Anda di halaman 1dari 42

LAPORAN AKHIR

MONITORING TERHADAP KINERJA KARYAWAN


PADA KOPERASI KARYAWAN PT. BANK RIAU
PEKANBARU

Diajukan Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Studi Pada Program


Diploma Tiga (DIII) Perbankan Syari’ah
Guna Memperoleh Gelar A.Md

OLEH :

RISNA YANTI
NIM : 00626004025

PROGRAM DIPLOMA TIGA (D III)


PERBANKAN SYARI’AH
FAKULTAS SYARI’AH DAN ILMU HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTAN SYARIF KASIM
RIAU
2010
ABSTRAK

Judul penelitian ini adalah Monitoring Terhadap Kinerja Karyawan pada


Koperasi Karyawan PT. Bank Riau Pekanbaru. Permasalahan dalam penelitian ini
adalah bagaimana monitoring (pengawasan) terhadap kinerja karyawan pada
Koperasi Karyawan PT. Bank Riau Pekanbaru serta apa saja yang harus ditempuh
oleh Koperasi sehingga monitoring terhadap kinerja menjadi lebih baik.
Penelitian ini berlokasi pada Koperasi Karyawan PT. Bank Riau
Pekanbaru yang beralamat di Jl. Kh. Ahmad Dahlan No.27 a Pekanbaru.
Penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana Monitoring Terhadap kinerja
Karyawan serta apa saja yang harus ditempuh oleh koperasi sehingga Monitoring
terhadap Kinerja Karyawan menjadi lebih baik.
Metode yang digunakan dalam pengumpulan data ini adalah wawancara,
studi dokumen, dan penelitian melalui pustaka. Dalam metode penulisan
penelitian ini digunakan metode induktif dan metode deskriptif terhadap data
primer dan sekunder. Monitoring merupakan salah satu hal yang dapat
mempengaruhi dalam menjalankan setiap pelaksanaan kerja yang telah ditetapkan
perusahaan. Sedangkan kinerja karyawan adalah hasil kerja secara kualitas dan
kuantitas yang dicapai oleh seseorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya
sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengawasan terhadap kinerja
karyawan pada Koperasi Karyawan PT. Bank Riau ini ada 3 (tiga) cara yaitu.
Mengontrol pengendalian prilaku karyawan, mengkaji ulang hasil kerja
karyawan, dan mencek ulang data-data sebelumnya. Kemudian apa saja yang
harus ditempuh sehingga monitoring berjalan dengan baik. Yaitu Melakukan
pengawasan setiap hari, pengecekan kas setelah tutup kas, dan melakukan
pengawasan terhadap jatuh temponya kontrak karyawan.
DAFTAR ISI

PENGESAHAN ................................................................................................ i

ABSTRAK ........................................................................................................ ii

PERSEMBAHAN ............................................................................................. iii

KATA PENGANTAR ...................................................................................... iv

DAFTAR ISI ..................................................................................................... v

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1

A. Latar Belakang ................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................ 4

C. Batsana Masalah ............................................................................... 4

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................................ 4

E. Metode Penelitian ............................................................................. 5

F. Sistematika Penulisan ...................................................................... 8

BAB II GAMBARAN KOPERASI KARYAWAN PT. BANK

RIAU ...................................................................................................... 9

A. Sejarah, Visi dan Misi Koperasi Karyawan ..................................... 9

B. Struktur Organisasi .......................................................................... 10

C. Bidang Usaha Jasa ............................................................................ 11

BAB III TINJAUAN TEORI .......................................................................... 13


A. Pengertian Monitoring ..................................................................... 13

B. Tujuan Monitoring ........................................................................... 18

C. Kinerja Karyawan ............................................................................ 20

D. Pengertian Koperasi ......................................................................... 25

E. Tujuan Koperasi ............................................................................... 25

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................ 28

A. Monitoring (Pengawasan) Kinerja Karyawan .................................. 28

B. Apa Saja yang Ditempuh Sehingga Monitoring

Berjalan dengan Baik ....................................................................... 30

BAB V PENUTUP ............................................................................................ 36

A. Kesimpulan ....................................................................................... 36

B. Saran ................................................................................................. 37

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Salah satu tujuan dari setiap perusahaan adalah selain mencari laba atau

profit yang diharapkan juga melaksanakan dan mengusahakan kelangsungan

hidup perusahaan yang lebih baik, misalnya aktifitas kerja karyawan haruslah

profesional sebagaimana tugas yang diberikan oleh atasan, dan karyawan harus

bertanggung jawab untuk menyelesaikan setiap pekerjaan yang diberikan

kepadanya.1 Karena kerja yang profesional dan bertanggung jawab merupakan

salah satu cara untuk mendapatkan hasil dan prestasi disetiap perusahaan, oleh

sebab itu manager harus memperhatikan dan berusaha untuk menjamin serta

mempertahankan karyawan yang bekerja diperusahaan tersebut. Dalam hal ini,

Manager perusahaan perlu memperhatikan kinerja para karyawannya yaitu dengan

melakukan pengawasan (monitoring).

Dengan adanya pengawasan (monitoring), diharapkan pekerjaan

seseorang dapat terlaksana dengan baik. Apabila pengawasan terhadap kinerja

karyawan ini dikelola secara benar, maka akan membantu organisasi mencapai

tujuan-tujuannya. Jika di kelola tidak benar, maka karyawan akan mengurangi

upaya-upaya mereka dalam bekerja. Untuk menahan karyawan yang baik,

manager sumber daya manusia haruslah memperhatikan dan memastikan bahwa

terdapat kewajiban dalam bekerja. Selanjutnya, untuk menciptakan dan memupuk

1
Bagindo Arat, Bagaimana Memimpin Dan Mengawasi Pegawai, ( Yokyakarta : Bumi
Aksara 2000), hal: 43

1
adanya reaksi karyawan terhadap pengawasan yang diberikan maka pimpinan

dapat melakukan pendekatan-pendekatan kepada para karyawannya agar dapat

menimbulkan semangat bekerja dengan baik. Adapun pendekatan yang di lakukan

oleh koperasi karyawan tersebut untuk memberikan semangat kerja karyawannya

adalah dengan menaikkan gaji dan adanya pembagian SHU setiap tahunnya2.

Dari fakta diatas dapatlah dibenarkan pendapat yang menyatakan bahwa

sukses tidaknya sesuatu organisasi tersebut tergantung kepada orang-orang yang

menjadi anggotanya. Betapapun sempurna rencana-rencana organisasi dan

pengawasan serta penelitiannya, bila karyawannya tidak melakukan pekerjaan

yang dibebankan atau tidak dapat menjalankan tugasnya dengan minat dan

gembira, maka seorang menejer tidak akan mendapatkan hasil maksimal yang

seharusnya dapat dicapai. Disamping itu menejer juga harus dapatmelihat bahwa

potensi yang semakin berkembang didalam koperasi ini merupakan kesempatan

untuk mengembangkan langkah-langkah yang lebih maju lagi menuju kepada

koperasi yang lebih terbuka dan berperan dalam kehidupan ekonomi.

Adapun pentingnya monitoring atau pengawasan terhadap kinerja

karyawan adalah merupakan salah satu hal yang dapat mempengaruhi dalam

menjalankan setiap pelaksanaan kerja yang telah ditetapkan perusahaan. Untuk

lebih jelasnya mengenai monitoring atau pengawasan terhadap kinerja karyawan

bagi perusahaan dalam meningkatkan semangat kerja karyawan, maka terlebih

dahulu kita harus memahami bagaimana monitoring terhadap kinerja karyawan

2
Sukanto Reksohadiprodjo, Manajemen Koperasi, (Yogyakarta : BPFE , 1992), hal: 19.

2
tersebut, Ada beberapa definisi dari monitoring yang dikemukakan oleh beberapa

ahli,3.

Menurut Siswanto Bedjo, 1996 Mengatakan “Monitoring atau pengawasan

adalah suatu proses yang sistematis untuk mengevaluasi apakah aktivitas-aktivitas

organisasi yang telah dilakukan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan dan

apabila belum dilaksanakan diagnosa faktor-faktor penyebabnya untuk


4
selanjutnya diambil tindakan perbaikan . Sedangkan monitoring atau

pengawasan menurut Winardi, 2000 adalah seseorang yang menafsirkan politik-

politik dan prosedur-prosedur yang bekerja pada suatu tingkat dimana ia harus

mengawasi secara pribadi tugas-tugas yang diserahkan kepada kelompok-

kelompok kecil dalam rangka mencari performance yang tepat

Dengan adanya monitoring atau pengawasan yang baik dari perusahaan

maka penyimpangan-penyimpangan yang mungkin terjadi dapat dihindari dan

peraturan-peraturan yang diterapkan perusahaan dapat dilaksanakan oleh setiap

karyawan.

Oleh sebab itu penulis tertarik untuk meneliti permasalahan di atas dalam

sebuah laporan akhir dengan judul “ MONITORING TERHADAP KINERJA

KARYAWAN PADA KOPERASI KARYAWAN PT. BANK RIAU

PEKANBARU ”.

3
Nanik Widiyanti, Manajemen Koperasi, (Jakarta : PT. Asdi Mahasatya, 2002), hal: 115
4
Indryani Octavia, (Kepala Unit Akuntasi dan Umum), Wawancara, Tanggal 28 April
2009.

3
B. Batasan Masalah

Dengan memperhatikan uraian di atas, untuk itu penulis merasa tertarik

mengadakan penelitian dengan judul : “MONITORING TERHADAP

KINERJA KARYAWAN PADA KOPERASI KARYAWAN PT. BANK

RIAU PEKANBARU ”.

C. Perumusan Masalah.

Berdasarkan latar belakang, batasan masalah dan gejala-gejala yang telah

penulis uraikan diatas, maka dirumuskan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana monitoring atau pengawasan terhadap kinerja karyawan pada

koperasi karyawan PT. Bank Riau.

2. Apa saja yang harus ditempuh oleh koperasi sehingga monitoring

terhadap kinerja menjadi lebih baik pada koperasi karyawan PT. Bank

Riau.

D. Tujuan dan kegunaan penelitian

1. Tujuan penelitian

a. Untuk mengetahui bagaimana monitoring terhadap kinerja karyawan

pada koperasi karyawan PT. Bank Riau.

b. Untuk mengetahui apa saja yang harus ditempuh oleh koperasi

sehingga monitoring terhadap kinerja lebih baik pada koperasi

karyawan PT. Bank Riau.

2. Kegunaan penelitian

a. Untuk menambah wawasan tentang koperasi

4
b. Menambah pengetahuan sebagai bahan rujukan dalam kepustakaan

c. Sebagai salah satu syarat untuk pembuatan laporan akhir demi

menyelesaikan studi di Fakultas Syariah dan Ilmu hukum UIN Suska

Riau Pekanbaru

E. Metode Penelitian

1. Lokasi penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di koperasi karyawan PT. Bank Riau Jl. KH.

Ahmad Dahlan No. 27 A. Pekanbaru. Penulis mengambil penelitian

dilokasi ini karena pada lokasi inilah penulis menemukan permasalahan

dan karena keterbatasan dana serta tidak jauh dari tempat tinggal penulis.

2. Subyek dan Obyek penelitian

a. Subyek penelitian ini adalah pihak manajer dan staf, supervisor,

serta anggota-anggota koperasi karyawan PT. Bank Riau

Pekanbaru

b. Obyek penelitian ini adalah Monitoring terhadap kinerja

karyawan pada Koperasi Karyawan PT. Bank Riau

3. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini dilakukan terhadap 5 responden yang

tercantum dalam struktur organisasi perusahaan Koperasi Karyawan PT.

Bank Riau. Dari 5 responden itu adalah Rostina Saleh (Bagian

Pengawasan), Indryani Octavia, (Kepala Unit Akuntasi dan Umum), Iva

Rosalina (Bagian Unit Simpan Pinjam), Yulia (Pelaksana Pembukuan),

dan Teguh Andrayana Putra (Oprasional).

5
4. Sumber Data

Penelitian ini merupakan penelitian lapangan maka sumber data yang

digunakan adalah:

a. Data primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari manajer dan

staf, supervisor, bersama koperasi karyawan PT. Bank Riau.

b. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari buku-buku yang

berhubungan dengan pembahasan penelitian ini.

5. Metode pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data-data yang di butuhkan, maka penulis

memakai beberapa metode, yaitu:

a. Wawancara yaitu metode pengumpulan data dengan cara

berdialog dan Tanya jawab secara langsung dengan narasumber

dan responding untuk melengkapi data yang di gunakan untuk

penelitian.

b. Observasi yaitu suatu metode pengumpulan data melalui proses

pengamatan langsung terhadap gejala atau fenomena yang terjadi

di lapangan untuk mendapatkan gambaran secara nyata tentang

kegiatan yang diteliti.

c. Kepustakaan adalah Untuk melengkapi laporan penelitian ini,

maka penulis mengambil data melalui buku panduan yang ada di

pustaka dan dokumen-dokumen yang bersangkutan dengan apa

yang diteliti oleh penulis.

6
6. Analisa data

Dalam metode analisa data digunakan metode penelitian ini adalah

metode yang bersifat Deskriptif. Analisa yang dipakai adalah analisa

Deskriptif, kualitatif, setelah data terkumpul kemudian dilakukan

penganalisaan secara kualitatif lalu digambarkan melalui kata-kata.

7. Metode Penulisan

Setelah dilakukan penganalisaan terhadap data yang telah terkumpul

tersebut, maka penulis mendeskripsikan data tersebut dengan

menggunakan metode sebagai berikut:

a. Metode Deduktif, yaitu penulis mengemukakan kaidah-kaidah

atau pendapat-pendapat yang bersifat umum kemudian dibahas

dan diambil kesimpulan secara khusus.

b. Metode Induktif, yaitu dengan menemukakan fakta-fakta atau

gejala-gejala yang bersifat khusus, lalu dianalisa, kemudian

diambil kesimpulan secara umum.

c. Metode Deskrptif Analitif, yaitu dengan jalan mengemukakan

data-data yang diperlukan apa adanya, lalu dianalisa, sehingga

dapat disusun menurut kebutuhan yang diperlukan dalam

penelitian ini.

7
F. Sistematika Penulisan

Untuk lebih jelas dan mudah dipahami hasil penelitian ini, penulis

memaparkan sistematika penulisan yaitu sebagai berikut :

BAB I Bab ini berupa Pendahuluan yang berisikan : Latar Belakang

masalah, Batasan Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan dan

Kegunaan Penelitian, dan Sistematika Penulisan.

BAB II Bab ini berisikan Gambaran Umum Tentang Koperasi, sejarah

singkat berdirinya koiperasi, visi dan misi koperasi dan truktur

organisasi koperasi.

BAB III Tinjauan Umum Tentang Monitoring yang berisikan, pengertian

Monitoring, Tujuan monitoring, Kinerja karyawan, pengertian dan

tujuan kopersai.

BAB IV Monitoring Terhadap kinerja karyawan Pada Koperasi Karyawan

PT. Bank Riau Pekanbaru yang meliputi, Bagaimana Monitoring

terhadap kinerja karyawan pada koperasi keryawan, Dan Apa saja

yang harus di tempuh oleh koperasi sehingga pengawasa berjalan

dengan baik pada koperasi karyawan PT. Bank Riau.

BAB V Penutup berisikan, kesimpulan dan saran.

DAFTAR PUSTAKA

8
BAB II

GAMBARAN KOPERASI KARYAWAN PT. BANK RIAU

PEKANBARU

A. Sejarah Berdiri, Visi dan Misi

Kopersai Karyawan PT. Bank Riau (KOPKAR BANK RIAU) yang

beralamat di Jl. Kh. Ahmad Dahlan no. 27 a Pekanbaru ini didirikan pada tanggal

01 Agustus 2003 berdasarkan keputusan Menteri Negara Koperasi Unit Kecil dan

Menengah Republik Indonesia: 358/BH/DISKOP dan UKM/3/VIII/2003.

Didirikannya Koperasi Karyawan PT. Bank Riau ini untuk meningkatkan

kesejahteraan dan tarap hidup pada khususnya dan masyarakat daerah kerja pada

umumnya sehingga dapat ikut serta dalam membangun tatanan perekonomian

Nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur

berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

Koperasi Karyawan PT. Bank Riau (KOPKAR BANK RIAU)

berlandaskan pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 serta berdasarkan

pada azas kekeluargaan. Atas kuasa pembentukan Koperasi Karyawan PT. Bank

Riau (KOPKAR BANK RIAU) yang diselenggarakan pada hari Rabu tanggal

30 Juli 2003 ditunjuk pendiri selaku kuasa pendiri dan sekaligus untuk pertama

kalinya sebagai pengurus kopearsi dengan susunan ketua oleh Eka Afriadi, Wakil

Ketua Rizal Efendi, Sekretaris Deny Mulya Akbar, Wakil Sekretaris Arhim Syafei

serta Bendahara Ulfia Bustamam.

9
Adapun Visi dan Misi Koperasi Karyawan PT. Bank Riau yaitu :

Visi Koperasi Karyawan PT. Bank Riau antara lain :

1. Menjadi koperasi mandiri

2. Sehat dan mampu mengembangkan seluruh potensi ekonomi

anggotanya.

3. Meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan anggota pada

khususnya dan masyarakat pada umumnya.

Misi Koperasi Karyawan PT. Bank Riau antara lain :

1. Sebagai soko guru kehidupan gotong royong dan semangat

kekeluargaan anggota.

2. Sebagai wadah pendorong pengembangan dan peningkatan tarap

hidup anggota.

3. Intermediator ekonomi dan jaringan kerja para anggota.

Penyelenggara kegiatan usaha perekonomian yang dilandasi dengan sikap

bersih jujur dan terbuka, mitra bisnis PT. Bank Riau dalam penyediaan pasokan

barang dan jasa dengan harga wajar dan mutu yang dapat diandalkan,

pengembangan jaringan kerja antar sesama koperasi dan badan usaha lainnya.

B. Struktur Organisasi

Struktur organisasi ini sangat penting bagi suatu perusahaan, karena di

dalam struktur organisasi ini akan tampak pembagian kerja dan tanggung jawab

yang jelas dan dapat mempermudah dalam mengarahkan, mengawasi setiap staff

10
atau karyawan perusahaan yang bersangkutan seperti Koperasi Karyawan PT.

Bank Riau Pekanbaru ini.

Adapun tujuan adanya struktur organisasi ini adalah untuk menghindari

terjadinya kesimpang siuran dan juga bermaksud agar wewenang dan tanggung

jawab dapat dibagi sehingga suatu pekerjaan dapat terselesaikan dengan

memuaskan ( baik ).

Kemudian untuk lebih jelasnya dapat kita lihat struktur organisasi berikut ini :

C. Adapun bidang Usaha atau Jasa pada Koperasi Karyawan


1. Unit Simpan Pinjam (S/P)
a. Batasan maksimum plafond pinjaman sebesar Rp. 20.000.000, per

anggota untuk anggota koperasi dengan status kerja sebagai

pegawai Bank Riau

b. Masa pembayaran pinjaman ditetapkan maksimum selama 36

bulan

c. Imbal jasa yang diterima kperasi sebesar 0.833% dari setiap nilai

pinjaman yang diberikan setiap bulannya atau sebesar 10%

pertahun

2. Pelaksanaan Pembiayaan

a. Batasan maksimum plafond sebesar Rp. 25.000.000, dikurangi

baki debet pinjaman Multi Guna

b. Jangka waktu pembiayaan maksimum 36 bulan

c. Imbal jasa yang diterima koperasi dari pembiayaan barang sebesar

12% pertahun sedangkan unit jasa perbengkelan dikenakan jasa 1%

dari total pembiayaan jasa dari dua kali angsuran

11
d. Jumlah keseluruhan pembiayaan anggota terealisasikan.

3. Pelaksanaan Unit Jasa

a. Jasa Cleaning service yang dilakukan pada Bank Riau Kantor

Puast.

b. Jasa sewa Air Conditioner yang dilaksanakan pada Kantor Cabang

Pasar Pusat dan Unit syariah

c. Jasa sewa Office Furniture yang dilaksanakan pada Kantor Cabang

Pasar Pusat.

d. Jasa sewa Washroom/pengharum ruangan dari pelaksanaan yang

dilakukan pada Kantor Pusat.

4. Pelaksanaan Pengadaan Barang

a. Pengadaan peralatan dan perlengkapan kerja pada Bank Riau

b. Pengadaan alat tulis Kantor Cabang Utama, Kantor Cabang Pasar

Pusat, Cabang Bagan Siapi-api, Cabang Pembantu Senapelan,

Cabang Pembantu Rumbai, Cabang Pembantu Tambusai, Cabang

Pembantu Kandis, Yastera serta unit usaha fotocopy yang terletak

di Kantor Cabang Pasar Pusat.

5. Pelaksanaan Unit Toko

TOSERBA PRIMAJAYA yang telah berdiri pada bulan februari

2004 dimana perkembangannya terus menunjukkan peningkatan

dalam perolehan transaksi penjualan.

12
BAB III

TINJAUAN TEORITIS

A. Pengertian Monitoring (Pengawasan)

Monitoring adalah alat-alat yang diperlukan untuk pengendalian dan

pengawasan suatu pekerjaan. Monitoring bisa juga digunakan untuk mengukur

apakah proyek masih tetap pada jalannya. Monitoring kerja kebanyakan mengenai

masukan-masukan dan pengeluaran-pengeluaran, serta membandingkan hasil

pekerjaan yang dapat dicapai terhadap yang direncanakan dalam jangka pendek

dan memeriksa dalam jangka panjang suatu perusahaan atau proyek. Dengan

demikian monitoring merupakan suatu proses yang terus menerus atau kontinu,

maka sistem monitoring yang biasa diterapkan pada manajemen rutin.

Pengawasan kerja terhadap karyawan adalah merupakan salah satu hal

yang dapat mempengaruhi dalam menjalankan setiap pelaksanaan kerja yang

telah ditetapkan perusahaan, yang mana hal tersebut akan dapat mempengaruhi

semangat kerja dari para karyawan. Untuk lebih jelasnya mengenai pengwasan

ini bagi perusahaan dalam meningkatkan semangat kerja karyawan.

Pengawasan adalah suatu proses yang sistematis untuk mengevaluasi

apakah aktivitas-aktivitas organisasi yang telah dilaksanakan untuk selanjutnya

diambil tindakan perbaikan.

Adapun pengertian dari pengwasan yang telah dikemukakan oleh beberapa

ahli, yaitu: Pengawasan adalah tindakan yang terdiri dari tindakan meneliti,

apakah segala sesuatunya tercapai atau berjalan sesuai dengan rencana yang telah

13
dikeluarkan, prinsip-prinsip untuk menunjukkan kelemahan-kelemahan agar dapat

diperbaiki dan mencegah berulangnya kelemahan-kelemahan dan kesalahan-

kesalahan itu1

Pengawasan merupakan suatu proses yang menjamin bahwa tujuan-tujuan

organisasai dan manajemen tercapai. Dalam hal ini sudah menjadi tugas seorang

pengawas untuk dapat mengusahakan agar pekerjaan sesuai dengan rencana atau

maksud yang telah ditetapkan. Untuk itu pengawas perlu melakukan kegiatan

pemeriksaan, serta pengendalian berbagai kegiatan yang sejenis dengan hal

tersebut. Bahkan bila mengatur dan mencegah sebelum terjadinya penyimpangan-

penyimpangan yang mungkin akan terjadi. Dan apabila terjadi penyimpangan

maka perlu diambil langkah-langkah perbaikan dan penyempurnaan terhadap

penyimpangan-penyimpangan itu.2

Definisi pengawasan adalah sebagai berikut ( Winardi, 2000: 278 ) :

“ Pengawasan adalah seseorang yang menafsirkan politik-politik dan


prosedur-prosedur yang bekerja pada suatu tingkat dimana ia harus
mengawasi secara pribadi tugas-tugas yang diserahakan pada kelompok
kecil dalam rangka mencari performance yang tepat”.

Seseorang pengawas mempunyai beberapa tanggung jawab penting yang

akan dipikulnya yaitu antara lain :

a. Hubungan dengan para pekerja

b. Memberikan pelatihan

c. Perencanaan

d. Mengusahakan kondisi kerja yang aman

1.Lubis, Ibrahim, Pengendalian dan Pengawasan Proyek Manajemen ,(Jakarta:Galia


Indonesia,1994, hal: 23
2
Hani T Handoko, Manajemen Personalia dan Sumber dayya alam ( Yogyakarta:BFFE,
1995) hal:27

14
e. Produksi

f. Mengawasi biaya-biaya3

Dalam hal ini agar pengawas tersebut dapat mencapai sasaran yang telah

ditetapkan oleh perusahaan, maka fungsi pengawasan tersebut mestilah berjalan

sesuai dengan peranannya masing-masing, antara lain :

a. Mempertebal rasa tanggung jawab karyawan yang diserahi tugas

dalam melaksanakan tugas.

b. Mendidik para karyawan agar mereka melakukan pekerjaan sesuai

dengan prosedur yang telah ditetapkan

c. Mencegah terjadinya penyimpangan, kelalaian dan kelemahan agar

tidak terjadi kerugian.

d. Memperbaiki setiap kesalahan dan penyelenggaraan agar pelaksanaan

pekerjaan tidak mengalami hambatan dan pemborosan

Dengan demikian pengawasan terhadap kinerja karyawan dapat

menimbulkan pengaruh dalam melaksanakan setiap pekerjaan, artinya

keberhasilan pelaksanaan pekerjaan tidak terlepas dari perhatian pengawas

terhadap setiap bawahannya. Untuk itulah seorang pengawas harus dapat

memberikkan pengertian yang wajar dan rasional tentang arti pentingnya

pengawasan terhadap kinerja karyawan yang dilakukan. Seorang pengawas yang

baik akan selalu mmenciptakan suasana kerja yang menyenangkan bagi

bawahannya, kegairahan kerja bagi karyawan, seperti melakukan hubungan yang

baik antara pimpinan dan bawahan.

3
Winardi, Manajemen dan Pengawasan (Bandung: Alumni Bandung, 2000), hal:31

15
Ada berbagai faktor yang menbuat pengawasan semakin diperlukan oleh

setiap organisasi, yaitu :

a. Perubahan lingkungan organisasi, dimana perubahan lingkungan

organisasi terjadi terus-menerus, separti munculnya inovasi produk dan

pesaing baru, peraturan pemerintah yang baru maka melalui fungsi

pengawasan manejer dapat mendeteksi perubahan tersebut. Sehingga

mampu menghadapinya untuk masa yang akan datang.

b. Peningkatan kompleksitas organisasi. Semakin besar organisasi

semakin memerlukan pengawasan yang lebih formal dan hati-hati.

c. Kesalahan-kesalahan sistem pengawasan ini memungkinkan manejer

mendeteksi kesalahan sebelum kesalahan itu menjadi kritis

d. Kebutuhan manejer untuk mendelegasikan wewenang, salah satu cara

manejer dapat menentukan apakah bawahan telah melakukan tugas

yang telah dilimpahkan kepadanya adalah dengan

mengimplementasikan sistem pengawasan.4

Monitoring (Pengawasan) diwujudkan oleh suatu aparat atau instansi yang

berada diluar organisasi atau satuan kerja itu, dengan memberikan laporan sebagai

informasi. Baik guna mewujudkan tindakan-tindakan koreksi yang sama.

Walaupun agak berbeda cara pandang, pendapat dan pola pikir seorang

mrnghadapi suatu keadaan dan situasi yang sama. Bahkan mungkin juga terhadap

keadaan atau hal yang berbeda, kita memiliki pandangan yang sama

4
Soewono Handayaninggrat, Pengantar Study Ilmu Administarsi dan Manajemen
(Jakarta:Gunung Agung, 1995), hal:15

16
Begitupun pengertian pengawasan ini dibeberapa Negara, hal ini dianggap

hanya merupakan perbedaan nisbi saja, lain halnya di Negara kita, dimana jelas-

jelas dengan adanya aparat pengawasan fungsional pemerintah yang terdiri dari

a. Badan pengawasan keuangan dan pembangunan

b. Inspektorat jendral pada departemen teknis

c. Inspektorat wilayah propinsi

d. Inspektorat wilayah kabupaten atau kotamadya

Pengawasan tertuju kepada suatu instansi yang terlingkung dalam

departemen teknis yang sama atau dimana aparat pengawasan itu bernaung, tetapi

penyelenggaraan pengawasan itu tidak berupa pengendalian. Secara keseluruhan

aparat pengawasan ini merupakan suatu yang sungguh besar. Agar dapat

melakukan pengawasan langsung terhadap bawahan dan kegiatan (proyek

maupun bukan) yang dilakukan oleh perusahaan. Karena pengawasan bukan

hanya dilakukan oleh aparat pengawasan fungsional tetapi harus diselenggarakan

oleh para pelaksana sendiri, maka sesungguhnya hampir tidak dapat dihitung satu

demi satu atau hampir tidak dapat diketahui banyaknya petugas, pekerja, pegawai,

mandor, yang mestinya senantiasa harus melakukan pengawasan itu5.

B. Tujuan Monitoring (Pengawasan)

Sebagaimana yang penulis singgung pada pembahasan sebelumnya bahwa

pengawasan perburuhan atau tenaga kerja yang diatur dalam UU No, 3 tahun 1951

tentang pengawasan tenaga kerja dimaksudkan agar perusahaan yang merupakan

5
Salindeho Jhon, Peranan Tindaklanjut Dalam Manajemen (Jakarta: SinarGrafika,
1989), hal: 47-49

17
aset perekonomian tersebut dapat berjalan dengan lancar, berkembnag menjadi

perusahaan yang kuat tidak mengalami hambatan pembangunan harus dijmain

haknya, diatur kewajibannya dan dikembangkan daya gunanya.

Monitoring atau pengawasan bukan bertujuan mencari-cari kesalahan atau

siapa yang salah, tetapi tujuan utama dari monitoring atau pengawasan adalah

memahami apa yang salah demi perbaikan dimasa yang akan datang. Setelah

pengawasan dipersembahkan kepada pemimpin suatu unit kerja atau instansi,

senantiasa dilakukan secara terbuka dan sejelas-jelasnya apa yang ditemukan

dalam hal yang perlu. Maksud dan tujuannya adalah agar apa yang tercantum

dalam pengawasan itu dipahami bersama, sedangkan tujuan utamanya adalah

demi pengambilan tindak lanjut secepatnaya dengan memprioritaskan terhadap

hal-hal atau masalah.

Praktisnya, tujuan utama Monitoring adalah :

a. Pimpinan dari instansi yang diperiksa langsung mengetahui

situasinya

b. Langsung dapat bertindak mengoreksinya

c. Cepat dapat mengkonsolidasikan apa yang perlu

d. Mencegah efek negatif tambah berkembang

e. Mencegah kerugian lebih besar

f. Mencegah cemoohan pihak, dan

g. Merefleksikan suatu kegairahan dalam membangun.

Cara kerja dari sebuah perusahaan dengan mewujudkan apa yang

dibentangkan itu, selain untuk menjembatani informasi pemanfaatan demi

18
kebaikan dimasa yang akan datang, tetapi yang terpenting adalah agar pada phase

berikutnya (terutama bagi perusahaan) keadaan ini sudah diperhitungkan demi

pembetulannya dan yang tidak kalah pentingnya adalah apa yang ditemukan

langsung diperabaiki atau ditindak lanjuti6.

C. Kinerja Karyawan

Kinerja adalah prestasi kerja, hasil kerja atau untuk kerja. Kinerja Sumber

Daya Manusia ( SDM ) merupakan istilah yang berasal dari kata Job performance

atau actual performance ( prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai

seseorang ).

Definisi kinerja karyawan menurut Anwar Prabu Mangkunegara bahwa “

Kinerja karyawan ( prestasi kerja ) adalah hasil kerja secara kualitas dan

kwantitas yang dicapai oleh seseorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya

sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya “.

Oleh sebab itu disimpulkan bahwa kinerja adalah prestasi kerja atau hasil

kerja (uotput) baik kualitas maupun kuantitas yang dicapai SDM pernyataan

periode waktu dalam melaksanakan tugas kerjanya sesuai dengan tanggung jawab

yan diberikan kepadanya.

Dari beberapa pengertian kinerja di atas dapat disimpulkan bahwa kinerja

dianggapkan dalam kalimat yang berbeda-beda, bukan berarti saling bertentangan,

melainkan saling melengkapi.

6
Ibid., hal: 84-85

19
Menurut penulis, kinerja adalah kemampuan dalam melaksanakan tugas

yang dapat meningkatkan fungsi motivasi secara terus-menerus, dan saling

mempengaruhi antara motivasi atau seorangan untuk berbuat sesuatu dengan

kemampuan tugas yang telah dimiliki seseorang, dengan kinerja yang dihasilkan

oleh orang tersebut.

Ada beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja yaitu :

a. Keterampilan yang dimiliki

b. Kemampuan dasar atau ability

c. Usaha yang dilakukan harus didukung oleh alat, teknologi yang

tersedia

d. Adanya insentif (Penghargaan atau pujian yang diberikan)

e. Lingkungan kerja yang mendukung

f. Adanya motivasi terus-menerus

Hak-hak dari tenaga kerja tersebut adalah sebagai berikut :

a. Tiap tenaga kerja berhak atas pekerjaan dan penghasilan yang

layak bagi manusia

b. Tiap tenaga kerja berhak memilih dan atau pindah pekerjaan

sesuai dengan berkat dan kemampuan

c. Tiap tenaga kerja berhak atas pendidikan keahlian dan

kejujuran untuk memperoleh serta menambah keahlian dan

keterampilan kerja

20
d. Tiap tenaga kerja berhak mendapatkan perlindungan atas

keselamatan, kesehatan, kesusilaan, pemeliharaan moril kerja

serta pelakuan yang sesuai martabat manusia dan moral agama

e. Tiap tenaga kerja berhak mendirikan dan menjadi anggota

perserikatan tenaga kerja

Ditinjau dari segi keilmuan, keselamatan dan kesehatan kerja diartikan

sebagai ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam usaha mencegah

kemungkinan terjadi kecelakaan dan penyakit akibat kerja ditempat kerja.

Keselamatan kerja harus diterapkan dalam melakukan pekerjaan disetiap

perusahaan. Sebagaimana diketahui bahwa keselamatan dan kesehatan kerja

merupakan suatu spesialisasi tersendiri, karena dalam pelaksanaanya

berlandaskan oleh peraturan serta ilmu-ilmu tertentu, terutama ilmu tehknik dan

medik.

Suatu kejadian atau peristiwa tertentu adalah sebab musababnya

kecelakaan industri dan kecelakaan kerja, dimana ada 4 faktor penyebabnya,

antara lain :

a. Faktor manusia

Misalnya karena kurangnya keterampilan atau kurangnya

pengetahuan, salah penempatanya dll

b. Faktor materialnya atau bahannya

Misalnya bahan yang seharusnya terkuat di besi, akan tetapi supaya

lebih murah dibuat dari bahan yang lain

21
c. Faktor bakunya

Misalnya karena metode kerja yang salah, kelelahan, sikap kerja

kurang sempurna

d. Faktor yang dihadapi

Misalnya kurangnya peralatan perlindungan yang lengkap bagi

tenaga kerja dalam melakukan pekerjaanya7

Kegunaan penilaian prestasi kerja ( kinerja ) karyawan adalah

a. Sebagai dasar dalam pengambilan keputusan yang digunakan

untuk prestasi pemberhentian dan besarnnya balas jasa

b. Untuk mengukur sejauh mana seorang karyawan dapat

melaksanakan pekerjaanya

c. Sebagai dasar untuk mengevaluasi efektivitas seluruh kegiatan

dalam perusahaan

d. Sebagai dasar untuk mengevaluasikan program latihan dan

keefektifan jadwal kerja, metode kerja, struktur organisasi, gaji

pengawasan, kondisi kerja dan pengawasan

e. Sebagai indicator untuk menentukan kebutuhan akan latihan bagi

bagi karyawan yang berada didalam rganisasi

f. Sebagai alat untuk meningkatkan motivasi kerja karyawan

sehingga dicapai pertformance yang lebih baik

g. Sebagai alat untuk dapat melihat kekurangan dan meningkatkan

kemampuan karyawan selanjutnya

7
Yunus,Mahmud, Al-Qur’an dan Terjemahannya (Bandung: PT. Al-Ma’arif, 1987),
hal:79-81

22
h. Sebagai kriteria menentukan seleksi dan penempatan karyawan

i. Sebagai alat untuk memperbaiki dan mengembangkan kecakapan

karyawan

j. Sebagai dasar untuk memperbaiki dan mengembangkan uraian

tugas8

Karyawan merupakan kekayaan utama perusahaan, karena tanpa

keikutsertaan mereka, aktivitas perusahaan tidak akan terjadi. Karyawan berperan

aktif dalam menetapkan rencana, system, proses, dan tujuan yang ingin dicapai.

Karyawan adalah penjual jasa ( pikiran dan tenaganya ) dan mendapat

kompensasi yang besarnya telah ditetapkan terlebih dahulu. Mereka wajib dan

terikat untuk mengerjakan pekerjaan yang diberikan dan berhak memperoleh

dispensasi sesuai dengan perjanjian. Posisi karyawan dalam perusahaan dibedakan

atas karyawan operasional dan karyawan manajerial (pemimpin).

Karyawan adalah aset utama perusahaan yang menjadi perencana dan

pelaku aktif dari setiap aktivitas organisasi. Mereka mempunyai pikiran, perasaan,

keinginan stastus, dan latar belakang pendidikan, usia, jenis kelamin yang

heterogen dibawa kedalam organisasi perusahaan. Karyawan bukan mesin, uang,

dan material yang sifatnya pasif dan dapat dikuasai serta diatur sepenuhnya dalam

mendukung tercapainya tujuan perusahaan.

Karyawan yang cakap, mampu, dan terampil, belum menjamin

produktivitas kerja yang baik, kalau moral kerja dan kedisiplinnya rendah. Mereka

baru bermanfaat dan mendukung terwujudnya tujuan perusahaan jika mereka

8
Ibid.,hal”28-29

23
berkeinginan tinggi untuk berprestasi. Karyawan yang kurang mampu, kuranng

cakap, dan tidak terampil mengakibatkan pekerjaan tidak sesuai tanpa pada

waktunya.9

D. Pengertian Koperasi

Koperasi adalah badan hukum yang beranggotakan orang-orang atau

badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip

koperasi sekaligus gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas

kekeluargaan.10

Koperasi suatu bentuk kerja sama dalam lapangan perekonomian

kerjasama ini di adakan karena adanya kesamaan jenis kebutuhan hidup. Sehingga

orang melakukan kerjasama untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Koperasi

lahir pada abad ke-19 sebagai reaksi terhadap system liberalisme ekonomi, yang

pada waktu itu sekelompok kecil pemilik modal menguasai kehidupan rakyat11.

Seringkali orang mendefinisikan koperasi dengan menggunakan prinsp-

prinsip koperasi, terutama prinsip koperasi yang diterapkan oleh pelopor dan

konsepsi-konsepsi lainnya. Sementara prinsip koperasi itu, di satu pihak, memuat

sejumlah nilai, norma, dan tujuan, yang tidak harus ditemukan pada semua

koperasi.

9
Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia(Jakarta:Bumi Aksara, 2006), hal:26
10
Sekretaris Negara Republik Indonesia, (Jakarta UU No 25, thn 1992), Bab I Pasal 1
11
Panji, Anoraga, Ninik Widiyanti,Manajemen Kopeasi, (Jakarta: Rineka Cipta,1999),
hal: 1

24
E. Tujuan Koperasi

Dalam UU. No 25 tahun 1992 tentang perkoperasian pasal 3 disebutkan

bahwa, koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan

masyarakat pada umumnya, serta ikut membangun tatanan perekonomian

nasional, dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur

berlandaskan pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

Tujuan koperasi tersebut masih bersifat umum. Karena itu, setiap koperasi

perlu menjabarkannya ke dalam bentuk tujuan yang lebih operasional bagi

koperasi sebagai badan usaha. Tujuan yang jelas dan dapat dioperasikan akan

memudahkan pihak manajemen dalam mengelola koperasi. Pada kasus anggota

juga bertindak sebagai pemilik, pelanggan dan pemodal akan dapat lebih mudah

melakukan pengawasan terhadap proses pencapaian tujuan koperasi, sehinnga

penyimpangan dari tujuan tersebut akan dapat lebih cepat diketahui.

Dalam tujuan tersebut dikatakan bahwa, koperasi memajukan

kesejahteraan anggoota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya.

Pernyataan ini mengandung arti bahwa, meningkatkan kesejahteraan anggota

adalah menjadi program utama koperasi melalui pelayanan usaha.

Selanjutnya, fungsi koperasi untuk Indonesia tertuang dalam pasal 4 UU.

No. 25 tahun 1992 tentang perkoperasian yaitu:

a. Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi

anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk

meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya

25
b. Berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas

kehidupan manusia dan masyarakat

c. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan

ketahanan perekonomian nasional dengan koperasi sebagai

sokogurunya

d. Berusaha mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional

yang merupakan usaha bersama berdasar atas azas kekeluargaan dan


12
demokrasi ekonomi.

12
. Sitio Arifin, Koperasi Teori dan Pratek (Jakarta: Erlangga, 2001)., hal : 15-20

26
BAB IV

MONITORING (PENGAWASAN) TERHADAP KINERJA KARYAWAN

PADA KOPERASI KARYAWAN PT. BANK RIAU PEKANBARU

A. Monitring (Pengawasan) Kinerja Karyawan

Dalam sebuah perusahaan terdapat Monitoring (Pengawasan) terhadap

kinerja, dimana Monitoring (Pengawasan) adalah merupakan salah satu hal yang

dapat mempengaruhi dalam menjalankan setiap dari pelaksanaan kerja yang telah

ditetapkan oleh perusahaan.

Kinerja adalah prestasi kerja, hasil kerja, atau unjuk kerja. Agar kualitas

kerja berprestasi dalam melaksanakan tugas kerjanya sesuai dengan tanggung

jawab yang diberikan kepadanya.

Karyawan merupakan kekayaan utama perusahaan, Karena tanpa

keikutsertaan mereka, aktivitas perusahaan tidak akan terjadi, karyawan berperan

aktif dalam menetapkan rencana, dan tujuan yang ingin dicapai1.

Terdapat Beberapa pengawasan terhadap kinerja, antara lain :

1. Mengontrol pengendalian prilaku karyawan.

Walaupun sudah terdapat struktur uraian pekerjaan, tetapi seringkali para

pekerja atau karyawan memiliki prilaku unik yang bukan saja tidak saling

mendukung, namun bahkan seringkali menimbulkan resultan yang saling

meniadakan. Misalnya, para pekerja atau karyawan di level bawah tidak

peduli terhadap isi-isu strategis di level atas jika tidak berkaitan dengan

1
Indryani oktavia, (Kepala Unit Akuntansi dan Umum),Wawancara 13 Juni 2009.

27
apa yang mereka kerjakan. Karyawan tersebut tidak mau tahu apakah

perusahaan meningkat atau telah tumbuh perusahaan baru. Sebaliknya,

atasan pun sering tidak mau tahu, bagaimana keselamatan kerja para

karyawan dapat terjaganya dengan baik.

2. Mengkaji ulang kinerja karyawan

Pengukuran kinerja menjadi sangat penting karena kita hanya dapat

mengetahui apa yang kita dapatkan melalui sesuatu yang terukur.

Khususnya jika pencapaian target atas ukuran yang ditetapkan tersebut

berkaitan dengan bonus yang akan diterima. Dalam kerangka pikir inilah

dapat dinyatakan bahwa pengukuran kinerja karyawan menjadi lebih baik2.

3. Menelusuri waktu yang digunakan oleh karyawan

Sebuah sistem Manajemen kinerja yang bagus seharusnya mengetahui

ukuran-ukuran waktu yang sangat bermakna bagi karyawan. Dengan

demikian, akan lebih memudahkan pengawasan dalam kinerja karyawan.

4. Mengumpulkan Data yang telah diketahui sebelumnya

Mengumpulkan data tanpa ada tindak lanjut yang berarti merupakan

pemborosan waktu dan biaya. Sebagai contoh, seorang manajer

mewajibkan bawahannya untuk mengisi aktivitas yang dilakukan

bawahannya setiap jamnya dalam satu hari. Padahal telah ada kontrak

yang telah ditandatangani sebelumnya. Bisa saja hal tersebut dilakukan

jika manajer tersebut mencurigai bahwa bawahannya mengejar uang

2
Dermawan Wibisono, Manajemen Kinerja (Jakarta: Erlangga, 2006)., hal 13-14

28
lembur dari proses kerja yang seharusnya dapat dilakukan dalam jam kerja

normalnya.

5. Mengumpulkan Data yang tidak perlu

Mengumpulkan data yang tidak perlu merupakan kesalahan yang paling

umum dilakukan. Sebagai cntoh, seorang manajer menggunakan kehadiran

sebagai mengukur keberhasilan yang diberikan. Menghitung jumlah

kehadiran, yaitu mendapatkan pengetahuan dan pendapatan keterampilan

karyawan. Lebih jauh lagi, perbaikan kualitas pekerjaan yang dilakukan

karyawan merupakan hal terpenting yang mestinya diukur. tetapi adapun

kesalahan-kesalahan penetapan ukuran ini akan memicu prilaku yang

keliru dari karyawan, misalnya sekedar hadir, karyawan hanya tidur atau

ngobrol, dan membuat program hanya berusaha memanjangkan baris

program , dan adanya laporan yang tidak perlu oleh atasan (manajer).3

B. Apa saja yang ditempuh sehingga Monitoring Berjalan dengan baik

Monitoring adalah salah satu hal yang dapat mempengaruhi dalan

menjalankan rencana kerja yang telah ditetapkan perusahaan.

Pengawasan Dilakukan Setiap hari berupa :

1. Pengawasan Dalam Jurnal

Jurnal adalah merupakan ketentuan berupa pemasukan atau pengeluaran

dari sebuah perusahaan setiap adanya transaksi.

2. Pengawasan dalam Neraca

3
Ibid., hal 40-41

29
Neraca dalam sebuah perusahaan itu adalah laporan keuangan dari

pemasukan dan pengeluaran pada perusahaan tersebut.

3. Pengawasan Laba/Rugi perusahaan

Laba/Rugi adalah untuk menentukan apakah perusahaan tersebut mencapai

hasil yang tinggi dengan istilah laba/rugi.

4. Pengecekan Kas dilakukan setiap hari setelah tutup kas

Melakukan Pengawasan terhadap pembelian-pembelian barang pokok,

penjualan harian, melakukan cek stok setiap 3 bulan. Barang-barang

dagangan dan membuat laporan aktivitas segala unit yang ada pada

koperasi seperti Unit took/Niaga, Unit bisnis/pembiayaan, dan Unit

Simpan Pinjam.

5. Melakukan Pengawasan terhadap jatuh tempo kontrak pada Bank Riau

seperti, kontrak Outsorshing, dan menginformasikan kepada pengurus

tentang hal-hal yang sangat penting. Sistem prosedur operasional

perusahaan bila terdapat masalah atau tidak seperti biasanya agar bisa

segera diatasi atau diambil tindakan memberi teguran baik lisan maupun

tulisan kepada karyawan yang menyalahi aturan melalui kepala unit

masing-masing

Adapun beberapa bidang usaha atau jasa pada koperasi karyawan

1. Unit Simpan Pinjam ( S/P )

Sebagaimana perkembangannya pelaksanaan yang telah dilakukan

koperasi berupa pengumpulan simpanan wajib dan pokok anggota dan

pemberian layanan pinjaman kepada seluruh anggota sesuai dengan

30
ketetapan pelaksanaan yang ditentukan, dengan rincian pelaksanaan antara

lain :

a. Batasan maksimum plafond pinjaman sebesar Rp20.000.000, per

anggota untuk anggota kopersi dengan status kerja sesuai pegawai

Bank Riau.

b. Masa pembayaran pinjaman ditetapkan maksimum selama 36

bulan.

c. Imbal jasa yang diterima koperasi sebesar 0,833% dari setiap nilai

pinjaman yang diberikan setiap bulannya atau sebesar 10%

pertahun.

2. Pelaksanaan Pembiayaan

Sehubungan untuk memenuhi kebutuhan anggota dalam pembelian

barang-barang kebutuhan rumah tangga maka Koperasi Karywan Bank

Riau melayani pembiayaan barang bagi anggotanya, dengan rincian

pelaksanaan sebagai berikut :

a. Batasan maksimum plafnd sebesar Rp. 25.000.000, dikurangi baki

debet pinjaman Multi Guna

b. Jangka waktu pembiayaan maksimum 36 bulan

c. Imbal jasa yang diterima koperasi dari pembiayaan barang sebesar

12% pertahun sedangkan untuk jasa perbengkelan jika penbayaran

lebih dari dua kali angsuran.

d. Jumlah nilai keseluruhan penyaluran pembiayaan kapada anggota

terealisasikan.

31
3. Pelaksanaan Unit Jasa

Beberapa pelaksanaan kegiatan unit usah jasa yang dilakukan koperasi

yaitu :

a. Jasa Cleaning service yang dilakukan pada Bank Riau Kantor

Pusat, Kantor Cabang Utama, Kantor Cabang Pasar Pusat dan unit

Syariah.

b. Jasa sewa Air Conditioner yang dilaksanakan pada Kantor Cabang

Pasar Pusat dan Unit Syariah.

c. Jasa sewa Office Furniture yang dilaksanakan pada Kantor Cabang

Pasar Pusat.

d. Jasa sewa Washroom/pengharum ruangan dari pelaksanaan yang

dilakukan pada Kantor Pusat.

4. Pelaksanaan Pengadaan Barang

Secara terinci beberapa pelaksanaan pengdaan barang yang telah

dilakukan pada lingkungan Bank Riau terdiri dari :

a. Pengadaan peralatan dan perlengkapan kerja pada Bank Riau.

b. Pengadaan alat tulis Kantor Cabang Utama, Kantor Cabang Pasar

Pusat, Cabang Bagan Siapi-api, Cabang Pembantu Senapelan,

Cabang Pembantu Rumbai, Cabang Pembantu Tambusai, Cabang

Pembantu Kandis, Yastera serta unit usah fotocopy yang terletak di

Kantor Cabang Pasar Pusat

32
5. Pelaksanaan Unit Toko

TOSERBA PRIMAJAYA yang telah berdiri pada bulan februari 2004

dimana perkembangannya terus menunjukan peningktan dalam perolehan

transaksi penjualan. 4

Pengawasan Terhadap kinerja pada kopersai karyawan tersebut harus

adanya tolong-menolong karena kinerja yang diberikan sudah ditentukan. Dalam

kinerja karyawan koperasi membentukkan RAT ( Rapat Akhir Tahun ). Dalam

persiapan Rapat pembentukan koperasi karyawan dilakukan maka selanjutnya

perlu dilakukan rapat pembentukan dengan ketentuan sebagai berikut.

a. Rapat tersebut dihadiri paling sedikit dalam 20 karyawan

b. Rapat pembentukan ini dibentuk untuk mengadakan pengawasan dalam

kerja serta memberikan berbagai petunjuk, penjelasan dan dorongan agar

pekerjaan bias mencapai yang diinginkan.

c. Penyusunan Anggaran Dasar pada koperasi karyawan tersebut

Dalam pengawasan kinerja yang lain koperasi juga mengawasi pekerjaan

yang dinamakan dengan Sisa hasil usaha ( SHU ). Adapun pengertian SHU adalak

pendapatan koperasi yang diperoleh dalam satu tahun buku dikurangi dengan

biaya, dan kewajiban lain termasuk pajak dalam bersangkutan. Sisa hasil usaha

juga juga dibagikan kepada anggota sebanding jasa usaha yang oleh masing-

masing anggota serta digunakan untuk keperluan karyawan lainnya.

Perlu diketahui bahwa penetapan besarnya pembagian kepada anggota dan jenis

jumlahnya untuk keperluan anggota lainnya. Dengan mengacu pada pengertian di

4
Rostina Saleh (Pengawasan) Wawancara 13 Juni 2009

33
atas maka besarnya SHU yang dikelola oleh karyawan atau para anggota akan

mencakup transaksi anggota.

Pengawasan kinerja pada koperasi karyawan tersebut dilakukan setiap

hari, karena dengan adanya pengwasan maka pekerjaan akan terasa lebih

meyakinkan dan pekerjaan akan mudah terselesai, dalam pengawasan kinerja

karyawan tersebut koperasi sangat diperlukan dalam bermasyarakat karena

koperasi bermakna saling membantu masyarakat lainnya. 5

5
Sitio Arifin, Koperasi Teori dan Pratek (Jakarta: Airlangga,2001), hal:87-91

34
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Eksisnya mutu perusahaan tergantung dari optimalitas kinerja para

karyawannya. Dan ini dapat terjadi jika pengawasan (monitoring) yang dilakukan

terhadap para karyawan berlangsung dengan baik, karena tidak semua karyawan

menjalani tugas dan tanggung jawabnya. Karena itu pulalah Koperasi Karyawan

PT. Bank Riau berusaha melakukan monitoring terhadap kinerja karyawannya

agar rencana kerja yang telah di tetapkan dapat berjalan seperti yang diharapkan.

Dari penelitian yang dilakukan terhadap monitoring kinerja karyawan pada

koperasi karyawan PT. Bank Riau. Dapat diambil kesimpulan:

1. Monitoring (pengawasan) terhadap kinerja karyawan dapat dilakukan

dengan cara yaitu, Mengontrol pengendalian prilaku karyawan, mengkaji

ulang kinerja karyawan, mencek ulang data-data sebelumnya. Supaya

pekerjaan berjalan dengan baik.

2. Cara yang ditempuh sehingga monitoring kinerja karyawan berjalan

dengan baik. Pengecekan kas dilakukan setiap hari setelah tutup kas,

melakukan pengawasan terhadap pembelian barang, penjualan harian, dan

melakukan stok barang setiap 3 bulan, dan melakukan pengawasan

terhadap jatuh tempo kontrak pada Bank Riau

35
B. SARAN

1. Koperasi Karyawan PT. Bank Riau Pekanbaru adalah koperasi yang

belum lama berdiri, diharapkan dapat meningkatkan pelayanan dengan

lebih baik.

2. Koperasi Karyawan PT. Bank Riau Pekanbaru hendaknya dapat

meningkatkan kinerja dalam pengwasan terhadap kinerja karyawan.

Apabila pengawasan tidak berjalan maka pihak koperasi harus

menanggung kerugiuan dalam kinerja karyawan.

3. Koperasi Karyawan PT. Bank Riau Pekanbaru sebagai koperasi yang

berlandaskan nilai-nilai islam setiap kegiatanya, khususnya pada setiap

karyawan jangan sampai merusak citra positif koperasi itu sendiri.

36
DAFTAR PUSTAKA

Dermawan, Wibisono, Manajemen Kinerja, Jakarta: Erlangga, 2006.

Handoko T Hani, Manajemen Personalia dan Sumber daya alam, Yogyakarta :


BPFE,
1995

Handayaninggrat, Suseno, Pengantar Study Ilmu Administarsi dan Manajemen,


Jakarta: Gunung Agung, 1995

Ibrahim H Lubis, Pengendalian dan Pengawasan Proyek Manajemen, Jakarta :


Ghalia Indonesia, 1994

Indryani Oktavia, Wawancara

Jhon, Salindeho, Peranan Tindak Lanjut dalam Manajemen, Jakarta: Sinar

Grafika, 1989

Rostina Shaleh, Wawancara

Sekretaris Negara Republik Indonesia, UU No 25, Jakarta: 1992, Bab I Pasal I

Panji Anoraga, Ninik Widiyanti, Manajemen Koperasi, Jakarta: Rieka Cipta,

1999

Winardi, Manajemen dan Pengawasan, Alumni Bandung: 2000


DEPARTEMEN AGAMA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTAN SYARIF KASIM RIAU
FAKULTAS SYARI’AH DAN ILMU HUKUM
Alamat; Jl.H.R. Soebrantas Km. 15 Tampan Pekanbaru Riau 28293 PO.BOX 1004 Telp. (0761) 7047875
Fax. (0761) 21129

PENGESAHAN
Laporan akhir yang berujudul “ monitoring terhadap kinerja karyawan Pada
koperasi karyawan PT. Bank Riau Pekanbaru ”Yang ditulis oleh:

Nama : RISNA YANTI


NIM : 00626004025
Jurusan : DIII Perbankan Syariah

Telah dimunaqasahkan dalam sidang panitian sarjana program DIII Fakultas


Syari’ah dan Ilmu Hukum UIN SUSKA RIAU pada :

Hari : Kamis
Tanggal : 09 Juli 2009
Bertepatan : 16 Rajab 1429 H

Sehingga dapat diterima dan disahkan oleh Fakultas Syari’ah dan Ilmu
Hukum sebagai salah satu untuk memperoleh gelar Ahli Madya (A.Md ).

Pekanbaru, 09 November 2009


Dekan

Prof. Dr. H. Mahdini, MA


Nip 196103131986031002

PANITIA PENGUJI

Ketua Sekertaris

Drs.Hajar. M.MH Drs.H.Mohd.Yunus,M.Ag


Nip : 150228112 Nip : 195912311987031037

Penguji I Penguji II

M.Nurwahid M.Ag Khairul Amri, M. Ag


Nip: 197101012000031005 Nip:150 31 7977

Anda mungkin juga menyukai