Anda di halaman 1dari 3

KD.12.

- PEMENUHAN KEBUTUHAN PSIKOSOSIAL Kebutuhan akan kontrol :


Berhubungan dengan kebutuhan untuk menentukan dan memelihara hubungan yang
memuaskan dengan orang lain dengan memperhatikan kekuasaan, pembuatan keputusan
1.   Pengertian Kebutuhan Psikososial:
dan otoritas.
Manusia adalah makhluk biopsikososial yang unik dan menerapkan system terbuka serta
Contoh: Saat orang melepaskan tanggung jawab pribadinya dan menjadi pasien yang
saling berinteraksi. Manusia selaulu berusaha untuk mempertahankan keseimbangan
sangat terikat dan tidak berdaya yang selalu meminta petunjuk dari semua orang
hidupnya. Keseimbangan yang dipertahankan oleh setiap individu untuk dapat
mengenai apa yang harus dilakukan dan bagaimana melakukannya. Dibalik prilaku itu
menyesuaikan diri dengan lingkungannya, keadaan ini disebut dengan sehat. Sedangkan
tersembunyi ansietas, bermusuhan dan kurang percaya terhadap orang lain  atau diri
seseorang dikatakan sakit apabila gagal dalam mempertahankan keseimbangan diri dan
sendiri. Intervensi keperawatan yang membantu pasien menerima tanggung jawab
lingkungannya. Sebagai makhluk social, untuk mencapai kepuasana dalam kehidupan,
untum membuat keputusan mengenai perawatan pasien yang menunjang pemulihan
mereka harus membina hubungan interpersonal positif .
control.
.   Status Emosi
Setiap individu mempunyai kebutuhan emosi dasar, termasuk kebutuhan akan cinta,
Kebutuhan Afeksi :
kepercayaan, otonomi, identitas, harga diri, penghargaan dan rasa aman. Schultz (1966)
Seseorang membangun hubungan saling memberi dan saling menerima  berdasarkan
Merangkum kebutuhan tersebut sebagai kebutuhan interpersonal untuk inklusi, control
saling menyukai. Afeksi diungkapkan dengan kata-kata cinta, suka, akrab secara
dan afeksi. Bila kebutuhan tersebut tidak terpenuhi, akibatnya dapt berupa perasaan atau
emosional, pribadi, sahabat, dan intimasi.
prilaku yang tidak diharapkan, seperti ansietas, kemarahan, kesepian dan rasa tidak
pasti.
Rentang Respon Emosional :
Kebutuhan interpersonal akan inklusi, control dan afeksi kadang saling tumpang tindih
dan berkesinambungan.
RENTANG RESPONS EMOSIONAL
Respons Adaptif                                                                               Respons Maladaptif
Kebutuhan akan inklusi :
Merupakan kebutuhan untuk menetapkan dan memelihara hubungan yang memuaskan
Kepekaan Reaksi berduka Supresi emosi Penundaan Depresi/mania
dengan orang. Dalam lingkungan perawatan kesehatan, kebutuhan inklusi dapat
emosional takterkomplikasi reaksi berduka
dipenuhi dengan memberi informasi dan menjawab semua pertanyaan, menjelaskan
tanggung jawab perawat dalm memberi perawatan dan mengenali kebutuhan serta
Pengertian:
kesukaan pasien.
a.       Kepekaan emosiaonal
adalah Respons emosional termasuk dipengaruhi oleh dan berperan aktif dalam dunia Tercapai aktualisasi diri ( Hirarkhi maslow) → Perlu KD yang sehat.
internal dan eksternal sesorang. Tersirat bahwa orang tersebut terbuka dan sadar akan Komponen KD :
perasaannya sendiri. 1.     Body Image ( Citra tubuh)
b.      Reaksi berduka takterkomplikasi Sikap terhadap tubuh secara sadar dan tidak sadar
Terjadi sebagai respons terhadap kehilangan dan tersirat bahwa seseorang sedang Mencakup persepsi dan perasaan tentang ukuran, bentuk, dan fungsi penampilan
menghadapi suatu kehilngan yang nyata serta terbenam dalam proses berdukanya. tubuh dulu dan sekarang
c.       Supresi emosi 2.     Ideal diri
Mungkin tampak sebagai penyangkalan (denial) terhadap perasaan sendiri, pelepasan Persepsi individu → bagaimana harus berprilaku sesuai standar prilaku.
dari keterikatandengan emosi atau penalaran terhadap semua aspek dari dunia afektif Akan mewujudkan cita-cita dan harapan pribadi.
seseorang. 3.     Harga diri (HD)
d.      Penundaan reaksi berkabung Penilaian terhadap hasil yang dicapai dengan analisis → sejauh mana prilaku
Ketidakadaan yang persisten respons emosional terhadap kehilangan . ini dapat terjadi memenuhi ideal diri.
pada awal proses berkabung dan menjadi nyata pada kemunduran proses, mulai terjadi Sukses → HD tinggi, gagal → HD rendah
atau keduanya. Penundaan dan penolakan proses berduka kadang terjadi bertahun-tahun. HD diperolah dari diri sendiri dan orang lain.
e.       Depresi atau melankolia 4.     Peran diri (PD).
Suatu kesedihan atau perasaan berduka berkepanjangan. Dapat digunakan untuk Pola sikap, prilaku nilai yang diharapkan dari seseorang berdasarkan posisinya di
menunjukkan berbagai fenomena, tanda, gejala, sindrom, keadaan emosional, reaksi, masyarakat.
penyakit atau klinik. 5.     Identitas Diri
f.        Mania Kesadaran akan dirinya sendiri yang bersumber dari observasi dan penilaian yang
Ditandai dengan elevasi alam perasaan berkepanjangan dan mudah tersinggung. merupakan sintesis dari semua aspek dari KD sebagai suatu kesatuan yang utuh.
3.         Konsep Diri Faktor yang mempengaruhi KD :
Pendahuluan : 1.      Tingkat perkembangan dan kematangan
KD adalah Semua perasaan, kepercayaan dan nilai yang diketahui individu tentang Dukungan mental, perlakuan dan pertumbuhan anak
dirinya dan mempengaruhi individu dalam berhubungan dengan orang lain. 2.      Budaya
Berkembang secara bertahap,  saat bayi mulai mengenal dan membedakan diri Usia anak → nilai diadopsi dari orang tua.
dengan orang lain. 3.      Sumber eksternal dan internal
Pembentukan KD dipengaruhi asuhan orang tua dan lingkungan. Eksternal → Dukungan masyarakat, ekonomi yang bagus.
Internal → humoris, agamis, berpendidikan
4.      Pengalaman sukses dan gagal → meningkatkan/menurunkan KD.
5.      Stresor
Stresor (perkawinan, pekerjaan baru, ujian, ketakutan, PHK, dll), jika koping tidak
efektif → depresi, menarik diri dan kecemasan.
6.      Usia, keadaan sakit dan trauma → mempengaruhi persepsi diri
Kriteria Kepribadian sehat :
1.      Citra tubuh yang positif dan kuat
2.      ideal dan realitas
3.      Konsep diri yang positif
4.      Harga diri yang tinggi
5.      Kepuasan penampilan peran
6.      Identitas jelas.
Ciri konsep diri rendah (carpenito, 1995)
1.      Menghindari sentuhan atau melihat bagian tubuh tertentu.
2.      Tidak mau berkaca
3.      Menghindari diskusi tentan topic dirinya.
4.      Menolak usaha rehabilitasi.
5.      Melakukan usaha sendiri dengan tidak tepat
6.      Menginglari perubahan pada dirinya.
7.      Peningkatan ketergantungan pada orang lain.
8.      Adanya tanda keresahan seperti marah, putus asa, menangis.
9.      Menolak berpartisipasi dalam perawatan diri.
10.  Tingkah laku merusak, seperti penggunaan narkoba.
11.  Menghindari kontak social.
12.  Kurang percaya diri.

Anda mungkin juga menyukai