Anda di halaman 1dari 24

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil dan Prosedur Penelitian

1. Gambaran Umum Sekolah

SMA Negeri I Bajawa terletak di Kelurahan Ngedukelu, Kecamatan

Bajawa, Kabupaten Ngadha, Nusa Tenggara Timur. Dalam

menjalankan kegiatan belajar mengajar ataupun struktur keorganisasian

Sekolah, SMA Negeri I Bajawa berada di bawah naungan Kementrian

Pendidikan Dan Kebudayaan. SMA Negeri I Bajawa beralamat di JL.

MAYJEN D.I PANJAITAN, dengan kode pos 86415. Secara Geografis

SMA Negeri I Bajawa berada di lokasi yang sangat strategis bila

ditinjau dari lokasinya. Ini dibuktikan dengan lokasi SMA Negeri I

Bajawa yang diapiti oleh Gereja Katholik Santu Josef Bajawa, Stadiun

Bola, Rumah Sakit Umum Daerah Bajawa, dan jalan raya yang sangat

dekat yaitu berada di depan Sekolah.

SMA Negeri I Bajawa adalah salah satu sekolah unggulan yng ada

di Kabupaten Ngadha. Dibuktikan dengan SMA Negeri I Bajawa memiliki

akreditasi A, berdasarkan sertifikat 23/SK/BAP-S/M NTT/XI/2017.

Adapun jam pelajaran di SMA Negeri I Bajawa dilakukan pada pagi hari.

Dalam seminggu, pembelajaran dilakukan selama 6 hari. Fasilitas yang

disediakan SMAN I Bajawa berupa wifi guna melancarkan kegiatan

pembelajaran,

33
34

LCD disediakan di setiap ruangan baik ruangan kelas, kantor,

perpustakaan, lab komputer, lab IPA, dan ruangan umum lainnya.

SMAN I Bajawa melaksanakan kegiatan pembelajaran yang efektif serta

kegiatan ekstrakurikuler sebagai program yang membantu siswa dalam

menyalurkan minat dan bakatnya dan membuka akses belajar seluas-

luasnya kepada siswa dan masyarakat.

Gambar 4.1 Kondisi Fisik SMA Negeri 1 Bajawa

Komponen Jenis Jumlah Ukuran Keterangan


Ruang a) Kelas X 12 700 cm2 Kelas X IPA(3 Buah)
Kelas (buah) Kelas X IPS (7 buah)
Kelas Bahasa (2 Buah)
b) Kelas XI 10 700 cm2 Kelas XI IPA ( 3 buah)
(buah) Kelas XI IPS (7 buah)

c) Kelas XII 10 700 cm2 Kelas XII IPA (3 buah)


(buah) Kelas XII IPS (7 Buah)
1) Ruang Kepsek 1 buah 100 cm2
2) Ruang wakasek 1 buah 30 cm2
3) Ruang guru 1 buah 150 cm2
4) Ruang tata usaha 1 buah 56 cm2
5) Ruang 1 buah 130 cm2
6) Ruang lab 5 buah 6002 1. Bahasa
2. Komputer
3. Kimia
4. Biologi
5. Museum
g. Ruang 1 buah 70 cm2
multimedia
h. Ruang UKS 1 buah 15 cm2
i. Ruang Osis 1 buah 15 cm2
35

Guru yang ada di SMA Negeri I Bajawa sebanyak 55 orang. Guru

yang sudah PNS sebanyak 40 orang. Karyawan sebanyak 15 yang

belum PNS. Jumlah siswa SMA Negeri 1 Bajawa sebanyak 600 siswa.

Kelas X sebanyak 250 siswa, kelas XI sebanyak 150 siswa, dan kelas XII

sebanyak 200 siswa.

2. Deskripsi Data Pelaksanaan Siklus 1

a) Perencanaan

Dalam perencanaan guru menetapkan standar dalam

pembelajaran. Dalam pembelajaran guru menetapkan standard

kompetensinya yaitu menganalisis masyarakat Indonesia pada masa

praaksara. Tujun pembelajaran ini adalah untuk memahami tentang

kehidupan masyarakat indonesai pada masa praaksara.

Setelah RPP dipaparkan, guru menyediakan sumber belajar

dan media pembelajaran berupa peta konsep yang akan digunakan

yang sesuai dengan materi yang akan dikaji. Guru menyediakan alat

evaluasi yaitu latihan dan test untuk mengetahui aktivitas siswa dan

keterampilan guru dalam memberikan materi pembelajaran.

b) Pelaksanaan

Sebelum guru menyampaikan materi guru mempersilahkan siswa

untuk berdoa terlebih dahulu. Guru menyampaikan materi pelajaran

yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan. Memberikan

kesempatan kepada siswa untuk bertanya, dari pertanyaan yang

belum dimengerti oleh siswa. Kemudia guru memberikan pertanyaan


36

itu kepada siswa untuk menjawab jika siswa dikelas tidak ada yang

dapat menjawab, guru akan menjawab pertanyaan tersebut. Dalam

pembelajaran guru menggunakan model pembelajaran Kontekstual

Teaching And Learning. Dengan memaparkan materi mengenai

menganalisis masyarakat Indonesia pada masa Praaksara. Dengan

membuat suasana pembelajaran yang responsive. Dan guru memastikan

apakah siswa siap melaksanakan pembelajaran.

Selanjutnya siswa mempresentasikan hasil diskusi siswa.

Siswa melakukan presentasi hasil diskusi kelompok yang terdiri atas 4

orang dalam satu kelompok, dan melakukan tanya jawab. Sehingga

informasi yang diperoleh dapat dimengerti oleh guru dan siswa

lainnya. Pada kegiatan presentasi memperlihatkan siswa untuk

mempresentasikan hasil diskusi kelompok. Kemudian diakhir

pelajaran guru mengarahkan siswa untuk menyimpulkan hasil

pembelajaran yang telah dilakukan dan mwmbwrikan tugas rumah

kepada siswa sesuai dengan RPP yang telah disusun. Setel

memberikan tugas, guru menutup kegiatan dengan doa yang dipimpin

oleh seorang siswa dan memberikan salam kepada guru.


37

Tabel 4.2 Hasil Kegiatan Evaluasi Siswa Siklus 1


No Nama Nilai Tuntas Tidak

1 Erny seda 70
2 Windy goty 70 √
3 Melda moi 70 √
4 Jefri bhalu 60 √
5 Sarlyn gale 80 √
6 Cindy langa 65 √
7 Tasya Ngadha 75 √
8 Febrianti 70 √
9 Windira uma 65 √
10 Julio Wago 75 √
11 Puput meko 65 √
12 Utari jawa 55 √
13 windira uma 70 √
14 Yosefa Meo 65 √
15 Maria yasinta fono 80 √
16 Jojon jo 70 √
17 Jungkook 75 √
18 Jekson 65 √
19 Miranti 70 √
20 Anyes 75 √
21 Arsen 66 √
22 Yuyun 55 √
23 Silfan 60 √
24 Manto 75 √
25 Dolin 65 √
Jumlah 1730 14 11
Rata-rata 69

Dari tabel diatas dapat diketahui prestasi siswa kelas X SMA

Negeri 1 Bajawa yang tidak mencapai ketuntasan maksimal, dimana

banyak siswa yang memperoleh nilai rendah dan mencapai KKM.

Dimana terdapat 14 siswa yang tuntas dan 11 siswa lainya tida

tuntas. Ini dikarenakan penerapan model pembelajaran yang tidak baik


38

dalam mendukung keaktifan siswa. Maka dari itu guru memberikan

tugas rumah sesuai dengan RPP yang telah disediakan. Pemberian

tugas ini sebagai nilai tambah untuk kriteria penilaian hasil

belajar.Setelah pemberian tugas, guru menutup kegiatan pembelajaran

hari ini dengan berdoa yang dipimpin oleh seorang siswa. Kemudian

para siswa memberikan salam kepada guru.

c) Observasi
Tahap kegiatan observasi dilakukan pada saat pelaksanaan
tindakan dalam kegiatan observasi diperlukan penggunaan sistem
lembar pengamatan terhadap hasil observasi. Kegiatan hasil observasi
akan dilakukan dengan cara mencatat hal-hal yang sedang terjadi
dalam proses kegiatan yan terjadi antara guru dan siswa yang sedang
melaksanakan proses pembelajaran. Berikut hasil observasi guru dan
siswa
1) Bentuk Observasi Pengamatan Guru Siklus 1
No Indikator Pencapaian Jumlah Skor
1 2 3 4 5
1 Guru menyiapkan RPP √
2 Guru mengajak siswa untuk berdoa √
3 Guru menyediakan media belajar √
4 Guru melakukan absensi √
5 Guru menyampaikan isi materi √
6 Guru melakukan kegiatan tanya jawab √
7 Guru memberikan pertanyaan kepada siswa √
8 Guru memotivasi siswa √
9 Guru memberikan tes untuk penguatan materi √
10 Guru memberikan pertanyaan mengulang kepada √
siswa yang belum paham
11 Guru meluruskan jawaban siswa yang belum √
pas
12 Guru membentuk siswa dalam kelompok dan √
memberikan materi
13 Kelompok mempresentasikan hasil diskusi √
14 Guru memberikan tugas rumah √
15 Guru memberikan kesimpulan √
16 Guru menutup kelas √
39

Jumlah 25 25
Jumlah skor 50
Kriteria Cukup
Ket : 5: sangat baik, 4: baik, 3: cukup baik, 2: kurang, 1: sangat kurang.
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa hasil pengamatan

keterampilan penilaian guru kurang memuaskan karena banyak

indikator yang tidak mendapat predikat baik dan memperoleh predikat

cukup yang menunjukan bahwa guru tersebut belum memiliki

keterampilan yang dapat menunjang peningkatan hasil belajar siswa.

2) Observasi Aktivitas Siswa Siklus 1


Jumlah siswa
Jumla Rata2
No Indikator memperoleh Skor
h skor skor
1 2 3 4 5
1 Ketepatan jam siswa - - 20 - 5 65 2,6
masuk kelas
2 Siswa berdoa sebelum 5 - 10 10 - 75 3
pembelajaran
3 Siswa menyimak - - - 20 5 85 3,4
informasi yang diberikan
oleh guru
4 Siswa menjawab 10 - 5 10 - 55 2,2
pertanyaan guru
5 Siswa membentuk 1 16 - 5 3 56 2,24
kelompok yang
sudah ditentukan oleh
guru
6 Siswa berdiskusi aktif 1 16 - 5 3 56 2,24
dalam kelompok
7 Siswa merangkum hasil 5 - - - 20 105 4,2
diskusi kelompok
8 Siswa mempresentasikan 2 - 3 20 - 111 4,44
hasil kerja kelompok
9 Siswa memberikan 3 10 4 8 - 67 2,68
tanggapan tentang hasil
diskusi
10 Siswa lain memberikan 10 3 8 4 - 56 2,24
tanggapan tentang hasil
diskusi
11 Memberikan pertanyaan 5 10 3 - 7 69 2,76
disetiap kelompok
40

presentasi
12 Siswa membuat 18 7 - - - 32 1,28
kesimpulan disetiap
topik yang diberikan
13 Siswa menerima tugas - 10 13 2 - 67 2,68
yang diberikan oleh guru
14 Siswa membuat 17 1 2 2 3 48 1,92
kesimpulan atas hasil
diskusi kelompok
15 Siswa menyerahkan 17 1 2 2 3 48 1,92
hasil kerja kepada guru
16 Siswa menutup kelas 20 1 2 1 1 37 1,48
dengan doa
Jumlah 976 44
Jumlah rata-rata skor 44
Kategori Cukup

Dari tabel diatas dapat diketahui penilaian aktivitas siswa kelas X

SMA Negeri 1 Bajawa yang belum aktif menerima pembelajaran yang

diberikan oleh guru dengan pencapaian kategori cukup, dimana

rata-rata skor penilaia sangatlah rendah. Dengan jumlah nilainya

adalah 976, sedangkan rata-rata skornya adalah 44, dan kategorinya

dinyatakan cukup.

Tabel 4.3 Perbandingan Hasil Belajar Pra Siklus Dengan Siklus 1


No Pencapaian Prasiklus Data Siklus 1
1 Nilai Tertinggi 50 75
2 Nilai Terendah 40 65
3 Jumlah Siswa Tuntas 11 14
4 Jumlah siswa Tidak Tuntas 14 11
5 Presentasi ketuntasan 31% 56%
6 Presentasi ketidaktuntasan 70% 45%
7 Rata rata hasil belajar siswa 60,4% 69%

Dari hasil perbandingan antara hasil prasiklus dengan siklus 1

dapat dilihat perbandingan yang sangat mencolok antara nilai dari

prasiklus dengan siklus 1. Pra siklus 1 jumlah siswa yang tuntas


41

berjumlah 11 orang dengan presentasi ketuntasan 31% dengan rata-

rata hasil belajar yaitu. Dan pada siklus 1 dimana terdapat siswa

yang tuntas berjumlah 14 orang orang dengan presentasi ketuntasan

56% dan rata-rata hasil belajar siswa

d) Refleksi
Berdasarkan deskripsi dan hasil observasi pada siklus 1,

maka ditemukan masalah yang muncul antara lain.

1) Keterampilan Guru

Keterampilan guru cukup dan sudah memenuhi syarat kriteria

keberhasilan. Sehingga telah mencapai indikator keberhasilan

yang akan dicapai yaitu sekurang-kurangnya lebih baik. Beberapa

hal yang harus diperbaiki antara lain:

a) Guru belum mampu mengarahkan pertanyaan kepada siswa

dengan baik.

b) Guru belum sepenuhnya menyiapkan SK, KD, serta indikator

secara sempurna.

c) Guru belum mampu mengarahkan siswa dalam merumuskan

masalah.

d) Guru belum meminta pendapat dari siswa dan memberikan

informasi tambahan kepada siswa serta belum memberi

waktu berpikir agar siswa siap menyajikan hasil diskusi.

2) Keterampilan siswa
42

Siklus 1 secara keseluruhan sudah mencapai kategori cukup

dengan perolehan skor rata rata namun masih perlu tingkatkan

lagi agar mencapai kategori sangat baik. Adapun kekurangan yang

harus diperbaikiseperti:

a) Siswa kurang merespon penjelasan dari guru dan tidak berani

untuk bertanya mengenai materi yang belum dipahami.

b) Siswa masih gaduh dalam kelas dan tidak tertib dalam

mengikuti pembelajaran.

c) Siswa masih pasif dalam kegiatan diskusi

d) Siswa pasif dalam memecahkan masalah yang diberikan oleh

guru dan jarang memberikan masukan.

3) Hasil Belajar

Hasil belajar siswa belum mencapai indikator keberhasilan

yang diterapkan yaitu ketuntasan klasikal lebih dari atau sama

dengan 70% pelaksanaan siklus 1 memperoleh ketuntasan klasikal

75% atau 15 siswa dari 20 siswa. Berdasarkan permasalahan

yang muncul pada pelaksanaan siklus 1 yang telah

diuraikan, maka perlu diperbaiki atau direvisi untuk pelaksanaan

tindakan berikutnya.

1. Perbaikan Siklus 1

Adapun perbaikan untuk siklus 1 berdasarkan

masukan dari kolaborator sebagai berikut:

a) Keterampilan Guru
43

1) Guru melakukan pembelajaran yang menarik

untuk menumbuhkan motivasi siswa pada awal

pembelajaran.

2) Menyiapkan sarana pendukung untuk menayangkan media

pembelajaran dengan lebih baik lagi.

3) Guru mampu membimbing siswa untuk merumuskan

pertanyaan yang sesuai dengan materi.

4) Guru harus menyimpulkan pembelajaran bersama siswa

dan menuliskan hasil kesimpulan sebagai umpan balik

terhadap materi yang sudah dipelajari.

b) Aktivitas Siswa

1) Guru mengingatkan siswa agar disiplin dalam mengikuti

pembelajaran.

2) Guru harus memperhatikan ketertiban siswa saat kegiatan

pemecahan masalah secara berlangsung.

3) Guru meminta kepada seluruh siswa untuk aktif dalam

berdiskusi yang diberikan oleh guru, karena penyelesaian

tugas adalah tanggung jawab seluruh siswa.

4) Guru memberikan motivasi pada siswa untuk percaya diri

dalam mempresentasikan hasil penyelesaian masalahnya

dengan penguatan positif.

c) Hasil Belajar
44

Hasil evaluasi belum mencapai ketuntasan sesuai

indikator keberhasilan yang telah diterapkan sehingga perlu

ditingkatkan. Dari berbagai permasalahan yang muncul pada

pelaksanaan tindakan di siklus berikutnya yaitu pada siklus II.

3. Deskripsi Data Pelaksanaan Siklus II

a. Perencanaan

Guru menyiapkan perangkat pembelajaran berupa penyusunan

RPP yang dibuat dengan menganalisis standar kompetensi dan

kompetensi dasar serta indikator yang akan digunakan dalam proses

pembelajaran. Menganalisis masyarakat indonesia pada masa

Praaksara. Tujuan pembelajaran ini adalah untuk memahami tentang

kehidupan masyarakat indonesia pada masa praaksara

Setelah Pemaparan RPP yang telah dibuat guru menyiapkan

sumber belajar dan media pembelajaran berupa PPT yang akan

digunakan yang mengandung materi dan permasalahan yang akan

dibahas. Dan menyiapkan alat evaluasi yang akan digunakan untuk

mengamati aktivitas siswa dan keterampilan guru.

b. Pelaksanaan

Tahap ini peneliti berpedoman pada RPP yang telah disiapkan

yaitu pelaksanaan tindakan siklus II. Dalam penelitian ini bertindak

sebagai pemberian tindakan atau pengajar. Tindakan siklus II ini

berpedoman pada RPP yang disusun menggunakan model

pembelajaran Kontekstual Teaching And Learning pembelajaran ini


45

yaitu memadukan materi di dalam kelas dengan kejadian nyata yang

terjadi di lapangan. Kegiatan ini dimulai dengan salam antara guru dan

siswa, setelah itu guru dan siswa berdoa, usai berdoa guru melakukan

absensi. Setelah mengecek kehadiran, selanjutnya guru menyampaikan

indikator dan kompetensi yang diharapkan dan mulai memberikan

materi dan memandu siswa dalam kegiatan pembelajaran.

Guru membentuk kelompok siswa setelah itu guru memberikan

wacana. Setelah itu guru menentukan siapa yang menjadi pembicara

pertama dan berganti peran siswa yang berbicara menjadi

pendengar. Setelah setiap masing-masing kelompok mempresentasikan

materinya guru dan siswa membuat kesimpulan dari materi tersebut

secara bersama- sama.

Disini guru dan murid sama-sama menguji hipotesis yang

merupakan langkah untuk membuktikan kebenaran untuk mendapatkan

jawaban yang mutlak yang dimana data dan informasi yang diperoleh

sesuai dengan fakta yang berdasarkan pengumpulan data setelah itu

merumuskan kesimpulan.

Siklus I banyak siswa yang kurang memahami materi yang

diajarkan oleh guru karena banyak siswa yang kurang berfikir kritis

dalam memecahkan masalah secara mandiri. Maka diperlukan

percobaan ulang pada siklus yang kedua. Pada siklus yang ke II ini

siswa sudah mampu menyelesaikan permasalahan yang diberikan oleh

guru. Dalam kegiatan penutup guru bersama peserta didik membuat


46

kesimpulan mengenai materi pelajaran yang telah dipelajari dan

memberikan umpan balik kepada siswa serta membuat kegiatan

evaluasi dengan perolehan nilai sebagai berikut:

Tabel 4.5 Nilai Prestasi Siswa Siklus II

No Nama Nilai Tuntas Tidak tuntas


1 Erny seda 80 √
2 Windy goty 75 √
3 Melda moi 75 √
4 Jefri bhalu 80 √
5 Sarlyn gale 85 √
6 Cindy langa 90 √
7 Tasya Ngadha 80 √
8 Febrianti 77 √
9 Windira uma 90 √
10 Julio Wago 65 √
11 Puput meko 80 √
12 Utari jawa 55 √
13 windira uma 65 √
14 Yosefa Meo 80 √
15 Maria yasinta fono 80 √
16 Jojon jo 80 √
17 Jungkook 75 √
18 Jekson 65 √
19 Miranti 70 √
20 Anyes 75 √
21 Arsen 66 √
22 Yuyun 80 √
23 Silfan 85 √
24 Manto 75 √
25 Dolin 85 √
Jumlah 1913 19 6
Rata-rata 76,52

Dari tabel diatas telah terjadi tingkatan prestasi belajar dari

siklus 1 ke siklus 2 dimana siklus II dimana siklus II terjadi

peningkatan jumlah siswa tuntas 19 dari 25 siswa. Selanjutnya guru


47

memberikan tugas rumah kepada siswa sesuai dengan RPP yang telah

disiapkan. Pemberian tugas ini sebagai nilai tambah untuk kriteria

penilaian prestasi belajar. Kemudian guru beserta siswa berdoa

kembali sebelum menutup kegiatan pembelajaran.

c. Observasi

Tahap observasi dilakukan pada saat pelaksanaan tindakan

dalam kegiatan observasi diperlukan penggunaan sistem lembar

pengamatan terhadap hasil observasi akan dilakukan dengan cara

mencatat hal-hal yang sedang terjadi dalam proses kegiatan yang

terjadi antara guru dan siswa yang sedang melaksanakan proses

pembelajaran. Berikut hasil observasi guru dan siswa.

Tabel 4.6 Penilaian Keterampilan Guru

No Indikator Pencapaian Jumlah Skor


1 2 3 4 5
1 Guru menyiapkan RPP √
2 Guru mengajak siswa untuk berdoa √
3 Guru menyediakan media belajar √
4 Guru melakukan absensi √
5 Guru menyampaikan isi materi √
6 Guru melakukan kegiatan tanya jawab √
7 Guru memberikan pertanyaan kepada siswa √
8 Guru memotivasi siswa √
9 Guru memberikan tes untuk penguatan materi √
10 Guru memberikan pertanyaan mengu lang kepada √
siswa yang belum paham
11 Guru meluruskan jawaban siswa

yang belum pas
12 Guru membentuk siswa dalam

kelompok dan memberikan materi
13 Kelompok mempresentasikan hasil

diskusi
14 Guru memberikan tugas rumah √
15 Guru memberikan kesimpulan √
48

16 Guru menutup kelas √


Jumlah - - -
Jumlah skor 70
Kriteria Baik

Keterangan : 5: sangat baik, 4: baik, 3: cukup baik, 2: kurang, 1: sangat


kurang.
49

Dalam kegiatan evaluasi siklus II telah terjadi peningkatan dari

siklus 1 ke siklus II yang dapat dilihat dari keberhasilan indikator dari

cukup meningkat ke indikator sangat baik. Hal ini dilihat dari indikator

pengamatan yang dilakukan oleh peneliti kinerja guru. Dari hasil

angket yang diberikan dapat disimpulkan bahwa penggunaan model

pembelajaran Kontekstual Teaching And Learning dapat meningkatkan

hasil keterampilan guru.

Tabel 4.7 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II

No Indikator Jumlah siswa memperoleh Jumlah Rata2


Skor skor skor

1 2 3 4 5
1 Ketepatan jam siswa masuk - 5 5 10 5 90 3,6
kelas
2 Siswa berdoa sebelum 5 1 3 5 11 91 3,64
pembelajaran
3 Siswa menyimak informasi 3 7 5 10 - 72 3
yang diberikan oleh guru
4 Siswa menjawab pertanyaan 6 10 5 3 1 58 2,32
guru
5 Siswa membentuk kelompok 20 - - 1 4 44 1,76
yang sudah ditentukan oleh
guru
6 Siswa berdiskusi aktif 5 5 5 5 5 75 3
dalam kelompok
7 Siswa merangkum hasil 1 5 5 4 10 92 3,68
diskusi kelompok
8 siswa mempresentasikan hasil - - 15 10 - 85 3,4
kerja kelompok
9 Siswa memberikan 14 1 - - 10 66 2,64
Tanggapan tentang hasil
diskusi
10 Siswa lain memberikan 15 - - 10 - 85 3,4
tanggapan tentang hasil diskusi
50

11 Memberikan pertanyaan 11 - - - 14 81 3,24


disetiap kelompok presentasi

12 Siswa membuat kesimpulan 1 15 2 2 5 70 2,8


disetiap topik yang diberikan

13 Siswa menerima tugas yang 5 1 3 5 11 91 3,64


diberikan oleh guru
14 Siswa membuat kesimpulan 5 1 3 5 11 91 3,64
atas hasil diskusi kelompok
15 Siswa menyerahkan hasil 5 1 3 5 11 91 3,64
kerja kepada guru
16 Siswa menutup kelas dengan 3 2 5 10 5 87 3,48
doa
Jumlah 1269 52
Jumlah rata-rata skor 52
Kategori Baik

Dari tabel di atas dapat diketahui penilaian aktivitas siswa kelas

X SMA Negeri I Bajawa yang sangat aktif dalam menerima

pembelajaran yang diberikan oleh guru dengan capaian kategori sangat

baik, dimana rata-rata skor penilaian sangatlah tinggi yaitu Sehingga

Model Pembelajaran Kontekstual Teaching And Learning dapat

meingkatkan prestasi belajar siswa.

Tabel 4.7 Perbandingan hasil belajar siklus 1 dan siklus II

No Pencapaian Siklus 1 Data Siklus 11


1 Nilai Tertinggi 75 90
2 Nilai Terendah 65 70
3 Jumlah Siswa Tuntas 14 19
4 Jumlah siswa Tidak Tuntas 11 6
5 Presentasi ketuntasan 56% 81%
6 Presentasi ketidak tuntasan 45% 70%
7 Rata rata hasil belajar siswa 69% 76,52%
Dari hasil perbandingan antara nilai siklus I dengan siklus II

dapat dilihat perbandingan dengan sangat mencolok antara nilai dari

siklus I dengan Siklus II.


50

Di siklus I jumlah siswa yang tuntas dengan presentasi ketuntasan

serta rata-rata hasil belajar siswa dan pada siklus II dimana

terdapat siswa yang tuntas berjumlah 15 orang dengan presentasi 85%

serta rata-rata hasil belajar

d. Refleksi

Berdasarkan deskripsi dan hasil observasi pada siklus I,

maka didalam perbaikan disiklus II telah menyelesaikan masalah yang

muncul sebelumnya antara lain:

a) Keterampilan Guru

Beberapa peningkatan yang telah diperbaiki seperti:

1) Guru mengingatkan siswa agar disiplin dalam mengikuti

pembelajaran.

2) Guru harus memperhatikan ketertiban siswa saat kegiatan

pemecahan masalah secara berlangsung.

3) Guru meminta kepada seluruh siswa untuk aktif dalam

berdiskusi yang diberikan oleh guru, karena penyelesaian tugas

adalah tanggung jawab seluruh siswa.

4) Guru memberikan motivasi pada siswa untuk percaya diri

dalam mempresentasikan hasil penyelesaian masalahnya

dengan penguatan positif.

b) Keterampilan Siswa
51

Aktivitas siswa selama pembelajaran siklus I secara

keseluruhan sudah mencapai kategori cukup dan mencapai

peningkatan dari siklus


51

I ke siklus II. Adapun hal-hal yang menjadi permasalahan pada

siklus I telah dilakukan perbaikan dan meningkatkan keterampilan

siswa. Adapun beberapa kekurangan yang telah diperbaiki seperti:

1) Siswa telah disiplin dalam mengikuti pembelajaran.

2) Siswa sangat ketertiban saat kegiatan pembelajaran berlangsung.

3) Siswa sangat aktif dalam memecahan masalah secara langsung.

4) Siswa sangat aktif dalam berdiskusi yang diberikan oleh guru,

karena penyelesaian tugas adalah tanggung jawab seluruh

siswa.

5) Guru memberikan motivasi pada siswa untuk percaya diri

dalam mempresentasikan hasil penyelesaian masalahnya dengan

penguatan positif.

c) Hasil Belajar

Hasil belajar siswa mencapai indikator keberhasilan yang

ditetapkan yaitu ketuntasan klasikal lebih dari atau sama dengan 70%

pelaksanaan tindakan siklus II memperoleh ketuntasan klasikal 85%

atau 14 siswa dari 15 siswa. Dalam siklus II ini telah mencapai

tingkat keberhasilan yang sangat memuaskan karena terjadi

peningkatan pada prestasi belajar siswa maupun kinerja guru dalam

menerapkan model pembelajaran Kontekstual Teaching And

Learning, sehingga model pembelajaran Kontekstual Teaching And

Learning, dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.


52

B. Pembahasan

Pada pelaksanaan siklus I terjadi perbandingan antara prasiklus dengan

siklus I yaitu pada prasiklus nilai tertingginya adala 50 dan nilai terendahnya

adalah 40 dengan siswa yang tuntas sebanyak 11 siswa dengan presentase

ketidak tuntasan sebesar 70% dan nilai ketuntasan sebesar 31%. Sedangkan pada

siklus 1 nilai tertinggi siswa adalah 75 dan nilai terendahnya adalah 56 dengan

jumlah siswa yang tuntas sebanyak 14 orang dan jumlah siswa yang tidak tuntas

sebanyak 11 orang dengan presentasi ketuntasan sebesar 56% rata-rata nilai

belajar siswa sebesar 60 sehingga dilakukan perbaikan pada siklus II.

Setelah melakukan perbaikan pada silkus 11 mengalami peningkatan

dengan nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 70, jumlah siswa yang tuntas

sebanyak 19 orang, siswa yang tidak tuntas sebanyak 6 orang dengan

presentasi ketuntasan 81% dan presentasi ketidak tuntasan sebesar 45% dan

rata rata nilai belajar siswa sebesar.Hal ini membuktikan bahwa pada siklus 11

prestasi belajar siswa mengalami peningkatan.

Dengan menggunakan model Pembelajaran Kontekstual Teaching And

Learning telah mengalami peningkatan. Dengan begitu model pembelajaran

Kontekstual Teaching And Learning sangat baik untuk diterapkan didalam kelas

hal ini sesuai dengan pernyataan Rosalin (2008:24-25) menyatakan bahwa

pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning) lahir dari paham

kontruktivisme yaitu paham yang berpendapat bahwa pembelajaran yang

bermakna itu bermula dengan pengetahuan atau laman yang ada pada peserta
53

didik. Sumiati dan Asra (2009:14) menyatakan bahwa pembelajaran kontekstual

awalnya dikembangkan oleh John Dewey dari pengalaman belajar

tradisionalnya. Pada tahun 1918 Dewey merumuskan kurikulum dan metodologi

pembelajaran yang berkaitan dengan pengalaman dan minat siswa. Siswa akan

belajar dengan baik jika yang dipelajarinya terkait dengan pengetahuan dan

kegiatan yang telah diketahuinya dan terjadi di sekelilingnya.

Menurut Wina sanjaya (2005: 109) pembelajaran kontekstual adalah suatu

pendekatan pembelajaran yang menekankan pada proses keterlibatan siswa secara

penuh untuk menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan

situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya

pada kehidupan mereka.

Menurut Johnson (2002: 67) Pembelajaran kontekstual adalah sebuah proses

pendidikan yang menolong para siswa melihat makna di dalam materi akademik

yang mereka pelajari dengan cara menghubungi subjek-subjek 7 akademik yang

mereka pelajari dengan konteks kehidupan sehari-hari mereka, yakni konteks

pribadi, sosial, dan budaya. Hal ini juga diungkapkan oleh Kemendikbud melalui

direktorat PSMP (2008: 161) mendefinisikan pembelajaran kontekstual sebagai

suatu proses pendidikan yang bertujuan untuk memotivasi siswa untuk memahami

makna materi pembelajaran dengan mengkaitkannya pada kehidupan sehari-hari

(konteks pribadi, sosial, dan kultural) sehingga siswa memiliki

pengetahuan/ketrampilan yang secara fleksibel dapat diterapkan dari suatu

permasalahan/konteks ke permasalahan lain.Berdasarkan beberapa pendapat diatas


54

maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kontekstual merupakan suatu

pembelajaran yang mengkaitkan kontekstual sehari-hari pada materi pembelajaran

sehingga siswa mampu memaknai pengetahuan/ ketrampilan yang dipelajarinya

serta secara fleksibel dapat menerapkan pengetahuan / ketrampilan yang dimilikinya

dari suatu permasalahan/konteks ke permasalahan yang lainnya.

Anda mungkin juga menyukai