Anda di halaman 1dari 9

BAB IV.

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

Uraian Pendahuluan

1. Latar Belakang : Sesuai dengan perkembangan ekonomi yang begitu pesat di Kota
Bontang, serta banyaknya alih fungsi daerah-daerah resapan air tentu
menjadi penyebab berbagai masalah di Kota Bontang seperti banjir dan
erosi.
Hal ini juga diperparah dengan kondisi topografi Kota Bontang yang
merupakan kawasan pesisir yang kondisi hilir sungainya dipengaruhi
oleh pasang surut air laut sehingga bila terjadi hujan dan dibarengi
dengan naiknya muka air laut menyebabkan beban yang ditrima sungai
semakin besar, sedangkan kapasitas sungai yang ada tidak mampu
menampung beban air tersebut dan berdampak pada meluapnya air
sungai yang kemudian akan menggenangi daerah disekitarnya.
Sistem polder adalah suatu cara penanganan banjir dengan
kelengkapan bangunan sarana fisik yang meliputi saluran drainase,
kolam retensi, pompa air yang dikendalikan sebagai satu kesatuan
pengelolaan.
Pembuatan Polder yang merupakan suatu sistem untuk mengalihkan air
digunakan untuk penanganan kelebihan air baik berasal dari air hujan,
air limbah maupun pengaruh pasang surut air laut. Dengan sistem
Polder di Kota Bontang diharapkan dapat mengurangi permasalahan
yang kerap terjadi bila hujan turun.
Pada Tahun Anggaran 2021 melalui Sumber Dana APBD Kota Bontang,
Pemerintah Daerah Kota Bontang akan melakukan Kegiatan
Pengelolaan SDA dan Bangunan Pengaman Pantai Pada Wilayah Sungai
(WS) dalam 1 (satu) Daerah Kabupaten/Kota, Sub Kegiatan Penyusunan
Rencana Teknis dan Dokumen Lingkungan Hidup untuk Konstruksi
Bendungan, Embung dan Bangunan Penampung Air Lainnya, Paket
Pekerjaan UKL-UPL dan Studi LARAP Pembangunan Polder Bontang
Kuala.

2. Maksud dan Tujuan : a. Maksud


Penyusunan Dokumen UKL-UPL pembangunan polder adalah
sebagai rujukan penting untuk mengetahui masalah-masalah yang
mungkin akan timbul dan akan dijadikan sebagai pedoman dalam
kegiatan pra konstruksi yang berlanjut pada pelaksanaan
pembangunan konstruksi sehingga kegiatan pembangunan dapat
berjalan sesuai dengan prinsip pembangunan berkelanjutan yang
diatur dalam perundang-undangan yang berlaku.
Serta Penyusunan Dokumen Studi LARAP adalah untuk melakukan
identifikasi dan inventarisasi status lahan yang terkena dampak dari
pembangunan polder yang dimaskud.
b. Tujuan
Penyusunan Dokumen UKL-UPL pembangunan polder adalah untuk
mengidentifikasi rona lingkungan awal dari lokasi kegiatan,
mengidentifikasi dampak negatif yang ditimbulkan kegiatan
terhadap lingkungan, sebagai pedoman untuk mencegah,
mengendalikan, menanggulangi dan meminimalkan dampak negatif
yang ditimbulkan akibat kegiatan, serta sebagai masukan dalam
merumuskan kebijakan terhadap pelaksanaan kegiatan yang
berwawasan lingkungan.
Sedangkan Penyusunan Dokumen Studi LARAP pembangunan
polder adalah sebagai informasi tentang status dan nilai
tanah/lahan beserta segala sesuatu yang berada di atasnya yang
terkena dampak rencana pembangunan, sebagai dasar menyusun
Sedangkan Penyusunan Dokumen Studi LARAP pembangunan
polder adalah sebagai informasi tentang status dan nilai
tanah/lahan beserta segala sesuatu yang berada di atasnya yang
terkena dampak rencana pembangunan, sebagai dasar menyusun
rencana relokasi penduduk dan atau ganti rugi lahan yang akan
digunakan dalam pembangunan polder, serta sebagai dasar
menyusun dokumen rencana pengadaan tanah/lahan oleh
Pemerintah Kota Bontang.

3. Sasaran : Tersedianya dokumen UKL-UPL dan dokumen Studi LARAP.

4. Lokasi Pekerjaan : Kelurahan Bontang Kuala, Kecamatan Bontang Utara, Kota Bontang.

5. Sumber Pendanaan : Pekerjaan ini dibiayai dari sumber pendanaan : Pendapatan Asli Daerah
(PAD).

6. Nama dan Organisasi : Nama Pejabat Pembuat Komitmen : Ir. Tavip Nugroho, MT.
Pejabat Pembuat Satuan Kerja : Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota
Komitmen Bontang.

Data Penunjang

7. Data Dasar : a. Dokumen UKL-UPL


- Data Komponen Fisika-Kimia (Iklim; Kualitas Air; Kualitas Udara
dan Kebisingan; Fisiografi dan Geologi);
- Data Komponen Biologi (Keanekaragaman Tumbuhan dan
Hewan);
- Data Komponen Sosial Ekonomi dan Budaya (Kepadatan
Penduduk dan Struktur Umur; Tingkat Pendidikan dan
Kesehatan; Orientasi Nilai Budaya; Keanekaragaman Suku
Bangsa, Agama, Norma dan Nilai Tradisional maupun Modern;
serta Persepsi Masayarakat terhadap Kelestarian Sumber Daya
Alam dan Lingkungan Hidup).
b. Dokumen Studi LARAP
- Survei Inventarisasi dan Identifikasi;
- Analisis Data dan Penggambaran;
- Penyusunan Kebijakan Rencana Pengadaan Tanah termasuk
Rencana Relokasi dan Penggantian Kerugian.

8. Standar Teknis : Standar Nasional Indonesia (SNI) dan Standar lainnya yang berlaku.

9. Studi-Studi Terdahulu : a. Feasibility Study (FS) atau Studi Kelayakan Polder Bontang Kuala;
b. Detail Enginering Design (DED) Polder Bontang Kuala.
c. Review Desain DED Polder Bontang Kuala.

10. Referensi Hukum : • Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1974, tentang Pengairan;


• Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990, tentang Konservasi Sumber
Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya;
• Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1992, tentang Karantina Hewan,
Ikan Dan Tumbuhan;
• Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004, tentang Sumber Daya Air;
• Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008, tentang Pengelolaan
Sampah;
• Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2009, tentang Peternakan dan
Kesehatan Hewan;
• Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007, tentang Penataan Ruang;
• Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009, tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup;
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009, tentang Perlindungan dan
• Pengelolaan Lingkungan Hidup;
• Undang-Undang Nomor 02 Tahun 2012, tentang Pengadaan Tanah
bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum;
• Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1999, tentang Pengendalian
Pencemaran Udara;
• Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001, tentang Pengelolaan
Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air;
• Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012, tentang Izin
Lingkungan;
• Peraturan Presiden Nomor 42 Tahun 2008, tentang Pengelolaan
Sumber Daya Air;
• Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010, tentang Pengadaan
Barang Jasa Pemerintah dan perubahan-perubahannya;
• Peraturan Presiden Nomor 38 Tahun 2011, tentang Sungai;
• Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2012, tentang
Penyelenggaraan Pengadaan Tanah bagi Pembangunan untuk
Kepentingan Umum;
• Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 416/MENKES/PER/XI/1990,
tentang Syarat-Syarat dan Pengawasan Kualitas Air Bersih;
• Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2007, tentang
Penataan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan;
• Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 12 Tahun 2009,
tentang Pemanfaatan Air Hujan;
• Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 16 Tahun 2012,
tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup
(Lampiran IV);
• Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 12 Tahun 2010,
tentang Pelaksanaan Pengendalian Pencemaran Udara di Daerah;
• Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 09/PRT/M/2013,
tentang Persyaratan Khusus Subkualifikasi (Lampiran II);
• Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 4 Tahun 2014, tentang
Baku Mutu Air Limbah;
• Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor Kep-
48/MenLH/II/1996, tentang Baku Mutu Tingkat Kebisingan;
• Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 50 Tahun 1996,
tentang Baku Mutu Tingkat Kebauan;
• Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 5 tahun 2012,
tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pengadaan Tanah;
• Peraturan Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional Nomor
4 Tahun 2017, tentang Sertifikasi dan Registrasi Usaha Jasa
Perencana dan Pengawas Konstruksi;
• Peraturan Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional Nomor
5 Tahun 2017, tentang Sertifikasi dan Registrasi Tenaga Ahli;
• Peraturan Walikota Bontang Nomor 8 tahun 2014, tentang Jenis
Usaha dan/atau Kegiatan yang Wajib Upaya Pengelolaan
Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup.

Ruang Lingkup

11. Lingkup Pekerjaan : Kajian UKL-UPL


a. Komponen Fisika-Kimia
Iklim
Data iklim yang relevan dengan studi ini adalah mengenai tipe iklim,
suhu udara, curah hujan, penyinaran matahari, kelembaban nisbi,
tekanan udara, arah dan kecepatan angin. Data iklim merupakan
data sekunder yang diambil dari stasiun pengamat klimatologi curah
hujan. Metode analisa data komponen fisika dilakukan dengan
Data iklim yang relevan dengan studi ini adalah mengenai tipe iklim,
suhu udara, curah hujan, penyinaran matahari, kelembaban nisbi,
tekanan udara, arah dan kecepatan angin. Data iklim merupakan
data sekunder yang diambil dari stasiun pengamat klimatologi curah
hujan. Metode analisa data komponen fisika dilakukan dengan
metode analogi.
Kualitas Air
Kualitas air di daerah lokasi kegiatan dan sekitarnya sangat
tergantung pada kondisi geografis, topografi, klimatologi dan
meteorologi daerah tersebut, Untuk parameter kualitas air yang
ditinjau meliputi fisika-kimia dan biologi berdasarkan. Data kualitas
air diperoleh dengan cara pengukuran dengan metode standar
sesuai dengan. Analisa data kualitas air adalah dengan
perbandingan terhadap baku mutu kualitas air.
Kualitas Udara dan Kebisingan
Kualitas udara di daerah lokasi kegiatan dan sekitarnya juga sangat
tergantung pada kondisi geografis, topografi, klimatologi dan
meteorologi daerah tersebut. Sedangkan untuk kebisingan dapat
timbul baik oleh proses atau kegiatan alam seperti angin, juga
akibat dari aktivitas manusia seperti suara kendaraan bermotor dan
sebagainya. Untuk parameter kualitas udara dan kebisingan yang
ditinjau meliputi debu, tingkat kebisingan, medan magnit dan
medan listrik. Data kualitas udara dan kebisingan diperoleh dengan
cara pengukuran dengan metode standar. Analisa data kualitas
udara dan kebisingan adalah dengan perbandingan, yaitu terhadap
baku mutu kualitas udara.
Fisiografi dan Geologi
Parameter fisiografi dan geologi yang diteliti meliputi keadaan
topografi tanah, geomorphologi dan jenis tanah atau kondisi tanah
disekitar lokasi kegiatan tata ruang. Data fisiografi, geologi dan data
tentang tata ruang merupakan data sekunder yang diperoleh dari
Instansi terkait dan observasi lapangan. Metode analisis data untuk
data fisiografi dan geologi dengan metode penilaian ahli.
b. Komponen Biologi
Parameter yang diteliti adalah jenis keanekaragaman tumbuhan dan
hewan yang ada disekitar lokasi kegiatan. Metode pengumpulan
data untuk komponen biologi adalah dengan pengamatan secara
langsung dan didukung dengan data-data sekunder yang telah ada.
Metode analisa data untuk komponen biologi yaitu dengan
menganalisa nilai ekologis dan kelimpahan jenis serta
keanekaragaman.
c. Komponen Sosial, Ekonomi dan Budaya
Parameter komponen sosial ekonomi dan budaya yang diteliti
meliputi :
• Demografi yang mencakup jumlah kepadatan penduduk dan
struktur umur;
• Sosial Ekonomi yang mencakup tingkat pendidikan dan
kesehatan;
• Sosial Budaya yang mencakup orientasi nilai budaya,
keanekaragaman suku bangsa, agama dan norma serta nilai
tradisional maupun modern;
• Persepsi masyarakat yang mecakup sikap dan persepsi
masyarakat terhadap kelestarian sumber daya alam dan
lingkungan hidup.
Kajian Studi LARAP
a. Persiapan, yang meliputi :
• Persiapan administrasi dan teknis;
• Mobilisasi personil dan peralatan;
• Pengumpulan data sekunder yang terkait termasuk hasil-hasil
studi sebelumnya yang sudah pernah dilakukan;
• Survei pendahuluan.
b. Survei Inventarisasi dan Identifikasi, yang meliputi :
• Menyusun rencana survei dan pemetaan kadastral sekaligus
survei sosial ekonomi;
• Melaksanakan survei dan pemetaan kadastral di lokasi yang
terkena dampak rencana pembangunan polder;
• Melakukan survei sosial ekonomi dalam bentuk sensus,
wawancara dan penyebaran kuesioner kepada warga
masyarakat yang tanah atau lahannya terdampak pembangunan
sekaligus pengumpulan bukti kepemilikan tanah dari pihak yang
berhak;
c. Analisis Data dan Penggambaran, yang meliputi :
• Analisis hasil pengumpulan data sekunder termasuk peta quick
bird atau pleiades di lokasi yang terkena pembebasan lahan;
• Analisis hasil survei dan pemetaan kadastral;
• Analisis sosial ekonomi termasuk hasil sensus dan wawancara
atau isian kuesioner;
• Analisis perkiraan aset yang terkena pembebasan;
• Penggambaran peta bidang berdasar hasil survei dan pemetaan
kadastral.
c. Penyusunan kebijakan rencana pengadaan tanah termasuk rencana
relokasi dan penggantian kerugian.
d. Diskusi atau seminar, yang meliputi :
• Seminar presentasi konsep laporan pendahuluan;
• Rapat asistensi produk;
• Konsultasi publik;
• Seminar presentasi konsep laporan akhir.

12. Keluaran : Keluaran yang dihasilkan dari pelaksanaan pekerjaan ini antara lain :
a. Dokumen UKL-UPL yang telah dinilai dan disetujui atau disahkan
oleh Instansi Lingkungan Hidup, yang di dalamnya memuat :
• Berita Acara Penilaian Penyusunan Dokumen UKL-UPL
Pembangunan Polder Bontang Kuala oleh Instansi Lingkungan
Hidup;
• Persetujuan Lingkungan berupa Pernyataan Kesanggupan
Pengelolaan Lingkungan Hidup (PKPLH).
b. Dokumen Studi LARAP Pembangunan Polder Bontang Kuala.
Dokumen-dokumen di atas dituangkan di dalam penyusunan dokumen
berikut ini :
• Laporan Pendahuluan : 10 Buku
• Laporan Bulanan (2 Bulan x 10 Buku) : 20 Buku
• Laporan Akhir : 10 Buku
• Album Foto Dokumentasi Kegiatan (berwarna) : 10 Buku
• Gambar Peta Bidang : 5 Buku
• Softcopy Laporan (external hardsik 1 TB) : 1 Buah

13. Peralatan, Material, : Peralatan, Material, Personel dan Fasilitas dari Pejabat Pembuat
Personel dan Fasilitas Komitmen yang dapat digunakan dan harus dipelihara oleh Penyedia
dari Pejabat Pembuat Jasa, antara lain :
Komitmen a. Kumpulan laporan dan data sebagai hasil studi terdahulu dapat
dipakai sebagai referensi oleh penyedia jasa;
b. Akomodasi dan ruangan kantor tidak disediakan oleh Pengguna Jasa
dan harus disediakan oleh Penyedia Jasa sendiri;
c. Fasilitas lain yang disediakan oleh Pengguna Jasa yang dapat
digunakan oleh Penyedia Jasa, yaitu :
• Dukungan administrasi dan surat menyurat;
• Dalam hal konsultasi rutin dengan pihak-pihak terkait, Penyedia
Jasa dapat berkoordinasi dengan Instansi terkait dalam
penyusunan dokumen ini dengan di fasilitasi oleh Pengguna
Jasa.

14. Peralatan dan : a. Kendaraan roda dua;


Material dari b. Kendaraan roda empat;
Penyedia Jasa c. Peralatan foto udara (drone);
Konsultansi d. Peralatan atau material pendukung lainnya, seperti : fasilitas kantor,
komputer, printer dan alat tulis kantor.

15. Lingkup Kewenangan : a. Penyedia Jasa berwenang untuk melaksanakan jasa konsultansi
Penyedia sesuai dengan Surat Perjanjian.
b. Penyedia Jasa berwenang untuk tidak melakukan kegiatan yang
akan menimbulkan pertentangan kepentingan (conflict of interest )
dengan kegiatan yang merupakan tugas Penyedia.

16. Jangka Waktu : Jangka waktu pelaksanaan yang diperlukan untuk menyelesaikan
Penyelesaian pekerjaan ini adalah 1,5 (satu koma lima) bulan atau 45 (empat puluh
Pekerjaan lima) hari kalender terhitung sejak ditandatanganinya Surat Perjanjian.

17. Persyaratan Penyedia : a. Klasifikasi : Konsultansi Lainnya


b. Sub Klasifikasi : • Jasa Konsultansi Lingkungan (KL401)
• Jasa Konsultansi Estimasi Nilai Lahan dan
Bangunan (KL402)

18. Personel : Jumlah


Posisi Kualifikasi
Orang Bulan
Tenaga Ahli :
Ketua Tim Pendidikan minimal Magister 1 1,5
Teknik Lingkungan (S2), memiliki
Sertifikat Ahli Tata Lingkungan
(501) - Ahli Madya, memiliki
pengalaman dalam menyusun
Dokumen Lingkungan Hidup
minimal 3 (tiga) tahun.
Ahli Perencanaan Pendidikan minimal Sarjana (S2) 1 1,5
Wilayah dan Kota Perencanaan Wilayah dan Kota,
memiliki Sertifikat Ahli
Perencanaan Wilayah dan Kota
(502) - Ahli Madya, memiliki
pengalaman kerja minimal 2
(dua) tahun.
Ahli Geodesi Pendidikan minimal Sarjana (S1) 1 1,5
Teknik Geodesi, memiliki
Sertifikat Ahli Geodesi (217) - Ahli
Madya, memiliki pengalaman
dalam bidang pengukuran dan
pemetaan prasarana keairan
minimal 2 (dua) tahun.
Tenaga Teknis/Analis :
Asisten Ahli Pendidikan minimal Sarjana (S1) 2 1,5
Lingkungan Teknik Lingkungan, memiliki
pengalaman kerja minimal 1
Asisten Ahli Pendidikan minimal Sarjana (S1)
Lingkungan Teknik Lingkungan, memiliki
pengalaman kerja minimal 1
(satu) tahun.
Tenaga Sosial Pendidikan minimal Sarjana (S1) 1 1,5
Ekonomi Sosial atau Ekonomi, memiliki
pengalaman kerja minimal 1
(satu) tahun.
Tenaga Hukum Pendidikan minimal Sarjana (S1) 1 1,5
Hukum, memiliki pengalaman
kerja minimal 1 (satu) tahun.
Tenaga Kesehatan Pendidikan minimal Sarjana (S1) 1 1,5
Masyarakat Kesehatan Masyarakat, memiliki
pengalaman kerja minimal 1
(satu) tahun.
Surveyor Pendidikan minimal Diploma (S1) 3 1,5
Teknik Sipil, menguasai alat
survei pemetaan wilayah GPS /
Teodholite / Total Station,
memiliki pengalaman dalam
pekerjaan survei topografi dan
pengukuran wilayah minimal 1
(satu) tahun.
Drafter Pendidikan minimal Diploma (S1) 2 1,5
Teknik Sipil / Teknik Arsitek,
menguasai software AutoCAD /
ArcGIS / AutoCAD Land
Development, memiliki
pengalaman dalam pembuatan
gambar-gambar desain dan atau
pemetaan minimal 1 (satu)
tahun.
Tenaga Pendukung :
Asisten Surveyor Pendidikan minimal SMA / STM / 6 1,5
SMK Sederajat, memiliki
pengalaman dalam melaksanakan
pekerjaan asisten survei minimal
1 (satu) tahun.
Administrator Pendidikan minimal SMA / STM / 2 1,5
SMK Sederajat, memiliki
pengalaman dalam melaksanakan
pekerjaan administrasi dan
keuangan minimal 1 (satu) tahun.

19. Jadwal Tahapan : Penyedia Jasa harus membuat Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan yang
Pelaksanaan antara lain paling sedikit memuat :
Pekerjaan a. Jenis atau butir-butir pekerjaan yang dilakukan;
b. Diagram batang yang menunjukkan waktu pelaksanaan tiap jenis
pekerjaan dengan satuan kolom waktu mingguan;
c. Lengkung S yang dimulai dari awal pekerjaan (kemajuan pekerjaan
0%) sampai dengan akhir pekerjaan (kemajuan pekerjaan 100%);
d. Pembagian waktu kerja harus dibuat mingguan dan setiap bulan
dibagi dalam empat minggu.

Laporan
20. Laporan Pendahuluan : Laporan pendahuluan memuat :
a. Rencana kerja Penyedia Jasa secara menyeluruh antara lain
persiapan personil, penyediaan kantor lapangan, peralatan kantor,
peralatan survei, kendaraan operasional, dan lain-lain;
b. Mobilisasi personil, antara lain tenaga ahli, tenaga teknis/analis dan
tenaga pendukung lainnya;
c. Jadwal kegiatan Penyedia Jasa;
d. Jadwal penugasan personil dan peralatan;
e. Hasil kesimpulan sementara dari pengumpulan data, gambar/peta
dan laporan hasil kajian terdahulu, tinjauan lapangan, identifikasi
permasalahan dan evaluasi permasalahan;
f. Membuat dan menyusun matrik kerangka pikir logis (logical frame );
g. Penyusunan rencana kerja bulan berikutnya.
Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya : 1 (satu) bulan sejak
SPMK diterbitkan sebanyak masing-masing 5 (lima) buku laporan, yaitu
laporan pendahuluan UKL-UPL dan laporan pendahuluan LARAP.

21. Laporan Bulanan : Laporan bulanan memuat :


a. Hasil kemajuan pekerjaan yang telah dicapai selama 1 (satu) bulan
dilengkapi dengan lengkung S kemajuan kerja;
b. Penjelasan program berikutnya baik teknis maupun administratif
dan permasalahannya.
Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya : 1 (satu) minggu setiap
awal bulan berikutnya sebanyak masing-masing 5 (lima) buku laporan,
yaitu laporan bulanan UKL-UPL dan laporan bulanan LARAP.

22. Laporan Antara : Laporan antara memuat hasil sementara pelaksanaan pekerjaan : UKL-
UPL dan Studi LARAP Polder Bontang Kuala.
Laporan ini tidak dilaksanakan mengingat waktu pelaksanaan pekerjaan
yang cukup singkat. Isi kajian di dalam laporan antara dituangkan
langsung ke dalam laporan akhir.

23. Laporan Akhir : Laporan akhir memuat :


a. Rangkuman akhir hasil pekerjaan secara keseluruhan.
b. Kesimpulan akhir hasil pekerjaan.
Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya : 2 (dua) bulan sejak
SPMK diterbitkan sebanyak masing-masing 5 (lima) buku laporan, yaitu
laporan akhir UKL-UPL dan laporan akhir LARAP.

Hal-Hal Lain

24. Produksi Dalam : Semua kegiatan Jasa Konsultansi berdasarkan KAK ini harus dilakukan di
Negeri dalam wilayah Negara Republik Indonesia kecuali ditetapkan lain dalam
angka 4 KAK dengan pertimbangan keterbatasan kompetensi dalam
negeri.

25. Persyaratan : Jika kerjasama dengan Penyedia Jasa Konsultansi lain diperlukan untuk
Kerjasama pelaksanaan kegiatan jasa konsultansi ini maka persyaratan berikut
harus dipatuhi :
a. Bagian pekerjaan yang dikerjakan oleh sub penyedia harus diatur di
dalam Kontrak dan disetujui terlebih dahulu oleh PPK;
b. Ketentuan-ketentuan dalam kerjasama dengan sub penyedia harus
megacu kepada harga yang tercanmm dalam Kontrak serta
menganut sistem penyetaraan;
c. Penyedia Jasa tetap bertanggung jawab atas bagian pekerjaan yang
dikerjakan oleh Sub Penyedia;
Penyedia Jasa tetap bertanggung jawab atas bagian pekerjaan yang
dikerjakan oleh Sub Penyedia;
d. Masing-masing anggota KSO akan melakukan pengawasan penuh
terhadap semua aspek.

26. Pedoman : Pengumpulan data lapangan harus memenuhi persyaratan berikut :


Pengumpulan Data yaitu mengacu pada Standar Nasional Indonesia (SNI) atau Standar
Lapangan lainnya yang berlaku.

27. Alih Pengetahuan : Jika diperlukan, Penyedia Jasa Konsultansi berkewajiban untuk
menyelenggarakan pertemuan dan pembahasan dalam rangka alih
pengetahuan kepada personel satuan kerja Pejabat Penandatanganan
Kontrak berikut :
a. Staf Teknis Kegiatan;
b. Staf Bidang Sanitasi, Air Minum dan Sumber Daya Air Dinas
Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Bontang yang
berkompeten di bidang yang dimaksud.

Bontang, 24 September 2021

Anda mungkin juga menyukai