Anda di halaman 1dari 11

“BANUASMARA”

KONSEP GARAP PENCIPTAAN TARI TRADISI INOVASI


Oleh: Reza Triameliani dan Kawi
Jurusan Seni Tari, Fakultas Seni Pertunjukan, ISBI bandung
Jln. Buah Batu No. 212 Bandung 40265
e-mail: reza.triameliani1998@gmail.com, abahkawi@yahoo.com

ABSTRAK
Karya penciptaan tari dengan judul “BANUASMARA” merupakan karya
yang terinspirasi dari penggalan buku cerita pewayangan dengan judul
Pawajangan Windu Krama Pedaran 8 Lakon Rarabi ke-1 bagian “Suyudana
Krama” dan memfokuskan pada tokoh Dewi Banowati. Garapan ini
menyampaikan konflik perang batin Dewi Banowati dalam mem-
perjuangkan keteguhannya, ketulusan cintanya kepada Arjuna, dan
ketegarannya dalam menjalani kehidupannya, karena Ayahnya yaitu
Prabu Salya memaksa Dewi Banowati untuk menikah dengan
Duryudana. Karya tari “BANUASMARA” diangkat melalui sebuah karya tradisi inovasi bertipe
dramatik dengan bentuk garap tari kelompok dan disajikan dalam bentuk virtual. Sejalan dengan
konsep garap tradisi inovatif bertipe dramatik tersebut, maka dalam mewujudkan karya tari ini,
menggunakan metode kreativitas Alma M. Hawkins. Adapun hasil yang diperoleh, yaitu sebuah
karya tari tradisi inovatif sebagai hasil dari tafsir penulis terhadap kisah Dewi Banowati.

Kata Kunci: Tradisi Inovatif Bertipe Dramatik, Dewi Banowati, BANUASMARA, Suyudana Krama.

ABSTRACT
“BANUASMARA” THE CONCEPT OF CREATING INNOVATION TRADITION DANCE, June
2022.The dance creation work with the title "BANUASMARA" is a work inspired by a fragment of a wayang
story book entitled Pawajangan Windu Krama Pedaran 8 Rarabi play 1 part "Suyudana Krama" and focuses
on the character of Dewi Banowati. This work conveys the conflict of Dewi Banowati's inner war in fighting
for her determination, the sincerity of her love for Arjuna, and her stubbornness in living her life, because her
father, Prabu Salya, forced Dewi Banowati to marry Duryudana. The dance work "BANUASMARA" is
appointed through a traditional innovation work of dramatic type in the form of group dance work and
presented in a virtual form. In line with the concept of working on an innovative tradition of dramatic type,
in realizing this dance work, Alma M. Hawkins' creativity method is used. The results obtained are an
innovative traditional dance work as a result of the author's interpretation of the story of Dewi Banowati.

Keywords: Innovative Traditions Of Dramatic Type, Dewi Banowati, BANUASMARA, Suyudana Krama.

Naskah diterima pada 4 Maret, revisi akhir 8 April 2022|23


PENDAHULUAN
Seorang koreografer memiliki kreativitas
dalam menciptakan sebuah karya tari tidak lain
untuk mengekspresikan jiwanya melalui gerak
dan tubuh sebagai medianya, tetapi bukan
hanya kepada curahan emosinya saja
melainkan memerlukan keterampilan khusus
supaya karya yang dibuat itu bermutu,
menarik, indah dan memiliki nilai juga pesan
yang bermakna. Sumber ide atau gagasan Gambar 1. Karya Tari Banuasmara
seorang koreografer bisa diambil berdasarkan (Dokumentasi: Reza, 2021)

gagasan yang bisa diangkat ke dalam sebuah


Dewi Banowati sebagai wanita yang me-
karya tari, misalnya mengangkat cerita pan-
miliki pinggul lebar dan rambut panjang serta
tun, cerita rakyat, cerita pewayangan, penga-
memiliki watak yang jujur, penuh belas kasih,
laman pribadi, dan fenomena yang ada di
penuh dengan sopan santun, tetapi agak sedikit
sekeliling atau apa yang sedang terjadi. Maka
genit. Seorang dalang Wayang Golek me-
sumber ide tersebut dapat diolah menjadi
ngatakan, bahwa Dewi Banowati terlihat genit
komposisi tari yang literer dan non literer. Hal
ketika bersama Arjuna, layaknya seorang
tersebut dipertegas oleh Sal Murgiyanto,
perempuan yang bertingkah manja terhadap
bahwa: “Komposisi tari yang diolah berda-
seorang laki-laki yang disayangi, akan tetapi
sarkan literer. Komposisi tari yang literer
ketika di depan orang ramai atau masyarakat
adalah komposisi yang digarap dengan umum Dewi Banowati tetap terlihat anggun
tujuan untuk menyampaikan pesan-pesan dan berwibawa, layaknya seorang putri ke-
seperti: cerita rakyat, pengalaman pribadi rajaan (Aan Anjasmara, 2 April 2021).
interpretasi karya sastra, dongeng, legen- Dalam cerita “Suyudana Krama” Dewi Ba-
da, sejarah dan sebagainya” (1993: 41). nowati secara terpaksa menerima lamaran dari
Bentuk karya tari berupa komposisi tari Duryudana karena desakan ayahnya Prabu
literer yang diambil berdasarkan penggalan Salya, Ia kemudian meminta seekor gajah putih
dari cerita Pawajangan Windu Krama Pedaran 8 kepada Duryudana untuk ditunggangi dan
Lakon Rarabi ke-1, bagian “Suyudana Krama”, memohon Arjunalah yang memandikan juga
Bagian tersebut mengisahkan peristiwa Dewi merias dirinya pada saat akan menikah dengan
Banowati atau Banumati putri Prabu Salya, raja Duryudana. Akhirnya, Dewi Banowati me-
negara Mandaraka dari permaisuri Dewi nikah dengan Prabu Duryudana (Suyudana)
Pujawati alias Setyawati, putri tunggal Baga- dari negara Astina, putra Prabu Drestarata
wan Bagaspati dari pertapaan Argabelah. Ia dengan Dewi Gandari. Dari perkawinan ter-
mempunyai empat saudara kandung, masing- sebut ia memperoleh dua orang putra bernama
masing bernama Dewi Erawati (permaisuri Raden Lesmana Mandrakumara dan Dewi
Prabu Baladewa), Dewi Surtikanti (permaisuri Lesmanawati. Meski Dewi Banowati menikah
Adipati Karna), Arya Burisrawa, dan Bambang dengan Duryudana, tetapi rasa cinta dan
Rukmarata. bayangan Arjuna selalu menghantui di setiap

Makalangan Vol. 9, No. 1, Edisi Juni 2022|24


langkah kehidupannya. Perasaan cinta Dewi seorang anak terhadap ayahnya. Pastilah
Banowati dan Arjuna yang amat luar biasa ini terjadi gejolak dalam diri seseorang tersebut.
menimbulkan hasrat dari keduanya untuk Seperti yang dipaparkan oleh Maslow yang
tetap melakukan pertemuan tanpa satu pihak dikutif oleh Rafael Ragan Maran, bahwa:
pun yang mengetahuinya. Dalam cerita ter- Menjadi sangat jelas bahwa cinta merupakan
sebut, kisah cinta yang bertahan hingga ajal kebutuhan dasar bagi perkembangan hidup
manusia layaknya ia membutuhkan makanan
menjemput dikisahkan secara samar. dan minuman, jika kebutuhan ini tidak ter-
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, cinta penuhi maka seseorang akan mengalami gang-
merupakan rasa sangat suka atau rasa sayang, guan serius, karena kekurangan dan terha-
langnya pemenuhan kebutuhan akan cinta yang
ataupun rasa sangat kasih atau sangat tertarik
menyebabkan seseorang haus akan cinta yang
hatinya terhadap sesuatu. Cinta merupakan disebut penyakit karena kekurangan (2000: 125).
suatu hubungan interaksi, baik manusia de-
ngan diri sendiri ataupun manusia dengan Itulah yang menjadi inspirasi penulis dalam
orang lain sebagai makhluk sosial, Seperti yang mewujudkan karya penciptaan seni tari. Peng-
dipaparkan oleh Rafael Raga Maran bahwa: galan kisah cinta Dewi Banowati dan Arjuna
Cinta adalah energi penyatu, daya dinamis yang yang terhalang karena sang ayah meminta
terus menerus mendorong setiap pribadi untuk
Dewi Banowati menerima lamaran Duryudana
membuka diri dan menjalin komunikasi yang
konstruktif dengan pribadi yang lain. Tidak diberi judul Banuasmara. Kata Banuasmara
hanya itu, cinta jualah yang memungkinkan yang terdiri atas dua padanan kata, yaitu Banu
manusia untuk terbuka dan menjalin komu- yang diambil dari nama tokoh Dewi Banowati
nikasi dengan pribadi yang lain (Tuhan). Di
atau Banumati itu sendiri, sedangkan kata
dalam cinta terjadi perjumpaan yang sangat khas
antara manusia. Di dalam cinta manusia meng- Asmara dalam kamus bahasa Sunda memiliki
hormati dan menghargai keaslian diri pribadi arti cinta (R. Satjadibrata, 1950: 27).
orang lain (2000: 123). Pada intinya, garapan tari ini menggam-
barkan konflik batin Dewi Banowati, yaitu
Tidak bisa dipungkiri bahwa cinta meru-
tentang keteguhan, ketulusan, ketegaran, ke-
pakan urusan yang paling penting dalam
sedihan, kekecewaan, kerinduan dan amarah
kehidupan manusia yang dapat menyita
Dewi Banowati terhadap Arjuna karena cinta-
perhatian manusia itu sendiri. Tanpa cinta,
nya tidak sesuai dengan harapanya. Penggalan
manusia tidak dapat menjadi manusia se-
cerita tersebut dijadikan gagasan untuk men-
utuhnya. Hal tersebut telah terjadi sejak dahulu
jadi garapan tari kelompok literer.
sampai zaman modern kini, bahwa cinta
Kisah cinta Dewi Banowati dengan Arjuna
mempunyai tempat yang sangat isti-mewa
adalah sebuah pengorbanan dan takdir dalam
dalam kehidupan manusia.
hidup. Peribahasa mengatakan bahwa “cinta
Aturan dan kepercayaan masyarakat umum
tidak harus memiliki”, karena sesungguhnya
beranggapan, bahwa untuk menjalin suatu
cinta sejati itu ialah berpikir tentang apa yang
hubungan serius dalam ikatan pernikahan,
kita berikan, bukan apa yang kita miliki.
haruslah dilandasi dengan rasa kasih sayang
Begitupun dengan takdir yang tidak bisa
dan kesetiaan, tetapi apa jadinya bila per-
ditawar dan telah ditetapkan oleh Sang Maha
nikahan itu dilakukan karena keterpaksaan dan
Pencipta. Di dalam sebuah hadist yang diri-
memilih untuk menghargai juga rasa hormat
wayatkan oleh Abdullah bin Amr bin Al-Ash

Makalangan Vol. 9, No. 1, Edisi Juni 2022|25


Radhiyallahu’anhuma, bahwa Nabi Muham- oleh Drevdhal (dalam Sal Murgiyanto, 1992: 27)
mad SAW bersabda: bahwa “kreativitas adalah kemampuan se-
َ ‫ت َواﻷ َْر‬
‫ض ِﺑَﺨْﻤِﺴﯿَﻦ‬ ِ ‫ﺴَﻤَﻮا‬ ِ ‫&ُ َﻣﻘَﺎِدﯾَﺮ اْﻟَﺨﻼَِﺋ‬
‫ﻖ ﻗَْﺒَﻞ أ َْن ﯾَْﺨﻠَُﻖ اﻟ ﱠ‬ َ َ ‫َﻛﺘ‬
‫ﺐ ﱠ‬ seorang untuk menghasilkan komposisi, pro-
‫ﺳﻨٍَﺔ‬
َ ‫ﻒ‬ ْ
َ ‫أﻟ‬ َ
duk, atau ide-ide baru yang sebelumnya tidak
dikenal oleh penyusunannya sendiri”. Seorang
“Allah telah mencatat takdir semua mahkluk sebelum
koreografer pasti mengalami proses kreatif
diciptakannya langit dan bumi lima puluh ribu tahun
sebelumnya” (HR. Muslim no: 2653). yang sifatnya individual. Selain itu, seorang
koreografer juga memiliki sifat terbuka, selalu
‫ﺐ اْﻟﻘَﺪََر‬
ِ ُ ‫ﺐ ﻗَﺎَل اْﻛﺘ‬ ْ ُ ‫&ُ اْﻟﻘَﻠََﻢ ﻓَﻘَﺎَل اْﻛﺘ‬
ُ ُ ‫ﻓَﻘَﺎَل َﻣﺎ أ َْﻛﺘ‬. ‫ﺐ‬ ‫ِإﱠن أ َﱠوَل َﻣﺎ َﺧﻠََﻖ ﱠ‬ siap teliti dengan cermat.
‫َﻣﺎ َﻛﺎَن َوَﻣﺎ ُھَﻮ َﻛﺎِﺋٌﻦ ِإﻟَﻰ اﻷ َﺑَِﺪ‬ Oleh karena itu karya tari berjudul Banu-
asmara ini adalah upaya kreatif untuk men-
“Ssungguhnya awal yang Allah ciptakan (setelah
ciptakan karya tari baru, Doris Humprey
‘arsy, air dan angin) adalah (pena), kemudian Allah
berfirman, “Tulislah“. Pena berkata, “Apa yang harus menyatakan bahwa:
aku tulis”. Allah berfirman, “Tulislah takdir berbagai Ciri pertama seorang penata tari potensial adalah
kejadian dan yang terjadi selamanya” (HR. Tirmidzi pengetahuannya atau setidaknya keingintahuan-
no: 2155). nya yang besar akan tubuh manusia, tak terbatas
pada tubuhnya sendiri tetapi juga tubuh-tubuh
orang lain yang baraneka ragam, pendekatannya
Sikap Dewi Banowati yang teguh tetap
terhadap manusia dan alam sekitarnya. Kedua,
berusaha untuk melakukan apapun demi pengetahuannya tentang keunikan dari setiap
bertemu dengan Arjuna. Akan tetapi, ia juga pribadi, dimulai dengan pribadinya sendiri yang
harus mementingkan perasaan dan tanggung harus benar-benar dia kenal (1983 :17).

jawab seorang anak kepada ayahnya. Akhir-


Untuk mewujudkan karya tari tersebut
nya, Dewi Banowati menemukan titik pe-
digunakan konsep penciptaan tari tradisi
nyadaran akan takdir yang menimpanya.
dengan bentuk baru. Sal Murgiyanto menya-
Sejatinya takdir tidak bisa diubah, karena
takan bahwa:
manusia hanya aktor dan Tuhanlah Maha
Pemahaman terhadap nilai-nilai tradisi dan
Penentu sebagai sutradara dalam kehidupan.
hakikat kreativitas inilah yang merupakan bekal
Alasan itulah yang dipilih untuk meng- utama seorang seniman tari dalam mengolah
ungkapkan kisah cinta Dewi Banowati kepada bentuk, corak, langgam, atau semangat tradisi
Arjuna. Dari konflik batin Dewi Banowati, selaras dengan tingkat perkembangan kehi-
dupan bangsa Indonesia. Tanpa pemahaman
penulis menemukan nilai tentang ketulusan,
nilai-nilai tradisi, kreativitas hanya membuah-
keteguhan, ketegaran, kesabaran, dan sema- kan karya yang sekalipun bagus tetapi akan
ngat dalam menghadapi kehidupan yang amat terasa asing (2004: 69).
berat dan rumit. Meski dalam kehidupan nyata,
bahwa ketidaksetiaan seorang istri terhadap Bentuk adalah tari kelompok berpola
suaminya itu dinilai sangat buruk dan me- dramatik dengan bermacam-macam gerakan
langgar norma yang berlaku. seperti gerakan halus mengalun, tajam dan
tegas. Semua gerakan yang ditata masih
METODE berpijak pada gerakan-gerakan tari tradisi.
Karya tari Banuasmara digarap dengan Mengenai tradisi, Sri Rustiyanti menyatakan
metode kreativitas, seperti yang disampaikan bahwa:

Makalangan Vol. 9, No. 1, Edisi Juni 2022|26


Seorang koreografer dalam kiprah pergulatan dengan improvisasi dan komposisi, seperti
dengan karyanya harus mempunyai konsep tanda-tanda dari aktivitas ini dimotivasi dari
yang jelas dan matang, yakni bersumber pada luar. Dalam improvisasi dan komposisi akti-
tradisi yang menjadi nada dasarnya yang selalu vitasnya dimotivasikan dari dalam. Oleh karena
berkembang di tengah-tengah perubahan sosial itu, proses eksplorasi dapat berguna sekali pada
budaya. Bahwa tradisi itu merupakan tambang pengalaman tari yang pertama, sementara itu
emas yang tak ada habis-habisnya untuk digali para mahasiswa masih perlu diarahkan secara
(2012: 74). cermat. Melalui proses eksplorasi, pola yang
lazim biasanya masih mengikuti seorang guru,
HASIL DAN PEMBAHASAN yang secara bertahap dapat dimodifikasi, se-
hingga seorang mahasiswa ikut terlibat di dalam
1. Proses Garap aktivitas dan didorong untuk membuat respons
Menghadapi situasi dan kondisi khusus saat dari dirinya sendiri (2003: 24).
ini, yaitu pandemik Covid 19, mengharuskan
seluruh masyarakat Indonesia melakukan social 2) Eksplorasi Kelompok
distancing atau menjaga jarak untuk mencegah Eksplorasi diawali dengan memberikan
penularan virus Corona. Oleh sebab itu, hasil eksplorasi mandiri kepada para penari.
pertunjukan karya tari ini dilakukan secara Mereka juga diberi kesempatan untuk ber-
virtual (online). Upaya untuk mewujudkan eksplorasi sesuai arahan dari penulis. Hasil
karya tari tersebut dilakukan beberapa proses ekplorasi para penari selanjutnya disusun dan
kegiatan seperti eksplorasi, improvisasi, eva- ditata ke dalam sturktur koreografi. Dalam
luasi dan komposisi yang ditunjang dengan praktik menarikannya, mereka dituntut untuk
sumber-sumber literer. menyeragamkan setiap teknik gerak, sehingga
a. Proses Eksplorasi rasa kesatuan, harmonisasi, dan keindahan
Tahap eksplorasi merupakan langkah awal gerak tercipta.
untuk mencari berbagai bentuk gerakan de- Pada tahap eksplorasi kelompok dilakukan
ngan memerhatikan konsep tari-menari, yakni pila diskusi dengan para pendukung tentang
ruang, tenaga dan waktu. Dalam kegiatan apa yang telah didapatkan dan menceritakan
Eksporasi dilakukan dua tahapan yaitu: konsep yang akan digarap pada karya tari yang
1) Eksplorasi Mandiri diberi judul Banuasmara. Disampaikan pula
Ekslporasi mandiri adalah pencarian atau bagaimana caranya agar penari bisa ikut
penjelajahan gerak serta mengembangkan apa merasakan apa yang dirasakan Dewi Banowati
yang sudah dipelajari dari mata kuliah Tari yang amat mencintai Arjuna dengan segala
Wayang dan Komposisi Tari, serta mencari permasalahan yang menimpanya.
peluang gerakan lain, baik gerakan tanpa 3) Eksplorasi Musik
properti ataupun gerakan yang menggunakan Musik merupakan salah satu aspek pen-
properti. dukung yang bisa membantu untuk mem-
Eksplorasi adalah salaj satu proses yang bangun suasana yang akan dibangun, juga
sangat penting untuk dilakukan. Alma. M sebagai penanda perpindahan adegan satu ke
Hawkins dalam bukunya mengatakan bahwa: adegan berikutnya. Oleh sebab itu, komposer
Eksplorasi termasuk berpikir, berimajinasi, me- beserta para pemusik mengeksplorasi berbagai
rasakan dan merespon. Berlawanan dengan bunyi dan lagu untuk mengiringi setiap ge-
proses imitatif, proses ini aktivitas merespon rakan tari. Setelah terbentuk musik yang
harus diarahkan sendiri. Eksplorasi berbeda
diinginkan, kemudian penari sehingga ter-

Makalangan Vol. 9, No. 1, Edisi Juni 2022|27


bangun rasa kesatuan dan harmonisasi ke- c. Proses Evaluasi
duanya. Evaluasi yang dilakukan penulis adalah
4) Eksplorasi Video penyeleksian dan penilaian terhadap semua hal
Eksplorasi video dilakukan dengan video- yang menyangkut bentuk garap tari baik
grafer secara berulang-ulang dengan proses koreografi maupun iringan tari. Evaluasi tidak
yang panjang. Hal tersebut dilakukan untuk hanya dilakukan pada saat proses latihan, akan
mencari sisi visual yang baik. Dalam proses tetapi dilakukan juga pada saat akhir kegiatan.
pencarian angle kamera, terjadi beberapa Evaluasi koreografi adalah menilai koreo-
kendala karena kondisi panggung yang tidak grafi, apakah setiap gerakan telah sesuai
memiliki ukuran besar dan tersekat oleh dengan konsep yang telah ditentukan, atau
tingginya panggung. Oleh sebab itu, ketika perlu diperbaiki dan ditambah, atau dikura-
videografer merekam, ia harus menyesuaikan ngi. Selain itu, juga penulis bersama video-
tempat dan mengikuti alur gerak penari dari grafer mencoba mengevaluasi hasil latihan
setiap adegan. untuk menentukan angle video yang terbaik
Proses pengambilan video menggunakan sesuai dengan konsep garap.
kamera Canon EOS 550D yang memiliki Setelah menentukan struktur koreografi,
resolusi video 1920 x 1080 25fps serta mampu selanjutnya dilakukan penggabungan antara
merekam gambar dalam ukuran full HD gerak dan iringan tari. Kepada komposer dan
dengan kualitas cukup baik. Saat pengambilan pemusik, makna dari setiap adegan dijelaskan
gambar, penggunaan memory card dalam agar suasana yang diangkat sesuai dengan
kamera dipertimbangkan agar tidak terjadi stop konsep garap tari. Pada bagian ini waktu yang
recording, karena jika proses perekaman dibutuhkan cenderung lebih lama karena
terhenti maka tarian harus diulangi dari awal. adanya beberapa koreksi atau masukan dari
Untuk mencegah terjadinya hal tersebut, komposer. Pembimbing juga memberi ma-
videografer menyiapkan memory card atau SD sukan terhadap musik agar lebih sesuai dengan
card 16 GB dua buah dan baterai kamera dua konsep dan suasana yang diharapkan.
buah. Sedangkan secara teknis kamera di- d. Komposisi
oprasikan oleh seorang videografer saja. Komposisi yang dimaksud adalah suatu
b. Improvisasi proses penyusunan koreografi secara menye-
Improvisasi merupakan usaha untuk men- luruh dan utuh, meliputi bagian awal, tengah,
cari dan mendapatkan kemungkinan gerak. dan akhir. Di dalamnya terdiri atas: beberapa
Setelah membaca, melihat, dan merasakan apa adegan, yang meliputi pola atau suasana,
yang terkandung dalam cerita yang digarap, penataan unsur-unsur, dan teknik sebagai
maka penata berusaha mentransformasikan keterampilan penyajian (performance). Peng-
hasil eksplorasi tersebut ke dalam bentuk gerak gunaan ragam gerak dari sisi koreografi yang
yang nyata, untuk kemudian gerak-gerak digunakan bersumber dari gerakan tari wayang
tersebut digunakan ke dalam garapan tari yang Priangan seperti sembada, selud, nangreu dan
disajikan (Sri Rustiyanti, 2012: 14). Pada gerak keseharian yaitu berjalan, melompat,
tahapan ini, setiap ragam gerak dikembangkan berguling dan memeluk, turut mewarnai serta
dengan mempertimbangkan aspek tenaga, bentuk gerak lainnya yang dipadukan menjadi
ruang, dan waktu. komposisi baru.

Makalangan Vol. 9, No. 1, Edisi Juni 2022|28


Proses komposisi juga merupakan kegiatan 2) Artistik
dialogis antara penata tari, penata iringan, Desain artistik berupa frame, wayang kulit
penata artistik, penata rias busana, videografer Semar, gunungan, gun smoke dan kain putih
dan pembimbing yang kemudian melakukan untuk kebutuhan siluet sebagai penggambaran
proses penentuan struktur koregrafi, ruang flashback masa lalu saat Dewi Banowati bertemu
tenaga waktu, ritme musik dan penataan dengan Arjuna. Artistik yang dipasang di
panggung. “Komposisi itu menata bagian- bagian tengah belakang panggung, bertujuan
bagian sedemikian rupa sehingga satu sama untuk membantu mengekspresikan garapan
lain bisa berhubungan dan secara membentuk karya tari.
yang utuh (Sal Murgiyanto, 1992: 11). a) Rias dan Busana
Rias dan busana yang digunakan meru-
2. Deskripsi dan Pembahasan pakan interpretasi terhadap sosok Dewi Bano-
a. Sinopsis wati dan Arjuna. Busana untuk tokoh Dewi
“Lain ngeunaan naon nu ditarima, tapi Banowati memakai apok, sinjang bermotif lereng
ngeunaan naon anu dibikeun”. ageung, lejing hitam berplat mas bermotif, kilat
Dalam sinopsis tersebut terdapat kata kunci bahu, kewer, sabuk, kain lidah polos, tile/puring,
yaitu “ditarima” dan “dibikeun”, yang dalam anting, dan kalung. Sedangkan untuk warna
kamus bahasa Sunda-Indonesia artinya “dite- yang digunakan dominan warna putih yang
rima” dan “diberikan”. Sinopsis tersebut juga melambangkan ketulusan, kesucian cinta Dewi
menjelaskan bahwa cinta sejati tidak berpikir Banowati terhadap Arjuna dan warna ungu
tentang timbal-balik atau pengharapan ter- muda pada kain lidah, sabuk dan tile yang
balasnya cinta melainkan berpikir tentang apa menjuntai di samping kiri pinggang penari
yang kita berikan. Sejatinya manusia hanya melambangkan kecantikan, kegenitan dan
dapat berusaha dan memberikan yang terbaik. kelincahan. Sedangkan untuk motif sinjang
Hasilnya, kembali diserahkan kepada Sang lereng ageung yang digunakan pada busana
Pencipta . perempuan memiliki makna sebagai simbol
b. Deskripsi Karya Tari Banuasmara dari optimis, percaya diri, dan pantang
1) Lokasi Pertunjukan menyerah dalam menjalani kehidupan. Berikut
Masa pandemik Covid19 menyebabkan adalah busana Dewi Banowati:
sistem pelaksanaan Tugas Akhir minat pen-
ciptaan tari ISBI Bandung mengalami peru-
bahan yang disesuaikan dengan kondisi. Pe-
nyesuaian tersebut menjadikan sistem Tugas
Akhir dilakukan secara virtual (online). Lokasi
pertunjukan berada di daerah tempat tinggal
masing-masing mahasiswa dan dipilih Ge-
dung Kesenian Raksawacana di Jalan Veteran,
Kabupaten Kuningan, Jawa Barat.

Gambar 2. Busana Tari


(Dokumentasi: Farhan, 2021)

Makalangan Vol. 9, No. 1, Edisi Juni 2022|29


Untuk tokoh Arjuna (penari laki-laki) b) Properti
memakai sinjang putih bermotif lereng ageung, Properti gunungan dua buah dan wayang
bertelanjang dada, memakai kalung yang kulit Semar dimaksudkan sebagai tanda bubuka
menutupi setengah pundak, sabuk, obi, kewer, (pembukaan), seperti halnya dalam pergelaran
kilat bahu, dan celana pangsi/kutung pendek. wayang golek. Properti yang digunakan yaitu
Sedangkan untuk aksesorisnya memakai ikat frame siluet yang bisa didorong dan diputar
kepala, cepol kecil di rambut, makuta lem- sebagai penggambaran flashback pada bagian
pengan di jidat dan makuta kecil membalut awal adegan. Pada adegan terakhir, frame siluet
cepol. bisa di sobek, ditarik, dan dijauhkan, sebagai
Rias wajah yang digunakan adalah rias gambaran amarah Dewi Banowati.
cantik dengan memunculkan ketajaman pada c) Setting Panggung
bagian mata. Bahannya terdiri atas shadow Penata panggung sangat berperan dan
berwarna ungu, silver, dan warna hitam di penting karena membantu mempertegas karya
bagain sudutnya, halis cantik warna coklat, dan menambah estetika, serta dapat memun-
blush on merah dan coklat, serta lipstik merah culkan pesan yang terkandung dalam per-
yang ditimpa oleh gliter merah. Sedangkan tunjukan tari.
untuk rias wajah tokoh Arjuna menggunakan Karya tari Banuasmara dipentaskan di
rias pria sederhana. Bahannya, shadow merah, panggung proscenium. Settingnya berupa pro-
coklat, dan warna hitam, blush on merah dan perti yaitu frame siluet gun smoke, wayang kulit
coklat, serta lipstik merah yang dikombinasi- Semar, dan gunungan, yang digunakan untuk
kan dengan warna coklat muda. memperkuat adegan awal dan digunakan
Aksesoris atau rias di bagian kepala dan kembali pada adegan akhir. Siluet tersebut bisa
rambut menggunakan susumping, bunga ditarik, diputar, dirobek, dan dijatuhkan.
mawar merah, bondu melati, dan rambut d) Tata Cahaya
dengan model sasak pada bagian depan atas, Tata cahaya merupakan salah satu unsur
serta rambut tergerai di bagian belakang yang penunjang dalam pertunjukan yang dapat di-
terinspirasi dari hiasan kepala wayang dan gunakan, tidak hanya sebagai alat penerangan,
wanita India. tetapi juga sebagai penunjang komposisi tari.
Tata cahaya bisa membangun suasana, mem-
pertegas dan memberikan kesan dramatik,
serta sebagai tanda pergantian dari tiap ade-
gan. Sri Rustiyanti memaparkan bahwa: “pe-
nggunaan warna-warna dalam penataan caha-
ya dapat membantu menciptakan suasana dan
menguatkan efek-efek warna kostum tari.
Warna yang cerah dapat membuat muka penari
lebih berseri-seri dan membuat latar kemilau,
Gambar 3. Busana Tari sedangkan warna-warna redup berakibat
(Dok. Ripai, 2021) sebaliknya (2012: 243).
Adapun lampu yang digunakan yaitu
lampu par led full color 250 watt sebanyak enam

Makalangan Vol. 9, No. 1, Edisi Juni 2022|30


belas buah dengan warna: hijau, ungu, merah, diakhiri dengan perpisahan antara Dewi
kuning, putih dan biru; lampu persenel 400 Banowati dengan Arjuna. Arjuna ke luar sambil
watt sebanyak dua buah; lampu sorot 150 watt menarik frame siluet.
sebanyak enam buah; dan lampu led 5 watt a) Bagian Tengah
untuk siluet sebanyak empat buah. Adegan kedua menggambarakan muncul-
Pencahayaan dibagi tiap adengan. lampu nya konflik batin antara Banowati dan Arjuna.
yang digunakan pada adegan pertama yaitu Ia teringat dan rindu akan kebersamaannya
lampu yang menempel pada frame siluet, di dahulu. Dalam kesehariannya, bayangan Ar-
antaranya lampu sorot berwarna putih se- juna selalu menghantuinya yang selalu
banyak satu buah, yang ditembakan dari membuat rasa rindu. Gerakan tarinya yaitu
belakang layar dan empat lampu led berwarna sembada, trisik, selud, dan berputar, serta
kuning dan biru yang dibalut oleh plastik mika. gerakan yang seolah-olah menggenggam se-
Lampu yang digunakan untuk penerangan di suatu. Kemudian muncul penari perempuan
sekitar area pertunjukan adalah lampu par led dari sudut kanan depan panggung dan penari
full color 250 watt sebanyak enam belas buah laki-laki yang muncul dari sudut kiri belakang
yang mengeluarkan warna biru, ungu, kuning, panggung. Penari lau ke luar bergiliran dari
dan hijau dan lampu persenel 400 watt bagian sudut belakang sembari membawa
sebanyak dua buah untuk menerangi kese- gunungan sebagai rasa marah dan juga rindu.
luruhan. Sedangkan pada adegan kedua, Diiringi musik dalam tempo sedang, kemudian
lampu yang digunakan adalah lampu par led cepat, dengan gerak mengalun, patah patah,
full color warna kuning dan hijau yang disertai sedikit hentakan.
disorotkan dari bawah samping depan dan b) Bagian Akhir
belakang penari. Adegan ketiga yaitu gambaran pem-
Pada adegan ketiga, digunakan lampu par berontakkan, keteguhan, semanagat, Banowati
led warna merah dan putih yang berkedip untuk terus hidup dan mempertahankan cin-
sebagai tanda dimulainya pergantian suasana tanya kepada Arjuna. Adegan tersebut di-
dari tenang menjadi tegang, marah, dan gambarkan dengan munculnya frame siluet
semangat. Lampu dipasang di atas panggung. yang disobek, tarik, dan dijatuhkan ke depan
Akan tetapi, ada tiga titik lampu yang sengaja penari. Aakhirnya Dewi Banowati mengerti
di pasang di bawah, di tiap sudut yang dan menerima bahwa semua yang ia lakukan
berfungsi untuk memancarkan cahaya dan akan kembali kepada takdir sang Maha Kuasa.
fokus pada pemunculan penari secara ber- Gerak yang digunakan yaitu, selud, sembada,
giliran. trisik yang dikombinasikan dengan putaran,
c. Struktur Tari lompatan, jatuh lalu bangun. Tempo musiknya
1) Bagian Awal sedang kemudian cepat. Dewi Banowati
Pada bagian pertama muncul siluet gunu- kemudian menginjak frame yang sudah jatuh
ngan dan wayang kulit Semar, disusul oleh sebagai wujud peleburan kemarahan, keben-
penari laki-laki dan perempuan (berpasangan) cian serta pemberontakan pada dirinya.
yang bergerak tegas, lembut, mengalun, dan 1) Iringan Tari
anggun, sebagai gambaran munculnya rasa Musik yang digunakan adalah musik yang
cinta Dewi Banowati dan Arjuna Adegan menggunakan gamelan degung yang dikom-

Makalangan Vol. 9, No. 1, Edisi Juni 2022|31


binasikan menjadi komposisi yang baru. Untuk merealisasikan gambaran tersebut
Alatnya terdiri atas: saron, kendang, bonang, dihadirkan berbagai aspek penunjang koreo-
suling, percussi, kacapi, tarawangsa, goong, grafi sebagai simbol konflik batin Banowati.
jenglong, biola, dan floor dram. Dalam be- Property seperti frame siluet yang digerakkan
berapa adegan terdapat kombinasi antara sebagai flashback; gunungan dan wayang kulit
narasi atau nyandra dalang, kakawen dan vokal Semar sebagai identitas cerita wayang; frame
perempuan (sinden). Iringan tarinya meng- yang disobek, dijatuhkan dan diinjak; adalah
usung perpaduan dua kebudayaan, Sunda dan aspek-aspke untuk mempertegas suasana ke-
Jawa, karena tempat tinggal penulis berada di marahan, pemberontakan, dan kepasrahan diri.
perbatasan dua kebudayaan tersebut yaitu, Hasil akhir berupa rekaman video yang di-
Sunda (Kuningan, Majalengka) dan Jawa peruntukkan sebagai bahan ujian akhir dalam
(Cirebon dan Jawa Tengah) bentuk virtual.

KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA


Penggalan cerita wayang dengan judul Maran, Rafael. R. 2000. Manusia dan Kebudayaan
Pawajangan Windu Krama Pedaran 8 Lakon Rarabi dalam Perspektif Budaya Dasar. Jakarta: Rineka
ke-1 bagian “Suyudana Krama”, dijadikan Cipta.
sebagai insfirasi karya tari Banuasmara. Tokoh
Murgiyanto, Sal. 1992. Koreografi. Jakarta: De-
Dewi Banowati menjadi titik fokus garapan.
partemen PK.
Untuk dapat merealisasikan karya tari
tersebut dilakukan pengamatan atas karakter Murgiyanto, Sal. 1993. Ketika Cahaya Merah
tokoh Dewi Banowati, agar konflik batin Dewi Memudar. Jakarta: Deviri Ganan.
Banowati hadir dalam karya tari tersebut.,
Selain itu dilakukan observasi dan wawancara Murgiyanto, Sal. 2004. Tradisi dan Inovasi Be-
berapa Permasalahan Tari di Indonesia. Jakarta:
ke beberapa dalang wayang golek di Ka-
Wedatama Widya sastra.
bupaten Kuningan dan Brebes. Teori yang
dipakai adalah teori menurut Doris Humprey Partasuwanda. 1960. Pawajangan Windu Krama
tentang interpretasi dan kemampuan dasar Ka I. Bandung: R.U. Partasuwanda.
yang harus dimiliki seorang penata tari, serta
kebebasan dalam membuat karya. Sedangkan Rajagopalachari. 2012. Mahabarata dan Rama-
yana. Yogyakarta: DIPTA.
metode yang digunakan adalah metode me-
nurut Alma M. Hawskins.
Rohidi, Tjetjep. R. 2011. Metodologi Penelitian
Karya tari Banuasmara merupakan karya Seni. Semarang: Cipta Prima Nusantara.
tari yang bersumber pada tari tradisi yang
dikembangkan. Bentuk tarinya adalah tari Satjadibrata, R. 1950. Kamoes Soenda-Indonesia.
kelompok yang bertipe tari pola dramatik. Jakarta: Balai Poestaka.
Judul karya tari Banuasmara mengisahkan
Smith, Jacqueline. 1985. Komposisi Tari Sebuah
percintaan Dewi Banowati dengan Arjuna yang
Pertunjukan Praktis bagi Guru. Yogyakarta:
hanya berada diangan-angan. Percintaan ke-
Ikalasti.
duanya tidak sampai ke pelaminan dan
berakhir dengan perpisahan.

Makalangan Vol. 9, No. 1, Edisi Juni 2022|32


Sudiasa, Ida. B. 2005. Komposisi Tari. Bali: Tinta Widaryanto, F. X. 2009. Koreografi. Bandung:
Emas Perkasa. Jurusan Tari STSI Bandung.

Makalangan Vol. 9, No. 1, Edisi Juni 2022|33

Anda mungkin juga menyukai