Anda di halaman 1dari 6

UJIAN AKHIR SEMESTER

GENETIKA MOLEKULER

Dosen Pengampu: Dr. A. Faridah Arsal, S.Si., M.Si.

Disusun Oleh:

Muhammad Isrul
200107500006
Pendidikan Biologi B

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2023
➢ Arahan Kerja
Berikut dua nomor soal bertipe Hots untuk mengukur penguasaan materi secara
keseluruhan. Disimak dan dipahami sebelum mulai mengerjakannya.
1. Tubuh secara psikologi, fisiologi, hingga molekuler segera memberikan reaksi
terhadap berbagai pengalaman yang kita alami dalam keseharian. Reaksi molekuler
yang diberikan yakni dengan mensintesis protein-protein tertentu. Buat rancangan
proses molekuler yang terjadi jika Saya mengalami pengalaman
menegangkan/menakutkan. (tentukan untuk satu jenis protein saja).
2. Manakah pernyataan yang benar “Gen dapat diubah oleh pengaruh lingkungan”
atau “Kerja gen dipengaruhi oleh lingkungan”. Jabarkan secara ilmiah pilihan
Saya!
Jawab
1. Respon tubuh terhadap rasa takut, saat tegang dan stress merupakan salah satu fungsi
amigdala yang paling terkenal adalah sebagai pengatur respon terhadap ancaman (fight-
or-flight response). Respons ini membantu seseorang bertindak dalam situasi yang
mengancam atau penuh tekanan (stres). Saat seseorang berada dalam situasi yang
mengancam atau penuh tekanan, amygdala mengirimkan informasi ke bagian lain dari
otak untuk mempersiapkan tubuh dalam menghadapi ancaman tersebut. Respons ini
bisa berupa perlawanan (fight) atau menjauh dari ancaman tersebut (flight). Pada fight-
or-flight response ini, amigdala juga memberi tahu hipotalamus untuk melepaskan
hormon kortisol dan adrenalin. Pelepasan hormon ini memengaruhi fungsi fisiologis
lain yang terkait dengan sistem saraf otonom (tak sadar), seperti pernapasan, tekanan
darah, dan detak jantung. Inilah mengapa saat seseorang merasa takut, stres, atau
terancam akan mengalami kenaikan tekanan darah dan detak jantung. Pada saat yang
sama pun mulai bernapas lebih cepat atau tersengal- sengal.
Hormon adrenalin adalah bahan kimia berbasis protein yang disekresikan oleh
sel-sel kelenjar endokrin pada sistem saraf pusat, hormon adrenalin yang dihasilkan
tubuh saat menghadapi situasi berbahaya atau ketika sedang stres. Dalam jumlah yang
seimbang, hormon ini memiliki peran penting untuk menjaga fungsi berbagai organ
tubuh. Namun, kekurangan maupun kelebihan hormon adrenalin justru bisa
membahayakan kesehatan. Hormon adrenalin, atau yang kadang disebut juga dengan
epinefrin, merupakan hormon yang diproduksi oleh kelenjar adrenal dan otak. Tubuh
melepaskan hormon ini saat merasa stres, tertekan, takut, senang, atau berada dalam
situasi yang menegangkan dan berbahaya. Salah satu protein yang berperan dalam
proses sekresi hormon dalam tubuh adalah Protein Kinase A (PKA). PKA memiliki
peran krusial dalam respons tubuh terhadap berbagai pengalaman sehari-hari secara
psikologi, fisiologi, dan molekuler.
PKA adalah enzim yang terlibat dalam pengaturan berbagai jalur sinyal
intraseluler dan proses biologis di dalam tubuh manusia. Dalam konteks pengalaman
sehari-hari, ketika kita menghadapi situasi yang menimbulkan stres, tegang, takut,
merinding, perubahan lingkungan, atau bahkan emosi yang kuat, tubuh kita merespons
dengan melepaskan hormon stres, seperti adrenalin dan kortisol. Hormon-hormon ini
mempengaruhi reseptor di permukaan sel, memicu aktivasi jalur sinyal yang terkait
dengan PKA. PKA berperan penting dalam berbagai aspek respons tubuh terhadap
pengalaman sehari-hari. Secara psikologi, reaksi molekuler yang melibatkan PKA
dapat memengaruhi suasana hati, respon emosi, dan fungsi kognitif.
Secara fisiologi, PKA dapat mempengaruhi denyut jantung, tekanan darah, dan
tingkat energi tubuh. Secara molekuler, PKA berperan dalam mengatur berbagai jalur
sinyal intraseluler dan mengubah aktivitas protein-protein target yang terlibat dalam
proses biologis. Dengan demikian, protein kinase A (PKA) merupakan elemen penting
dalam mekanisme respons tubuh terhadap pengalaman sehari-hari. Melalui regulasi
ekspresigen dan fosforilasi protein-protein target, PKA memainkan peran kunci dalam
mengatur respons psikologis, fisiologis, dan molekuler terhadap berbagai stimulus yang
kita. Reaksi molekuler yang terjadi melalui aktivasi protein kinase A (PKA) melibatkan
sintesis protein-protein tertentu sebagai respons terhadap berbagai stimulus. PKA
merupakan enzim kinases yang dapat memfosforilasi protein-protein target yang
terlibat dalam berbagai jalur sinyal dan proses biologis dalam tubuh. Respons
molekuler berawal dengan peningkatan konsentrasi siklik adenil monofosfat (cAMP)
di dalam sel. Hormon stres merangsang enzim adenilat siklase, yang bertanggung jawab
untuk mengubah ATP (adenosin trifosfat) menjadi cAMP. Peningkatan cAMP
mengaktifkan PKA dengan mengikat subunit regulatorinya dan melepaskan subunit
katalitikanya. Setelah diaktifkan, subunit katalitik PKA bermigrasi ke situs target di
dalam sel dan mulai fosforilasi protein-protein tertentu. Proses fosforilasi ini
melibatkan transfer gugus fosfat ke protein target, mengubah aktivitas atau fungsi
protein tersebut.
PKA dapat mempengaruhi faktor transkripsi, enzim, reseptor, dan protein
lainnya yang terlibat dalam berbagai jalur sinyal dan proses biologis dalam tubuh.
Konsep genetika molekuler, regulasi PKA terjadi melalui mekanisme transkripsi gen.
Misalnya, PKA dapat fosforilasi faktor transkripsi CREB (cAMP response element-
binding protein) yang mengikat elemen respon cAMP (CRE) pada daerah promotor
gen. Interaksi ini akan mempengaruhi aktivitas transkripsi gen terkait dan
menghasilkan sintesis protein yang diperlukan dalam respons terhadap pengalaman
sehari-hari.
Ketika PKA diaktifkan, subunit katalitik PKA berpindah ke situs target di dalam
sel dan mulai memfosforilasi protein-protein tertentu. Fosforilasi ini melibatkan
transfer gugus fosfat ke residu asam amino tertentu pada protein target, mengubah
aktivitas atau fungsi protein tersebut. Protein-protein yang disintesis sebagai respons
terhadap aktivasi PKA dapat bervariasi tergantung pada konteks dan stimulus yang
terlibat. Sebagai contoh, PKA dapat memfosforilasi faktor transkripsi seperti CREB
(cAMP response element-binding protein). Fosforilasi CREB oleh PKA mengaktifkan
aktivitas transkripsi dan mempengaruhi ekspresi gen yang diatur oleh CREB. Selain
itu, PKA juga dapat memfosforilasi enzim-enzim tertentu yang terlibat dalam jalur
sinyal intraseluler, mengubah aktivitas katalitik mereka.
Misalnya, PKA dapat memfosforilasi enzim fosfolamban dalam jantung, yang
mengatur kontraksi otot jantung. Fosforilasi oleh PKA meningkatkan aktivitas
fosfolamban, mempengaruhi ketersediaan ion kalsium (Ca2+) dan mengatur kontraksi
otot jantung. Respons sintesis protein yang diinduksi oleh PKA juga dapat
mempengaruhi proses biologis lainnya. Misalnya, PKA dapat mempengaruhi
metabolisme energi dengan memfosforilasi protein-protein yang terlibat dalam
pengaturan glikogen dan metabolisme lipid. PKA juga dapat mempengaruhi
pemeliharaan homeostasis dan proliferasi sel melalui fosforilasi protein-protein yang
terlibat dalam jalur sinyal seluler. Dalam konteks genetika molekuler, PKA juga dapat
mempengaruhi ekspresi gen dengan memfosforilasi faktor transkripsi atau mengatur
aktivitas faktor transkripsi lainnya. Melalui modulasi aktivitas faktor transkripsi, PKA
dapat mempengaruhi sintesis protein tertentu dan mengubah respons seluler terhadap
berbagai stimulus. Secara keseluruhan, reaksi molekuler yang melibatkan protein
kinase A (PKA) meliputi sintesis protein-protein tertentu sebagai respons terhadap
aktivasi PKA. PKA memfosforilasi protein-protein target yang terlibat dalam jalur
sinyal intraseluler dan proses biologis dalam tubuh, mempengaruhi fungsi seluler,
metabolisme, dan ekspresi gen. Respons ini berperan penting dalam adaptasi tubuh
terhadap berbagai stimulus dan pengalaman sehari-hari.

2. Pernyataan yang benar adalah “Kerja gen dipengaruhi oleh lingkungan” hal ini
dikarenakan adanya pengaruh lingkungan dapat memodulasi aktivitas gen melalui
berbagai mekanisme epigenetik dalam bidang genetika molekuler. Genetika molekuler
menerangkan bahwa ekspresi gen dapat dipengaruhi oleh faktor lingkungan selain dari gen
itu sendiri dan pikiran. Salah satu mekanisme utama adalah modifikasi epigenetik, yang
mengacu pada perubahan pada struktur kromatin yang dapat mempengaruhi aksesibilitas
gen dan aktivitas transkripsi. Salah satu contoh modifikasi epigenetik yang signifikan
adalah modifikasi kimia pada histon, yaitu protein yang membungkus DNA dalam
kromosom. Modifikasi seperti metilasi atau asetilasi histon dapat mempengaruhi
pemadatan kromatin dan kemampuan faktor transkripsi untuk mengakses wilayah gen.
Dengan demikian, lingkungan dapat mempengaruhi modifikasi histon yang selanjutnya
memodulasi ekspresi gen yang terkait. Selain itu, lingkungan juga dapat mempengaruhi
modifikasi pada DNA itu sendiri, seperti metilasi DNA. Modifikasi metilasi DNA dapat
terjadi pada wilayah pengaturan gen (promotor) dan mempengaruhi kemampuan faktor
transkripsi untuk berinteraksi dengan DNA. Pola metilasi DNA dapat berubah sebagai
respons terhadap faktor lingkungan, seperti diet, paparan bahan kimia, dan stres. Pada tahap
transkripsi juga sering dipengaruhi oleh lingkungan misal pengaktifan represor dan
promotor dalam produksi protein tertentu. Adanya pengaruh lingkungan juga dapat
melibatkan sinyal dan molekul eksternal yang berinteraksi dengan reseptor pada sel,
menginisiasi jalur sinyal yang pada akhirnya mempengaruhi aktivitas gen. Contohnya
adalah pengaruh hormon atau faktor pertumbuhan yang dapat mengaktifkan jalur sinyal
dan faktor transkripsi tertentu yang memodulasi ekspresi gen. Selain itu, lingkungan juga
dapat mempengaruhi ekspresi gen melalui pengaturan struktur kromosom secara spasial.
Lingkungan dapat mempengaruhi penataan fisik kromatin dalam inti sel, yang pada
gilirannya dapat mempengaruhi interaksi antara gen dan faktor transkripsi yang terlibat
dalam regulasi ekspresi gen. Peran lingkungan dalam mempengaruhi kerja gen juga dapat
terjadi melalui pengaruh struktur fisik kromosom dalam inti sel. Lingkungan dapat
mempengaruhi pengaturan fisik kromosom, yang dapat memengaruhi interaksi antara gen
dan faktor transkripsi yang terlibat dalam regulasi ekspresi gen. Dalam kesimpulannya,
kerja gen dipengaruhi oleh lingkungan melalui berbagai mekanisme epigenetik dalam
genetika molekuler. Modifikasi histon, modifikasi DNA, sinyal eksternal, pengaturan fisik
kromosom, dan interaksi langsung dengan gen merupakan beberapa cara di mana
lingkungan dapat mempengaruhi ekspresi gen. Pemahaman ini memberikan wawasan
tentang bagaimana lingkungan dapat berperan dalam regulasi gen dan memengaruhi variasi
fenotipik dalam populasi. Lingkungan juga berperan serta dalam proses sintesis protein
yang mengatur regulasi tubuh, untuk memproduksi protein-protein dalam bentuk hormon,
enzim, antibodi, transport, pengikat yang disintesis oleh tubuh sesuai kebutuhan tubuh itu
sendiri dalam menyesuaikan dengan kondisi lingkungan yang ada.

Anda mungkin juga menyukai