urusan Agama

Kecamatan Cikidang secara greografis terletak di sebelah Utara Kabupaten Sukabumi

dengan mayoritas di sekelilingnya lahan perkebunan sawit, sehingga bisa dikatakan

kurangnya pusat perhatian dari masyarakat setempat

Kantor Urusan Agama Kecamatan Cikidang Kabupaten Sukabumi yang

mempunyai tugas penting untuk mengayomi, membina, serta melayani masyarakat.

Dalam hal ini Kantor Urusan Agama Kecamatan Cikidang sangat dibutuhkan dalam

setiap aspek terutama dalam pelayanan untuk masyarakat. Dengan terciptanya lembaga
yang berkualitas dengan adanya sumber dayamanusia yang disebut dengan pegawai.

Kantor Urusan Agama Kecamatan Cikidang mempunyai susunan organisasi sebagai

berikut: Kepala KUA, Penghulu, Penyuluh, Tata Usaha, Pelaksanaan BIMKAH,

Pelaksanaan Bimbingan Keluarga Sakinah, Pelaksana Binsyar, Pelaksanaan PAI dan

Haji.

Dari hasil pengamatan penulis bahwa Kepala Kantor Urusan Agama merupakan

pemimpin yang memiliki wewenang untuk memerintahkan pegawainya. Kepala Kantor

Urusan Agama memiliki tanggung jawab terhadap para kinerja pegawainya. Selain itu

hasil pengamatan yang didapat penulis juga menemukan bahwa Kantor Urusan Agama

Kecamatan Cikidang memfasilitasi pegawainya dengan diberlakukannya apel setiap hari

senin, dan pengabsenan pada seluruh staff yang bertugas guna untuk menjaga

kedisiplinan kehadiran pegawai. Dengan diadakannya kedisiplinan kerja diharapkan

dapat menciptakan suasana kerja yang nyaman, tenang dan tertib. Tidak hanya itu

Kantor Urusan Agama Cikidang memberikan pelayanan kepada masyarakat, sehingga

apa yangdibutuhkan masyarakat bisa terpenuhi.

Sementara itu, penulis menemukan bahwa di Kantor Urusan Agama Cikidang

Kabupaten Sukabumi masih kurangnya para kinerja pegawai hanya terdapat tiga orang

Pegawai Negeri Sipil yang rumahnya terletak lebih dari 10 KM dari tempat bekerja, satu

Kepala KUA yang memiliki jarak dari rumah ke tempat bekerja 55 KM, dan sebagian

besar kinerja yang ada di Kantor tersebut ialah hanya sebagai honorer. Salah satu

penyebab rendahnya kinerja pegawai Kantor Urusan Agama khususnya Kantor Urusan

Agama Cikidang yaitu dengan rendahnya penyebaran sumber daya manusia yang tidak

merata, dapat menyebabkan keterbatasan pula terhadap kinerja yang dilakukannya, dan

terdapat kurangnya sarana prasana yang menjadi hambatan bagi para kinerja pegawai

untuk mengerjakan tugasnya. Hal ini menjadi salah satu apresiasi bagipara kinerja
pegawai dengan jarak rumah yang jauh, fasilitas yang terbatas, bukan menjadi hambatan

untuk tetap bekerja dan bertanggung jawab.

Selanjutnya yang menjadi kesenjangan permasalahan di Kantor Urusan Agama

Kecamatan Cikidang ini dimana rendahnya Sumber Daya Manusia yang berada di

kantor tersebut yang menyebabkan program dan kinerja pegawai seadanya dan didukung

oleh sarana prasana yang terbilang kurang memadai, sehingga dalam pelayanan

masyarakat memiliki keterbatasan, untuk itu perlu adanya dorongan pemimpin dalam

peningkatan kinerja dalam mencapai Visi dan Misi Kantor Urusan Agama Kecamatan

Cikidang

Mengingat betapa pentingnya peran pemimpin dalam sebuah organisasi atau

perusahaan untuk itu perlu adanya pengawasan dari Kepala Kantor UrusanAgama

dalam kinerja pegawai. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul ‘Implementasi Fungsi Pengawasan PimpinanKantor

Urusan Agama Dalam Meningkatkan Kinerja Pegawai (Penelitian Deskriptif di

Kantor Urusan Agama Kecamatan Cikidang Kabupaten Sukabumi).

B. Fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, penelitian ini terfokus memiliki

fungsi untuk membatasi mengenai pembahasan penelitian serta menjadi tolak ukur

untuk menentukan data yang akan dikumpulkan guna untuk menjawab persoalan

persoalan penelitian (Dewi:2015,67). Sehingga timbul beberapa masalah sebagai

berikut:

1. Bagaimana fungsi pengawasan pimpinan dalam meningkatkan kualitas

kinerja pegawai di Kantor Urusan Agama Kecamatan Cikidang

Kabupaten Sukabumi?

2. Bagaimana bentuk pengawasan pimpinan dalam meningkatkan kualitas


kinerja pegawai di Kantor Urusan Agama Kecamatan Cikidang

Kabupaten Sukabumi?

3. Bagaimana evaluasi pimpinan dalam meningkatkan kualitas kinerja

pegawai di Kantor Urusan Agama Kecamatan Cikidang Kabupaten

Sukabumi?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini merupakan jawaban dari rumusan masalah di

atas, maka dari itu peneliti menemukan tujuan dari penelitian ini sebagai

berikut:

1. Untuk mengetahui fungsi pengawasan pimpinan dalam meningkatkan

kualitas kinerja pegawai Kantor Urusan Agama Kecamatan Cikidang

Kabupaten Sukabumi.

2. Untuk mengetahui bentuk pengawasan pimpinan dalam meningkatkan

kualitas kinerja pegawai di Kantor Urusan Agama Kecamatan Cikidang

Kabupaten Sukabumi.

3. Untuk mengetahui evaluasi pimpinan dalam meningkatkan kualitas

kinerja pegawai di Kantor Urusan Agama Kecamatan Cikidang

Kabupaten Sukabumi.

D. Kegunaan Penelitian

Penelitian tentang pengawasan pimpinan dalam meningkatkan kualitas

kinerja pegawai di Kantor Urusan Agama Kecamatan Cikidang Kabupaten

Sukabumi, yang mana memiliki manfaat sebagai berikut:

1. Secara Akademis

Dari segi akademis, penelitian ini tergolong kedalam bagian dari disiplin
ilmu Sosial, diharapkan penelitian ini memberikan pemahaman kepada

Pegawai atau karyawan kantor, pada umumnya mengenai Peran Pemimpin

dalam Mengawasi Kinerja Pekerja. Terlepas dari hasil penelitian ini yang

membahas mengenai perencanaan pimpinan, bentuk pengawasan

meningkatkan kualitas kinerja pegawai di Kantor Urusan Agama Kecamatan

Cikidang Kabupaten Sukabumi. Hasil dari Penelitian ini mampu menjadi

referensi tambahan bagi penulis yang tertarik dengan Fungsi Pengawasan

Seorang Pemimpin Kantor.

2. Secara Praktis

Fokus Penelitian ini adalah membahas mengenai hubungan Implementasi

Fungsi Pengawasan Pimpinan Kantor Urusan Agama Dalam Meningkatkan

Kinerja Pegawai (Studi Deskriptif Kantor Urusan Agama Cikidang Kabupaten

Sukabumi). Dengan demikian, diharapkan mampu dijadikan sebagai data dasar

yang masih bisa dikembangkan lagi untuk penelitian yang lebih baik.

Penelitian ini juga diharapkan dapat memperdalam pemahaman akademisi

dan Pegawai

Kantor mengenai salah satu cara dan faktor pendukung dalam Fungsi

Pengawasan Seorang Pimpinan, agar dapat membimbing staff dan karyawan

menjadi lebih baik dan optimal dalam bekerja.

Penelitian ini juga diharapkan mampu menjadi sumbangan pemikiran

untuk mengembangkan wawasan keilmuan dan penghayatan serta pengalaman

pendidikan dan kesejahteraan sosial bagi kalangan akademisi kususunya, dan

masyarakat pada umumnya. Serta bisa menjadi salah satu bahan khazanah

ilmu sosial khususnya dalam bidang ilmu manajemen dakwah, dan

diharapakan bisa menjadi salah satu acuan dalam penelitian selanjutnya.


E. Hasil Penelitian yang Relevan

Dalam penulisan penelitian ini, peniliti menggali informasi dari penelitian

terdahulu dalam rangka mendapatkan suatu informasi yang ada sebelumnya

tentang teori yang berkaitan dengan judul yang digunakan. Sejauh penelusuran

peneliti, belum ditemukan judul penelitian dalam bentuk skripsi, tesis, maupun

disertasi yang sama persis dengan judul penelitian ini. Adapun penelitian yang

serta membantu peneliti dalam penelitian adalah sebagai berikut:

Pertama, Skripsi yang ditulis oleh Cherly Sri Lestari Jurusan Manajemen

Dakwah Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Sunan

Gunung Djati Bandung tahun 2018 : Peran pengawasan Kepala Kantor

Kementerian Agama dalam meningkatkan kinerja pegawai (studi deskriptif di

Kantor Kementerian Agama kabupaten Bekasi). Dalam penelitian Cherly Sri

Lestari ini membahas seorang pemimpin haruslah memberikan bimbingan

yang sungguh-sungguh kepada pegawai, untuk dapat menghasilkan kepuasan

dan komitmen sehingga dapat meningkatkan kinerja yng tinggi kepada

pegawai.

Kedua, Skripsi yang ditulis oleh Usup Supriatna Jurusan Manajemen Dakwah

Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Sunan Gunung

Djati Bandung Tahun 2019 : Peran pengawasan dalam meningkatkan disiplin

kerja pegawai (Studi deskriptif di seksi bimbingan masyarakat Islam

Kementrian Agama kota Bandung). Dalam penelitian ini membahas

pengawasan merupakan hal yang mutlak bagi setiap individu dan pengawasan

merupakan hal yang sangat penting dalam sebuah kinerja seseorang.

Pengawasan ini ditujukan agar kegiatan- kegiatan yang dilakukan bisa terarah

dan efektivitas pendayagunaan sumber-sumber tidak menyimpang dari


rencana yang telah ditetapkan diawal.

Ketiga, Jurnal yang berjudul Fungsi pengawasan dalam meningkatkan kinerja

pegawai di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Rajabasa Bandar

Lampung pada jurnal ini menggunakan metode kualitatif dengan meneliti

kantor keagamaan, perbedaan dengan penelitian ini Pengawasan yang

dilakukan di KUA Rajabasa belum menggunakan standar pengukuran kinerja

pegawai. Demikian pula dengan fungsi pengawasan melalui penilaian juga

belum digunakan dalam proses pengawasan di KUA Rajabasa. Secara umum,

fungsi pengawasan dalam meningkatkan kinerja pegawai di Kantor Urusan

Agama (KUA) Kecamatan Rajabasa Bandar Lampung sudah terlaksana tetapi

belum maksimal. Untuk meningkatkan kinerja pegawai di Kantor Urusan

Agama (KUA) Kecamatan Rajabasa Bandar Lampung dalam pelaksanaannya

dapat menggunakan standar pengukuran kinerja dan penilaian kinerja pegawai

agar tujuan untuk meningkatkan kinerja pegawai dapat tercapai.

Keempat,Jurnal yang tulis oleh Mustari Mustari (2019), dengan judul

Pengawasan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Terhadap Implementasi

Peraturan Daerah dan Peraturan Bupati Tentang Minuman Keras di Kabupaten

Wajo. Hasil penelitian menunjukkan bahwa fungsi Pengawasan DPRD

terhadap Pemerintah Daerah adalah sebagaimana yang diatur dalam Undang-

Undang Nomor 32 Tahun 2004, bahwa 13James Oyan, Implementasi Fungsi

Pengawasan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Manado” (Jurnal Jurusan

Ilmu Pemerintahan Program Studi Ilmu Politik FISIP UNSRAT, 2018), h. 1-

23. 10 Pengawasan merupakan bagian dari pada fungsi DPRD. Pelaksanaan

Pengawasan DPRD terhadap Implementasi Peraturan Daerah dan Peraturan

Bupati adalah melalui alat kelengkapan DPRD yang tersedia. Hambatan-


hambatan dalam melaksanakan Pengawasan DPRD adalah ada yang berasal

dari internal dewan dan dari luar dewan.14 Persamaan penelitian ini dengan

penelitian yang akan dilakukan yakni sama-sama menggunakan variabel

fungsi pengawasan DPRD, sedangkan perbedaannya terletak pada regulasi

atau peraturan yang digunakan.

Kelima Tesis yang ditulis oleh Praptomo (2016), dengan judul Implementasi

Fungsi Pengawasan DPRD Terhadap Pelaksanaan Peraturan Daerah Dan

Peraturan Bupati di Kabupaten Kutai Kartanegara. Secara umum hasil

penelitian ini berdasarkan fungsi pengawasan yang dijalankan DPRD

belum/tidak dirasakan oleh masyarakat yang menimbulkan anggapan bahwa

pengawasan DPRD kurang efektif dan tidak sesuai dengan harapan

masyarakat. Kemudian kendala dalam hal fungsi pengawasan banyaknya

Anggota DPRD kabupaten Kutai Kartanegara belum memahami fungsi

pengawasan terhadap pelaksanaan Peraturan Daerah dan Peraturan Bupati.

Lemahnya pengawasan oleh DPRD, diindikasikan dari banyaknya pengaduan

masyarakat tentang ketidakberesan pelaksanaan pembangunan.

Dari hasil tinjauan pustaka yang telah dipaparkan maka adanya perbedaan

dengan penelitian yang akan penulis teliti. Berbeda dengan penelitian di atas,

penulis akan meneliti Implementasi Fungsi Pengawasan Pimpinan Kantor

Urusan Agama Dalam Meningkatkan Kinerja Pegawai. Penulis memilih

Penelitian Deskriptif dengan objek kajiannya, Kantor Urusan Agama Cikidang

Kabupaten Sukabumi.

F. Landasan Pemikiran

1. Pengertian Pengawasan

Pengawasan dapat diartikan sebagai proses untuk menjamin bawah sebuah


tujuan organisasi atau sebuah manajemen dapat tercapai.ini meliputi dengan

cara- cara membuat kegiatan-kegiatan sesuai yang sudah direncanakan.1

Pengertian ini menunjukkan bahwa adanya keterkait an antara perencenaan

danpengawasan. Pengawasan ialah sebuah fungsi dalam manajemen yang harus

dilaksanakan oleh setiap pemimpin kerja terhadap pelaksanaan pekerjaan agar

pegawai dapat melaksanakan tugas pokoknya masing-masing.

Pengawasan atau yang disebut dengan controlling ialah sebuah proses

manajemen dimana proses ini dilakukan secara langsung tehadap pekerjaan

yang telah dilakukan apakah pekerjaan tersebut sesuai dengan standard an

rencana yang telah dibuat. Pengawasan (controlling) merupakan fungsi

manajemen, dimana peran dari personal yang sudah mengikuti tugas,

wewenang dan menjalankan pelaksanaanya peru dilakukan pengawasan agar

berjalan sesuai yang diinginkan sesuai visi misi perusahaan. Pengawasan

merupakan bagian yang terpenting dalam sebuah perusahaan atau organisasi,

semua manajemen tidak akan berjalan dengan lancar tanpa adana fungsi

pengawasan.

2. Macam-macam Pengawasan

a. Pengawasan dari dalam organisasi (Internal Control)

Pengawasan ini meliputi pengawasan dari dalam, maksudnya pengawasan

yang dilakukan oleh unit pengawasan yang dibentuk dari dalam organisasi itu

sendiri. Unit pengawasan mengumpulkan segala data dan informasi yang

dibutuhkan organisasi. Hasil pengawasan ini pula dapat dijadikan dalam

kebijaksanaan pimpinan.

b. Pengawasan dari luar organisasi (external control)

Pengawasan yang dilakukan oleh unit pengawasan dari luar organisasi


tersebut. Unit pengawasan tersebut ialah pengawasan yang bertindak atas

nama pimpinan organisasi tersebut.

c. Pengawasan Preventif

Pegawasan yang dilakukan sebelum perencanaan dilaksanakan. Maksud dari

pengawasan ini agar tidak terjadinya kekeliruan dalam pelaksanaan. Adapun

dalam pengawasan preventif ni dapat dilakukan beberapa hal sebagai

berikut:

1. Menentukan peraturan yang berkaitan dengan system prosedur. Dan

hubungan tata kerjanya.

2. Membuat pedoman yang sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan

3. Menentukan kedudukan , tugas, wewenang dan tanggung jawab

4. Dapat mengorganisasikan segala macam kegiatan, penempatan

pekerjaan, penempatan pegawai dan pembagian pekerjaannya.

5. Dapat menetukan system koordinasi, pelaporan dan tentunya

pemeriksaan.

6. Dapat menetapkan sanksi-sanksi terhadap para petinggi atau pejabat

yang menyimpang dari peraturan yang telah disepakati.

3. Metode Pengawasan

a. Pengawasan Langsung

Pegawasan ini apabila unit pengawasan atau pimpinan organisasi

memantau secara langsung perkembangan di tempat pelaksanaan

pekerjaan. Hal ini dilakukan agar dapat dilakukannya tindakan perbaikan

dan penyempurnaan dalam pelaksanaan pekerjaan.Sedangkan dalam

pengawasan langsung yang dipantau oleh atasan disebut built in control.

b. Pengawasan secara tidak langsung


Pengawasan ini apabila unit pengawasan atau pemimpin melakukan

emeriksaan hanya melalui laporan-laporan yang masuk kepadanya.

Laporan ini dapat berupa angka, kata-kata atau statistic yang berisi

gambaran atau hasil kemajuan yang telah dicapai.

c. Pengawasan Formal
Pengawasan Formal ialah penngawasan yang dilakukan unit pengawasan

yang bertindak atas nama pimpinan organisasi tersebut. Pengawasan ini

biasanya telah ditentukan aturan-aturanya, hubungan dan tata kerjanya

(Dr. Lelo Sintani, 2022:23).

2. Pengertian kinerja

Kinerja dapat diartikan sebagai proses atau hasil sebuah pekerjaan.

Kinerja adalah suatu proses bagaimana pekerjaan secara langsung untuk

mencapai hasil kerja yang maksimal. Namun, hasil pekerjaan berlangsung

untuk mencapai hasil kerja yang masksimal, namun, hasil pekerjaan itu

sendiri juga memerlukan sumber daya manusia yang ahli dalam bidangnya.

Kinerja bersal dari kata job performance yang artinya prestasi kerja atau

hasil yang sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang. Pengertian kinerja

ialah hasil kerja secara kuantitas dan kualitas yang dicapai oleh seorang

pegawai ketika ia melaksanakan kerjanya sesuai fungsi dan tanggung

jawab yang diberikan kepadanya. Kinerja merupakan hasil atau diberikan

dari sebuah proses.

Standar kinerja adalah bagian yang terpenting dan tentunya sering

dilupakan oleh sebagian perusahaan atau organisasi dalam meriview proses

kinerja seseorang. Standar kinerja menjelaskan abhwa apa saja yang

diharapkan manajer dari pekerja sehingga pekerja hasru ldapat memahami

dalam keahliannya. Tentang apa saja yang diharapkan merupakan hal yang
terpenting untuk memberikan pedoman perilaku kepada pekerja dan dapat

dipergunakan sebagai acuan dasar untuk penilaian. Standar kinerja adalah

tolak ukur terhadap kinerja yang efektif dan efisien, tentunya standar

kinerja harus berkaitan dengan hasil yang ingin dicapai dari setiap tugas

yang telah diberikan.

a. Pelaksanaan kinerja

Berdasarkan perencanaan kinerja yang telah disepekati secara


bersama- sama antara pekerja dengan seorang manajer, seterusnya

dilakukannya implementasi kinerja, pelaksanaan kinerja secara langsung

dalam suatu lingkungan dan eksternal yang dapat mempengaruhi sebuah

keberhasilan maupun kegagalan kinerja.

b. Lingkungan Kinerja

Kinerja dalam suatu organisasi dapat dilakukan oleh beberapa sumber

daya manusia dalam organisasi atau perusahaan, baik dalam unsur

pimpinan maupun pekerja, dalam hal ini banyak sekali factor yang

mempengaruhi sumber daya manusia dalam menjalankan tugasnya, ada

beberapa factor salah satunya factor dari dalam diri sumber daya manusia

tersebut maupun factor dari luar dirinya sendiri.

Setiap sumber daya manusia pasti mempunyai kemampuan dari

dalam dirinya baik itu pengetahuan dan keterampilannya, memiliki

kompetensi yang sesuai dengan pekerjaannya, memiliki motivasi dalam

bekerja, serta kepuasan dalam bekerja. Namun, pekerja juga mempunyai

kepribadian, sikap, perilakuk yang dapat mempengaruhi kinerjanya

sekaligus.

G. Kerangka Konseptual

Dari beberapa pengertian kinerja pegawai menurut penulis, seorang


pemimpin juga sangat berpengaruh terhadap kinerja pegawai, pemimpin yang

memiliki wewenang mampu mengarahkan para pegawai kepada suatu tujuan

yang diinginkan adapun kerangka penelitiannya sebagai berikut:

Kondisi Objektif KUA Implementasi Fungsi


Pengawasan Pimpinan
Perencanaan Kantor Urusan Agama
dalam Meningkatkan
George. R Terry Kinerja Pegawai
Bentuk Pengawasan (Penelitian Deskriptif
Kantor Urusan Agama
Evaluasi Kecamatan Cikidang
Kabupaten Sukabumi)

Teknik Pengolahan Data


Observes
Wawancara
Dokumentasi

H. Langkah-Langkah Penelitian

1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian merupakan tempat peneliti melakukan penelitian untuk

menangkap peristiwa sesungguhnya dan mendapatkan data yang valid

(Moleong, 2017:127). Lokasi penelitian dilakukan di Kantor Urusan Agama

Kecamatan Cikidang Kabupaten Sukabumi. Memilih lokasi ini karena ingin


mengulik lebih dalam mengenai fungsi pengawasan pimpinan dalam

meningkatkan kinerja pegawai di kantor tersebut.

2. Paradigma dan Pendekatan

Paradigma yang akan digunakan dalam penelitian kualitatif ialah

paragdima konstruktivisme. Model ini merupakan paradigma yang

menganggap bahwa kebenaran suatu realitas sosial dapat dilihat sebagai

kontruksi sosial, dan kebenaran suatu realitas sosial itu memiliki sifat yang

relative.

3. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.

Menurut Arikunto (2005: 378) adalah metode yang mendeskripsikan

peristiwa, gejala dan kejadian yang terjadi sekarang dalam penelitian. Hal

ini dimaksudkan untuk menjelaskan berbagai data dan informasi tentang

Fungsi pengawasan pimpinan dalam meningkatkan kinerja pegawai di

Kantor Urusan Agama Kecamatan Cikidang Kabupaten Sukabumi melalui

kegiatan observasi, wawancara, dan studi dokumentasi secara menyeluruh

terhadap objek yang diteliti. Setelah semua data terpenuhi, kemudian

dianalisis.

4. Jenis Data dan Sumber Data


a. Jenis Data
Jenis data berdasarkan tujuan dan metode penelitian yang digunakan,

maka jenis data yang digunakan dalam penelitian ialah menggunakan

data kualitatif.
b. Sumber Data

Dalam mengumpulkan data penelitian ini, ada dua sumber data yan

digunakan peneliti, yaitu data primer dan data sekunder.

a) Data Primer

Sumber data diambil dari hasil informasi tertentu mengenai suatu data

seseorang tentang masalah yang akan diteliti oleh seorang peneliti

(sumber informan). Data primer adalah ragam kasus baik berupa orang,

binatang atau lainnya. Adapun yang menjadi subjek penelitiannya ialah:

Kepala Kantor Urusan Agama, penyuluh, dan staff. (Dewi

Sadiah,2015:87).

b) Data Sekunder

Data sekunder merupakan sumber yang tidak memberikan data secara

langsung ke peneliti, akan tetapi data-data sekunder sudah tersedia dan

dapat diperoleh oleh peneliti dengan cara membaca, melihat, atau

mendengarkan lewat dokumen. Untuk mendapatkan data sekunder,

peneliti dapat memperoleh dari buku, artikel, jurnal, serta dokumen-

dokumen lainnya yang dapat menunjang kelancaran penelitian. Data

yang diperoleh dari Kantor Urusan Agama berupa arsip, visi misi,

sejarah Kantor Urusan Agama Cikidang, stuktur organisasi yang ada di

Kantor Urusan Agama Cikidang (Sugiyono,206:309).

5. Teknik Pengumpulan Data

a. Observasi

Observasi merupakan pengamatan yang sistematis terhadap gejala yang

diteliti, Pada penelitian ini teknik pengumpulan data melalui observasi

yang dilakukan untuk mendapatkan informasi atau data mengenai


pelaksanaan kinerja pegawai yang berada di Kecmatan Cikidang

Kabupaten Sukabumi. Dengan mengadakan pengamatan secara langsung

dan tidak langsung secara sistematis (Dewi,2015:87).

b. Wawancara

Denzim mengartikan wawancara sebagai percakapan face to face (tatap

muka), dimana salah saru dari mereka menggali informasi dari lawan

bicaranya. Menurut Champion wawancara merupakan suatu komunikasi

verbal dengan tujuan untuk mendapatkan sebuah informasi. Definisi yang

lebih terperinci dikemukakan oleh Stewar dan Cash wawancara

merupakan proses komunikasi interaksi antara dua pihak. Diantara salah

satu dari mereka mempunyai tujuan yang serius serta termasuk dalam

Tanya jawab. Teknik ini untuk mengangkat data dan fakta yang belum

digali pada tahap observasi. Adapun wawancara yang dilakukan

pewawancara ini untuk mendapatkan informasi yaitu dilakukan kepada

pimpinan kepala Kantor Urusan Agama (Fadhallah,2021, 1)

c. Dokumentasi

Selain observasi dan wawancara , teknik dokumetasi juga sangat penting

dalam melakukan penelitian ini, data yang diambil dalam dokumentasi ini

ialah kegiatan penelitian mengenai kinerja pegawai di Kantor Urusan

Agama Kecamatan Cikidang Kabuapten Sukabumi.

6. Informan atau Unit Analisis

a. Informan

Peneliti menggunakan istilah informan sebagai suatu narasumber, informan

merupakan seseorang yang memiliki informasi mengenai objek yang akan

menjadi bahan penelitian. Adapun yang menjadi informan pada


pembahasan ini ialah Kantor Urusan Agama Kecamatan Cikidang

Kabupaten Sukabumi yang meliputi kepala KUA, staff dan para

jajarannya.

b. Tehnik Penentuan Informan

Teknik penentuan informan kali ini, peneliti menggunakan teknik

purposive sumpling, menurut sugiyono Teknik Pengumpulan data sumpel

data dengan pertimbangan tertentu.

c. Teknik Penentuan Keabsahan Data

Peneliti menggunakan triangulasi data untuk memvaliditas data dalam

penelitian ini. dimana wawancara dilakukan oleh key informan yaitu

Kepala KUA Kecamatan Cikidang dan informan pendukung yaitu para

staff baik Pegawai Negeri Sipil (PNS) ataupun honorer yang sedang

bekerja di KUA tersebut. Hasil wawancara ini akan di uji kembali, setelah

itu melakukan observasi untuk menghasilkan data yang akurat serta

mendokumentasikan dalam bentuk gambar.

7. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis data

deskriptif kualitatif merupakan mengklasifikasikan data berdasarkan kategori

yang telah ditentukan. Setelah data terkumpul peeneliti analisis dengan

langkah- langkah sebagai berikut :

a. Mengumpulkan data yang sudah didapat dari hasil observasi,

wawancara dan dokumentasi yang sudah dilakukan, serta menyusun

data tersebut berdasarkan rumusan masalah.

b. Setelah data tersebut terkumpul kemudian diklasifikasikan menurut

data dan jenisnya masing-masing.


c. Setelah di klasifikasikan, lalu hubungkan antara data satu dengan data

yang lainnya yaitu dengan hasil observasi, wawancara dan

dokumentasi

d. Setelah di analisis data tersebut maka tarik kesimpulan berdasarkan

teori- teori yang diambil. (Dewi Sadiah, 2015:71).

8. Rencana Jadwal Penelitian

Dalam sebuah penelitian, diperlukan adanya perumusan tahap-tahap

penelitian agar proses penelitian tersebut menjadi terarah, terkendali. Tahap-

tahap dalam penelitian ini meliputi tahap pra lapangan atau observasi awal,

tahap terjun ke lapangan, tahap untuk menganalisa data, dan tahapan penulisan

lapangan. Dan untuk jadwal penelitian maksimal dalam 4 bulan.


8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Implementasi Fungsi Pengawasan

1. Pengertian Pengawasan

Pengawasan dapat diartikan sebagai proses untuk menjamin bawah sebuah

tujuan organisasi atau sebuah manajemen dapat tercapai.ini meliputi dengan cara-

cara membuat kegiatan-kegiatan sesuai yang sudah direncanakan. Pengertian ini

menunjukkan bahwa adanya keterkait an antara perencenaan dan pengawasan.

Pengawasan ialah sebuah fungsi dalam manajemen yang harus dilaksanakan oleh

setiap pemimpin kerja terhadap pelaksanaan pekerjaan agar pegawai dapat

melaksanakan tugas pokoknya masing-masing (Yahya,2006:113).

Pengawasan atau yang disebut dengan controlling ialah sebuah proses

manajemen dimana proses ini dilakukan secara langsung tehadap pekerjaan yang

telah dilakukan apakah pekerjaan tersebut sesuai dengan standard an rencana yang

telah dibuat. Pengawasan (controlling) merupakan fungsi manajemen, dimana

peran dari personal yang sudah mengikuti tugas, wewenang dan menjalankan

pelaksanaanya peru dilakukan pengawasan agar berjalan sesuai yang diinginkan

sesuai visi misi perusahaan. Pengawasan merupakan bagian yang terpenting dalam

sebuah perusahaan atau organisasi, semua manajemen tidak akan berjalan dengan

lancar tanpa adana fungsi pengawasan (Sadikin,2020:70)


Pengertian pengawasan cukup beragam, dibawah ini merupakan contoh

keberagaman pengertian pengawasan menurut para ahli:

1. Menurut Sondang P. Siagian Pengawasan merupakan proses pengamatan

dari renacana pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi untuk menjamin

agar yang dilakukan berjalan dengan sesuai rencana yang telah

ditetapkan.

2. Robert J. Mockler Pengawasan merupakan salah satu dari

manajemenialah suatu usaha untuk menciptakan standar pelaksanaan

dengan memiliki tujuan-tujuan pelaksanaan, meranxcang system

informasi, memiliki umpan balik, dan membandingkan kegiatan hasil

yang nyata dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya. Dan dapat

mengambil tindakan koreksi diperlukan untuk menjamin bahwa semua

sumber daya manusia yang berada disebuah perusahaan dipergunakan

secara efektif dan efisien dalam mencapai tujuan yang dinginkan

(Zamani, 1998:132)

3. Fahmi berpendapat yang dikutip oleh Erlis Milta Rin Sondoloe dkk,

bahwa pengawasan dapat didefinisikan secara umum yaitu sebagai

sebuah organisasi yang mewujudkan kinerja yang efektif dan efisien,

serta lebih mendukung terwujudnya visi dan misi perusahaan atau

organisasi tersebut (Sandoeloe, 2001: 21)

4. Wursanto mengatakan bahwa pengewasan bertujuan untuk mengetahui

apakah pelaksanaan tugas yang diberikan oleh pimpinan sesuai dengan

rencana yang telah ditetapkan. Pengawasan menyangkut kegiatan


membanding antara hasil yang nyata yang dicapai dengan standar yang

telah ditetapkan,dan apabila pelaksanaanya kurang memenuhi target dari

rencana maka perlu diadakannya koreksi atau evaluasi dalam pengawasan

tersebut. Organisasi atau perusahaan dapat mencapai sasarannya apabila

pimpinan mampu melaksanakan fungsi pengawasan dengan seaik-

baiknya.

Jelasnya pengawasan harus berpedoman dalam beberapa hal sebagai berikut:

a. Memiliki planning yang terlah ditentukan

b. Mempunyai pimpinan agar perintah (leadrs) terhadap pelaksananaan pekerjaan

c. Memiliki tujuan

d. Mempunyai kebijakan yang telah ditetapkan

Dari beberapa hal diatas dapat disimpulkan, bahwa pengawasan

merupakan proses pekerjaan untuk lebih terarah dan mempunyai tujuan

seperti yang direncanakan dan apabila menemukan penyimpangan-

penyimpangan akan diadakannya tindakan koreksi terhadap sumber

daya manusia yang terlibat.

Pengawasan yang diawas secara langsung oleh pimpinan disebut ( builtin

control ), merupakan kegiatan manajerial yang dilaksanakan dengan maksud agar

tidak adanya penyimpangandalam melaksanakan tugas atau pekerjaan. Suatu

penyimpangan atau kesalahan tersebut Pengawasan menurut beberapa ahli salah

satunya menurut Robert J. Mockler berpendapat bahwa pengawasan merupakan

salah satu usaha untuk menetapkan pelaksanaan dengan tujuan-tujuan

perencanaan,
merancang system infomasi, umpan balik,dan membandingkan hasil kerja nyata

dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya.

2. Macam-macam Pengawasan

a. Pengawasan dari dalam organisasi (Internal Control)

Pengawasan ini meliputi pengawasan dari dalam, maksudnya pengawasan

yang dilakukan oleh unit pengawasan yang dibentuk dari dalam organisasi itu

sendiri. Unit pengawasan mengumpulkan segala data dan informasi yang

dibutuhkan organisasi. Hasil pengawasan ini pula dapat dijadikan dalam

kebijaksanaan pimpinan.

b. Pengawasan dari luar organisasi (external control)

Pengawasan yang dilakukan oleh unit pengawasan dari luar organisasi

tersebut. Unit pengawasan tersebut ialah pengawasan yang bertindak atas

nama pimpinan organisasi tersebut.

c. Pengawasan Preventif

Pegawasan yang dilakukan sebelum perencanaan dilaksanakan. Maksud dari

pengawasan ini agar tidak terjadinya kekeliruan dalam pelaksanaan. Adapun

dalam pengawasan preventif ni dapat dilakukan beberapa hal sebagai berikut:

1) Menentukan peraturan yang berkaitan dengan system prosedur. Dan

hubungan tata kerjanya.

2) Membuat pedoman yang sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan

3) Menentukan kedudukan , tugas, wewenang dan tanggung jawab

4) Dapat mengorganisasikan segala macam kegiatan, penempatan pekerjaan,

penempatan pegawai dan pembagian pekerjaannya.


5) Dapat menetukan system koordinasi, pelaporan dan tentunya pemeriksaan.

6) Dapat menetapkan sanksi-sanksi terhadap para petinggi atau pejabat yang

menyimpang dari peraturan yang telah disepakati.

3. Metode Pengawasan

a. Pengawasan Langsung

Pegawasan ini apabila unit pengawasan atau pimpinan organisasi

memantau secara langsung perkembangan di tempat pelaksanaan

pekerjaan. Hal ini dilakukan agar dapat dilakukannya tindakan perbaikan

dan penyempurnaan dalam pelaksanaan pekerjaan.Sedangkan dalam

pengawasan langsung yang dipantau oleh atasan disebut built in control.

b. Pengawasan secara tidak langsung

Pengawasan ini apabila unit pengawasan atau pemimpin melakukan

pemeriksaan hanya melalui laporan-laporan yang masuk kepadanya.

Laporan ini dapat berupa angka, kata-kata atau statistic yang berisi

gambaran atau hasil kemajuan yang telah dicapai.

c. Pengawasan Formal

Pengawasan Formal ialah penngawasan yang dilakukan unit pengawasan

yang bertindak atas nama pimpinan organisasi tersebut. Pengawasan ini

biasanya telah ditentukan aturan-aturanya, hubungan dan tata kerjanya.

d. Pengawasan Informal

Pengawasan ini biasanya dilakukan oleh pejabat pimpinan melalui

kunjungan yang tidak resmi, hal ini bermaksud untuk menghidari


hubungan antara atasan dan bawahan. Dengan cara ini diharapkan adanya

keterbukaan dalam memperoleh informasi dan sekaligus saran dari

bawahannya.

e. Pengawasan Administratif

Pengawasan ini meliputi bidang keuangan, kepegawaian, dan material.

Pengawasan keuangan bersangkutan dengan pos anggarana ( rencana

anggaran). Kepengawasan kepegawaian ialah meliputi hak-hak yang

mereka hasrus di penuhi seperti gaji dan fasilitas. Pengawasan material

untuk mengetehaui fasilitas atau barang disediakan sesuai dengan

pengadaanya.

Oganisasi akan berjalan dengan baik jika seorang pemimpin mempunyai

pengetahuan yang luas dala bidangnya. Pemimpin adalah seseorang yang dapat

mempengaruhi sekelompok orang untuk melakukan sesuatu yang telah ditetapkan

sesuai dengan tujuan organisasi. Morgan mengatakan bahwa ada tiga peran

penting yang ada dalam diri pemimpin yakni. Alighting (mampu memberikan

semangat kerja dengan tujuan individunya), Aligning (mampu menggabungkan

tujuan individu dengan tujuan kelompok sehingga semuanya memiliki arah yang

sama) Allowing (memberikan keluasan kepada pekerja guna untuk berkreatif).

Ada tiga sifat yang dapat mempengaruhi efektivitas seorang pemimpin

antara lain: hubungan pemimpin, derajat susunan tugas, dan kedudukan kekuasaan

pemimpin atau bisa dengan disebut dengan perumusan Fielder, sebagai berikut:
1) Hubungan pemimpin dengan anggota sangat menentukan variabel yang

sangat kritis dalam menentukan situasi yang menguntungkan.

2) Derajat susunan tugas, merupakan hal yang penting untuk situasi yang

menguntungkan

3) Kedudukan kekuasaan pemimpin yang didapat daei wewenang formal.

Prestasi yang dimiliki oleh seseorang disebut actual performance yang bisa

disebut dengan kinerja. Adapun kinerja menurut beberapa ahli mengatakan

sebagai berikut. Menurut moeherjono beliau mengatakan bahwa dalam

mencapai tujuan di sebuah organisasi secara legal, tidak melanggar aturan

yang telah ditetapkan, sesuai dengan moral etika, dengan memegang

tanggungjawab pada setiap individu baik secara kuantitatif atau kualitatif

itu merupakan pengertian dari kinerja karyawan. Hal ini selaras dalam

bukunya yang berjudul “Pegukuran Kinerja Berbasis Kompetensi”

Menurut Prawiro Sentono (1999) pendapat ini juga sama halnya tentang

pengertian dari kinerja karyawan. Menurut Edy Sutrisno (2010) mengemukakan

dalam hal mencapai tujuan pada organisasi maka yang meliputi aspek kualitas,

kuantitas, waktu kerja dan kerjasama adalah hasil kerja merupakan pengertian

kinerja. Menurut Minner (1990) berpendapat bahwa harapan seseorang dalam

berperilaku dan tentunya berkarya dengan tugas yang telah diberikan kepadanya

merupakan pengertian dari kinerja.

Maka dapat disimpulkan bahwa hasil kerja yang dicapai oleh seseorang

dengan waktu yang telah ditetapkan mrupakan pengertian dari kinerja. Tingkat
keberhasilan seseorang dalam menjalankan tugas secara tanggungjawab dan

keseluruhan itu juga disebut kinerja.penyelesaian tugas dalam sebuah kelompok

atau organisai secara bekerja sama dapat disebut juga sebagai kinerja.

Factor penting yang harus diperhatikan dalam penilaian kinerja pegawai

sebagai berikut:

a. Kuantitas kinerja

Kuantitas kinerja pada pegawai dapat menunjukkan seberapa tugas tersebut

dapat diselesaikan secara efektif dan efisien. Dalam hal ini, pegawai

hendaknya diberikan target yang akan dicapai untuk mengetahui secara

jelas nilai atau seberapa banyak nilai pekerjaan yang mereka lakukan.

b. Kualitas kinerja

Salah satu bagian yang penting dalam kinerja pegawai ialah kualitas

kinerja seseorang. Selain besarnya target pekerjaan yang akan dicapai dan

banyaknya pekerjaan yang harus diselesaikan, pemimpin juga harus

mampu memberikan arahan yang jelas atau sesuai dengan kebijakan yang

telah ditetapkan, karena pemimpin juga sangat berpengaruh dalam kualitas

kinerja.

c. Pengetahuan tentang pekerjaan

Karyawan haruslah memiliki pengetahuan dalam bidang yang telah

ditentukan, pengetahuan yang diberikan perusahaan pada saat pelatihan

kepada karyawan dapat meningkatkan kinerja karyawan. Begitujuga

dengan ahli karyawan, dimana pemimpin akan menempatkan karyawannya

sesuai dengan keahliannya.


d. Perencanaan kegiatan

Untuk mencapai target yang telah ditentukan, pemimpin atau keryawan

haruslah mempunyai standar atau yang disebut dengan sebuah

perencanaan. Hal ini merupakan bagian yang sangat penting untuk

mengukur sejauh mana perkembangan yang telah dicapai oleh sumber daya

manusia yang ada di sebua perusahaan tersebut.

e. Otoritas (wewenang)

Prawirosentono mengemukakan bahwa kerja yang sesuai dengan

kontribusinya yang diperintahkan oleh seorang anggota kepada nggota

lainnya dalam sebuah organisasi formal maka disebut otoritas.

f. Disiplin

Dalam hal ini karyawan haruslah memiliki disiplin, takut akan hukum dan

peraturan yang telah ditetapkan dalam sebuah perusahaan.

g. Inisiatif

Perencanaan yang berkaitan dengan tujuan organisasi dan dapat

menghasilkan ide yang dibentuk daya pikir dan kreatifitas.

B. Kepemimpinan Kantor Urusan Agama

1. Pengertian Kepemimpinan

Kepemimpinan dalam bahasa inggris disebut Leadership dan dalam bahasa

arab disebut Zi’amah atau Imamah . dalam terminologi yang dikemukakan oleh

Marifield dan Hamzah. Kepemimpinan adalah menyangkut dalam menstimulasi,


memobilisasi, mengarahkan, mengkoordinasi motif-motif dan kesetiaan orang-

orang yang terlibat dalam usaha bersama (Zakub, 2020: 125).

Kepemimpinan ialah bagian dari fungsi-fungsi manjemen yang dijuluki posisi

yang paling strategis dalam system dan hirarki pada kerja dan tanggung jawab

pada sebuah organisasi (Nasharudin,2014:126).

Berikut merupakan pengertian kepemimpinan menurut para ahli (Mocherjon,


2012:382)

a. Kootz & O’Donnel mengemukakan bahwa kepemimpinan sebagai suatu

proses yang mempengaruhi sekelompok orang sehingga mereka mau

bekerja sunguh-sungguh demi mencapai sebuah tujuan yang diinginkan

oleh kelompoknya.

b. George R. Terry kepemimpinan merupakan kegiatan untuk

mempengaruhi orang-orang untuk melakukan apa yang diinginkan secara

bersama-sama.

c. Slamet kepemimpinan yakni suatu fungsi, padadasarnya dapat

mempengaruhi orang-orang agar dapat melakukan sesuatu dalam

mencapai tujuan tertentu.

d. Thoha berpendapat bahwa kepemimpinan sebuah aktivitas yang

mempengaruhi sifat orang lain agar mau diarahkan untuk mencapai

tujuan yang diinginkan.


Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan

merupakan suatu usaha untuk mengarahkan, mengayomi, membimbing dan

memotivasi serta mengatasi permasalahan secara bersama-sama dalam pencapaian

tujuan sebuah organisasi.

2. Prinsip-prinsip Kepemimpinan

Menurut Bernes dalam buku yang berjudul keorganisasian mengatakan bahwa

seorang pemimpin dalam tim harus memfokuskan perhatiannya pertama kepada

sumber daya mansuai baru kemudian kepada hasilnya, sehingga tanggung jawab

pemimpin merupakan dari tugas suvrisor.prinsip kepemimpinan menurut Kaizen

dan Bernez berpendapat dengan mempertimbangkan ada Sembilan prinsip:

a. Adanya peningkatan secara terus menerus, sudah menjadi suatu tugas

dapat dilakukan secara berhasil, maka kita perlu adanya pengalihan kepada

yang baru, keberhasilan bukannya suatu hasil akhir dari sebuah pekerjaan

atau tugas, tetapi keberhasilan merupakan suatu langkah maju untuk ke

tahap berikutnya.

b. Dapat mengakui masalah secara terbuka, keterbukaan ini sebagai kekuatan

yang menjadikan sebagai pengendalian dalam mengatasi berbagai masalah

dengan cepat, dan juga sama secepatnya dapat meraih kemampuan.

c. Memiliki jiwa mempromosikan keterbukaan, suatu organisasi tradisional,

ilmu pengetahuan yakni kekuatan individual, tetapi pada organisasi kaizen

ilmu adalah untuk saling dibagikan dengan hubungan komunikasi yang

mendukungnya ialah sumber efisiensi yang besar.


d. Dapat menciptakan tim kerja, dalam sebuah organisasi tim adalah bahan

dasar untuk membentuk struktur organisasi. Masing masing individu

memberikan kontribusi yang berupa reputasi, prestasi kinerja dan ada

peningkatannya.

e. Memberikan proses kinerja yang benar dan tepat. Dalam sebuah organisasi

tentunya tidak saling suka bermusuhan dan penuh gimmick dalam

perusahaan .

f. Memiliki pengembangan disiplin pribadi, disiplin pada tempat kerja adalah

bagian dasar yang harus dipahami oleh kinerja, tujuannya untuk

menciptakan suasana yang harmonis dengan rekan sekerja di dalam tim

terutama dalam prinsip-prinsip perusahaan sehingga sikap individual tetap

terjaga.

g. Memberikan informasi pada karyawan

h. Memberikan wewenang pada setiap keyawan, melalui adanya pelatihan

berbagai kehalian, dorongan semangat serta tanggung jawab, pengambilan

keputusan serta memiliki umpan balik (Nasharudin, 2014:127).

3. Kriteria Seorang Pemimpin

Menurut vietzal rivai dan boy raffi mengatakan seorang pemimpin dalam

sebuah organisasi harus memiliki kriteria sebagai berikut:

a. Pengaruh, seorang pemimpin harus memiliki pengaruh terhadap

karyawannya serta seorang pemimpin harus memiliki orang-orang yang

mendukungnya yang ikut andil dalam membesarkan nama sang pemimpin,


pengaruh itu menjadikan sang pemimpin diikuti dan membuat orang-orang

disekitar tunduk dan menjalankan perintah darinya.

b. Kekuatan/power : seroang pemimpin haruslah memiliki kekuasaan dan dapat

menghargai keberadaan orang lain di sekitarnya, tanpa kekuasaan dan

kekuatan yang dimiliki seorang pemimpin tentunya tidak mau ada orang

yang mendukungnya. Dengan adanya kekuatan dan wewenang ini

menjadikan orang lain bergantung padanya, dan orang-orang itu akan

tunduk.

c. Wewenang, dapat diartikan sebagai hal yang diberikan kepada pemimpin

untuk menetapkan sebuah keputusan dalam melaksanakan sebuah tugas.

Wewenang ini dapat juga dialihkan kepada karyawan jika pemimpin

tersebut percaya dan yakin terhadap karyawannya.

d. Pengikut, seorang pemimpin yang memiliki pengangan atau kekuasaan dan

wewenang tidak dapat dikatakan sebagai seorang pemimpin apabila ia tidak

memiliki pengikut yang berada dibelakangnya yang memberi dukungan

(Amar,2028:108)

4. Sifat-sifat Kepemimpinan

Menurut George R terry dalam bukunya yang berjudul Manajemen sumber

daya manusia mengatakan bahwa ada beberapa hal yang bersofat sangat penting

dalam kepeimpinan, sifat-sifat ini ialah:

a. Energy

Untuk dapat tercapainya pemimpin yang baik dibutuhkannya sebuah energy

yang baik pula, jasmani maupun rohaninya. Seorang pemimpin harus siap
bekerja dalam jangka waktu yang sangat panjang dalam waktu yang telah

ditentukan.jika sewaktu-waktu tenaganya dibutuhkan, maka ia harus siap

dan selalu mengingat dalam kedudukannya dan fungsinya.

b. Memiliki stabilitas emosi

Seorang pemimpin yang efektifdan efisien harus menjauhi dai sifat yang

berprasangka buruk, mencurigai terhadap bawahan-bawahannya.

Sebaliknya ia harus mempunyai sifat yang tegas, sifat yang andil, konsisten

dalam tindakanya, percaya pada diri sendiri dan tentunya memiliki jiwa

sosial yang tinggi.

c. Motivasi pribadi

Keinginnya dalam memimpin haruslah ada dari dalam hati seseorang atau

pribadinya diri sendiri, dan tentunya bukan paksaan dari orang lain ataupun

orang sekitar. Hal ini harus mempunyai keteguhan dalam pendiriannya,

kemauan yang keras dalam bekerja sama dan penerapan sifat-sifat pribadi

yang baik hati dalam setiap pekerjaannya.

d. Kemahiran mengadakan komunikasi

Seorang pemimpin harus mempunyai kemahiran dalam menyampaikan

topik dan gagasan baik secara lisan maupun secara tulisan. Hal ini tentunya

sangat penting karena untuk menyemangati dan mendorong para

bawahannya agar lebih maju demi kepentingan organisasi atau perusahaan

secara bersama.
e. Kecakapan dalam mengajar

Dalam hal ini kita seringkali mendengar pepatah yang mengatakan

pemimpin yang baik ialah guru yang baik. Mengajar merupakan jalan yang

baik untuk mendorong orang-orang atas pentingnya tugas-tugas yang telah

di berikan kepada para kinerjanya.

f. Kecakapan sosial

Seorang pemimpin haruslah tau tentang para bawahannya, tentunya ia

harus mempunyai kemmapuan untuk bisa bekerja sama dengan

bawahannya, sehingga mereka benar-benar dapat dipercaya dan memiliki

kesetian bekerja dibawah naungan pimpinannya.

g. Kemampuan teknis

Dalam hal ini semakin tinggi tingkat kepemimpinan seseorang, semakin

tinggi juga skill yang dimiliki, tetapi semakin kurang diperlukan

kemampuan teknis. Padahal kemampuan teknis dapat diperlukan juga,

karena dengan kemampuan teknis seorang pemimpin akan lebih mudah

dikoreksi bila terjadi suatu kesalahan pelaksanaan dalam tugas

(Martoyo,2000:186)

• Fungsi Kepemimpinan

Menurut usman effendi fungsi kepemimpinan ialah untuk memandu,

menuntun, mengayomi, membimbing, membangun dan memberi motivasi kerja,

dan mengarahkan organisasi, menjalin komunikasi yang baik, dapat memberikan


pengawasan yang efektif dan efisien. Pemimpin harus melaksanakan fungsi

utama, sebagai berikut :

 Fungsi yang berhubungan dengan tugas atau pemecahan masalah yakni

menyangkut pemberian saran untuk penyelesaian masalah, dapat

memberikan informasi dan pendapat.

 Fungsi-fungsi pemeliharaan kelompok atau sosial adalag segala sesuatu

yang dapat membantu kelompok berjalan dengan lebih lancar dalam

persetujuan dengan kelompok yang lain, dan mampu menjadi penengahan

perbedaan kelompok dan lain sebagainya (Effendi,2011:189).

• Peran Kepemimpinan

Menurut Burt Nanus yang dikutip Lembaga Pendidikan dan Pengembangan

Manajemen Jakarta, jika seorang pemimpin dapat berperan sebagai berikut

(Komang,2009:102).

a. Pemberi arah

Seorang pemimpin diharapkan mmapu memberikan arahan, sehingga

dapat dilihat sejauh mana efektivitas maupun efisiensi dalam upaya

pencapaian apa yang di tuju.

b. Agen perubahan

Seorang pemimpin tentunya akan menjadi agen perubahan bagi para

bawahannya baik lingkungan internal maupun eksternal. Pemimpin harus

mampu mengantisipasi perkembangan dunia luar, serta tentunya bisa

memprediksi terhadap organisasinya sendiri, dapat mendapatkan visi

yang
tepat untuk menjawab hal yang uatama dalam perubahan tersebut. Dapat

mempromosikan penelitian, serta mampu memperdayakan karyawannya.

c. Pembicara

Pemimpin sebagai pembicara ahli dalam segala dapat menjadi pendengar

yang baik, dan menjadi penentu visi misi organisasi, tentunya agar

bermanfaat bagi perkembangan organisasi.

d. Pembina

Pemimpin merupakan Pembina tim yang paling terdepan, tim yang

memperdayakan karyawannya dan mengarahakan perilaku mereka sesuai

visi dan misi yang telah dirumuskan. Dengan kata lain pemimpin

berperan sebagai mentor.

• Faktor-faktor yang mempengaruhi Kepemimpinan

Menurut Komang Ardana dan Ni Wayan Mujiatidalam buku Prilaku

Organisasi mengemukakan bahwa ada beberapa factor pennetu yang dapat

mempengaruhi kepemimpinan, factor ini sebagai berikut :

a. Karakteristik pribadi pemimpin

Pada umunya pemimpin akan mempunyai taraf intelgasi yang lebih

tinggi daripada yang dipimpin. Selain itu, karakteristik lain seperti

kecerdasan memotivasi harus dimiliki oleh pemimpin.

b. Kelompok yang dipimpin

Penjelasan dari karakteristik pemimpin tersebut belum berarti apa-apa,

sebelumnya ia menggunakan sebagai alat menginterpestasi tujuan yang

akan dicapai olehnya.


c. Situasi

Tentunya setiap pemimpin akan berfungsi pada situasi, yang bisa

terjadi situasi manusia, fisik dan waktu. Tiap-tiap perubahan sosial ini

mmebutuhkan perubahan dalam kemampuan pemimpin. Dengan kata

lain, bahwa setiap situasi merupakan hal yang unik, maka untuk setiap

situasi dibutuhkannya pemimpin yang spesifik dan flesibel untuk

menghadapi situasi yang terjadi (Komang, 2009:107).

9. Gaya Kepemimpinan

Menurut Wirawan dalam bukunya kepemimpinan merupakan cara atau

suatu seni yang dipergunan oleh seseorang untuk mengatur dan mengarahkan

bawahnnya dalam visi misi pencapai tujuan secara bersama yang sudah

ditetapkan dalam suatu organisasi. Berikut ini merupakan gaya kepemimpinan

ialah:

a. Gaya kepemimpinan memberitahu

Gaya ini cocok diaplikasikan kepada karyawan yang masih ragu dalam

tanggung jawabnya, yang memiliki hubungan dengan pemimpin dibawah

rata-rata. Pada gaya kepemimpinan ini menjelaskan, pemimpin harus

memberikan arahan secara langsung kepada kinerjanya agar kinerja

tersebut dapat mengikutinya. Ciri-ciri gaya kepemimpinan ini ialah :

1. Dapat memberikan arahan secara jelas dan rinci mengenai tugas yang

telah diberikan
2. Menjelaskan secara operasional peran pengkut.

3. Dapat komunikasi satu arah

4. Dapat membuat keputusan dengan tepat.

5. Dapat meminta pertanggungjawaban pengikut.

6. Memiliki intruksi.

b. Gaya pemimpin menjual

Gaya kepemimpinan ini terbuat dari perilaku tugas dan perilaku

hubungan diatas rata-rata, pada gaya ini pemimpin harus menjelaskan

keputusan dan memberikan peluang untuk menjelaskan tugasnya kepada

apar kinerjanya. Ciri-ciri gaya kepemimpinan ini yakni :

1. Menyediakan pentunjuk terhadap apa, siapa, dimana dan

bagaimana tugas atau perintah yang berikan kepada para

kinerjanya, dan tugas tersebut harus dilaksanakan dengan sebaik

mungkin.

2. Dapat membuat keputusan dan menjelaskan keputusan tersebut

kepada para kinerjanya.

3. Menjelaskan peran kinerja.

c. Gaya kepemimpinan partisipasi

Gaya ini mempunyai sifat karakteristikperilaku hubungan diatas rata-

rata dan perilaku tugasnya dibawah rata-rata. Dalam gaya ini tentunya

pemimpin harus mengeluarkan ide-idenya untuk para kinerjanya dan dapat

membuat keputusan. Ciri-ciri gaya kepemimpinan ini sebagai berikut :

a. Dapat membagi tugas tanggung jawab dengan para kinerjanya.

b. Memfokuskan kegiatan demi tujuan bersama


c. Dapat mengikut sertakan kinerja dalam konsekuensi tugas untuk

meningkatkan motivasi secara bersama.

d. Dapat menggabungkan suatu keputusan antara keputusanpemimpin

dan keputusan para kinerja.

e. Menentukan langkah selanjutnya

f. Dapat memberikan semangat kepada para kinerjanya.

g. Dapat memberikan dorongan dan masukan

d. Gaya kepemimpinan delegasi

Kepemimpinan ini meliputi tugas dan perilaku hubungan dibawah rata-

rata, pada gaya ini pemimpin memberikan tanggung jawab dan membuat

keputusan serta melaksanakan aktivitas kepada para kinerjanya. Ciri-

cirinya sebagai berikut :

a. Mendengarkan dan memberi arahan perkembangan

b. Memberikan tugas

c. Kinerja dapat membuat keputusan

d. Mendorong mengambil kebebasan dalam mengambil resiko

e. Memperkuat hasil yang nyata

f. Selalu mudah diubungi (Wirawan, 2014:402).

h. Secara jelas dapat mendengarkan apa yang di bicarakan oleh

kinerjanya.
h. Kinerja Pegawai Kantor Urusan Agama

• Pengertian kinerja

Kinerja dapat diartikan sebagai proses atau hasil sebuah pekerjaan. Kinerja

adalah suatu proses bagaimana pekerjaan secara langsung untuk mencapai

hasil kerja yang maksimal. Namun, hasil pekerjaan berlangsung untuk

mencapai hasil kerja yang masksimal, namun, hasil pekerjaan itu sendiri juga

memerlukan sumber daya manusia yang ahli dalam bidangnya (Stephen,

2006:83). Kinerja bersal darikata job performance yang artinya prestasi kerja

atau hasil yang sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang. Pengertian kinerja

ialah hasil kerja secara kuantitasdan kualitas yang dicapai oleh seorang

pegawai ketika ia melaksanakan kerjanya sesuai fungsi dan tanggung jawab

yang diberikan kepadanya. Kinerja merupakan hasil atau diberikan dari sebuah

proses (Nurlaila,2010:71).

Menurut pendekatan perilaku dalam sebuah manajemen, kinerja

merupakan kualitas dan kuantitas sesuatu yang diraih atau jasa yang diberikan

oleh seseorang untuk melakukan pekerjaan (Luthans,2005:165) Kinerja ialah

tingkat keberhasilan seseorang secara menyeluruh selama periode yang telah

ditentukan dalam melaksanakan tugas dibandingkan dengan berbagai

kemungkinan, seperti
standar oada hasil, target atau sasaran yang telah ditetapkan dan disepakati

secara bersama-sama.

Sedangkan menurut Mathis dan Jackson mengatakan bahwa kinerja adalah

apa yang dilakukan dan tidak dilakukannya pegawai. Manajemen kinerja

merupakan hasil keseluruhan kegiatan yang dilaksanakan untuk meningkatkan

hasil kerja dengan tingkah laku seseorang. Sebagai tingkah laku, kinerja

merupakan sebuah aktivitas manusia yang sesuai arahan pada pelaksanaan

tugas sebuah organisasi atau perusahaan yang telah dibebankan kepadanya.

Jadi yang dimakssud dengan kinerja merupakan hasil yang telah kita raih dan

kerjakan atau pekerjaan yang sudah kita lakukan demi mencapai kepuasaan

perusahaan.

• Tahap-tahap kinerja

a. Perencanaan kinerja

Perencanaan kinerja iala titik awal dari sebuah siklus pada manajemen

kinerja. Pada dasarnya untuk melaksanakan perencanaan kinerja dapat

dilakukannya perencanaan strategis sebagai langkah awal dalam organisasi

atau perusahaan yang menetapkan tujuan utama. Perencaan strategis ini

menentukan apa saja yang harus dilakukan organisasi atau perusahaan

untuk mencapai tujuan tersebut (Mathis,2006:65)

Tujuan dan rencana strategis ini dapat dijabarkan lebih dalam pada

tingkat unit-unit kerja di bawahnya. Perencanaan kinerja mendesain apa


yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi atau

perusahaan. Agar dapat melakukan kegiatan tersebut, tentunya kita

membutuhkan sumber daya manusia yang dibuthkan dan kapan harus

dilaksanakan sebagai tujuan dapat dicapai seperti apa yang diinginkan

(Mishael,1999:24).

Perencanaan kinerja ialah bagian yang paling terpenting dalam

manajemen kinerja. Kinerja pada masa yang akan datang dan dapat

menganilisis kinerja yang sudah berlalu. Perencanaan kinerja ialah hasil

proses dimana pekerja dan manajer pekerja saling berkaitan guna untuk

saling merencanakan apa yang harus dilakukan pekerja dalam setahun

yang mendatang. Dan dapat mengidentifikasikan dan dapat merencanakan,

mengatasi permasalahan yang berada di sebuah perusahaan atau organisasi

dana tentunya dapat saling pengertian tentang pekerjaan

(Mishael,1999:39).

Adapun tujuan perencanaan kinerja paing baik dapat diwujudkan

dalam bentuk outcomes atau yang disebut manfaat .perencanaan kinerja

diharapkan tugas pekerjaan dan sasaran pekerjaan akan sejalan dengan visi

misi serta tujuan dan sasaran unit kerja pada sebuah perusahaan. Para

pekerja dapat memahami hubungan antara tanggung jawabnya dengan

tujuan keseluruhan, uraian tugas dan tanggung jawab akan dimoditifakasi

mencerminkan setiap perubahan dalam konteks pekerjaan.

• Tujuan Kinerja
Kinerja adalah kegiatan pengelolaan sumber daya manusia untuk

mencapai apa yang diinginkan. Tujuan ialah tentang arah secara umum,

yang memiliki sifat secara luas tanpa adanya batasan waktu dan tidak

berkaitan dengan prestasi tertentu dalam jangka waktu tertentu. Tujuan

merupakan sebuah aspirasi atau keinginan seseorang dalam melakukan

kegiatan (Mishael,1999:47).

Perencanaan kinerja dapat dilaksanakan dengan melakukan perumusan

dan mengklarifikasikan tujuan yang akan dicapai oleh organisasi atau

perusahaan terlebih dahulu , sesuai dengan jenjang organisasi atau

perusahaan yang dimiliki. Selanjutnya, tujuan yang sudah ditetapkan

tersebut dirinci kembali menjadi tujuan ditingkat yang lebih rendah.

Hal ini dilakukan agar tujuan semua tingkatan manajemen yang lebih

bawah dapat memberikan kontibusi pada pencapaian tujuan yang lebh

atasnya. Dengan ini diharapkan semua tujuan unit kerja dibawah atau

diatas dapat mencerminkan tujuan organisasi secara menyeluruh

(Mishael,1999:63)

• Sasaran Kinerja

Sasaran kinerja adalah sebuah pernyataan secara spesifik yang

menjelaskan hasil yang harus di capai, kapan, dimana, dan oleh siapa yang

akan dicapainya tersebut. Sifatnya masih dapat terhitung, prstasi yang

didapat diamati, dan dapat dukur, serta sasarannya merupakan sebuah

harapan.
• Kesepakatan Kinerja

Kesepakatan kinerja ialah bagian hal yang terpenting karena

merupakan salah satu kontrak kinerja, antara pekerja dengan manajer.

Yang disebut dengan personal contract anatara manajer dengan pekerja

herus sepakat tujuan yang ingin dicapai dan sasaran yang hendak dicapai

dan tentunya menjadi komitmen dalam menjalankan tugasnya. Kontrak

kinerja merupakan bagian dasar penting untuk melaksanakan penilaian

terhadap kinerja pekerja seseorang.

Kontrak kinerja dapat mempengarui hubungan selanjutnya antara

pekerja dengan manajer, hasil kesepakatan kinerja merupakan sebuah

komitmen bersama yang dilakukan secara bersama dan ditindaklanjuti

dengan baik oleh pekerja ataupun oleh seorang manajer.

• Stanndar Kinerja

Standar kinerja adalah bagian yang terpenting dan tentunya sering

dilupakan oleh sebagian perusahaan atau organisasi dalam meriview proses

kinerja seseorang. Standar kinerja menjelaskan abhwa apa saja yang

diharapkan manajer dari pekerja sehingga pekerja hasru ldapat memahami

dalam keahliannya. Tentang apa saja yang diharapkan merupakan hal yang

terpenting untuk memberikan pedoman perilaku kepada pekerja dan dapat

dipergunakan sebagai acuan dasar untuk penilaian. Standar kinerja adalah

tolak ukur terhadap kinerja yang efektif dan efisien, tentunya standar

kinerja
harus berkaitan dengan hasil yang ingin dicapai dari setiap tugas yang telah

diberikan.

a. Pelaksanaan kinerja

Berdasarkan perencanaan kinerja yang telah disepekati secara bersama-

sama antara pekerja dengan seorang manajer, seterusnya dilakukannya

implementasi kinerja, pelaksanaan kinerja secara langsung dalam suatu

lingkungan dan eksternal yang dapat mempengaruhi sebuah keberhasilan

maupun kegagalan kinerja.

b. Lingkungan Kinerja

Kinerja dalam suatu organisasi dapat dilakukan oleh beberapa sumber

daya manusia dalam organisasi atau perusahaan, baik dalam unsur

pimpinan maupun pekerja, dalam hal ini banyak sekali factor yang

mempengaruhi sumber daya manusia dalam menjalankan tugasnya, ada

beberapa factor salah satunya factor dari dalam diri sumber daya manusia

tersebut maupun factor dari luar dirinya sendiri.

Setiap sumber daya manusia pasti mempunyai kemampuan dari dalam

dirinya baik itu pengetahuan dan keterampilannya, memiliki kompetensi

yang sesuai dengan pekerjaannya, memiliki motivasi dalam bekerja, serta

kepuasan dalam bekerja. Namun, pekerja juga mempunyai kepribadian,

sikap, perilakuk yang dapat mempengaruhi kinerjanya sekaligus.

Kepemimpinan dan gaya kepemimpinan dalam sebuah organisasi atau

perusahaan sangat berpengaruh dalam kinerja seseorang, bagaimana

pemimpin dapat mengayomi atau menjalin hubungan yang baik dengan


pekerjanya, dan tentunya bagaimana mereka memberikan apresiasi

terhadap para pekerja yang berprestasi. Semua hal itu sangatlah

berpengaruh dalam keberlangsungan sebuah kinerja.

• Memahami Kinerja

Kinerja tentunya dapat dipandang sebagai sebuah proses atau hasil yang

nyata dalam pekerjaan. Kinerja merupakan suatu hasil proses bagaimana

pekerjaan berlangsung untuk mencapai hasil kerja yang diinginkan.

Namun, dalam hasil pekerjaan itu sendiri juga menujukkan kinerja yang

baik dan bagus agar apa yang diinginkan dapat tercapai secara efektif dan

efisien. Dalam hal ini terdapat beberapa factor untuk suatu organisasi

atau perusahaan jika ingin mempunyai kinerja yang baik, yaitu dengan

memahmi apa yang dimaksud dengan nilai-nilai manajemen strategis,

manajemen sumber daya manusia,dapat memahami pengembangan

organisasi, konteks dalam berorganisasi, desain kinerja, fungsionalisasi,

budaya dan yang paling penting dapat bekerja sama dengan tim.

• Perilaku Mendorong Kinerja

Adapun factor yang mendorong kinerja ialah tentang bagaimana

seseorang bertindak dan bukan tentang siapa seseorang tersebut, perilaku

merupakan suatu cara dimana seseorang akan melakukan tindakan, karena

dengan hal ini dapat menentukan apa yang akan ia lakukan dalam setiap

situasi dan kondisi, dan tentunya seseorang tersebut akan mennetukan


kinerjanya, kinerja tingkat tinggi ialah hasil kerja nyata sesuai apa yang

diharapkan dan ditentukan.

Kinerja yang efektif dan efisien dalam sebuah pekerjaan ialah hasil dari

melakukan sesuatu apa yang telah ia kerjakan dengan benar dan pada

waktu yang tepat, atau pekerjaan benar dengan waktu yang

spesifik.Memiliki tanggung jawab kepada orangmerupakan perilaku yang

baik yang dan akan berpengaruh pada perbaikan kinerja. Tingkat kerja

yang akan dicapaiinilah tentunya tergantung pada tingkat seberapa

cocoknya perilaku dengan tuntutan antara perilaku dengan pekerjaa.

• Modal Kerja

Proses kinerja dapat mempenagruhi oleh banyak factor. Hersey,

Blancdhard dan Johnson mengemukakan bahwa hubungan pekerjaan

dengan factor-factor yang dapat mempengaruhi dalam bentuk Satalite

model. Menurut satalite model kinerja organisasi dapat diperoleh dari

terjadinya itegrasi dari factor-factor pengetahuan, wawasan, sumber daya

bukan manusia, dapat memahami posisi strategis, proses sumber daya

manusia, dan tentunya memahami struktur. Kinerja dapat dilihat sebagai

pencapaian sebuah tujuan dan tanggung jawab bisnis dan social dari pihak

yang mempertimbangkan (Mishael,1999:98).

Faktor pengetahuan kinerja dapat meliputi bisnis atau pasar, kebijakan

sosial, sumber daya mansuia dan perubahan lingkungan. Proses

kemanusiaan dapat dilihat dari masalah nilai, sikap, norma-norma, dan


tentunya adanya interaksi. Sementara itu, struktur mencakupi masalah

yang dihadapi oleh organisasi, system manajemen, system informasi, dan

fleksibelnya.

Hersey, Blancdhard dan Johnson berpendapat bahwa kebanyakan

manajer dalam organisasi atau perusahaan sangat efektif dalam

mengungkapkan tentang apa yang terjadi dalam sebuah kinerja. Tetapi,

pada dasarnya tentunya lemah tentang bagaimana menangani masalah

tersebut.

• Indikator Kinerja

Indikator kinerja ini secara umum masi dipergunakan untuk ukuran

kinerja, tetapi banyak pula yang membedakannya, pengukuran kinerja ini

berhubungan dengan hasil yang akn ditentukan dan dapat dikuantitatifkan

data setelah kejadian. Dan nantinya tentunya akan diadakannya evaluasi

jika apa yang diiinginkan tersebut tidak tercapai.

Dalam hal ini ada beberapa indicator dalam kinerja : tujuan, standar,

umpan balik, alat dan sarana, kompensasi, motif dan tentunya ada peluang.

Diantara semua itu ada hal yang paling penting tentunya yag hendak

dicapai dan untuk melakukannya perlu adanya motif. Tanpa adanya motif

untuk mencapai apa yang diinginkan, tentunya kinerja tidak akan berjalan

dengan lancar. Dengan demikian, motif dan tujuan menjadi salah satu

factor utama yang berpengaruh dalam kinerja. Namun, kinerja memerlukan

adanya
dukungan dari sarana atau fasilitas, kompetensi, perlu adanya peluang,

standard an umpan balik agar semua dapat berjalan dengan baik.

• Kinerja Organisasional

Suatu oragnisasi dapat berjalan dengan baik dan sukses jika memiliki

seorang manajer yang handal. Apabila seorang manajer melakukan

pekerjaan dengan baik, organisasi atau sebuah perusahaan mungkin akan

berjalan dengan baik dan tentunya akan mencapai tujuan. Namun, apabila

sebaliknya jika perusahaan atau organisasi memiliki manjer yang tidak

mampu melakukan tugasnya dengan baik, organisai tersebut akan gagal

mencapai tujuan. Dengan demikian pula, apabila organisasi dalam suatu

negara mencapai tujuan, maka negara tersebut akan memperoleh

kemakmuran (Mishael,1999:105).

Kinerja organisasional adalah produk dari banyaknya factor-factor,

termasuk terdapat struktur organsuasi, pengetahuan, sumber daya. Kinerja

memerlukan integrase , tujuan, visi dan misi. Strategi merupakan rencana

tindak yang sangat luas dan umu untuk mencapai tujuan organisasi ini.

Sementara yang disebut dengan tujuan adalah memperbaiki sumber daya

manusia, karena strategis bersifat terintegrasi, semua factor dan variable

saling berkaitan dan memberikan kontribusi pada kinerja. Sementara itu,

integrasi sangat penting untuk itu integrase tidak hanya diperlukan saat ini

saja, tetapi lebih penting untuk proses perubahan di masa yang akan

mendatang.
• Kinerja Individual dalam Kelompok

Seseoang jika ia ingin bekerja untuk diriny sendiri, tentunya prestasi

yang diraih mungkin akan berbeda dengan bekerja sama dengan kelompok

atau sebuah tim kinerjanya dapat lebih baik dan meningkat. Namun

seringkali menjadi menurun apabila seseorang tersebut salah dalam

menanganinya

• Evaluasi Kinerja

a. Pengertian evaluasi kinerja

Evaluasi kinerja ialah pendapat yang bersifat memberi saran ,arahan

atas sifat dan perilaku seseorang, atau prestasi sebagai dasr untuk sebuah

keputusan dan rencana pengembangan pada diri atau kelompok. Sementara

itu, Newston dan Davis mengemukakan bahwa sebagai suatu proses

mengevaluasi pekerja, memberi informasi dengan mereka, dan mencari cara

agar memperbaiki pekerjanya (Mishael, 1999:107).

Pendapat lain berpendapat bahwa sebagai bahan evaluasi

pekerjaberbagai ruang yang berhubungan dengan pekerjaan. Menurut

Greenberg dan Baron yang dikutip oleh Wibowo evaluasi kerja tentunya

dapat digunakan untuk sejumlah kepentingan organisasi atau perusahaan.

Salah satunya manajemen menggunakan evaluasi untuk mengambil

keputusan apa yang akan diambil tentunya meliputi sumber daya mansuia di

48
dalamnya. Evaluasi tentunya memberikan arahan, masukan untukkeputusan

penting seperti pomosi, mutase, dan pemberhentian.

Evaluasi juga dapat memenuhi kebutuhan sarana umpan balik bagi para

pekerja tentang bagaimana pandangan organisasi terhadap kinerjanya.

Evaluasi kinerja juga diambil sebagai acuan dasar untuk memberikan

apresiasi, terhadap tentang siapa yang akan mendapatkan kenaikan upah,

dan reward lainnya hal tersebut sering dipertimbangkan saat evaluasi

kinerja.

b. Pendekatan evaluasi kinerja

Kreitner dan Kinick berpendapat bahwa mereka melihat kinerja sasaran

evaluasi dari segi pendekatannya, pendekatan ini dapat meliputi pendekatan

sifat, perilaku, hasil, kontigensi. Sementara itu, robbins mengemukakan

evaluasi kinerja dalam ukuran pekerjaan individu atau kelompok, perilaku

dan sikap. Pendapat itu tentunya saling berhubungan satu sam alain dan

bersifat saling melengkapi dan dapat dijelaskan sebagai berikut

(Mishael,1999:263).

a) Pendekatan sikap

Pendekatan ini bagaiman penilaian terhadap sifat atau karakteristik

seseorang individu. Sifat biasanya diukur dalam bentuk inisatif,

kecepatan dalam membuat keputusan, dan ketergantungan terhadap

seseorang. Meskipun dalam pendekatan sikap ini sangat luas

dipergunakan oleh seorang manajer, dan pada umumnya

dipertimbangkan oleh para ahli pendeketan ini sebagai pendekatan

49
paling lemah.

49
b) Pendekatan perilaku

Pendekatan dalam perilaku menjukkan bagaiman seseorang dalam

berprilaku, dan bukan seorang menunjukkan kepribadiannya .

kemampuan seseorang meningkatkan penilaian kinerja dapat didukung

oleh tingkat perilaku kinerja tersebut

c) Pendekatan kontingensi

Dalam pendekatan ni meliputi sifat, perilaku serta hasil cocok yang

dapat dipergunakan tergantung pada kebutuhan dan situasi tertentu. Oleh

sebabitu, diusulkannya adanya pendekatan kontingensi yang bisa

dicocokan dengan berbagai situasi yang sedang di kembangkan. 33

Namun dengan demikian, pendekatan atas sikap yang cocok ketika harus

membuat keputusan pada promosi terhadap calon yang mempunyai

pekerjaan yang berbeda. Sementara itu, pada pendeketan hasil dibatasi

oleh kegagalan yang menjelaskan mengapa tujuan penilaian kinerja tidak

tercapai.

d) Sasaran evaluasi

Menurut para ahli Kreitner dan Kinicki evaluasi kinerja dapat

digunakan oleh beberapa hal seperti : administrasi, umpan balik pada

kinerja, identifikasi masalah kekuatan dan kelemahan suatu individu,

dapat mendokumentasikan hasil keputusan kepegawaian, tercantumnya

penghargaan terhadap kinerja individu, dapat mengindentifikasi kinerja

50
yang buruk, dapat membantu tujuan, menetapkan keutusan dalam

promosi, dan dapat menetapkan pemberhentian pegawai dalam sebuah

perusahaan atau organisasi.

e) Metode evaluasi

Metode yang gunakan dalam metode evaluasi tidak berbeda jauh

dengan yang digunakan dalam metode umpan balik, dengan adanya

melakukan penilaian dan review. Menurut pandangan Vecchio,

Robbins, Kreitner dan Kinicki pada daarnya salaing melengkapi,

metode yang dapat dipergunakan ialah penilaian terhadap diri sendiri

dari pekerja yang bersangkutan, penilaian secara langsung oleh

pimpinan, penilaian dari rekan kerja atau rekan tim, penilaian dari tim

bawahan secara langsung, penilaian dari konsumen secara langsung,

komite para manajerdan evaluasi 360- derajat.

Diantara metode evaluasi yang telah tercantum diatas, yang paling

umum adalah metode evaluasi 360- derajat karena mampu mencakup

beberapa metode laiinya. Dalam hal ini yang perlu diperhatikan kapan

evaluasi dilakukan, namun pada umumnya evaluasi kinerja pada

umumnya bersifat tahunan sehingga dapat memperoleh gambaran

kinerja pada sebuah organisasi atau perusahaan selama satu tahun.

Tetapi, penilaian evaluasi kinerja sebenarnya perlu diadakannya setiap

saat jika dipandang perlu oleh perusahaan, berdasarkan waktu periode

seperti perminggu atau perbulan, triwulan atau pertengahan tahun.

51
Namun, penilaian tersebut dinamakan evaluasi apabila di akhir tahun

sehingga diperoleh gambaran menyeluruh dalam kinerja organisasi atau

perusahaan.

• Manfaat dan Tujuan Kinerja

Evaluasi kinerja merupakan bagian dari system formal yang digunakan

untuk mengevaluasi kinerja karyawan secara menentu oleh organisasi.

Evaluasi kinerja ini mempunyai tujuan sebagai berikut (Suryadi,1999:27)

1. Memiliki pengembangan yang dapat dipergunakan untuk menentukan

kinerja yang perlu diberikan pelatihan dan membuat hasil yang nyata

pada pelatihan tersebut.

2. Memiliki motivasi karyawaan

3. Mampu berkomunikasi

4. Dapat memberikan penghargaan

5. Perencanaan sumber daya manusia

6. Menentukan besar kecilnya kopensasi terhadap karyawan

15. Faktor-Faktoryang mempengaruhi kinerja

Faktor yang dapat mendorong kinerja adalah sebuah perilaku. Perilaku ini

ialah tentang bagaiman seseorang dalam bertindak (how you act) dan bukan

tentang apa dan siapa seseorang tersebut ( what you are or who you are).

Perilaku merupakan suatu perilaku dimana orang tersebut dapat bertindak atau

melakukan sesuatu. Tentunya, karena dapat menentukan apa yang akan ia

52
lakukan dalam berbagai situasi dan kondisi, dan dapat menentukan kinerja diri

sendiri. Kinerja pada level tertinggi ialah hasil dari melakukan sesuatu yang

benar dan tepat waktu (Stephen,2006:3)

Efektivitas setiap pada tindakan tergantung pada situasi dan kondisi.

Kinerja yang efektif dan efisien dalam suatu pekerjaan merupakan hasil yang

nyata dalam melakukan hal yang benar dan tepat waktu ( doing the right

thingsat the right time). Pendelegasian tanggung jawab pada orang ialah

perilaku yang baik yang tertuju pada pengevalusian kinerja. Sedangkan yang

mempengaruhi factor-factor kinerja menurut Prawirosentono ialah

(Suryadi,1999:27).

1. Efektivitas dan efisiensi

Jika suatu tujuan akhirnya dapat tercapai sesuai apa yang diharapkan,

kita boleh mengatakan kegiatan tersebut berjalan dengan efektif dan

efisien. Tetapi, apabila akibat-akibat yang tidak di cari kegiatan dalam

penilaian yang terpenting ialah hasil yang diraih sehingga

mengakibatkan kepuasan meskipun efektif namun tidak efisien.

Sebaliknya, jika akibat yang dicari-cari tidak penting atau remeh maka

kegiatan tersebut dinamakan efisien.

2. Otoritas (wewenang)

Otoritas merupakan sifat dari suatu komunikasi atau suatu perintah

yang harus dilaksanakan dalam organisasi atau perusahaan. Dalam

suatu organisasi yang formal tentunya memiliki beberapa anggota

untuk

53
melakukan suatu kegiatan yang sesuai dengan kontribusinya. Pada

kegiatan tersebut, mengacu pada apa yang diperintahkan dana pa yang

tidak boleh dilanggar.

3. Disiplin

Disiplin merupakan bagian yang terpenting, disiplin merupakan taat

kepada peraturan yang berlaku, oleh sebab itu, disipin karyawan ialah

kegiatan karyawan yang berhubungan dengan menghormati apa yang

telah disepakati secara bersama pada organisasi atau perusahaan dalam

bekerja.

4. Inisiatif

Inisiatif berkaitan dengan daya oikir seseorang dalammembentuk ide

untuk merancanakan sesuatu tentunya yang berkaitan dengan tujuan

organisasi.

16. Karakterisitik Kinerja Karyawan

Karakteristik orang yang mempunyai kinerja tinggi sebagai berikut


(Prabu,2002:68)

1. Mempunyai tanggung jawab pribadi yang tinggi baik terhadap diri

sendiri maupun terhadap kelompok atau tim.

2. Dapat berani mengambil keputusan dan menanggung resikonya yang

akan dihadapi dimasa yang akan datang

3. Memiliki tujuan yang nyata

4. Memiliki tujuan kerja menyeluruh dan berjuan untuk mewujudkan

tujuannya.

5. Dapat memanfaatkan umpan balik ( feed back) yang nyata

54
6. Menemukan kesepakatan untuk meuwujudkan rencana yang akan

diprogramkan

17. Indikator Kinerja Karyawan

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi suatu kinerja antara lain dapat

dikemukakan oleh Amstrong dan Baron sebagai berikut : 39

1. Personal factor, yang ditunjukkan pada tingkat keterampilan

kompetensi yang dimiliki sesorang, motivasi, dan komitmen individu.

2. Leadership factor, dapat ditentukan oleh kualitas dorongan, bimbingan

dan dukungan yang dilakukan seorang manajer dan team leader

3. Team factors, ditujukan kualitas dukungan oleh tim dalam pekerjaan

4. Contextual/ situational factors dapat ditunjukkan oleh tingginya

tekanan yang ada pada perubahan lingkungan internal dan eksternal

5. System factors ditunjukkan oleh adanya perubahan system kerja dan

fasilitas yang diberikan organisasi.

Indicator kinerja dapat dipakai untuk berbagai aktivitas yang hanya

dapat ditetapkan oleh perilaku yang dapat diamati. Indicator kinerja

juga memerhatikan harapan di masa yang akan datang daripada melihat

masa yang sudah berlalu, hal ini menunjukkan adanya jalan pada

kinerja yang perlu diobservasi.

55
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Kondisi Objektif Kantor Urusan Agama Kecamatan Cikidang

1. Sejarah Kantor Urusan Agama Kecamatan Cikidang

Kantor Urusan Agama Kecamatan Cikidang Kabupaten Sukabumi yang telah

berdiri pada tahun 1912 yang berada di wilayah Utara Kabupaten Sukabumi

dengan memiliki luas sebesar 19,363,96 Ha yang terletak di bawah hamparan kaki

Gunung Salak. Dengan ketinggian berkisar antara 600 s/d 1200 M di atas

permukaan laut dan dataran yang bergelombang serta dikelilingi perkebunan

sawit. Dengan memiliki batas-batas sebagai berikut:

– Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Kalapanunggal

– Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Cibadak

– Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Palabuhanratu

– Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Kabandungan

Pada awalnya Kantor Urusan Agama Kecamatan Cikidang menempati tanah

wakaf yang peruntukkan untuk Masjid At-Taqwa dengan status tanah wakaf, sejak

rahun 1985 pindah lokasi ke temapat tanah desa dan di rehab pada tahun 2009

serta diresmikannya pada tanggal 28 Januari 2009 oleh Kanwil dan Kakanwilnya (

Drs.

H. Muhaimin Lutfhie, MM) dengan luas 400 M dan luas bangunan Gedung 40 M2.

Adapun Potensi Kecamatan Cikidang

1. Topografi Ketinggian

57
a. Tempat: 600 M

b. Curah Hujan: 2,500 mm/thn

c. Dataran: 600 M.

2. Orbitasi

a. Jarak dari ibukota Kabupaten : 20 Km

b. Jarak dari ibukota Provinsi : 120 Km

c. Jarak dari Ibukota Negara : 112 Km

3. Kependudukan

a. Jenis kelamin laki-laki : 32,410 jiwa

b. Jenis kelamin perempuan : 31.199 jiwa

c. Kepala keluarga : 15, 784 Kk

d. Jumlah penduduk menurut Agama

e. Islam : 63,496 jiwa

f. Kristen : 12 jiwa

g. Katholik :-

h. Hindu :-

i. Buddha :-

2. Visi Misi Kantor Urusan Cikidang Kabupaten Sukabumi

1. Visi

”Terwujudnya masyarakat Kecamatan Cikidang yang Taat Beragama, Rukun,

Cerdas, dan Peningkatan Kualitas Hidup keluarga yang berlandaskan gotong

royong’’

57
2. Misi

1. Memberikan pelayanan nikah rujuk secara tepat, sederhana,

transparan dan akuntansi

2. Melaksanakan 5 budaya kerja kementrian agama

3. Meningkatkan koordinasi dan Kerjasama lintas sectoral

4. Melaksanakan bimbingan, kemesjidan, hisab rukyat, zakat wakaf,

manasik haji umrah

5. Meningkatkan peran fungsi BP4 dan Lembaga keagamaan tingkat

kecamatan Cikidang

3. Motto

‘’Dalam melaksanakan tugas KUA Kecamatan Cikidang dengan Motto SIAP (

Senyum, Ikhlas, Akuntabel, dan Pelayanan Prima)’

4. Tugas dan Fungsi

1. Pelaksanaan pelayanan, pengawasan, pencatatan, dan pelaporan

nikah dan rujuk

2. Penyusunan statistic layanan dan bimbingan masyarakat islam

3. Pengelolaan dokumentasi dan system informasi manajemen kua

kecamatan

4. Pelayanan bimbingan kemasjidan

5. Pelayanan bimbingan hisab rukyat dan pembinaan syariah

6. Pelayanan bimbingan dan penerangan agama islam

7. Pelayanan bimbingan zakat dan wakaf

8. Pelaksanaan ketatausahaan dan kerumahtanggaan kua kecamatan

58
9. Layanan bimbingan manasik haji bagi jamaah regular

5. Standar Pelayanan Minimal Kantor Urusan Agama Kecamatan Cikidang

Untuk Pelayanan nikah dan rujuk sebagai berikut :

Pendaftaran dan pemeriksaan nikah dan rujuk

1. Pelaksanaan akad nikah di balai nikah Kua pada jam kerja

2. Pelaksanaan akad nikah diluar Kua atau diluar jam kerja

3. Penerbitan buku nikah ( Model NA)

4. Pencarian dan penerbitan duplikat buku nikah

5. Taukil wali bil kitabah

Untuk Pelayanan perwakafan dan kemasjidan

1. Pendaftaran dan pemeriksaan berkas ikrar wakaf

2. Pelaksanaan ikrar wakaf

3. Legalisasi permohonan pengukuhan arah kiblat

4. Legalisasi proposal permohonan Untuk Pelayanan umum

5. Legalisasi buku nikah

6. Pengantar kehendak calon suami

7. Rekomendasi numpang nikah calon istri

8. Pengantar isbat nikah ke pengadilan agama

9. Surat keterangan belum menikah

10. Surat keterangan beda nama

11. Konfirmasi haji dan kepenyuluhan agama islam

59
12. Konsultasi keluarga Sakinah

Kantor Urusan Agama Kecamatan Cikidang

a. Meningkatkan pemahaman dan pengamalan ajaran agama

b. Memantapkan kerukunan antar umat beragama

c. Menyediakan pelayanan kehidupan Bergama yang berkualitas

d. Mewujudkan penyelenggaraan ibadah haji dan umrah yang akuntabel

E. Sasaran Kua Kecamatan Cikidang

a. Terwujudnya peningkatan pemahaman dan pengamalan ajaran agama Islam

kepada masyarakat

b. Terwujudnya kerukunan intra dan antar umat beragama yang mantap

c. Terwujudnya peningkatan pelayanan kehidupan beragama yang berkualitas

d. Terwujudnya penyelenggaraan ibadah haji dan umrah yang berkualitas

6. Kondisi Sarana Prasana

Kantor Urusan Agama ( KUA) kecamatan Cikidang mempunyai tanah dari desa

dan di rehab pada tahun 2009, bangunan Kua terdiri dari 5 ruang, yaitu : ruang

kepala, ruang tata usaha, ruang tamu, ruang akad nikah, wc dan kamar mandi satu.

7. Penyajian Jumlah Pegawai

Pegawai kantor urusan agama kecamatan Cikidang seluruhnya berjumlah 14

terdiri sebagai pns dan selebihnya menjabat sebagai pah, 2 orang honorer.

H. Fungsi dan Tugas Pokok Pegawai Kantor Urusan Agama Kecamatan Cikidang

a. Kepala KUA

Kepala Kantor Urusan Agama Kecamatan memiliki tanggung jawab dalam

memimpin bawahannya masing-masing. Memberikan arahan, bimbingan,

60
pedoman, dan petunjuk bagi pelaksanaan tugasnya bawahannya. Sebagai

bawahan, kepala Kantor Urusan Agama wajib mengetahui dan mematuhi apa yang

diperintahkan atasannya dan melaporkan hasil pelaksanaan tugasnya kepada

atasan, kepala Kantor Urusan Agama kecamatan mampu menyampaikan hasil

laporan kepada Kementrian Agama Kabupaten atau kota yang menaunginya dan

selanjutnya disusun sebagai laporan berkala Kantor Urusan Kementrian Agama

Kabupaten/ kota.

Adapun tugas kepala KUA :

1. Dapat memimpin pelaksaan tugas yang ada dikantor Urusan Agama,

seperti merumuskan Visi dan Misi, Sasaran, Program, dan kegiatan yang berada di

ruang lingkup Kantor Urusan Agama.

2. Dapat membagi tugas, menggerakkan , menggorganisasikan, membimbing,

mengayomi, dan mengkooridnasikan pelaksanaan tugas di Kantor Urusan Agama

3. Melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap pelaksanaan tugas para

bawahannya.

4. Melakukan pelayanan dan bimbingan di bidang ketatausahan di Kantor

Urusan Agama

5. Dapat melakukan usaha pengembangan dan peningkatan kulaitas

pelayanan tugas Kantor Urusan Agama

• Menilai dan mengoreksi laporan pelaksanaan bawahan

6. Melakukan kerjasama dengan instansi terkait

7. Melaksanakan tugas dari atasan yaitu kemenag

8. Melaporkan proses dan pelaksanaan tugas yang berlangsung

61
9. Menandatangani surat kedinasan

10. Menilite kehabsahan berkas calon pengantin dan proses pelaksanaan nikah

serta dapat menandatangani Akta Nikah

11. Dapat bertanggung jawab atas administrasi keuangan

b. Bidang Administrasi Nikah (Penghulu)

1. Meningkatkan mutu pelayanan terhadap masyarakat yang akan melangsungkan

pernikahan.

2. Melakukan pemeriksaan terhadap surat-surat administrasi pernikahan

3. Melaksanakan pengecekan terhadap registrasi nikah

4. Melaksanakan penulisan akta nikah

5. melakukan penyuluhan terhadap calon pengantin

6. Pelayanan pencatatan nikah dan rujuk bagi masyarakat islam

7. Pelaksanaan Nikah wali hakim

8. Pengawasan kebenaran peristiwa nikah dan rujuk

9. Pembinaan calon pengantin

10. Mengadakan penyuluhan kepada para pegawai pembantu pencatatan nikah

c. Penyuluh Agama

Penyuluh memiliki peran untuk masyarakat yakni sebagai pendamping

masyarakat, sebagai panutan atau penyambung tugas pemerintah. Adapun tugas

yang dimiliki penyuluh agama diantaranya :

1. Informatif dan edukatif, yakni penyuluh agama Islam dapat memposisikan

diri sebagai dai yang berkewajiban mendakwahkan ajaran agama Islam,

62
menyampaikan dan mendidik masyarakat dengan sebaik-baiknya sesuai ajara

agama Islam.

2. Konsulatif, ialah penyuluh agama Islam menyediakan dirinya untuk ikut

memecahkan persoalan-persoalan yang sedang dihadapi masyarakat setempat.

3. Advokatif, yakni penyuluh agama Islam harus memiliki tanggung jawab

moral dan social untuk dapat melaksanakan tugas pembelaan terhadap masyarakat

dari berbagai gangguan.

d. Bidang Tata Usaha

Adapun Tugas yang dimilikinya sebagai berikut:

1. Melaksanakan dan menangani tentang surat menyurat

2. Meningkatkan dalam bidang administrasi, dokumentasi, dan statistic

3. Menyediakan pengadaan alat tulis kantor

4. Membuat laporan bulanan, triwulan, semester dan laporan tahunan

e. ZIS, Wakaf, Haji, dan

Umrah Adapun tugasnya ialah :

1. Menulis di papan kegiatan dan agenda KUA

2. Membantu proses legaliser

3. Dapat membukukan dan mencatat tanah wakaf yang sudah selesai di

sertifikatkan

4. Meningkatkan pelayanan kepada masyakarat dalam pelaksanaan ibadah

5. Melaksanakan bimbingan, zakat, wakaf dan ibadah social

6. Dapat mengarsipkan sibir duplikat akta nikah

63
7. Menyimpan dan mengamankan arsip tanah wakaf

8. Membuat daftar ikrar wakaf

Struktur Organisasi Kantor Urusan Agama Kecamatan Cikidang

Kepala

Penghulu Penyuluh Tata


Usaha

Pelaksana Pelaksana Pelaksana Pelaksana Pelaksana


Simkah Bim Kel. Jid. Zawa Binsyar PAI &
Sakinah Haji

Gambar 3.1 Struktur KUA Cikidang


Kepala KUA : Nu’man Atoillah, S. Ag

Penghulu : Dudung, S. HI

Penyuluh : Mamun, S. Ag

Pelaksana Simkah : Riki Rahman, Sos

Pelaksana Bim Kel. Sakinah : Agus Supriadi, SH

Pelaksana Jid. Zawa : Aziz Ismatuloh, S. Sy

Pelaksana Binsyar : Dudung, S.HI

Pelaksana PAI & Haji : Mamun, S. Ag

64
Di jelaskan dalam peraturan Menteri Agama republic Indonesia nomor 34 tahun

2016 bab IV pasal 16 mengatakan bahwa :

1. Kepala KUA Kecamatan dapat bertanggung jawab dalam memimpin dan

mengorganisasikan Lembaga dan memberikan pengarahan serta petunjuk bagi

Pelaksanaan tugas yang telah ditetapkan.

2. Pengarahan dari pimpinan seperti pada ayat 1 harus diikuti dan dipatuhi

oleh bawahan secara bertanggung jawab serta bisa dilaporkan secara berkala.

Dengan adanya tugas dan fungsi pada kantor urusan agama kecamatan cikidang

maka harus dipaparkan pula tupoksi kepada kua kecamatan cikidang.

65
Tabel Tupoksi Kantor Urusan Agama Kecamatan Cikidang

No Tupoksi Aksi

1 Memimpin Pelaksanaan Memberikan semangat dan contoh yang baik


tugas KUA bagi bawahan dalam melaksanakan tugas
KUA
Manajemen KUA
Menetapkan merumuskan misi dan visi
2 Menetapkan merumuskan Melaksanakan dan mengamalkan visi dan
misi dan visi KUA misi yang telah ditetapkan dengan baik

3 Menetapkan kebijakan Mematuhi kebijakan dengan ikhlas agar


terciptanya KUA yang tertib, nyaman dan
aman

4 Menetapkan sasaran Focus mencapai sasaran dengan baik dan


semangat

5 Menetapkan program Melaksanakan program kerja dengan baik dan


maksimal agar membantu tercapainya Visi
dan Misi KUA

6 Membagi tugas seperti Memberikan pelatihan dan pemahaman sesuai


mengkoordinasikan, tugas yang telah dibagi
menggerakkan,
membimbing

7 Melakukan evaluasi Mengadakan evaluasi tiap minggu dengan


melihat secara langsung pekerjaan pegawai
dan menanyakan terkait kendala yang
dihadapi para pegawai

8 Mengoreksi mempelajari Membaca laporan dengan seksama


laporan pelaksanaan Memberikan pelatihan usaha
bawahan Memberikan pelatihan terhadap catin ( calon
pengantin)
9 Melaksanakan pelayanan Memberikan layanan konsultasi perkawinan
dibidang nikah dan keluarga Sakinah

66
B. Hasil Penelitian

1. Fungsi Pengawasan Pimpinan Kantor Urusan Agama dalam


Meningkatkan Kinerja Pegawai

Pada sebuah penelitian haruslah mempunyai penyajian data sebagai

penguat, data inilah yang nanti akan dianalisa berbagai informan sehingga

nantinya bisa disimpulkan. Adapun peneliti menggunakan metode observasi,

wawancara dan dokumentasi. Hal ini, peneliti berusaha menggambarkan mengenai

kepemimpinan kepala KUA dalam meningkatkan kinerja pegawai di Kantor

Urusan Agama (KUA) Kecamatan Cikidang Kabuapten Sukabumi.

Pada saat fungsi pengawasan Kantor Urusan Agama dalam meningkatkan

kinerja pegawai dan kualitas pelayanan disini diartikan dengan bertambahnya

penilaian masyarakat terhadap Kantor Urusan Agama bahwa di kantor ini tidak

hanya membahas tentang pernikahannya saja tetapi mencakupi sarana pendidikan

dan kegiatan sosial. Kepala Pimpinan Kantor Urusan Agama dan staff pegawai

merealisasikan dalam program-program layanan dengan berharap dapat

menjadikan para staff pegawai menjadi kinerja pegawai yang baik.

Dari hasil wawancara pada tanggal 20 Februari 2023 bapak selaku kepala

KUA Kecamatan Cikidang Kabupaten Sukabumi mengatakan bahwa fungsi

pengawasan yang dilakukan pemimpin sangat berperngaruh bagi kinerja pegawai

untuk itu sebagai pemimpin haruslah mempunyai sikap sebagai berikut :

Fungsi pengawasan terhadap para kinerja pegawai Kantor Urusan Agama


Kecamatan Cikidang dilakukan oleh Kepala Pimpinan Kua sendiri tanpa adanya
perantara atau tanpa melalui masing-masing kepala bidang hal ini karean jumlah
pegawai kantor yang tidak banyak, oleh karena itu kepala Kua masih bisa
menangani sendiri dalam hal pengawasan sehingga tidak memerlukan bantuan.
(wawancara dengan Bapak Numan Atoillah selaku bapak kepala pimpinan Kantor
Urusan Agama Kecamatan Cikidang Kabupaten Sukabumi pada tanggal 20
Februari 2023)

67
Dalam meningkatkan kinerja pegawai perlu pengawasan untuk mendapatkan hasil

kerja yang baik dan bagus dan memudahkan kepala Kantor Urusan Agama

Kecamatan Cikidang dapat menanganinya tanpa bantuan orang lain.

Bapak Nu’man Atoillah selaku kepala pimpinan Kantor Urusan Agama


Kecamatan Cikidang mengatakan bahwa ‘pengawasan di Kantor Urusan Agama
Kecamatan Cikdiang ini tidak terlalu ketat, tetapi para kinerja pegawai diberikan
kepercayaan sehingga tugas apa yang diberikan dapat berjalan dengan baik dan
semestinya. Dan dalam 1 bulan sekali biasanya kepala Kantor Urusan Agama
melakukan evaluasi dan pegawai menyerahkan pekerjaanya serta dokumen daftar
hadir manual selama satu bulan penuh’’.

Mengenai bagaimana pemimpin dalam meningkatkan kinerja pegawai, jika dilihat

oleh peneliti secara langsung cukup stabil karena para kinerja pegawai di Kantor

Urusan Agama Kecamatan Cikidang memiliki kinerja yang cukup baik. Pegawai

sudah memahami setiap peraturan yang sedang berlaku di lembaga dari mulai hal

terkecil seperti tatacara berpakaian yang rapih dan sopan, bagaiman perilaku

seorang pegawai dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab.

‘’Bapak Numan Atoillah pun mengatakan bahwa bagi seluruh para kinerja
pegawai dalam menjalankan tugasnya dilakukan di pagi hari,di mulai dari hari
Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat mulai dari jam 07.00 sampai dengan jam 16.00
Wib. Adapun Sabtu dan Minggu adalah hari libur mingguan. Tujuan dibentuk jam
kerja ini agar mendisiplinkan para kinerja pegawai , sehingga mereka bisa tepat
waktu dalam mengerjakan tugasnya. ‘’

Berdasarkan hasil wawancara , peneliti menyimpulkan bahwa penerapan jam kerja

bertujuan untuk mendisiplan para kinerja pegawai agar datang tepat waktu dan

pulangpun tepat waktu . sistem absen ini menggunakan absen manual dan absen

online (dari pusat )atau absen biometrik akan mengetahui jam datang dan jam

pulang para kinerja pegawai secara otomatis.

Penelitipun mewawancarai salah satu dari para kinerja pegawai tersebut menurut

bapak Mamun sebagai penyuluh di Kantor Urusan Agama Kecamatan Cikidang

‘’pengawasan kepala pimpinan ini bertujuan untuk kebaikan para kinerja pegawai,
kepala pimpinan mengadakan pengawasan ini bertujuan untuk menghindari
terjadinya penyelewengan ataupun penyimpangan para kinerja pegawai, baik yang
68
bersifat anggaran maupun tugas serta untuk mengontrol para kinerja pegawai agar
tugasnya tidak ada masalah dan sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan’’

2. Bentuk Pengawasan pimpinan dalam meningkatkan kinerja pegawai


Dalam setiap organisasi instansi pemerintahan maupun perusahaan, fungsi

pengawasan bagian yang sangat terpenting untuk menjamin adanya keselarasan

dengan penyelenggaraan tugas-tugas. Pengawasan dalam meningkatkan kinerja

pegawai tentu ada kaitannya, sebagaimana berdasarkan hasil wawancara dengan

bapak Nu’man Atoillah selaku kepala pimpinan Kantor Urusan Agama Kecamatan

Cikidang

‘Dalam pengawasan ini dilakukan secara langsung karena untuk dapat


meningkatkan kinerja pegawai dibutuhkan pengawasan yang rutin dari seorang
pemimpin, dengan begitu efektivitas seorang pegawai akan semakin meningkat
karena ketika seorang pegawai memperoleh kinerja yang baik bukan karena
adanya semangat dan kegairan bekerja, melaikan dapat mempengaruhi efektivitas
dan efisiensi pada suatu pencapaian’

Kantor Urusan Agama Kecamatan Cikidang Kabupaten Sukabumi dalam

meningkatkan kinerja pegawainya di adakanya pengawasan secara langsung yang

dimana kepala pimpinan mengawasi secara langsung di lapangan bagaimana

kinerja para bawahannya.

69
Pengawasan langsung ini dilakukan dengan beberapa cara yaitu :

- Inpeksi langsung

Inpeksi langsung dengan adanya pengecekan apel setiap paginya oleh kepala

kantor dengan tujuan untuk membreefing semua kinerja pegawai. Dan mengontrol

secara langsung para kinerjanya yang hadir dalam apel tersebut, tetapi dalam

ketaatannya para pegawai di Kantor Urusan Agama tidak ada pegawai yang

melanggar aturan hukum hanya saja masih ada beberapa pegawai yang melanggar

aturan jam kerja yang telah ditetapkan.

- Observasi ditempat

Dengan adanya observasi ditempat kepala pimpinan Kantor Urusan Agama dapat

melihat pelayanan pegawai terhadap masyarakat tersebut cukup baik atau malah

sebaliknya. Tetapi, untuk saat ini belum ada masyarakat yang melaporkan kinerja

pegawai Kantor Urusan Agama Cikidang yang kurang baik dalam pelayananya.

Bapak kepala pimpinan juga mengatakan jika terjadinya pengawasan secara tidak

langsung makan aka nada beberapa hal diantaranya

- Laporan secara tertulis

Laporan tertulis ini ialah laporan yang dibuat oleh pegawai berdasrkan surat tugas

yang berikan kepadanya yang kemudian nantinya akan dilaporkan kepada kepala

Kantor setelah itu aka nada evaluasi dan menjadi hasil laporan masing-masing

pegawai.

70
- Laporan secara lisan

Laporan ini ialah bentuk komunikasi pegawai untuk menyampaikan secara

langsung permasalahan yang terjadi atau kendala yang terjadi pada saat bertugas

dan bisa terjadi juga pelaporan ini dilakukan pada saat rapat, dan itu bis

membentuk obrolan langsung dari media mulut ke mulut atau media telepon atau

juga bisa melakukan via gmeet.

3. Bagaimana Evaluasi Pimpinan Kantor Urusan Agama Kecamatan

Cikidang

Kinerja ialah suatu kebutuhan yang mutlak bagi suatu organisasi untuk

mencapai tujuan dengan mengatur kerja sama yang harmonis dan terintergarasi

antara pemimpin dengan bawahannya. Tujuan yang diharapka inilah merupakan

titik awal dalam perencanaan kinerja organisasi atau Lembaga. Seperti halnya

yang dilaksanakan di Kantor Urusan Agama Kecamatan Cikidang yang telah

terbukti dapat melaksanakan tugas dan kewajiban yakni sebagai Lembaga

pemerintah khususnya melayani masyarakat walaupun terdapat masalah

didalamnya. Yaitu, kurangnya sumber daya manusia (SDM) yang bertugas di

Kantor Urusan Agama Cikidang, namun hal tersebut bukan menjadi hambatan

untuk Kantor Urusan Agama Cikidang dalam memaksimalkan tugas dan

kewajiban mereka.

Dengan adanya proses evaluasi di Kantor Urusan Agama Kecamatan Cikidang ini

dapat mengukur seberapa baiknya kinerja yang telah dilaksanakan oleh pra

pegawai serta pimpinan di Kantor Urusan Agama Cikidang dalam menjalan tugas-

tugas yang mereka tanggung.

‘’ Kepala pimpinan mengatakan bahwa dari hasil pengawasan tersebut tentu


adanya hasil evaluasi, yang kadang dalam pengawasan ini tidak berjalan dengan
baik , baik atasan ataaupun bawahan pasti pernah mengalami kesulitan, dalam
hambatan pengawasan di Kantor Urusan Agama Kecamatan Cikidang ini
71
sebenarnya tidak ada, karena setiap hari bertemu. Nah untuk tujuan pengawasan
ini diadakannya evaluasi untuk mengetahui bagaimana pencapai para kinerja
pegawai ini dengan langkah mengetahui kegiatan program kerja, evaluasi dari
kehadiran atau pengabsenan, evaluasi dalam pelayanan masyarakat dan tugas yang
diembani’’.

Dengan hal ini peneliti dapat menyimpulkan evaluasi factor yang sangat

berpengaruh terhadap sebuah keberhasilan kinerja seseorang pegawai untuk

melayani masyarakta. Karena disamping ia berperan sebagai pembimbing, dan

pegawai kantor juga berperan sebagai panutan atau suri tauladan yang baik bagi

para masyarakat dilingkungannya.

Dari hasil wawancara yang dilakukan pada tanggal 10 Februari 2023 kepada

bapak kepala selaku pimpinan yakni bapak Nu’man Atoillah, S. Ag proses

evaluasi yang dilakukan meliputi tiga hal yaitu : pertama, hasil evaluasi yang

dilakukan harian seperti hanya mengetahui kinerja pegawai, bagaimana para

pegawai melaksanakan tugas-tugas hariannya seperti ketepatan dalam datang ke

kantor. Yang kedua, evaluasi yang diadakannya perbulan yaitu dilakukannya

pengecekan laporan para pegawai per individu serta dilakukannya pengecekan

absensi pegawai. Yang ketiga evaluasi yang dilaksanakan pada akhir tahun yaitu

melihat bagaimana penilaian hasil perbandingan kinerja pegawai dalam setahun

terakhir.

Dalam hal ini bapak Nu’man Atoillah mengatakan beberapa program evaluasi

diantaranya :

1. Absensi

Absensi kehadiran yakni salah satu poin yang sangat berpengaruh dalam

melakukan penilaian kinerja. Evaluasi absen ini dilaksanakan agar melihat

kesanggupan para kinerja pegawai dalam mentaati peraturan yang ada di Kantor

Agama. Bapak kepala pimpinan menuturkan bahwa absensi ini berlaku untuk

72
semua pegawai yang ada di Kantor Urusan Agama, karena Lembaga instansi

pemerintah khusunya pemerintahan agama memiliki absensi secara khusus yakni

yang dinamakan ‘Pusaka Kemenag’

Pusaka kemenag merupakan web yang menyediakan secara otomatis

pendaftaran layanan public seperti pendaftaran haji, pendaftaran petugas haji,

estimasi keberangkatan haji, cek pelunasan haji, cek pembatalan haji, pendaftaran

sertifikasi halal, pendaftaran nikah, layanan pengaduan masyakat dan bantuan

seperti bantuan beasiswa, pelatihan, rekap pelatihan dan rekap beasiswa.

Dalam web ini memfasilitasi absen online seluruh pegawai Kantor Urusan Agama

dengan ketentuan pegawai tersebut jika akan absen melalui web pusaka tersebut

harus sesuai dengan titik kordinat tempat kantor agama bekerjanya. Jika, ada

keterlambatan dalam absennya maka akan ada perhitungan skor yang

megakibatkan pengurangan gajih pada akhir bulan.

2. Tugas

Evluasi ini dilaksanakan setelah pemberian tugas-tugas kepada para pegawai

Kantor Urusan Agama, guna untuk mengetahui apakah tugas-tugas tersebut

dilaksanakan secara tepat atau sebaliknya tentunya tugas tersebut diberikan sesuai

jabatan mereka masing-masing.

Dalam hal ini evaluasi bertujuan untuk melihat dari berbagai sisi untuk diperbaiki

dari masing-masing pegawai. Dengan dilakukannya penilai ini para pegawai yang

ada di Kantor Urusan Agama Cikidang dapat mengetahui kekurangan dan

kelebihan yang mereka tidak disadari. Bapak kepala pimpinan juga mengatakan

bahwa pihak kantorpun bias melihat upgrade yang dilakukan oleh para pegawai,

hingga dari pimpinan dan para pegawai bias mendapatkan jalan keluar dari

masalah yang dihadapi.

73
3. Pelayanan masyarakat

Evaluasi ini dilakukan agar pimpinan dapat melihat bagaiman sikap, tingkah laku,

perilaku para pegawai Kantor Urusan Agama Cikidang ketika mereka sedang

74
melayani masyarakat yang mempunyai kepentingan untuk dating khususnya

masyrakat yang ingin melaksan akan pernikahan. Tujuan diadakannya evaluasi ini

agar mampu memberikan saran perbaikan terhadap peningkatan kulitas pelayanan

public melalui pemanfaatan dari evaluasi yang telah dilakukan.

Setelah hasil wawancara dan observasi peneliti mengenai evaluasi dalam

meningkatkan kinerja pegawai di Kantor Urusan Agama bapak kepala pimpinan

Kantor Urusan Agama juga memaparkan bagaimana cara yang dugunakan dalam

menerapkan hasil evaluasi tersebut kepada para pegawainnya diantaranya :

Hasil evaluasi tersebut di beritahukan langsung ketika pada saat apel pagi dengan

mengumumkan satu persatu untuk menujukkan hasil dan evaluasi tersebut.

Selanjutnya jika masih terdapat kinerja pegawai yang tidak mentaati peraturan-

peranturan yang telah ditetapkan, maka kepala pimpinan melakukan tiga hal : yang

pertama denga menasihati, yang kedua teguran . yang ketiga dengan pelaporan.

Yang pertama dengan menasihati, jika masih ada pegawai yang melanggar

peraturan yang telah diberlakukan oleh Kantor Urusan Agama Cikidang ini, maka

orang tersebut akan di berikan nasihat oleh bapak kepala pimpinan seperti

motivasi akan semangat bekerja, agar tidak terjadi lagi hal yang tidak diinginkan.

Yang kedua teguran, jika masih ada pegawai yang tidak mentaati peraturan yang

telah diberlakukan oleh pihak Kantor Urusan Agama Kecamatan Cikidang maka

pihak pimpinan menegaskan Kembali kepada para pegawai dengan cara di berika

teguran untuk pegawai yang tidak mentaatinya, seperti di panggil ke ruangan

kepala pimpinan dan di berikan teguran oleh pihak pimpinan.

75
Yang ketiga pelaporan, jika masih ada yang tidak mentaati peraturan maka orang

tersebut akan di laporan oleh pimpinan ke pihak kemenag, agar pihak kemenag

memberi peringatan secara langsung kepada pegawai yang masih tidak mentaati

76
C. Analisis Hasil Temuan Implementasi Fungsi Pengawasan Pimpinan Kantor Urusan

Agama Dalam Meningkatkan Prestasi Pegawai

Dari hasil penelitian yang sudah melewati proses pengolahan data ditemukan beberapa

temuan baru dalam penelitian, yang akan peneliti paparkan menjadi formulasi baru

penelitian,terdiri dari fungsi pengawasan,bentuk pengawasan dan evaluasi di pengawasan

yang peneliti temukan dimana ada feedforward control,yaitu pengontrolan yang dilakukan

sebelum kegiatan berlangsung dalam sebuah organisasi atau sebuah perusahaan. Oleh

karena itu, dalam pembahasan kali ini penulis akan memaparkan hasil temuan baru

penelitian dan akan memaparkan dalam format formulasi baru fungsi pengawasan

pimpinan dalam meningkatkan kinerja pegawai.

A. Feedward Control

Jadi setelah penelitian, peneliti menemukan temuan baru dalam fungsi pengawasan yaitu

feedward control yang berarti pengontrolan yang dilakukan sebelum kegiatan berlangsung

lalu ada concurrent control yang artinya pengontrolan yang dilakukan secara langsung oleh

atasan, feedback control yaitu adanya system umpan balik. Menurut peneliti jenis

pengawasan ini cocok dikarenakan sangat efektif di terapkan di fungsi pengawasan

pimpinan dalam meningkatkan kinerja pegawai sangatlah berpengaruh. Dengan adanya 3

unsur tersebut dapat mempermudah kepala pimpinan terjun secara langsung dan melihat

bagaimana proses kinerja pegawainya. Tiga tahapan ini merupakan salah satu metode

yang diambil oleh kepala pimpinan Kantor Urusan Agama Kecamatan Cikidang dalam

77
fungsi pengawasan, karena dengan tiga tahapan ini kepala pimpinan dapat mengetahui

bagaimana ketersediaan para kinerja pegawai baik dari segi pengertahuan dan

keterampilan para kinerja pegawai.

Kantor Urusan Agama kecamatan Cikidang Kabupaten Sukabumi telah terbukti dapat

melaksanakan tugas dan kewajiban yaitu sebagai Lembaga pemerintah yang bertangung

jawab yang terkhusus melayani masyarakat walaupun terdapat yaitu kurangnya sumber

daya manusia yang bertuga di Kantor Urusan Agama Kecamatan Cikidang.

Setelah peneliti menyimak dari pembahasan yang dijelaskan oleh Bapak Numan Atoillah

selaku narasumber dan kepala Pimpinan Kantor Urusan Agama Kecamatan Cikidang juga

dapat dipahami bahwa 3 tahapan ini mampu memberikan hasil kerja maksimal bagi setiap

kinerja pegawai, dan tahapan ini pun bisa di terapkan dan dimanfaatkan pada Lembaga-

lembaga keagamaan yang lainya.

B. Inpeksi Langsung

Setelah itu ditemukan temuan baru di sub bagian bentuk pengawasan yaitu, inpeksi

langsung , inpeksi langsung adalah pemeriksaan tentang sebuah pekerjaan kinerja pegawai

yang diawasi secara langsung oleh kepala pimpinan menurut peneliti inpeksi langsung

sangat efektif dikarenakan akan membuat bentuk pengawasan lebih teratur dan efisien.

Inpeksi secara langsung ini dilaksanakan secara langsung oleh pemimpin atau atasan

terhadap bawahan pada saat kegiatan pelayanan atau pada saat melaksanakan pekerjaan.

Inpeksi langsung ini bisa dilihat dari tingkat kehadiran pegawai, tingkat kehadiran ini yang

78
merupakan penilaian kinerja pegawai yaitu mengenai kehadiran dan ketepatan waktu.

Misalnya, dengan adanya pengecekan apel setiap paginya oleh kepala kantor dengan

tujuan untuk membreefing semua kinerja pegawai. Dan mengontrol secara langsung para

kinerjanya yang hadir dalam apel tersebut, tetapi dalam ketaatannya para pegawai di

Kantor Urusan Agama tidak ada pegawai yang melanggar aturan hukum hanya saja masih

ada beberapa pegawai yang melanggar aturan jam kerja yang telah ditetapkan

C. Pelayanan Masyarakat dan Absensi

Jadi temuan baru selanjutnya adalah absensi dan pelayanan masyarakat yang masuk pada

bagian hasil evaluasi pengawasan . pelayanan masyarakat menurut peneliti ini efektif

dilakukan oleh para kinerja pegawai yang ada di Kecamatan Cikidang karena dengan

memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat akan mengubah penilaian pemimpin

kepada para pegawainya. dengan absensi membuat penelitian menjadi disiplin dan

pelayanan masyarakat membuat para customer merasa betah dan dilayani meskipun dalam

sumber daya manusia yang kurang memadai di Kantor Urusan Agama Kecamatan

Cikidang ini mampu melayani masyarakatnya dengan ikhlas dan tanggung jawab.

Dalam hal absensi sangat efektif sekali di Kantor Urusan Agama Kecamatan Cikidang ini

menerapkan system obsen online yang disebut dengan absen biomatrik yang akan otomatis

mengetahui jam dating dan jam pulang para kinerja pegawai, jadi absen tersebut tentu

tidak bisa di manupulasi oleh para kinerja pegawai karena sudah diatur oleh system. Dan

tentunya jika ada keterlambatan dalam kinerja pegawai akan mendapat teguran dari kepala

79
pimpinan, selebihnya jika terlalu sering terlambat akan mendapat surat peringatan secara

langsung dari kementrian agama.

Kiat kiat diatas adalah beberapa temuan hasil penelitian yang sudah diolah dari proses

pengolahan data , formulasi tersebut juga bisa diterapkan pada lembaga-lembaga lain

sebagai peningkatan pengawasan.

80
BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian tentang ‘’ Implementasi Fungsi Pengawasan Pimpinan Kantor

Urusan Agama dalam Meningkatkan Kinerja pegawai ( Studi Deskriftif di Kantor Urusan

Agama Cikidang) maka dapat disimpulkan bahwa sebagai berikut:

1. Fungsi pengawasan untuk meningkatkan kinerja dalam produktivitas kerja pegawai pada

Kantor Urusan Agama Kecamatan Cikidang Kabupaten Sukabumi . Terutama kondisi

kerja pegawai masih kurang termotivasi, minimnya sumber daya manusia yang berada di

kantor tersebut sehingga adanya beberapa faktor menurut kenyataan, karyawan belum

menjadikan motivasi sebagai salah satu faktor pendukung di dalam peningkatan

produktivitas.

2. Program peningkatan produktivitas kerja, sangat berpengaruh, karena dengan adanya

program pengembangan rasa memiliki serta tanggung jawab yang besar, maka akan

meningkatkan produktivitas kerja dan peningkatan sumber daya manusia, sehingga

berdampak pada kesejahteraan pegawai dan akan menunjang pencapaian tujuan pada

Kantor Urusan Agama Kecamatan Cikidang Kabupaten Sukabumi yang telah

dilaksanakan dengan efektif dan seefisien mungkin.

3. Untuk meningkatkan sumber daya dan produktivitas kerja pegawai, Kepala pimpinan

Kantor Urusan Agama Kecamatan Cikidang Kabupaten Sukabumi telah menempuh

kebijakan dalam pembinaan karyawan seperti pelaksanaan fungsi kepemimpinan, metode

manajemen dan faktor-faktor produktivitas dan motivasi, juga pemberian bonus dan

memperbaiki fungsi kepegawaian, tertib administrasi, pembinaan di arahkan pada disiplin

waktu, faktor kondisi kerja dan lain-lain.

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan produktivitas kerja dalam upaya

peningkatan sumber daya manusia pegawai yang disesuaikan dengan falsafah tri dharma

yaitu :

1) Merasa ikut memiliki


81
2) Merasa ikut bertanggung jawab

3) Selalu mawas diri

B. SARAN – SARAN

Sebagai penutup uraian dalam laporan ini, penulis mengemukakan saran sebagai berikut :

1. Disarankan kepada Kepala Pimpinan Kantor Urusan Agama Kecamatan Cikidang

Kabupaten Sukabumi masih perlu diadakan pengawasan dalam meningkatkan kinerja

pegawai untuk dapat menunjang produktivitas kerja utamanya tingkat pelayanan,

produktivitas kerja pegawai, sehingga dapat bekerja dengan baik sesuai dengan apa

yang diharapkan oleh instansi itu sendiri.

82
DAFTAR PUSTAKA

Adami, M.(2016). Manajemen Sumber Daya Manusia Teori Praktik dan Penelitian.
Ljokseumawe : Unimal Press

Ananda, R., & Fadhili, M. (2018). Statiska Pendidikan Teori dan Praktik dalam
Pendidikan. Medan: Widya Puspita

Fadhallah. (2021). Wawancara. Jakarta: UNJ Press.

Hasibuan, Malayu. (2011). Manajemen Dasar, Pengertian, dan Masalah. Prasojo, L. D.


(2018). Buku Manajemen. Karangmalang Yogyakarta: UNY

Press. Priyono, & Marnis. (2008). Manajemen Sumber Daya Manusia. Taman
Sidoarjo:Zifatama Publisher.

Rohman, A. (2017). Dasar-Dasar Manajemen. Malang: Inteligensia Media.

Sadiah, Dewi. (2015). Metode Penelitian Dakwah: Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif.

Silaen, N. R., Syamsuriansyah, chairunnisah, R., Sari, M. R., Mahriani, E., Tanjung, R., . .
. Putra,

S. (2021). Kinerja Karyawan. Bandung: Widina Bhakti Persada Bandung. Sulistyarini,

R., & Novianti, P. (2012). Wawancara Sebagai Metode Efektif Untuk Memahami
Perilaku Manusia. Bandung: Karya Putra Darwati

E., . . . Silalahi, M. (2021). Organisasi dan Manajemen. Yayasan Kita Menulis.


Taufiqurokhman. (2016). Manajemen Strategik. Jakarta Pusat: Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik

Dewi, S. (2015). Metode Penelitian Dakwah: Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif.

Rosda Karya. Dewi, S. (2015). Metode Penelitian Dakwah: Pendekatan Kualitatif dan
Kuantitatif. Rosda Karya.

Dewi, S. (2015). Metode Penelitian Dakwah: Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif.


Rosda Karya.

Dewi, S. (2015). Metode Penelitian Dakwah: Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif.

Rosda Karya. Fadhallah. (2021). Wawancara. UNJ Press.

Hasibuan. (2006). Manajemen Dasar, Pengertian, dan Masalah (V). Bumi Aksara. Novia
Ruth, S. (2021). Kinerja Karyawan. Widina Bhakti Persada Bandung.

Novia Ruth, S. (2021). Kinerja Karyawan. Widina Bhakti Persada Bandung.


83
Novia Ruth, S. (2021). Kinerja Karyawan. Widina Bhakti Persada Bandung.

Rusydi Ananda, D. (2018). Statistik Pendidikan (Teori Dan Praktik Dalam Pendidikan)

Tanjung, R. (2021). Organisasi dan Manajemen (Abdul Karim (ed.)).Yayasan kita menulis

Ardana, Komang (2011) Perilaku Organisasi Graha Ilmu

Handoko, T. H (2000) Organisasi Perencanaan Manajemen Manajer Pengawasan


Yogyakarta: BPFE.

Harahap, A. P. S. (2022), Manajemen Pelayanan Perkawinan di Kantor Urusan Agama


(KUA) Kecamatan Rajabasa Kota Bandar Lampung Universitas Islam Negeri
Raden Intan Lampung.

Hasibuan, M. S. P (2005) Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta : Bumi Aksara

Lestari, C. S. (2022) Peran Pengawasan Kepala Kantor Kementrian Agama dalam


Meningkatkan Kinerja Pegawai Kabupaten Bekasi, Universitas Islam Negeri Sunan
Gunung Djati Bandung

Manullang, M. (2005). Dasar-dasar Manajemen . Yogyakarta : Gadjah Mada University


Press

Siagan, S. P (1976), Sistem Informasi Untuk Pengambilan Keputusan. Jakarta :Gunung


Agung.

Simbolon, M. M (2004). Dasar- Dasar Administrasi dan Manajemen. Jakarta : Ghalia


Indonesia.

Terry, G. R. (2006). Prinsip-Prinsip Manajemen, Jakarta : Bumi Aksara.

Robbins (2006) Perilaku Organisasi Jakarta :Indeks Kelompok Gramedia.

Effendi, Usman (2018), Asas Manajemen Jakarta: PT Raja Grafindo

Wirawan (2014) Kepemimpinan Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Martoyo, Susilo (2000) Manajemen Sumber Daya Manusia Yogyakarta : BPFE.

Zakub, Hamzah (2017) Menuju Keberhasilan Manajemen dan Kepemimpinan Bandung:


CV Dipenogoro

Mocherjono, (2012) Pengukuran Kinerja Berbasis Kompetensi Jakarta : PT Raja Grafindo

84
85
LAMPIRAN

86
87
1.1 Sedang Diadakannya Bimbingan Penyeluhan Pernikahan

88
89
1.2 Penyeluhan Bimbingan Pernikahan

90
1.3 Dokumentasi Bersama Para Staf KUA Cikidang

91
1.4 Dokumentasi Rapat fungsi pengawasan KUA Cikidang

92

Anda mungkin juga menyukai