KAK Polder BK
KAK Polder BK
Uraian Pendahuluan
1. Latar Belakang : Sesuai dengan perkembangan ekonomi yang begitu pesat di Kota
Bontang, serta banyaknya alih fungsi daerah-daerah resapan air tentu
menjadi penyebab berbagai masalah di Kota Bontang seperti banjir dan
erosi.
Hal ini juga diperparah dengan kondisi topografi Kota Bontang yang
merupakan kawasan pesisir yang kondisi hilir sungainya dipengaruhi
oleh pasang surut air laut sehingga bila terjadi hujan dan dibarengi
dengan naiknya muka air laut menyebabkan beban yang ditrima sungai
semakin besar, sedangkan kapasitas sungai yang ada tidak mampu
menampung beban air tersebut dan berdampak pada meluapnya air
sungai yang kemudian akan menggenangi daerah disekitarnya.
Sistem polder adalah suatu cara penanganan banjir dengan
kelengkapan bangunan sarana fisik yang meliputi saluran drainase,
kolam retensi, pompa air yang dikendalikan sebagai satu kesatuan
pengelolaan.
Pembuatan Polder yang merupakan suatu sistem untuk mengalihkan air
digunakan untuk penanganan kelebihan air baik berasal dari air hujan,
air limbah maupun pengaruh pasang surut air laut. Dengan sistem
Polder di Kota Bontang diharapkan dapat mengurangi permasalahan
yang kerap terjadi bila hujan turun.
Pada Tahun Anggaran 2021 melalui Sumber Dana APBD Kota Bontang,
Pemerintah Daerah Kota Bontang akan melakukan Kegiatan
Pengelolaan SDA dan Bangunan Pengaman Pantai Pada Wilayah Sungai
(WS) dalam 1 (satu) Daerah Kabupaten/Kota, Sub Kegiatan Penyusunan
Rencana Teknis dan Dokumen Lingkungan Hidup untuk Konstruksi
Bendungan, Embung dan Bangunan Penampung Air Lainnya, Paket
Pekerjaan UKL-UPL dan Studi LARAP Pembangunan Polder Bontang
Kuala.
4. Lokasi Pekerjaan : Kelurahan Bontang Kuala, Kecamatan Bontang Utara, Kota Bontang.
5. Sumber Pendanaan : Pekerjaan ini dibiayai dari sumber pendanaan : Pendapatan Asli Daerah
(PAD).
6. Nama dan Organisasi : Nama Pejabat Pembuat Komitmen : Ir. Tavip Nugroho, MT.
Pejabat Pembuat Satuan Kerja : Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota
Komitmen Bontang.
Data Penunjang
8. Standar Teknis : Standar Nasional Indonesia (SNI) dan Standar lainnya yang berlaku.
9. Studi-Studi Terdahulu : a. Feasibility Study (FS) atau Studi Kelayakan Polder Bontang Kuala;
b. Detail Enginering Design (DED) Polder Bontang Kuala.
c. Review Desain DED Polder Bontang Kuala.
Ruang Lingkup
12. Keluaran : Keluaran yang dihasilkan dari pelaksanaan pekerjaan ini antara lain :
a. Dokumen UKL-UPL yang telah dinilai dan disetujui atau disahkan
oleh Instansi Lingkungan Hidup, yang di dalamnya memuat :
• Berita Acara Penilaian Penyusunan Dokumen UKL-UPL
Pembangunan Polder Bontang Kuala oleh Instansi Lingkungan
Hidup;
• Persetujuan Lingkungan berupa Pernyataan Kesanggupan
Pengelolaan Lingkungan Hidup (PKPLH).
b. Dokumen Studi LARAP Pembangunan Polder Bontang Kuala.
Dokumen-dokumen di atas dituangkan di dalam penyusunan dokumen
berikut ini :
• Laporan Pendahuluan : 10 Buku
• Laporan Bulanan (2 Bulan x 10 Buku) : 20 Buku
• Laporan Akhir : 10 Buku
• Album Foto Dokumentasi Kegiatan (berwarna) : 10 Buku
• Gambar Peta Bidang : 5 Buku
• Softcopy Laporan (external hardsik 1 TB) : 1 Buah
13. Peralatan, Material, : Peralatan, Material, Personel dan Fasilitas dari Pejabat Pembuat
Personel dan Fasilitas Komitmen yang dapat digunakan dan harus dipelihara oleh Penyedia
dari Pejabat Pembuat Jasa, antara lain :
Komitmen a. Kumpulan laporan dan data sebagai hasil studi terdahulu dapat
dipakai sebagai referensi oleh penyedia jasa;
b. Akomodasi dan ruangan kantor tidak disediakan oleh Pengguna Jasa
dan harus disediakan oleh Penyedia Jasa sendiri;
c. Fasilitas lain yang disediakan oleh Pengguna Jasa yang dapat
digunakan oleh Penyedia Jasa, yaitu :
• Dukungan administrasi dan surat menyurat;
• Dalam hal konsultasi rutin dengan pihak-pihak terkait, Penyedia
Jasa dapat berkoordinasi dengan Instansi terkait dalam
penyusunan dokumen ini dengan di fasilitasi oleh Pengguna
Jasa.
15. Lingkup Kewenangan : a. Penyedia Jasa berwenang untuk melaksanakan jasa konsultansi
Penyedia sesuai dengan Surat Perjanjian.
b. Penyedia Jasa berwenang untuk tidak melakukan kegiatan yang
akan menimbulkan pertentangan kepentingan (conflict of interest )
dengan kegiatan yang merupakan tugas Penyedia.
16. Jangka Waktu : Jangka waktu pelaksanaan yang diperlukan untuk menyelesaikan
Penyelesaian pekerjaan ini adalah 1,5 (satu koma lima) bulan atau 45 (empat puluh
Pekerjaan lima) hari kalender terhitung sejak ditandatanganinya Surat Perjanjian.
19. Jadwal Tahapan : Penyedia Jasa harus membuat Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan yang
Pelaksanaan antara lain paling sedikit memuat :
Pekerjaan a. Jenis atau butir-butir pekerjaan yang dilakukan;
b. Diagram batang yang menunjukkan waktu pelaksanaan tiap jenis
pekerjaan dengan satuan kolom waktu mingguan;
c. Lengkung S yang dimulai dari awal pekerjaan (kemajuan pekerjaan
0%) sampai dengan akhir pekerjaan (kemajuan pekerjaan 100%);
d. Pembagian waktu kerja harus dibuat mingguan dan setiap bulan
dibagi dalam empat minggu.
Laporan
20. Laporan Pendahuluan : Laporan pendahuluan memuat :
a. Rencana kerja Penyedia Jasa secara menyeluruh antara lain
persiapan personil, penyediaan kantor lapangan, peralatan kantor,
peralatan survei, kendaraan operasional, dan lain-lain;
b. Mobilisasi personil, antara lain tenaga ahli, tenaga teknis/analis dan
tenaga pendukung lainnya;
c. Jadwal kegiatan Penyedia Jasa;
d. Jadwal penugasan personil dan peralatan;
e. Hasil kesimpulan sementara dari pengumpulan data, gambar/peta
dan laporan hasil kajian terdahulu, tinjauan lapangan, identifikasi
permasalahan dan evaluasi permasalahan;
f. Membuat dan menyusun matrik kerangka pikir logis (logical frame );
g. Penyusunan rencana kerja bulan berikutnya.
Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya : 1 (satu) bulan sejak
SPMK diterbitkan sebanyak masing-masing 5 (lima) buku laporan, yaitu
laporan pendahuluan UKL-UPL dan laporan pendahuluan LARAP.
22. Laporan Antara : Laporan antara memuat hasil sementara pelaksanaan pekerjaan : UKL-
UPL dan Studi LARAP Polder Bontang Kuala.
Laporan ini tidak dilaksanakan mengingat waktu pelaksanaan pekerjaan
yang cukup singkat. Isi kajian di dalam laporan antara dituangkan
langsung ke dalam laporan akhir.
Hal-Hal Lain
24. Produksi Dalam : Semua kegiatan Jasa Konsultansi berdasarkan KAK ini harus dilakukan di
Negeri dalam wilayah Negara Republik Indonesia kecuali ditetapkan lain dalam
angka 4 KAK dengan pertimbangan keterbatasan kompetensi dalam
negeri.
25. Persyaratan : Jika kerjasama dengan Penyedia Jasa Konsultansi lain diperlukan untuk
Kerjasama pelaksanaan kegiatan jasa konsultansi ini maka persyaratan berikut
harus dipatuhi :
a. Bagian pekerjaan yang dikerjakan oleh sub penyedia harus diatur di
dalam Kontrak dan disetujui terlebih dahulu oleh PPK;
b. Ketentuan-ketentuan dalam kerjasama dengan sub penyedia harus
megacu kepada harga yang tercanmm dalam Kontrak serta
menganut sistem penyetaraan;
c. Penyedia Jasa tetap bertanggung jawab atas bagian pekerjaan yang
dikerjakan oleh Sub Penyedia;
Penyedia Jasa tetap bertanggung jawab atas bagian pekerjaan yang
dikerjakan oleh Sub Penyedia;
d. Masing-masing anggota KSO akan melakukan pengawasan penuh
terhadap semua aspek.
27. Alih Pengetahuan : Jika diperlukan, Penyedia Jasa Konsultansi berkewajiban untuk
menyelenggarakan pertemuan dan pembahasan dalam rangka alih
pengetahuan kepada personel satuan kerja Pejabat Penandatanganan
Kontrak berikut :
a. Staf Teknis Kegiatan;
b. Staf Bidang Sanitasi, Air Minum dan Sumber Daya Air Dinas
Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Bontang yang
berkompeten di bidang yang dimaksud.