Anda di halaman 1dari 225

RENCANA

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Teorema Pythagoras

Disusun Oleh:

RATNA DEWI PRIANINGSIH, S. Pd

PPG DALAM JABATAN TAHUN 2022


ANGKATAN 2 PENDIDIKAN
MATEMATIKA

UNIVERSITAS PGRI SEMARANG


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Nama Sekolah : SMP N 13 Dumai


Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/ Semester : VIII/2
Materi pokok : Teorema Phytagoras
Tahun Pelajaran : 2022/ 2023
Alokasi waktu : 2 Jp x 40 menit

A. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi


Kompetensi 3.6 Menjelaskan dan membuktikan teorema Pythagoras dan tripel Pythagoras
Dasar
4.6 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan teorema Pythagoras dan tripel
Pythagoras
Indikator 3.6.1 Memahami rumus Teorema Pythagoras
Pencapaian 3.6.2 Memecahkan masalah kontekstual yang berkaitan dengan penerapan teorema
Kompetensi Pythagoras
(IPK) 4.6.2 Menyelesaikan masalah kontekstual yang berkaitan dengan penerapan terorema
Pythagoras

B. Tujuan Pembelajaran
Melalui pembelajaran problem based learning dengan pendekatan STEAM, diharapkan:
a. Peserta didik mampu memahami konsep teorema Pythagoras dengan benar.
b. Peserta didi mampu memecahkan masalah kontekstual berkaitan dengan penerapan
teorema Pythagoras dengan tepat.

C. Materi Ajar
a. Faktual : simbol-simbol matematika pada materi teorema Pythagoras
b. Konseptual : segitiga siku-siku adalah segitiga yang salah satu sudutnya besarnya 90
derajat,dimana hipotenusa (sisi miring) adalah sisi terpanjang.

• Rumus asli phytagoras


• Luas persegi besar = Luas persegi kecil + 4 Luas segitiga

( b + a ) . ( b + a ) = c . c + 4 . 1/2 b.a

b²+ 2 b.a + a² = c² + 2 b.a

b² + a² = c² + 2 b.a – 2 b.a

b² + a² = c²
c. Prinsip : bunyi dalil Pythagoras “Pada segitiga siku-siku berlaku bahwa kuadrat
sisimiring (hipotenusa) sama dengan jumlah kuadrat dua sisi yang lainnya”
d. Prosedural :
i. Menentukan panjang sisi pada segitiga siku-siku jika diketahui dua sisi
yanglainnya

ii. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan teorema Pythagoras

D. Metode, Pendekatan , dan Model Pembelajaran

Model : Problem Based Learning (PBL)

Pendekatan : STEAM

Metode : Diskusi kelompok, tanya jawab dan penugasan

E. Media Pembelajaran

1. Power point

2.Vidio pembelajaran

F. Sumber Belajar

1. Buku siswa Kemendikbud Matematika Jilid I untuk SMP Kelas VIII Edisi Revisi
2017.

2. Bahan ajar buatan guru

3. LKPD buatan guru


4. Lingkungan sekitar
G. Langkah-langkah Pembelajaran
Kegiatan Pendahuluan Waktu

10
1. Guru memberi salam dan mengajak siswa berdoa. menit
2. Guru menanyakan kabar dan mengecek kehadiran siswa.
3. Guru dan siswa saling mempersiapkan diri untuk melakukan pembelajaran dan
mengingatkan agar siswa disiplin dalam proses pembelajaran
4. Siswa menyimak saat guru menyampaikan tujuan pembelajaran dengan menampilkan
Powerpoint.(STEAM)
5. Siswa menyimak tayangan video motivasi dengan memberikan informasi tentang
pemanfaatan Teorema Pythagoras dalam kehidupan sehari-hari (STEAM).
6. Guru dan siswa berdiskusi serta tanya jawab tentang rumus Teorema Pythagoras
danhipotenusa beserta pengertiannya sebagai materi prasyarat.

Kegiatan Inti

Fase- 1: Mengorientasikan siswa pada masalah


1. Siswa secara individu mempelajari bahan ajar dan LKPD yang sudah
dibagikanguru 70
2. Dengan menggunakan vidio guru menayangkan masalah tentang “ anak yang menit
sedang bermain layang-layang, kemudian layangan anak tersebut putus dan
menyangkut ditiang listrik dan anak tersut memikirkan bagaimana cara jika
ia ingin mengambil layangan tersebut.(tiang listri hanya sebagai ilustrasi bisa
kemungkin nyangkut dipohon)

3. Siswa diarahkan untuk mengamati tanyangan masalah kontekstual tentang


anak yang sedang bermain layang-layang melalui video yang ditampilkan
pada media vidio tersebut. (STEAM)

Fase-2: Mengorganisasikan siswa untuk belajar

1. Siswa diminta untuk duduk berkelompok tanpa membuat keributan saat


berpindah tempat, sesuai dengan kelompok yang telah dibagikan guru
padapertemuan 2.
2. Guru menjelaskan secara singkat petunjuk cara mengerjakan LKPD.

Fase-3. Membantu penyelidikan mandiri dan kelompok

1. siswa berdiskusi dan bekerja sama untuk menyelesaikan permasalahan


diLKPD
2. Guru membantu peserta didik yang mengalami kesulitan
3. Siswa diminta untuk mengumpulkan data dan melaksanakan eksperimen
terkait permasalahan Pythagoras
4. Guru membimbing peserta didik dalam menyelesaikan masalah di LKPD
Fase-4. Mengembangkan dan menyajikan artifak (hasil karya)
danmempamerkannya
Setelah peserta didik melakukan penyelidikan,
1. Siswa diminta untuk menuliskan penyelesaian masalah pada materi
penerapanTeorema Pythagoras di LKPD masing-masing yang diselesaikan secara
kelompok.
2. siswa merencanakan dan menyiapkan hasil karya yang akan di presentasikan
didepan kelas.
3. Perwakilan kelompok mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas dengan
percaya diri.
4. Siswa dari kelompok lain memberikan tanggapan dari presentasi yang dilakukan.
5. Guru memberikan konfirmasi terhadap hasil diskusi peserta didik tentang
masalahyang berkaitan dengan penerapan teorema Pythagoras tripel Pythagoras
Fase-5. Analisis dan evaluasi proses pemecahan masalah
1. Guru bersama siswa menganalisis dan mengevaluasi proses kinerja
masing-masing kelompok.
2. Siswa dibimbing oleh guru menyimpulkan mengenai penerapan
teoremaPythagoras.
3. Guru memberikan apresiasi kepada peserta didik

Kegiatan Penutup
Rangkuman dan 10
Refleksi:
1. Siswa menanyakan hal-hal yang masih diragukan dan melaksanakan evaluasi
dengan penuh rasa ingin tahu.
2. Melalui kegiatan tanya jawab, Siswa dan guru menyimpulkan materi yang telah
dipelajari dengan sabar dan tekun.
3. Guru memberikan penugasan untuk siswa berupa Soal Penilaian sebagai evaluasi
dari pembelajaran tentang masalah yang berkaitan dengan penerapan teorema
Pythagoras tripel Pythagoras

Tindak Lanjut:
1) Guru menginformasikan tentang materi yang akan dipelajari pada
pembelajaran selanjutnya.
2) Ketua kelas memimpin doa kemudian dilanjutkan dengan menjawab salam
dengan penuh rasa syukur dan santun
H. Penilaian
a. Penilaian Sikap
b. Penilaian Pengetahuan
a. Teknik : Tes Tertulis
b. Bentuk Instrumen : Uraian (Tes Formatif)
c. Instrumen : Terlampir
c. Penilaian Keterampilan
a. Teknik : Tes Tertulis
b. Bentuk Instrumen : Uraian (Tes Formatif)
c. Instrumen : Terlampir

Lampiran 1 – Penilaian Sikap


Aspek-aspek sikap yang dinilai, meliputi: teliti, bertanggung jawab dan mampu bekerjasama.

 Rubrik penilaian sikap teliti dapat disusun sebagai berikut:


Instrumen Penilaian:
Kriteria
No Indikator
1 2 3
1 Mengidentifikasi permasalahan beserta alternatif cara penyelesaiannya
2 Menemukan kesalahan dari jawaban yang diperoleh
3 Memberikan alternatif jawaban yang benar
4 Dapat menyimpulkan dari data yang telah diperoleh

Pedoman penskoran:

Kriteria Skor Keterangan


Sangat Baik (SB) 4 Semua indikator tampak

Baik (B) 3 Tiga indikator tampak

Cukup (C) 2 Dua indikator tampak

Kurang (K) 1 Satu indikator tampak

Rumusan Penilaian

𝐓𝐒𝐌

Keterangan:
NA = Nilai
TPS = Total Perolehan
Skor TSM = Total Skor
Maksimum
 Rubrik penilaian sikap bertanggung jawab dapat disusun sebagai berikut:
Instrumen Penilaian:
Kriteria
No Indikator
1 2 3
1 Melaksanakan tugas yang dibebankan kelompok
2 Melaksanakan tugas individu dan menyelesaikannya
3 Menerima kesalahan dari jawaban yang diberikan
4 Melaksanakan aturan main dalam pembelajaran di kelas

Pedoman Penskoran:
Kriteria Skor Keterangan
Sangat Baik (SB) 4 Semua indikator tampak
Baik (B) 3 Tiga indikator tampak
Cukup (C) 2 Dua indikator tampak
Kurang (K) 1 Satu indikator tampak

Rumusan Penilaian

𝐓𝐒𝐌

Keterangan:
N = Nilai
TPS = Total Perolehan
Skor TSM = Total Skor
Maksimum
 Rubrik penilaian sikap kerjasama dapat disusun sebagai berikut:
Instrumen Penilaian:

Kriteria
No Aspek yang diamati 1 2 3 4
1 Terlibat aktif dalam bekerja kelompok
2 Kesediaan melakukan tugas sesuai kesepakatan
Bersedia membantu orang lain dalam satu kelompok
3
yang mengalami kesulitan
4 Menghargai hasil kerja anggota kelompok/team work
Bekerjasama dalam mempresentasikan hasil diskusi
5
kelompok

Pedoman Penskoran:
Kriteria Skor Keterangan
Sangat Baik (SB) 4 Semua indikator tampak
Baik (B) 3 Tiga indikator tampak
Cukup (C) 2 Dua indikator tampak
Kurang (K) 1 Satu indikator tampak

Rumusan Penilaian

𝐓𝐒𝐌

Keterangan:
N = Nilai
TPS = Total Perolehan
Skor TSM = Total Skor
Maksimum
Lampiran 1 : Penilaian Pengetahuan dan Keterampilan

 Penilaian Pengetahuan

KISI-KISI TES FORMATIF

Nama Sekolah : SMP Negeri 13 Dumai


Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VIII / Genap
Materi Pokok : Theorema Phytagoras
Materi Pembelajaran : Theorema Phytagoras
Alokasi Waktu : 2 JP x 40 Menit

3.6 Menjelaskan dan membuktikan teorema Pythagoras dan tripel Pythagoras


4.6 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan teorema Pythagoras dan tripelPythagoras

Indikator
Lingkup Indikator Soal Level Bentuk Nomor Tingkat
No Pencapaian
Materi Soal Ranah Soal Soal Kognitif
Kompetensi
1 Memahami rumus Theorema Seorang anak akan mengambil sebuah Pengetahuan Uraian 1 C4
dari Teorema Phytagoras layang-layang yang tersangkut di atas
Pythagoras sebuah tembok yang berbatasan
langsung dengan sebuah kali. Anak
tersebut ingin menggunakan sebuah
tangga untuk mengambil layang-layang
tersebut dengan cara meletakan kaki
tangga di pinggir kali. Jika lebar kali
tersebut 5 meter dan tinggi tembok 12
meter, hitunglah panjang tangga
minimal yang diperlukan agar ujung
tangga bertemu dengan bagian atas
tembok.
2 Memecahkan Jika jarak kaki tiang dengan Uraian 2 C4
masalah kaki kawat penyangga adalah
kontekstual yang 8 m, jarak kaki tiang dengan
berkaitan dengan ujung kawat penyangga
penerapan teorema pertama 6 m dan jarak kawat
Pythagoras
penyangga pertama dengan
kawat penyangga kedua
adalah 9 m. Hitunglah panjang
total kawat yang diperlukan
dan hitunglah biaya yang
diperlukan jika harga kawat
Rp 25.000 per meter!
TES FORMATIF
Nama Sekolah : SMP Negeri 13 Dumai
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VIII / Genap
Materi Pokok : Teorema Phytagoras
Materi Pembelajaran : Teorema Phytagoras
Alokasi Waktu : 15 menit

1. Seorang anak akan mengambil sebuah layang-layang yang tersangkut di atas sebuah
tembok yang berbatasan langsung dengan sebuah kali. Anak tersebut ingin menggunakan
sebuah tangga untuk mengambil layang-layang tersebut dengan cara meletakan kaki tangga
di pinggir kali. Jika lebar kali tersebut 5 meter dan tinggi tembok 12 meter, hitunglah
panjang tangga minimal yang diperlukan agar ujung tangga bertemu dengan bagian atas
tembok.

2. Sebuah tiang bendera akan di isi kawat penyangga agar tidak roboh seperti gambar di
bawah ini.Jika jarak kaki tiang dengan kaki kawat penyangga adalah 8 m, jarak kaki tiang
dengan ujung kawat penyangga pertama 6 m dan jarak kawat penyangga pertama dengan
kawat penyangga kedua adalah 9 m. Hitunglah panjang total kawat yang diperlukan dan
hitunglah biaya yang diperlukan jika harga kawat Rp 25.000 per meter!

PEDOMAN PENSKORAN PENILAIAN PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN (INSTRUMEN


PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN

NO BUTIR SOAL

1 Seorang anak akan mengambil sebuah layang-layang yang tersangkut


di atas sebuah tembok yang berbatasan langsung dengan sebuah kali.
Anak tersebut ingin menggunakan sebuah tangga untuk mengambil
layang-layang tersebut dengan cara meletakan kaki tangga di pinggir
kali. Jika lebar kali tersebut 5 meter dan tinggi tembok 12 meter,
hitunglah panjang tangga minimal yang diperlukan agar ujung tangga
bertemu dengan bagian atas tembok.
Alternatif jawaban

Penyelesaian:
Jika digambarkan sketsanya, akan tampak seperti gambar di bawah ini.

Dik : 5
AB merupakan tinggi tiang pertama,
CE meruapakan tinggi tiang kedua dan
AE merupakan panjang kawat penghubung antara ujung tiang pertama
dengan tiang kedua
maka panjang kawat (AE) dapat dicari dengan teorema Pythagoras.

Akan tetapi harus dicari terlebih dahulu panjang DE yakni: 5


DE = CE – AB DE = 22 m – 12 m DE = 10 m

Dengan menggunakan teorema Pythagoras, maka panjang AE yakni:


AE = √(AD2 + DE2) 5
AE = √(242 + 102) AE = √(576 + 100) AE = √676
AE = 26 m

Jadi, panjang kawat penghubung antara ujung tiang pertama dengan 5


tiang kedua adalah 26 m.

SKOR 25
2 Sebuah tiang bendera akan di isi kawat penyangga agar tidak roboh
seperti gambar di bawah ini.Jika jarak kaki tiang dengan kaki kawat
penyangga adalah 8 m, jarak kaki tiang dengan ujung kawat penyangga
pertama 6 m dan jarak kawat penyangga pertama dengan kawat
penyangga kedua adalah 9 m. Hitunglah panjang total kawat yang
diperlukan dan hitunglah biaya yang diperlukan jika harga kawat Rp
25.000 per meter!

Alternatif jawaban
Penyelesaian:
Jika digambarkan sketsanya, akan tampak seperti gambar di bawah ini

Dik:
AB merupakan tinggi ujung kawat penyangga pertama dengan ujung 5
kawat penyangga kedua,
BD meruapakan tinggi ujung kawat penyangga pertama dengan tanah,
CD merupakan jarak kaki
kawat penyangga total dapat dicari dengan teorema Pythagoras. Akan
tetapi harus dicari terlebih dahulu panjang BD dan AD yakni:

BD = √(BC2 + CD2) BD = √(62 + 82) 5


BD = √(36 + 64) BD = √100
BD = 10 m
Jadi, panjang kawat penyangga pertama adalah 10

AD = √(AC2 + CD2) AD = √(152 + 82) AD = √(225 + 64) AD = √289


AD = 17 m 5
Jadi, panjang kawat penyangga kedua adalah 17 m

Panjang kawat penyangga total yakni:


Panjang kawat = BD + AD Panjang kawat = 10 m + 17 m Panjang
kawat = 27 m 5
Jadi, panjang total kawat yang diperlukan adalah 27 m

Biaya yang dibutuhkan yakni:


Biaya = Panjang kawat x harga kawat Biaya = 27 m x Rp 25.000/m
Biaya = Rp 675.000 5
Jadi, biaya yang diperlukan untuk membuat kawat penyangga tersebut
adalah Rp 675.000,00

SKOR 25

N = SP x 2
Keterangan: N : Nilai
SP : Skor yang diperoleh peserta didik
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Nama Sekolah : SMP N 13 Dumai


Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/ Semester : VIII/2
Materi : Triple Phytagoras
Tahun Pelajaran : 2022/ 2023
Alokasi waktu : 2 x 40 menit
Pertemuan : Kedua

A. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi


Kompetensi 3.6 Menjelaskan dan membuktikan teorema Pythagoras dan tripel Pythagoras
Dasar
4.6 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan teorema Pythagoras dan tripel
Pythagoras
Indikator 3.6.3 Memahami konsep trilpe Teorema Pythagoras
Pencapaian 3.6.4 Memecahkan masalah kontekstual yang berkaitan dengan triple Pythagoras
Kompetensi 4.6.3 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan penerapan tripel Pythagoras
(IPK)

B. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti proses pembelajaran dengan model problem based learning, pendekatan STEAM
dan metode diskusi diharapkan:
a. Peserta didik diharapkan mampu memahami konsep triple Pythagoras dengan benar.
b. Peserta didik diharapkan mampu memecahkan masalah kontekstual berkaitan dengan
penerapan triple Pythagoras dengan tepat. (STEAM dan HOTS)

C. Materi Ajar
a. Faktual : simbol-simbol matematika pada materi teorema Pythagoras
b. Konseptual : segitiga siku-siku adalah segitiga yang salah satu sudutnya besarnya 90
derajat,dimana hipotenusa (sisi miring) adalah sisi terpanjang.

• Rumus asli phytagoras


• Luas persegi besar = Luas persegi kecil + 4 Luas segitiga

( b + a ) . ( b + a ) = c . c + 4 . 1/2 b.a

b²+ 2 b.a + a² = c² + 2 b.a

b² + a² = c² + 2 b.a – 2 b.a

b² + a² = c²
c. Prinsip : Bunyi dalil Pythagoras “Pada segitiga siku-siku berlaku bahwa kuadrat
sisimiring (hipotenusa) sama dengan jumlah kuadrat dua sisi yang lainnya”
Bilangan-bilangan 3, 4, dan 5 serta 6, 8, dan 10 merupakan bilangan -bilangan yang
memenuhi Dalil Pythagoras, yaitu 52 = 32
+ 42 dan 102 = 62 + 82. Bilangan-bilangan tersebut dapat dipandang sebagai panjang sisi
sebuah segitiga siku-siku. Bilangan-bilangan yang memenuhi dalil Pythagoras seperti itu
disebut tripel Pythagoras. Jadi, tripel Pythagoras adalah bilangan bulat positif yang kuadrat
bilangan terbesarnya sama dengan jumlah kuadrat bilangan yang lainnya.
d. Prosedural :
i. Menentukan panjang sisi pada segitiga siku-siku jika diketahui dua sisi
yanglainnya

ii. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan teorema Pythagoras

D. Metode Pembelajaran

Model : Problem Based Learning (PBL)

Pendekatan : STEAM

Metode : Diskusi kelompok, tanya jawab dan penugasan

E. Media Pembelajaran

1. Power point

2. Vidio pembelajaran

F. Sumber Belajar

 Buku siswa Kemendikbud Matematika Jilid I untuk SMP Kelas VIII Edisi Revisi 2017.

 Bahan ajar buatan guru

 LKPD buatan guru


 Lingkungan sekitar
G. Langkah-langkah Pembelajaran
Kegiatan Pendahuluan Waktu

10
7. Guru memberi salam dan mengajak siswa berdoa. menit
8. Guru menanyakan kabar dan mengecek kehadiran siswa.
9. Guru dan siswa saling mempersiapkan diri untuk melakukan pembelajaran dan
mengingatkan agar siswa disiplin dalam proses pembelajaran
10. Siswa menyimak saat guru menyampaikan tujuan pembelajaran dengan menampilkan
Powerpoint.(STEAM)
11. Siswa menyimak tayangan video motivasi dengan memberikan informasi tentang
pemanfaatan Teorema Pythagoras dalam kehidupan sehari-hari (STEAM).
12. Guru dan siswa berdiskusi serta tanya jawab tentang rumus Teorema Pythagoras
danhipotenusa beserta pengertiannya sebagai materi prasyarat.

Kegiatan Inti

Fase- 1: Mengorientasikan siswa pada masalah


4. Siswa secara individu mempelajari bahan ajar dan LKPD yang sudah
dibagikanguru 70
5. Dengan menggunakan Vidio pembelajaran tentang triple phytagoras guru menit
menayangkan masalah tentang “segitiga diketahui salah satu sisi dan dua sisi
lainya tidak diketahui dan anak2 memikirkan bagaimana cara
menghitungnya.

6. Siswa diarahkan untuk mengamati tanyangan video yang ditampilkan pada


media vidio pembelajaran. (STEAM)

Fase-2: Mengorganisasikan siswa untuk belajar

3. Siswa diminta untuk duduk berkelompok tanpa membuat keributan saat


berpindah tempat, sesuai dengan kelompok yang telah dibagikan guru
padapertemuan 2.
4. dan guru menjelaskan secara singkat petunjuk cara mengerjakan LKPD.

Fase-3. Membantu penyelidikan mandiri dan kelompok

6. siswa berdiskusi dan bekerja sama untuk menyelesaikan permasalahan


diLKPD
7. Guru membantu peserta didik yang mengalami kesulitan
8. siswa diminta untuk mengumpulkan data dan melaksanakan eksperimen
terkait permasalahan Pythagoras
9. Guru membimbing peserta didik dalam menyelesaikan masalah di LKPD
10. siswa mengumpulkan informasi untuk menciptakan dan membangun ide
mereka sendiri

Fase-4. Mengembangkan dan menyajikan artifak (hasil karya)


kelompok.
7. siswa merencanakan dan menyiapkan hasil karya yang akan di presentasikan
didepan kelas.
8. Perwakilan kelompok mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas dengan
percaya diri.
9. Siswa dari kelompok lain memberikan tanggapan dari presentasi yang dilakukan.
10.Guru memberikan konfirmasi terhadap hasil diskusi peserta didik tentang
masalahyang berkaitan dengan penerapan teorema Pythagoras tripel Pythagoras
Fase-5. Analisis dan evaluasi proses pemecahan masalah
4. Guru bersama siswa menganalisis dan mengevaluasi proses kinerja
masing-masing kelompok.
5. Siswa dibimbing oleh guru menyimpulkan mengenai penerapan
teoremaPythagoras.
6. Guru memberikan apresiasi kepada peserta didik

Kegiatan Penutup
Rangkuman dan 10
Refleksi:
4. Siswa menanyakan hal-hal yang masih diragukan dan melaksanakan evaluasi
dengan penuh rasa ingin tahu.
5. Melalui kegiatan tanya jawab, Siswa dan guru menyimpulkan materi yang telah
dipelajari dengan sabar dan tekun.
6. Guru memberikan penugasan untuk siswa berupa Soal Penilaian sebagai evaluasi
dari pembelajaran tentang masalah yang berkaitan dengan penerapan teorema
Pythagoras tripel Pythagoras

Tindak Lanjut:
1) Guru menginformasikan tentang materi yang akan dipelajari pada
pembelajaran selanjutnya.
2) Ketua kelas memimpin doa kemudian dilanjutkan dengan menjawab salam
dengan penuh rasa syukur dan santun

H. Penilaian
a. Penilaian Sikap
b. Penilaian Pengetahuan
d. Teknik : Tes Tertulis
e. Bentuk Instrumen : Uraian (Tes Formatif)
f. Instrumen : Terlampir
c. Penilaian Keterampilan
d. Teknik : Tes Tertulis
e. Bentuk Instrumen : Uraian (Tes Formatif)
f. Instrumen : Terlampir

Lampiran 1 – Penilaian Sikap


Aspek-aspek sikap yang dinilai, meliputi: teliti, bertanggung jawab dan mampu bekerjasama.

 Rubrik penilaian sikap teliti dapat disusun sebagai berikut:


Instrumen Penilaian:
Kriteria
No Indikator
1 2 3
4 Dapat menyimpulkan dari data yang telah diperoleh

Pedoman penskoran:

Kriteria Skor Keterangan


Sangat Baik (SB) 4 Semua indikator tampak

Baik (B) 3 Tiga indikator tampak

Cukup (C) 2 Dua indikator tampak

Kurang (K) 1 Satu indikator tampak

Rumusan Penilaian

𝐓𝐒𝐌

Keterangan:
NA = Nilai
TPS = Total Perolehan
Skor TSM = Total Skor
Maksimum
 Rubrik penilaian sikap bertanggung jawab dapat disusun sebagai berikut:
Instrumen Penilaian:
Kriteria
No Indikator
1 2 3
1 Melaksanakan tugas yang dibebankan kelompok
2 Melaksanakan tugas individu dan menyelesaikannya
3 Menerima kesalahan dari jawaban yang diberikan
4 Melaksanakan aturan main dalam pembelajaran di kelas

Pedoman Penskoran:
Kriteria Skor Keterangan
Sangat Baik (SB) 4 Semua indikator tampak
Baik (B) 3 Tiga indikator tampak
Cukup (C) 2 Dua indikator tampak
Kurang (K) 1 Satu indikator tampak

Rumusan Penilaian

𝐓𝐒𝐌

Keterangan:
N = Nilai
TPS = Total Perolehan
Skor TSM = Total Skor
Maksimum
 Rubrik penilaian sikap kerjasama dapat disusun sebagai berikut:
Instrumen Penilaian:

Kriteria
No Aspek yang diamati 1 2 3 4
1 Terlibat aktif dalam bekerja kelompok
2 Kesediaan melakukan tugas sesuai kesepakatan
Bersedia membantu orang lain dalam satu kelompok
3
yang mengalami kesulitan
4 Menghargai hasil kerja anggota kelompok/team work
Bekerjasama dalam mempresentasikan hasil diskusi
5
kelompok

Pedoman Penskoran:
Kriteria Skor Keterangan
Sangat Baik (SB) 4 Semua indikator tampak
Baik (B) 3 Tiga indikator tampak
Cukup (C) 2 Dua indikator tampak
Kurang (K) 1 Satu indikator tampak

Rumusan Penilaian

𝐓𝐒𝐌

Keterangan:
N = Nilai
TPS = Total Perolehan
Skor TSM = Total Skor
Maksimum
A. Penilaian
1. Penilaian Pengetahuan
B. Teknik : Tes Tertulis
C. Bentuk Instrumen : Uraian (Tes Formatif)
D. Instrumen : Terlampir

1. Penilaian Keterampilan
a. Teknik : Tes Tertulis
b. Bentuk Instrumen : Uraian (Tes Formatif)
Instrumen : Terlampir
E. Penilaian
1. Penilaian Pengetahuan
F. Teknik : Tes Tertulis
G. Bentuk Instrumen : Uraian (Tes Formatif)
H. Instrumen : Terlampir

1. Penilaian Keterampilan
c. Teknik : Tes Tertulis
d. Bentuk Instrumen : Uraian (Tes Formatif)
e. Instrumen : Terlampir
Lampiran 1 : Penilaian Pengetahuan dan Keterampilan

 Penilaian Pengetahuan

KISI-KISI TES FORMATIF

Nama Sekolah : SMP Negeri 13


DumaiMata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VIII / Ganjil
Materi Pokok : Teorema Phytagoras
Materi Pembelajaran : Triple Phytagoras
Alokasi Waktu : 15 Menit

KD 3.6 : Menjelaskan dan membuktikan teorema Pythagoras dan tripel Pythagoras

KD 4.6 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan teorema Pythagoras dan tripel Pythagoras

Indikator
Lingkup Indikator Soal Level Bentuk Nomor
No Pencapaian T
Materi Soal Ranah Soal Soal K
Kompetensi
1 Memecahkan Phytagoras Sebuah tangga dengan Panjang 5 Pengetahuan Uraian 1
masalah m di letakkan sejauh 3 m dari
kontekstual yang
berkaitan dengan
suatu dinding. Carilah ketinggian
triple Pythagoras jendela tersebut dari lantai.

2 Menyelesaikan Diketahui empat pasang Pengetahuan Uraian 2


masalah bilangan sebagai berikut : (i)
kontekstual yang 20, 15, 25
berkaitan dengan
penerapan tripel (ii) 14, 48, 50
Pythagoras (iii) 15, 17, 24 (iv) 20, 29, 21
Dari empat pasang bilangan di
atas, yang merupakan tripel
phytagoras adalah .....
LEMBAR SOAL
TES FORMATIF
Nama Sekolah : SMP Negeri 13 Dumai
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VIII / Ganjil
Materi Pokok : Teorema Phytagoras
Materi Pembelajaran : Triple Phytagoras
Alokasi Waktu : 15 menit

1. Sebuah tangga dengan Panjang 5 m di letakkan sejauh 3 m dari suatu dinding. Carilah ket
jendela tersebut dari lantai.

2. Diketahui empat pasang bilangan sebagai berikut : (i) 20, 15, 25


(ii) 14, 48, 50
(iii) 15, 17, 24 (iv) 20, 29, 21
Dari empat pasang bilangan di atas, yang merupakan tripel phytagoras adalah .....
PEDOMAN PENSKORAN PENILAIAN PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN (INSTRUMEN
PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN

NO BUTIR SOAL

1 Sebuah tangga dengan Panjang 5 m di letakkan sejauh 3 m dari suatu


dinding. Carilah ketinggian jendela tersebut dari lantai.
Alternatif jawaban

Penyelesaian:

25

SKOR 25
2 Diketahui empat pasang bilangan sebagai berikut : (i) 20, 15, 25
(ii) 14, 48, 50
(iii) 15, 17, 24 (iv) 20, 29, 21
Dari empat pasang bilangan di atas, yang merupakan tripel phytagoras
adalah .....
Alternatif jawaban
Penyelesaian:

Untuk menguji suatu triple pythagoras maka dapat dilakukan dengan


berpedoman bahwa kuadrat sisi terpanjang/ terbesar merupakan jumlah
kuadratsisi/angka lainnya
(i) 20, 15, 25 5
252=202+152
625=400+225
625=625 (Triple Pythagoras)

(ii) 14, 48, 50


502=142+482
2500=196+2304
2500=2500 (Triple Pythagoras) 5

(iii) 15, 17,


24
242=152+172 5
576=225+289
576≠514 (bukan Triple Pythagoras)

(iv) 20, 29, 21


292=202+212 5
841=400+441
841=841 (Triple Pythagoras)

Jadi, yang termasuk sebagai triple Pythagoras adalah (i), (ii), dan (iv) 5
N = SP x 2
Keterangan: N : Nilai
SP : Skor yang diperoleh peserta didik

 Penilaian Keterampilan

1. Penilaian Keterampilan
Observasi melalui Jurnal Guru

Nama Satuan Pendidikan : SMP N 13 Dumai


Tahun Pelajaran : 2022/2023
Kelas/Semester : VIII/1
Mata Pelajaran : Matematika
Kompetensi Dasar : 4.6 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan teorema
Pythagoras dan tripel Pythagoras

Indikator : 4.6.3 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan penerapa


tripel Pythagoras
Materi : Tripel Pythagoras
Rubrik penilaian unjuk kerja
Kriteria Skor
Jawaban menunjukkan pengetahuan matematika mendasar yang berhubungan 4
dengan tugas ini dengan baik.
Ciri-ciri:
 Semua prosedur atau langkah dilakukan dengan benar dan jawaban/hasil yang
benar.
 Kerapian baik
Jawaban menunjukkan pengetahuan matematika mendasar yang berhubungan 3
dengan tugas ini dengan cukup baik.
Ciri-ciri:
 Semua prosedur atau langkah dilakukan dengan benar. tetapi ada cara yang tidak
sesuai atau ada satu jawaban/hasil yang belum tepat.
 Kerapian cukup baik.
Jawaban menunjukkan keterbatasan atau kurangnya pengetahuan matematika yang 2
berhubungan dengan tugas ini.
Ciri-ciri:
 Sebagian besar prosedur atau langkah dilakukan dengan benar tetapi
jawaban/hasil belum selesai.
 Kerapian kurang baik.
 Prosedur atau langkah dilakukan dengan kurang tepat dan jawaban/hasil belum
selesai.

Perolehan skor penilaian unjuk kerja


Skor Bobot Nilai
Kriteria perolehan
0 1 2 3 4
Pendekatan pemecahan masalah
 Prosedur dan sistematika pemecahan masalah X 5 20
 Bentuk penyelesaian masalah X 20
Ketepatan
 Ketepatan penggunaan konsep X 5 20
 Kebenaran hasil yang diperoleh X 20
Penjelasan
 Kejelasan uraian jawaban X 2,5 10
 Pemahaman terhadap aspek hubungan X 10
Nilai yang diperoleh 100

Perolehan skor penilaian unjuk kerja


Skor Bobot Nilai
Kriteria perolehan
0 1 2 3 4
Pendekatan pemecahan masalah
 Prosedur dan sistematika pemecahan masalah 5 20
 Bentuk penyelesaian masalah 20
Ketepatan
 Ketepatan penggunaan konsep 5 20
 Kebenaran hasil yang diperoleh 20
Penjelasan
 Kejelasan uraian jawaban 2,5 10
 Pemahaman terhadap aspek hubungan 10
Nilai yang diperoleh 100
LEMBAR KEGIATAN
PESERTA DIDIK KELAS VIII

TEOREMA PYTHAGORAS
Nama kelompok :
1.
2.
3.
4. ………………………………………..

Mapel:………………………………………..

Kelas :.............................................

Materi: Phytagoras

Alokasi : 30 menit

Disusun oleh :
Ratna Dewi Prianingsih
(Pendidikan Matematika)

TEOREMA PYTHAGORAS
I. Kompetensi Dasar

3.6 Menjelaskan dan membuktikan teorema Pythagoras dan tripel Pythagoras

4.6 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan teorema Pythagoras dan tripel Pythagoras

II. Indikator Pencapaian Kompetensi

3.6.1 Memahami rumus Teorema Pythagoras

3.6.2 Memecahkan masalah kontekstual yang berkaitan dengan penerapan teorema Pythagoras

4.6.2 Menyelesaikan masalah kontekstual yang berkaitan dengan penerapan terorema Pythagoras

III. TUJUAN PENGGUNAAN LKPD:


Untuk membantu peserta didik memahami materi phytagoras berupa soal.

Setelah berdiskusi menyelesaikan LKPD ini peserta didik diharapkan dapat:


1. Peserta didik mampu memahami konsep teorema Pythagoras dengan benar.

2. Peserta didik mampu memecahkan masalah kontekstual berkaitan dengan penerapan teorema Pythagoras
dengan tepat

IV. Petunjuk Pengisian LKPD :


1. Bacalah dan kemudian pahami pernyataan-pernyataan yang terdapat pada LKPD dan
ikuti setiap langkah kegiatannya.

2. Diskusikan dengan teman sekelompokmu mengenaiaktivitas serta


permasalahan- permasalahan yang disajikan dalam LKPD ini.

3. Tuliskan hasil diskusi pada tempat yang disediakan.


Jika terdapat kesulitan dalam memahami ataumenentukan penyelesaian permasalahan maka
mintalah bimbingan pada Guru
AYO BERFIKIR

MEMAHAMI RUMUS PHYTAGORAS

KUADRAT SISI MIRING = JUMLAH KUADRAT SISI LAINYA

Coba ananda tulis rumus phytagoras berdasarkan bahan ajar dan pernyataan
diatas!

........ +....... =........

........ +....... =........


ORIENTASI PESERTA DIDIK PADA MASALAH

Setelah memahami permasalahan


dari video yang ditampilkan,
Mari lakukan diskusi untuk menjawab permasalahan tersebut
bersama teman kelompokmu
MENGORGANISASIKAN PESERTA
DIDIK UNTUK BELAJAR

AYO
Agar dapat menyelesaikan permasalahan dari MENGUMPULKAN
video yang kamu tonton, bacalah bahan ajar INFORMASI !!!
tentang “teorema phytagoras” kemudian ayo
tuliskan informasi mengenai :

Tulis informasi apa yang didapatkan

1. ……………………..

2. ……………………….
Membantu penyelidikan mandiri dan kelompok

Dik : tinggi tiang listrik=


Jarak anak ketiang listrik =

Dit : …………………………………….

Dijawab :…………………………………….

Tangga = sisi ……. = C2


tiang listrik =…………………. = B2
Jarak tiang listri ke anak =………………………. = A2

RUMUS: ………
MENYAJIKAN HASIL KARYA

AYO PERIKSA KEMBALI APA YANG SUDAH KAMU KERJAKAN


!!! APAKAH PERTANYAAN DARI PERMASALAHAN DALAM
VIDEO SUDAH TERJAWAB ???

KALAU SUDAH, SILAHKAN MINTA BANTUAN GURU UNTUK


FOTO
ATAU SCAN SEMUA YANG SUDAH KAMU KERJAKAN TADI !!!
LALU TAMPIKAN DENGAN INFOCUS DAN JELASKAN
KEPADA TEMAN-TEMAN KELOMPOK LAIN !!!
MENGANALISIS DAN
MENGEVALUASI PROSES PEMECAHAN
MASALAH

PERHATIKAN DAN CERMATI KELOMPOK YANG SEDANG


MENAMPILKAN HASIL YANG MEREKA DAPATKAN !!!

BERILAH PERTANYAAN, TANGGAPAN, KRITIK MAUPUN


SARAN SAAT DISKUSI KELAS BERLANGSUNG !!!
KESIMPULAN
PERANGKAT PEMBELAJARAN

KISI-KISI
INSTRUMEN PENILAIAN
RUBRIK PENILAIAN
FORMAT RANCANGAN INSTRUMEN PENILAIAN HOTS

Satuan pendidikan : SMP N 13 Dumai


Kelas/smester : VIII.3/Ganjil
Mata pelajaran : Matematika
Alokasi waktu : 15 Menit
Materi : Phytagoras

Kompetensi
Indikator Soal Ranah N
No Dasar Penilaian
Soal

Teknik Jenis Bentuk

1 Menjelaskan dan Memecahkan masalah Pengetahuan Tes Tertulis Uraian


membuktikan kontekstual yang berkaitan
teorema Pythagoras dengan penerapan teorema
dan tripel Pythagoras
Pythagoras

Lampiran 1 – Penilaian Sikap


Aspek-aspek sikap yang dinilai, meliputi: teliti, bertanggung jawab dan mampu bekerjasama.

 Rubrik penilaian sikap teliti dapat disusun sebagai berikut:


Instrumen Penilaian:
Kriteria
No Indikator
1 2 3
1 Mengidentifikasi permasalahan beserta alternatif cara penyelesaiannya
2 Menemukan kesalahan dari jawaban yang diperoleh
3 Memberikan alternatif jawaban yang benar
4 Dapat menyimpulkan dari data yang telah diperoleh
Pedoman penskoran:

Kriteria Skor Keterangan


Sangat Baik (SB) 4 Semua indikator tampak

Baik (B) 3 Tiga indikator tampak

Cukup (C) 2 Dua indikator tampak

Kurang (K) 1 Satu indikator tampak

Rumusan Penilaian

𝐍= 𝐓𝐏𝐒 x 100
𝐓𝐒𝐌

Keterangan:
NA = Nilai
TPS = Total Perolehan
Skor TSM = Total Skor
Maksimum

 Rubrik penilaian sikap bertanggung jawab dapat disusun sebagai berikut:


Instrumen Penilaian:
Kriteria
No Indikator
1 2 3
1 Melaksanakan tugas yang dibebankan kelompok
2 Melaksanakan tugas individu dan menyelesaikannya
3 Menerima kesalahan dari jawaban yang diberikan
4 Melaksanakan aturan main dalam pembelajaran di kelas

Pedoman Penskoran:
Kriteria Skor Keterangan
Sangat Baik (SB) 4 Semua indikator tampak
Baik (B) 3 Tiga indikator tampak
Cukup (C) 2 Dua indikator tampak
Kurang (K) 1 Satu indikator tampak

Rumusan Penilaian

𝐍= 𝐓𝐏𝐒 x 100
𝐓𝐒𝐌

Keterangan:
N = Nilai
 Rubrik penilaian sikap kerjasama dapat disusun sebagai berikut:
Instrumen Penilaian:

Kriteria
No Aspek yang diamati 1 2 3 4
1 Terlibat aktif dalam bekerja kelompok
2 Kesediaan melakukan tugas sesuai kesepakatan
Bersedia membantu orang lain dalam satu kelompok
3
yang mengalami kesulitan
4 Menghargai hasil kerja anggota kelompok/team work
Bekerjasama dalam mempresentasikan hasil diskusi
5
kelompok

Pedoman Penskoran:
Kriteria Skor Keterangan
Sangat Baik (SB) 4 Semua indikator tampak
Baik (B) 3 Tiga indikator tampak
Cukup (C) 2 Dua indikator tampak
Kurang (K) 1 Satu indikator tampak

Rumusan Penilaian

𝐍= 𝐓𝐏𝐒 x 100
𝐓𝐒𝐌

Keterangan:
N = Nilai
TPS = Total Perolehan
Skor TSM = Total Skor
Maksimum
Nama Sekolah : SMP Negeri 13 Dumai
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas : VIII.3
Materi Pokok : Phytagoras
Materi Pembelajaran : Memahami rumus Phytagoras

TANGGUNG KERJA
NO TELITI JAWAB SAMA TOTAL K
NAMA SISWA SKOR
.
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
Lampiran 1 : Penilaian Pengetahuan dan Keterampilan

 Penilaian Pengetahuan

KISI-KISI TES FORMATIF

Nama Sekolah : SMP Negeri 13 Dumai


Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VIII / Ganjil
Materi Pokok : Phytagoras
Materi Pembelajaran : Memahami rumus Phytagoras
Waktu : 15 Menit

Indikator
Lingkup Indikator Soal Level Bentuk Nomor T
No Pencapaian
Materi Soal Ranah Soal Soal K
Kompetensi
1 Memahami rumus Theorema Seorang anak akan mengambil Pengetahuan Uraian 1
dari Teorema Phytagoras sebuah layang-layang yang
Pythagoras
tersangkut di atas sebuah
tembok yang berbatasan
langsung dengan sebuah kali.
Anak tersebut ingin
menggunakan sebuah tangga
untuk mengambil layang-layang
tersebut dengan cara meletakan
kaki tangga di pinggir kali. Jika
lebar kali tersebut 5 meter dan
tinggi tembok 12 meter,
hitunglah panjang tangga
minimal yang diperlukan agar
ujung tangga bertemu dengan
bagian atas tembok.

2 Memecahkan Jika jarak kaki tiang dengan Pengetahuan Uraian 2


masalah kaki kawat penyangga adalah
kontekstual yang 8 m, jarak kaki tiang dengan
berkaitan dengan ujung kawat penyangga
penerapan teorema pertama 6 m dan jarak kawat
Pythagoras
penyangga pertama dengan
kawat penyangga kedua
adalah 9 m. Hitunglah panjang
total kawat yang diperlukan
dan hitunglah biaya yang
diperlukan jika harga kawat
Rp 25.000 per meter!
TES FORMATIF
Nama Sekolah : SMP Negeri 13 DumaiMata Pelajaran :
Matematika
Kelas/Semester : VIII / Genap
Materi Pokok : Teorema Phytagoras
Materi Pembelajaran : Teorema Phytagoras
Alokasi Waktu : 15 menit

1. Seorang anak akan mengambil sebuah layang-layang yang tersangkut di atas sebuah tembok yang
berbatasan langsung dengan sebuah kali. Anak tersebut ingin menggunakan sebuah tangga untuk
mengambil layang-layang tersebut dengan cara meletakan kaki tangga di pinggir kali. Jika lebar kali
tersebut 5 meter dan tinggi tembok 12 meter, hitunglah panjang tangga minimal yang diperlukan aga
tangga bertemu dengan bagian atas tembok.

2. Sebuah tiang bendera akan di isi kawat penyangga agar tidak roboh seperti gambar di bawah ini.Jika
kaki tiang dengan kaki kawat penyangga adalah 8 m, jarak kaki tiang dengan ujung kawat penyangg
pertama 6 m dan jarak kawat penyangga pertama dengan kawat penyangga kedua adalah 9 m. Hitung
panjang total kawat yang diperlukan dan hitunglah biaya yang diperlukan jika harga kawat Rp 25.00
meter!
PEDOMAN PENSKORAN PENILAIAN PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN (INSTRUMEN
PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN

NO BUTIR SOAL

1 Seorang anak akan mengambil sebuah layang-layang yang tersangkut


di atas sebuah tembok yang berbatasan langsung dengan sebuah kali.
Anak tersebut ingin menggunakan sebuah tangga untuk mengambil
layang-layang tersebut dengan cara meletakan kaki tangga di pinggir
kali. Jika lebar kali tersebut 5 meter dan tinggi tembok 12 meter,
hitunglah panjang tangga minimal yang diperlukan agar ujung tangga
bertemu dengan bagian atas tembok.
Alternatif jawaban

Penyelesaian:
Jika digambarkan sketsanya, akan tampak seperti gambar di bawah ini.

Dik : 5
AB merupakan tinggi tiang pertama,
CE meruapakan tinggi tiang kedua dan
AE merupakan panjang kawat penghubung antara ujung tiang pertama
dengan tiang kedua
maka panjang kawat (AE) dapat dicari dengan teorema Pythagoras.

Akan tetapi harus dicari terlebih dahulu panjang DE yakni:


5
DE = CE – AB DE = 22 m – 12 m DE = 10 m

Dengan menggunakan teorema Pythagoras, maka panjang AE yakni:


AE = √(AD2 + DE2) 5
AE = √(242 + 102) AE = √(576 + 100) AE = √676
AE = 26 m

Jadi, panjang kawat penghubung antara ujung tiang pertama dengan 5


tiang kedua adalah 26 m.

SKOR 25
2 Sebuah tiang bendera akan di isi kawat penyangga agar tidak roboh
seperti gambar di bawah ini.Jika jarak kaki tiang dengan kaki kawat
penyangga adalah 8 m, jarak kaki tiang dengan ujung kawat penyangga
pertama 6 m dan jarak kawat penyangga pertama dengan kawat
penyangga kedua adalah 9 m. Hitunglah panjang total kawat yang
Jika digambarkan sketsanya, akan tampak seperti gambar di bawah ini

Dik:
AB merupakan tinggi ujung kawat penyangga pertama dengan ujung 5
kawat penyangga kedua,
BD meruapakan tinggi ujung kawat penyangga pertama dengan tanah,
CD merupakan jarak kaki
kawat penyangga total dapat dicari dengan teorema Pythagoras. Akan
tetapi harus dicari terlebih dahulu panjang BD dan AD yakni:

BD = √(BC2 + CD2) BD = √(62 + 82) 5


BD = √(36 + 64) BD = √100
BD = 10 m
Jadi, panjang kawat penyangga pertama adalah 10

AD = √(AC2 + CD2) AD = √(152 + 82) AD = √(225 + 64) AD = √289


AD = 17 m 5
Jadi, panjang kawat penyangga kedua adalah 17 m

Panjang kawat penyangga total yakni:


Panjang kawat = BD + AD Panjang kawat = 10 m + 17 m Panjang
kawat = 27 m 5
Jadi, panjang total kawat yang diperlukan adalah 27 m

Biaya yang dibutuhkan yakni:


Biaya = Panjang kawat x harga kawat Biaya = 27 m x Rp 25.000/m
Biaya = Rp 675.000 5
Jadi, biaya yang diperlukan untuk membuat kawat penyangga tersebut
adalah Rp 675.000,00

SKOR 25

N = SP x 2
Keterangan: N : Nilai
SP : Skor yang diperoleh peserta didik
 Penilaian Keterampilan

1. Penilaian Keterampilan
Observasi melalui Jurnal Guru

Nama Satuan Pendidikan : SMP N 13 Dumai


Tahun Pelajaran : 2022/2023
Kelas/Semester : VIII/1
Mata Pelajaran : Matematika
Kompetensi Dasar : 4.6 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan teorema Pythag
dan tripelPythagoras
Indikator : 4.6.2 Memecahkan masalah kontekstual yang berkaitan denga
triple pytagoras
Materi : Phytagoras
Rubrik penilaian unjuk kerja
Kriteria Skor
Jawaban menunjukkan pengetahuan matematika mendasar yang berhubungan 4
dengan tugas ini dengan baik.
Ciri-ciri:
 Semua prosedur atau langkah dilakukan dengan benar dan jawaban/hasil yang
benar.
 Kerapian baik
Jawaban menunjukkan pengetahuan matematika mendasar yang berhubungan 3
dengan tugas ini dengan cukup baik.
Ciri-ciri:
 Semua prosedur atau langkah dilakukan dengan benar. tetapi ada cara yang tidak
sesuai atau ada satu jawaban/hasil yang belum tepat.
 Kerapian cukup baik.
Jawaban menunjukkan keterbatasan atau kurangnya pengetahuan matematika yang 2
berhubungan dengan tugas ini.
Ciri-ciri:
 Sebagian besar prosedur atau langkah dilakukan dengan benar tetapi
jawaban/hasil belum selesai.
 Kerapian kurang baik.

Jawaban menunjukkan sedikit atau sama sekali tidak ada pengetahuan matematika 1
yang berhubungan dengan tugas ini.
Ciri-ciri:
 Prosedur atau langkah dilakukan dengan kurang tepat dan jawaban/hasil belum
selesai.

Perolehan skor penilaian unjuk kerja


Skor Bobot Nilai
Kriteria perolehan
0 1 2 3 4
Pendekatan pemecahan masalah
 Prosedur dan sistematika pemecahan masalah X 5 20
 Bentuk penyelesaian masalah X 20
Ketepatan
 Ketepatan penggunaan konsep X 5 20
 Kebenaran hasil yang diperoleh X 20
Penjelasan
 Kejelasan uraian jawaban X 2,5 10
 Pemahaman terhadap aspek hubungan X 10
Nilai yang diperoleh 100

Perolehan skor penilaian unjuk kerja


Skor Bobot Nilai
Kriteria perolehan
0 1 2 3 4
Pendekatan pemecahan masalah
 Prosedur dan sistematika pemecahan masalah 5 20
 Bentuk penyelesaian masalah 20
Ketepatan
 Ketepatan penggunaan konsep 5 20
 Kebenaran hasil yang diperoleh 20
Penjelasan
 Kejelasan uraian jawaban 2,5 10
 Pemahaman terhadap aspek hubungan 10
Nilai yang diperoleh 100
Media Pembelajaran
MATEMATIKA
KELAS/SMESTER VIII.3/GANJIL
Sumber: shutterstock.com
KOMPETENSI DASAR

3.6
Menjelaskan dan membuktikan teorema
Pythagoras dan tripel Pythagoras

4.6
Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
teorema Pythagoras dan tripel Pythagoras
INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI

3.6.1 Memahami konsep Teorema Pythagoras


3.6.2 Memecahkan masalah kontekstual yang berkaitan dengan penerapan
teorema Pythagorassiku-siku
3.6.3 Memahami konsep triple phytagoras
3.6.3 Memecahkan masalah kontekstual berkaitan dengan penerapan triple
Pythagoras
3.6.4 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan penerapan tripel Pythagoras
TUJUAN PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN

Melalui pembelajaran problem based learning dengan pendekaran STEAM,


diharapkan:
• Peserta didik mampu memahami konsep teorema Pythagoras dengan
benar.
• Peserta didik mampu memecahkan masalah kontekstual berkaitan
dengan penerapan teorema Pythagoras dengan tepat.
• Peseta didik Peserta didik diharapkan mampu memahami konsep triple
Pythagoras dengan benar.
• Peserta didik diharapkan mampu memecahkan masalah kontekstual
berkaitan dengan penerapan triple Pythagoras dengan tepat.
BENTUK ATAU MEDIA ALAT PEMBELAJARAN

Media, Alat/Bahan, dan Sumber Belajar


1) Powerpoint
2) Video pembelajaran

1) Spidol
2) Whiteboard
3) Laptop
4) Proyektor (Infocus)
1.
CARA MEMBUAT

1. Membuat ide/gagasan/pemikiran
2. Menganalisis kebutuhan dan karakteristik siswa
3. Menentukan treatmen dan partisipasi siswa
LANGKAH-LANGKAH

DISKUSI KELOMPOK
UNTUKSELESAIKAN LKPD

PRESENTASI KELOMPOK

TES FORMATIF
PETA KONSEP

Definisi

Teorema Pythagoras
Pembuktian

Kebalikan dari Teorema Pythagoras

Sifat-Sifat Sudut Istimewa

Pemecahan Masalah
Observasi

Seorang tentara sedang dalam misi penyelamatan wisatawan


yang terjebak di atas sebuah menara pengawas yang berada di
lepas pantai.
6.1 MENEMUKAN DAN MEMBUKTIKAN TEOREMA PYTHAGORAS

A. Menemukan Teorema Pythagoras pada Segitiga Siku-siku

Kita akan mempelajari masalah-masalah khusus


tentang hubungan antara ketiga sisi segitiga siku-
siku. Perhatikan gambar berikut.
Kini amati secara saksama bahwa:
(1) Luas persegi BCGH
= Luas persegi ADEF – Luas (∆ABC + ∆CFG +
∆GEH + ∆BDH)
= 29 satuan
(2) Luas persegi QRVW
= Luas persegi PSTU – Luas (∆PQR + ∆UVR +
∆TVW + ∆SWQ)
= 29 satuan
Jika kumpulan potongan (c) dan (d) serta
(e) dan (f) masing-masing dimasukkan ke
bangun-bangun persegi yang ada di bagian
atasnya, maka hasilnya akan seperti Gambar
6.3 berikut.

Selanjutnya, pindahkan potongan-


potongan yang berada pada persegi-persegi
yang ada di bagian kiri dan persegi yang ada di
bagian bawah Gambar 6.3 (a) dan (b) ke persegi
kosong yang terdapat pada bagian kanan atas,
hingga diperoleh hasil seperti yang ditunjukkan
pada Gambar 6.5 berikut. Amati khususnya
untuk daerah-daerah persegi pada bagian-
bagian sisi tegak dan sisi miringnya.
Jika kedua bentuk peragaan pada Gambar 6.5 kita nyatakan
secara umum, maka hasilnya adalah seperti gambar berikut
(Gambar 6.6).

Jumlah luas persegi sisi tegak, “a2 + b2” sama dengan luas
persegi sisi miring c2 ?” Secara aljabar berarti:
“a2 + b2 = c2”

Untuk memastikan kebenaran atau ketidakbenaran dugaan “jumlah luas persegi


sisi siku-sikunya sama dengan luas persegi sisi miring”, secara formal matematika
pengujiannya harus dilakukan secara deduktif. Kesimpulan tersebut dikenal sebagai
teorema Pythagoras pada segitiga siku-siku.
B. Membuktikan Teorema Pythagoras secara Deduktif

1. Pembuktian bahwa Segi Empat yang Ada di Sisi Miringnya (EFGH)


Berbentuk Persegi

Perhatikan penalaran berikut. Segi empat ABCD


berbentuk persegi. Keempat segitiga siku-siku yang berada di
bagian-bagian pojoknya kongruen (bentuk dan ukurannya
sama).
2. Pembuktian Kebenaran Teorema Pythagoras secara Deduktif

Perhatikan Gambar 6.8. Segitiga ABC siku-siku. Panjang sisi ∆ABC di


depan sudut A, B, dan C berturut-turut adalah a, b, dan c sehingga panjang
sisi persegi ACGF, BCKL, dan ABDE berturut-turut adalah b, a, dan c.
(i) Jumlah luas persegi yang dibentuk oleh sisi-sisi tegaknya
→ Luas BCKL + luas ACGF = a2 + b2… (1)
(ii) Jumlah luas persegi yang dibentuk oleh sisi-sisi miringnya
→ Luas ABDE = c2 … (2)
→ Luas ABDE = a2 + b2… (3)

Perhatikan bahwa: (1) = (2) = (3) atau


3. Teknik Penarikan Akar Kuadrat menurut Rudolff

Dengan teknik perhitungan Rudolff, bilangan yang ditarik akarnya dipisahkan dua angka-dua
angka dari belakang. Pengerjaan penarikan akar dimulai dari angka terdepan.
Selain cara penarikan akar dengan teknik Rudolff tersebut, masih ada satu teknik lagi.
Teknik yang dimaksud adalah teknik menguadratkan dengan cara cepat. Teknik tersebut
diperoleh dari identitas/kesamaan aljabar berbentuk:

Dengan menggunakan identitas aljabar tersebut, pengkuadratan suatu bilangan dapat


dilakukan secara lebih cepat dan lebih mudah. Misalkan kita akan menghitung kuadrat dari
bilangan 16 dan 65. Gambaran teknik perhitungannya adalah sebagai berikut.
Teknik Menguadratkan

1. Letakkan di bagian tengah bilangan yang akan dikuadratkan, misalkan 16.


2. Naikkan atau turunkan bilangan 16 tersebut ke bilangan yang perkaliannya
mudah dicongak. Misalnya, bilangan yang perkaliannya mudah dicongak adalah
10 atau 20.
3. Jika 16 kita turunkan ke bilangan 10, berarti turun 6. Karena diturunkan 6, maka
bilangan di sebelah kanannya harus dinaikkan 6 sehingga menjadi 22.
Sebaliknya, jika kita memilih 16 dinaikkan ke bilangan 20, yakni naik 4, maka
bilangan di sebelah kirinya harus diturunkan 4 menjadi 12.
4. Perhatikan kedua cara menguadratkan bilangan 16 tersebut. Diperoleh
keduanya memberikan hasil akhir sama, yakni 256.
5. Dengan cara yang sama akan kita dapatkan bahwa 162 = 256.
Contoh Soal
Hitunglah panjang sisi tegak segitiga di samping yang belum
65
16 diketahui jika panjang sisi miring dan salah satu sisi tegaknya
pada suatu segitiga siku-siku masing-masing adalah 16 dan
b 65 satuan.
Jawab:
Misalkan panjang sisi tegak lainnya b. Dengan menggunakan teorema Pythagoras a2 + b2 =
c2, didapat:
b2 = c2 – a2
b  ca
b  652 162
b = 63 → Jadi, panjang sisi tegak lainnya adalah b = 63 satuan.

Kerjakan Latihan 1 halaman 156 – 157


6.2 KEBALIKAN (KONVERS) DARI TEOREMA PYTHAGORAS

A. Pembuktian secara Kontekstual

Secara umum (generalisasi), untuk setiap ∆ABC berlaku:

Mengacu pada generalisasi tersebut, untuk selanjutnya yang dimaksud sebagai teorema
kebalikan (konvers) dari teorema Pythagoras adalah sebagai berikut.
B. Pembuktian secara Formal (Deduktif)

Masalah
Perhatikan Gambar 6.13. Diketahui ∆ABC dengan sisi-sisi di hadapan
masingmasing sudutnya adalah a, b, dan c. Jika sisi terpanjang adalah c dan
berlaku: c2 = a2 + b2, dapatkah kamu buktikan bahwa ∆ABC adalah segitiga siku-
siku?

Bukti
Bukti teorema ini hanya dapat dilakukan menggunakan pembuktian tak langsung, yakni
pembuktian dengan pengandaian bahwa ∆ABC yang diketahui bukan segitiga siku-siku. Jika dalam
penyelidikannya dijumpai adanya kontradiksi, konsekuensinya pernyataan yang diandaikan
tersebut dinyatakan salah. Agar menjadi pernyataan yang benar, pengandaian itu harus diingkar.
Pada pembuktian secara kontekstual, sudah terbukti jika pada ∆ABC dengan sisi terpanjang c
dipenuhi syarat c2 = a2 + b2, maka ∆ABC adalah segitiga siku-siku dan sebaliknya juga terbukti c sisi
terpanjang ∆ABC dipenuhi c2 = a2 + b2. Diperoleh ∆ABC adalah segitiga siku-siku sehingga
pembuktian teorema Pythagoras terbukti.
Contoh Soal
Selidiki apakah tripel bilangan 12, 5, dan 13 merupakan ukuran panjang sisi-sisi dari
sebuah segitiga siku-siku?
Jawab:
Bilangan terbesar pada tripel (12, 5, 13) adalah 13. Pada segitiga tersebut, 13 adalah
ukuran sisi yang terpanjang dan panjang sisi siku-sikunya adalah 12 satuan dan 5 satuan.

13 Karena benar bahwa 132 = 122 + 52, maka terbukti bahwa


5 segitiga dengan panjang sisi-sisinya 12, 5, dan 13 adalah
segitiga siku-siku. Sudut siku-sikunya adalah sudut yang
12
menghadap sisi terpanjang

Kerjakan Latihan 2 halaman 161 – 162


6.3 SIFAT PERBANDINGAN SISI SEGITIGA SIKU-SIKU BERSUDUT
ISTIMEWA

Sudut-sudut yang memiliki besar 30°, 45°, dan 60°


dikenal sebagai sudut istimewa. Mengapa? Sebab sudut-
sudut yang besarnya 30°, 45°, dan 60° dapat dilukis
menggunakan jangka dan penggaris. Sudut-sudut istimewa
selengkapnya adalah seperti berikut.
0°, 30°, 45°, 60°, dan 90°

Perhitungan-perhitungan yang melibatkan sudut-sudut istimewa akan sering kamu jumpai


pada ilmu-ilmu lainnya seperti fisika, ekonomi, dan teknik konstruksi. Sebab, untuk mendapatkan
apa sebenarnya yang diketahui dan apa saja yang harus dihitung tidak harus melihat tabel dan
tidak harus menggunakan kalkulator.
Contoh Soal
Diketahui sisi terpanjang dari sebuah segitiga sikusiku yang
60°
salah satu sudutnya 60° adalah 20 cm seperti gambar di
samping. Tentukan besar sudut dan panjang sisi-sisi lainnya.
Jawab:
Misalkan panjang sisi terpendeknya q. Dari segitiga siku-siku yang
diketahui, salah satu sudutnya 60° yang merupakan sudut istimewa,
maka ada kekhususan yang harus kita cermati, yaitu sudut lainnya pasti
30° dan perbandingan sisi-sisinya mengacu pada sifat 2 segitiga siku-siku
seperti pada Gambar (a).
Dengan membandingkan unsur-unsur antara kedua gambar yang
bersesuaian itu, maka akan kita peroleh
2q = 20 ⇔ q = 10
Jadi, besar sudut lainnya 30° dan panjang sisi yang ketiga adalah q 3  10 3
sehingga panjang sisi dan besar sudut selengkapnya ditunjukkan pada
Gambar (b).
6.4 TEKNIK PENARIKAN AKAR DAN PENYEDERHANAAN
BENTUK AKAR
Teknik menarik akar kuadrat baru ditemukan di abad ke-16 Masehi oleh Rudolff seorang
matematikawan Swiss di tahun 1530 M. Teknik yang dimaksud adalah seperti berikut.

Perhatikan bahwa:
 Bilangan 9, 765625 adalah bilangan rasional karena
9, 765625 hasilnya tepat sama dengan 3,125.
 Bilangan adalah2 bilangan bentuk akar yang
bukan bilangan rasional karena 2 hasilnya
1,41421... , yakni berupa bilangan pecahan
desimal dengan angka-angka di belakang koma
tak pernah berakhir. Artinya,2 adalah bilangan
bentuk akar yang bukan bilangan rasional.
Contoh Soal
Tentukan panjang sebenarnya dari sebuah tali sepanjang 10 2 meter.

Jawab:
Panjang tali = 10 2 m
= (10 × 1,41421) m
= 14,1421 m
= 14,14 m
= 1414 cm

Teknik menarik akar (khusus penarikan akar kuadrat/pangkat dua) cukup dengan istilah ”menarik
akar” saja yang maknanya adalah menarik akar kuadrat. Saat ini, teknik menarik akar dengan cara ini
sudah jarang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari karena lebih rumit daripada perkalian dasar atau
pembagian dasar susun ke bawah. Akan tetapi, sebagai peserta didik, kamu perlu mengetahuinya.
6.5 PENGGUNAAN RUMUS PYTHAGORAS DALAM PEMECAHAN
MASALAH

Contoh Soal
Tentukan keliling bangun datar yang diarsir berikut.

Jawab:
Menentukan keliling suatu bangun datar berarti menghitung jumlah panjang sisi-sisi bagian
luar yang membatasi bangun datar tersebut. Perhatikan gambar berikut.

Lanjut
Contoh Soal
Gunakan teorema Pythagoras untuk menghitung panjang sisi miringnya. Perhatikan
teknik perhitungannya.

Dengan demikian, gambaran tentang ukuran


masing-masing sisi dari bangun tersebut
selengkapnya adalah seperti gambar di samping.
Keliling bangun = 5 + 13 + 12 + 1 + 3 = 34 satuan.
Jadi, keliling bangun tersebut adalah 34 satuan.

Kerjakan Latihan 3 halaman 170 – 172 Kerjakan Latihan Ulangan Bab 6


halaman 174 – 178
BAHAN AJAR
MATEMATIKA KELAS VIII

TEOREMA PHYTAGORAS

RATNA DEWI PRIANINGSIH, S.Pd


i
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis haturkan kepada Allah Azza Wa Jalla atas segala limpahan nikmat, berkah,
rahmat serta karunia-Nya, sehingga penyusunan Bahan Ajar Matematika – Penyelesaian Sistem Persamaan Linear
Dua Variabel dengan Metode Substitusi untuk SMP/MTs Kelas VIII dapat tersusun dengan baik.
Bahan Ajar Matematika – Penyelesaian Sistem Persamaan Linear Dua Variabel dengan Metode Substitusi
ini akan digunakan untuk kegiatan PPG Dalam Jabatan Kategori I sebagai Bahan Ajar Aksi Nyata 1. Didalam
bahan ajar ini disajikan materi pembelajaran matematika secara sederhana, efektif, dan mudah dimengerti yang
disertai contoh dalam kehidupan nyata. Bahan ajar ini juga dilengkapi dengan penjelasan Langkah Penyelesaian
Sistem Persamaan Linear Dua Variabel dengan Metode Substitusi, Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD), Soal
Evaluasi dan Kunci Jawaban.
Sesuai dengan tujuan dalam pembelajaran matematika, peserta didik diharapkan dapat menentukan nilai
variabel persamaan linear dua variabel dengan Metode Substitusi dan menyelesaikan masalah yang berkaitan
dengan sistem persamaan linear dua variabel dengan Metode Substitusi. Peserta didik diharapkan mampu
menggunakan penalaran, mengomunikasikan gagasan dengan berbagai perangkat matematika, serta memiliki
sikap menghargai matematika dalam kehidupan.
Penulis menyadari penyusunan Bahan Ajar Matematika – Penyelesaian Sistem Persamaan Linear Dua
Variabel dengan Metode Substitusi ini banyak pihak yang telah memberikan bantuan, dorongan, dukungan,
masukan, dan semangat pada penulis sehingga pada akhirnya penulis dapat menyelesaikannya. Untuk itu, dalam
kesempatan ini penulis bermaksud mengucapkan terimakasih kepada :
1. Ibu Dina Prasetyawati, S.Pd.,M.Pd, selaku dosen pembimbing PPG Dalam Jabatan Kategori I yang
telah memberikan bimbingan dan arahan dalam penyusunan Bahan Ajar ini.
2. Ibu Amanati Rochmah, S.Pd,M.Pd, selaku guru Pamong PPG Dalam jabatan Kategori I yang telah
memberikan masukan, bantuan dan dukungan dalam penyusunan Bahan Ajar ini.
3. Bapak/Ibu guru rekan sejawat di SMP Negeri 13 Dumai yang telah membantu moril dalam
penyusunan bahan Ajar ini.
4. Teman-teman seperjuangan PPG Dalam Jabatan Kategori II yang saling memberi semangat dan
motivasi dalam penyusunan Bahan Ajar ini Penulis telah berusaha semaksimal mungkin dalam
menyusun Bahan Ajar ini. Mohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam penulisan. Kritik dan saran
yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan Bahan Ajar berikutnya.
Akhirnya semoga Bahan Ajar ini memberikan manfaat kepada semua pihak yang membutuhkan.

Dumai, November 2022

Ratna Dewi Prianingsih, S.Pd

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................................. iii
I. TINJAUAN UMUM ......................................................................................... iv
II. KOMPETENSI .................................................................................................. v
III. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI............................................. vi
IV. MATERI PRASARAT .................................................................................... vii
V. PETUNJUK ...................................................................................................... vii
VI. PENDAHULUAN............................................................................................... 1
A. Deskripsi ....................................................................................................... 1
B. ManfaatTujuan Pembelajaran ....................................................................... 1
VII. PENYAJIAN MATERI..................................................................................... 2
A. Uraian materi................................................................................................. 2
B. Soal-soal ........................................................................................................ 4
C. Rangkuman ................................................................................................... 6
VIII. PENUTUP
A. Soal Latihan ...................................................................................................... 32
B. Tindak lanjut ..................................................................................................... 32
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 34

iii
I. TINJAUAN UMUM

PENGERTIAN DALIL
PHYTAGORAS

Siapakah Pythagoras itu? Pythagoras


adalah seorang ahli matematika dan filsafat
berkebangsaan Yunani yang hidup pada
tahun 569–475 sebelum Masehi. Sebagai ahli
metematika, ia mengungkapkan bahwa
kuadrat panjang sisi miring suatu segitiga
siku-siku (salah satu sudutnya 900) adalah
sama dengan jumlah kuadrat panjang sisi-
sisi yang lain. Sumber:www.stenudd.co
m
Dalam dalil Phytagoras melibatkan
bilangan kuadrat dan akar kuadrat dalam

sebuah segitiga. Oleh karena itu, sebelum membahas dalil


Pythagoras, marilah kita mengingat kembali materi kuadrat
bilangan, akar kuadrat bilangan, luas daerah persegi, dan luas
daerah segitiga siku-siku.

iv
II. KOMPETENSI INDIKATOR PENCAPAIAN
KOMPETENSI

A. Kompetensi Dasar Dan Indikator Pencapaian Kompetensi


Kompetensi Dasar Indikator
3.6 Menjelaskan dan membuktikan  3.6.1 Memahami konsep
teorema Pythagoras dan tripel Pythagoras Teorema Pythagoras
 3.6.2 Memecahkan masalah
kontekstual yang berkaitan
dengan penerapan teorema
Pythagorassiku-siku
 3.6.3Memahami konsep triple
phytagoras
 3.6.3 memecahkan masalah
4.6 Menyelesaikan masalah yang kontekstual berkaitan dengan
berkaitan dengan teorema Pythagoras dan penerapan triple Pythagoras
tripel Pythagoras  3.6.4 Menyelesaikan masalah
yang berkaitandengan penerapan
tripel Pythagoras

Tujuan Pembelajaran
 Melalui pembelajaran problem based learning dengan
pendekaran STEAM, diharapkan:

 Peserta didik mampu memahami konsep teorema Pythagoras


dengan benar.

 Peserta didik mampu memecahkan masalah kontekstual


berkaitan dengan penerapan teorema Pythagoras dengan tepat.

 Peseta didik Peserta didik diharapkan mampu memahami


konsep triple Pythagoras dengan benar.

 Peserta didik diharapkan mampu memecahkan masalah


kontekstual berkaitan dengan penerapan triple Pythagoras
dengan tepat.

v
2
IV. MATERI PRASARAT

Sumber :Indonesia Heritage,2002

Pernahkah kalian memerhatikan para tukang kayu atau tukang bangunan? Dalam bekerja, mereka
banyak memanfaatkan teorema Pythagoras. Coba perhatikan kerangka sebuah rumah yang dibuat dari
kayu. Pada kerangka rumah tersebut sebagian besar rusuk tegak lurus terhadap rusuk yang lain. Sudut-
sudut yang terbentuk pada rusuk yang saling tegak lurus tersebut merupakan sudut siku-siku.

Sebelum mempelajari materi bab ini, kita harus menguasai materi mengenai segitiga, segiempat,
sudut, dan bilangan kuadrat, serta akar kuadrat. Namun sebelumnya mari kita ingat kembali mengenai luas
persegi dan luas

vi
3
V. PETUNJUK BAGI PESERTA DIDIK UNTUK MEMPELAJARI
BAHAN AJAR
Bahan ajar ini dirancang untuk menfasilitasi dalam melakukan kegiatan belajar secara mandiri dan juga
digunakan dalam mebantu menyelesaikan LKPD (lembar Kerja Peserta Didik), untuk menguasai materi dengan
baik, ikutilah petunjuk penggunaan bahan ajar ini :
1. Berdo’alah sebelum membaca bahan ajar
2. Pelajarilah dan pahami uraian materi, contoh-contoh soal yang disediakan, serta kerjakan soal latihan
3. Jika menemukan kendala dalam menyelesaikan latihan soal, cobalah untuk melihat kembali urutan materi
dan contoh soal yang ada
4. Ingatlah, keberhasilan proses pembelajaran pada bahan ajar ini tergantung pada kesungguhan kamu untuk
memahami isi bahan ajar dan berlatih secara mandiri.

4
VI. PENDAHULUAN

A. DESKRIPSI
Pada bahan ajar ini kita akan mempelajari tentang teorema phytagoras. Teorema phytagoras termasuk konsep
matematika yang banyak diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, kita harus mempelajari cara
menyelesaikan teorema phytagoras.

B. MANFAAT
Banyak sekali permasalahan dalam kehidupan sehari-hari yang merupakan penerapan dari konsep teorema
phytagoras. Penerapan teorema phytagoras bisa kita gunakan dalam membantu pertukangan dalam kehidupan
sehari2.

C. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari bahan ajar ini, peserta didik secara percaya diri dan bertanggung jawab dapat menyelesaikan
permasalahan konekstual berkaitan dengan teorema phytagoras

1
VII. PENYAJIAN MATERI

1. KUADRAT DAN AKAR KUADRAT BILANGAN

Untuk menentukan kuadrat dari suatu bilangan adalah dengan cara


mengalikan bilangan tersebut dengan dirinya sendiri. Perhatikan contoh
berikut ini:

Contoh :
Tentukan kuadrat dari bilangan berikut!

a. 8,3

b. 12

Penyelesaian:
a. 8,32 = 8,3 × 8,3 = 68,89

b. 122 = 12 × 12 = 144

Kebalikan dari kuadarat suatu bilangan adalah akar kuadrat.


Misalkan, bilangan p yang tak negatif diperoleh p2 = 16. Maka
bilangan p dapat ditentukan dengan menarik menjadi p= . Bilangan
p yang diinginkan adalah 4 karena 42 = 4 × 4 = 16. Bilangan p = 4
dinamakan akar kuadrat dari bilangan 16. Jadi, akar kuadrat suatu
bilangan adalah bilangan tak negatif yang apabila dikuadratkan akan
menghasilkan bilangan yang sama dengan bilangan semula.

2
Contoh :

Tentukan akar kuadrat dari bilangan .

Penyelesaian:

= × = 13

Kegiatan 1.1
1. Kerjakan soal-soal kuadrat dan akar kuadrat suatu bilangan sesuai contoh di bawah ini:
 32 = 3 x 3
 52 = 5 x 5
2. Isilah titik-titik soal di bawah ini sehingga sesuai dengan jawaban.
 92 = 9 x ....
 42 = ........4
 ( ..... )2 = a x a
Jika kamu perhatikan soal di atas akan diperoleh a2 = a x a. Jadi kuadrat suatu bilangan adalah hasil
kali bilangan dengan bilangan itu sendiri.
Akar kuadrat dari a ( dilambangkan dengan √𝑎 ) adalah suatu bilangan tak negatif yang jika
dikuadratkan sama dengan a. Perhatikan contoh-contoh bentuk akar kuadrat berikut ini:
a. √4 = 2 karena 22 = 4 dan 2 merupakan bilangan tak negatif.
b. √0,0625 = 0,25 karena (0,25)2 = 0,0625 dan 0,25 merupakan bilangan tak negatif.
c. Jika x2 = 𝛼 dan x ≥ 0 maka √𝑎 = x.
Contoh:
1. Hitunglah nilai kuadrat bilangan-bilangan berikut:
a. 122 c. 982
b. 352 d. 1022
2. Hitunglah nilai akar kuadrat bilangan-bilangan berikut:
a. √4 c. √484
b. √169 d. √16.129
3
Penyelesaian:
1. a. 122 = 12 x 12 = 144 c. 982 = 98 x 98 = 9.604
b. 352 = 35 x 35 = 1.225 d. 1022 = 102 x102 = 10.404
2. a. √4 = 2 d. √16.129
b. √169 = 13 1x 1 = 1 −
61
c. √484 = 22 22 x 2 = 44 −
1.729
1.799
247 x 7 = −
0

2. LUAS DAERAH PERSEGI

Luas persegi dapat ditentukan dengan cara mengalikan sisi-


sisinya. Jika sisi sebuah persegi adalah s maka luasnya dapat dituliskan
sebagai berikut.

L = s × s =s2

Contoh :

Tentukan luas persegi jika diketahui sisi-sisinya berukuran 21 cm !

Penyelesaian:

L = s2

= 21 cm × 21 cm

= 441 cm2

Jadi luas persegi adalah 441 cm2.

4
3. LUAS DAERAH SEGITIGA

Kita tentu sudah mempelajari cara menghitung luas dan keliling segitiga. Pada
bab ini kita akan mempelajari hubungan antara luas segitiga dengan luas persegi
panjang. Perhatikan gambar persegi panjang PQRS berikut!

Dari persegi panjang tersebut kita memperoleh dua buah segitiga, yaitu ∆PQR
dan ∆PSR.

Luas ∆PQR = luas daerah ∆PSR.

Hal ini menunjukkan bahwa

Luas ∆PQR = × luas PQRS

= × panjang PQ× panjang QR

= × alas × tinggi

Jadi, luas segitiga dirumuskan:

L = × a ×t

dengana = alas segitiga, dan t = tinggi segitiga

5
Contoh :

Tentukan luas segitiga jika diketahui alasnya


berukuran 12 cm dan tingginya 5 cm!

Penyelesaian:

L = × alas × tinggi

= × 12 cm × 5 cm

= 30 cm2

Jadi luas segitiga adalah 30 cm2.

4 SEGITIGA SIKU-SIKU

Teorema Pythagoras merupakan sebuah teorema yang berhubungan dengan


segitiga siku-siku. Masih ingatkah kamu pengertian segitiga siku-siku?
Definisi:
Segitiga siku-siku adalah segitiga yang besar salah satu sudutnya 900.
Perhatikan gambar segitiga siku-siku di samping!
A
 Sisi di depan sudut siku-siku merupakan sisi terpanjang
dan dinamakan hipotenusa.
 Adapun sisi-sisi lain yang membentuk sudut siku-siku (sisi
AB dan sisi BC) dinamakan sisi siku-siku.

B C

Gambar 1.2. Segitiga


siku-siku ABC.

Contoh:

9 |KONSEP PHYTAGORAS DAN APLIKASINYA


Tentukan hipotenusa dan sisi siku-siku dari segitiga siku-siku berikut:
K
6 cm Q
A L PENGETAHUAN

5 cm Konon, bangsa
8 cm
3 cm 10 cm Mesir kuno telah
13 cm mampu membuat
12 cm sudut siku-siku
dengan tepat hanya
B 4 cm dengan
C R P menggunakan
5 cm
(1) seutas tali. Pada
M (2) (3)
tali tersebut dibuat
beberapa simpul
Penyelesaian. berjarak sama.
Nama Segitiga Sisi-Sisi Tegak Hipotenusa Dengan
menggunakan cara
ΔABC AB = 4 cm dan AC = 3 cm BC = 5 cm tersebut, mereka
dapat membangun
ΔKLM LM = 8 cm dan KL = 6 cm KM = 10 cm
rumah, taman,
ΔPQR PR = 5 cm dan PQ = 12 cm QR = 13 cm hingga piramida
yang masih dapat
Latihan 1: kamu lihat hingga
1. Hitunglah. kini.

a. 62 = .... c. 1, 52 = ....
b. 102 = .... d. 2, 42 = ....
2. Cari akar kuadrat dari:
a. 144 c. 5,76
b. 2,56 d. 900
3. Tentukanlah hipotenusa dan sisi siku-siku pada bangun datar berikut:
F E
A D

B C

PEMBUKTIAN DALIL
PHYTAGORAS
Kegiatan 2.1
1. Sediakan kertas karton, pensil, penggaris, lem, dan gunting.
2. Buatlah empat buah segitiga yang sama dengan panjang sisi alas a = 3 cm, sisi
tegak b = 4 cm, dan sisi miring c = 5 cm. Lalu guntinglah segitiga-segitiga itu.

11 |KONSEP PHYTAGORAS DAN


1. Buatlah sebuah persegi dengan panjang sisi yang sama dengan sisi miring segitiga,
yaitu c = 5 cm. Warnailah daerah persegi tersebut, lalu guntinglah.
2. Tempelkan persegi di karton dan atur posisi keempat segitiga sehingga sisi c
segitiga berimpit dengan setiap sisi persegi dan terbentuk sebuah persegi besar
dengan sisi (a + b). Lihat gambar berikut.
a b

c a
a b c
c
b

c
c b
a

b a

3. Isilah titik-titik untuk mencari hubungan antara a, b, dan c. Luas persegi besar =
luas persegi kecil + (4 × Luas segitiga)
(a + …)2 = (...)2 + [4 𝑥 …𝑥 𝑏
]
….

a2 + 2ab + b2 = (...)2 + ….
(...)2 + 2 · 3 · 4 + (...)2 = (...)2 + ….
(...)2 + …. + (...)2 = (...)2 + ….
(...)2 + (...)2 = (...)2
…. = ….
4. Ulangi langkah-langkah diatas untuk nilai a = 6, b = 8, dan c = 10. Setelah
melakukan kegiatan tersebut, apa yang dapat kamu ketahui tentang hubungan nilai
a, b, dan c?
Jika kamu perhatikan dengan cermat akan diperoleh hubungan c2 = a2 + b2,
dimana c adalah panjang sisi miring, a adalah panjang alas, dan b adalah tinggi. Dari
hubungan tersebut dapat dikatakan bahwa kuadrat panjang sisi miring segitiga siku-
siku sama dengan jumlah kuadrat sisi-sisi lainya. Inilah yang disebut teorema
Pythagoras.

12 |KONSEP PHYTAGORAS DAN


Rumus Teorema Pythagoras berbunyi: “Pada segitiga siku-siku, kuadrat sisi
terpanjang sama dengan jumlah kuadrat sisi-sisi penyikunya”.
Contoh:
Pengetahuan
Nyatakan Teorema Pythagoras yang berlaku pada segitiga berikut:
A S
r Dalil
Pythagoras
P T pertama kali
5 r ditemukan
3 q t oleh
Q p R s Pythagoras
yaitu seorang
B 4
C ahli
R matematika
bangsa Yunani
Penyelesaian : yang hidup
pada abad ke-6
Tabel berikut memperhatikan hubungan setiap segitiga dan Teorema Pythagoras Masehi (kira-
yang berlaku. kira pada
tahun 525
Nama Segitiga Teorema Pythagoras sebelum
∆ABC 52 = 32 + 42 Masehi)

∆PQR r2 = p2 + q2
∆RST t 2 = r2 + s2

Jika kita punya sebuah segitiga siku- siku dengan sisi a,b, dan c. Akan berlaku :

a2 + b2 = c2

Dalam teorema yang dikemukakan oleh Pythagoras, sisi c atau sisi miring disebut dengan hipotenusa.

Jika c kuadrat merupakan luasan persegi, maka berlaku luasan


persegi dari panjang sisi a + luasan persegi dari panjang sisi b =
luasan panjang dari sisi c.Luasan ini akan kita gunakan untuk
membuktikan rumus teorema Pythagoras, simak gambar dibawah ini.

12 |KONSEP PHYTAGORAS DAN


dengan melihat gambar sebelumnya maka :
Kegiatan 2.2
1. Sediakan kertas karton, pensil, penggaris, dan gunting.
2. Buatlah segitiga siku-siku dari kertas karton tersebut.
3. Beri nama segitiga siku-siku tersebut ∆ABC seperti pada gambar di bawah ini:
A

b c

C B
a
4. Diperoleh rumus teorema Pythagoras:
( ... )2 = ( ... )2 + ( ... )2
5. Berdasarkan teorema Pythagoras kita dapat menentukan sisi penyikunya.
6. Isilah titik-titik di bawah ini sesuai dengan teorema Pythagoras sehingga didapat
panjang sisi-sisi penyikunya.

 c2 = …. + ….  c = a 2  b2 , atau

 a2 = .... - b2  a = c2  b2 , atau

 b2 = …. - a2  b = c2  a2 .
7. Ulangi langkah-langkah diatas untk nilai a = 6, b = 8, dan c = 10. Setelah
melakukan kegiatan tersebut, apa yang dapat kamu ketahui tentang hubungan nilai

13 |KONSEP PHYTAGORAS DAN


a, b, dan c?
Jika kamu perhatikan dengan cermat akan di peroleh a2 = c2 – b2  a =

c2  b2 , atau b2 = c2 – a2  b = c2  a2 . a dan b merupakan sisi penyiku.


Berbagai hubungan yang ekuivalen tersebut sangat bermanfaat untuk
mencari panjang salah satu sisi suatu segitiga siku-siku apabila panjang sisi yang
lainnya telah diketahui.
Contoh A
Hitunglah Panjang setiap ruas garis pada gambar di samping
Penyelesaian:
1. ∆AOB siku-siku di O sehingga Ab2 = OA2 + OB2 = 42 + 12 = 17
Dengan demikian AB  17 satuan panjang
O B C D E F
2. ∆AOB siku-siku di O sehingga AC- = OA2 + OC2 = 42 + 33 + 32 = 25 Dengan

demikian. AC  25 5satuan panjang


3. ∆AOD siku-siku di O sehingga AD- = OA2 + OD2 = 42 + 52 = 41 dengan

demikian. AD  41 satuan panjang


4. ∆AOE siku-siku di O sehingga AE2 = OA2 + OE2 = 42 + 72 = 65 dengan
demikian. AE  65 satuan panjang
Latihan 2:
1. Misalnya sisi-sisi sebuah segitiga siku-siku adalah a, b dan c dengan c adalah sisi
miringnya. Tentukanlah panjang sisi yang belum diketahui pada soal-soal berikut.
a. a = 12 satuan panjang dan b = 20 satuan panjang
b. b = 5 satuan panjang dan c = 6 satuan panjang
c. b = 18 satuan panjang dan c = 27 satuan panjang
2. Gambarlah letak pasangan titik berikut datum koordinat Cartesius, kemudian, hitulah
jarak kedua titik tersebut.
a. A (1, 3) dan B (4, 7)
b. C (-3, 4) dan O (0, 0)

14 |KONSEP PHYTAGORAS DAN


3. Nyatakanlah Teorema Pythagoras yang berlaku pada segitiga-segitiga berikut.
A

B
E
C
D

15 |KONSEP PHYTAGORAS DAN


MENGGUNAKAN
DALIL PHYTAGORAS

Dengan menggunakan teorema Pythagoras, kita dapat menentukan


panjang salah satu sisi segitiga siku-siku jika diketahui dua sisi yang lainnya.
Selain itu, dalil ini dapat digunakan juga untuk menentukan jenis segitiga
dengan membandingkan kuadrat sisi miringnya dengan jumlah kuadrat sisi
siku-sikunya.

1. MENGHITUNG PANJANG SALAH SATU SISI


SEGITIGA SIKU-SIKU

Pada sebuah segitiga siku-siku, jika dua buah sisinya diketahui


maka salah satu sisinya dapat dicari dengan menggunakan dalil
Pythagoras. Perhatikan contoh berikut ini!

16 |KONSEP PHYTAGORAS DAN


Contoh:

Panjang sisi miring suatu segitiga siku-siku adalah 15 cm. Jika panjang
salah satu sisi siku-sikunya 9 cm, tentukan panjang sisi segitiga siku-
siku yang lainnya!

Penyelesaian:

BC2 = AB2 + AC2

AC2 = BC2 – AB2

= 152 – 92 = 225 – 81

= 144

AC = = 12 cm

Jadi, panjang sisi segitiga siku-siku yang lainnya (AC)=12 cm.

2. MENENTUKAN SUATU JENIS SEGITIGA JIKA


DIKETAHUI PANJANG SISI-SISINYA

Dalil Pythagoras dapat digunakan untuk menentukan jenis


segitiga jika diketahui panjang sisi-sisinya. Namun demikian,
sebelumnya akan dibahas terlebih dahulu mengenai kebalikan dari dalil
Pythagoras.

10 |KONSEP PHYTAGORAS DAN APLIKASINYA


a. Kebalikan Dalil Phytagoras

Pada bahasan sebelumnya telah dijelaskan bahwa kuadrat


miring (hypothenusa) atau sisi miring suatu segitiga siku-siku sama
dengan jumlah kuadrat panjang kedua sisinya. Dari pernyataan
tersebut kita peroleh kebalikan dari dalil Pythagoras, yaitu:

 Jika kuadrat sisi miring atau sisi terpanjang


sebuah segitiga sama dengan jumlah
kuadrat b panjang kedua sisinya, maka
segitiga tersebut merupakan segitiga siku-
siku, atau

 Jika pada suatu segitiga berlaku a2 = b2 + c2, maka segitiga ABC


tersebut merupakan segitiga siku-siku dengan besar salah satu
sudutnya 90o.

11 |KONSEP PHYTAGORAS DAN APLIKASINYA


Contoh :

Suatu segitiga ABC mempunyai panjang AB = 10 cm, BC = 24 cm,


dan AC = 26 cm. Tentukan apakah segitiga tersebut termasuk
segitiga siku-siku atau bukan!

Penyelesaian:

AB = 10, maka AB2 = 100

BC = 24, maka BC2 = 576

AC = 26, maka AC2 = 676

Berdasarkan uraian tersebut, diperoleh hubungan bahwa

676 = 100 + 576.

Sehingga AC2 = AB2 + BC2

Jadi segitiga ABC merupakan segitiga siku-siku

Menentukan Jenis Segitiga Jika Diketahui


b. Panjang Sisinya

Misalkan sisi terpanjang dari segitiga tersebut adalah c dan


panjang sisi yang lainnya adalah a dan b, maka berlaku hubungan
sebagai berikut.

 Jika kuadrat sisi terpanjang sama dengan jumlah kuadrat sisisisi

2 2
c2 =a + b
lainnya maka segitiga tersebut adalah segitiga siku-siku.

12 |KONSEP PHYTAGORAS DAN APLIKASINYA


 Jika kuadrat sisi terpanjang lebih besar dari jumlah kuadrat sisi-
sisi lainnya maka segitiga tersebut adalah segitiga tumpul.

c2>a2 + b2
 Jika kuadrat sisi terpanjang lebih kecil dari jumlah kuadrat sisi-
c2<a2 + b2
sisi lainnya maka segitiga tersebut adalah segitiga lancip.

c. Triple Phytagoras

Bilangan-bilangan 3, 4, dan 5 serta 6, 8, dan 10 merupakan


bilangan -bilangan yang memenuhi Dalil Pythagoras, yaitu 52 = 32
+ 42 dan 102 = 62 + 82. Bilangan-bilangan tersebut dapat dipandang
sebagai panjang sisi sebuah segitiga siku-siku. Bilangan-bilangan
yang memenuhi dalil Pythagoras seperti itu disebut tripel
Pythagoras. Jadi, tripel Pythagoras adalah bilangan bulat positif
yang kuadrat bilangan terbesarnya sama dengan jumlah kuadrat
bilangan yang lainnya.

Contoh :

Tentukan apakah bilangan {8, 10, 13}berikut termasuk tripel


Pythagoras atau bukan!

Penyelesaian:

⇔ 132 = 169

- 82 + 102 = 64 + 100 = 164

⇔ 132 ≠ 82 + 102

Jadi, {8, 10, 13} bukan bilangan tripel Pythagoras.

13 |KONSEP PHYTAGORAS DAN APLIKASINYA


3. MENGHITUNG PERBANDINGAN SISI-SISI
SEGITIGA KHUSUS

Segitiga siku-siku merupakan segitiga yang salah satu sudutnya


membentuk sudut 90o. Bagaimana menghitung perbandingan sisi-sisi
segitiga yang memiliki ciri khusus seperti segitiga sikusiku, sama kaki,
dan segitiga siku-siku yang salah satu sudutnya 30o? Perhatikan
penjelasan berikut ini!

a) Segitiga siku-siku sama kaki

Segitiga siku-siku sama kaki diperoleh


dengan cara membagi sebuah persegi melalui
diagonalnya menjadi dua bagian. Perhatikan
persegi ABCD yang panjang
sisinya a seperti pada gambar di
samping! Jika bangun persegi tersebut dibagi dua
melalui diagonal BD, maka akan diperoleh dua
buah segitiga siku-siku sama kaki yaitu ΔBAD
dan Ʀ BCD. Besar sudut ABD adalah 45o.

14 |KONSEP PHYTAGORAS DAN APLIKASINYA


Dengan menggunakan dalil Pythagoras kalian dapat
menentukan panjang sisi BD yang belum diketahui. Berdasarkan
dalil Pythagoras diperoleh hubungan sebagai berikut.

BD2 = AB2 + AD2

- BD2 = a2 + a2

- BD2 = 2a2

- BD = =a

Dengan demikian kita dapat membandingkan panjang sisisisi


segitiga siku-siku BAD sebagai berikut.

 AB : BD = a : a = 1:

 AD : BD = a : a = 1:

 AB : AD = a : a = 1 : 1

 AB : AD : BD = a : a : a =1:1:

15 |KONSEP PHYTAGORAS DAN APLIKASINYA


Contoh:

Diketahui segitiga ABC siku-siku di B dengan panjang sisi AC 6√2


cm. Jika ∠BAC = 45o, tentukan panjang sisi AB dan BC!

Penyelesaian:

AB :AC = 1 :

- AB = 6 × 1= 6

BC :AB = 1 : 1 maka BC = AB = 6 cm

Jadi, panjang AB = BC = 6 cm.

b) Segitiga siku-siku yang salah satu sudutnya 300

Segitiga siku-siku yang salah satu sudutnya memb entuk sudut


o
30 diperoleh dengan cara membagi sebuah segitiga sama sisi
menjadi dua bagian.

Jika kita membagi dua segitiga sama


sisi di samping menjadi dua bagian yang
sama besar maka akan diperoleh segitiga
BDC siku-siku di D dan segitiga ADC
siku-siku di D. Besar ∠DBC = 60o karena
segitiga ABC adalah segitiga sama sisi.
Besar ∠BCD = 30o.

16 |KONSEP PHYTAGORAS DAN APLIKASINYA


Dengan menggunakan dalil Pythagoras kalian dapat
menentukan panjang sisi CD yang belum diketahui. Berdasarkan
dalil Pythagoras diperoleh hubungan sebagai berikut.

BC2 = BD2 + CD2

- CD2 = BC2 – BD2

- CD2 = (2a)2 –a2

- CD2 = 4a2 –a2

- CD2 = 3a2

- CD=

- CD= a

Dengan demikian kita dapat membandingkan panjang sisi-sisi


segitiga siku-siku BDC sebagai berikut.

• BD : BC = a : 2a

=1:2

• CD : BC =a : 2a

= :2

• BD : CD =a:a

=1:

• BD : CD : BC = a : a : 2a

=1: :2

17 |KONSEP PHYTAGORAS DAN APLIKASINYA


Contoh

Diketahui segitiga ABC siku-siku di A dengan panjang sisi AB 4


cm. Jika ∠BCA = 30o, tentukan panjang sisi BC dan AC!

Penyelesaian:

AB : BC = 1 : 2

- BC= 4 × 2 = 8

AB : AC = 1 :

- AC = 4

Jadi, panjang sisi BC = 8 cm dan AC= 4 cm.

18 |KONSEP PHYTAGORAS DAN APLIKASINYA


4. MENENTUKAN PANJANG DIAGONAL SISI DAN
DIAGONAL RUANG KUBUS

Dalil Pythagoras dapat digunakan untuk mencari panjang


diagonal sisi atau diagonal ruang kubus dan balok. Hal ini
dikarenakan diagonal sisi dan diagonal
ruang merupakan sisi miring bagi sisi
bidangnya.

Pada kubus ABCD.EFGH rusuk EB


merupakan salah satu diagonal sisi pada
kubus dan rusuk HB merupakan salah satu
diagonal ruangnya. Jika panjang sisi
kubus ABCD.EFGH adalah a satuan panjang maka kita dapat
menentukan panjang rusuk EB dan HB.

Untuk menentukan panjang diagonal


sisi EB, perhatikan segitiga siku-siku ABE
pada kubus ABCD. EFGH. Berdasarkan
dalil Pythagorasdiperoleh hubungan
sebagai berikut.

EB2 = AB2 + AE2

- EB2 = a2 +a2

- EB2 = 2 a2

- EB = =a

Jadi, panjang diagonal sisi sebuah kubus yang panjang sisinya a


adalah a .

19 |KONSEP PHYTAGORAS DAN APLIKASINYA


Untuk menentukan panjang diagonal ruang HB, perhatikan
segitiga BDH yang siku-siku di D. Karena rusuk BD merupakan
diagonal sisi kubus ABCD.EFGH, maka panjangnya adalah a
.Dengan menggunakan dalil Pythagoras diperoleh hubungan
berikut.

HB2= DB2 + DH2

- HB2 = (a )2 + a 2

- HB2 = 2a2 + a2

- HB2 = 3a2

- HB = =a

Jadi, panjang diagonal ruang sebuah kubus yang panjang sisinya


a satuan adalah a

20 |KONSEP PHYTAGORAS DAN APLIKASINYA


APLIKASI DALIL
PHYTAGORAS
DALAM KEHIDUPAN
SEHARI-HARI

Pada bagian sebelumnya kita telah mempelajari bagaimana


menggunakan dalil Pythagoras untuk menentukan jenis segitiga dan
panjang diagonal ruang serta diagonal sisi sebuah kubus. Setelah itu, kita
gunakan dalil Pythagoras untuk menyelesaikan permasalahan di
kehidupan sehari-hari. Di bawah ini adalah beberapa aplikasi yang
menggunakan teorema pythagoras dalam kehidupan sehari-hari.

 Lapangan Baseball

Pada sebuah lapangan baseball,


terdapat tiga buah base dan sebuah
home plate. Jarak antara tiap base dan
home plate adalah 90 feet ( setara
dengan 27.432 m) dan membentuk
sudut siku-siku.

Menggunakan teorema
pythagoras, kita dapat memecahkan
persoalan berikut; "Berapa jauh orang pada base ke dua untuk
membuat pelari lawan keluar sebelum dia memasuki home plate?".

21 |KONSEP PHYTAGORAS DAN APLIKASINYA


Perhatikan gambar di bawah ini.

Jika c adalah jarak dari


base 2 ke home plate
maka,

Jadi orang pada base 2 harus melempar sejauh 127 feet.

 Tinggi Sebuah Gedung

Tangga adalah salah satu peralatan penting bagi ornag-orang yang


bekerja di dunia konstruksi. Orang-orang di dunia konstruksi ini
menggunakan aplikasi teorema pythagoras untuk menyelesaikan
masalah-masalah dalam dunia kerja mereka.

Contoh :

Tinggi sebuah jendela lantai 2 pada


sebuah gedung kira-kira 8 meter. Di
depan gedung tersebut ada sebuah
taman dengan lebar 6 m. Berapa
panjang tangga minimum yang
dibutuhkan agar kaki-kaki tangga
tidak merusak taman tersebut?

Perhatikan sketsa di bawah ini.

Jika panjang tangga dianggap


sebagai x

22 |KONSEP PHYTAGORAS DAN APLIKASINYA


maka:

Maka panjang tangga minimum adalah 10 m.

 Ketinggian Layang-layang
Seorang anak menaikkan layang-layang dengan benang yang panjangnya
250 meter. Jarak anak di tanah dengan titik yang tepat berada di bawah
layang-layang adalah 70 meter. Hitunglah ketinggian layang-layang
tersebut.

Penyelesaian:
Jika digambarkan sketsanya, akan tampak seperti gambar di bawah ini.

Di mana AB merupakan jarak anak di tanah dengan titik yang tepat berada
di bawah layang-layang dan AC merupakan panjang benang. Tinggi
langyang-layang dapat dicari dengan teorema Pythagoras yakni:
BC = √(AC2 – AB2)
BC = √(2502 – 702)
BC = √(62500 – 4900)
BC = √57600
BC = 240 m
Jadi, ketinggian layang-layang tersebut adalah 240 m
23 |KONSEP PHYTAGORAS DAN APLIKASINYA
 Panjang Tangga Minimal
Seorang anak akan mengambil sebuah layang-layang yang tersangkut di
atas sebuah tembok yang berbatasan langsung dengan sebuah kali. Anak
tersebut ingin menggunakan sebuah tangga untuk mengambil layang-
layang tersebut dengan cara meletakan kaki tangga di pinggir kali. Jika
lebar kali tersebut 5 meter dan tinggi tembok 12 meter, hitunglah panjang
tangga minimal yang diperlukan agar ujung tangga bertemu dengan
bagian atas tembok.

Penyelesaian:
Jika digambarkan sketsanya, akan tampak seperti gambar di bawah ini.

Di mana XY merupakan jarak kaki tangga dengan bawah tembok (lebar


kali) dan YZ merupakan tinggi tembok, maka panjang tangga (XZ) dapat
dicari dengan teorema Pythagoras yakni:
XZ = √(XY2 + YZ2)
XZ = √(52 + 122)
XZ = √(25 + 144)
XZ = √169
XZ = 13 m
Jadi, panjang tangga minimal yang diperlukan agar ujung tangga bertemu
dengan bagian atas tembok adalah 13 m.

24 |KONSEP PHYTAGORAS DAN APLIKASINYA


 Panjang kawat penghubung antar tiang
Dua buah tiang berdampingan berjarak 24 m. Jika tinggi tiang masing-
masing adalah 22 m dan 12 m, hitunglah panjang kawat penghubung
antara ujung tiang tersebut.

Penyelesaian:
Jika digambarkan sketsanya, akan tampak seperti gambar di bawah ini.

Di mana AB merupakan tinggi tiang pertama, CE meruapakan tinggi tiang


kedua dan AE merupakan panjang kawat penghubung antara ujung tiang
pertama dengan tiang kedua, maka panjang kawat (AE) dapat dicari
dengan teorema Pythagoras. Akan tetapi harus dicari terlebih dahulu
panjang DE yakni:
DE = CE – AB
DE = 22 m – 12 m
DE = 10 m

Dengan menggunakan teorema Pythagoras, maka panjang AE yakni:


AE = √(AD2 + DE2)
AE = √(242 + 102)
AE = √(576 + 100)
AE = √676
AE = 26 m
Jadi, panjang kawat penghubung antara ujung tiang pertama dengan tiang
kedua adalah 26 m.

25 |KONSEP PHYTAGORAS DAN APLIKASINYA


 Biaya Kawat Penyangga
Sebuah tiang bendera akan di isi kawat penyangga agar tidak roboh seperti
gambar di bawah ini.

Sumber gambar: www.cirebonradio.com

Jika jarak kaki tiang dengan kaki kawat penyangga adalah 8 m, jarak kaki
tiang dengan ujung kawat penyangga pertama 6 m dan jarak kawat
penyangga pertama dengan kawat penyangga kedua adalah 9 m. Hitunglah
panjang total kawat yang diperlukan dan hitunglah biaya yang diperlukan
jika harga kawat Rp 25.000 per meter!

Penyelesaian:
Dari gambar di atas, dapat kita lihat :
AB merupakan tinggi ujung kawat penyangga pertama dengan ujung kawat
penyangga kedua, BD meruapakan tinggi ujung kawat penyangga pertama
dengan tanah, CD merupakan jarak kaki tiang dengan kaki kawat
penyangga, BD merupakan panjang kawat penyangga pertama dan AD
merupakan panjang kawat penyangga kedua, maka panjang kawat
penyangga total dapat dicari dengan teorema Pythagoras. Akan tetapi
harus dicari terlebih dahulu panjang BD dan AD yakni:

BD = √(BC2 + CD2)
BD = √(62 + 82)
BD = √(36 + 64)

26 |KONSEP PHYTAGORAS DAN APLIKASINYA


BD = √100
BD = 10 m
Jadi, panjang kawat penyangga pertama adalah 10 m.

AD = √(AC2 + CD2)
AD = √(152 + 82)
AD = √(225 + 64)
AD = √289
AD = 17 m
Jadi, panjang kawat penyangga kedua adalah 17 m.

Panjang kawat penyangga total yakni:


Panjang kawat = BD + AD
Panjang kawat = 10 m + 17 m
Panjang kawat = 27 m
Jadi, panjang total kawat yang diperlukan adalah 27 m

Biaya yang dibutuhkan yakni:


Biaya = Panjang kawat x harga kawat
Biaya = 27 m x Rp 25.000/m
Biaya = Rp 675.000
Jadi, biaya yang diperlukan untuk membuat kawat penyangga tersebut
adalah Rp 675.000,00

27 |KONSEP PHYTAGORAS DAN APLIKASINYA


LATIHAN SOAL

1) Dengan menggunakan teorema Pythagoras, tentukan nilai x pada


segitiga siku-siku berikut!

a.

b.

2) Tentukan jenis segitiga yang memiliki ukuran sebagai berikut.

a. 3 cm, 4 cm, 5 cm

b. 5 cm, 12 cm, 13 cm

c. 10 cm, 12 cm, 16 cm

3) Sebidang tanah memiliki bentuk persegi dengan panjang sisi 8 meter.


Tentukan:

a. Luas Tanah,

b. Keliling Tanah,

c. Panjang Diagonal Tanah.

28 |KONSEP PHYTAGORAS DAN APLIKASINYA


4) Perhatikan segitiga siku-siku ABC pada gambar berikut. Agar
memenuhi teorema Pythagoras, tentukan:

a. nilai x,

b. panjangAB.

c. panjangBC.

5) Sebuah televisi memiliki lebar layar 15 cm dan tinggi layar 8 cm.


Tentukanlah :

a. panjang diagonal layar televisi tersebut,

b. keliling layar televisi tersebut,

c. luas layar televisi tersebut.

29 |KONSEP PHYTAGORAS DAN APLIKASINYA


DAFTAR PUSTAKA

Wahyuni, Tri dan Dewi Nuharini. 2008. Metematika Konsep


dan Aplikasinya Untuk Kelas VII SMP dan MTs. Jakarta :
Depdiknas

Nugroho, Heru. 2009. Matematika SMP dan MTs Kelas VIII.


Jakarta : Depdiknas

Avianti, Nuniek. 2007. Mudah Belajar Matematika Untuk


Kelas VIII SMP/Madrasah Tsanawiyah. Jakarta : Depdiknas

Bigelow, Paul and Graema Stone. 1996. New Couse


Mathematics Year 9 Advanced. Victoria: Macmillan Education
Australia PTY LTD.

Bin, Oh Teik. 2003. The Essential Guide to Science and


Mathematics in English. Selangor: Shinano Publishing House.

Farlow, Stanley J. 1994. Finite Mathematics and its


Application.Singapore: McGraw-Hill Book Co.

Negoro.ST dan B. Harahap.1998. Ensiklopedia Matematika.


Jakarta: Ghalia Indonesia.

Nightingale, Paul. 2001. Vic Maths 6. Australia: Nightingale


Press

30 |KONSEP PHYTAGORAS DAN APLIKASINYA


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Nama Sekolah : SMP N 13 Dumai


Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/ Semester : VIII/2
Materi : Triple Phytagoras
Tahun Pelajaran : 2022/ 2023
Alokasi waktu : 2 x 40 menit
Pertemuan : Kedua

A. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi


Kompetensi 3.6 Menjelaskan dan membuktikan teorema Pythagoras dan tripel Pythagoras
Dasar
4.6 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan teorema Pythagoras dan tripel
Pythagoras
Indikator 3.6.3 Memahami konsep trilpe Teorema Pythagoras
Pencapaian 3.6.4 Memecahkan masalah kontekstual yang berkaitan dengan triple Pythagoras
Kompetensi 4.6.3 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan penerapan tripel Pythagoras
(IPK)

B. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti proses pembelajaran dengan model problem based learning, pendekatan STEAM
dan metode diskusi diharapkan:
a. Peserta didik diharapkan mampu memahami konsep triple Pythagoras dengan benar.
b. Peserta didik diharapkan mampu memecahkan masalah kontekstual berkaitan dengan
penerapan triple Pythagoras dengan tepat. (STEAM dan HOTS)

C. Materi Ajar
a. Faktual : simbol-simbol matematika pada materi teorema Pythagoras
b. Konseptual : segitiga siku-siku adalah segitiga yang salah satu sudutnya besarnya 90
derajat,dimana hipotenusa (sisi miring) adalah sisi terpanjang.

• Rumus asli phytagoras


• Luas persegi besar = Luas persegi kecil + 4 Luas segitiga

( b + a ) . ( b + a ) = c . c + 4 . 1/2 b.a

b²+ 2 b.a + a² = c² + 2 b.a

b² + a² = c² + 2 b.a – 2 b.a

b² + a² = c²
c. Prinsip : Bunyi dalil Pythagoras “Pada segitiga siku-siku berlaku bahwa kuadrat
sisimiring (hipotenusa) sama dengan jumlah kuadrat dua sisi yang lainnya”
Bilangan-bilangan 3, 4, dan 5 serta 6, 8, dan 10 merupakan bilangan -bilangan yang
memenuhi Dalil Pythagoras, yaitu 52 = 32
+ 42 dan 102 = 62 + 82. Bilangan-bilangan tersebut dapat dipandang sebagai panjang sisi
sebuah segitiga siku-siku. Bilangan-bilangan yang memenuhi dalil Pythagoras seperti itu
disebut tripel Pythagoras. Jadi, tripel Pythagoras adalah bilangan bulat positif yang kuadrat
bilangan terbesarnya sama dengan jumlah kuadrat bilangan yang lainnya.
d. Prosedural :
i. Menentukan panjang sisi pada segitiga siku-siku jika diketahui dua sisi
yanglainnya

ii. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan teorema Pythagoras

D. Metode Pembelajaran

Model : Problem Based Learning (PBL)

Pendekatan : STEAM

Metode : Diskusi kelompok, tanya jawab dan penugasan

E. Media Pembelajaran

1. Power point

2. Vidio pembelajaran

F. Sumber Belajar

 Buku siswa Kemendikbud Matematika Jilid I untuk SMP Kelas VIII Edisi Revisi 2017.

 Bahan ajar buatan guru

 LKPD buatan guru


 Lingkungan sekitar
G. Langkah-langkah Pembelajaran
Kegiatan Pendahuluan Waktu

10
7. Guru memberi salam dan mengajak siswa berdoa. menit
8. Guru menanyakan kabar dan mengecek kehadiran siswa.
9. Guru dan siswa saling mempersiapkan diri untuk melakukan pembelajaran dan
mengingatkan agar siswa disiplin dalam proses pembelajaran
10. Siswa menyimak saat guru menyampaikan tujuan pembelajaran dengan menampilkan
Powerpoint.(STEAM)
11. Siswa menyimak tayangan video motivasi dengan memberikan informasi tentang
pemanfaatan Teorema Pythagoras dalam kehidupan sehari-hari (STEAM).
12. Guru dan siswa berdiskusi serta tanya jawab tentang rumus Teorema Pythagoras
danhipotenusa beserta pengertiannya sebagai materi prasyarat.

Kegiatan Inti

Fase- 1: Mengorientasikan siswa pada masalah


4. Siswa secara individu mempelajari bahan ajar dan LKPD yang sudah
dibagikanguru 70
5. Dengan menggunakan Vidio pembelajaran tentang triple phytagoras guru menit
menayangkan masalah tentang “segitiga diketahui salah satu sisi dan dua sisi
lainya tidak diketahui dan anak2 memikirkan bagaimana cara
menghitungnya.

6. Siswa diarahkan untuk mengamati tanyangan video yang ditampilkan pada


media vidio pembelajaran. (STEAM)

Fase-2: Mengorganisasikan siswa untuk belajar

3. Siswa diminta untuk duduk berkelompok tanpa membuat keributan saat


berpindah tempat, sesuai dengan kelompok yang telah dibagikan guru
padapertemuan 2.
4. dan guru menjelaskan secara singkat petunjuk cara mengerjakan LKPD.

Fase-3. Membantu penyelidikan mandiri dan kelompok

6. siswa berdiskusi dan bekerja sama untuk menyelesaikan permasalahan


diLKPD
7. Guru membantu peserta didik yang mengalami kesulitan
8. siswa diminta untuk mengumpulkan data dan melaksanakan eksperimen
terkait permasalahan Pythagoras
9. Guru membimbing peserta didik dalam menyelesaikan masalah di LKPD
10. siswa mengumpulkan informasi untuk menciptakan dan membangun ide
mereka sendiri

Fase-4. Mengembangkan dan menyajikan artifak (hasil karya)


kelompok.
7. siswa merencanakan dan menyiapkan hasil karya yang akan di presentasikan
didepan kelas.
8. Perwakilan kelompok mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas dengan
percaya diri.
9. Siswa dari kelompok lain memberikan tanggapan dari presentasi yang dilakukan.
10.Guru memberikan konfirmasi terhadap hasil diskusi peserta didik tentang
masalahyang berkaitan dengan penerapan teorema Pythagoras tripel Pythagoras
Fase-5. Analisis dan evaluasi proses pemecahan masalah
4. Guru bersama siswa menganalisis dan mengevaluasi proses kinerja
masing-masing kelompok.
5. Siswa dibimbing oleh guru menyimpulkan mengenai penerapan
teoremaPythagoras.
6. Guru memberikan apresiasi kepada peserta didik

Kegiatan Penutup
Rangkuman dan 10
Refleksi:
4. Siswa menanyakan hal-hal yang masih diragukan dan melaksanakan evaluasi
dengan penuh rasa ingin tahu.
5. Melalui kegiatan tanya jawab, Siswa dan guru menyimpulkan materi yang telah
dipelajari dengan sabar dan tekun.
6. Guru memberikan penugasan untuk siswa berupa Soal Penilaian sebagai evaluasi
dari pembelajaran tentang masalah yang berkaitan dengan penerapan teorema
Pythagoras tripel Pythagoras

Tindak Lanjut:
1) Guru menginformasikan tentang materi yang akan dipelajari pada
pembelajaran selanjutnya.
2) Ketua kelas memimpin doa kemudian dilanjutkan dengan menjawab salam
dengan penuh rasa syukur dan santun

H. Penilaian
a. Penilaian Sikap
b. Penilaian Pengetahuan
d. Teknik : Tes Tertulis
e. Bentuk Instrumen : Uraian (Tes Formatif)
f. Instrumen : Terlampir
c. Penilaian Keterampilan
d. Teknik : Tes Tertulis
e. Bentuk Instrumen : Uraian (Tes Formatif)
f. Instrumen : Terlampir

Lampiran 1 – Penilaian Sikap


Aspek-aspek sikap yang dinilai, meliputi: teliti, bertanggung jawab dan mampu bekerjasama.

 Rubrik penilaian sikap teliti dapat disusun sebagai berikut:


Instrumen Penilaian:
Kriteria
No Indikator
1 2 3
4 Dapat menyimpulkan dari data yang telah diperoleh

Pedoman penskoran:

Kriteria Skor Keterangan


Sangat Baik (SB) 4 Semua indikator tampak

Baik (B) 3 Tiga indikator tampak

Cukup (C) 2 Dua indikator tampak

Kurang (K) 1 Satu indikator tampak

Rumusan Penilaian

𝐓𝐒𝐌

Keterangan:
NA = Nilai
TPS = Total Perolehan
Skor TSM = Total Skor
Maksimum
 Rubrik penilaian sikap bertanggung jawab dapat disusun sebagai berikut:
Instrumen Penilaian:
Kriteria
No Indikator
1 2 3
1 Melaksanakan tugas yang dibebankan kelompok
2 Melaksanakan tugas individu dan menyelesaikannya
3 Menerima kesalahan dari jawaban yang diberikan
4 Melaksanakan aturan main dalam pembelajaran di kelas

Pedoman Penskoran:
Kriteria Skor Keterangan
Sangat Baik (SB) 4 Semua indikator tampak
Baik (B) 3 Tiga indikator tampak
Cukup (C) 2 Dua indikator tampak
Kurang (K) 1 Satu indikator tampak

Rumusan Penilaian

𝐓𝐒𝐌

Keterangan:
N = Nilai
TPS = Total Perolehan
Skor TSM = Total Skor
Maksimum
 Rubrik penilaian sikap kerjasama dapat disusun sebagai berikut:
Instrumen Penilaian:

Kriteria
No Aspek yang diamati 1 2 3 4
1 Terlibat aktif dalam bekerja kelompok
2 Kesediaan melakukan tugas sesuai kesepakatan
Bersedia membantu orang lain dalam satu kelompok
3
yang mengalami kesulitan
4 Menghargai hasil kerja anggota kelompok/team work
Bekerjasama dalam mempresentasikan hasil diskusi
5
kelompok

Pedoman Penskoran:
Kriteria Skor Keterangan
Sangat Baik (SB) 4 Semua indikator tampak
Baik (B) 3 Tiga indikator tampak
Cukup (C) 2 Dua indikator tampak
Kurang (K) 1 Satu indikator tampak

Rumusan Penilaian

𝐓𝐒𝐌

Keterangan:
N = Nilai
TPS = Total Perolehan
Skor TSM = Total Skor
Maksimum
A. Penilaian
1. Penilaian Pengetahuan
B. Teknik : Tes Tertulis
C. Bentuk Instrumen : Uraian (Tes Formatif)
D. Instrumen : Terlampir

1. Penilaian Keterampilan
a. Teknik : Tes Tertulis
b. Bentuk Instrumen : Uraian (Tes Formatif)
Instrumen : Terlampir
E. Penilaian
1. Penilaian Pengetahuan
F. Teknik : Tes Tertulis
G. Bentuk Instrumen : Uraian (Tes Formatif)
H. Instrumen : Terlampir

1. Penilaian Keterampilan
c. Teknik : Tes Tertulis
d. Bentuk Instrumen : Uraian (Tes Formatif)
e. Instrumen : Terlampir
Lampiran 1 : Penilaian Pengetahuan dan Keterampilan

 Penilaian Pengetahuan

KISI-KISI TES FORMATIF

Nama Sekolah : SMP Negeri 13


DumaiMata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VIII / Ganjil
Materi Pokok : Teorema Phytagoras
Materi Pembelajaran : Triple Phytagoras
Alokasi Waktu : 15 Menit

KD 3.6 : Menjelaskan dan membuktikan teorema Pythagoras dan tripel Pythagoras

KD 4.6 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan teorema Pythagoras dan tripel Pythagoras

Indikator
Lingkup Indikator Soal Level Bentuk Nomor
No Pencapaian T
Materi Soal Ranah Soal Soal K
Kompetensi
1 Memecahkan Phytagoras Sebuah tangga dengan Panjang 5 Pengetahuan Uraian 1
masalah m di letakkan sejauh 3 m dari
kontekstual yang
berkaitan dengan
suatu dinding. Carilah ketinggian
triple Pythagoras jendela tersebut dari lantai.

2 Menyelesaikan Diketahui empat pasang Pengetahuan Uraian 2


masalah bilangan sebagai berikut : (i)
kontekstual yang 20, 15, 25
berkaitan dengan
penerapan tripel (ii) 14, 48, 50
Pythagoras (iii) 15, 17, 24 (iv) 20, 29, 21
Dari empat pasang bilangan di
atas, yang merupakan tripel
phytagoras adalah .....
LEMBAR SOAL
TES FORMATIF
Nama Sekolah : SMP Negeri 13 Dumai
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VIII / Ganjil
Materi Pokok : Teorema Phytagoras
Materi Pembelajaran : Triple Phytagoras
Alokasi Waktu : 15 menit

1. Sebuah tangga dengan Panjang 5 m di letakkan sejauh 3 m dari suatu dinding. Carilah ket
jendela tersebut dari lantai.

2. Diketahui empat pasang bilangan sebagai berikut : (i) 20, 15, 25


(ii) 14, 48, 50
(iii) 15, 17, 24 (iv) 20, 29, 21
Dari empat pasang bilangan di atas, yang merupakan tripel phytagoras adalah .....
PEDOMAN PENSKORAN PENILAIAN PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN (INSTRUMEN
PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN

NO BUTIR SOAL

1 Sebuah tangga dengan Panjang 5 m di letakkan sejauh 3 m dari suatu


dinding. Carilah ketinggian jendela tersebut dari lantai.
Alternatif jawaban

Penyelesaian:

25

SKOR 25
2 Diketahui empat pasang bilangan sebagai berikut : (i) 20, 15, 25
(ii) 14, 48, 50
(iii) 15, 17, 24 (iv) 20, 29, 21
Dari empat pasang bilangan di atas, yang merupakan tripel phytagoras
adalah .....
Alternatif jawaban
Penyelesaian:

Untuk menguji suatu triple pythagoras maka dapat dilakukan dengan


berpedoman bahwa kuadrat sisi terpanjang/ terbesar merupakan jumlah
kuadratsisi/angka lainnya
(i) 20, 15, 25 5
252=202+152
625=400+225
625=625 (Triple Pythagoras)

(ii) 14, 48, 50


502=142+482
2500=196+2304
2500=2500 (Triple Pythagoras) 5

(iii) 15, 17,


24
242=152+172 5
576=225+289
576≠514 (bukan Triple Pythagoras)

(iv) 20, 29, 21


292=202+212 5
841=400+441
841=841 (Triple Pythagoras)

Jadi, yang termasuk sebagai triple Pythagoras adalah (i), (ii), dan (iv) 5
N = SP x 2
Keterangan: N : Nilai
SP : Skor yang diperoleh peserta didik

 Penilaian Keterampilan

1. Penilaian Keterampilan
Observasi melalui Jurnal Guru

Nama Satuan Pendidikan : SMP N 13 Dumai


Tahun Pelajaran : 2022/2023
Kelas/Semester : VIII/1
Mata Pelajaran : Matematika
Kompetensi Dasar : 4.6 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan teorema
Pythagoras dan tripel Pythagoras

Indikator : 4.6.3 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan penerapa


tripel Pythagoras
Materi : Tripel Pythagoras
Rubrik penilaian unjuk kerja
Kriteria Skor
Jawaban menunjukkan pengetahuan matematika mendasar yang berhubungan 4
dengan tugas ini dengan baik.
Ciri-ciri:
 Semua prosedur atau langkah dilakukan dengan benar dan jawaban/hasil yang
benar.
 Kerapian baik
Jawaban menunjukkan pengetahuan matematika mendasar yang berhubungan 3
dengan tugas ini dengan cukup baik.
Ciri-ciri:
 Semua prosedur atau langkah dilakukan dengan benar. tetapi ada cara yang tidak
sesuai atau ada satu jawaban/hasil yang belum tepat.
 Kerapian cukup baik.
Jawaban menunjukkan keterbatasan atau kurangnya pengetahuan matematika yang 2
berhubungan dengan tugas ini.
Ciri-ciri:
 Sebagian besar prosedur atau langkah dilakukan dengan benar tetapi
jawaban/hasil belum selesai.
 Kerapian kurang baik.
 Prosedur atau langkah dilakukan dengan kurang tepat dan jawaban/hasil belum
selesai.

Perolehan skor penilaian unjuk kerja


Skor Bobot Nilai
Kriteria perolehan
0 1 2 3 4
Pendekatan pemecahan masalah
 Prosedur dan sistematika pemecahan masalah X 5 20
 Bentuk penyelesaian masalah X 20
Ketepatan
 Ketepatan penggunaan konsep X 5 20
 Kebenaran hasil yang diperoleh X 20
Penjelasan
 Kejelasan uraian jawaban X 2,5 10
 Pemahaman terhadap aspek hubungan X 10
Nilai yang diperoleh 100

Perolehan skor penilaian unjuk kerja


Skor Bobot Nilai
Kriteria perolehan
0 1 2 3 4
Pendekatan pemecahan masalah
 Prosedur dan sistematika pemecahan masalah 5 20
 Bentuk penyelesaian masalah 20
Ketepatan
 Ketepatan penggunaan konsep 5 20
 Kebenaran hasil yang diperoleh 20
Penjelasan
 Kejelasan uraian jawaban 2,5 10
 Pemahaman terhadap aspek hubungan 10
Nilai yang diperoleh 100
LEMBAR KEGIATAN
PESERTA DIDIK KELAS VIII

TEOREMA PYTHAGORAS
Triple phytagoras

Nama kelompok :1........


2........
3........
4........
Mapel: : Matematika
Kelas : VIII.3

Materi : Phytagoras
Alokasi waktu : 30 menit

Pertemuan ke 2

Disusun oleh :
Ratna Dewi Prianingsih
(Pendidikan Matematika)
TEOREMA PYTHAGORAS
I. Kompetensi Dasar
3.6 Menjelaskan dan membuktikan teorem Pythagoras dan tripel
pythagoras

4.6 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan teorema


Pythagoras dan tripel Pythagoras

II Indikator pencapaian kompetensi

3.6.1 Memahami konsep trilpe Teorema Pythagoras


3.6.2 Memecahkan masalah kontekstual yang berkaitan dengan triple
Pythagoras
4.6 .2 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan penerapan tripel
Pythagoras

III. Tujuan penggunaan lkpd

Memudahkan siswa untuk menyelesaikan masalah


phytagoras.
Tujuan Pembelajaran

1. Siswa dapat menerapkan Triple Pythagoras untuk


menyelesaikan permasalahan nyata.

Informasi pendukung

Peserta didik dapat membaca bahan ajar yang telah disediakan

Petunjuk Pengerjaan LKPD


Berdoalah sebelum mengerjakan LKPD
Bacalah dengan seksama petunjuk yang telah diberikan
Kerjakan perintah dalam LKPD secara berkelompok
Isilah hasil yang diperoleh pada tempat yang telah disediakan
Kerjakan kegiatan pada LKPD secara sistematis
Cermati dan pahami masalah berikut ini!
Yang sudah inu tampilkan di vidio tadi...

ORIENTASI PESERTA DIDIK PADA MASALAH

Setelah memahami
permasalahan
dari video yang ditampilkan,
Mari lakukan diskusi untuk
menjawab permasalahan
tersebut bersama teman
MENGORGANISASIKAN PESERTA DIDIK UNTUK
BELAJAR

AYO MENGUMPULKAN
Agar dapat menyelesaikan permasalahan dari video INFORMASI !!!
yang kamu tonton, bacalah bahan ajar tentang
“triple phytagoras” kemudian ayo tuliskan informasi
mengenai :

Tulis informasi apa yang didapatkan

1. ……………………..

2. ……………………….
Membantu penyelidikan mandiri dan kelompok

Penyelesaian

....... :...... = ......


........2 = .........

.........

.. ..... ........

........2 + ........2 = ........


...... .. + ........ = ........
......... = .........

( terbukti/ tidak terbukti)


MENYAJIKAN HASIL KARYA

AYO PERIKSA KEMBALI APA YANG SUDAH KAMU KERJAKAN !!!


APAKAH PERTANYAAN DARI PERMASALAHAN DALAM VIDEO SUDAH
TERJAWAB ???

KALAU SUDAH, SILAHKAN MINTA BANTUAN GURU UNTUK FOTO


ATAU SCAN SEMUA YANG SUDAH KAMU KERJAKAN TADI !!! LALU
TAMPIKAN DENGAN INFOCUS DAN JELASKAN KEPADA TEMAN-
TEMAN KELOMPOK LAIN !!!
MENGANALISIS DAN MENGEVALUASI PROSES PEMECAHAN
MASALAH

PERHATIKAN DAN CERMATI KELOMPOK YANG SEDANG


MENAMPILKAN HASIL YANG MEREKA DAPATKAN !!!

BERILAH PERTANYAAN, TANGGAPAN, KRITIK MAUPUN SARAN SAAT DISKUSI KELAS


BERLANGSUNG !!!
KESIMPULAN
KISI-KISI
Lampiran 1 – Penilaian Sikap
Aspek-aspek sikap yang dinilai, meliputi: teliti, bertanggung jawab dan mampu bekerjasama.

 Rubrik penilaian sikap teliti dapat disusun sebagai berikut:


Instrumen Penilaian:
Kriteria
No Indikator
1 2 3
1 Mengidentifikasi permasalahan beserta alternatif cara penyelesaiannya
2 Menemukan kesalahan dari jawaban yang diperoleh
3 Memberikan alternatif jawaban yang benar
4 Dapat menyimpulkan dari data yang telah diperoleh

Pedoman penskoran:

Kriteria Skor Keterangan


Sangat Baik (SB) 4 Semua indikator tampak

Baik (B) 3 Tiga indikator tampak

Cukup (C) 2 Dua indikator tampak

Kurang (K) 1 Satu indikator tampak

Rumusan Penilaian

𝐓𝐒𝐌

Keterangan:
NA = Nilai
TPS = Total Perolehan
Skor TSM = Total Skor
Maksimum
 Rubrik penilaian sikap bertanggung jawab dapat disusun sebagai berikut:
Instrumen Penilaian:
Kriteria
No Indikator
1 2 3
1 Melaksanakan tugas yang dibebankan kelompok
2 Melaksanakan tugas individu dan menyelesaikannya
3 Menerima kesalahan dari jawaban yang diberikan
4 Melaksanakan aturan main dalam pembelajaran di kelas

Pedoman Penskoran:
Kriteria Skor Keterangan
Sangat Baik (SB) 4 Semua indikator tampak
Baik (B) 3 Tiga indikator tampak
Cukup (C) 2 Dua indikator tampak
Kurang (K) 1 Satu indikator tampak

Rumusan Penilaian

𝐓𝐒𝐌

Keterangan:
N = Nilai
TPS = Total Perolehan
Skor TSM = Total Skor
Maksimum
 Rubrik penilaian sikap kerjasama dapat disusun sebagai berikut:
Instrumen Penilaian:

Kriteria
No Aspek yang diamati 1 2 3 4
1 Terlibat aktif dalam bekerja kelompok
2 Kesediaan melakukan tugas sesuai kesepakatan
Bersedia membantu orang lain dalam satu kelompok
3
yang mengalami kesulitan
4 Menghargai hasil kerja anggota kelompok/team work
Bekerjasama dalam mempresentasikan hasil diskusi
5
kelompok

Pedoman Penskoran:
Kriteria Skor Keterangan
Sangat Baik (SB) 4 Semua indikator tampak
Baik (B) 3 Tiga indikator tampak
Cukup (C) 2 Dua indikator tampak
Kurang (K) 1 Satu indikator tampak

Rumusan Penilaian

𝐓𝐒𝐌

Keterangan:
N = Nilai
TPS = Total Perolehan
Skor TSM = Total Skor
Maksimum
Nama Sekolah : SMP Negeri 13 Dumai
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas : VIII.3
Materi Pokok : Teorema Phytagoras
Materi Pembelajaran : Triple Phytagoras

TANGGUNG KERJA
NO TELITI TOTAL K
NAMA SISWA JAWAB SAMA
. SKOR
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1
2
3
4
5
6
7
8

10
11
12
13
14
15

16

17
18
19
20
21
22
23

24

25
26
27
28
29

30

31
32
Lampiran 1 : Penilaian Pengetahuan dan Keterampilan

 Penilaian Pengetahuan

KISI-KISI TES FORMATIF

Nama Sekolah : SMP Negeri 13


DumaiMata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VIII / Ganjil
Materi Pokok : Teorema Phytagoras
Materi Pembelajaran : Triple Phytagoras
Alokasi Waktu : 15 Menit

KD 3.6 : Menjelaskan dan membuktikan teorema Pythagoras dan tripel Pythagoras

KD 4.6 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan teorema Pythagoras dan tripel Pythagoras

Indikator
Lingkup Indikator Soal Level Bentuk Nomor
No Pencapaian T
Materi Soal Ranah Soal Soal K
Kompetensi
1 Memecahkan Phytagoras Sebuah tangga dengan Panjang 5 Pengetahuan Uraian 1
masalah m di letakkan sejauh 3 m dari
kontekstual yang
berkaitan dengan
suatu dinding. Carilah ketinggian
triple Pythagoras jendela tersebut dari lantai.

2 Menyelesaikan Diketahui empat pasang Pengetahuan Uraian 2


masalah bilangan sebagai berikut : (i)
kontekstual yang 20, 15, 25
berkaitan dengan
penerapan tripel (ii) 14, 48, 50
Pythagoras (iii) 15, 17, 24 (iv) 20, 29, 21
Dari empat pasang bilangan di
atas, yang merupakan tripel
phytagoras adalah .....
LEMBAR SOAL
TES FORMATIF
Nama Sekolah : SMP Negeri 13 Dumai
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VIII / Ganjil
Materi Pokok : Teorema Phytagoras
Materi Pembelajaran : Triple Phytagoras
Alokasi Waktu : 15 menit

1. Sebuah tangga dengan Panjang 5 m di letakkan sejauh 3 m dari suatu dinding. Carilah ket
jendela tersebut dari lantai.

2. Diketahui empat pasang bilangan sebagai berikut : (i) 20, 15, 25


(ii) 14, 48, 50
(iii) 15, 17, 24 (iv) 20, 29, 21
Dari empat pasang bilangan di atas, yang merupakan tripel phytagoras adalah .....
PEDOMAN PENSKORAN PENILAIAN PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN (INSTRUMEN
PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN

NO BUTIR SOAL

1 Sebuah tangga dengan Panjang 5 m di letakkan sejauh 3 m dari suatu


dinding. Carilah ketinggian jendela tersebut dari lantai.
Alternatif jawaban

Penyelesaian:

25

SKOR 25
2 Diketahui empat pasang bilangan sebagai berikut : (i) 20, 15, 25
(ii) 14, 48, 50
(iii) 15, 17, 24 (iv) 20, 29, 21
Dari empat pasang bilangan di atas, yang merupakan tripel phytagoras
adalah .....
Alternatif jawaban
Penyelesaian:

Untuk menguji suatu triple pythagoras maka dapat dilakukan dengan


berpedoman bahwa kuadrat sisi terpanjang/ terbesar merupakan jumlah
kuadratsisi/angka lainnya
(i) 20, 15, 25 5
252=202+152
625=400+225
625=625 (Triple Pythagoras)

(ii) 14, 48, 50


502=142+482
2500=196+2304
2500=2500 (Triple Pythagoras) 5

(iii) 15, 17,


24
242=152+172 5
576=225+289
576≠514 (bukan Triple Pythagoras)

(iv) 20, 29, 21


292=202+212 5
841=400+441
841=841 (Triple Pythagoras)

Jadi, yang termasuk sebagai triple Pythagoras adalah (i), (ii), dan (iv) 5
Keterangan: N : Nilai
SP : Skor yang diperoleh peserta didik

 Penilaian Keterampilan

2. Penilaian Keterampilan
Observasi melalui Jurnal Guru

Nama Satuan Pendidikan : SMP N 13 Dumai


Tahun Pelajaran : 2022/2023
Kelas/Semester : VIII/1
Mata Pelajaran : Matematika
Kompetensi Dasar : 4.6 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan teorema
Pythagoras dan tripel Pythagoras

Indikator : 4.6.3 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan penerapa


tripel Pythagoras
Materi : Tripel Pythagoras
Rubrik penilaian unjuk kerja
Kriteria Skor
Jawaban menunjukkan pengetahuan matematika mendasar yang berhubungan 4
dengan tugas ini dengan baik.
Ciri-ciri:
 Semua prosedur atau langkah dilakukan dengan benar dan jawaban/hasil yang
benar.
 Kerapian baik
Jawaban menunjukkan pengetahuan matematika mendasar yang berhubungan 3
dengan tugas ini dengan cukup baik.
Ciri-ciri:
 Semua prosedur atau langkah dilakukan dengan benar. tetapi ada cara yang tidak
sesuai atau ada satu jawaban/hasil yang belum tepat.
 Kerapian cukup baik.
Jawaban menunjukkan keterbatasan atau kurangnya pengetahuan matematika yang 2
berhubungan dengan tugas ini.
Ciri-ciri:
 Sebagian besar prosedur atau langkah dilakukan dengan benar tetapi
jawaban/hasil belum selesai.
 Kerapian kurang baik.

Jawaban menunjukkan sedikit atau sama sekali tidak ada pengetahuan matematika 1
yang berhubungan dengan tugas ini.
 Prosedur atau langkah dilakukan dengan kurang tepat dan jawaban/hasil belum
selesai.

Perolehan skor penilaian unjuk kerja


Skor Bobot Nilai
Kriteria perolehan
0 1 2 3 4
Pendekatan pemecahan masalah
 Prosedur dan sistematika pemecahan masalah X 5 20
 Bentuk penyelesaian masalah X 20
Ketepatan
 Ketepatan penggunaan konsep X 5 20
 Kebenaran hasil yang diperoleh X 20
Penjelasan
 Kejelasan uraian jawaban X 2,5 10
 Pemahaman terhadap aspek hubungan X 10
Nilai yang diperoleh 100

Perolehan skor penilaian unjuk kerja


Skor Bobot Nilai
Kriteria perolehan
0 1 2 3 4
Pendekatan pemecahan masalah
 Prosedur dan sistematika pemecahan masalah 5 20
 Bentuk penyelesaian masalah 20
Ketepatan
 Ketepatan penggunaan konsep 5 20
 Kebenaran hasil yang diperoleh 20
Penjelasan
 Kejelasan uraian jawaban 2,5 10
 Pemahaman terhadap aspek hubungan 10
Nilai yang diperoleh 100
Media Pembelajaran
MATEMATIKA
KELAS/SMESTER VIII.3/GANJIL
Sumber: shutterstock.com
KOMPETENSI DASAR

3.6
Menjelaskan dan membuktikan teorema
Pythagoras dan tripel Pythagoras

4.6
Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
teorema Pythagoras dan tripel Pythagoras
INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI

3.6.1 Memahami konsep Teorema Pythagoras


3.6.2 Memecahkan masalah kontekstual yang berkaitan dengan penerapan
teorema Pythagorassiku-siku
3.6.3 Memahami konsep triple phytagoras
3.6.3 Memecahkan masalah kontekstual berkaitan dengan penerapan triple
Pythagoras
3.6.4 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan penerapan tripel Pythagoras
TUJUAN PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN

Melalui pembelajaran problem based learning dengan pendekaran STEAM,


diharapkan:
• Peserta didik mampu memahami konsep teorema Pythagoras dengan
benar.
• Peserta didik mampu memecahkan masalah kontekstual berkaitan
dengan penerapan teorema Pythagoras dengan tepat.
• Peseta didik Peserta didik diharapkan mampu memahami konsep triple
Pythagoras dengan benar.
• Peserta didik diharapkan mampu memecahkan masalah kontekstual
berkaitan dengan penerapan triple Pythagoras dengan tepat.
BENTUK ATAU MEDIA ALAT PEMBELAJARAN

Media, Alat/Bahan, dan Sumber Belajar


1) Powerpoint
2) Video pembelajaran

1) Spidol
2) Whiteboard
3) Laptop
4) Proyektor (Infocus)
1.
CARA MEMBUAT

1. Membuat ide/gagasan/pemikiran
2. Menganalisis kebutuhan dan karakteristik siswa
3. Menentukan treatmen dan partisipasi siswa
LANGKAH-LANGKAH

DISKUSI KELOMPOK
UNTUKSELESAIKAN LKPD

PRESENTASI KELOMPOK

TES FORMATIF
PETA KONSEP

Definisi

Teorema Pythagoras
Pembuktian

Kebalikan dari Teorema Pythagoras

Sifat-Sifat Sudut Istimewa

Pemecahan Masalah
Observasi

Seorang tentara sedang dalam misi penyelamatan wisatawan


yang terjebak di atas sebuah menara pengawas yang berada di
lepas pantai.
6.1 MENEMUKAN DAN MEMBUKTIKAN TEOREMA PYTHAGORAS

A. Menemukan Teorema Pythagoras pada Segitiga Siku-siku

Kita akan mempelajari masalah-masalah khusus


tentang hubungan antara ketiga sisi segitiga siku-
siku. Perhatikan gambar berikut.
Kini amati secara saksama bahwa:
(1) Luas persegi BCGH
= Luas persegi ADEF – Luas (∆ABC + ∆CFG +
∆GEH + ∆BDH)
= 29 satuan
(2) Luas persegi QRVW
= Luas persegi PSTU – Luas (∆PQR + ∆UVR +
∆TVW + ∆SWQ)
= 29 satuan
Jika kumpulan potongan (c) dan (d) serta
(e) dan (f) masing-masing dimasukkan ke
bangun-bangun persegi yang ada di bagian
atasnya, maka hasilnya akan seperti Gambar
6.3 berikut.

Selanjutnya, pindahkan potongan-


potongan yang berada pada persegi-persegi
yang ada di bagian kiri dan persegi yang ada di
bagian bawah Gambar 6.3 (a) dan (b) ke persegi
kosong yang terdapat pada bagian kanan atas,
hingga diperoleh hasil seperti yang ditunjukkan
pada Gambar 6.5 berikut. Amati khususnya
untuk daerah-daerah persegi pada bagian-
bagian sisi tegak dan sisi miringnya.
Jika kedua bentuk peragaan pada Gambar 6.5 kita nyatakan
secara umum, maka hasilnya adalah seperti gambar berikut
(Gambar 6.6).

Jumlah luas persegi sisi tegak, “a2 + b2” sama dengan luas
persegi sisi miring c2 ?” Secara aljabar berarti:
“a2 + b2 = c2”

Untuk memastikan kebenaran atau ketidakbenaran dugaan “jumlah luas persegi


sisi siku-sikunya sama dengan luas persegi sisi miring”, secara formal matematika
pengujiannya harus dilakukan secara deduktif. Kesimpulan tersebut dikenal sebagai
teorema Pythagoras pada segitiga siku-siku.
B. Membuktikan Teorema Pythagoras secara Deduktif

1. Pembuktian bahwa Segi Empat yang Ada di Sisi Miringnya (EFGH)


Berbentuk Persegi

Perhatikan penalaran berikut. Segi empat ABCD


berbentuk persegi. Keempat segitiga siku-siku yang berada di
bagian-bagian pojoknya kongruen (bentuk dan ukurannya
sama).
2. Pembuktian Kebenaran Teorema Pythagoras secara Deduktif

Perhatikan Gambar 6.8. Segitiga ABC siku-siku. Panjang sisi ∆ABC di


depan sudut A, B, dan C berturut-turut adalah a, b, dan c sehingga panjang
sisi persegi ACGF, BCKL, dan ABDE berturut-turut adalah b, a, dan c.
(i) Jumlah luas persegi yang dibentuk oleh sisi-sisi tegaknya
→ Luas BCKL + luas ACGF = a2 + b2… (1)
(ii) Jumlah luas persegi yang dibentuk oleh sisi-sisi miringnya
→ Luas ABDE = c2 … (2)
→ Luas ABDE = a2 + b2… (3)

Perhatikan bahwa: (1) = (2) = (3) atau


3. Teknik Penarikan Akar Kuadrat menurut Rudolff

Dengan teknik perhitungan Rudolff, bilangan yang ditarik akarnya dipisahkan dua angka-dua
angka dari belakang. Pengerjaan penarikan akar dimulai dari angka terdepan.
Selain cara penarikan akar dengan teknik Rudolff tersebut, masih ada satu teknik lagi.
Teknik yang dimaksud adalah teknik menguadratkan dengan cara cepat. Teknik tersebut
diperoleh dari identitas/kesamaan aljabar berbentuk:

Dengan menggunakan identitas aljabar tersebut, pengkuadratan suatu bilangan dapat


dilakukan secara lebih cepat dan lebih mudah. Misalkan kita akan menghitung kuadrat dari
bilangan 16 dan 65. Gambaran teknik perhitungannya adalah sebagai berikut.
Teknik Menguadratkan

1. Letakkan di bagian tengah bilangan yang akan dikuadratkan, misalkan 16.


2. Naikkan atau turunkan bilangan 16 tersebut ke bilangan yang perkaliannya
mudah dicongak. Misalnya, bilangan yang perkaliannya mudah dicongak adalah
10 atau 20.
3. Jika 16 kita turunkan ke bilangan 10, berarti turun 6. Karena diturunkan 6, maka
bilangan di sebelah kanannya harus dinaikkan 6 sehingga menjadi 22.
Sebaliknya, jika kita memilih 16 dinaikkan ke bilangan 20, yakni naik 4, maka
bilangan di sebelah kirinya harus diturunkan 4 menjadi 12.
4. Perhatikan kedua cara menguadratkan bilangan 16 tersebut. Diperoleh
keduanya memberikan hasil akhir sama, yakni 256.
5. Dengan cara yang sama akan kita dapatkan bahwa 162 = 256.
Contoh Soal
Hitunglah panjang sisi tegak segitiga di samping yang belum
65
16 diketahui jika panjang sisi miring dan salah satu sisi tegaknya
pada suatu segitiga siku-siku masing-masing adalah 16 dan
b 65 satuan.
Jawab:
Misalkan panjang sisi tegak lainnya b. Dengan menggunakan teorema Pythagoras a2 + b2 =
c2, didapat:
b2 = c2 – a2
b  ca
b  652 162
b = 63 → Jadi, panjang sisi tegak lainnya adalah b = 63 satuan.

Kerjakan Latihan 1 halaman 156 – 157


6.2 KEBALIKAN (KONVERS) DARI TEOREMA PYTHAGORAS

A. Pembuktian secara Kontekstual

Secara umum (generalisasi), untuk setiap ∆ABC berlaku:

Mengacu pada generalisasi tersebut, untuk selanjutnya yang dimaksud sebagai teorema
kebalikan (konvers) dari teorema Pythagoras adalah sebagai berikut.
B. Pembuktian secara Formal (Deduktif)

Masalah
Perhatikan Gambar 6.13. Diketahui ∆ABC dengan sisi-sisi di hadapan
masingmasing sudutnya adalah a, b, dan c. Jika sisi terpanjang adalah c dan
berlaku: c2 = a2 + b2, dapatkah kamu buktikan bahwa ∆ABC adalah segitiga siku-
siku?

Bukti
Bukti teorema ini hanya dapat dilakukan menggunakan pembuktian tak langsung, yakni
pembuktian dengan pengandaian bahwa ∆ABC yang diketahui bukan segitiga siku-siku. Jika dalam
penyelidikannya dijumpai adanya kontradiksi, konsekuensinya pernyataan yang diandaikan
tersebut dinyatakan salah. Agar menjadi pernyataan yang benar, pengandaian itu harus diingkar.
Pada pembuktian secara kontekstual, sudah terbukti jika pada ∆ABC dengan sisi terpanjang c
dipenuhi syarat c2 = a2 + b2, maka ∆ABC adalah segitiga siku-siku dan sebaliknya juga terbukti c sisi
terpanjang ∆ABC dipenuhi c2 = a2 + b2. Diperoleh ∆ABC adalah segitiga siku-siku sehingga
pembuktian teorema Pythagoras terbukti.
Contoh Soal
Selidiki apakah tripel bilangan 12, 5, dan 13 merupakan ukuran panjang sisi-sisi dari
sebuah segitiga siku-siku?
Jawab:
Bilangan terbesar pada tripel (12, 5, 13) adalah 13. Pada segitiga tersebut, 13 adalah
ukuran sisi yang terpanjang dan panjang sisi siku-sikunya adalah 12 satuan dan 5 satuan.

13 Karena benar bahwa 132 = 122 + 52, maka terbukti bahwa


5 segitiga dengan panjang sisi-sisinya 12, 5, dan 13 adalah
segitiga siku-siku. Sudut siku-sikunya adalah sudut yang
12
menghadap sisi terpanjang

Kerjakan Latihan 2 halaman 161 – 162


6.3 SIFAT PERBANDINGAN SISI SEGITIGA SIKU-SIKU BERSUDUT
ISTIMEWA

Sudut-sudut yang memiliki besar 30°, 45°, dan 60°


dikenal sebagai sudut istimewa. Mengapa? Sebab sudut-
sudut yang besarnya 30°, 45°, dan 60° dapat dilukis
menggunakan jangka dan penggaris. Sudut-sudut istimewa
selengkapnya adalah seperti berikut.
0°, 30°, 45°, 60°, dan 90°

Perhitungan-perhitungan yang melibatkan sudut-sudut istimewa akan sering kamu jumpai


pada ilmu-ilmu lainnya seperti fisika, ekonomi, dan teknik konstruksi. Sebab, untuk mendapatkan
apa sebenarnya yang diketahui dan apa saja yang harus dihitung tidak harus melihat tabel dan
tidak harus menggunakan kalkulator.
Contoh Soal
Diketahui sisi terpanjang dari sebuah segitiga sikusiku yang
60°
salah satu sudutnya 60° adalah 20 cm seperti gambar di
samping. Tentukan besar sudut dan panjang sisi-sisi lainnya.
Jawab:
Misalkan panjang sisi terpendeknya q. Dari segitiga siku-siku yang
diketahui, salah satu sudutnya 60° yang merupakan sudut istimewa,
maka ada kekhususan yang harus kita cermati, yaitu sudut lainnya pasti
30° dan perbandingan sisi-sisinya mengacu pada sifat 2 segitiga siku-siku
seperti pada Gambar (a).
Dengan membandingkan unsur-unsur antara kedua gambar yang
bersesuaian itu, maka akan kita peroleh
2q = 20 ⇔ q = 10
Jadi, besar sudut lainnya 30° dan panjang sisi yang ketiga adalah q 3  10 3
sehingga panjang sisi dan besar sudut selengkapnya ditunjukkan pada
Gambar (b).
6.4 TEKNIK PENARIKAN AKAR DAN PENYEDERHANAAN
BENTUK AKAR
Teknik menarik akar kuadrat baru ditemukan di abad ke-16 Masehi oleh Rudolff seorang
matematikawan Swiss di tahun 1530 M. Teknik yang dimaksud adalah seperti berikut.

Perhatikan bahwa:
 Bilangan 9, 765625 adalah bilangan rasional karena
9, 765625 hasilnya tepat sama dengan 3,125.
 Bilangan adalah2 bilangan bentuk akar yang
bukan bilangan rasional karena 2 hasilnya
1,41421... , yakni berupa bilangan pecahan
desimal dengan angka-angka di belakang koma
tak pernah berakhir. Artinya,2 adalah bilangan
bentuk akar yang bukan bilangan rasional.
Contoh Soal
Tentukan panjang sebenarnya dari sebuah tali sepanjang 10 2 meter.

Jawab:
Panjang tali = 10 2 m
= (10 × 1,41421) m
= 14,1421 m
= 14,14 m
= 1414 cm

Teknik menarik akar (khusus penarikan akar kuadrat/pangkat dua) cukup dengan istilah ”menarik
akar” saja yang maknanya adalah menarik akar kuadrat. Saat ini, teknik menarik akar dengan cara ini
sudah jarang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari karena lebih rumit daripada perkalian dasar atau
pembagian dasar susun ke bawah. Akan tetapi, sebagai peserta didik, kamu perlu mengetahuinya.
6.5 PENGGUNAAN RUMUS PYTHAGORAS DALAM PEMECAHAN
MASALAH

Contoh Soal
Tentukan keliling bangun datar yang diarsir berikut.

Jawab:
Menentukan keliling suatu bangun datar berarti menghitung jumlah panjang sisi-sisi bagian
luar yang membatasi bangun datar tersebut. Perhatikan gambar berikut.

Lanjut
Contoh Soal
Gunakan teorema Pythagoras untuk menghitung panjang sisi miringnya. Perhatikan
teknik perhitungannya.

Dengan demikian, gambaran tentang ukuran


masing-masing sisi dari bangun tersebut
selengkapnya adalah seperti gambar di samping.
Keliling bangun = 5 + 13 + 12 + 1 + 3 = 34 satuan.
Jadi, keliling bangun tersebut adalah 34 satuan.

Kerjakan Latihan 3 halaman 170 – 172 Kerjakan Latihan Ulangan Bab 6


halaman 174 – 178
BAHAN AJAR
MATEMATIKA KELAS VIII

TEOREMA PHYTAGORAS

RATNA DEWI PRIANINGSIH, S.Pd


i
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis haturkan kepada Allah Azza Wa Jalla atas segala limpahan nikmat, berkah,
rahmat serta karunia-Nya, sehingga penyusunan Bahan Ajar Matematika – Penyelesaian Sistem Persamaan Linear
Dua Variabel dengan Metode Substitusi untuk SMP/MTs Kelas VIII dapat tersusun dengan baik.
Bahan Ajar Matematika – Penyelesaian Sistem Persamaan Linear Dua Variabel dengan Metode Substitusi
ini akan digunakan untuk kegiatan PPG Dalam Jabatan Kategori I sebagai Bahan Ajar Aksi Nyata 1. Didalam
bahan ajar ini disajikan materi pembelajaran matematika secara sederhana, efektif, dan mudah dimengerti yang
disertai contoh dalam kehidupan nyata. Bahan ajar ini juga dilengkapi dengan penjelasan Langkah Penyelesaian
Sistem Persamaan Linear Dua Variabel dengan Metode Substitusi, Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD), Soal
Evaluasi dan Kunci Jawaban.
Sesuai dengan tujuan dalam pembelajaran matematika, peserta didik diharapkan dapat menentukan nilai
variabel persamaan linear dua variabel dengan Metode Substitusi dan menyelesaikan masalah yang berkaitan
dengan sistem persamaan linear dua variabel dengan Metode Substitusi. Peserta didik diharapkan mampu
menggunakan penalaran, mengomunikasikan gagasan dengan berbagai perangkat matematika, serta memiliki
sikap menghargai matematika dalam kehidupan.
Penulis menyadari penyusunan Bahan Ajar Matematika – Penyelesaian Sistem Persamaan Linear Dua
Variabel dengan Metode Substitusi ini banyak pihak yang telah memberikan bantuan, dorongan, dukungan,
masukan, dan semangat pada penulis sehingga pada akhirnya penulis dapat menyelesaikannya. Untuk itu, dalam
kesempatan ini penulis bermaksud mengucapkan terimakasih kepada :
1. Ibu Dina Prasetyawati, S.Pd.,M.Pd, selaku dosen pembimbing PPG Dalam Jabatan Kategori I yang
telah memberikan bimbingan dan arahan dalam penyusunan Bahan Ajar ini.
2. Ibu Amanati Rochmah, S.Pd,M.Pd, selaku guru Pamong PPG Dalam jabatan Kategori I yang telah
memberikan masukan, bantuan dan dukungan dalam penyusunan Bahan Ajar ini.
3. Bapak/Ibu guru rekan sejawat di SMP Negeri 13 Dumai yang telah membantu moril dalam
penyusunan bahan Ajar ini.
4. Teman-teman seperjuangan PPG Dalam Jabatan Kategori II yang saling memberi semangat dan
motivasi dalam penyusunan Bahan Ajar ini Penulis telah berusaha semaksimal mungkin dalam
menyusun Bahan Ajar ini. Mohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam penulisan. Kritik dan saran
yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan Bahan Ajar berikutnya.
Akhirnya semoga Bahan Ajar ini memberikan manfaat kepada semua pihak yang membutuhkan.

Dumai, November 2022

Ratna Dewi Prianingsih, S.Pd

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................................. iii
I. TINJAUAN UMUM ......................................................................................... iv
II. KOMPETENSI .................................................................................................. v
III. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI............................................. vi
IV. MATERI PRASARAT .................................................................................... vii
V. PETUNJUK ...................................................................................................... vii
VI. PENDAHULUAN............................................................................................... 1
A. Deskripsi ....................................................................................................... 1
B. ManfaatTujuan Pembelajaran ....................................................................... 1
VII. PENYAJIAN MATERI..................................................................................... 2
A. Uraian materi................................................................................................. 2
B. Soal-soal ........................................................................................................ 4
C. Rangkuman ................................................................................................... 6
VIII. PENUTUP
A. Soal Latihan ...................................................................................................... 32
B. Tindak lanjut ..................................................................................................... 32
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 34

iii
I. TINJAUAN UMUM

PENGERTIAN DALIL
PHYTAGORAS

Siapakah Pythagoras itu? Pythagoras


adalah seorang ahli matematika dan filsafat
berkebangsaan Yunani yang hidup pada
tahun 569–475 sebelum Masehi. Sebagai ahli
metematika, ia mengungkapkan bahwa
kuadrat panjang sisi miring suatu segitiga
siku-siku (salah satu sudutnya 900) adalah
sama dengan jumlah kuadrat panjang sisi-
sisi yang lain. Sumber:www.stenudd.co
m
Dalam dalil Phytagoras melibatkan
bilangan kuadrat dan akar kuadrat dalam

sebuah segitiga. Oleh karena itu, sebelum membahas dalil


Pythagoras, marilah kita mengingat kembali materi kuadrat
bilangan, akar kuadrat bilangan, luas daerah persegi, dan luas
daerah segitiga siku-siku.

iv
II. KOMPETENSI INDIKATOR PENCAPAIAN
KOMPETENSI

A. Kompetensi Dasar Dan Indikator Pencapaian Kompetensi


Kompetensi Dasar Indikator
3.6 Menjelaskan dan membuktikan  3.6.1 Memahami konsep
teorema Pythagoras dan tripel Pythagoras Teorema Pythagoras
 3.6.2 Memecahkan masalah
kontekstual yang berkaitan
dengan penerapan teorema
Pythagorassiku-siku
 3.6.3Memahami konsep triple
phytagoras
 3.6.3 memecahkan masalah
4.6 Menyelesaikan masalah yang kontekstual berkaitan dengan
berkaitan dengan teorema Pythagoras dan penerapan triple Pythagoras
tripel Pythagoras  3.6.4 Menyelesaikan masalah
yang berkaitandengan penerapan
tripel Pythagoras

Tujuan Pembelajaran
 Melalui pembelajaran problem based learning dengan
pendekaran STEAM, diharapkan:

 Peserta didik mampu memahami konsep teorema Pythagoras


dengan benar.

 Peserta didik mampu memecahkan masalah kontekstual


berkaitan dengan penerapan teorema Pythagoras dengan tepat.

 Peseta didik Peserta didik diharapkan mampu memahami


konsep triple Pythagoras dengan benar.

 Peserta didik diharapkan mampu memecahkan masalah


kontekstual berkaitan dengan penerapan triple Pythagoras
dengan tepat.

v
2
IV. MATERI PRASARAT

Sumber :Indonesia Heritage,2002

Pernahkah kalian memerhatikan para tukang kayu atau tukang bangunan? Dalam bekerja, mereka
banyak memanfaatkan teorema Pythagoras. Coba perhatikan kerangka sebuah rumah yang dibuat dari
kayu. Pada kerangka rumah tersebut sebagian besar rusuk tegak lurus terhadap rusuk yang lain. Sudut-
sudut yang terbentuk pada rusuk yang saling tegak lurus tersebut merupakan sudut siku-siku.

Sebelum mempelajari materi bab ini, kita harus menguasai materi mengenai segitiga, segiempat,
sudut, dan bilangan kuadrat, serta akar kuadrat. Namun sebelumnya mari kita ingat kembali mengenai luas
persegi dan luas

vi
3
V. PETUNJUK BAGI PESERTA DIDIK UNTUK MEMPELAJARI
BAHAN AJAR
Bahan ajar ini dirancang untuk menfasilitasi dalam melakukan kegiatan belajar secara mandiri dan juga
digunakan dalam mebantu menyelesaikan LKPD (lembar Kerja Peserta Didik), untuk menguasai materi dengan
baik, ikutilah petunjuk penggunaan bahan ajar ini :
1. Berdo’alah sebelum membaca bahan ajar
2. Pelajarilah dan pahami uraian materi, contoh-contoh soal yang disediakan, serta kerjakan soal latihan
3. Jika menemukan kendala dalam menyelesaikan latihan soal, cobalah untuk melihat kembali urutan materi
dan contoh soal yang ada
4. Ingatlah, keberhasilan proses pembelajaran pada bahan ajar ini tergantung pada kesungguhan kamu untuk
memahami isi bahan ajar dan berlatih secara mandiri.

4
VI. PENDAHULUAN

A. DESKRIPSI
Pada bahan ajar ini kita akan mempelajari tentang teorema phytagoras. Teorema phytagoras termasuk konsep
matematika yang banyak diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, kita harus mempelajari cara
menyelesaikan teorema phytagoras.

B. MANFAAT
Banyak sekali permasalahan dalam kehidupan sehari-hari yang merupakan penerapan dari konsep teorema
phytagoras. Penerapan teorema phytagoras bisa kita gunakan dalam membantu pertukangan dalam kehidupan
sehari2.

C. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari bahan ajar ini, peserta didik secara percaya diri dan bertanggung jawab dapat menyelesaikan
permasalahan konekstual berkaitan dengan teorema phytagoras

1
VII. PENYAJIAN MATERI

1. KUADRAT DAN AKAR KUADRAT BILANGAN

Untuk menentukan kuadrat dari suatu bilangan adalah dengan cara


mengalikan bilangan tersebut dengan dirinya sendiri. Perhatikan contoh
berikut ini:

Contoh :
Tentukan kuadrat dari bilangan berikut!

a. 8,3

b. 12

Penyelesaian:
a. 8,32 = 8,3 × 8,3 = 68,89

b. 122 = 12 × 12 = 144

Kebalikan dari kuadarat suatu bilangan adalah akar kuadrat.


Misalkan, bilangan p yang tak negatif diperoleh p2 = 16. Maka
bilangan p dapat ditentukan dengan menarik menjadi p= . Bilangan
p yang diinginkan adalah 4 karena 42 = 4 × 4 = 16. Bilangan p = 4
dinamakan akar kuadrat dari bilangan 16. Jadi, akar kuadrat suatu
bilangan adalah bilangan tak negatif yang apabila dikuadratkan akan
menghasilkan bilangan yang sama dengan bilangan semula.

2
Contoh :

Tentukan akar kuadrat dari bilangan .

Penyelesaian:

= × = 13

Kegiatan 1.1
1. Kerjakan soal-soal kuadrat dan akar kuadrat suatu bilangan sesuai contoh di bawah ini:
 32 = 3 x 3
 52 = 5 x 5
2. Isilah titik-titik soal di bawah ini sehingga sesuai dengan jawaban.
 92 = 9 x ....
 42 = ........4
 ( ..... )2 = a x a
Jika kamu perhatikan soal di atas akan diperoleh a2 = a x a. Jadi kuadrat suatu bilangan adalah hasil
kali bilangan dengan bilangan itu sendiri.
Akar kuadrat dari a ( dilambangkan dengan √𝑎 ) adalah suatu bilangan tak negatif yang jika
dikuadratkan sama dengan a. Perhatikan contoh-contoh bentuk akar kuadrat berikut ini:
a. √4 = 2 karena 22 = 4 dan 2 merupakan bilangan tak negatif.
b. √0,0625 = 0,25 karena (0,25)2 = 0,0625 dan 0,25 merupakan bilangan tak negatif.
c. Jika x2 = 𝛼 dan x ≥ 0 maka √𝑎 = x.
Contoh:
1. Hitunglah nilai kuadrat bilangan-bilangan berikut:
a. 122 c. 982
b. 352 d. 1022
2. Hitunglah nilai akar kuadrat bilangan-bilangan berikut:
a. √4 c. √484
b. √169 d. √16.129
3
Penyelesaian:
1. a. 122 = 12 x 12 = 144 c. 982 = 98 x 98 = 9.604
b. 352 = 35 x 35 = 1.225 d. 1022 = 102 x102 = 10.404
2. a. √4 = 2 d. √16.129
b. √169 = 13 1x 1 = 1 −
61
c. √484 = 22 22 x 2 = 44 −
1.729
1.799
247 x 7 = −
0

2. LUAS DAERAH PERSEGI

Luas persegi dapat ditentukan dengan cara mengalikan sisi-


sisinya. Jika sisi sebuah persegi adalah s maka luasnya dapat dituliskan
sebagai berikut.

L = s × s =s2

Contoh :

Tentukan luas persegi jika diketahui sisi-sisinya berukuran 21 cm !

Penyelesaian:

L = s2

= 21 cm × 21 cm

= 441 cm2

Jadi luas persegi adalah 441 cm2.

4
3. LUAS DAERAH SEGITIGA

Kita tentu sudah mempelajari cara menghitung luas dan keliling segitiga. Pada
bab ini kita akan mempelajari hubungan antara luas segitiga dengan luas persegi
panjang. Perhatikan gambar persegi panjang PQRS berikut!

Dari persegi panjang tersebut kita memperoleh dua buah segitiga, yaitu ∆PQR
dan ∆PSR.

Luas ∆PQR = luas daerah ∆PSR.

Hal ini menunjukkan bahwa

Luas ∆PQR = × luas PQRS

= × panjang PQ× panjang QR

= × alas × tinggi

Jadi, luas segitiga dirumuskan:

L = × a ×t

dengana = alas segitiga, dan t = tinggi segitiga

5
Contoh :

Tentukan luas segitiga jika diketahui alasnya


berukuran 12 cm dan tingginya 5 cm!

Penyelesaian:

L = × alas × tinggi

= × 12 cm × 5 cm

= 30 cm2

Jadi luas segitiga adalah 30 cm2.

4 SEGITIGA SIKU-SIKU

Teorema Pythagoras merupakan sebuah teorema yang berhubungan dengan


segitiga siku-siku. Masih ingatkah kamu pengertian segitiga siku-siku?
Definisi:
Segitiga siku-siku adalah segitiga yang besar salah satu sudutnya 900.
Perhatikan gambar segitiga siku-siku di samping!
A
 Sisi di depan sudut siku-siku merupakan sisi terpanjang
dan dinamakan hipotenusa.
 Adapun sisi-sisi lain yang membentuk sudut siku-siku (sisi
AB dan sisi BC) dinamakan sisi siku-siku.

B C

Gambar 1.2. Segitiga


siku-siku ABC.

Contoh:

9 |KONSEP PHYTAGORAS DAN APLIKASINYA


Tentukan hipotenusa dan sisi siku-siku dari segitiga siku-siku berikut:
K
6 cm Q
A L PENGETAHUAN

5 cm Konon, bangsa
8 cm
3 cm 10 cm Mesir kuno telah
13 cm mampu membuat
12 cm sudut siku-siku
dengan tepat hanya
B 4 cm dengan
C R P menggunakan
5 cm
(1) seutas tali. Pada
M (2) (3)
tali tersebut dibuat
beberapa simpul
Penyelesaian. berjarak sama.
Nama Segitiga Sisi-Sisi Tegak Hipotenusa Dengan
menggunakan cara
ΔABC AB = 4 cm dan AC = 3 cm BC = 5 cm tersebut, mereka
dapat membangun
ΔKLM LM = 8 cm dan KL = 6 cm KM = 10 cm
rumah, taman,
ΔPQR PR = 5 cm dan PQ = 12 cm QR = 13 cm hingga piramida
yang masih dapat
Latihan 1: kamu lihat hingga
1. Hitunglah. kini.

a. 62 = .... c. 1, 52 = ....
b. 102 = .... d. 2, 42 = ....
2. Cari akar kuadrat dari:
a. 144 c. 5,76
b. 2,56 d. 900
3. Tentukanlah hipotenusa dan sisi siku-siku pada bangun datar berikut:
F E
A D

B C

PEMBUKTIAN DALIL
PHYTAGORAS
Kegiatan 2.1
1. Sediakan kertas karton, pensil, penggaris, lem, dan gunting.
2. Buatlah empat buah segitiga yang sama dengan panjang sisi alas a = 3 cm, sisi
tegak b = 4 cm, dan sisi miring c = 5 cm. Lalu guntinglah segitiga-segitiga itu.

11 |KONSEP PHYTAGORAS DAN


1. Buatlah sebuah persegi dengan panjang sisi yang sama dengan sisi miring segitiga,
yaitu c = 5 cm. Warnailah daerah persegi tersebut, lalu guntinglah.
2. Tempelkan persegi di karton dan atur posisi keempat segitiga sehingga sisi c
segitiga berimpit dengan setiap sisi persegi dan terbentuk sebuah persegi besar
dengan sisi (a + b). Lihat gambar berikut.
a b

c a
a b c
c
b

c
c b
a

b a

3. Isilah titik-titik untuk mencari hubungan antara a, b, dan c. Luas persegi besar =
luas persegi kecil + (4 × Luas segitiga)
(a + …)2 = (...)2 + [4 𝑥 …𝑥 𝑏
]
….

a2 + 2ab + b2 = (...)2 + ….
(...)2 + 2 · 3 · 4 + (...)2 = (...)2 + ….
(...)2 + …. + (...)2 = (...)2 + ….
(...)2 + (...)2 = (...)2
…. = ….
4. Ulangi langkah-langkah diatas untuk nilai a = 6, b = 8, dan c = 10. Setelah
melakukan kegiatan tersebut, apa yang dapat kamu ketahui tentang hubungan nilai
a, b, dan c?
Jika kamu perhatikan dengan cermat akan diperoleh hubungan c2 = a2 + b2,
dimana c adalah panjang sisi miring, a adalah panjang alas, dan b adalah tinggi. Dari
hubungan tersebut dapat dikatakan bahwa kuadrat panjang sisi miring segitiga siku-
siku sama dengan jumlah kuadrat sisi-sisi lainya. Inilah yang disebut teorema
Pythagoras.

12 |KONSEP PHYTAGORAS DAN


Rumus Teorema Pythagoras berbunyi: “Pada segitiga siku-siku, kuadrat sisi
terpanjang sama dengan jumlah kuadrat sisi-sisi penyikunya”.
Contoh:
Pengetahuan
Nyatakan Teorema Pythagoras yang berlaku pada segitiga berikut:
A S
r Dalil
Pythagoras
P T pertama kali
5 r ditemukan
3 q t oleh
Q p R s Pythagoras
yaitu seorang
B 4
C ahli
R matematika
bangsa Yunani
Penyelesaian : yang hidup
pada abad ke-6
Tabel berikut memperhatikan hubungan setiap segitiga dan Teorema Pythagoras Masehi (kira-
yang berlaku. kira pada
tahun 525
Nama Segitiga Teorema Pythagoras sebelum
∆ABC 52 = 32 + 42 Masehi)

∆PQR r2 = p2 + q2
∆RST t 2 = r2 + s2

Jika kita punya sebuah segitiga siku- siku dengan sisi a,b, dan c. Akan berlaku :

a2 + b2 = c2

Dalam teorema yang dikemukakan oleh Pythagoras, sisi c atau sisi miring disebut dengan hipotenusa.

Jika c kuadrat merupakan luasan persegi, maka berlaku luasan


persegi dari panjang sisi a + luasan persegi dari panjang sisi b =
luasan panjang dari sisi c.Luasan ini akan kita gunakan untuk
membuktikan rumus teorema Pythagoras, simak gambar dibawah ini.

12 |KONSEP PHYTAGORAS DAN


dengan melihat gambar sebelumnya maka :
Kegiatan 2.2
1. Sediakan kertas karton, pensil, penggaris, dan gunting.
2. Buatlah segitiga siku-siku dari kertas karton tersebut.
3. Beri nama segitiga siku-siku tersebut ∆ABC seperti pada gambar di bawah ini:
A

b c

C B
a
4. Diperoleh rumus teorema Pythagoras:
( ... )2 = ( ... )2 + ( ... )2
5. Berdasarkan teorema Pythagoras kita dapat menentukan sisi penyikunya.
6. Isilah titik-titik di bawah ini sesuai dengan teorema Pythagoras sehingga didapat
panjang sisi-sisi penyikunya.

 c2 = …. + ….  c = a 2  b2 , atau

 a2 = .... - b2  a = c2  b2 , atau

 b2 = …. - a2  b = c2  a2 .
7. Ulangi langkah-langkah diatas untk nilai a = 6, b = 8, dan c = 10. Setelah
melakukan kegiatan tersebut, apa yang dapat kamu ketahui tentang hubungan nilai

13 |KONSEP PHYTAGORAS DAN


a, b, dan c?
Jika kamu perhatikan dengan cermat akan di peroleh a2 = c2 – b2  a =

c2  b2 , atau b2 = c2 – a2  b = c2  a2 . a dan b merupakan sisi penyiku.


Berbagai hubungan yang ekuivalen tersebut sangat bermanfaat untuk
mencari panjang salah satu sisi suatu segitiga siku-siku apabila panjang sisi yang
lainnya telah diketahui.
Contoh A
Hitunglah Panjang setiap ruas garis pada gambar di samping
Penyelesaian:
1. ∆AOB siku-siku di O sehingga Ab2 = OA2 + OB2 = 42 + 12 = 17
Dengan demikian AB  17 satuan panjang
O B C D E F
2. ∆AOB siku-siku di O sehingga AC- = OA2 + OC2 = 42 + 33 + 32 = 25 Dengan

demikian. AC  25 5satuan panjang


3. ∆AOD siku-siku di O sehingga AD- = OA2 + OD2 = 42 + 52 = 41 dengan

demikian. AD  41 satuan panjang


4. ∆AOE siku-siku di O sehingga AE2 = OA2 + OE2 = 42 + 72 = 65 dengan
demikian. AE  65 satuan panjang
Latihan 2:
1. Misalnya sisi-sisi sebuah segitiga siku-siku adalah a, b dan c dengan c adalah sisi
miringnya. Tentukanlah panjang sisi yang belum diketahui pada soal-soal berikut.
a. a = 12 satuan panjang dan b = 20 satuan panjang
b. b = 5 satuan panjang dan c = 6 satuan panjang
c. b = 18 satuan panjang dan c = 27 satuan panjang
2. Gambarlah letak pasangan titik berikut datum koordinat Cartesius, kemudian, hitulah
jarak kedua titik tersebut.
a. A (1, 3) dan B (4, 7)
b. C (-3, 4) dan O (0, 0)

14 |KONSEP PHYTAGORAS DAN


3. Nyatakanlah Teorema Pythagoras yang berlaku pada segitiga-segitiga berikut.
A

B
E
C
D

15 |KONSEP PHYTAGORAS DAN


MENGGUNAKAN
DALIL PHYTAGORAS

Dengan menggunakan teorema Pythagoras, kita dapat menentukan


panjang salah satu sisi segitiga siku-siku jika diketahui dua sisi yang lainnya.
Selain itu, dalil ini dapat digunakan juga untuk menentukan jenis segitiga
dengan membandingkan kuadrat sisi miringnya dengan jumlah kuadrat sisi
siku-sikunya.

1. MENGHITUNG PANJANG SALAH SATU SISI


SEGITIGA SIKU-SIKU

Pada sebuah segitiga siku-siku, jika dua buah sisinya diketahui


maka salah satu sisinya dapat dicari dengan menggunakan dalil
Pythagoras. Perhatikan contoh berikut ini!

16 |KONSEP PHYTAGORAS DAN


Contoh:

Panjang sisi miring suatu segitiga siku-siku adalah 15 cm. Jika panjang
salah satu sisi siku-sikunya 9 cm, tentukan panjang sisi segitiga siku-
siku yang lainnya!

Penyelesaian:

BC2 = AB2 + AC2

AC2 = BC2 – AB2

= 152 – 92 = 225 – 81

= 144

AC = = 12 cm

Jadi, panjang sisi segitiga siku-siku yang lainnya (AC)=12 cm.

2. MENENTUKAN SUATU JENIS SEGITIGA JIKA


DIKETAHUI PANJANG SISI-SISINYA

Dalil Pythagoras dapat digunakan untuk menentukan jenis


segitiga jika diketahui panjang sisi-sisinya. Namun demikian,
sebelumnya akan dibahas terlebih dahulu mengenai kebalikan dari dalil
Pythagoras.

10 |KONSEP PHYTAGORAS DAN APLIKASINYA


a. Kebalikan Dalil Phytagoras

Pada bahasan sebelumnya telah dijelaskan bahwa kuadrat


miring (hypothenusa) atau sisi miring suatu segitiga siku-siku sama
dengan jumlah kuadrat panjang kedua sisinya. Dari pernyataan
tersebut kita peroleh kebalikan dari dalil Pythagoras, yaitu:

 Jika kuadrat sisi miring atau sisi terpanjang


sebuah segitiga sama dengan jumlah
kuadrat b panjang kedua sisinya, maka
segitiga tersebut merupakan segitiga siku-
siku, atau

 Jika pada suatu segitiga berlaku a2 = b2 + c2, maka segitiga ABC


tersebut merupakan segitiga siku-siku dengan besar salah satu
sudutnya 90o.

11 |KONSEP PHYTAGORAS DAN APLIKASINYA


Contoh :

Suatu segitiga ABC mempunyai panjang AB = 10 cm, BC = 24 cm,


dan AC = 26 cm. Tentukan apakah segitiga tersebut termasuk
segitiga siku-siku atau bukan!

Penyelesaian:

AB = 10, maka AB2 = 100

BC = 24, maka BC2 = 576

AC = 26, maka AC2 = 676

Berdasarkan uraian tersebut, diperoleh hubungan bahwa

676 = 100 + 576.

Sehingga AC2 = AB2 + BC2

Jadi segitiga ABC merupakan segitiga siku-siku

Menentukan Jenis Segitiga Jika Diketahui


b. Panjang Sisinya

Misalkan sisi terpanjang dari segitiga tersebut adalah c dan


panjang sisi yang lainnya adalah a dan b, maka berlaku hubungan
sebagai berikut.

 Jika kuadrat sisi terpanjang sama dengan jumlah kuadrat sisisisi

2 2
c2 =a + b
lainnya maka segitiga tersebut adalah segitiga siku-siku.

12 |KONSEP PHYTAGORAS DAN APLIKASINYA


 Jika kuadrat sisi terpanjang lebih besar dari jumlah kuadrat sisi-
sisi lainnya maka segitiga tersebut adalah segitiga tumpul.

c2>a2 + b2
 Jika kuadrat sisi terpanjang lebih kecil dari jumlah kuadrat sisi-
c2<a2 + b2
sisi lainnya maka segitiga tersebut adalah segitiga lancip.

c. Triple Phytagoras

Bilangan-bilangan 3, 4, dan 5 serta 6, 8, dan 10 merupakan


bilangan -bilangan yang memenuhi Dalil Pythagoras, yaitu 52 = 32
+ 42 dan 102 = 62 + 82. Bilangan-bilangan tersebut dapat dipandang
sebagai panjang sisi sebuah segitiga siku-siku. Bilangan-bilangan
yang memenuhi dalil Pythagoras seperti itu disebut tripel
Pythagoras. Jadi, tripel Pythagoras adalah bilangan bulat positif
yang kuadrat bilangan terbesarnya sama dengan jumlah kuadrat
bilangan yang lainnya.

Contoh :

Tentukan apakah bilangan {8, 10, 13}berikut termasuk tripel


Pythagoras atau bukan!

Penyelesaian:

⇔ 132 = 169

- 82 + 102 = 64 + 100 = 164

⇔ 132 ≠ 82 + 102

Jadi, {8, 10, 13} bukan bilangan tripel Pythagoras.

13 |KONSEP PHYTAGORAS DAN APLIKASINYA


3. MENGHITUNG PERBANDINGAN SISI-SISI
SEGITIGA KHUSUS

Segitiga siku-siku merupakan segitiga yang salah satu sudutnya


membentuk sudut 90o. Bagaimana menghitung perbandingan sisi-sisi
segitiga yang memiliki ciri khusus seperti segitiga sikusiku, sama kaki,
dan segitiga siku-siku yang salah satu sudutnya 30o? Perhatikan
penjelasan berikut ini!

a) Segitiga siku-siku sama kaki

Segitiga siku-siku sama kaki diperoleh


dengan cara membagi sebuah persegi melalui
diagonalnya menjadi dua bagian. Perhatikan
persegi ABCD yang panjang
sisinya a seperti pada gambar di
samping! Jika bangun persegi tersebut dibagi dua
melalui diagonal BD, maka akan diperoleh dua
buah segitiga siku-siku sama kaki yaitu ΔBAD
dan Ʀ BCD. Besar sudut ABD adalah 45o.

14 |KONSEP PHYTAGORAS DAN APLIKASINYA


Dengan menggunakan dalil Pythagoras kalian dapat
menentukan panjang sisi BD yang belum diketahui. Berdasarkan
dalil Pythagoras diperoleh hubungan sebagai berikut.

BD2 = AB2 + AD2

- BD2 = a2 + a2

- BD2 = 2a2

- BD = =a

Dengan demikian kita dapat membandingkan panjang sisisisi


segitiga siku-siku BAD sebagai berikut.

 AB : BD = a : a = 1:

 AD : BD = a : a = 1:

 AB : AD = a : a = 1 : 1

 AB : AD : BD = a : a : a =1:1:

15 |KONSEP PHYTAGORAS DAN APLIKASINYA


Contoh:

Diketahui segitiga ABC siku-siku di B dengan panjang sisi AC 6√2


cm. Jika ∠BAC = 45o, tentukan panjang sisi AB dan BC!

Penyelesaian:

AB :AC = 1 :

- AB = 6 × 1= 6

BC :AB = 1 : 1 maka BC = AB = 6 cm

Jadi, panjang AB = BC = 6 cm.

b) Segitiga siku-siku yang salah satu sudutnya 300

Segitiga siku-siku yang salah satu sudutnya memb entuk sudut


o
30 diperoleh dengan cara membagi sebuah segitiga sama sisi
menjadi dua bagian.

Jika kita membagi dua segitiga sama


sisi di samping menjadi dua bagian yang
sama besar maka akan diperoleh segitiga
BDC siku-siku di D dan segitiga ADC
siku-siku di D. Besar ∠DBC = 60o karena
segitiga ABC adalah segitiga sama sisi.
Besar ∠BCD = 30o.

16 |KONSEP PHYTAGORAS DAN APLIKASINYA


Dengan menggunakan dalil Pythagoras kalian dapat
menentukan panjang sisi CD yang belum diketahui. Berdasarkan
dalil Pythagoras diperoleh hubungan sebagai berikut.

BC2 = BD2 + CD2

- CD2 = BC2 – BD2

- CD2 = (2a)2 –a2

- CD2 = 4a2 –a2

- CD2 = 3a2

- CD=

- CD= a

Dengan demikian kita dapat membandingkan panjang sisi-sisi


segitiga siku-siku BDC sebagai berikut.

• BD : BC = a : 2a

=1:2

• CD : BC =a : 2a

= :2

• BD : CD =a:a

=1:

• BD : CD : BC = a : a : 2a

=1: :2

17 |KONSEP PHYTAGORAS DAN APLIKASINYA


Contoh

Diketahui segitiga ABC siku-siku di A dengan panjang sisi AB 4


cm. Jika ∠BCA = 30o, tentukan panjang sisi BC dan AC!

Penyelesaian:

AB : BC = 1 : 2

- BC= 4 × 2 = 8

AB : AC = 1 :

- AC = 4

Jadi, panjang sisi BC = 8 cm dan AC= 4 cm.

18 |KONSEP PHYTAGORAS DAN APLIKASINYA


4. MENENTUKAN PANJANG DIAGONAL SISI DAN
DIAGONAL RUANG KUBUS

Dalil Pythagoras dapat digunakan untuk mencari panjang


diagonal sisi atau diagonal ruang kubus dan balok. Hal ini
dikarenakan diagonal sisi dan diagonal
ruang merupakan sisi miring bagi sisi
bidangnya.

Pada kubus ABCD.EFGH rusuk EB


merupakan salah satu diagonal sisi pada
kubus dan rusuk HB merupakan salah satu
diagonal ruangnya. Jika panjang sisi
kubus ABCD.EFGH adalah a satuan panjang maka kita dapat
menentukan panjang rusuk EB dan HB.

Untuk menentukan panjang diagonal


sisi EB, perhatikan segitiga siku-siku ABE
pada kubus ABCD. EFGH. Berdasarkan
dalil Pythagorasdiperoleh hubungan
sebagai berikut.

EB2 = AB2 + AE2

- EB2 = a2 +a2

- EB2 = 2 a2

- EB = =a

Jadi, panjang diagonal sisi sebuah kubus yang panjang sisinya a


adalah a .

19 |KONSEP PHYTAGORAS DAN APLIKASINYA


Untuk menentukan panjang diagonal ruang HB, perhatikan
segitiga BDH yang siku-siku di D. Karena rusuk BD merupakan
diagonal sisi kubus ABCD.EFGH, maka panjangnya adalah a
.Dengan menggunakan dalil Pythagoras diperoleh hubungan
berikut.

HB2= DB2 + DH2

- HB2 = (a )2 + a 2

- HB2 = 2a2 + a2

- HB2 = 3a2

- HB = =a

Jadi, panjang diagonal ruang sebuah kubus yang panjang sisinya


a satuan adalah a

20 |KONSEP PHYTAGORAS DAN APLIKASINYA


APLIKASI DALIL
PHYTAGORAS
DALAM KEHIDUPAN
SEHARI-HARI

Pada bagian sebelumnya kita telah mempelajari bagaimana


menggunakan dalil Pythagoras untuk menentukan jenis segitiga dan
panjang diagonal ruang serta diagonal sisi sebuah kubus. Setelah itu, kita
gunakan dalil Pythagoras untuk menyelesaikan permasalahan di
kehidupan sehari-hari. Di bawah ini adalah beberapa aplikasi yang
menggunakan teorema pythagoras dalam kehidupan sehari-hari.

 Lapangan Baseball

Pada sebuah lapangan baseball,


terdapat tiga buah base dan sebuah
home plate. Jarak antara tiap base dan
home plate adalah 90 feet ( setara
dengan 27.432 m) dan membentuk
sudut siku-siku.

Menggunakan teorema
pythagoras, kita dapat memecahkan
persoalan berikut; "Berapa jauh orang pada base ke dua untuk
membuat pelari lawan keluar sebelum dia memasuki home plate?".

21 |KONSEP PHYTAGORAS DAN APLIKASINYA


Perhatikan gambar di bawah ini.

Jika c adalah jarak dari


base 2 ke home plate
maka,

Jadi orang pada base 2 harus melempar sejauh 127 feet.

 Tinggi Sebuah Gedung

Tangga adalah salah satu peralatan penting bagi ornag-orang yang


bekerja di dunia konstruksi. Orang-orang di dunia konstruksi ini
menggunakan aplikasi teorema pythagoras untuk menyelesaikan
masalah-masalah dalam dunia kerja mereka.

Contoh :

Tinggi sebuah jendela lantai 2 pada


sebuah gedung kira-kira 8 meter. Di
depan gedung tersebut ada sebuah
taman dengan lebar 6 m. Berapa
panjang tangga minimum yang
dibutuhkan agar kaki-kaki tangga
tidak merusak taman tersebut?

Perhatikan sketsa di bawah ini.

Jika panjang tangga dianggap


sebagai x

22 |KONSEP PHYTAGORAS DAN APLIKASINYA


maka:

Maka panjang tangga minimum adalah 10 m.

 Ketinggian Layang-layang
Seorang anak menaikkan layang-layang dengan benang yang panjangnya
250 meter. Jarak anak di tanah dengan titik yang tepat berada di bawah
layang-layang adalah 70 meter. Hitunglah ketinggian layang-layang
tersebut.

Penyelesaian:
Jika digambarkan sketsanya, akan tampak seperti gambar di bawah ini.

Di mana AB merupakan jarak anak di tanah dengan titik yang tepat berada
di bawah layang-layang dan AC merupakan panjang benang. Tinggi
langyang-layang dapat dicari dengan teorema Pythagoras yakni:
BC = √(AC2 – AB2)
BC = √(2502 – 702)
BC = √(62500 – 4900)
BC = √57600
BC = 240 m
Jadi, ketinggian layang-layang tersebut adalah 240 m
23 |KONSEP PHYTAGORAS DAN APLIKASINYA
 Panjang Tangga Minimal
Seorang anak akan mengambil sebuah layang-layang yang tersangkut di
atas sebuah tembok yang berbatasan langsung dengan sebuah kali. Anak
tersebut ingin menggunakan sebuah tangga untuk mengambil layang-
layang tersebut dengan cara meletakan kaki tangga di pinggir kali. Jika
lebar kali tersebut 5 meter dan tinggi tembok 12 meter, hitunglah panjang
tangga minimal yang diperlukan agar ujung tangga bertemu dengan
bagian atas tembok.

Penyelesaian:
Jika digambarkan sketsanya, akan tampak seperti gambar di bawah ini.

Di mana XY merupakan jarak kaki tangga dengan bawah tembok (lebar


kali) dan YZ merupakan tinggi tembok, maka panjang tangga (XZ) dapat
dicari dengan teorema Pythagoras yakni:
XZ = √(XY2 + YZ2)
XZ = √(52 + 122)
XZ = √(25 + 144)
XZ = √169
XZ = 13 m
Jadi, panjang tangga minimal yang diperlukan agar ujung tangga bertemu
dengan bagian atas tembok adalah 13 m.

24 |KONSEP PHYTAGORAS DAN APLIKASINYA


 Panjang kawat penghubung antar tiang
Dua buah tiang berdampingan berjarak 24 m. Jika tinggi tiang masing-
masing adalah 22 m dan 12 m, hitunglah panjang kawat penghubung
antara ujung tiang tersebut.

Penyelesaian:
Jika digambarkan sketsanya, akan tampak seperti gambar di bawah ini.

Di mana AB merupakan tinggi tiang pertama, CE meruapakan tinggi tiang


kedua dan AE merupakan panjang kawat penghubung antara ujung tiang
pertama dengan tiang kedua, maka panjang kawat (AE) dapat dicari
dengan teorema Pythagoras. Akan tetapi harus dicari terlebih dahulu
panjang DE yakni:
DE = CE – AB
DE = 22 m – 12 m
DE = 10 m

Dengan menggunakan teorema Pythagoras, maka panjang AE yakni:


AE = √(AD2 + DE2)
AE = √(242 + 102)
AE = √(576 + 100)
AE = √676
AE = 26 m
Jadi, panjang kawat penghubung antara ujung tiang pertama dengan tiang
kedua adalah 26 m.

25 |KONSEP PHYTAGORAS DAN APLIKASINYA


 Biaya Kawat Penyangga
Sebuah tiang bendera akan di isi kawat penyangga agar tidak roboh seperti
gambar di bawah ini.

Sumber gambar: www.cirebonradio.com

Jika jarak kaki tiang dengan kaki kawat penyangga adalah 8 m, jarak kaki
tiang dengan ujung kawat penyangga pertama 6 m dan jarak kawat
penyangga pertama dengan kawat penyangga kedua adalah 9 m. Hitunglah
panjang total kawat yang diperlukan dan hitunglah biaya yang diperlukan
jika harga kawat Rp 25.000 per meter!

Penyelesaian:
Dari gambar di atas, dapat kita lihat :
AB merupakan tinggi ujung kawat penyangga pertama dengan ujung kawat
penyangga kedua, BD meruapakan tinggi ujung kawat penyangga pertama
dengan tanah, CD merupakan jarak kaki tiang dengan kaki kawat
penyangga, BD merupakan panjang kawat penyangga pertama dan AD
merupakan panjang kawat penyangga kedua, maka panjang kawat
penyangga total dapat dicari dengan teorema Pythagoras. Akan tetapi
harus dicari terlebih dahulu panjang BD dan AD yakni:

BD = √(BC2 + CD2)
BD = √(62 + 82)
BD = √(36 + 64)

26 |KONSEP PHYTAGORAS DAN APLIKASINYA


BD = √100
BD = 10 m
Jadi, panjang kawat penyangga pertama adalah 10 m.

AD = √(AC2 + CD2)
AD = √(152 + 82)
AD = √(225 + 64)
AD = √289
AD = 17 m
Jadi, panjang kawat penyangga kedua adalah 17 m.

Panjang kawat penyangga total yakni:


Panjang kawat = BD + AD
Panjang kawat = 10 m + 17 m
Panjang kawat = 27 m
Jadi, panjang total kawat yang diperlukan adalah 27 m

Biaya yang dibutuhkan yakni:


Biaya = Panjang kawat x harga kawat
Biaya = 27 m x Rp 25.000/m
Biaya = Rp 675.000
Jadi, biaya yang diperlukan untuk membuat kawat penyangga tersebut
adalah Rp 675.000,00

27 |KONSEP PHYTAGORAS DAN APLIKASINYA


LATIHAN SOAL

1) Dengan menggunakan teorema Pythagoras, tentukan nilai x pada


segitiga siku-siku berikut!

a.

b.

2) Tentukan jenis segitiga yang memiliki ukuran sebagai berikut.

a. 3 cm, 4 cm, 5 cm

b. 5 cm, 12 cm, 13 cm

c. 10 cm, 12 cm, 16 cm

3) Sebidang tanah memiliki bentuk persegi dengan panjang sisi 8 meter.


Tentukan:

a. Luas Tanah,

b. Keliling Tanah,

c. Panjang Diagonal Tanah.

28 |KONSEP PHYTAGORAS DAN APLIKASINYA


4) Perhatikan segitiga siku-siku ABC pada gambar berikut. Agar
memenuhi teorema Pythagoras, tentukan:

a. nilai x,

b. panjangAB.

c. panjangBC.

5) Sebuah televisi memiliki lebar layar 15 cm dan tinggi layar 8 cm.


Tentukanlah :

a. panjang diagonal layar televisi tersebut,

b. keliling layar televisi tersebut,

c. luas layar televisi tersebut.

29 |KONSEP PHYTAGORAS DAN APLIKASINYA


DAFTAR PUSTAKA

Wahyuni, Tri dan Dewi Nuharini. 2008. Metematika Konsep


dan Aplikasinya Untuk Kelas VII SMP dan MTs. Jakarta :
Depdiknas

Nugroho, Heru. 2009. Matematika SMP dan MTs Kelas VIII.


Jakarta : Depdiknas

Avianti, Nuniek. 2007. Mudah Belajar Matematika Untuk


Kelas VIII SMP/Madrasah Tsanawiyah. Jakarta : Depdiknas

Bigelow, Paul and Graema Stone. 1996. New Couse


Mathematics Year 9 Advanced. Victoria: Macmillan Education
Australia PTY LTD.

Bin, Oh Teik. 2003. The Essential Guide to Science and


Mathematics in English. Selangor: Shinano Publishing House.

Farlow, Stanley J. 1994. Finite Mathematics and its


Application.Singapore: McGraw-Hill Book Co.

Negoro.ST dan B. Harahap.1998. Ensiklopedia Matematika.


Jakarta: Ghalia Indonesia.

Nightingale, Paul. 2001. Vic Maths 6. Australia: Nightingale


Press

30 |KONSEP PHYTAGORAS DAN APLIKASINYA

Anda mungkin juga menyukai