Anda di halaman 1dari 2

Saya mengambil contoh kasus KKN (Kolusi, Korupsi, Nepotisme) yang sedang menjadi

perhatian saat ini karena berdampak terhadap integrasi Nasional.

Nama Kasus :

Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan reformasi Birokrasi menyebut bahwa ada
KKN dalam rekrutmen Tenaga Honorer
https://nasional.kontan.co.id/news/menpan-rb-sebut-ada-kkn-dalam-rekrutmen-tenaga-
honorer

Latar Belakang :

Menpan-RB Abdullah Azwar Anas menyebutkan, masih ada Korupsi, Kolusi dan
Nepotisme (KKN) dalam rekrutmen tenaga honorer atau non-aparatur sipil negara
(ASN). Hal itu menjadi masalah untuk reformasi birokrasi karena di satu sisi, kita
berharap birokrasi berkelas dunia, profesional, kompeten, harmonis, loyal, dan adaptif.
Tetapi, ada KKN di dalam rekrutmen honorer/non-ASN, istilahnya masih ada ASDP
(Anak, Saudara Dan Ponakan) di beberapa tempat. Walaupun di banyak daerah, ada
juga honorer yang hebat membantu pekerjaan inti.

Saat ini, masih ada 102 Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah yang belum


mengirimkan surat pertanggungjawaban mutlak yang berisikan data jumlah tenaga
honorer kepada KemenPAN-RB.

Dalam Pasal 8 PP Nomor 48/2005 tentang Pengangkatan Tenaga Honorer Menjadi


Calon Pegawai Negeri Sipil, secara jelas telah dilarang untuk merekrut tenaga honorer.
Ketentuan honorer dihapus ini juga termaktub dalam Pasal 96 PP No. 49/2018 tentang
Manajemen PPPK. Sehingga setelah honorer dihapus, status pegawai pemerintah
mulai 2023 hanya akan ada 2 (dua) jenis, yakni Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) yang kemudian disebut Aparatur
Sipil Negara (ASN). Instansi pemerintah tetap bisa merekrut pegawai tetapi dengan
skema outsourcing atau alih daya sehingga dalam proses perekrutannya bebas KKN.

Dampak Yang Dapat Ditimbulkan :

Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) dapat menimbulkan masalah seperti:


a. Penyalahgunaan kekuasaan
b. Terjadinya kesenjangan sosial dalam masyarakat.
c. Hilangnya kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah
d. Terhambatnya kemajuan Reformasi Birokrasi
Solusi Dari Kasus :

a. Setiap Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah harus mengikuti aturan yang


telah ditetapkan oleh Pemerintah, yaitu Pasal 8 PP Nomor 48/2005 tentang
Pengangkatan Tenaga Honorer Menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil dan Pasal 96
PP No. 49/2018 tentang Manajemen PPPK.
b. Setiap Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah harus melaporkan jumlah tenaga
honorer di Instansinya kepada KemenPAN-RB untuk dilakukan pendataan.
c. Setiap Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah merekrut pegawai tetapi dengan
skema outsourcing atau alih daya sehingga dalam proses perekrutannya bebas
KKN.

Upaya Yang Dapat Dilakukan Pemerintah :

a. Melaksanakan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan


Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme.
b. Memperkuat sarana serta prasarana hukum.
c. Melakukan penyempurnaan pada kelembagaan penegak hukum.
d. Pemberdayaan peran masyarakat.
e. Peningkatan pada pelayanan masyarakat.
f. Melakukan peningkatan kesejahteraan bagi ASN.

Anda mungkin juga menyukai