Analisis Kebijakan Pemanfaatan Sumberdaya Danau Yang Berkelanjutan (Studi Kasus Danau Maninjau) - Jurnal
Analisis Kebijakan Pemanfaatan Sumberdaya Danau Yang Berkelanjutan (Studi Kasus Danau Maninjau) - Jurnal
Abstract. This study aims to formulate policies to preserve environment resources functions related to the use of lake. Descriptive
method with survey techniques through observation is used to achieve those objectives, in-depth interviews with those who un-
derstand the problem. Analysis of the data is done through three lines of activity simultaneously, which are data reduction, data
presentation, and conclusion.
Keywords: -
1
ISSN 2086-4639 JPSL Vol. 3 (1): 1-9
kesejahteraan masyarakat sekitar danau, terpeliharanya lembaga lain pada hirarki di bawahnya. Badan
kualitas air danau, penegakan regulasi, terlaksananya Pengelola Kawasan Danau Maninjau (BPKDM)
koordinasi kelembagaan antar instansi terkait. merupakan institusi yang ditunjuk untuk melakukan
Kendala utama dalam pelaksanaan program ada 12 pengelolaan Danau Maninjau yang dibentuk
yaitu: Kurangnya pemahaman nilai-nilai tentang danau, berdasarkan Surat Keputusan Bupati Agam No.620
penetapan zonasi KJA tidak jelas, rendahnya tahun 2009, namun sampai saat ini keberadaan
kemampuan untuk pengelolaan bersama, belum BPKDM belum bisa berfungsi dengan maksimal
adanya partisipasi aktif masyarakat, belum adanya karena kepengurusan badan ini tingkat ketergantungan
pengaturan penggunaan air danau oleh PLTA, kepada penguasa sangat tinggi. Level 6 terdiri dari
tanggung jawab kepemilikan danau tidak jelas, Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Agam,
kerjasama lintas sektoral masih lemah, kurangnya Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Agam. Level
penyuluhan kepada masyarakat, belum adanya 5terdiri dari PLTA, Dinas Pertanian. Level 4 adalah
monitoring secara aktif terhadap pengaruh setiap Akademisi. Level 3 adalah LSM. Level 2 adalah
intervensi, belum adanya strategi pengelolaan Perbankan, Koperasi dan Pengusaha Pariwisata.
perikanan, tidak adanya ketegasan penegakan regulasi, Sedangkan level 1 adalah Bapedalda Propinsi
tidak ada koordinasi yang sinergis antar instansi. Sumatera Barat dan Dinas Kelautan dan Perikanan
Kelompok masyarakat yang terkena dampak dalam Sumatera Barat.
pemanfaatan danau ada 14 yaitu: petani KJA, petani
perikanan tangkap, masyarakat setempat, masyarakat Tabel 1. Sub-Elemen Danau Maninjau
perkotaan, pemerintah, wisatawan, investor, pedagang
Sub Elemen
penyedia pakan ikan, pedagang penyedia bibit ikan,
tenaga kerja yang bergerak di bidang pariwisata, 1 Pemerintah pusat
pedagang alat perikanan, pedagang hasil kerajinan 2 Bapedalda Propinsi Sumatera Barat
rakyat, petugas penyuluhan, pengusaha jasa pariwisata. 3 Dinas Kelautan dan Perikanan Propinsi Sumatera Barat
Berdasarkan pengolahan matriks yang telah 4 Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Agam
memenuhi kaidah transitivitas maka keluaran model 5 Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Agam
struktural dari masing-masing elemen akan 6 PLTA
memberikan gambaran hirarki dari masing-masing
7 Dinas Pertanian Kabupaten Agam
sub-elemen.
8 Akademisi
15
1, 13, 14 14
13
12
4, 5 11
10
96, 7
8
7 8
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
6 11
5 9, 10, 12
4
3
2 2, 3
1
0
Gambar 2.Matriks driver power-dependence sub-elemen pada elemen sektor lembaga yang terpengaruhi
Berdasarkan Gambar 2 terlihat bahwa sub elemen Untuk hubungan kontekstual yang digunakan untuk
yang termasuk dalam kuadran independent adalah menganalisis keterkaitan antar peubah program adalah
kelompok: 1) Pemerintah Pusat, 2) BPKDM, 3) hubungan pengaruh, yaitu suatu program akan
Pemerintahan Nagari, 4) Kantor Lingkungan Hidup membantu tercapainya program yang lainnya. Struktur
Kab. Agam, 5) Dinas Kelautan dan Perikanan Kab. hirarki dari dalam elemen yang menggambarkan posisi
Agam, 6) PLTA dan 7) Dinas Pertanian Kab. Agam. masing-masing sub elemen disajikan pada Gambar 1.
Sedangkan kelompok sub elemen yang berada dalam Sedangkan Gambar 2 menunjukkan klasifikasi
kuadran dependent meliputi: 1) Akademisi, 2) LSM, masing-masing sub elemen berdasarkan driver power
3) Perankan, 4) Pengusaha pariwisata, 5) Koperasi, 6) dan dependence.
Bapedalda Peopinsi Sumatera Barat, dan 7) Dinas Dari hasil analisis ISM dari 12 sub elemen yang ada,
Keluatan dan Perikanan Propinsi Sumatera Barat. diperoleh 6 level hirarki tujuan yang ingin dicapai un-
Berdasarkan Matriks tersebut, tidak ada sub elemen tuk mempertahankan fungsi SDAL Danau Maninjau.
yang termasuk dalam kuadran linkage dan tonomous. level 6 adalah pemahaman nilai-nilai yang disampai-
Kelompok masyarakat yang merupakan peubah kan oleh tokoh-tokoh agama kepada masyarakat
dependent, seperti Akademisi, LSM, Perbankan, bahwa danau itu adalah ciptaan tuhan yang maha esa
Pengusaha pariwisata, Koperasi dan lainnya. Posisi ini yang perlu dijaga kelestariannya dan tidak boleh sera-
memberikan gambaran bagi pengambil kebijakan agar kah dalam pemanfaatannya. Level 5 adalah melestari-
sub elemen yang berada pada sektor tersebut dikaji kan keanekaragaman hayati, menjamin terpeliharanya
secara seksama dan hati-hati, sebab interaksi antar sub fungsi hidrologi dan ekologi serta menjaga kebersihan
elemen dapat berpengaruh terhadap keberhasilan lingkungan di sekitar danau oleh masyarakat. Level 4
pengelolaan Danau Maninjau, dalam konteks dampak adalah penyesuaian tataletak dan rasionalisasi KJA,
pengelolaan merupakan kelompok yang dipengaruhi terjaganya debit air danau dan terpeliharanya kualitas
oleh kelompok masyarakat yang merupakan peubah peraian danau. Level 3 adalah penegakan regulasi pe-
independent, seperti Pemerintah Pusat, BPKDM, merintah dan terlaksananya koordinasi kelembagaan
Pemerintahan Nagari dan yang lainnya. antar instansi terkait dalam pengelolaan danau. Level
2 adalah memperluas lapangan kerja dan pengelolaan
3.2. Tujuan yang Ingin Dicapai untuk Melestarikan perikanan yang baik bersama masyarakat. Level 1 ada-
Fungsi SDAL dalam Pemanfaatan Danau lah peningkatan kesejahteraan masyarakat sekitar da-
Maninjau nau.
Dari Gambar 4 terlihat hasil analisis ISM
Tujuan yang ingin dicapai untuk melestarikan berdasarkan Driver Power (DP) dan Dependence ke
fungsi SDAL dalam pemanfaatan Danau Maninjau 12 sub elemen kebutuhan program dikelompokkan ke
untuk kesejahteraan masyarakat. Berdasarkan hasil dalam 4 sektor. Sub elemen yang masuk ke dalam
diskusi dengan pihak-pihak yang berkepentingan dan sektor independent (IV) adalah (1) Pemahaman nilai-
konsultasi pakar, elemen program dijabarkan menjadi nilai yang dimiliki danau kepada masyarakat, (2)
12 sub elemen seperti ditampilkan pada Tabel 2. terpeliharanya keanekaragaman hayati, (3)
4
JPSL Vol. 3 (1): 1-9, Juli 2013
No. Sub-elemen
Pemahaman nilai-nilai yang dimiliki danau 11 12
1
kepada masyarakat
2 Terpeliharanya keanekaragaman hayati
3 Terpeliharanya fungsi hidrologi dan ekologi
4 Penyesuaian tataletak dan rasionalisasi KJA 4 5 10
5 Terjaganya debit air danau
Memperluas lapangan kerja dan kesempatan
6
kerja
7 Menjaga Kebersihan Lingkungan 2 3 7
Pengelolaan perikanan yang baik bersama
8
masyarakat
9 Peningkatan kesejahteraan masyarakat danau
10 Terpeliharanya kualitas perairan danau 1
11 Penegakan regulasi pemerintah
Terlaksananya koordinasi kelembgaan antar Gambar 3. Struktur elemen tujuan
12
instansi terkait
13
1 12
2, 3, 7 11
10
9
8 4, 5, 10
7
6
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
5 11, 12
4
3 6, 8
2
1 9
0
Sub elemen yang masuk ke dalam sektor lingkage Sedangkan yang masuk ke dalam sektor dependent (II)
(III) adalah (1) Penyesuaian tata letak dan rasionalisasi adalah (1) Memperluas lapangan kerja dan kesempa-
KJA, (2) Terjaganya debit air danau dan (3) Terpeliha- tan kerja, (2) Pengelolaan perikanan yang baik bersa-
ranya kualitas perairan danau. Posisi ini memberikan ma masyarakat, (3) Peningkatan kesejahteraan masya-
gambaran bagi pengambil kebijakan agar sub elemen rakat danau, (4) Penegakan regulasi pemerintah, (5)
yang berada pada sektor tersebut dikaji secara seksama Terlaksananya koordinasi kelembagaan antar instansi
dan hati-hati, sebab interaksi antar sub elemen dapat terkait.
berpengaruh terhadap keberhasilan pengelolaan danau.
5
ISSN 2086-4639 JPSL Vol. 3 (1): 1-9
13
1, 5, 7 12
11
10
92, 9, 11
8
7
6 3, 4, 6, 8, 10, 12
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
5
4
3
2
1
0
Gambar 6. Matriks Driver Power (DP) dan Dependence (D) sub elemen program yang dibutuhkan
6
JPSL Vol. 3 (1): 1-9, Juli 2013
7
ISSN 2086-4639 JPSL Vol. 3 (1): 1-9
pengelolaan danau, kurangnya peluang usaha ekonomi nya kepedulian pejabat daerah dalam pengelolaan da-
alternatif masyarakat sekitar danau, kurangnya penyu- nau, penegakan regulasi masih rendah.
luhan oleh aparat terkait kepada masyarakat, kurang-
13
1, 12 12
11
102, 3, 5, 6
9
8
7
6 4, 9
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
5
4 7
3 8, 10, 11
2
1
0
Gambar 8. Matriks Driver Power (DP) dan Dependence (D)sub elemen kendala utama
peran serta masyarakat dalam pengelolaan danau [6] Lincoln, R.J., B. Shall, G. A. Clark, 1984. A. Dictionary of
Ecology Evolution and Systematics. Reprinted Cambridge
serta membuat strategi pengelolaan perikanan yang
University Press, Melbourne.
baik besera masyarakat dan pemberdayaan organisasi
[7] Limnologi LIPI, 2009. Musibah Budidaya Keramba Jaring
pengelola danau. Apung 2009. Padang Ekspres, Padang.
4. Kendala utama dalam melestarikan fungsi SDAL [8] MacKinnon, J., K. MacKinnon, G. Child, J. Thorsell, 1990.
Danau Maninjau adalah rendahnya pemahaman Pengelolaan Kawasan yang dilindungi di Daerah tropika,
nilai-nilai danau sebagai ciptaan tuhan yang maha terjemahan dari: Managing Protected Areas in the Tropics
esa oleh masyarakat, masih rendahnya peran aktif (1986). UGM Press, Yogyakarta.
masyarakat menjaga kelestarian danau, belum [9] Mc.Kean, M.A., 1992. Management of Traditional Common
Land in Japan. Institute for Company Press, San Fransisco.
terwujudnya kemauan bersama dalam memelihara
danau, belum adanya penentuan zonasi peruntukan [10] Marimin, 2005.Teknik dan Aplikasi Pengambilan Keputusan
Kriteria Majemuk. Grasindo, Jakarta.
usaha KJA, Tanggungjawab kepemilikan danau
[11] Syandri, H., 1996. Aspek Reproduksi Ikan Bilih (Mystacoleus
tidak jelas, belum adanya monitoring secara aktif Padangenis) dan Kemungkinan Pembenihannya di Danau
terhadap perubahan kualitas air danau, kurangnya Singkarak. Program Pascasarjana IPB, Bogor.
peluang usaha ekonomi alternatif masyarakat [12] Tietenberg, T., 1994. Environmental and Natural Resources
sekitar danau, kurangnya penyuluhan oleh aparat Economics. Harper Collins Publishers, New York.
terkait kepada masyarakat, minimnya alokasi dana [13] Wardin, A., 1989. Analisis Pemanfaatan Beragam Sistem
untuk pengelolaan danau, kurangnya kepedulian Irigasi dan Kemampuan Petani dalam Rangka Membayar
pejabat daerah dalam pengelolaan danau, Iyuran Operasi dan Pemeliharaan Irigasi. Thesis. Program
Pascasarjana IPB, Bogor.
penegakan regulasi masih rendah, kurangnya
[14] Yakin, A., 1997. Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan Teori
koordinasi antar instansi terkait dalam pengelolaan dan Kebijakan Pembangunan Berkelanjutan. Akademika
danau. kendala utama yang memiliki daya Presindo, Jakarta.
penggerak yang kuat adalah rendahnya
pemahaman nilai-nilai danau sebagai ciptaan tuhan
yang maha esa yang perlu dilindungi
kelestariannya dan kurangnya koordinasi antar
instansi dalam pengelolaan Danau Maninjau,
masih rendahnya peran aktif masyarakat menjaga
kelestarian danau, belum terwujudnya kemauan
bersama dalam memelihara danau, tanggung jawab
kepemilikan danau tidak jelas, dan belum adanya
monitoring secara aktif terhadap perubahan
kualitas air danau.
4.2. Saran
Daftar Pustaka