Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Salah Satu Syarat dalam
Menempuh Program Pendidikan Profesi Dokter
Bagian SMF Ilmu Penyakit Dalam RS Bhayangkara TK II Medan
Oleh:
` Ari Satria 2208320040
Fauzi Alhuda 2208320001
Indah Novia Kasih 2208320026
Rinda Ayudya 2208320005
Alfiyah Anis Hulu 2208320010
Pembimbing:
dr. x
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................................1
1.1 Latar Belakang...................................................................................................1
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Proses hyperplasia glandular dan bertambahnya volume kelenjar tiroid akan
menyebabkan kelenjar tiroid membesar sedang, sehingga penggunaan iodid
(iodide uptake) oleh kelenjar tiroid ibu juga meningkat. Akibatnya, sekresi harian
hormone tiroksin juga akan meningkat. Pada awal kehamilan hormone tiroksin
ibu akan berpindah ke janin sehingga terjadi hipotiroidisme janin. Proses ini akan
terjadi selama kehamilan.1 (sarwono kebidanan)
Hormon tiroid diperlukan untuk perkembagan otak dan fungsi mental normal.
Selain kadar hormone total ataupun terikat, konsentrasi thyroid binding globulin
(TBG) karena adanya aktivitas silang dari hormone chorionic gonadotropin yang
lemah, maka pada awal kehamilan aktivitas tirotropin akan menurun, sehingga
tidak dapat melalui sawar plasenta. Pada kehamilan 12 minggu pertama kadar
hormone chorionic gonadotropin akan mencapai puncaknya dan kadar tiroksin
bebas akan meningkat dan akan menekan kadar tirotropin, sehingga thyrotropin
releasing hormone (TRH) tidak dapat terdeteksi dalam serum darah ibu. Berbeda
dengan trimester pertama, pada pertengahan kehamilan, walaupun serum TRH
janin tidak meningkat, tetap dapat terdeteksi. Hal ini karena ada transfer plasenta
yang minimal. Gangguan kelenjar tiroid pada umumnya didapatkan pada
perempuan muda. Insidensi hipertioridisme, hipotiroidisme dan tiroiditis
diperkirakan sekitar 1%.1
Selama kehamilan, terjadi peningkatan metabolisme tubuh dan peningkatan
sekresi hormon-hormon demi memenuhi kebutuhan janin intrauterin; salah satu
hormon yang meningkat ialah hormon tiroid. Hipertiroid dalam kehamilan
merupakan sebuah kondisi tingginya hormon tiroid oleh tingginya sekresi kadar
hormon -hCG selama trimester pertama dalam kehamilan, yang dapat
merupakan kondisi hipertiroid yang telah ada sebelum kehamilan, atau kondisi
yang didapatkan selama masa kehamilan.2
Hipertiroid dalam kehamilan dicirikan oleh adanya peningkatan kadar free T4
(fT4) atau T4 dan penurunan kadar TSH, tanpa disertai penanda serum
autoimunitas tiroid (TR-ab). Selama masa kehamilan, ukuran kelenjar tiroid akan
1
mengalami pembesaran sebesar 10%-40% dan peningkatan sebanyak 50% dalam
sekresi tiroksin (T4) dan triiodothyronine (T3). Insidensi hipertiroid dalam
kehamilan bervariasi, yaitu sekitar 2-17 dalam 1000 kelahiran, dan merupakan
1%-3% dari jumlah kasus hipertiroid. Data lain menunjukkan bahwa hipertiroid
dalam kehamilan terjadi sebesar 0,05%-3% dari seluruh jumlah kehamilan.2
Meskipun jarang, identifikasi hipertiroidisme pada wanita hamil sangat
penting karena hasil yang tidak diinginkan dapat terjadi pada baik ibu maupun
janin. Secara umum, hipertiroidisme subklinis jarang dikaitkan dengan hasil
kehamilan yang merugikan, sedangkan tirotoksikosis yang tidak terkontrol secara
signifikan meningkatkan risiko ibu dan komplikasi janin, seperti hipertensi akibat
kehamilan, gagal jantung kongestif ibu, abortus, prematuritas, berat badan lahir
rendah, lahir mati, pembatasan pertumbuhan intrauterin, bersama dengan
gangguan neurobehavioral pada keturunan di kemudian hari.3
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2
darah 4-6 ml/menit/gram. Pada keadaan hipertiroid, aliran darah dapat meningkat
sampai 1ml/menit/gram sehingga dapat didengarkan dengan stetoskop yang
disebut bruit. Setiap folikel tiroid diselubungi oleh jala kapiler dan limpatik.
Folikel mengandung koloid yang dikelilingi selapis epitel tiroid. Kelenjar tiroid
memelihara tingkat metabolisme dari sebagian besar sel dalam tubuh dengan
menghasilkan dua hormon tiroid di dalam sel folikelnya, yaitu triiodothyronin
(T3) dan tetraiodohyronin (T4) atau tirosin.4
Aksis hipotalamus-hipofisis-tiroid mengatur fungsi kelenjar tiroid dan
pertumbuhan. Produksi dan pelepasan hormon tiroid diatur oleh thyroid-releasing
hormone (TRH) dari hipotalamus. TRH mencapai hipofisis anterior melalui
sistem portal, dimana sel tirotropik dirangsang untuk menghasilkan thyroid-
stimulating hormone (TSH) atau thyrotropin. TSH dilepaskan ke aliran darah
sistemik kemudian dibawa sampai ke kelenjar tiroid. Di sini, TSH merangsang
pengambilan iodida, dan semua proses yang mendorong pembentukan dan
pelepasan T4 dan T3. TSH mengaktifasi adenilsiklase yang berbatasan dengan
membran sel folikel dan meningkatkan kerja cAMP. T3 memiliki efek inhibisi
kuat terhadap sekresi TRH. Hampir semua T3 dalam sirkulasi berasal dari T4.
TSH juga merangsang konversi T4 menjadi T3 yang secara biologis lebih aktif.
Sebagian besar hormon tiroid terikat pada protein plasma agar hormon tersebut
terlindungi selama diangkut. Terdapat keseimbangan antara hormon yangterikat
protein dengan hormon yang bebas. Hormon tiroid larut dalam lemak dan dapat
dengan mudah melintasi membran sel melalui proses difusi.4
3
peningkatan konsentrasi estrogen yang menyebabkan peningkatan gradual dari
konsentrasi serum protein transport hormone tiroid mayor yaitu TBG. Kedua, dari
awal kehamilan, terjadi peningkatan konsentrasi iodotyronine deiodinase type 3
(yang mendegradasi thyroxine (T4) dan tri-iodothyronine (T3 menjadi komponen
inaktif) yang tinggi pada dinding uterine dan plasenta. Degradasi ini
menyebabkan perubahan penurunan transien dari konsentrasi T4 bebas yang
dikompensasi oleh peningkatan sintesis dan sekresi hormone tiroid. Peningkatan
kosentrasi TBG pada ibu hamil setara dengan peningkatan kadar hormon tiroid.5
Total T3 dan T4 serum mengalami peningkatan sebesar 1,5 kali selama
kehamilan dibandingkan sebelum hamil. Peningkatan sintesis kadar hormon tiroid
dan metabolisme, diikuti pula oleh peningkatan kebutuhan iodine harian.
Peningkatan kebutuhan ini diperburuk oleh peningkatan hilangnya iodine melalui
urine karena peningkatan filtrasi glomerular selama kehamilan. Sedangkan pada
wanita dengan kebutuhan iodine yang cukup tidak akan mengalami pembesaran
kelenjar tiroid. American Thyroid Association dan The Endocrine Society
menganjurkan peningkatan konsumsi iodine dari 150 μg hingga 250 μg per hari
pada wanita hamil untuk mengkompensasi peningkatan kebutuhan iodine dan
kehilangan iodine selama kehamilan. Sebagian besar penelitian menunjukan
bahwa terjadi penurunan kadar fT4 hingga ke kadar dibawah normal seiring
berakhirnya kehamilan. Perubahan hormone tiroid selama kehamilan
kemungkinan berhubungan dengan kebutuhan untuk mensuplai T4 ke sel fetus,
terutama sel neuronal. Konsentrasi T4 yang adekuat diperlukan untuk
perkembangan neural dimana kebutuhan T4 sepenuhnya bergantung pada ibu
terutama trimester pertama dimana plasenta memiliki peranan penting dalam
transport T4.6
4
Gambar 1. Perubahan konsentrasi T4 bebas dalam sirkulasi janin7
5
multipel, tumor trofoblastik, mola hidatidiformis, koriokarsinoma), dan iatrogenic
(konsumsi berlebihan dari levotiroksin, iodine-induced).9
Hipotiroid
Sebagian besar penyakit hipotiroid pada orang dewasa desebabkan oleh
proses dirusaknya kelenjar tiroid oleh otoantibodi, khususnya antibody antithyroid
peroxidase. Oleh karena itu, gangguan-gangguan hipotiroid juga berhubungan
dengan tirotoksikosis Graves. Kedua kelaianan ini mungkin akibat terjadinya
transfer timbal balik sel-sel janin pada kehamilan sebelumnya.1
Tiroiditis autoimun kronis merupakan penyebab utama hipotiroidisme selama
kehamilan di daerah yang cukup yodium. Defisiensi yodium dan kelebihan
yodium merupakan penyebab potensial hipotiroidisme ibu. Beberapa penelitian
menunjukkan hypothyroidism kongenital (kretinisme) terjadi secara endemik di
daerah kekurangan yodium berat. Meskipun penelitian ini tidak menilai fungsi
tiroid pada wanita hamil, hipotiroidisme ibu diasumsikan menjadi penyebab
umum kretinisme endemik. Kekurangan yodium yang parah dapat menyebabkan
hipotiroidisme yang jelas pada ibu dan janin.10
6
6. Wanita dengan diabetes tipe 1
7. Riwayat keguguran atau kelahiran premature
8. Gangguan autoimun
9. Infertilitas
10. Sebelumnya iradiasi kepala atau leher
11. Obesitas yang tidak wajar
12. Usia 30 tahun atau lebih
13. Pengobatan dengan amiodaron
14. Pengobatan dengan litium
15. Baru-baru ini terpapar kontras beryodium
7
Hipotiroid
Hipotiroidisme selama kehamilan biasanya tanpa gejala, terutama ketika
subklinis. Tanda dan gejala yang menyarankan hipotiroidisme termasuk
penambahan berat badan yang tidak tepat, intoleransi dingin, kulit kering dan
keterlambatan relaksasi yang dalam refleks tendon. Fitur lain seperti sembelit,
kelelahan, dan mengantuk biasanya dikaitkan dengan kehamilan. Gejala
hipotiroidisme lainnya termasuk kelelahan ekstrem, intoleransi dingin, kram otot,
sembelit, dan masalah dengan memori atau konsentrasi.12
Hipertiroid
Tirotoksikosis atau hipertiroidisme merupakan penyulit pada sekitar 1 dari
2000 kehamilan. Seperti dapat diduga, tirotoksikosis ringan sulit didiagnosis
selama kehamilan. Beberapa tanda yang membantu adalah:13
1. Takikardi yang melebihi peningkatan yang biasa terjadi pada kehamilan
2. Kecepatan nadi saat tidur yang meningkat abnormal
3. Tiromegali
4. Eksoftalmus
5. Kegagalamn pada wanita yang tidak kegemukan untuk menambah berat badan
walaupun asupan makanan normal atau meningkat.
Pada anamnesis hal yang perlu ditanyakan ialah gejala utama yang
dikeluhkan oleh pasien, riwayat penyakit pasien sebelumnya, dan riwayat
penyakit keluarga. Gejala yang sering dikeluhkan ialah gejala sering letih, mual,
muntah, kulit hangat, lembab dan berkeringat. Mencari informasi riwayat penyakit
secara mendetail diperlukan untuk membantu penegakan diagnosis. Anamnesis
dapat memberikan informasi apakah keadaan ini merupakan keadaan fisiologik
ibu hamil atau suatu hal patologik. Pemeriksaan fisik yang dilakukan meliputi
pemeriksaan tanda-tanda hipertiroid secara sistemik dan keadaan kelenjar tiroid
secara spesifik. Pemeriksaan penunjang yang harus dilakukan ialah pemeriksaan
kadar serum TSH dilanjutkan dengan kadar T4 dan fT4. Kadar serum TSH
biasanya lebih rendah pada kehamilan trisemester pertama, terutama pada usia
gestasi 9-13 minggu.13
8
American Thyroid Association (ATA) dan Endocrine Society (ES), kadar
TSH yang direkomendasikan pada trisemester pertama kehamilan ialah sebesar
0,1 mIU/L sampai 2.5 mIU/L, dan pada trisemester kedua dan ketiga 0,3 mIU/L
sampai 3 mIU/L. Penurunan kadar TSH dalam kehamilan merupakan akibat
stimulasi tiroid oleh tingginya kadar hCG. Diagnosis hipertiroid dalam kehamilan
terlihat dengan adanya penurunan kadar TSH dan peningkatan kadar T3 dan/atau
T4.6
Untuk menegakkan hipertiroidisme dapat dilihat dalam algoritma berikut.
9
Tabel 1. Perbandingan tes-tes evaluasi tiroid pada kehamilan dan hipertiroid15
Diagnosis Prenatal
Berdasarkan rekomendasi American Thyroid Association, pemantauan janin
dengan ultrasonografi (USG) serial sebaiknya dilakukan pada wanita dengan
hipertiroid tidak terkontrol dan/atau wanita dengan kadar TRAb tinggi (lebih dari
tiga kali batas atas normal). Konsultasi dengan spesialis kandungan atau dengan
10
konsultan fetomaternal sebaiknya dilakukan. Pemantauan meliputi ultrasonografi
untuk denyut jantung, pertumbuhan, volum cairan amnion, dan goiter janin.17
Berdasarkan rekomendasi dari Endocrine Society (2012), pada wanita
dengan peningkatan TRAb atau thyroid-stimulating Immunoglobulin setidaknya 2
hingga 3 kali kadar normal dan pada wanita dalam pengobatan dengan antithyroid
drug (ATD), T4 bebas maternal dan disfungsi tiroid janin perlu dilakukan skrining
saat pemeriksaan USG anatomi janin di usia kehamilan 18-22 minggu dan diulang
setiap 4-6 minggu atau sesuai indikasi klinis. Bukti adanya disfungsi tiroid janin
meliputi pembesaran tiroid, hambatan pertumbuhan, hidrops, goiter, takikardia,
atau gagal jantung. Apabila diagnosis hipertiroid janin ditegakkan dan dicurigai
dapat membahayakan kehamilan, kordosentesis sebaiknya dilakukan pada kondisi
yang sangat jarang dan dilakukan dengan fasilitas yang sesuai. Kordosentesis
dapat dilakukan bila didapatkan adanya goiter janin pada ibu dalam pengobatan
ATD untuk menentukan apakah fetus hipertiroid atau hipotiroid.17
Hipotiroid
Hipotiroidisme adalah penyakit yang relatif umum terjadi pada kehamilan.
Antara 2,2% dan 2,5% wanita telah ditemukan memiliki kadar serum TSH 6 mU /
L atau lebih besar pada usia kehamilan 15 hingga 18 minggu. American Thyroid
Association (ATA) telah mendefinisikan hipotiroidisme terbuka sebagai serum
FT4 normal dengan TSH serum lebih dari 10 mIU/L, tetapi ini bukan definisi
standar.10
Diagnosis didasarkan pada rentang trimester TSH dan kadar T4 bebas.
Referensi normal untuk wanita tidak hamil adalah 0,5-4,5 mU/L. ATA
merekomendasikan kisaran rujukan untuk ibu hamil trimester 1 adalah 0,1-0,4
mU/L. Akan ada kembalinya secara bertahap ke kisaran tidak hamil pada
trimester ke-2 dan ke-3. Kadar T4 total meningkat karena peningkatan TBG
(Thyroid-Binding Globulin), sehingga pengukuran kadar T4 bebas
direkomendasikan. ATA merekomendasikan pengujian antibodi anti TPO
(Thyroid peroxidase) pada ibu hamil dengan TSH lebih dari 2,5 mU/L karena
wanita dengan hipotiroidisme subklinis dan anti TPO positif cenderung memiliki
risiko lebih tinggi terhadap hasil kehamilan yang merugikan.6
11
Tabel 3. Rekomendasi Kadar TSH berdasarkan trimester kehamilan11
12
Gambar 3. Algoritma Klinis Penatalaksanaan Penyakit Tiroid pada Kehamilan.
Singkatan: T3, triiodothyronine; T4, tiroksin; TRAB, antibodi reseptor tiroid; TSH,
hormon perangsang tiroid; TSI, imunoglobulin perangsang tiroid. * Propylthiouracil
harus digunakan pada trimester pertama karena methimazole telah dikaitkan dengan cacat
lahir. Propanolol dapat dimulai dengan 10–40 mg setiap 6–8 jam untuk wanita dengan
gejala palpitasi atau gejala hipermetabolik lainnya. Kisaran normal T3 total pada
kehamilan adalah 1,5 kali kisaran normal tidak hamil. 18
13
TT4 harus diperiksa setiap 2-4 minggu seperti yang ditunjukkan secara klinis dan
dosis ATD dititrasi berdasarkan respon klinis dan biokimiawi. ATD dapat
dihentikan pada wanita dengan penyakit ringan yang membutuhkan ATD dosis
rendah dan TRAb yang sedikit meningkat. Pada 30-40% wanita, ATD dapat
dihentikan setelah usia kehamilan 30-34 minggu. Hipotiroidisme janin merupakan
indikasi untuk menurunkan atau menghentikan ATD.19
Tiroidektomi subtotal dapat diindikasikan selama kehamilan sebagai terapi
untuk penyakit Grave ibu jika seorang pasien memiliki reaksi buruk yang parah
terhadap terapi ATD, diperlukan dosis ATD yang terus menerus tinggi (lebih dari
30 mg/hari MMI atau 450 mg/hari PTU) atau pasien tidak patuh terhadap terapi
ATD dan memiliki hipertiroidisme yang tidak terkontrol. Waktu operasi yang
optimal adalah pada trimester kedua.20
14
Suplemen kalsium dan zat besi yang biasa digunakan dapat mengurangi
penyerapan tiroksin dan harus dikonsumsi secara terpisah.11
Hipertiroid
1. Krisis Tiroid
Badai tiroid (krisis tiroid) jarang terjadi dan terutama didapatkan pada pasien
yang tidak mendapat terapi dan dipicu oleh adanya infeksi, trauma, pembedahan
tiroid, atau diabetes melitus yang tidak terkontrol. Krisis tiroid adalah suatu
keadaan emergensi endokrin, dimana terjadi suatu status hipermetabolik yang
ditandai oleh hiperpireksia, takikardi dan agitasi. Tekanan darah bisa normal atau
meningkat. Bisa terjadi sinus takikardi, disritmia atrium dan kadang-kadang gagal
jantung kongestif.21
Diagnosis krisis tiroid didasarkan pada gambaran klinis pasien, bukan pada
gambaran laboratoris. Demam tinggi, disertai gangguan pada sistem saraf pusat,
sistem kardiovaskular, dan sistem pencernaan merupakan gejala dan tanda yang
khas. Jika keadaan tersebut tidak segera ditangani, bisa terjadi hipotensi dan
kolaps kardiovaskuler karena pelepasan katekolamin periferal dalam jumlah besar.
Skor kriteria Burch dan Wartofsky digunakan untuk memudahkan diagnosis.
Diagnosis krisis tiroid dapat ditegakkan bila didapatkan skor lebih dari 45. Pada
15
Pemeriksaan akan didapatkan penurunan kadar TSH dan peningkatan kadar T3
dan free T4.21
2. Hipotiroid Kongenital
16
berperan dalam perkembangan susunan saraf pusat (antara lain migrasi dan
mielinisasi). Diketahui bahwa 95% HK tidak memperlihatkan tanda dan gejala
klinis yang khas saat lahir dan durasi intervensi dini untuk mencegah retardasi
mental singkat. Oleh karenanya, sebagian besar negara maju telah melakukan
program skrining neonatal untuk deteksi dini HK.22
Hipotiroid
17
Kelainan organ tiroid ibu dan janin saling berhubungan. Pada kseduanya fungsi
tiroid sangat bergantung pada cukup idaknya asupan iodin. Defisiensi asupa iodin
pada pada awal kehamilan dapat menyebabkan keadaan hipotiroid pada ibu.1
BAB 3
18
KESIMPULAN
DAFTAR ISI
19
1. Sukarya. Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo. PT Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo. Jakarta. 2010.
2. Suparman E. Hipertiroid dalam Kehamilan. e-CliniC. 2021;9(2):479.
doi:10.35790/ecl.v9i2.34907
3. Moleti M, Di Mauro M, Sturniolo G, Russo M, Vermiglio F.
Hyperthyroidism in the pregnant woman: Maternal and fetal aspects. J Clin
Transl Endocrinol. 2019;16(April):100190. doi:10.1016/j.jcte.2019.100190
4. Djokomoeljanto. Ilmu Penyakit Dalam. Kelenjar Tiroid, Hipotiroidisme,
dan hipertiroidisme. Internal Publishing Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit
Dalam. Jakarta. 2009.
5. Anggraeni R, Aryasa EM T. Manajemen Hipertiroid pada Kehamilan. J
Anestesi Obstet Indones. 2022;5(2):127-134.
doi:10.47507/obstetri.v5i2.102
6. Alexander EK, Pearce EN, Brent GA, et al. 2017 Guidelines of the
American Thyroid Association for the Diagnosis and Management of
Thyroid Disease during Pregnancy and the Postpartum. Thyroid.
2017;27(3):315-389. doi:10.1089/thy.2016.0457
7. Patel J, Landers K, Li H, Mortimer RH, Richard K. Delivery of maternal
thyroid hormones to the fetus. Trends Endocrinol Metab. 2011;22(5):164-
170. doi:10.1016/j.tem.2011.02.002
8. Pahwa S, Mangat S. Prevalence of thyroid disorders in pregnancy. Int J
Reprod Contraception, Obstet Gynecol. 2018;7(9):3493.
doi:10.18203/2320-1770.ijrcog20183401
9. Gabbe SJ, Niebyl JR, Simson JL, Landon MB, Galan HL, Jauniaux ER, et
al. Obstetrics: Normal and Problem Pregnancies (7th ed). New York:
Elsevier, 2017; p.937- 85
10. Deswita F, Ps RD, Ilmu B, Kedokteran F, Lampung U. Thyroid Disease in
Pregnancy : Diagnosis and Management. Medula. 2019;9(1):186-191.
11. Forehan S. Thyroid disease in the perinatal period - ABSTRACT ONLY.
Aust Fam Physician. 2012;41(8):578-581.
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/23145397.
12. Sahay RK, Nagesh VS. Review Article Hypothyroidism in pregnancy.
Indian J Endocrinol Metab. 2012;16(3). doi:10.4103/2230-8210.95667
13. Cunningham FG, MacDonald PC, Gant NF, Leveno KJ, Gilstrap LC.
Williams Obstetrics (25th ed). New York: McGraw-Hill, 2018; p.1118-32
20
14. Greenspan FS, Baxter JD. The Thyroid Gland. Basic & Clinical
Endocrinology. 9th edition. New York. McGraw-Hill.2022 : 205-206
15. Schroeder BM . Thyroid Function During Pregnancy. Practice Guidelines
American Family Physician
16. Baker PN, Thyroid Disorders,, Medical Diseases Complicating Pregnancy,
Obsterics by Ten Teachers, 19th Edition, Hodder & Stoughton, 2011
17. Alamdari S, Azizi F, Delshad H, Sarvghadi F, Amouzegar A, Mehran L.
Management of hyperthyroidism in pregnancy: Comparison of
recommendations of american thyroid association and endocrine society. J
Thyroid Res. 2013;2013(October 2011):11-16. doi:10.1155/2013/878467
18. ACOG. Clinical Management Guidelines for Obstetrician – Gynecologists.
Obstet Gynecol. 2019;133(76):168-186.
19. Nguyen CT, Sasso EB, Barton L, Mestman JH. Graves’ hyperthyroidism in
pregnancy: a clinical review. Clin Diabetes Endocrinol. 2018;4(1):1-9.
doi:10.1186/s40842-018-0054-7
20. Kahaly GJ, Bartalena L, Hegedüs L, Leenhardt L, Poppe K, Pearce SH.
2018 European thyroid association guideline for the management of
graves’ hyperthyroidism. Eur Thyroid J. 2018;7(4):167-186.
doi:10.1159/000490384
21. Decroli GP, Decroli E. Krisis Tiroid pada Wanita Multipara Usia 42 Tahun.
J Kesehat Andalas. 2019;8(1):178. doi:10.25077/jka.v8i1.988
22. Yati N, Utari A, Tridjaja B. Diagnosis dan tata laksana hipotiroid
kongenital. Badan penerbit Ikat Dr anak Indones. 2017:1-21.
http://spesialis1.ika.fk.unair.ac.id/wp-content/uploads/2017/03/Panduan-
Praktik-Klinis-Diagnosis-dan-Tata-Laksana-Hipotiroid-Kongenital.pdf.
21