Anda di halaman 1dari 16

31

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Di dalam penelitian yang dilakukan harus dapat menyajikan data yang

diperoleh baik metode observasi, kuissioner, maupun dokumentasi. Menurut

Sugiyono (2013;148) menyatakan bahwa statistika inferensial adalah teknik

statistik yang digunakan untuk menganalisis data sampel dan hasilnya

diberlakukan untuk populasi. Berdasarkan pendapat tersebut maka penelitian ini

menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis data statistik deskriptif.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 3 Satu Atap Pinangsori,

Kecamatan Pinangsori, Kabupaten Tapanuli Tengah.Adapun alasan peneliti

memilih tempat ini adalah karena peneliti melihat ada masalah yaitu tentang

penerapan model mengajar guru PAK terhadap hasil belajar siswa.Penelitian ini

dilaksanakan pada bulan Desember 2020.

3.3 Populasi

Menurut Sugiyono (2013:80)“populasi adalah wilayah generalisasi yang

terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.”

Sejalan dengan itu menurut Arikunto (2002;112): “populasi adalah

keseluruhan subjek penelitian. Apabila subjek kurang dari 100, lebih baik diambil

semua sehingga penelitiaanya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya, jika

jumlah subjeknya lebih dari 100 dapat diambil 10-15% atau 20-25% atau lebih.”

31
32

Dari pendapat para ahli di atas, maka peneliti menyimpulkan bahwa

populasi adalah istilah untuk menunjukkan jumlah keseluruhan objek/subjek

(sasaran) yang akan diteliti dan digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan

data. Objek penelitian yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah 72 orang

karena subjek dalam penelitian ini kurang dari 100, maka subjeknya diambil

semua sehingga penelitian ini disebut sebagai penelitian populasi.

Tabel 3.1
Rekapitulasi Siswa Kelas VIII SMP N 3 Satu Atap Pinangsori
Tahun Pembelajaran 2020/2021

NO KELAS JUMLAH SISWA (ORANG

1. VIII A 21

2. VIII B 26

3. VIII C 25

JUMLAH 72 ORANG

Sumber : Tata Usaha SMP N 3 Satu Atap Pinangsori Tahun


Pembelajaran 2020/2021

3.4 Defenisi Operasional

Dalam penelitian ini ada dua variabel yang berhubungan yaitu :

1. Variabel Bebas (X), yaitu Model Pembelajaran Number Head Together

Model pembelajaran Number Head Together atau penomoran berpikir

bersama adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif mengacu pada belajar

kelompok siswa yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dalam

menyatukan persepsi/pikiran siswa terhadap pertanyaan yang dilontarkan atau

diajukan guru sehingga mendorong siswa untuk meningkatkan hasil belajar

menjadi lebih baik dengan indikator: persiapan, pembentukan kelompok,


33

kelompok harus memiliki buku paket/buku panduan, diskusi masalah, memanggil

nomor anggota atau pemberian jawaban, dan memberikan simpulan.

2. Variabel Terikat (Y) yaitu Hasil Belajar Siswa

Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan yang

dimiliki siswa diperoleh setelah mengikuti kegiatan belajar Pendidikan Agama

Kristen yang ditentukan dengan mencakup kecepatan belajar, tipe prestasi yang

diperoleh. Adapun indikator hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini

adalah tingkat keberhasilan yang dicapai siswa dalam menguasai materi pelajaran

Pendidian Agama Kristen melalui Test hasil belajar Pendidikan Agama Kristen

yang disusun berdasarkan satu RPP.

3.5 Instrumen Penilaian

3.5.1 Jenis Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis instrumen sebagai

berikut:

a. Angket tertutup

Untuk memperoleh data tentang penerapan model pembelajaran Number

Head Together (X) penulis menggunakan jenis angket tertutup (Quesioner)

dengan membuat pertanyaan secara tertulis yang dilengkapi dengan jawaban yang

telah disediakan yang terdiri dari 4 opsi yaitu a, b, c, d, dimana responden atau

siswa tinggal memilih jawaban yang dianggap paling tepat. Penulis menyusun

instrumen penelitian jenis angket sebanyak 26 item.

b. Tes Soal

Untuk memperoleh data tentang hasil belajar siswa (Y) penulis

menggunakan tes soal. Tes soal sebagai alat penilaian adalah pertanyaan-
34

pertanyaan yang diberikan kepada siswa untuk mendapatkan jawaban dari siswa

dalam bentuk lisan (tes lisan), dalam bentuk tulisan (tes tertulis). Tes pada

umumnya digunakan untuk menilai dan mengukur hasil belajar siswa. Dan

penulis menggunakan jenis tes tertulis yaitu tes soal pilihan berganda yang terdiri

dari pre-test dan post-test. Penulis menyusun soal pada pre test sebanyak 20 item,

sedangkan soal post test sebanyak 20 item. soal pada pre test dan post test

memiliki jumlah soal yang sama, karena dengan jumlah soal yang sama pada pre

test dan post test akan lebih mudah mengetahui bagaimana tingkat perkembangan

pemahaman siswa pada materi pembelajaran, dengan perbandingan soal yang

sama apakah hasil yang diperoleh siswa memang akan meningkat setelah

diberlakukannya model pembelajaran Number Head Together (NHT) pada proses

pembelajaran. Pre test dilaksanakan sebelum proses pembelajaran dimulai, untuk

melihat bagaimana pemahaman siswa terhadap materi yang akan dipelajari

sebelum proses belajar dimulai. Post test dilaksanakan setelah proses

pembelajaran menggunakan model Number Head Together (NHT) diberlakukan.

Sehingga jumlah soal pada pre test dan post test yang sama membantu penulis

melihat dengan lebih mudah peningkatan hasil belajar siswa oleh karena itu,

Penulis menyusun jumlah soal pre test dan post test sama yaitu 20 item.

3.5.2 Kisi-kisi Angket

Instrumen penelitian disusun berdasarkan teori yang ada disesuaikan

dengan indikator yang disusun berdasarkan kisi-kisi angket sebagai berikut:


35

Tabel 3.2

Kisi-kisi Angket Penerapan Model Pembelajaran Number Head Together

No Variabel Indikator Sub-Indikator No Item Jumlah


1. Variabel X 1. Persiapan a. Mempersiapkan 1,2,3 3
Model rancangan pelajaran
Pembelajaran dengan membuat
Number Head skenario
Together pembelajaran (SP),
(NHT) Lembar Kerja Siswa
(LKS)
2. Pembentu a. Membagi kelompok 4,5, 6 3
kan siswa 3-5 setiap
Kelompok kelompok
b. Memberi nomor 7,8,9 3
kepada setiap anggota
kelompok dan nama
kelompok
3. kelompok a. kelompok harus 10,11, 3
harus memiliki buku 12
memiliki paket/buku panduan
buku untuk menyelesaikan
paket/buk LKS
u panduan b. memberi tugas 13,14, 3
kelompok/pertanyaan 15
4. Diskusi a. Memastikan tiap 16,17, 3
Masalah anggota kelompok 18
dapat mengerjakan
pertanyaan
b. menemukan jawaban 19,20 2
uang tepat
5. Memangg a. Menyebut satu nomor 21,22, 3
il nomor secara acak 23
anggota
atau
pemberian
jawaban
36

6. Memberik a. Menyimpulkan 24,25, 3


an jawaban akhir dan 26
simpulan semua pertanyaan

Jumlah 26 26

Tabel 3.2

Kisi-kisi Tes Hasil belajar

No Variabel Indikator/Materi Pembelajaran Pre-Test Post-Test

1. Hasil 1. Menyebutkan sifat Tuhan Yesus 1,2,3,4,5 1,2,3,4,5


2. Menjelaskan mengapa sifat-sifat 6,7,8,9,10 6,7,8,9,10
Belajar Tuhan Yesus dimusuhi oleh
penguasa agama pada zamnnya
(Y)
3. Menjelaskan sumber kekuatan 11,12,13, 11,12,13,
Tuhan Yesus sehingga Dia dapat 14,15 14,15
memiliki keberanian untuk bersifat
konsisten dan tegas
4. Mempraktekkan hidup yang 16,17,18, 16,17,18,
meneladani kehidupan Tuhan Yesus 19,20 19,20
2. Jumlah 20 20

3.5.3 Skala Nilai

a. Skala Nilai Angket

Semua item angket yang berjumlah 26 butir diberi bobot alternatif

jawaban terdiri dari 4 option yaitu a, b, c, d dan angket menggunakan pertanyaan

yang positif. Dengan menggunakan skala Likert sesuai dengan pendapat

Sugiyono (2013;93) sebagai berikut :

1. Option A (Selalu) diberi bobot 4

2. Option B (Sering) diberi bobot 3

3. Option C (Kadang-kadang) diberi bobot 2

4. Option D (Tidak Pernah) diberi bobot 1


37

b. Skala Nilai Tes Soal

Untuk hasil belajar jumlah tes 20 untuk Pre Test dan 20 untuk Post Test

dalam bentuk pilihan berganda dengan pilihan jawaban empat option yaitu a,b,c,d.

untuk setiap soal yang dijawab benar diberi skor 1 dan soal yang jawabannya

salah diberi skor 0.

Menurut Istarani dan Pulungan (2015;91) dengan konversi nilai 1-4

ke 1-100 dalam kurikulum 2013 bahwa :

Interval Hasil Konversi Predikat Keterangan


96-100 4,00 A Sangat Baik
91-95 3,67
85-90 3,33
80-84 3,00 B Baik
75-79 2,67
70-74 2,33
65-69 2,00 C Cukup
60-64 1,67
55-59 1,33 D Kurang
< 54 1,00

3.5.3Uji Coba Instrumen

Berdasarkan kisi-kisi angket tersebut, penulis menyusun instrumen angket

26 dan tes hasil belajar dengan jumlah 20 item soal untuk pre test dan 20 soal

untuk post tes. Untuk uji coba dilakukan pada siswa sebanyak 30 orang siswa

kelas VIII di SMP Negeri 1 Pegagan Hilir Kabupaten Dairi. Peneliti melakukan

uji coba di SMP Negeri 1 Pegagan Hilir Kabupaten Dairi dengan alasan sebagai

berikut:

1. Sekolah tersebut terakreditasi B, sama dengan sekolah SMP Negeri 3

Satu Atap Pinangsori dimana peneliti melakukan penelitian.

2. Kesamaan kualifikasi guru mata pelajaran Pendidikan Agama Kristen


38

yaitu lulusan strata satu (S1) dan sudah memiliki sertifikat profesional

(sertifikasi).

3. Kesamaan kurikulum yang digunakan yaitu kurikulum 2013.

4. Kesamaan metode pengajaran yang dilakukan yaitu ceramah, tanya

jawab, diskusi, bermain peran, dan metode resitasi.

5. Memiliki kesamaan KKM yang disetujui yaitu 75.

Uji coba angket dilakukan dengan analisis validitas dan realibilitas angket

dan untuk uji coba tes dilakukan dengan analisis tingkat kesukaran soal, daya

pembeda soal, validitas dan realibilitas test. Item yang memiliki tingkat kesukaran

yang cukup, daya pembeda yang tidak jelek, item soal yang valid dan tes yang

reliable juga angket yang valid dan realiable dapat digunakan sebagai instrumen

penelitian selanjutnya.

3.5.4 Uji Validitas Angket dan Tes

Uji validitas dilakukan untuk mengetahui tingkat ketepatan instrumen

yang digunakan. Untuk mengetahui harga koefisien, penulis menggunakan rumus

koefisien korelasi, dengan menggunakan rumus Product Moment dan Pearson

yang ditulis Arikunto (2013:87) yaitu:

N . Σ xy −( Σ x ) (Σ y )
rxy=
√ {N . Σ x 2−¿ ¿ ¿
Dimana:
rxy : Koefisienkorelasi antara x dan y
x : JumlahSkor totalitem x
y : JumlahSkor total responden y
xy : JumlahSkorperkalian xy
N : Jumlah responden
39

Klasifikasi hasil analisis adalah:

Jika r xy >r tabel , maka item tes Valid (V)


Jika r xy <r tabel , maka item tes Tidak Valid (TV)

Sedangkan untuk menghitung validitas tes terhadap 30 orang responden

di luar sampel digunakan rumus yang dikemukakan Arikunto (2013;93) sebagai

berikut:

γ pbi =
M p −M 1
St √ p
q

Dimana : γ pbi = Koefisien korelasi biserial


M p = Rata-rata skor dari subjek yang menjawab benar pada
butir yang dicari validitasnya
M 1 = Rata-rata skor total
St = Standar deviasi
p = Proporsi siswa yang menjawab benar
q = proporsi siswa yang menjawab salah

Dengan kriteria uji: jika r hitung >r tabel (untuk 30 responden yaitu 0,361)

dengan α = 0,05 berarti angket dan tes dapat dinyatakan valid atau sahih.

Sebaliknya, jika r hitung <r tabel dengan α = 0,05, maka angket dan tes dinyatakan

tidak valid atau tidak sahih. Dari uji validitas diperoleh rxy untuk angket variabel X

yaitu item nomor 1 sampai dengan item nomor 26 diketahui 26 item valid karena

rhitung yaitu (antara 0,369 sampai dengan 0,714) > rtabel = 0,361. Sementara uji

validitas diperoleh rxy untuk pre-test variabel Y yaitu soal nomor 1 sampai dengan

item nomor 20 diketahui 20 tes valid karena rhitung yaitu (antara 0,442 sampai

dengan 0,835) > rtabel = 0,361 dan untuk post-test variabel Y yaitu soal nomor 1

sampai dengan item nomor 20 diketahui 20 tes valid karena rhitung yaitu (antara

0,462 sampai dengan 0,819) > rtabel = 0,361


40

3.5.4.1 Indeks Kesukaran

Menganalisis taraf kesukaran butir tes dilakukan untuk mengidentifikasi

keadaan butir soal, apakah soal tergolong dalam keadaan sukar, sedang atau

mudah. Untuk mengetahui hal tersebut maka dapat kita pergunakan rumus

Arikunto (2013;223) yaitu:

B
P=
JS

Dimana : P = Indeks kesukaran soal

B = Banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar

JS = jumlah seluruh siswa yang mengikuti tes

Sebuah butir tes dikatakan terlalu mudah, sedang atau sukar dapat dilihat

dari klasifikasi menurut Arikunto (2013;225) adalah :

Besarnya P Interpretasi
<0-30 Terlalu sukar
0,30-0,70 Cukup (sedang)
>0,70 Terlalu mudah

3.5.4.2 Daya Pembeda

Untuk mengetahui daya pembeda butir angket tes dihitung dengan

menggunakan rumus dalam Arikunto (2013;228) yaitu:

BA BB
D= − =P A −PB
JA JB

Dimana : D = Daya pembeda

J A = Banyaknya peserta kelompok atas

J B = Banyaknya peserta kelompok bawah


41

B A = Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar

BB = Banyaknya peserta kelompok bawah menjawab benar

P A = Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar

PB = Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar

Adapun klasifikasinya adalah :

D : 0,00 – 0,20 = Jeleka

D : 0,21 – 0,40 = Cukup

D : 0,41 – 0,70 = Baik

D : 0,71 – 1,00 = Baik Sekali

3.5.4.3 Reliabilitas Angket dan Tes

Untuk menghitung reliabilitas angket, rumus yang digunakan adalah

rumus Alpha Cronbach dalam Arikunto (2013;122) sebagai berikut:

)( ∑σ
)
2

(
r 11 =
n
( n−1)
1− 2 i
σi

Dimana :r 11 = realibilitas yang dicari


∑ σ 2i = jumlah varians skor tiap-tiap item
2
σ i = varians total

Sedangkan rumus yang digunakan untuk menghitung reliabilitas test

terhadap item yang valid dengan rumus KR-20 (Kuder Richardson) dalam

Arikunto (2013;115) sebagai berikut:

)( )
S 2−∑ pq
(
r 11 = n
( n−1) S2

Dimana : r 11= reliabilitas tes secara keseluruhan


p = proporsi subjek yang menjawab item dengan benar
q = proporsi subjek yang menjawab item dengan salah
42

∑ pq = jumlah hasil perkalian antara p dan q


n = banyaknya item
s = standar deviasi dari tes

Untuk mengetahui tingkat rendahnya reliabilitas instrumen tersebut harga

r 11dikonsultasikan dengan cara mengartikan indeks korelasi hitung dengan

interpretasi sederhana sebagaimana yang dikatakan Sugiyono (2013;184) sebagai

berikut:

Interval Koefisien Tingkat Hubungan


0,00-0,199 Sangat rendah
0,20-0,399 Rendah
0,40-0,599 Sedang
0,60-0,799 Kuat
0,80-1,000 Sangat kuat

Dari hasil uji reabilitas angket variabel X diperoleh r11 = 0,904 dan nilai

ini berada pada interpretasi sangat kuat yaitu antara 0,800 – 1,000. Sementara

hasil uji reabilitas tes variabel Y untuk pre-test diperoleh r11 = 0,964 dan hasil uji

reabilitas tes variabel Y untuk post-test diperoleh r11 = 0,898. Kedua nilai ini

berada pada interpretasi sangat kuat yaitu antara 0,800 – 1,000 dengan demikian

angket dan tes reliabel sehingga dapat digunakan sebagai instrumen penelitian.

3.6 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah untuk

mendapatkan data-data tentang pengaruh penerapan model pembelajaran Number

Head Together (NHT) terhadap hasil belajar PAK pada siswa. Untuk

pengumpulan data pada kondisi pengumpulan data dalam jarak jauh memakai

akses internet dalam penelitian ini penulis menggunakan alat angket dan tes,

dengan langkah-langkah sebagai berikut:


43

1. Mengumpulkan responden/testee secara daring menggunakan google

form, secara luring (luar jaringan) yaitu dengan mengumpulkan siswa di

satu ruangan.

2. Sebelum angket dan test dibagikan kepada responden/testee terlebih

dahulu peneliti memberi penjelasan tentang maksud dan tujuan peneliti

serta memberi pengarahan tentang cara pengisian angket.

3. Angket dan test yang telah disediakan oleh peneliti dibagikan kepada

responden/testee untuk dijawab.

4. Setelah angket dan test dijawab oleh responden, kemudian peneliti

mengelola hasilnya.

3.7 Teknik Analisis Data

Setelah data diperoleh, untuk membuktikan apakah hipotesis yang telah

ditentukan penulis diterima atau ditolak, maka dilakukan pengolahan data melalui

angket yang telah dijawab oleh responden dengan menganalisis jawaban

responden tersebut menggunakan langkah-langkah berikut ini :

1. Membuat tabel distribusi jawaban responden berdasarkan alternatif

jawaban.

2. Membuat tabel distribusi jawaban responden berdasarkan bobot option

jawaban

3. Menganalisa data dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Mencari skor dan nilai tes. Arikunto (2013;263) mengemukakan

bahwa untuk mengolah skor dan nilai dalam tes pilihan berganda

digunakan rumus sebagai berikut:

(W )
s=R−
(n−1)

Dimana : S = skor yang diperoleh


W = jawaban yang salah
44

R = jawaban yang benar


n = banyaknya pilihan

Menurut Arikunto (2013;271) skor dengan nilai adalah

berbeda. Skor adalah hasil pekerjaan menskor yang diperoleh dengan

menjumlahkan angka-angka bagi setiap tes yang dijawab benar oleh

siswa. Nilai adalah angka ubahan dari skor dengan menggunakan acuan

tertentu, yakni acuan normal atau acuan standar.

Atas dasar itulah maka untuk dapat dicatat sebagai suatu prestasi

belajar, guru diwajibkan untuk mengubah skor mentah yang diperoleh

langsung dari mengerjakan tes, menjadi skor berstandar 100.

Menurut Arikunto (2013;272) untuk mengubah skor menjadi

nilai maka dilakukan dengan rumus sebagai berikut :

jumlah jawaban b enar


Nilai = X 100
jumlah soal

b. Menguji persyaratan analisis dengan uji hubungan yang positif untuk

memperoleh ada tidaknya hubungan antara skor total item (x) dengan

skor total responden (y). Maka digunakan rumus korelasi Product

Moment Person yang dikemukakan oleh Arikunto (2013;85) sebagai

berikut :

∑ xy
r xy=
√(∑ x )2 (∑ y)2
Dimana : r xy = koefisien korelasi antara skor total item x dan skor
total responden y
∑ xy = jumlah perkalian skor total item x dan skor total
responden y
2
∑ x = jumlah kuadrat skor total item x
2
∑ y = jumlah kuadrat skor total responden y
45

c. Menguji signifikansi hubungan (uji t)

Untuk mengetahui hubungan yang signifikan, maka digunakan

rumus yang dikemukakan oleh Sugiyono (2013;187) sebagai berikut :

t=r √
N −2
1−¿ ¿
Dimana : t = Taraf nyata
r2 = Koefisien Korelasi
N = Jumlah responden
d. Untuk mengetahui pengaruh relative skor total item (x) terhadap skor

total responden (y) diadakan uji korelasi determinasi dengan rumus

sebagai berikut:r2 = r2 X 100%

e. Untuk mengetahui derajat pengaruh skor total item (x) terhadap skor

total responden (y), dilakukan perhitungan persamaan regresi sederhana

dengan rumus sebagaimana yang dikemukakan oleh Sugiyono

(2013;188) sebagai berikut:

Ŷ = a + bx

f. Untuk menguji apakah pengaruh skor total item (x) dengan skor total

responden (y) adalah signifikan atau tidak, maka akan dihitung nilai

thitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

b−β 0
t=
S Y . X / √ S XX

Dimana : t : thitung
b : Nilai b dari persamaan regresi
0 :0

SSE
SY.X = √
n−2
SXX = ∑x2 - (∑x)2
n
Kriteria penolakan dan penerimaan hipotesa:
46

jika thitung > ta/2, maka hipotesa diterima

jika thitung ≤ta/2, maka hipotesa ditolak

g. Hipotesis Statistik

Ho : β = (Tidak terdapat pengaruh positif dan signifikan antara

penerapan model pembelajaran Number Head Together (NHT)

terhadap hasil belajar siswa)

Ha : β ≠ (Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara penerapan

model pembelajaran Number Head Together (NHT) terhadap

hasil belajar siswa)

Anda mungkin juga menyukai