10 - Anisa Rara Berliana - Ayam Broiler
10 - Anisa Rara Berliana - Ayam Broiler
Disusun Oleh :
SEMESTER III
JURUSAN GIZI
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan
rahmatnya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu tanpa ada halangan yang
berarti dan sesuai dengan harapan.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada ibu Arintina Rahayuni, STP, M.Pd, MTP.
sebagai dosen pengampu mata kuliah Inovasi Pangan Olahan yang telah membantu
memberikan arahan dan pemahaman dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak Kekurangan
karena keterbatasan kami. Maka dari itu penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran untuk
menyempurnakan makalah ini. Semoga apa yang ditulis dapat bermanfaat bagi semua pihak
yang membutuhkan.
PENDAHULUAN
Daging ayam merupakan jenis protein yang menyumbang sebagian besar pemenuhan
lauk pauk di Indonesia. Daging ayam mudah didapatkan dan pengolahannya pun tidak susah.
Daging ayam pedaging atau Broiler merupakan ayam jantan atau betina yang umumnya
dipanen pada usia 4-5 minggu dengan tujuan sebagai penghasil daging. Ayam broiler biasa
dipasarkan dalam bentuk karkas. Karkas adalah bagian tubuh ayam setelah dilakukan
penyembelihan secara halal, pengeluaran darah, pencabutan bulu dan pengeluaran jeroan, tanpa
kepala, leher, dan kaki (SNI 2009). Karkas daging ayam secara komersil dapat dijual dalam
bentuk utuh maupun potongan. Dalam penelitian, tidak ada perbedaan presentase karkas jumlah
karkas edible baik daging maupun tulang antara ayam jantan dan betina. Adapun kualitas
daging ayam ditentukan dari kadar pH, Daya Serap Air, Uji organoleptik yang menunjukkan
hasil normal sesuai standar mutu. Selain itu banyak terjadi kasus peternakan dengan metode
gelonggong agar mendapatkan hasil timbang yang berat. Cara mengetahuinya adalah dengan
menhitung kadar susut masak.
I.III Tujuan
PEMBAHASAN
➢ Kerusakan Fisiologis
Kerusakan yang ditinjau dari uji organoleptik yang hasilnya menyimpang dari
keadaan normal sesuai standar mutu, meliputi warna, tekstur, dan aroma. Daging ayam
yang sudah rusak akan menimbulkan warna yang menggelap dan pucat, bau anyir
hampir busuk, dan tekstur yang mudah hancur apabila ditekan.
➢ Kerusakan Akibat Bahan Tambahan Pangan
Adapun kerusakan ini diakibatkan adanya penambahan zat kimia berbahaya
yang dapat menimbulkan efek samping yang berbahaya, diantaranya boraks dan
formalin yang umumnya ditemukan sebagai bahan tambahan untuk mengawetkan
daging ayam.
➢ Kerusakan Akibat Gelonggong
Banyak terjadi pada peternakan yang ingin mendapatkan hasil timbang yang
berat dengan meminumkan banyak air sebelum disembelih. Akibatnya daging ayam
akan lembab karena mengandung banyak air dan mengalami kadar susut lebih dari 40%.
Tidak ditemukan ciri spesifik apakah bahan mengandung bahan tambahan pangan yang
berbahaya atau tidak.
Dinilai menggunakan perhitungan kasar susut, daging ayam dipanggang atau dioven selama 10
menit tanpa tambahan minyak atau lemak.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Bahan sampel ayam broiler telah mengalami kerusakan dan tidak sesuai dengan SNI
untuk dikonsumsi, kerusakan bahan lebih mengarah pada kerusakan fisiologis yang diketahui
dengan metode uji organoleptik, sehingga terbukti tidak termasuk daging ayam yang rusak
akibat gelonggong ataupun BTP (Bahan Tambahan Pangan) yang berbahaya.
DAFTAR PUSTAKA
N. Ulupi, dkk,. (2018). Karakteristik Karkas dan Non Karkas Ayam Broiler Jantan dan Betina
pada Umur Pemotongan 30 Hari. Jurnal Ilmu Produksi dan Teknologi Hasil
Peternakan. ISSN 2303-2227.Vol. 06 No. 1. IPB. Bogor.
Afrianti, M,. Dkk,. (2013). Total Bakteri, PH, dan Kadar Air DagingAyam Broiler Setelah
Direndam Dengan Ekstrak Daun Senduduk (Melastoma malabathrium L.) Selama
Masa Simpan. Jurnal Pangan dan Gizi Vol. 04 No. 07. UNIMUS. Semarang.
Dewan Standarisasi Nasional (DSN). Karkas Ayam Pedaging. Standar Nasional Indonesia,
SNI 01-3924-1995