Anda di halaman 1dari 97

Modul Belajar

Nella Haiprilisya
1

KATA PENGANTAR

Pertama-tama penulis panjatkan puji syukur kehadirat Allah S.W.T


atas selesainya penulisan modul belajar ini. Selanjutnya penulis
mengucapkan terima kasih pada keluarga dan dosen-dosen ahli yang
membimbing hingga terselesaikannya modul belajar ini. Besar harapan saya
agar modul yang dihasilkan dapat dimanfaatkan secara optimal oleh semua
pihak terkait, baik dari unsur dinas pendidikan, para pendidik, tenaga
pendidik, sehingga akhirnya dapat menjadi alternatif yang mambantu
pembelajaran aljabar abstrak khususnya pada fokus materi teori gelanggang
dalam penyelenggaraan pendidikan khususnya di IAIN Syekh Nurjati
Cirebon dan umumya penyelenggara pendidikan di seluruh instansi
pendidikan.
Saya menyadari bahwa modul yang dihasilkan ini masih terdapat
banyak kekurangan. Oleh karena itu, saya sangat mengharapkan kritik dan
saran dari berbagai pihak untuk perbaikan dan penyempurnaan lebih lanjut.

Cirebon, Januari 2022


Penulis

Nella Haiprilisya
2

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ....................................................................................... 1
DAFTAR ISI ....................................................................................................... 2
MENGENAL GELANGGANG......................................................................... 3
Pengertian dan Contoh Gelanggang ...................................................... 4
Sifat dan Karakteristik Gelanggang ...................................................... 5
Latihan Soal............................................................................................... 9

KLASIFIKASI GELANGGANG .................................................................... 10


Daerah Integral ....................................................................................... 10
Lapangan ................................................................................................ 13
Hubungan Lapangan dan Daerah Integral ......................................... 14
Lapangan Hasil Bagi ............................................................................. 16
Suku Banyak Atas Lapangan ............................................................... 17
Latihan Soal ............................................................................................ 20

MEMBANDINGKAN GELANGGANG ....................................................... 21


Homomorfisma Gelanggang ................................................................. 21
Latihan Soal............................................................................................. 28

MEMBENTUK GELANGGANG BARU ...................................................... 29


Gelanggang Faktor ................................................................................ 31
Latihan Soal............................................................................................. 33

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 34


3

PENDAHULUAN
Modul ini merupakan bahan ajar berseri yang dirancang untuk
digunakan dalam belajar. Modul ini akan membantu dan memberikan
pengalaman belajar yang bermakna untuk mencapai kompetensi yang dituju
secara mandiri.
Sebagai bahan ajar, unsur-unsur pokok modul ini terdiri atas (1)
tujuan pembelajaran, (2) aktivitas pembelajaran, dan (3) evaluasi. Tujuan
pembelajaran menjadi sasaran pengguasaan kompetensi yang dituju dalam
belajar. Aktivitas pembelajaran berupa aktivitas-aktivitas yang akan
dilakukan agar didapat pengalaman-pengalaman belajar yang bermakna
dalam mencapai tujuan pembelajaran. Evaluasi merupakan proses
penentuan kesesuaian antara proses dan hasil belajar dengan tujuan
pembelajaran. Dalam hal ini, evaluasi bertujuan untuk memberikan latihan
sekaligus mengukur tingkat ketercapaian kompetensi yang diperoleh sesuai
dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan pada bagian awal modul.
Modul ini menggunakan pendekatan belajar tuntas. Dalam hal ini,
pencapaian tingkat ketuntasan kompetensi tertentu harus dicapai untuk
melanjutkan pata tahap pencapaian kompetensi selanjutnya.
Belajar mandiri merupakan proses belajar aktif yang dilakukan
dengan menggunakan modul ini. Dalam proses belajar aktif tersebut
dibutuhkan dorongan niat dan motif untuk menguasai kompetensi yang
telah ditetapkan pada bagian awal modul. Sasaran utama dalam belajar
mandiri tersebut merupakan pembaca yang mendapatkan kompetensi yang
telah ditetapkan serta memperoleh kemandirian dalam belajar.
Aktifitas pembelajaran dalam modul ini berpusat pada pembaca.
Artinya, pembaca merupakan subjek aktif dalam pembelajaran dan
pemahaman pembaca sendiri sesuai dengan kecepatan belajar pembaca.
Strategi pembelajaran dalam modul ini memfasilitasi pengalaman
belajar bermakna. Selain memperoleh kompetensi utama, yaitu kompetensi
yang ditetapkan pada tujuan pembelajaran, pembaca juga akan
memeperoleh pengalaman belajar terkait dengan pengembangan karakter,
literasi, berpikir kritis, kolaborasi, pemecahan masalah, dam komunikasi
efektif.
4

Modul ini juga dapat dipergunakan pembaca umum untuk mendukung


bahan belajar, penegasan materi, penguasaan materi maupun pembanding
bahan ajar pembaca umum. Aktivitas-aktivitas belajar pembaca pada modul
ini sedapat mungkin mampu memaksimalkan potensi semua sumber belajar
yang terdapat di lingkungan sekitar pembaca. Amati dan manfaatkanlah.
Setiap aktivitas pembelajaran dapat disesuaikan dengan kondisi
pembaca, dosen, kampus/universitas, serta lingkungan sekitar.
Bagaimanapun utamaan kesehatan dan keselamatan pembaca, lingkungan
terdekat maupun lingkungan sekitar.
Tetap semangat, sehat dan selamat belajar !
5
6

Pemetaan Kompetensi

Capaian Pembelajaran-MK
Indikator Pencapaian Pembelajaran
CPMK/Sub-CP-MK

Mampu mendeskripsikan Mahasiswa mampu:


konsep dasar gelanggang 1. Menyebutkan dan mengelompokkan
dan dapat membedakan himpunan objek matematika yang
gelanggang dari struktur memiliki struktur gelanggang dan
aljabar lainnya. yang tidak.
2. Dapat menyebutkan sifat dan
karakteristik gelanggang.
3. Menggunakan sifat dan contoh
dalam memecahkan masalah
gelanggang.
7

Peta Kompetensi

Konsep dasar gelanggang

Menyebutkan konsep, sifat dan karakteristik dasar


gelanggang

Mengelompokan himpunan objek yang memiliki dan


tidak memiliki struktur gelanggang

Struktur dasar gelanggang

Memecahkan masalah dasar gelangang

Memecahkan masalah dasar gelanggang


8

PEMBELAJARAN - 1
Mengenal
Gelanggang

PADA pembelajaran 1 ini Teman-teman akan dikenalkan dengan


gelanggang. Modul ini terdiri atas 4 kegiatan pembelajaran, pada setiap
kegiatan pembelajaran disediakan beberapa contoh persoalan yang harus
dikaji serta latihan-latihan yang mengharuskan Teman-teman coba untuk
kerjakan dengan baik, dengan harapan aktifitas pembelajaran iniakan
memberikan pengalaman belajar yang bermakna pada Teman-teman
semua. Sehingga materi ini dapat dikuasai dengan baik tanpa bantuan
langsung dari Bapak/Ibu Dosen maupun rekan sekalian. Apakah Teman-
teman sudah mulai tertarik, terpacu dan penasaran untuk membaca juga
mempelajari materi kali ini? Kalau sudah siap, mari kita baca dan simak
dengan baik dan teliti. Jangan lupa untuk berdoa dengan khusuk dan
mengerjakan berbagai bentuk aktifitas yang sudah dipersiapkan dengan
seksama, tentu saja Teman-teman harus mempersiapkan alat bantu
pembelajaran yang sekiranya diperlukan seperti buku pendukung maupun
alat tulis lainnya.
9

KOMPETENSI DASAR

Mampu mendeskripsikan konsep dasar gelanggang dan dapat


membedakan gelanggang dari struktur aljabar lainnya.
10

PEMBELAJARAN 1

TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mengikuti perkuliahan dan berpartisipasi aktif, mahasiswa


diharapkan:
a. memahami konsep gelanggang dan ideal;
b. terampil dalam mengomunikasikan pemikiran terkait himpunan
dan sifat dasar himpunan dalam bentuk tulisan maupun lisan

PERANAN DOSEN DAN MAHASISWA

• Peranan Dosen
Pada setiap aktivitas belajar, Teman-teman akan mendapatkan
bimbingan secara tidak langsung dari Bapak/Ibu Dosen melalui
pertanyaan yang diberikan. Dalam kondisi tertentu, Teman-teman dapat
menghubungi Bapak/Ibu Dosen menggunakan sarana komunikasi yang
sudah disepakati, baik itu saat pembelajaran berlangsung maupun
dengan chatting melalui aplikasi yang juga telah disepakati.

• Peranan Mahasiswa
Untuk melengkapi keperluan bahan pembelajaran, alangkah
baiknya Teman-teman dapat menyediakan kelengkapan bahan,
informasi, maupun reverensi pendukung pembelajaran. Usahakan
11

Teman-teman mengambil kelengkapan pembelajaran yang sekiranya


dianggap paling sesuai dengan proses pembelajaran yang dilakukan.

AKTIFITAS PEMBELAJARAN

Mari kita ingat bersama!

1. Aktivitas ini akan disampaikan sebagai pendukung luring guna


memberi kesempatan Teman-teman agar mampu mencermati lebih
mendalam.
2. Teman-teman dapat mengunduh dokumen di aplikasi maupun
flatfrom yang telat disepakati sebelumnya.
3. Jika memungkinkan (tersedia waktu, tempat, alat, maupun
jaringan), saat menjawab pertanyaan yang diberikan, Teman-teman
dapat mendiskusikannya dengan Rekan dalam kelompok
pembelajaran baik melalui moda luring (luar jaringan) maupun
daring (dalam jaringan), misal: Zoom, Video Call, maupun aplikasi
pendukung sejenis.

Bagaimana kabar hari ini Teman-teman? Semoga senantiasa dalam


keasaan sehat dan siap untuk mempelajari modul ini. Saatnya sekarang
Teman-teman mempelajari materi teori gelanggang. Banyak pembelajaran
dalam Aljabar yang dapat Teman-teman pelajari lebih dalam, salah satunya
yaitu teori gelanggang yang dimulai dengan pengenalannya. Untuk lebih
jelasnya silahkan melanjutkan membaca modul dan ngerjakan latihan
aktivitas yang telah diberikan. Semoga teman-teman sukses dalam
mempelajari materi ini.
12

Apa yang membedakan aljabar yang dulu kita pelajari dengan teori
gelanggang yang saat ini kita akan pelajari? Hal inilah yang ada dibenak
Teman-teman saat akan mempelajari teori gelanggang ini. Teori gelanggang
merupakan salah satu cabang ilmu dari aljabar itu sendiri, sehingga pada
pembelajaran kali ini kita akan lebih mendalami aljabar khususnya aljabar
abstrak.
Oleh karena itu sebelum kita mempelajari lebih lanjut prihal gelanggang, kita
akan terlebih dahulu mengingat hal dasar dalam pembelajaran matematika
yaitu aljabar, seperti struktur bilangan. Perhatikan gambar struktur
bilangan berikut!





Gambar. Struktur Bilangan

ℕ = Bilangan Asli = {1, 2, 3, 4, 5, … }


ℤ = Bilangan Bulat = {… , −2, −1, 0, 1, 2, … }
𝑎
ℚ = Bilangan Rasional = { | 𝑎, 𝑏 ∈ ℤ, 𝑏 ≠ 0}
𝑏

ℝ = Bilangan Rill = ℚ ∪ 𝐼𝑟𝑟𝑎𝑠𝑖𝑜𝑛𝑎𝑙


𝐵𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝐼𝑟𝑟𝑎𝑠𝑖𝑜𝑛𝑎𝑙 ∶ √2, √3, 𝜋
13

Apa masalah yang akan dipelajari saat kita akan mengenal gelanggang?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, pada pembelajaran 1 ini kita akan
dimempelajari dan mendalami definisi mengenai hukum distributif terlebih
dahulu yang dilanjutkan dengan definisi-definisi gelanggang itu sendiri
beserta sifat-sifatnya.
Selanjutnya mari kita mulai dengan mengenal definisi berikut!

Definisi 1.1 (Hukum Distributif)

Suatu struktur aljabar (𝑅, +, ×) disebut memenuhi hukum distributif jika


untuk setiap 𝑎, 𝑏, 𝑐 ∈ 𝑅 berlaku
i. 𝑎 × (𝑏 + 𝑐) = 𝑎 × 𝑏 + 𝑎 × 𝑐
ii. (𝑎 + 𝑏) × 𝑐 = 𝑎 × 𝑐 + 𝑏 × 𝑐

Ingat terlebih dahulu!


Pada pembelajaran aljabar sebelumnya kita telah mengenal struktur
bilangan. Untuk kembali mengingatkan dan lebih memahaminya,
Teman-teman kita perhatikan dan identifikasi tabel struktur bilangan
berikut!
14

(𝑅, +) (𝑅/{0},×) (𝑅, +,×)


𝑅Grup
Asosiatif Identitas Invers Komutatif Distributif
Komutatif
ℤ √ √ √ − √ √
ℚ √ √ √ √ √ √
ℝ √ √ √ √ √ √
M2(ℝ) √ √ √ − − √
Tabel. Struktur Bilangan

Ket.
𝑅 : Struktur Bilangan

Dari tabel diatas kita telah diingatkan kembali mengenai struktur


bilangan dan operasinya. Selanjutnya untuk menjawab
“permasalahan apa” yang akan kita bahas pada pembelajaran 1 ini,
perhatikan definisi berikut!

Definisi 1.2 (Gelanggang)

Suatu struktur aljabar (𝑅, +,×) disebut gelanggang jika


i. (𝑅, +) merupakan grup komutatif
ii. (𝑅, ×) memenuhi hukum asosiatif dan memiliki unsur kesatuan
iii. (𝑅, +,×) memenuhi hukum distributif
15

Definisi sebelumnya kita telah diperkenalkan dengan definisi


gelanggang yang memiliki 3 kriteria/syarat. Untuk lebih
memahaminya perhatikan catatan berikut!

CATATAN

 (𝑅, +) disebut grup penjumlahan


 (𝑅, +,×) dapat disingkat menjadi 𝑅
 Operasi + (tambah) dan × (kali) hanya penamaan saja, kita bisa
mendefinisikan operasi tambah dan kali sendiri.
 Unsur nol adalah unsur identitas terhadap operasi jumlah tanda: 0𝑅
atau 0.
 Unsur kesatuan adalah unsur identitas terhadap operasi kali
tanda: 1𝑅 atau 1.
 1𝑅 ≠ 0𝑅 .
 Unsur balikan dari 𝑎 ∈ 𝑅 terhadap tambah disebut negatif dari 𝑎
tanda: −𝑎
 Ekspresi 𝑎 × 𝑏 selanjutnya disingkat menjadi 𝑎𝑏 dan 𝑎 + (−𝑏)
disingkat menjadi 𝑎 − 𝑏
 Himpunan 𝐺 dengan dua buah operasi adalah gelanggang jika:
1. kedua operasi tersebut terdefinisi dengan baik pada 𝐺
2. semua aksioma definisi gelanggang terpenuhi.
16

“Apa prinsip yang sesuai yang berkaitan dalam pemecahan permasalahan


model gelanggang yang sesuai dengan pembahasan di atas?” Mungkin
pertanyaan tersebutlah yang terbesit dalam benak Teman-teman.
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, akan dijawab dengan penjelasan
contoh-contoh pada pembelajaran 1 kali ini. Perhatikan dan simak contoh
pertama di bawah ini!

Contoh 1.1

 Struktur bilangan ℤ, ℚ, ℝ, ℂ dan M2(ℝ)


 Struktur Bilangan modulo n (ℤn, +, ×)
 Struktur (2S, ⊕, ∩)

Lebih lanjut, untuk menjawab “apa masalah” mengenai mengenal


gelanggang yang dibahas pada pembelajaran 1 ini, Teman-teman coba untuk
simak dan fahami definisi serta sifat-sifat dibawah ini!
17

Definisi 1.3 (na)

Misalkan (R, +, ×) adalah suatu gelanggang.


na dengan n ∈ ℤ dan a ∈ R didefinisikan sebagai berikut.

𝑎 + 𝑎 +⋯+𝑎 (n buah suku) jika n > 0


𝑛𝑎 = { 0 − jika n = 0
(−𝑎) + (−𝑎) + ⋯ + (−𝑎) (−n buah suku) jika n < 0

Definisi 1.4 (an)

Misalkan (R, +, ·) adalah suatu gelanggang.


an dengan n ∈ ℤ dan a ∈ R didefinisikan sebagai berikut.

𝑎 × 𝑎 × …× 𝑎 (perkalian n buah a) jika n > 0


𝑎𝑛 = { 1 𝑅 − jika n = 0

Sifat 1.1

Misalkan R suatu gelanggang.


a. Unsur 0𝑅 , 1𝑅 , −𝑎 ∈ 𝑅 adalah tunggal untuk setiap 𝑎 ∈ 𝑅
b. Berlaku hukum pembatalan terhadap operasi +, yakni:
jika 𝑎 + 𝑏 = 𝑎 + 𝑐 maka 𝑏 = 𝑐 dan jika 𝑏 + 𝑎 = 𝑐 + 𝑎 amaka 𝑏 = 𝑐
dengan 𝑎, 𝑏, 𝑐 ∈ 𝑅
c. Setiap persamaan 𝑎 + 𝑥 = 𝑏 dan 𝑥 + 𝑎 = 𝑏 dengan 𝑎, 𝑏, 𝑥 ∈ 𝑅
mempunyai penyelesaian tunggal.
d. −(−𝑎) = 𝑎, dan −(𝑎 + 𝑏) = −𝑎 + (−𝑏)
18

e. Untuk sembarang 𝑚, 𝑛 ∈ ℤ memenuhi:


(𝑚 + 𝑛)𝑎 = 𝑚𝑎 + 𝑛𝑎
𝑚(𝑎 + 𝑏) = 𝑚𝑎 + 𝑚𝑏
𝑚(𝑛𝑎) = (𝑚𝑛)𝑎

Sifat 1.2

Misalkan R suatu gelanggang. Untuk setiap 𝑎, 𝑏, 𝑐 ∈ 𝑅 memenuhi


a. 0𝑅 × 𝑎 = 𝑎 × 0𝑅 = 0𝑅
b. 𝑎(−𝑏) = (−𝑎)𝑏 = −(𝑎𝑏)
c. (−𝑎)(−𝑏) = 𝑎𝑏
d. 𝑎(𝑏 − 𝑐) = 𝑎𝑏 − 𝑎𝑐
e. (𝑎 − 𝑏)𝑐 = 𝑎𝑐 − 𝑏𝑐

Strategi pemecahan masalah yang diberikan seputar aspek gelanggang,


dapat Teman-teman lihat melalui masalah yang diberikan pada contoh-
contoh berikut, cermati dan simak dengan seksama!

Contoh 1.2

Buktikan bahwa jika R suatu gelanggang dan 𝑎, 𝑏 ∈ 𝑅 maka


(𝑎 + 𝑏)2 = 𝑎2 + 𝑎𝑏 + 𝑏𝑎 + 𝑏 2
19

Bukti:
Ambil unsur 𝑎, 𝑏 ∈ 𝑅 maka kita peroleh
(𝑎 + 𝑏)2 = (𝑎 + 𝑏)(𝑎 + 𝑏) Definisi 1.4
= 𝑎(𝑎 + 𝑏) + 𝑏(𝑎 + 𝑏) Hukum Distributif
= 𝑎2 + 𝑎𝑏 + 𝑏𝑎 + 𝑏 2 Hukum Distributif

Definisi 1.5
Suatu gelanggang R disebut komutatif jika untuk setiap 𝑎, 𝑏 ∈ 𝑅 berlaku
𝑎𝑏 = 𝑏𝑎

Contoh 1.3

Gelanggang ℝ, ℤ, dan ℚ adalah komutatif.

Contoh 1.4

Tunjukan bahwa jika R suatu gelanggang komutatif dan 𝑎, 𝑏 ∈ 𝑅 maka


(𝑎 + 𝑏)(𝑎 − 𝑏) = 𝑎2 − 𝑏 2

Bukti:
Ambil unsur 𝑎, 𝑏 ∈ 𝑅 maka kita peroleh
(𝑎 + 𝑏)(𝑎 − 𝑏) = (𝑎 + 𝑏)(𝑎 + (−𝑏))
= 𝑎(𝑎 + (−𝑏)) + 𝑏(𝑎 + (−𝑏)) Hukum Distributif
20

= 𝑎(𝑎) + 𝑎(−𝑏) + 𝑏𝑎 + 𝑏(−𝑏) Hukum Distributif


= 𝑎2 − 𝑎𝑏 + 𝑏𝑎 − 𝑏 2 Definisi 1.4, Sifat 1.2 (b)
= 𝑎2 − 𝑎𝑏 + 𝑎𝑏 − 𝑏 2 Definisi 1.5
= 𝑎2 − 𝑏2

Contoh 1.5

Jika R adalah suatu gelanggang yang bersifat bahwa untuk setiap 𝑥 ∈ 𝑅


mengakibatkan 𝑥 2 = 𝑥 maka R merupakan gelanggang komutatif.

Perhatikan!
Untuk menunjukan suatu gelanggang R bersifat komutatif cukup dengan
menunjukan 𝑎𝑏 = 𝑏𝑎 untuk setiap 𝑎, 𝑏 ∈ 𝑅

Bukti:
Ambil 𝑎, 𝑏 ∈ 𝑅
(𝑎 + 𝑏)2 = 𝑎 + 𝑏 dari sifat 𝑥 2 = 𝑥
𝑎2 + 𝑎𝑏 + 𝑏𝑎 + 𝑏 2 = 𝑎 + 𝑏 lihat Contoh 1.2
𝑎 + 𝑎𝑏 + 𝑏𝑎 + 𝑏 = 𝑎 + 𝑏 dari sifat 𝑥 2 = 𝑥
𝑎𝑏 + 𝑏𝑎 = 0 Hukum Pembatalan
∴ 𝑎𝑏 = −(𝑏𝑎) … … … … (𝑖)
Selanjutnya, kita tunjukan bahwa −(𝑏𝑎) = 𝑏𝑎 untuk setiap 𝑎, 𝑏 ∈ 𝑅
(𝑏𝑎 + 𝑏𝑎)2 = 𝑏𝑎 + 𝑏𝑎 dari sifat 𝑥 2 = 𝑥
(𝑏𝑎)2 + (𝑏𝑎)2 + (𝑏𝑎)2 + (𝑏𝑎)2 = 𝑏𝑎 + 𝑏𝑎 lihat Contoh 1.2
𝑏𝑎 + 𝑏𝑎 + 𝑏𝑎 + 𝑏𝑎 = 𝑏𝑎 + 𝑏𝑎 dari sifat 𝑥 2 = 𝑥
𝑏𝑎 + 𝑏𝑎 = 0 Hukum Pembatalan
∴ 𝑏𝑎 = −𝑏𝑎 … … … … (𝑖𝑖)
21

Contoh 1.6

Perhatikan gelanggang bilangan bulat ℤ !

Ambil 0 ≠ 𝑎 ∈ ℤ
Tidak aka nada 0 ≠ 𝑏 ∈ ℤ yang mengakibatkan 𝑎𝑏 = 0
Hanya 𝑏 = 0 yang mengakibatkan 𝑎𝑏 = 0

Sekarang perhatikan gelanggang matriks 𝑀2×2 !


1 0
Ambil matriks tak nol ( ) ∈ 𝑀2×2
1 0
0 0
ada matriks tak nol ( ) ∈ 𝑀2×2
1 1
1 0 0 0 0 0
yang mengakibatkan ( )( )=( ) = 0𝑀2×2
1 0 1 1 0 0

Untuk menjawab pertanyaan aspek pemahaman pada pembelajaran


mengenal gelanggang secara menyeluruh pada pembelajaran 1 kali ini, coba
Teman-teman perhatikan dengan baik definisi beserta sifat-sifat di bawah
ini, dan kemudian lanjutkanlah dengan merapkan keseluruhan
pembelajaran kali ini pada soal yang telah disediakan. Semangat dan sukses
selalu!
22

Definisi 1.6
Misalkan R suatu gelanggang. Unsur 0 ≠ 𝑎 ∈ 𝑅 dikatakan pembagi nol jika
terdapat 0 ≠ 𝑏 ∈ ℤ sehingga
𝑎𝑏 = 𝑏𝑎 = 0

Definisi 1.7
Bilangan bulat positif terkecil 𝑛 disebut karakteristik gelanggang R juka
memenuhi persamaan
𝑛 × 𝑎 = 0𝑅 untuk setiap 𝑎 ∈ 𝑅

CATATAN:

Jika tidak ada bilangan bulat positif 𝑛 yang memenuhi persamaan tersebut
di atas, kita katakan bahwa gelanggang R mempunyai karakteristik 0.

Contoh 1.7

1. Gelanggang ℤ𝑛 memiliki nilai karakterisik 𝑛


2. Gelanggang ℤ, ℚ, ℝ, dan ℂ semuanya memiliki nilai karakteristik 0
3. 4 bukan nilai karakteristik dari ℤ2
23

Sifat 1.3

Bilangan bulat positif terkecil 𝑛 adalah karakteristik gelanggang R jika dan


hanya jika memenuhi 𝑛 × 1𝑅 = 0𝑅 untuk suatu 𝑛 ∈ ℤ+ .

Jika tidak ada 𝑛 yang memenuhi maka karakteristiknya adalah 0.

Bukti Sifat 1.3

Misalkan 𝑛 adalah bilangan bulat positif yang memenuhi 𝑛 × 1𝑅 = 0.

Ambil sembarang 𝑎 ∈ 𝑅 sehingga diperoleh

𝑛 × 𝑎 = 𝑎 + 𝑎 + ⋯+ 𝑎

= 𝑎 (1𝑅 + 1𝑅 + ⋯ + 1𝑅 )

= 𝑎 (𝑛 × 1𝑅 )

= 𝑎 × 0𝑅

= 0𝑅
24

RANGKUMAN 1

 Suatu struktur aljabar (𝑅, +, ×) disebut memenuhi hukum distributif


jika untuk setiap 𝑎, 𝑏, 𝑐 ∈ 𝑅 berlaku:
i. 𝑎 × (𝑏 + 𝑐) = 𝑎 × 𝑏 + 𝑎 × 𝑐
ii. (𝑎 + 𝑏) × 𝑐 = 𝑎 × 𝑐 + 𝑏 × 𝑐

 Suatu struktur aljabar (𝑅, +,×) disebut gelanggang jika:


i. (𝑅, +) merupakan grup komutatif
ii. (𝑅, ×) memenuhi hukum asosiatif dan memiliki unsur
kesatuan
iii. (𝑅, +,×) memenuhi hukum distributive

 Misalkan (R, +, ×) adalah suatu gelanggang.


na dengan n ∈ ℤ dan a ∈ R didefinisikan sebagai berikut.

𝑎 + 𝑎 +⋯+𝑎 (n buah suku) jika n > 0


𝑛𝑎 = { 0 − jika n = 0
(−𝑎) + (−𝑎) + ⋯ + (−𝑎) (−n buah suku) jika n < 0

 Misalkan (R, +, ·) adalah suatu gelanggang.


an dengan n ∈ ℤ dan a ∈ R didefinisikan sebagai berikut.

𝑎 × 𝑎 × …× 𝑎 (perkalian n buah a) jika n > 0


𝑎𝑛 = { 1𝑅 − jika n = 0

 Suatu gelanggang R disebut komutatif jika untuk setiap 𝑎, 𝑏 ∈ 𝑅


berlaku
𝑎𝑏 = 𝑏𝑎
25

LATIHAN 1

1. Misalkan diberikan dua buah gelanggang 𝑅 dan 𝑆. Produk gelanggang


𝑅 dan 𝑆 didefinisikan sebagai berikut.
𝑅 × 𝑆 = {(𝑎, 𝑏)|𝑎 ∈ 𝑅, 𝑏 ∈ 𝑆}.
Tunjukan bahwa 𝑅 × 𝑆 merupakan suatu gelanggang jika operasi
jumlah dan kali, secara berurutan didefinisikan sebagai berikut.
(𝑟1 , 𝑠1 ) + (𝑟2 , 𝑠2 ) = (𝑟1 + 𝑟2 , 𝑠1 + 𝑠2 )
(𝑟1 , 𝑠1 )(𝑟2 , 𝑠2 ) = (𝑟1 𝑟2 , 𝑠1 𝑠2 )
Untuk setiap (𝑟1 , 𝑠1 )(𝑟2 , 𝑠2 ) ∈ 𝑅 × 𝑆 !

2. Misalkan 𝑀(ℝ) didefinisikan sebagai himpunan semua fungsi 𝑓: ℝ ⟼


ℝ. Tunjukan bahwa (𝑀(ℝ), +, ×) suatu gelanggang jika diberikan
operasi + dan × secara berurutan, yaitu sebagai berikut.
(𝑓 + 𝑔)(𝑥) = 𝑓(𝑥) + 𝑔(𝑥)
(𝑓 × 𝑔)(𝑥) = 𝑓(𝑥) 𝑔(𝑥)
Untuk setiap 𝑓, 𝑔 ∈ 𝑀(ℝ) !

3. Kenapa jika operasi × pada operasi di atas digantikan dengan


komposisi 𝑓 ∘ 𝑔 (𝑥) = 𝑓(𝑔(𝑥)) menyebabkan (𝑀(ℝ), +, ∘) bukan
gelanggang?

4. Misalkan 𝑅 suatu gelanggang komutatif dan 𝑎 ∈ 𝑅 dengan 𝑎 ≠ 0 bukan


pembagi nol. Tunjukan bahwa pemetaan 𝛾 ∶ 𝑅 → 𝑅 dengan 𝑥 ⟼ 𝑎𝑥
merupakan pemetaan satu-satu!

5. Buktikan bahwa pernyataan berikut tidak benar. Jika 𝑅 suatu


gelanggang dan terdapat 0 ≠ 𝑎 ∈ 𝑅 dan 𝑛 bilangan bulat positif
terkecil sehingga 𝑛 × 𝑎 = 0𝑅 maka 𝑛 merupakan karakteristik dai 𝑅.

6. Carilah akar persamaan 𝑥 2 − 5𝑥 + 6 = 0 di ℤ6 dan ℤ5 !


26

7. Misalkan 𝑅 gelanggang dengan karakteristik dari 𝑛 > 0 dan 𝑚 suatu


bilangan bulat positif. Buktikan bahwa 𝑚 × 1𝑅 = 0𝑅 jika dan hanya
jika 𝑛 membagi 𝑚.

8. Tentukan karakteristik dari gelanggang-gelanggang berikut.


a. ℤ3 × ℤ3
b. ℤ4 × ℤ6
c. ℤ4 × ℝ

9. Dengan mengamati jawaban anda pada soal nomor 1 di atas, tentukan


karakteristik dari gelanggang 𝑅 × 𝑆 jika karakteristik gelanggang 𝑅 dan
𝑆 adalah masing-masing 𝑛 dan 𝑚 (𝑛 dan 𝑚 sembarang bilangan bulat
tak negatif).
27
28

Pemetaan Kompetensi

Capaian Pembelajaran-MK
Indikator Pencapaian Pembelajaran
CPMK/Sub-CP-MK

Mengenal lebih jauh Mahasiswa mampu:


beberapa kelas dalam 1. Menyebutkan dan memasukkan
gelanggang melalui sifat- objek matematika ke dalam kelas
sifatnya. gelanggang.
2. Dapat menyebutkan sifat dan
karakteristik masing-masing kelas
gelanggang.
3. Menggunakan sifat dan contoh kelas
gelanggang dalam memecahkan
masalah gelanggang.
29

Peta Kompetensi

Klasifikasi Kelas Gelanggang

Daerah
Lapangan
Integral

Hubungan Daerah Integral Lapangan Suku Banyak


dan Lapangan Hasil Bagi Atas Lapangan

Penggunaan sifat dan contoh kelas gelanggang dalam


pemecahan masalah gelanggang

Pemecahan Masalah Kasifikasi Kelas Gelanggang


30

PEMBELAJARAN - 2
Klasifikasi
Gelanggang

PADA pembelajaran 2 ini Teman-teman akan mempelajari mengenai


klasifikasi gelanggang. Pada pembelajaran kali disediakan beberapa contoh
persoalan yang harus dikaji serta latihan-latihan yang mengharuskan
Teman-teman coba untuk kerjakan dengan baik, dengan harapan aktifitas
pembelajaran ini akan memberikan pengalaman belajar yang bermakna
pada Teman-teman semua. Pembelajaran kali ini juga dilengkapi dengan
catatan-catatan tambahan untuk pemudahan penambahan penguasaan
materi dengan baik tanpa bantuan langsung dari Bapak/Ibu Dosen maupun
rekan sekalian. Sudah siap untuk mempelajari lebih lanjut? Mari kita baca
dan simak.
31

KOMPETENSI DASAR

Mengenal lebih jauh beberapa kelas dalam gelanggang melalui sifat-


sifatnya.
32

PEMBELAJARAN 2

TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mengikuti perkuliahan dan berpartisipasi aktif, mahasiswa


diharapkan:
a. mengenali ciri masing-masing kelas gelanggang;
b. mampu mengoperasikan aplikasi komputer terkait gelanggang;
c. terampil dalam mengomunikasikan pemikiran terkait himpunan dan
sifat dasar himpunan dalam bentuk tulisan maupun lisan.

PERANAN DOSEN DAN MAHASISWA

• Peranan Dosen
Pada setiap aktivitas belajar, Teman-teman akan mendapatkan
bimbingan secara tidak langsung dari Bapak/Ibu Dosen melalui
pertanyaan yang diberikan. Dalam kondisi tertentu, Teman-teman dapat
menghubungi Bapak/Ibu Dosen menggunakan sarana komunikasi yang
sudah disepakati, baik itu saat pembelajaran berlangsung maupun
dengan chatting melalui aplikasi yang juga telah disepakati.
33

• Peranan Mahasiswa
Untuk melengkapi keperluan bahan pembelajaran, alangkah
baiknya Teman-teman dapat menyediakan kelengkapan bahan,
informasi, maupun reverensi pendukung pembelajaran. Usahakan
Teman-teman mengambil kelengkapan pembelajaran yang sekiranya
dianggap paling sesuai dengan proses pembelajaran yang dilakukan.

AKTIFITAS PEMBELAJARAN

Mari kita ingat bersama!

1. Aktivitas ini akan disampaikan sebagai pendukung luring guna


memberi kesempatan Teman-teman agar mampu mencermati lebih
mendalam.
2. Teman-teman dapat mengunduh dokumen di aplikasi maupun
flatfrom yang telat disepakati sebelumnya.
3. Jika memungkinkan (tersedia waktu, tempat, alat, maupun
jaringan), saat menjawab pertanyaan yang diberikan, Teman-teman
dapat mendiskusikannya dengan Rekan dalam kelompok
pembelajaran baik melalui moda luring (luar jaringan) maupun
daring (dalam jaringan), misal: Zoom, Video Call, maupun aplikasi
pendukung sejenis.
34

Pada pembelajaran sebelumnya Teman-teman sudah dikenalkan


dengan gelanggang. Selanjutnya Teman-teman akan belajar lebih lanjut
mengenai klasifikasi gelanggang kita juga akan mengenal dan memahami
seputar daerah integral, lapangan, hubungan lapangan dan daerah integral,
lapangan hasil bagi, orde suku banyak, koefisien peluka dan modik,
kesamaan suku banyak, jumlah dan kali, serta sifat orde suku banyak.
Apakah Teman-teman sudah siap untuk belajar? Jika sudah siap, kalau
begitu silahkan dilanjutkan membaca modul ini dengan baik, mencermati
dengan seksama, dan mengerjakan aktivitas dengan teliti. Teman-teman
akan bisa karena terbiasa dan terus mencoba, selamat belajar semoga
berhasil.

Selanjutnya dalam klasifikasi gelanggang, kita akan diperkenalkan terlebih


dahulu seputar daerah integral, lapangan, hubungan lapangan dan daerah
integral, lapangan hasil bagi, orde suku banyak, koefisien peluka dan modik,
kesamaan suku banyak, jumlah dan kali, serta sifat orde suku banyak. Dalam
hal ini Teman-teman akan diberi beberapa contoh persoalan yang harus
dikaji serta latihan-latihan yang mengharuskan Teman-teman coba untuk
kerjakan dengan baik, dengan harapan aktifitas pembelajaran ini akan
memberikan pengalaman belajar yang bermakna pada Teman-teman
semua. Pembelajaran kali ini juga dilengkapi dengan catatan-catatan
tambahan untuk pemudahan penambahan penguasaan materi dengan baik.
35

“Apa masalah yang akan kita bahas dalam dalam pembelajaran 2 kali ini?”

Mungkin itu pertanyaan yang ada dibenak dalam Teman-teman. Pada


pembelajaran 2 ini Teman-teman akan membahas mengenai daerah
integral, lapangan, hubungan lapangan dan daerah integral, lapangan hasil
bagi, orde suku banyak, koefisien peluka dan modik, kesamaan suku banyak,
jumlah dan kali, serta sifat orde suku banyak. Untuk lebih lanjut, silahkan
Teman-teman simak dan pahami definisi dan sifat pada subbab pembahasan
2 di bawah ini!

Daerah Integral

Definisi 2.1

Misalkan 𝑅 adalah suatu gelanggang komutatif.


Gelanggang 𝑅 disebut daerah integral jika tidak memuat pembagi nol.

Contoh 2.1

1. Gelanggang bilangan bulat ℤ, bilangan bulat modulo 5 ℤ5 , bilangan


rasional ℚ dan bilangan real ℝ merupakan daerah integral.
2. Gelanggang bilangan bulat modulo 6, ℤ6 , bukan daerah integral
36

“Apa yang membedakan pembahasan pada pembelajaran 1 yang


sebelumnya dibahas dengan pembelajaran 2 yang saat ini kita pelajari?”

Jawaban dasar pertanyaan tersebut sebenarnya kita tahu, bahwa pada


pembelajaran sebelumnya kita hanya membahas perkenalan mengenai
gelanggang itu sendiri. Sedangkan pada pembelajaran 2 kali ini Teman-
teman akan melangkah lebih lanjut yaitu mengenai pengklasifikasian
gelanggang itu sendiri. Teman-teman bisa lihat lebih lanjut untuk
mengembangkan dan mempertegas pembelajaran 2 kali ini, simaklah
catatan-catatan dan ulasan pembahasan sebelumya yang tersaji pada
pembelajaran 2 dibawah ini!

CATATAN:

ℤ𝑛 = {0̅, 1̅, … , ̅̅̅̅̅̅̅


𝑛 − 1} adalah gelanggang modulo 𝑛 dengan 𝑛 ∈ ℤ.
Pada ℤ𝑛 berlaku 𝑥̅ = ̅̅̅̅̅̅̅̅̅
𝑥 + 𝑘𝑛 dengan 𝑘 ∈ ℤ

Sebelum kita belajar lebih lanjut lebih lanjut, mari kita coba untuk
memahami tabel perkalian di ℤ5 dan ℤ6 berikut ini!
37

× 0̅ 1̅ 2̅ 3̅ 4̅ × 0̅ 1̅ 2̅ 3̅ 4̅ 5̅
0̅ 0̅ 0̅ 0̅ 0̅ 0̅ 0̅ 0̅ 0̅ 0̅ 0̅ 0̅ 0̅
1̅ 0̅ 1̅ 2̅ 3̅ 4̅ 1̅ 0̅ 1̅ 2̅ 3̅ 4̅ 5̅
2̅ 0̅ 2̅ 4̅ 1̅ 3̅ 2̅ 0̅ 2̅ 4̅ 0̅ 2̅ 4̅
3̅ 0̅ 3̅ 1̅ 4̅ 2̅ 3̅ 0̅ 3̅ 0̅ 3̅ 0̅ 3̅
4̅ 0̅ 4̅ 3̅ 2̅ 1̅ 4̅ 0̅ 4̅ 2̅ 0̅ 4̅ 2̅
5̅ 0̅ 5̅ 4̅ 3̅ 2̅ 1̅

Tabel Perkalian di ℤ5 dan ℤ6

Sifat 2.1

Suatu gelanggang komutatif adalah daerah integral jika dan hanya jika
memenuhi hukum pembatalan.

Bukti (⟹)
 Ambil 𝑎, 𝑏, 𝑐 ∈ 𝑅 dengan 𝑎 ≠ 0 dan 𝑎𝑏 = 𝑎𝑐
 Tambahkan ruas kiri dan kanan dengan – 𝑎𝑐
sehingga diperoleh 𝑎𝑏 − 𝑎𝑐 = 0
 Berdasarkan Hukum Distributif diperoleh 𝑎(𝑏 − 𝑐) = 0
 Mengingat 𝑎 ≠ 0 dan 𝑅 tidak memuat pembagi nol maka 𝑏 − 𝑐 = 0 dan
dengan demikian 𝑏 = 𝑐
 Sementara itu, jika 𝑏𝑎 = 𝑐𝑎, dengan cara yang sama diperoleh 𝑏 = 𝑐.
 Dengan demikian, memenuhi hokum pembatalan.
38

Definisi 2.2

Misalkan 𝑅 suatu gelanggang komutatif dan unsur 𝑎, 𝑏 ∈ 𝑅 dengan 𝑏 ≠ 0.


Unsur 𝑏 disebut membagi 𝑎 atau 𝑎 kelipatan dari 𝑏 jika terdapat unsur 𝑐 ∈
𝑅 sehingga 𝑎 = 𝑏𝑐.

CATATAN

𝑏 membagi 𝑎, ditulis 𝑏 | 𝑎. Sementara itu, 𝑏 tidak membagi 𝑎, ditulis 𝑏 ∤ 𝑎.

“Bagaimana strategi atau teknik penyelesaian yang berkaitan dengan


seputaran pengklasifikasian gelanggang?”
Pertanyaan yang muncul selanjutnya yang ada dibenak teman-teman. Untuk
menjawabnya silahkan teman-teman simak dan perhatikan contoh-contoh
yang tersaji pada pembelajaran 2 kali ini!

Contoh 2.2

Pandang tiga buah bilangan bulat, yaitu: 2, 5 dan 6.


2 | 6 karena ada bilangan bulat 3 sebingga 6 = 2 × 3. Sementara itu,
6 6
5 ∤ 6 karena 6 = 5 × dan bukan bilangan bulat.
5 5
39

Sifat 2.2

Misalkan 𝑅 suatu gelanggang komutatif dan 𝑎, 𝑏, 𝑐 ∈ 𝑅.


a. Jika 𝑎 ≠ 0, 𝑎 | 𝑏 dan 𝑎 | 𝑐 maka 𝑎 | 𝑥𝑏 + 𝑦𝑐 untuk setiap 𝑥, 𝑦 ∈ 𝑅.
b. Jika 𝑎, 𝑏 ≠ 0, 𝑎 | 𝑏 dan 𝑏 | 𝑐 maka 𝑎 | 𝑐.

Definisi 2.3

Misalkan 𝑅 suatu gelanggang komutatif dan 0𝑅 ≠ 𝑎 ∈ 𝑅.


Unsur 𝑎 disebut unit jika terdapat unsur 𝑏 ∈ 𝑅 sehingga 𝑎𝑏 = 𝑏𝑎 = 1𝑅 .

Catatan:

Unsur 𝑏 pada definisi di atas disebut balikan dari 𝑎, ditulis: 𝑎−1 .

Contoh 2.3

 Gelanggang bilangan bulat, ℤ, hanya memiliki dua unit.


Yakni: 1 dan -1
 Pada gelanggang bilangan rasional, ℚ, semua unsur tak nol adalah unit.
Bagaimanapun pada gelanggang bilangan real (ℝ).
40

 Pada gelanggang matrik 2 × 2 atas bilangan real, 𝑀2×2 (ℝ).


semua matrik tak singularnya adalah unit.
 Daerah bilangan bulas gauss, ℤ[𝑖], memiliki empat buah unit.
Yakni: 1, −1, 𝑖 dan −𝑖.

Definisi 2.4

Misalkan 𝑅 suatu gelanggang komutatif.


Dua buah unsur tak nol 𝑎, 𝑏 ∈ 𝑅 disebut sekawan jika 𝑎 | 𝑏 dan 𝑏 | 𝑎.

Contoh 2.4

2 dan −2 adalah sekawan mengingat 2 | − 2 dan −2 | 2.

Sifat 2.3

Karakteristik daerah integral adalah 0 atau prima.

Bukti Sifat 2.3

Misalkan 𝑅 daerah integral dan suatu bilangan bulat positif 𝑛 adalah


karakteristik 𝑅. Untuk membuktikan sifat ini cukup kita tunjukan 𝑛 adalah
prima dengan menggunakan kontradiksi.
41

Andaikan 𝑛 tidak prima maka ada 1 < 𝑟 < 𝑛 dan 1 < 𝑠 < 𝑛 sehingga
𝑛 = 𝑟𝑠.

Karena 𝑛 karakteristik ari 𝑅 maka diperoleh


𝑛 × 1𝑅 = 0𝑅

(𝑟 × 𝑠) × 1𝑅 = 0𝑅

(𝑟 × 1𝑅 )(𝑠 × 1𝑅 ) = 0𝑅

Bukti Sifat 3.3

Karena 𝑅 daerah integral maka diperoleh

(𝑟 × 1𝑅 ) = 0𝑅 atau (𝑠 × 1𝑅 ) = 0𝑅 .

Kedua kemungkinan tersebut menimbulkan kontradiksi dengan 𝑛


karakteristik dari 𝑅
(𝑛 bilangan bulat positif terkecil yang memenuhi 𝑛 × 1𝑅 = 0𝑅 ).
Jadi haruslah 𝑛 adalah bilangan prima.

Lapangan

Definisi 3.1

Misalkan 𝑅 adalah suatu gelanggang komutatif.


Gelanggang 𝑅 disebut lapangan jika setiap unsur tak nol dari 𝑅 adalah unit.

Keterangan Definisi

Mengingat gelanggang 𝑅 membentuk grup komutatif terhadap operasi


perkalian, lihat Definisi 3.1, definisi tersebut ekuivalen dengan pernyataan
berikut.
42

Struktur R disebut lapangan jika


a. struktur (𝑅, +) merupakan grup komutatif,
b. struktur (𝑅 ∖ {0}, ×) membentuk grup komutatif, dan
c. struktur (𝑅, +,×) memenuhi hukum distributif.

Contoh 3.1

 Gelanggang bilangan rasional, ℚ dan


 Gelanggang bilangan real, ℝ.

Sifat 3.1

Setiap lapangan merupakan daerah integral.

Bukti Sifat 3.1

Dik. 𝑅 adalah suatu lapangan.


Adit. 𝑅 adalah suatu daerah integral.

Jawab:
Mengingat gelanggang 𝑅 adalah suatu lapangan, berdasarkan definisi 3.1, 𝑅
adalah gelanggang komutatif. Untuk itu, agar 𝑅 membentuk daerah
integral, cukup dengan menunjukan bahwa 𝑅 memenuhi hukum
pembatalan.
43

Bukti:
Ambil 𝑎, 𝑏, 𝑐 ∈ 𝑅 dan 𝑎 ≠ 0 yang memenuhi 𝑎𝑏 = 𝑎𝑐.

𝑎𝑏 = 𝑎𝑐

𝑎−1 (𝑎𝑏) = 𝑎−1 (𝑎𝑐) Mengingat 𝑅 lapangan

(𝑎−1 𝑎)𝑏 = (𝑎−1 𝑎)𝑐 Sifat asosiatif

1×𝑏 =1×𝑐 Sifat unsur balikan

𝑏=𝑐 Sifat unsur kesatuan

Jika 𝑎, 𝑏, 𝑐 ∈ 𝑅, 𝑎 ≠ 0 dan memenuhi 𝑏𝑎 = 𝑐𝑎, dengan cara seperti di atas,


diperoleh 𝑏 = 𝑐. Untuk itu, operasi gelanggang 𝑅 memenuhi hokum
pembatalan.

Hubungan Lapangan dan Daerah Integral


Daerah
Integral
Gelanggang Komutatif Gelanggang

Lapangan

Contoh 3.2

 Contoh daerah integral yang merupakan lapangan:


gelanggang bilangan real ℝ dan rasional ℚ.
 Contoh daerah integral yang bukan lapangan:
gelanggang bilangan bulat ℤ.
44

Sifat 3.2

Setiap daerah integral hingga merupakan suatu lapangan

Bukti Sifat 3.2

Dik. 𝑅 adalah suatu daerah integral hingga.


Adit. 𝑅 suatu lapangan.

Jawab:
Mengingat 𝑅 adalah suatu daerah integral, gelanggang 𝑅 bersifat komutatif.
Oleh karena itu, untuk menunjukan 𝑅 suatu lapangan, tinggal menunjukan
bahwa setiap unsur tak nol di 𝑅 mempunyai balikan.

Bukti:
Ambil 0 ≠ 𝑎 ∈ 𝑅. kemudian bentuk pemetaan berikut.
𝜆𝑎 : 𝑅 → 𝑅
𝑥 ⟼ 𝑎𝑥

Jika kita dapat menunjukan bahwa 𝜆𝑎 suatu pemetaan pada, maka 1 ∈ 𝑅 ada
𝑥𝑎 ∈ 𝑅 yang memenuhi

1 = 𝜆𝑎 (𝑥𝑎 ) = 𝑎𝑥𝑎

Dengan menggunakan sifat komutatif dari 𝑅 kita peroleh 𝑥𝑎 merupakan


unsur balikan dari 𝑎 karena

1 = 𝑎𝑥𝑎 = 𝑥𝑎 𝑎
45

Selanjutnya, karena 𝜆𝑎 merupakan suatu pemetaan dari 𝑅 pada dirinya


sendiri dan 𝑅 hingga, maka 𝜆𝑎 merupakan pemetaan pada jika 𝜆𝑎 merupakan
pemetaan satu-satu.
Jadi untuk menunjukan bahwa 𝑎 mempunyai unsur balikan cukup dengan
menunjukan bahwa 𝜆𝑎 merupakan pemetaan satu-satu.

Sekarang mari kita tunjukan 𝜆𝑎 (𝑥) merupakan pemetaan satu-satu.


Ambil dua unsur 𝑥, 𝑦 ∈ 𝑅 dengan

𝜆𝑎 (𝑥) = 𝜆𝑎 (𝑦)
Selanjutnya substitusikan 𝑥, 𝑦 ∈ 𝑅 tersebut pada pemetaan 𝜆𝑎 (𝑥) = 𝑎𝑥
sehingga kita diperoleh
𝑎𝑥 = 𝑎𝑦

Karena 𝑎 ≠ 0 dan 𝑅 daerah integral maka menurut sifat 2.1, kita


perbolehkan
𝑥=𝑦

Jadi 𝜆𝑎 merupakan pemetaan satu-satu, sehingga dapat kita simpulkan


bahwa 𝑅 membentuk lapangan.

Lapangan Hasil Bagi

Relasi pada himpunan 𝐷 × 𝑆

Misalkan 𝐷 adalah suatu daerah integral, 𝑆 = 𝐷 ∖ {0} dan (𝑎, 𝑏), (𝑐, 𝑑) ∈
𝐷 × 𝑆.

Relasi pada 𝐷 × 𝑆 didefinisikan sebagai berikut.


46

Unsur (𝑎, 𝑏) dan unsur (𝑐, 𝑑) disebut bilangan berelasi, ditulis:


(𝑎, 𝑏)~(𝑐, 𝑑), jika 𝑎𝑑 = 𝑐𝑏.

Relasi ~ merupakan relasi ekuivalen dengan kelas ekuivalen yang memuat


(𝑎, 𝑏), ditulis: [𝑎, 𝑏], yaitu: [𝑎, 𝑏] = {(𝑐, 𝑑) ∈ 𝐷 × 𝑆 | (𝑐, 𝑑) ~(𝑎, 𝑏)}.

Himpunan semua kelas ekuivalen tersebut, ditulis: 𝐷𝑆 −1 , adalah

𝐷𝑆 −1 = {[𝑎, 𝑏] | (𝑎, 𝑏) ∈ 𝐷 × 𝑆}

Himpunan 𝐷𝑆 −1 dengan operasi jumlah dan kali, secara berurutan, yaitu:

[𝑎, 𝑏] + [𝑐, 𝑑] = [𝑎𝑑 + 𝑐𝑏, 𝑏𝑑]

[𝑎, 𝑏][𝑐, 𝑑] = [𝑎𝑐, 𝑏𝑑]

adalah suatu lapangan.

Definisi 4.1

Misalkan diberikan Lapangan 𝐷𝑆 −1 dengan operasi seperti di atas.


Lapangan 𝐷𝑆 −1 disebut dengan lapangan hasil bagi atas daerah integral 𝐷.

Contoh:

Lapangan bilangan rasional ℚ adalah lapangan hasil bagi atas daerah


bilangan bulat ℤ.
47

Suku Banyak Atas Lapangan

Definisi 5.1

Misalkan 𝐹 adalah suatu lapangan dan 𝑥 menyatakan suatu peubah tak


tentu.

𝑝(𝑥 ) = 𝑎0 + 𝑎1 𝑥 + ⋯ + 𝑎𝑛 𝑥 𝑛

dengan 𝑎0 , 𝑎1 , … , 𝑎𝑛 ∈ 𝐹 disebut suku banyak (atas lapangan 𝐹 dengan


peubah tak tentu 𝑥).

Himpunan suku banyak, ditulis: 𝐹[𝑥], adalah sebagai berikut.

𝐹[𝑥] = {𝑝(𝑥) | 𝑝(𝑥) suku banyak.

Tanda Sigma

Suku banyak 𝑝(𝑥) = 𝑎0 + 𝑎1 𝑥 + ⋯ + 𝑎𝑛 𝑥 𝑛 dalam notasi sigma


ditulis:
𝑛

𝑝(𝑥) = ∑ 𝑎𝑖 𝑥 𝑖
𝑖=0
48

Orde Suku Banyak

Definisi 5.2

Orde (derajat) suku banyak, 𝑝(𝑥) = 𝑎0 + 𝑎1 𝑥 + ⋯ + 𝑎𝑛 𝑥 𝑛 adalah bilangan


cacah terbesar 𝑛 sehingga 𝑎𝑛 ≠ 0, ditulis:
𝑑𝑒𝑟{𝑝(𝑥)} = 𝑛

Koefisien Pemuka Dan Monik

Definisi 5.3

Koefisien pemuka dari 𝑝(𝑥) adalah koefisien dari 𝑥 𝑛 dengan 𝑛 = 𝑑𝑒𝑟{𝑝(𝑥)},


yaitu 𝑎𝑛 .

Suatu suku banyak tak nol dikatakan monik jika koefisien pemukanya adalah
unsur kesatuan pada lapangan 𝐹.

Gambar: Anatomi Suku Banyak


49

Contoh 5.1
2
Misal diberikan suku banyak 𝑝(𝑥) = 0,5𝑥 + 𝑥 6 , maka:
3

 𝑝(𝑥) memiliki dua suku tak nol


 𝑑𝑒𝑟 {𝑝(𝑥)} = 6
 Koefisien pemukanya adal
2
 ah
3

 𝑝(𝑥) bukan monik

Kesamaan Suku Banyak

Dua buah suku banyak


𝑝(𝑥) = 𝑎0 + 𝑎1 𝑥 + ⋯ + 𝑎𝑛 𝑥 𝑛

𝑞(𝑥) = 𝑏0 + 𝑏1 𝑥 + ⋯ + 𝑏𝑛 𝑥 𝑛

dikatakan sama, 𝑝(𝑥) = 𝑞(𝑥), jika

𝑎0 = 𝑏0 , 𝑎1 = 𝑏1 , … , 𝑎𝑛 = 𝑏𝑛

Jumlah Dan Kali

Definisi 5.4

Misal diberikan dua buah suku banyak 𝑝(𝑥), 𝑞(𝑥) ∈ 𝐹[𝑥] dengan
50

𝑛 𝑚

𝑝(𝑥) = ∑ 𝑎𝑖 𝑥 𝑖 ; 𝑞(𝑥) = ∑ 𝑏𝑗 𝑥 𝑗
𝑖=0 𝑗=0

Operasi jumlah dan kali didefinisikan sebagai berikut.


𝑛

𝑝(𝑥) + 𝑞(𝑥) = ∑(𝑎𝑖 + 𝑏𝑖 )𝑥 𝑖


𝑖=0

dengan 𝑘 = 𝑚𝑎𝑘𝑠{𝑛, 𝑚} dan


𝑛+𝑚 𝑖

𝑝(𝑥)𝑞(𝑥) = ∑ (∑(𝑎𝑗 + 𝑏𝑖−𝑗 )𝑥 𝑖 )


𝑖=0 𝑗=0

Sifat Orde Suku Banyak

Sifat 5.1

Misalkan 𝑝(𝑥), 𝑞(𝑥) ∈ 𝐹[𝑥]adalah dua buah suku banyak tak nol, maka:

𝑑𝑒𝑟{𝑝(𝑥) 𝑞(𝑥)} = 𝑑𝑒𝑟{𝑝(𝑥)} + 𝑑𝑒𝑟{𝑞(𝑥)}

Sifat 5.2

Himpunan suku banyak 𝐹[𝑥] adalah suatu daerah integral.


51

Sifat 5.3

Misalkan 𝐹 adalah suatu lapangan. Daerah suku banyak 𝐹[𝑥] adalah suatu
daerah Euclid dengan pengertian derajat sebagai fungsi penilaian Euclid.

Sifat 5.4

Misalkan 𝑝(𝑥) ∈ 𝐹[𝑥] adalah suku banyak tak nol dan 𝑐 ∈ 𝐹. Suku banyak
𝑞(𝑥) = 𝑥 − 𝑐 membagi 𝑝(𝑥) jika dan hanya jika 𝑝(𝑐) = 0.
52

RANGKUMAN 2

 Daerah integral, dapat dikatakan sebagai daerah integral jika


memenuhi kritera berikut:
 Misalkan 𝑅 adalah suatu gelanggang komutatif.
Gelanggang 𝑅 disebut daerah integral jika tidak memuat
pembagi nol.
 Misalkan 𝑅 suatu gelanggang komutatif dan unsur 𝑎, 𝑏 ∈ 𝑅
dengan 𝑏 ≠ 0.
Unsur 𝑏 disebut membagi 𝑎 atau 𝑎 kelipatan dari 𝑏 jika
terdapat unsur 𝑐 ∈ 𝑅 sehingga 𝑎 = 𝑏𝑐.
 Misalkan 𝑅 suatu gelanggang komutatif dan 0𝑅 ≠ 𝑎 ∈ 𝑅.
Unsur 𝑎 disebut unit jika terdapat unsur 𝑏 ∈ 𝑅 sehingga 𝑎𝑏 =
𝑏𝑎 = 1𝑅 .
 Misalkan 𝑅 suatu gelanggang komutatif.
Dua buah unsur tak nol 𝑎, 𝑏 ∈ 𝑅 disebut sekawan jika 𝑎 | 𝑏 dan
𝑏 | 𝑎.

 Sesuatu dapat disebut lapangan jika dimisalkan 𝑅 adalah suatu


gelanggang komutatif. Maka Gelanggang 𝑅 disebut lapangan jika
setiap unsur tak nol dari 𝑅 adalah unit.

 Lapangan Hasil Bagi dapat dikatakan Lapangan Hasil Bagi atas suatu
daerah integral jika misalkan diberikan Lapangan 𝐷𝑆 −1 dengan
operasi jumlah dan kali, secara berurutan, yaitu:
[𝑎, 𝑏] + [𝑐, 𝑑] = [𝑎𝑑 + 𝑐𝑏, 𝑏𝑑]
[𝑎, 𝑏][𝑐, 𝑑] = [𝑎𝑐, 𝑏𝑑]
Maka Lapangan 𝐷𝑆 −1 disebut dengan lapangan hasil bagi atas daerah
integral 𝐷.
53

 Suku Banyak Atas Lapangan dapat dinyatakan jika misalkan 𝐹 adalah


suatu lapangan dan 𝑥 menyatakan suatu peubah tak tentu.
𝑝(𝑥) = 𝑎0 + 𝑎1 𝑥 + ⋯ + 𝑎𝑛 𝑥 𝑛
dengan 𝑎0 , 𝑎1 , … , 𝑎𝑛 ∈ 𝐹 disebut suku banyak (atas lapangan 𝐹 dengan
peubah tak tentu 𝑥). Himpunan suku banyak, ditulis: 𝐹[𝑥], adalah
sebagai berikut.
Maka 𝐹[𝑥] = {𝑝(𝑥) | 𝑝(𝑥) suku banyak.

 Orde (derajat) Suku Banyak, 𝑝(𝑥) = 𝑎0 + 𝑎1 𝑥 + ⋯ + 𝑎𝑛 𝑥 𝑛 adalah


bilangan cacah terbesar 𝑛 sehingga 𝑎𝑛 ≠ 0, ditulis:
𝑑𝑒𝑟{𝑝(𝑥)} = 𝑛

 Koefisien pemuka dari 𝑝(𝑥) adalah koefisien dari 𝑥 𝑛 dengan 𝑛 =


𝑑𝑒𝑟{𝑝(𝑥)}, yaitu 𝑎𝑛 . Sedangkan suatu suku banyak tak nol dikatakan
monik jika koefisien pemukanya adalah unsur kesatuan pada
lapangan 𝐹.

 Kesamaan suku banyak dinyatakan sama, jika dimisalkan dua buah


suku banyak
𝑝(𝑥) = 𝑎0 + 𝑎1 𝑥 + ⋯ + 𝑎𝑛 𝑥 𝑛
𝑞(𝑥) = 𝑏0 + 𝑏1 𝑥 + ⋯ + 𝑏𝑛 𝑥 𝑛
maka dikatakan sama, 𝑝(𝑥) = 𝑞(𝑥), jika
𝑎0 = 𝑏0 , 𝑎1 = 𝑏1 , … , 𝑎𝑛 = 𝑏𝑛

 Jumlah Dua Kali, dinyatakan demikian jika misal diberikan dua buah
suku banyak 𝑝(𝑥), 𝑞(𝑥) ∈ 𝐹[𝑥] dengan
𝑛 𝑚

𝑝(𝑥) = ∑ 𝑎𝑖 𝑥 𝑖 ; 𝑞(𝑥) = ∑ 𝑏𝑗 𝑥 𝑗
𝑖=0 𝑗=0
54

Operasi jumlah dan kali didefinisikan sebagai berikut.


𝑛

𝑝(𝑥) + 𝑞(𝑥) = ∑(𝑎𝑖 + 𝑏𝑖 )𝑥 𝑖


𝑖=0

dengan 𝑘 = 𝑚𝑎𝑘𝑠{𝑛, 𝑚}. Maka:


𝑛+𝑚 𝑖

𝑝(𝑥)𝑞(𝑥) = ∑ (∑(𝑎𝑗 + 𝑏𝑖−𝑗 )𝑥 𝑖 )


𝑖=0 𝑗=0
55

LATIHAN 2

1. Misal diberikan Gelanggang ℤ[𝑖] = {𝑎 + 𝑏𝑖 | 𝑎, 𝑏 ∈ ℤ}


dengan operasi jumlah dan kali secara berurutan yaitu:
(𝑎 + 𝑏𝑖) + (𝑐 + 𝑑𝑖) = (𝑎 + 𝑐) + (𝑏 + 𝑑)𝑖
(𝑎 + 𝑏𝑖)(𝑐 + 𝑑𝑖) = (𝑎𝑐 − 𝑏𝑑) + (𝑎𝑑 + 𝑏𝑐)𝑖
Tunjukan ℤ[𝑖] adalah daerah integral!

2. Jelaskan kenapa Gelanggang matriks 𝑀2×2 (ℝ) bukan daerah integral?

3. Jelaskan kenapa 𝑅1 × 𝑅2 dengan 𝑅1 dan 𝑅2 daerah integral adalah


bukan daerah integral?

4. Tunjukan bahwa Struktur bilangan bulat modulo 𝑛, ℤ𝑛 , membentuk


suatu daerah integral jika dan hanya jika 𝑛 suatu bilangan prima!

5. Misalkan 𝑅 suatu gelanggang komutatif dan padanya berlaku hukum


pembatalan. Buktikan bahwa 𝑅 suatu daerah integral!

6. Misalkan 𝑅 suatu gelanggang komutatif dan 𝑎, 𝑏, 𝑐 ∈ 𝑅. Buktikan bahwa


:
a. Jika 𝑎 ≠ 0, 𝑎|𝑏 dan 𝑎|𝑐 maka 𝑎|𝑥𝑏 + 𝑦𝑐
untuk setiap 𝑥, 𝑦 ∈ 𝑅.
b. Jika 𝑎 ≠ 0, 𝑎|𝑏 dan 𝑎|𝑐 maka 𝑎|𝑐.

7. Misalkan 𝐷 suatu daerah integral dan 0 ≠ 𝑎, 𝑏 ∈ 𝑅. Jika 𝑎 dan 𝑏 unsur


sekawan, buktikan bahwa terdapat 𝑢 ∈ 𝐷. Unit sehingga 𝑎 = 𝑢𝑏.

8. Misalkan 𝑅 suatu daerah integral. Buktikan apakah persamaan 𝑎𝑥 = 𝑏


dengan 𝑎, 𝑏 ∈ 𝑅 dan 𝑎 ≠ 0. selalu memiliki penyelesaian tunggal!
56

9. Misalkan 𝑅 suatu daerah integral dengan karakteristik 0. Buktikan


bahwa 𝑅 memiliki subgelanggang yang isomorfik dengan gelanggang
bilangan bulat ℤ.

10. Misalkan 𝑅 ≠ {0} suatu lapangan. Tunjukan bahwa 𝑅 ∖ {0} terhadap


operasi kali membentuk grup komutatif!

11. Misalkan 𝑅 suatu lapangan dan 0 ≠ 𝑎 ∈ 𝑅. Tunjukan bahwa unsur


balikan 𝑎 adalah tunggal!

12. Misalkan 𝑅 = {0, 𝑒, 𝑎, 𝑏}. Buatlah tabel penjumlahan dan perkalian


pada 𝑅 agar 𝑅 membentuk suatu lapangan!

13. Apakah tabel yang diperoleh juga sama jika 𝑅 merupakan daerah
integral!
18
19

Pemetaan Kompetensi

Capaian Pembelajaran-MK Indikator Pencapaian


CPMK/Sub-CP-MK Pembelajaran

Mampu membandingkan dua Mahasiswa mampu:


struktur gelanggang atau lebih 1. Membentuk contoh
menggunakan konsep homomorfisma.
homomorfisma. 2. Menentukan jenis-jenis
homomorfisma.
Terampil menggunakan konsep 3. Menerapkan konsep
gelanggang dalam menyelesaikan homomorfisma untuk
masalah terkait gelanggang. mementukan sifat gelanggang.
20

Peta Kompetensi

Bandingan gelanggang

Konsep homomorfisma

Struktur gelanggang

Pemecahan masalah terkait gelanggang


21

PEMBELAJARAN - 3
Membandingkan
Gelanggang

PADA pembelajaran 3 ini Teman-teman akan belajar lebih dalam mengenai


bandingan dua struktur gelanggang atau lebih menggunakan konsep
homomorfismadengan menggunakan konsep gelanggang dalam
menyelesaikan masalah terkait gelanggang. Pembelajaran ini terdiri atas
beberapa kegiatan belajar, pada setiap kegiatan pembelajaran disediakan
beberapa contoh persoalan yang harus dikaji serta latihan-latihan yang
mengharuskan Teman-teman coba untuk kerjakan dengan baik, dengan
harapan aktifitas pembelajaran ini akan memberikan pengalaman belajar
yang bermakna pada Teman-teman semua. Sehingga materi ini dapat
dikuasai dengan baik tanpa bantuan langsung dari Bapak/Ibu Dosen
maupun rekan sekalian. Apakah Teman-teman sudah mulai tertarik, terpacu
dan penasaran untuk membaca juga mempelajari materi kali ini? Kalau
sudah siap, mari kita baca dan simak dengan baik dan teliti. Jangan lupa
untuk berdoa dengan khusuk dan mengerjakan berbagai bentuk aktifitas
yang sudah dipersiapkan dengan seksama, tentu saja Teman-teman siapkan
terlebih dahulu kelengkapan alat bantu belajar masing-masing pada
pembelajaran kali ini. Selamat Belajar!
22

KOMPETENSI DASAR

Mampu membandingkan dua struktur gelanggang atau lebih


menggunakan konsep homomorfisma.

Terampil menggunakan konsep gelanggang dalam menyelesaikan


masalah terkait gelanggang.
23

PEMBELAJARAN 3

TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mengikuti perkuliahan dan berpartisipasi aktif, mahasiswa


diharapkan:
a. dapat menjelaskan konsep homomorfisma;
b. dapat membandingkan struktur gelanggang dengan menggunakan
teorema dasar homomorfisma;
c. terampil dalam mengomunikasikan pemikiran terkait himpunan dan
sifat dasar himpunan dalam bentuk tulisan maupun lisan.

PERANAN DOSEN DAN MAHASISWA

• Peranan Dosen
Pada setiap aktivitas belajar, Teman-teman akan mendapatkan
bimbingan secara tidak langsung dari Bapak/Ibu Dosen melalui
pertanyaan yang diberikan. Dalam kondisi tertentu, Teman-teman dapat
menghubungi Bapak/Ibu Dosen menggunakan sarana komunikasi yang
sudah disepakati, baik itu saat pembelajaran berlangsung maupun
dengan chatting melalui aplikasi yang juga telah disepakati.
24

• Peranan Mahasiswa
Untuk melengkapi keperluan bahan pembelajaran, alangkah
baiknya Teman-teman dapat menyediakan kelengkapan bahan,
informasi, maupun reverensi pendukung pembelajaran. Usahakan
Teman-teman mengambil kelengkapan pembelajaran yang sekiranya
dianggap paling sesuai dengan proses pembelajaran yang dilakukan.

AKTIFITAS PEMBELAJARAN

Mari kita ingat bersama!

1. Aktivitas ini akan disampaikan sebagai pendukung luring guna


memberi kesempatan Teman-teman agar mampu mencermati lebih
mendalam.
2. Teman-teman dapat mengunduh dokumen di aplikasi maupun
flatfrom yang telat disepakati sebelumnya.
3. Jika memungkinkan (tersedia waktu, tempat, alat, maupun jaringan),
saat menjawab pertanyaan yang diberikan, Teman-teman dapat
mendiskusikannya dengan Rekan dalam kelompok pembelajaran
baik melalui moda luring (luar jaringan) maupun daring (dalam
jaringan), misal: Zoom, Video Call, maupun aplikasi pendukung
sejenis.
25

Pada pembelajaran sebelumnya Teman-teman sudah mengenal


gelanggang dan mempelajari klasifikasinya dengan memahami seputar
daerah integral, lapangan, hubungan lapangan dan daerah integral, lapangan
hasil bagi, orde suku banyak, koefisien peluka dan modik, kesamaan suku
banyak, jumlah dan kali, serta sifat orde suku banyak. Selanjutnya, pada
pembelajaran kali ini Teman-teman akan belajar membandingkan dua
struktur gelanggang atau lebih menggunakan konsep homomorfisma. Sudah
siap? Jika sudah, Teman-teman silahkan lanjut membaca dan cermati
pembelajaran modul ini dengan baik, mencermati dengan seksama, dan
mengerjakan aktivitas pembelajaran.
Simak dan pelajari pembelajaran dibawah ini!

Sebelum itu, “apa permasalahan yang akan dibahas lebih lanjut dalam
pembelajaran bab 3 kali ini?”, “apa yang membedakan bab-bab sebelumnya
dengan pembelajaran pada bab kali ini?” pertanyaan-pertanyaan berikut
merupakan beberapa pertanyaan yang berkecamuk dibenak Teman-teman.

Guna menjawab pertanyaan pembahasan yang akan dibahas pada bab ini, Teman-
teman akan ditunjukan terkait aspek pemahaman Teman-teman yang
disampaikan definisi-definisi serta sifat-sifat yang akan ditunjukan pada
pembahasan di bawah ini. Sedangkan guna menjawab petanyaan pembeda
pembelajaran kali ini dengan pembelajaran sebelumnya akan ditunjukan pada
pembahasan aspek koneksi yang disampaikan pada catatan-catatan yang tertulis
pada pembahasan di bawah ini.
26

Guna menjawab lebih spesfik, Teman-teman dipersilahkan untuk mendalami


pembahasan yang tersampaikan di bawah ini! Tetap semangat, tetap fokus!

Definisi 6.1

Homomorfisma gelanggang merupakan pemetaan di antara dua buah


gelanggang yang mengawetkan operasi padanya. Definisi formalnya adalah
sebagai berikut: Misalkan 𝑅1 dan 𝑅2 dua buah gelanggang. Suatu pemetaan
𝜃 ∶ 𝑅1 → 𝑅2
disebut homomorfisma gelanggang jika untuk setiap 𝑥, 𝑦 ∈ 𝑅 berlaku

1. 𝜃(𝑥 + 𝑦) = 𝜃(𝑥) + 𝜃(𝑦)


2. 𝜃(𝑥𝑦) = 𝜃(𝑥) 𝜃(𝑦)

CATATAN

 Operasi jumlah dan kali di sebelah kiri persamaan 1 dan 2 pada definisi
homomorfisma gelanggang tersebut adalah operasi di 𝑅1
 Operasi jumlah dan kali di sebelah kanan persamaan 1 dan 2 pada
definisi homomorfisma gelanggang tersebut adalah operasi di 𝑅2
 Operasi pada 𝑅1 dan 𝑅2 tidak harus sama
27

“Bagaimana persoalan membandingkan gelanggang yang biasanya muncul?


Dan bagaimana strategi maupun prinsip penyelesaiannya?”

Pertanyaan yang muncul dibenak Teman-teman mungkin adalah


pertanyaan-pertanyaan berikut. Guna menjawab pertanyaan teman-teman
tersebut, lihat contoh-contoh serta simak dan fahami bukti-buktinya yang
tersaji di bawah ini!

Contoh 6.1 (Hom Gelanggang)

Misalkan 𝑛 suatu bilangan bulat positif. Pemetaan


𝜃1 : ℤ → ℤ𝑛
𝑘 ⟼ 𝑘̅
merupakan homomorfisma gelanggang

Bukti

Ambil 𝑘, 𝑙 ∈ ℤ maka
̅̅̅̅̅̅
𝜃1 (𝑘 + 𝑙) = 𝑘 +𝑙 dari definisi pemetaan 𝜃1
= 𝑘̅ + 𝑙 ̅ dari definisi penjumlahan di ℤ𝑛
= 𝜃1 (𝑘) + 𝜃1 (𝑙) dari definisi pemetaan 𝜃1

̅
𝜃1 (𝑘𝑙) = 𝑘𝑙 dari definisi pemetaan 𝜃1
= 𝑘̅ 𝑙 ̅ dari definisi perkalian di ℤ𝑛
= 𝜃1 (𝑘) 𝜃1 (𝑙) dari definisi pemetaan 𝜃1

Jadi, dapat kita simpulkan bahwa 𝜃1 merupakan homomorfisma gelanggang


dari ℤ ke ℤ𝑛 .
28

Contoh 6.2 (Hom Gelanggang)

Misalkan ℂ dan ℝ masing-masing adalah lapangan bilangan kompleks dan


real. Untuk setiap 𝑧 = 𝑥 + 𝑦𝑖 ∈ ℂ, modulus dari 𝑧 didefinisikan sebagai
|𝑧| = √𝑥 2 + 𝑦 2 . Periksa apakah pemetaan
𝜃2 : ℂ → ℝ
𝑧 ⟼ |𝑧|
membentuk suatu homomorfisma gelanggang!

Bukti

𝜃2 bukan homomorfisma gelanggang. Untuk membuktikannya, kita ambil


contoh penyangkal berikut ini. Ambil 𝑧1 , 𝑧2 ∈ ℂ dengan 𝑧1 = 1 + 3𝑖 dan 𝑧2 =
2 + 𝑖 sehingga kita peroleh

𝜃1 (𝑧1 ) + 𝜃2 (𝑧2 ) = |𝑧1 | + |𝑧2 | definisi 𝜃2

= |1 + 3𝑖| + |2 + 𝑖| substitusi 𝑧1 , 𝑧2

= √12 + 32 + √22 + 12 definisi modulus

= √10 + √5

Oleh karena itu,

𝜃2 (𝑧1 + 𝑧2 ) = |𝑧1 + 𝑧2 | definisi 𝜃2

= |(1 + 3) + (3 + 1)𝑖| substitusi 𝑧1 , 𝑧2

= √32 + 42 definisi modulus

=5

≠ 𝜃2 (𝑧1 ) + 𝜃2 (𝑧2 )
29

Sifat 6.1 (Hom Gelanggang)

Misalkan 𝜃: 𝑅1 → 𝑅2 suatu homomorfisma gelanggang. Maka untuk setiap


𝑥 ∈ 𝑅1 berlaku:
i. 𝜃(0𝑅1 ) = 0𝑅2
ii. 𝜃(−𝑥) = −𝜃(𝑥)

Sifat 6.2 (Hom Gelanggang)

Misalkan 𝜃: 𝑅1 → 𝑅2 suatu homomorfisma gelanggang yang bukan


merupakan pemetaan nol.
i. Jika 𝑅2 suatu daerah integral maka 𝜃(1𝑅1 ) = 1𝑅2
ii. Jika 𝜃 suatu pemetaan pada maka 𝜃(1𝑅1 ) = 1𝑅2

Bukti Sifat 6.2 (ii)

Ingat! Suatu pemetaan 𝜃 dikatakan pada jika untuk setiap 𝑦 ∈ 𝑅2 terdapat


𝑥 ∈ 𝑅1 , sehingga 𝑦 = 𝜃(𝑥).
Sekarang ambil 𝑦 ∈ 𝑅2 karena 𝜃 pada maka aka nada 𝑥 ∈ 𝑅1 sehingga

𝑦 = 𝜃(𝑥)

= 𝜃(1𝑅1 × 𝑥)

= 𝜃(1𝑅1 )𝜃(𝑥) 𝜃 hom

= 𝜃(1𝑅1 )𝑦 … … … … (∗)
30

dengan cara yang sama diperoleh

𝑦 = 𝜃(𝑥)

= 𝜃(𝑥 × 1𝑅1 )

= 𝜃(𝑥)𝜃(1𝑅1 ) 𝜃 hom gel

= 𝑦 𝜃(1𝑅1 ) … … … … (∗∗)

berdasarkan (*) dan (**) diperoleh bahwa

𝑦 = 𝜃(1𝑅1 ) × 𝑦 = 𝑦 × 𝜃(1𝑅1 )

berdasarkan definisi identitas dapat kita simpulkan bahwa

𝜃(1𝑅1 ) = 1𝑅2

Definisi 6.2 (Inti Homomorfisma)

Misalkan 𝑅1 dan 𝑅2 dua buah gelanggang. Inti suatu homomorfisma


gelanggang 𝜃: 𝑅1 → 𝑅2 didefinisikan sebagai

𝐼𝑛𝑡𝑖(𝜃) = {𝑥 ∈ 𝑅1 | 𝜃(𝑥) = 0𝑅2

Istilah Inti biasa disebut juga dengan Kernel dan ditandai dengan 𝐾𝑒𝑟(𝜃).
31

Sifat 6.3 (Hom Gelanggang)

Misalkan 𝜃: 𝑅1 → 𝑅2 suatu homomorfisma gelanggang. Maka


i. 𝐼𝑛𝑡𝑖(𝜃) adalah subgroup dari (𝑅1 , +)
ii. 𝜃 satu-satu jika dan hanya jika 𝐼𝑛𝑡𝑖(𝜃) = {0𝑅1 }
iii. Untuk setiap 𝑎 ∈ 𝑅1 dan 𝑏 ∈ 𝐼𝑛𝑡𝑖(𝜃) maka 𝑎𝑏 dan 𝑏𝑎 ∈ 𝐼𝑛𝑡𝑖(𝜃)

Bukti Sifat 6.3

Bukti sifat (i) dan (ii) diperoleh sebagai akibat dari 𝜃 merupakan
homomorfisma grup, dalam hal ini adalah akibat dari teorema 1.

Sekarang kita buktikan sifat (iii). Ambil 𝑎 ∈ 𝑅1 dan 𝑏 ∈ 𝐼𝑛𝑡𝑖(𝜃). Akan kita
tunjukan bahwa 𝑏𝑎 ∈ 𝐼𝑛𝑡𝑖(𝜃). Dengan kata lain akan kita tunjukan 𝜃(𝑎𝑏) =
0𝑅2

Ingat! 𝑏 ∈ 𝐼𝑛𝑡𝑖(𝜃) artinya bahwa

𝜃(𝑏) = 0𝑅2 … … … (∗)

Oleh karena itu

𝜃(𝑎𝑏) = 𝜃(𝑎) × 𝜃(𝑏) 𝜃 homomorfisma

= 𝜃(𝑎) × 0𝑅2 berdasarkan *

= 0𝑅2 Teorema 2(1) Materi 3

Jika terbukti bahwa 𝜃(𝑎𝑏) = 0𝑅2 . Artinya bahwa 𝑎𝑏 ∈ 𝐼𝑛𝑡𝑖(𝜃)


32

Contoh 6.3 (Inti Homomorfisma)

Perhatikan contoh 1,

𝑘̅ = 0̅ ∈ ℤ𝑛 ⇔ 𝑛 | (𝑘 − 0) = 𝑘

⇔ 𝑘 = 𝑚𝑛 untuk suatu 𝑚 ∈ ℤ

Jadi 𝐼𝑛𝑡𝑖(𝜃) = {𝑚𝑛 | 𝑚 ∈ ℤ}.

Definisi 7.1 (Isomorfisma)

Suatu pemetaan 𝜃: 𝑅1 → 𝑅2 disebut isomorfisma jika


i. 𝜃 suatu homomorfisma gelanggang
ii. 𝜃 bijektif

Contoh 7.1 (Isomorfisma)

Misalkan ℤ[𝑖] menyatakan daerah integral bilangan bulat Gauss. Pemetaan


𝜃2 : ℤ[𝑖] → ℤ[𝑖]

𝑎 + 𝑏𝑖 ⟼ 𝑎 − 𝑏𝑖
Merupakan isomorfisma gelanggang.

Bukti Contoh 7.1 (Isomorfisma)

Untuk menunjukan 𝜃 suatu isomorfisma gelanggang perlu ditunjukan:


i. 𝜃 adalah homomorfisma gelanggang
ii. 𝜃 bersifat satu-satu (injektif)
iii. 𝜃 bersifat pada (surjektif)
33

Bukti (i)

Ambil 𝑎1 + 𝑏1 𝑖 dan 𝑎2 + 𝑏2 𝑖 ∈ ℤ[𝑖] sehingga diperoleh

𝜃((𝑎1 + 𝑏1 𝑖) + (𝑎2 + 𝑏2 𝑖)) = 𝜃((𝑎1 + 𝑎2 ) + (𝑏1 + 𝑏2 )𝑖)

= (𝑎1 + 𝑎2 ) − (𝑏1 + 𝑏2 )𝑖

= 𝑎1 + 𝑎2 − 𝑏1 𝑖 − 𝑏2 𝑖

= (𝑎1 − 𝑏1 𝑖) + (𝑎2 − 𝑏2 𝑖)

= 𝜃(𝑎1 + 𝑏1 𝑖) + 𝜃(𝑎2 + 𝑏2 𝑖)

Ambil 𝑎1 + 𝑏1 𝑖 dan 𝑎2 + 𝑏2 𝑖 ∈ ℤ[𝑖] sehingga diperoleh

𝜃((𝑎1 + 𝑏1 𝑖) × (𝑎2 + 𝑏2 𝑖)) = 𝜃((𝑎1 𝑎2 − 𝑏1 𝑏2 ) + (𝑎1 𝑏2 + 𝑏1 𝑎2 )𝑖)

= (𝑎1 𝑎2 − 𝑏1 𝑏2 ) − (𝑎1 𝑏2 + 𝑏1 𝑎2 )𝑖

= 𝑎1 𝑎2 − 𝑏1 𝑏2 − 𝑎1 𝑏2 𝑖 − 𝑏1 𝑎2 𝑖

= 𝑎1 𝑎2 − 𝑎1 𝑏2 𝑖 − 𝑏1 𝑏2 − 𝑏1 𝑎2 𝑖

= 𝑎1 (𝑎2 − 𝑏2 𝑖) − 𝑏1 𝑖(−𝑏2 𝑖 + 𝑎2 )

= (𝑎1 − 𝑏1 𝑖)(𝑎2 − 𝑏2 𝑖)

= 𝜃(𝑎1 + 𝑏1 𝑖) 𝜃(𝑎2 + 𝑏2 𝑖)

Bukti (ii)

Ambil 𝑎1 + 𝑏1 𝑖, 𝑎2 + 𝑏2 𝑖 ∈ ℤ[𝑖] dengan


𝜃(𝑎1 + 𝑏1 𝑖) = 𝜃(𝑎2 + 𝑏2 𝑖)

Sehingga diperoleh
𝑎1 − 𝑏1 𝑖 = 𝑎2 − 𝑏2 𝑖
(𝑎1 − 𝑎2 ) + (𝑏2 − 𝑏1 )𝑖 = 0
34

dengan demikian
𝑎1 − 𝑎2 = 0 dan 𝑏2 − 𝑏1 = 0

karena 𝑎1 = 𝑎2 dan 𝑏2 = 𝑏1 maka 𝑎1 + 𝑏1 𝑖 = 𝑎2 + 𝑏2 𝑖 sehingga dapat


disimpulkan bahwa 𝜃 satu-satu.

Bukti (iii)

Ambil 𝑧 = 𝑎 + 𝑏𝑖 ∈ ℤ[𝑖]
Pilih 𝑧0 = 𝑎 − 𝑏𝑖 ∈ ℤ[𝑖] sehingga

𝜃(𝑧0 ) = 𝜃(𝑎 − 𝑏𝑖)

= 𝑎 − (−𝑏)𝑖

= 𝑎 + 𝑏𝑖

=𝑧

Karena untuk setiap 𝑧 ∈ ℤ[𝑖] terdapat 𝑧0 ∈ ℤ[𝑖] sehingga 𝜃(𝑧0 ) = 𝑧 maka 𝜃


adalah pemetaan pada.

CATATAN

Suatu isomorfisma gelanggang dari suatu gelanggang kepada dirinya sendiri


disebut automorfisma.
35

Definisi 7.2 (Isomorfik)

Dua buah gelanggang 𝑅1 dan 𝑅2 disebut isomorfik dan diberi tanda 𝑅1 ≈ 𝑅2


jika terdapat isomorfisma 𝜃: 𝑅1 → 𝑅2 .

CATATAN

 Untuk menunjukan dua gelanggang (𝑅1 dan 𝑅2 ) saling isomorfik perlu


mengkonstruksi pemetaan yang merupakan isomorfisma dari 𝑅1 ke
𝑅2 atau sebaliknya.
 Sifat isomorfik dua buah gelanggang menghasilkan kesamaan secara
esensial diantara dua gelanggang tersebut. Misalnya: sifat
kekomutatifan, keberadaan pembagi nol dan sifat keberadaan unsur
unit.
 Perbedaan yang mungkin diantara mereka hanya dalam bentuk nyata
dari unsur-unsur dan operasinya.

Contoh 7.3 (Isomorfik)

Misalkan ℤ6 menyatakan gelanggang bilangan bulat modulo 6 dan ℤ2 × ℤ3


menyatakan hasil kali kartesius gelanggang bilangan bulat modulo 2 dan 3.
Kita peroleh bahwa ℤ6 dan ℤ2 × ℤ3 saling isomorfik.
36

Bukti

Konstruksi pengaitan 𝜃 dari ℤ6 ke ℤ2 × ℤ3 yaitu

𝜃: ℤ6 → ℤ2 × ℤ3 ]

𝑎̅ ⟼ (𝑎̅, 𝑎̅)
Selanjutnya perlu ditunjukan:
 pemetaan yang terdefinisi dengan baik
 homomorfisma gelanggang
 satu-satu
 pada

Contoh 7.4

Misalkan ℤ4 menyatakan gelanggang bilangan bulat modulo 4 dan ℤ2 × ℤ2


menyatakan hasil kali kartesius dua gelanggang bilangan bulat modulo 2.
Kita peroleh bahwa ℤ4 tidak isomorfik dengan ℤ2 × ℤ2 .

CATATAN

Isomorfisma merupakan relasi ekuivalen pada himpunan semua


gelanggang.
37

RANGKUMAN 3

 Homomorfisma gelanggang merupakan pemetaan di antara dua buah


gelanggang yang mengawetkan operasi padanya. Definisi formalnya
adalah sebagai berikut: Misalkan 𝑅1 dan 𝑅2 dua buah gelanggang.
 Suatu pemetaan 𝜃 ∶ 𝑅1 → 𝑅2 disebut homomorfisma gelanggang
jika untuk setiap 𝑥, 𝑦 ∈ 𝑅 berlaku
1. 𝜃(𝑥 + 𝑦) = 𝜃(𝑥) + 𝜃(𝑦)
2. 𝜃(𝑥𝑦) = 𝜃(𝑥) 𝜃(𝑦)

 Inti suatu homomorfisma gelanggang 𝜃: 𝑅1 → 𝑅2 didefinisikan jika


dimisalkan 𝑅1 dan 𝑅2 dua buah gelanggang yaitu sebagai

𝐼𝑛𝑡𝑖(𝜃) = {𝑥 ∈ 𝑅1 | 𝜃(𝑥) = 0𝑅2

Istilah Inti biasa disebut juga dengan Kernel dan ditandai dengan
𝐾𝑒𝑟(𝜃).

 Suatu pemetaan 𝜃: 𝑅1 → 𝑅2 disebut isomorfisma jika


i. 𝜃 suatu homomorfisma gelanggang
ii. 𝜃 bijektif

 Dua buah gelanggang 𝑅1 dan 𝑅2 disebut isomorfik dan diberi tanda


𝑅1 ≈ 𝑅2 jika terdapat isomorfisma 𝜃: 𝑅1 → 𝑅2 .
38

LATIHAN 3

1. Misalkan 𝑛 dan 𝑚 dua buah bilangan bulat positif dengan 𝑚 | 𝑛.


Buktikan bahwa pemetaan
𝜙: ℤ𝑛 → ℤ𝑚
𝑘̅ ⟼ 𝑘̅
merupakan suatu homomorfisma gelanggang.

2. Tentukan Inti homomorfisma gelanggang di atas.


3. Periksa apakah pemetaan
𝑎: ℤ → ℤ
𝑘 ⟼ 2𝑘
merupakan suatu homomorfisma gelanggang!

4. Misalkan 𝑅1 , 𝑅2 dua buah gelanggang dan 𝜋 suatu homomorfisma


gelanggang dari 𝑅1 ke 𝑅2 yang bukan pemetaan nol. Jika 𝑅2 suatu
daerah integral, tunjukan bahwa 𝜋(𝑅1 ) = 𝜋 !
5. Misalkan terdapat suatu homomorfisma tak nol dari gelanggang 𝑅1 ke
gelanggang komutatif 𝑅2 .
Apakah gelanggang 𝑅1 bersifat komutatif? Jelaskan!
6. Bagaimana sebaliknya? Misalkan terdapat suatu homomorfisma tak
nol dari gelanggang komutatif 𝑅1 ke gelanggang 𝑅2 . Apakah
gelanggang 𝑅2 bersifat komutatif? Jelaskan!
7. Tunjukan bahwa peta suatu homomorfisma gelanggang yang bersifat
satu-satu membentuk suatu gelanggang!

1. Tunjukan bahwa isomorfisma merupakan relasi ekuivalen pada


himpunan semua gelanggang?
39

2. Misalkan 𝜃: 𝑅1 → 𝑅2 suatu isomorfisma gelanggang dan 𝑎 ∈ 𝑅1 .


Tunjukan bahwa 𝑎 suatu unit di 𝑅1 jika dan hanya jika petanya, 𝜃(𝑎),
merupakan unit di 𝑅2 .
3. Misalkan 𝜃: 𝑅1 → 𝑅2 suatu isomorfisma gelanggang dan 𝑎 ∈ 𝑅1 .
Tunjukan bahwa 𝑎 suatu pembagi nol di 𝑅1 jika dan hanya jika
petanya, 𝜃(𝑎), merupakan pembagi nol di 𝑅2 .
4. Misalkan 𝑚 dan 𝑛 dua buah bilangan bulat positif. Buktikan bahwa
ℤ𝑚𝑛 isomorfik dengan ℤ𝑚 × ℤ𝑛
jika dan hanya jika (𝑚, 𝑛) = 1 dengan (𝑚, 𝑛) adalah FPB dari 𝑚
dan 𝑛.
5. Misalkan 𝑅 dan 𝑆 dua buah gelanggang yang saling isomorfik.
Tunjukan bahwa karakteristik 𝑅 dan 𝑆 adalah sama.
6. Periksa apakah Struktur bilangan bulat dan Struktur bilangan bulat
Gauss saling isomorfik.
7. Misalkan 𝑅1 dan 𝑅2 dua buah glenggang yang saling isomorfik.
Tunjukan bahwa 𝑅1 suatu daerah integral jika dan hanya jika 𝑅1 suatu
daerah integral.
26
27

Pemetaan Kompetensi

Capaian Pembelajaran-MK
Indikator Pencapaian Pembelajaran
CPMK/Sub-CP-MK

Mampu mengenal Mahasiswa mampu:


gelanggang faktor melalui 1. Menyebutkan dan memasukkan objek
definisi, contoh dan sifat- matematika ke dalam gelanggang
sifatnya. faktor.
2. Dapat menyebutkan sifat serta
struktur gelanggang faktor.
3. Menggunakan sifat dan contoh
gelanggang faktor dalam
memecahkan masalah gelanggang.
28

Peta Kompetensi

Gelanggang Faktor

Memasukan objek matematika

Menyebutkan sifat & struktur gelanggang faktor


Penggunaan

Sifat Contoh

Pemecahan masalah gelanggang faktor


29

PEMBELAJARAN - 4
Membentuk
Gelanggang
Baru

PADA pembelajaran 4 ini Teman-teman akan mengenal gelanggang baru


berupa gelanggang faktor melalui definisi, contoh dan sifat-sifatnya. Modul
pembelajaran ini terdiri dari beberapa kegiatan pembelajaran, pada setiap
kegiatan pembelajaran disediakan beberapa contoh persoalan yang harus
dikaji serta latihan-latihan yang mengharuskan Teman-teman coba untuk
kerjakan dengan baik, dengan harapan aktifitas pembelajaran kali ini akan
memberikan pengalaman belajar yang bermakna pada Teman-teman semua.
Sehingga materi ini dapat dikuasai dengan baik tanpa bantuan langsung dari
Bapak/Ibu Dosen maupun rekan sekalian. Apakah Teman-teman sudah mulai
tertarik dan penasaran untuk membaca juga mempelajari materi kali ini? Kalau
sudah siap, mari kita baca dan simak dengan baik dan teliti. Jangan lupa untuk
berdoa dengan khusuk dan mengerjakan berbagai bentuk aktifitas yang sudah
dipersiapkan dengan seksama, tentu saja Teman-teman harus mempersiapkan
alat bantu pembelajaran yang sekiranya diperlukan seperti buku maupun alat
tulis pendukung lainnya.
30

KOMPETENSI DASAR

Mampu mengenal gelanggang faktor melalui definisi, contoh dan


sifat-sifatnya.
31

PEMBELAJARAN 4

TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mengikuti perkuliahan dan berpartisipasi aktif, mahasiswa


diharapkan:
a. dapat menjelaskan kembali cara membentuk gelanggang faktor;
b. terampil dalam mengomunikasikan pemikiran terkait himpunan dan
sifat dasar himpunan dalam bentuk tulisan maupun lisan.

PERANAN DOSEN DAN MAHASISWA

• Peranan Dosen
Pada setiap aktivitas belajar, Teman-teman akan mendapatkan
bimbingan secara tidak langsung dari Bapak/Ibu Dosen melalui
pertanyaan yang diberikan. Dalam kondisi tertentu, Teman-teman dapat
menghubungi Bapak/Ibu Dosen menggunakan sarana komunikasi yang
sudah disepakati, baik itu saat pembelajaran berlangsung maupun
dengan chatting melalui aplikasi yang juga telah disepakati.
32

• Peranan Mahasiswa
Untuk melengkapi keperluan bahan pembelajaran, alangkah
baiknya Teman-teman dapat menyediakan kelengkapan bahan,
informasi, maupun reverensi pendukung pembelajaran. Usahakan
Teman-teman mengambil kelengkapan pembelajaran yang sekiranya
dianggap paling sesuai dengan proses pembelajaran yang dilakukan.

AKTIFITAS PEMBELAJARAN

Mari kita ingat bersama!

1. Aktivitas ini akan disampaikan sebagai pendukung luring guna


memberi kesempatan Teman-teman agar mampu mencermati lebih
mendalam.
2. Teman-teman dapat mengunduh dokumen di aplikasi maupun
flatfrom yang telat disepakati sebelumnya.
3. Jika memungkinkan (tersedia waktu, tempat, alat, maupun
jaringan), saat menjawab pertanyaan yang diberikan, Teman-teman
dapat mendiskusikannya dengan Rekan dalam kelompok
pembelajaran baik melalui moda luring (luar jaringan) maupun
daring (dalam jaringan), misal: Zoom, Video Call, maupun aplikasi
pendukung sejenis.
33

Pada pembelajaran sebelumnya Teman-teman sudah mengenal,


mempelajari klasifikasi dan membedakan gelanggang melalui daerah integral,
lapangan, hubungan lapangan dan daerah integral, lapangan hasil bagi, orde
suku banyak, koefisien peluka dan modik, kesamaan suku banyak, jumlah dan
kali, serta sifat orde suku banyak. Selain itu juga Teman-teman telah
mempelajari perbandingan dua struktur gelanggang atau lebih menggunakan
konsep homomorfisma.
Pembelajaran selanjutnya, yaitu pada pembelajaran kali ini Teman-
teman akan mempelajari gelanggang faktor melalui definisi, contoh dan sifat-
sifatnya. Jika Teman-teman sudah siap, mari kita lanjutkan dengan membaca
dan cermati pembelajaran modul pembelajaran kali ini dengan baik,
mencermati dengan seksama, dan mengerjakan aktivitas yang telah diberikan.
Langkah pertama, mari kita cermati dan pelajari terlebih dahulu langkah-
langkah R/I pembentuk gelanggang berikut.

‘Apa yang hubungan perbandingan gelanggang hingga sampai pada


terbentuknya gelanggang baru?’

Pertanyaan pertama yang mungkin muncul dibenak teman-teman saat


membaca tema pada pembelajaran 4, kali ini. Untuk menjawab pertanyaan
tersebut, hal pertama yang Teman-teman simak dan fahami catatan pembentuk
gelanggang dibawah ini!
34

Membentuk Gelanggang 𝑹/𝑰

 ambil sembarang gelanggang 𝑅 dan ideal 𝐼 dari gelanggang tersebut


 bentuk himpunan 𝑅/𝐼 sebagai himpunan semua koset 𝑎 + 𝐼 dengan 𝑎 ∈ 𝑅
atau dapat ditulis dengan 𝑅/𝐼 = {𝑎 + 𝐼 | 𝑎 ∈ 𝑅}
 definisikan operasi jumlah dan kali pada 𝑅/𝐼 secara berurutan yaitu:
(𝑎 + 𝐼) + (𝑏 + 𝐼) = (𝑎 + 𝑏) + 𝐼, dan
(𝑎 + 𝐼)(𝑏 + 𝐼) = (𝑎𝑏) + 𝐼
 tunjukan operasi tersebut terdefinisi dengan baik
⟹ (𝑅/𝐼, +,×) membentuk struktur matematika
 tunjukan (𝑅/𝐼, +,×) memenuhi definisi 1.2, yaitu:
i. (𝑅/𝐼, +) membentuk grup komutatif,
ii. (𝑅/𝐼,×) memenuhi sifat asosiatif dan mempunyai unsur kesatuan, dan
iii. (𝑅/𝐼, +,×) memenuhi hokum distributif.
⟹ 𝑅/𝐼 membentuk suatu gelanggang yang berbeda dari 𝑅.

Setelah diperkenalkan dengan catatan pembuka pembentuk gelanggang di atas,


Teman-teman akan berlanjut untuk memahami aspek pemahaman pada
pembelajaran 4 kali ini, dengan pertanyaan yang muncul di benak Teman-
teman yaitu:
‘Apa masalah yang menjadi bahasan utama pada pembelajaran 4 seputar
pembentukan gelanggang?’

Pahami dan simak baik-baik terkait definisi-definisi serta sifat-sifat yang tersaji
dibawah ini, guna menjawab pertanyaan tersebut!
35

Operasi + terdefinisi dengan baik di 𝑅/𝐼

Ambil unsur 𝑎1 + 𝐼, 𝑏1 + 𝐼, 𝑎2 + 𝐼, 𝑏2 + 𝐼 ∈ 𝑅/𝐼 dengan


i. 𝑎1 + 𝐼 = 𝑎2 + 𝐼 dan
ii. 𝑏1 + 𝐼 = 𝑏2 + 𝐼
untuk menunjukan bahwa operasi + terdefinisi dengan baik cukup dengan
menunjukan:
(𝑎1 + 𝑏1 ) + 𝐼 = (𝑎2 + 𝑏2 ) + 𝐼.

Point (i) dan (ii) secara berurutan artinya adalah


iii. 𝑎1 − 𝑎2 = 𝑖1 ∈ 𝐼 dan
iv. 𝑏1 − 𝑏2 = 𝑖2 ∈ 𝐼.
sehingga berdasarkan (iii) dan (iv) diperoleh
𝑎1 + 𝑏1 = (𝑎2 + 𝑖1 ) + (𝑏2 + 𝑖2 )

= (𝑎2 + 𝑏2 ) + (𝑖2 + 𝑖2 )

(𝑎1 + 𝑏1 ) − (𝑎2 + 𝑏2 ) = (𝑖2 + 𝑖2 )


∈ 𝐼 karena 𝑖2 + 𝑖2 ∈ 𝐼

Oleh karena (𝑎1 + 𝑏1 ) − (𝑎2 + 𝑏2 ) ∈ 𝐼 maka (𝑎1 + 𝑏1 ) + 𝐼 = (𝑎2 + 𝑏2 ) + 𝐼.


Jadi, terbukti bahwa operasi tambah terdefinisi dengan baik pada 𝑅/𝐼.
36

Operasi × terdefinisi dengan baik di 𝑅/𝐼

Ambil unsur 𝑎1 + 𝐼, 𝑏1 + 𝐼, 𝑎2 + 𝐼, 𝑏2 + 𝐼 ∈ 𝑅/𝐼 dengan

i. 𝑎1 + 𝐼 = 𝑎2 + 𝐼 dan
ii. 𝑏1 + 𝐼 = 𝑏2 + 𝐼

untuk menunjukan bahwa operasi × terdefinisi dengan baik cukup dengan


menunjukan:

(𝑎1 × 𝑏1 ) + 𝐼 = (𝑎2 × 𝑏2 ) + 𝐼.

Point (i) dan (ii) secara berurutan artinya adalah

iii. 𝑎1 − 𝑎2 = 𝑖1 ∈ 𝐼 dan
iv. 𝑏1 − 𝑏2 = 𝑖2 ∈ 𝐼.

sehingga berdasarkan (iii) dan (iv) diperoleh

𝑎1 × 𝑏1 = (𝑎2 + 𝑖1 ) × (𝑏2 + 𝑖2 )

= 𝑎2 × 𝑏2 + 𝑎2 × 𝑖2 + 𝑖1 × (𝑏2 + 𝑖2 )

(𝑎1 × 𝑏1 ) − (𝑎2 × 𝑏2 ) = 𝑎2 × 𝑖2 + 𝑖1 × (𝑏2 + 𝑖2 )

∈ 𝐼 karena 𝑎2 × 𝑖2 + 𝑖1 × (𝑏2 + 𝑖2 ) ∈ 𝐼

Oleh karena (𝑎1 × 𝑏1 ) − (𝑎2 × 𝑏2 ) ∈ 𝐼 maka (𝑎1 × 𝑏1 ) + 𝐼 = (𝑎2 × 𝑏2 ) + 𝐼.

Jadi terbukti bahwa operasi kali terdefinisi dengan baik pada 𝑅/𝐼.
37

Perhatikan Struktur 𝑅/𝐼

 bersifat asosiatif terhadap terhadap jumlah dan kali


(berasal dari gelanggang 𝑅)
 unsur nolnya adalah 𝐼
 unsur −𝑎 + 𝐼 adalah negatif dari unsur 𝑎 + 𝐼
 unsur satuannya adalah 1𝑅 + 𝐼
 bersifat komutatif terhadap jumlah (berasal dari 𝑅)

Jadi Struktur 𝑅/𝐼 membentuk gelanggang.

Definisi 8.1 (Gelanggang Faktor)

Misal diberikan sembarang gelanggang 𝑅 dan ideal 𝐼 dari gelanggang tersebut.


Gelanggang 𝑅/𝐼 disebut gelanggang Faktor dari 𝑅 oleh ideal 𝐼.

‘Jenis masalah yang tersaji apa di dalam pembentukan gelanggang?


Bagaimana strategi penyelesaiannya?’

Untuk menjawab aspek strategi, langsung saja Teman-teman pahami contoh


soal yang tersaji pada pembelajaran 4 kali ini. Selamat memahami!
38

Contoh 8.1 (Gelanggang Faktor)

Misalkan ambil 𝑅 = ℤ maka ideal 𝐼 = 〈𝑛〉 untuk suatu 𝑛 ∈ ℤ

𝑅/𝐼 = ℤ/〈𝑛〉

= {𝑘 + 〈𝑛〉 | 𝑘 ∈ ℤ}

= {𝑘̅ |𝑘 ∈ ℤ } dengan 𝑘̅ = 𝑘 + 〈𝑛〉 = {𝑘 + 𝑛𝑧 | 𝑧 ∈ ℤ}

adalah kelas ekuivalen yang memuat 𝑘

= {0̅, 1̅, … , ̅̅̅̅̅̅̅


𝑛 − 1}

= ℤ𝑛

Jadi ℤ𝑛 merupakan gelanggang faktor dari gelanggang ℤ oleh ideal 〈𝑛〉 untuk
suatu 𝑛 ∈ ℤ

Untuk lebih menjawab cakupan aspek pemahaman mengenai permaslahan


gelanggang yaru yang telah dibahas sebelumnya, Teman-teman kembali simak
dan pahamilah kembali sifat-sifat dan definisi-definisi tersaji berikut di bawah
ini!
39

Sifat 8.1 (Proyeksi Kanonik)

Misalkan 𝑅 suatu gelanggang, 𝐼 ideal dari 𝑅 dan 𝑅/𝐼 gelanggang faktor dari 𝑅
oleh 𝐼.
Maka pengaitan

𝜋: 𝑅 → 𝑅/𝐼
𝑎 ⟼𝑎+𝐼

merupakan suatu homomorfisma gelanggang yang bersifat pada dengan


ker𝜋 = 1. Homomorfisma seperti ini disebut proyeksi kanonik.

Definisi 8.2 (Ideal Maksimal)

Misalkan 𝑅 suatu gelanggang dan 𝑀 ideal dari 𝑅. Ideal 𝑀 ≠ 𝑅 disebut ideal


maksimal jika untuk setiap ideal 𝐼 dari 𝑅 dengan 𝑀 ⊆ 𝐼 ⊆ 𝑅 maka 𝐼 = 𝑀 atau
𝐼 = 𝑅.

Sifat 8.2

Misalkan 𝑅 suatu gelanggang komutatif dan 𝐼 ≠ 𝑅 ideal dari 𝑅. Maka


gelanggang faktor 𝑅/𝐼 membentuk suatu lapangan jika dan hanya jika 𝐼
merupakan ideal maksimal.
40

Definisi 8.3

Misalkan 𝑅 suatu gelanggang komutatif dan 𝐼 ≠ 𝑅 ideal dari 𝑅. Ideal 𝐼 disebut


ideal prima jika untuk setiap 𝑥, 𝑦 ∈ 𝑅 dengan 𝑥𝑦 ∈ 𝐼 maka berlaku 𝑥 ∈ 𝐼 atau
𝑦 ∈ 𝐼.

Sifat 8.3

Misalkan 𝑅 suatu gelanggang komutatif dan 𝐼 ≠ 𝑅 ideal dari 𝑅. Maka


gelanggang faktor 𝑅/𝐼 membentuk suatu daerah integral jika dan hanya jika 𝐼
merupakan ideal prima.
41

RANGKUMAN 4

 Suatu gelanggang dikatakan sebagai gelanggang faktor jika misalkan


diberi sembarang gelanggang 𝑅 dan ideal 𝐼 dari gelanggang tersebut.
Maka gelanggang 𝑅/𝐼 disebut gelanggang Faktor dari 𝑅 oleh ideal 𝐼.
 Gelanggang dikatakan memiliki ideal maksimal jika dimisalkan 𝑅 suatu
gelanggang dan 𝑀 ideal dari 𝑅. Ideal 𝑀 ≠ 𝑅 disebut ideal maksimal untuk
setiap ideal 𝐼 dari 𝑅 dengan 𝑀 ⊆ 𝐼 ⊆ 𝑅 maka 𝐼 = 𝑀 atau 𝐼 = 𝑅.
 Misalkan 𝑅 suatu gelanggang komutatif dan 𝐼 ≠ 𝑅 ideal dari 𝑅. Ideal 𝐼
disebut ideal prima jika untuk setiap 𝑥, 𝑦 ∈ 𝑅 dengan 𝑥𝑦 ∈ 𝐼 maka
berlaku 𝑥 ∈ 𝐼 atau 𝑦 ∈ 𝐼.
42

LATIHAN 4

1. Buktikan bahwa operasi × pada gelanggang faktor bersifat asosiatif dan


distributif!
2. Misalkan 𝑅 suatu gelanggang dan 𝐼 ≠ 𝑅 suatu ideal. Buktikan bahwa
pemetaan
𝜋: 𝑅 → 𝑅/𝐼
𝑎 ⟼𝑎+𝐼
merupakan homomorfisma gelanggang yang bersifat pada dengan
ker𝜋 = 1!

3. Misalkan 𝑅 suatu gelanggang komutatif dan 𝐼 ≠ 𝑅 suatu ideal dari 𝑅.


Buktikan bahwa gelanggang 𝑅/𝐼 membentuk suatu daerah integral jika
dan hanya jika 𝐼 ideal prima.

4. Misalkan 𝑅 suatu gelanggang komutatif. Buktikan bahwa gelanggang 𝑅


suatu daerah integral jika dan hanya jika {0} ideal prima.

5. Misalkan 𝑅 suatu gelanggang komutatif. Tunjukan bahwa {0} adalah ideal


maksimal jika dan hanya jika 𝑅 lapangan.

6. Misalkan 𝑅 suatu gelanggang dan 𝐼 ≠ 𝑅 suatu ideal dari 𝑅. Buktikan


bahwa gelanggang 𝑅/𝐼 membentuk gelanggang komutatif jika untuk
setiap 𝑎, 𝑏 ∈ 𝑅 maka 𝑎𝑏 − 𝑏𝑎 ∈ 𝐼
43

DAFTAR PUSTAKA

Gallian, Joseph A. (2017). Contemporary Abstract Algebra. Edisi 9. USA: Brook/


Cole.
Hungerford, Thomas W. (2014). Abstract Algebra: An Introduction. USA: Brook/
Cole.
Lal, Ramji. (2017). Algebra 1: Groups, Rings, Fields and Arithmetic. Singapore:
Springer.
Paulsen, William. (2016). Abstract Algebra: An Interactive Approach. Second
Edition. USA: CRC Press.

Anda mungkin juga menyukai