Anda di halaman 1dari 39

PENGARUH JARAK TANAM YANG BERBEDA PADA

TANAMAN BAYAM HIJAU


(Amaranthus viridis)

TUGAS AKHIR

PROGRAM STUDI PENYULUHAN PERTANIAN


BERKELANJUTAN

SUMARNI ABAS
06.01.21.289.

POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN MANOKWARI


BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM
PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN
MANOKWARI
2023
PENGARUH JARAK TANAM YANG BERBEDA
PADA TANAMAN BAYAM HIJAU
(Amaranthus viridis)

TUGAS AKHIR

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana


Sains Terapan
pada Program Studi Penyuluhan Pertanian Berkelajutan

SUMARNI ABAS
06.01.21.289

POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN MANOKWARI


BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM
PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN
MANOKWARI
2023
HALAMAN PERSETUJUAN

PENGATURAN JARAK TANAM YANG BERBEDA BUDIDAYA


TANAMAN BAYAM HIJAU (Amaranthus Viridis)

SUMARNI ABAS
NIRM: 06.01.21.289

Telah disetujui Pembimbing Pada


Tanggal, …Maret 2023

Menyetujui:

Pembimbing I Pembimbing II

Nurtania Sudarmi, S.Pt., M.P Mochammad Alwi Tutupoho, S.P,.M.MA


NIP. 198709062019022001 NIP. 19660906199301007

Mengetahui
Direktur
Politeknik Pembangunan Pertanian Manokwari

Dr. drh. Purwanta, M.Kes


NIP. 197409052003121001

ii
HALAMAN PENGESAHAN

PENGARUH JARAK TANAM YANG BERBEDA PADA


TANAMAN BAYAM HIJAU
(Amaranthus viridis)

SUMARNI ABAS
06.01.21.289.

Telah dipertahankan di depan penguji

pada tanggal : … Agustus 2023

Dinyatakan telah memenuhi syarat

Mengetahui,

Tim Penguji Tanda tangan

Nurtania Sudarmi, S.Pt., M.P :


……………………………………………………
NIP:198709062019022001
Mochammad Alwi Tutupoho, S.P.,M.MA :
……………………………………………………
NIP:19660906199301007
Ir. Carolina Diana Mual, M.P :
……………………………………………………
NIP:196111061987032002
PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Sumarni Abas


NIM : 06.01.21.289.
Program Studi : Penyuluhan Pertanian Berkelanjutan

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa, tugas akhir ini benar-benar merupakan hasil
karya saya dan tidak terdapat karya orang lain, apabila di kemudian hari terbukti atau
dapat dibuktikan bahwa tugas akhir ini hasil plagiasi, maka saya bersedia menerima
sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku atas perbuatan tersebut

Tobelo … Agustus 2023


Yang membuat Pernyataan
Mahasiswa

Sumarni Abas

06.01.21.289
ABSTRAK

Tanaman bayam merupakan salah satu jenis sayuran komersial yang


mudah diperoleh disetiap pasar, baik pasar tradisional maupun pasar swalayan.
Harganya dapat terjangkau oleh semua lapisan masyarakat. Tumbuhan bayam ini
awalnya berasal dari negara Amerika yang beriklim tropis, namun sekarang tersebar
keseluruh dunia. Untuk mengetahui pengaruh jarak tanam yang berbeda terhadap
pertumbuhan dan hasil tanaman (tinggi, jumlah daun, panjang, akar lebar daun dan
berat total) bayam hijau (Amaranthus viridis), Dan Untuk mengetahui jarak tanam
yang efektifitas oleh tanaman bagi pertumbuhan dan hasil bayam hijau (Amaranthus
viridis)
Hasil pengamatan tinggi tanaman dilaksanakan sebanyak 3 kali per minggu
dengan interval 7 hari. Hasil analisa sidak ragam pada pemberian jarak tanam yang
berbeda pada minggu pertama, kedua dan ketiga mengalami pertumbuhan yang
berbeda, memberikan pengaruh yang berbeda nyata antar perlakuan terhadap tinggi
tanaman bayam hijau. Tinggi perlakuan A3 dengan jarak tanam 10 x 30 yaitu 22,49cm
lebih tinggi dibandingkan dengan kontrol yang hanya 12,00 cm Pada pertumbuhan
tanaman tinggi pada tiap perlakuan dengan kontrol berbeda secara nyata

Kata Kunci : Jarak Tanam, Budidaya Tanaman Bayam hijau


ABSTRACT

Spinach plant is a type of commercial vegetable that is easy to obtain in every


market,both traditional markets and supermarket, the price can beaffordable by all levels of
society. This spinach plant originally came froma America with a tropical climate, but now it is
spread throughout the world. Based on the description of the background above,it can be
formulated that problem to be studied is whether different spacing can increase the growth of
green spinch plants (Amaranthus viridis) To determine the effect of different spacing on plant
growth and yield ( height,number of leaves, root length,leaf width and total weight) of green
spinch plants (Amaranthus viridis) , and to determine the effectiveness of plant spancing for
growth and yield of green spinch plants (Amaranthus viridis) from the results of plant heigt
observation carred out 3 times per week with an interval of 7 days,the results of the analysis of
variance inspection at different spacings in the first,second and third weeks esperienced
different growth,givinga significantly different effect beween treatments on green spinach plant
height.theheght of the A 3 treamtment with a spacing of 10 x 30 was 22,49cm higher than the
control which was onlay 12,00 cm.the height of the growth in each treatment wit the contro was
significantly diffrent

Keywords: Different Spacing Of green Spinach


KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmannirahim,

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
dan rahmat-Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal penelitian yang
berjudul “ PENGARUH JARAK TANAM YANG BERBEDA PADA TANAMAN
BAYAM HIJAU
(Amaranthus viridis.)”. tepat pada waktunya .

Pada kesempatan kali ini, penulis mengucapkan rasa terima kasih dan apresiasi
yang tinggi kepada:
1. Dr. drh. Puwanta, M.Kes selaku Direktur Politeknik pembangunan Pertanian (
Polbangtan Manokwari)
2. Dr Benang Purwanto S.P.M.P, selaku ketua jurusan penyuluhan dan ketua
program study Pertanian berkelanjutan
3. Nurtania Sudarmi, S.Pt.M.P. selaku Dosen Pembimbing I
4. Mochammad Alwi Tutupoho, S.P.M.MA, selaku Dosen Pembimbing II
5. Ir. Carolina Diana Mual, M.P selaku Dosen Penguji
6. Suami, Anak Serta Keluarga yang selalu mendukung dan memberi
semangat dalam penyelesaian Proposal ini
7. Terima kasih kepada bapak Main kuka yang banyak memberikan motivasi
dan pengarahan dalam penyusunan proposal hingga penelitian ini
8 .Teman Teman mahasiswa RPL yang selalu membantu dan mendukung penulis

Yang Telah Membimbing Dan Memberi Pengarahan Selama Penulisan Proposal ini,
Terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu dan memberi semangat
dalam penyelesaian proposal ini.
Semoga proposal ini dapat bermanfaat bagi stakeholder dan akademis yang
berkepentingan dan memiliki kecintaan terhadap pengembangan pertanian di
Indonesia.
Halmahera Utara ,14 Maret 2023

SUMARNI ABAS
NIRM 06.01.21.289
iii
DAFTAR ISI
Halaman Persetujuan....................................................................................................ii
Kata Pengantar........................................................................................................iii
Daftar Isi..................................................................................................................iv
Daftar Gambar.........................................................................................................v
Bab. I.Pendahuluan.................................................................................................1
1.1. Latar belakang......................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah...............................................................................2
1.3. Tujuan..................................................................................................3
1.4. Manfaat Penelitian................................................................................3
Bab. II. Tinjauan Pustaka.......................................................................................4
2.1. Landasan Teori....................................................................................4
2.1.1. Prinsip Budidaya Tanaman Bayam Hijau........................................6
2.2. Pengaturan Jarak Tanam Dalam Sistem Budidaya Tanaman.............7
Bab. III. Metode Penelitian.....................................................................................11
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian..............................................................11
3.2. Rancangan Penelitian..........................................................................11
3.3. Unit Perlakuan Percobaan...................................................................11
3.4. Denah Percobaan................................................................................12
3.5. Alat dan Bahan.....................................................................................12
3.6. Tahapan Pelaksanaan Penelitian.........................................................12
3.6.1 . Pembuatan Bedengan....................................................................13
3.6.2. Pemberian Perlakuan....................................................................13
3.6.3. Penanaman benih Bayam hijau (Amaranthus Viridis)......................13
3.7. Pengamatan.........................................................................................13
3.8. Analisa Data.........................................................................................14
Bab. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN,..................................................................15
4.1 Hasil...................................................................................................15
4.1.1 Pengamatan Selintas,.............................................................................15
4.1.2 Pengamatan Utama ,..............................................................................16
4.2 Hasil Analisis Rata-rata Tinggi Tanaman...................................................16
4.3 Hasil Analisis Rata-rata Jumlah Daun......................................................16
4.4 Hasil Analisis Rata-rata Lebar Daun........................................................17
4.5 Hasil Analisis Rata-rata Panjang Akar......................................................18
4.6 Hasil Analisis Rata-rata Berat Basah.........................................................18
Bab. V. KESIMPULAN,..........................................................................................24

Daftar Tabel
1. Rataan pengukuran tinggi tanaman bayam hijau,........................................16
2. Rataan menghitung jumlah daun pada bayam hijau,...................................16
3. Rataan penimbangan berat basa tanaman bayam hijau,.............................18
4. Rataan pengukuran panjang akar pada tanaman bayam hijau,...................18

Daftar Pustaka,..................................................................................................26

Lampiran-Lampiran,.........................................................................................27
DAFTAR GAMBAR

1.Denah Lokasi penelitian.......................................................................................19


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bayam Hijau merupakan salah satu sayuran daun terpenting di Asia dan Afrika. Sayuran
ini merupakan sumber kalsium, zat besi, vitamin A dan Vitamin C. Dalam 100 gram bagian
bayam yang dapat dimakan mengandung sekitar 2,9 mg zat besi (Fe). Bayam hijau adalah
tanaman semusim yang berumur pendek dan dapat dibudidayakan dengan mudah di
pekarangan rumah atau lahan pertanian (Gardner, 2006). Konsumsi bayam perkapita di
Indonesia mencapai 0.09627 kg dalam seminggu atau 13.659.48 kg total konsumsi
berbanding dengan jumlah konsumen sebesar 141 880 jiwa (Badan Tenaga Atom Nasional
2005). Dikutip dalam Arzita 2022 juga mengatakan produksi bayam di Indonesia mengalami
peningkatan pada tahun 2021 sebesar 171,70 ton jumlah ini meningkat 9,3% dari tahun
sebelumnya yakni sebesar 157,02 ton.

Bayam Hijau juga memiliki peluang pasar luar negeri yang besar dengan volume
ekspor sebesar US$ 69 760 (Kementrian Ditjen PPHP 2010). Peluang agribisnis bayam
sangat menjanjikan karena permintaan sayuran bayam dalam negeri maupun luar negeri
relatif besar. Tetapi pada tahun 2012 produktivitas bayam mengalami penurunan sebesar
1.66%, penurunan produkivitas disebabkan karena penurunan areal tanam sebesar 1.83%
(Kementrian Pertanian 2013).

Faktor kesuburan tanah merupakan upaya yang sangat penting dalam peningkatan
pertumbuhan dan perkembangannya tanaman dan hasil tanaman bayam terutama bayam
hijau karena menghendaki tanah yang subur dan gembur dengan aerasi dan drainase yang
baik. Kecamatan Malifut masyarakat banyak beternak sapi. Potensi pemanfaatan kotoran
sapi sebagai sumber nutrisi bagi tanaman / pupuk belum ada. Begitu juga dengan
pemanfaatan sumber daya alam lainnya (sekam, rumput dan lainnya). Padahal menurut
Mayadewi, 2007 dikutip dalam (Putra,S & Samah, 2020) mengatakan bahwasannya
pemberian atau pemanfaatan kotoran sapi sebagai pupuk organik selain dapat menambah
tersedianya unsur hara, juga dapat mendukung pertumbuhan mikroorganisme
serta mampu memperbaiki struktur tanah dan lingkungannya. Peningkatan produksi bayam
hijau dipengaruhi oleh tingkat konsumsi dan luas lahan budidaya tanaman bayam hijau.
Perbedaan tingkat produktivitas bayam hijau sebenarnya bukan semata -mata hanya
disebabkan oleh perbedaan teknologi produksi yang sudah diterapkan petani, tetapi karena
adanya pengaruh faktor - faktor lain yaitu sifat atau karakter agroklimat, intensitas jenis
hama dan penyakit, varietas yang ditanam, umur panen serta usaha taninya. Sehubungan
dengan hasil tersebut upaya ke arah perbaikan tanaman bayam perlu dilakukan,
khususnya menciptakan lingkungan tumbuh yang sesuai bagi pertumbuhan tanaman
bayam. Terdapat beberapa cara dalam kaitannya dengan upaya tersebut salah satunya yaitu
dengan pengaplikasian jarak tanam dan sistem pengolahan tanah (Agustin D & Zuhroh
M.U. 2017).
Jumlah populasi tanaman per luasan tertentu pada hakekatnya adalah mengatur
kesesuaian ruang yang paling baik untuk tumbuh dan berkembangnya tanaman. Jarak
tanam yang terlalu rapat mengakibatkan terjadinya kompetisi intra dan antar spesies.
Kompetisi dalam memperoleh cahaya, unsur hara dan air. Karena jarak tanam merupakan
komponen bercocok tanam yang menentukan pertumbuhan tanaman diharapkan dengan
menerapkan jarak tanam dapat meningkatka efisiensi penggunaan lahan. Pengaturan jarak
tanam dapat berpengaruh pada penerimaan cahaya matahari pada setiap tanaman. Selain
itu, jarak tanam juga berpengaruh pada penerimaan unsur air, unsur hara dan juga udara.
(H.Gemong,dkk. 2017)
Beberapa penelitian tentang jarak tanam menunjukkan bahwa semakin rapat jarak
tanam, maka akan menyebabkan persaingan tinggi tanaman, jumlah cabang dan luas
daun. Akibatnya partumbuhan tanaman akan terganggu dan produksi per tanaman akan
menurun (Pangli, M. 2016). Hasil penelitian Q’no (2008), menunjukkan bahwa tanaman
bayam dengan jarak tanam 20x20 cm memberikan hasil yang tertinggi yaitu 4,04 ton/ha, dan
terendah adalah pada jarak tanam 20 x 40 cm dengan hasil 3,75 ton/ha.
Berdasarkan permasalahan diatas, maka perlu dilakukan penelitian untuk
menentukan pertumbuhan dan hasil yang tepat untuk pertumbuhan tanaman Bayam hijau
1.1. Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan
permasalahan yang akan diteliti yaitu apakah dengan jarak tanam yang berbeda mampu
meningkatkan pertumbuhan tanaman Bayam hijau (Amaranthus viridis)

1.2. Tujuan Penelitian


1. Untuk mengetahui pengaruh jarak tanam yang berbeda terhadap pertumbuhan
dan hasil tanaman (tinggi, jumlah daun, panajng akar dan berat total) bayam hijau
(Amaranthus viridis)
2. Jarak tanam memberikan pengaruh yanhg terbaik adalah 10 x 20 Cm dengan
tinggi tanaman, lebar daun, panjang akar dan bobot tanaman

1.3. Manfaat Penelitian


1. Sebagai bahan informasi bagi para petani dalam penerapan jarak tanam pada
tanaman bayam hijau (Amaranthus viridis)".
2. Sebagai bahan perbandingan bagi peneliti lain yang berminat untuk melakukan
penelitian lanjutan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasan teori

Bayam Hijau (Amaranthus Vridis)


Tanaman bayam hijau (Amaranthus viridis) merupakan tanaman komoditas sayur
sayuran yang digemari oleh masyarakat Indonesia, banyak petani yang membudidayakan
tanaman ini, kandungan nutrisi yang baik membuat (Amaranthus viridis) termasuk ke dalam:

Kinndom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida Sub
Kelas : Hamamelidae
Ordo : Caryophyllales
Famili : Amaranthaceae
Genus : Alternanthera
Spesies : Amaranthus Viridis
Tanaman bayam hijau termasuk tanaman setahun atau lebih yang berbentuk perdu
(terna) yang tingginya dapat mencapai 1,5 m. Sistem perakarannya menyebar dangkal
pada kedalaman antara 20-40 cm, dan memiliki akar tunggang. Batang bayam hijau
banyak mengandung air (herbaceous) tumbuhan tinggi di atas permukaan tanah. Bayam
tahunan memiliki batang yang keras, berkayu dan bercabang banyak. Daun bayam
umumnya berbentuk bulat telur dengan ujung agak meruncing dan urat-urat daunnya
jelas. Daun bayam umumnya mempunyai warna yang bervariasi mulai dari hijau muda, hijau
tua, hijau keputih-putihan sampai berwarna merah. Daun bayam liar umumnya kasat (kasar)
dan kadang berbuluh. Bunga tersusun dalam malai yang tumbuh tegak, keluar dari ujung
tanaman ataupun dari ketiak-ketiak daun. Bunga bayam terdiri dari daun bunga 4-5 buah,
benang sari 1-5, dan bakal buah 2-3 buah. Alat reproduksi (perbanyakan tanaman)
umumnya secara generatif (menggunakan biji). Biji berukuran sangat kecil dan halus,
berbentuk bulat dan berwarna coklat tua mengkilap sampai hitam tua.
TABEL KANDUNGAN GIZI BAYAM HIJAU ( Amaranthus Viridis )

No. Komponen Gizi Nilai Gizi Satuan

1 Air 88.5 M1
2 Energi 41.2 Kkl
3 Protein 2.2 G
4 Lemak 0.8 G
5 Karbohidrat 6.3 G
6 Kalsium 5.20 Mg
7 Besi 7 Mg
8 Fosphor 80 Mg
9 Kalium 60 Mg
10 Vitamin C 62 Mg
11 B Karoten 7325 Ug
12 Niasin 0.1 Mg
Bayam hijau (Amaranthus vridis) merupakan tanaman sayuran yang termasuk
dalam famili (Amaranthus tricolor). Di Indonesia bayam hijau merupakan bahan sayuran daun
yang bergizi tinggi dan digemari oleh semua lapisan masyarakat. Selain itu bayam hijau
lebih banyak mengandung protein, vitamin A, vitamin B, Vitamin C dan zat besi yang sangat
berguna untuk pertumbuhan (Ratih, 2017). Akar bayam hijau juga dapat digunakan sebagai
bahan obat tradisional. Sedangkan pada daunnya dapat digunakan sebagai pewarna alami
sehingga dapat mengurangi penggunaan pewarna sintetik (Rukmana, 2008). Bayam hijau
merupakan varietas bayam yang sering dikonsumsi dibandingan dengan bayam lainnya
(Rachmania, 2019)

2.1.1. Prinsip Budidaya Tanaman Bayam Hijau


Pembibitan
Persyaratan
Benih
Benih/biji yang baik untuk bertanam bayam adalah dapat
memenuhi persyaratan sebagai berikut:
- berasal dari induk yang sehat,
- bebas dari hama/penyakit
- daya kecambah 80 prosen, dan
- memiliki kemurnian benih yang tinggi.

Penyiapan Benih
Benih Bayam hijau sayur yang di tanam petani kebanyakan swadaya dari
tanaman terdahulu yang sengaja dibiarkan tumbuh terus untuk produksi biji.
Keperluan benih untuk lahan 1 hektar berkisar antara 5 - 10 kg, atau 0,5 - 1,0
gram per m2 luas lahan. Biji dipanen pada waktu musim kemarau dan ha nya dipilih
tandan yang sudah tua (masak). Tandan harus dijemur beberapa hari,kemudian
biji dirontokkan dari tandan dan dipisahkan dari sisa - sisa tanaman. Untuk
memproduksi bibit bagi satu hektar kebun yang berisi 25000-40000 tanaman,
kemungkinan dibutuhkan sekitar 1- 2 kg benih.
Teknik Penyemaian Benih
Lahan untuk pembibitan dipilih yang lebih tinggi dari sekitarnya dan bebas dari
hama dan penyakit tanaman maupun gulma. Pembibitan diberi atap plastik atau atap
jerami padi. Benih bayam disebar merata atau berbaris - baris pada Tanah persemaian
dan ditutup dengan selapis tanah tipis.

Pemeliharaan Pembibitan / Penyemaian


Dalam pemeliharaan benih/bibit perlu dilakukan penyiraman dengan teratur dan
hati-hati. Tanah yang digunakan juga perlu dipupuk agar kesuburannya tetap terjaga.
Pupuk yang digunakan sebaiknya pupuk kandang.

Setelah bibit tumbuh dan ada benih yang terserang hama/penyakit maka perlu
disemprot dengan pestisida dengan dosis rendah.

Pemindahan Bibit
Setelah bibit tumbuh berumur se kitar 7 - 14 hari, bibit dipindah - tanam ke dalam
pot - pot yang terbuat daun pisang atau kantong plastik es mambo yang sebelumnya
telah diisi dengan medium tumbuh campuran tanah dan pupuk organik yang halus (1:1).
Bibit dalam pot disiram teratur dan setelah be rumur sekitar 7 - 14 hari setelah dipotkan,
bibit tersebut telah siap untuk dipindah -tanam ke lapangan

2.2. Pengaturan Jarak Tanam Dalam Sistem Budidaya Tanaman


Pemilihan jarak tanam pada tanaman bayam dilakukan karena pada dasarnya
budidaya tanaman bayam secara konvensional hanya menebarkan benih pada lahan
tanpa perhitungan jarak tanam, sehingga menyebabkan persaingan dalam memperoleh
nutrisi. Tanaman dapat memanfaatkan lingkungan tumbuhnya secara efisien (Iramawati,
2018) Dengan demikian jarak tanam ditunjukan untuk memanfaatkan cahayasecara
efektif dan penyebaran unsur hara secara merata (Suarjana, I. M., Aviantara, I. G. N. A., &
Arda, G. 2020) Pengaturan jarak tanam dengan kepadatan tertentu bertujuan memberi
ruang tumbuh pada tiap-tiap tanaman agar tumbuh dengan baik. Jarak tanam akan
mempengaruhi kepadatan dan efisiensi penggunaan cahaya, persaingan diantara tanaman
dalam penggunaan air dan unsur hara sehingga akan mempengaruhiproduksi tanaman.
Pada kerapatan rendah, tanaman kurang berkompetisi dengan tanaman lain,
sehingga penampilan individu tanaman lebih baik. Sebaliknya padakerapatan tinggi,
tingkat kompetisi diantara tanaman terhadap cahaya, air dan unsur hara semakin ketat
sehingga tanaman dapat terhambat pertumbuhannya.

Secara fisiologis jarak tanam akan menyangkut ruang dan tempat tanaman hidup dan
berkembang. Maka, bila jika jarak tanam terlalu sempit akan terjadi persaingan dalam
memperoleh unsur hara, air, sinar matahari, dan tempat untuk berkembang. Jarak tanam
tidak hanya dipengaruhi oleh habitus tanaman dan luasnya perakaran, tetapi juga oleh
faktor-faktor lainnya yang dapat mempengaruhi turunnya produktivitas tanaman.
Jarak tanam yang optimal atau jarak tanaman yang baik dipengaruhi berbagai
faktor. Faktor-faktor itu yang dipengaruhi, diantarnya sifat klon yang di tanam, bentuk
wilayah (topografi), dan kerapatan tanaman yang dihendaki dan sebagainya sehingga
menjadi faktor-faktor yang mempengaruhi tumbuhan. Pada lahan yang datar dan agak
landai digunakan jarak tanam yang biasa jarak tanamannya, tetapi untuk daerah yang
miring, harus digunakan sistem kontur supaya tidak terjadi kompetisi antar tanaman.
Jarak tanam menentukan efisiensi pemanfaatan ruang tumbuh, mempermudah
tindakan budidaya lainnya, tingkat dan jenis teknologi yang digunakan yang dapat
ditentukan oleh : Jenis tanaman, Kesuburan tanah, kelembaban tanah, dan tujuan
pengusahaan, Teknologi yang digunakan (manual atau mesin). Pengaturan jarak tanam
terbagi menjadi beberapa yaitu : baris tunggal (single row), baris rangkap (double row),
bujur sangkar (on the square), sama segala penjuru (equidistant), atau hexagonal, dan
sebagainya.
Tanjuk tanaman, perakaran serta kondisi tanah menentukan jarak tanam antar
tanaman. Hal ini berkaitan dengan penyerapan sinar matahari dan penyerapan unsur hara
oleh tanaman, sehingga akan mempengaruhi pertumbuhan dan produksi tanaman.
Tanaman dengan jarak yang lebih luas mendapatkan sinar matahari dan unsur hara yang
cukup karena persaingan antar
Semakin banyak tanaman per satuan luas maka semakin tinggi indeks luas daun
sehingga persen cahaya yang diterima oleh bagian tanaman yang lebih rendah menjadi
lebih sedikit akibat adanya penghalang cahaya oleh daun-daun diatasnya. Peningkatan
produksi akibat pengaturan jarak tanam juga didapat yaitu ketika jarak antar tanaman
berkurang, persentase pe-ningkatan produksi per lahan secara nyata ditentukan oleh
persentase peningkatan intersepsi cahaya. Hasil panen kacang tanah yang tinggi juga di
tentukan oleh populasi tanaman, jumlah populasi tanaman per satuan luas ditentukan oleh
jarak tanamnya.
Jarak tanam sangat berperan penting dalam meningkatakan kualitas kwantitas suatu
produksi. Jarak tanam yang sempit dapat menyebabkan turunnya produksi sehingga
mendapatkan kerugian bagi pemiliknya tanaman. Walaupun tanaman tersebut
mendapatkan pupuk yang cukup tetapi tanaman tersebut berkompetisi untuk mendapatkan
cahaya matahari dan air sehingga menurunnya fotosintesi suatu tanaman tersebut.
Fungsi jarak tanam bagi tanaman adalah untuk menurunkan tingkat kompetisi
suatu tanaman dengan tanaman yang lain untuk mendapatkan sinar matahari yang
optimal sehingga fotosintesi suatu tanaman tersebut tidak terhambat oleh tanaman yang
lainnya, untuk menurunkan tingkat kompetisi suatu tanaman dengan tanaman yang lain
untuk mendapatkan unsur hara dari dalam tanah, dan juga untuk meningkatkan zona
perakaran suatu tanaman, zona pertumbuhan suatu tanaman, dan sebagainya sehingga
tanaman tersebut dapat menghasilkan produksi yang maksimal. Jarak tanam juga bertujuan
sangat penting bagi petani untuk mempermudah mengelolah lahannya sehingga tidak
terjadi kerugian yang cukup besar.
Jarak tanam yang tidak tepat mengakibatkan turunnya hasil produksi suatu tanaman
yang dikarenakan oleh sesama tanaman saling berkompetisi untuk mendapatkan unsur
hara, berkompetisi untuk mendapatkan cahaya, berkompetisi untuk berkembang,
berkompertisi untuk mendapatkan air dan mineral, dan masih banyak lagi yang
mengakibatkan kerugian bagi petani yang membuat jarak tanam tidak tepat dan tidak
benar.
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian


Penelilitian ini Akan dilaksanakan di Kebun Percontohan Kelompok tani Beringin
Jaya 2 di desa Soma, Kecamatan Malifut, Kabupaten Halmahera Utara. Kegiatan
penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2023 sampai dengan April 2023.
3.2. Rancangan Penelitian
Metode Rancangan Acak Kelompok (RAK). Dalam penelitian ini jarak tanam yang
diberikan terdiri dari 4 level, yang diterapkan setiap petak sampel tanah dengan ukuran 1
x 1 m sebanyak 16 bedengan. Tiap bedengan terdiri 10 tanaman, sampel tanaman
diambildengan cara zigza dan ditentukan 10 tanaman sampel utama. Model yang
digunakan untuk RAK adalah :

Yij = μ + τi + β + εij

Keterangan :
Yij = pengamatan pada perlakuan pemupukan ke-i dan
kelompok ke-jμ = rataan umum
τi = pengaruh perlakuan pemupukan ke-iβj = pengaruh
kelompok ke-j
εij = pengaruh acak pada perlakuan pemupukan bokashi ke-i dan kelompok ke-j

3.1 Unit Perlakuan Percobaan


A0 = Tanpa jarak tanam / 0 cm / bedengan
A1 = Pemberian jarak tanam 10 x 10 cm /
bedengan A2 = Pemberian jarak tanam 10 x 20 cm /
bedengan A3 = Pemberian jarak tanam 10 x 30 cm /
bedengan
3.4. Denah Percobaan
I II III IV
A0 U1 A0 U2 A0 U3 A0 U4

A1 U1 A1 U2 A1 U3 A1 U4

A2 U1 A2 U2 A2 U3 A2 U4

A3 U1 A3 U2 A3 U3 A3 U4

3.5. Alat dan Bahan


Alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi :
Alat :
1. Cangkul,
2. penggaris ukuran 30 cm dan 60 cm,
3. tali rafia
4. alat tulis,
5. Timbangan ,
6. kertas label,
7. Alat penyiram (selang 30 m),

Adapun bahan yang digunakan adalah


1. Benih Bayam Hijau Merk Pertiwi 500 grm.
2. Pupuk/ Hormon Hantu
a. Pengamatan Utama
- Tinggi tanaman (cm)
- Jumlah daun
- Panjang akar(cm)
- Berat Basah / berat total panen tanaman (Kg)

3.6. Tahapan Pelaksanaan Penelitian


Prosedur pelaksanaan penelitian meliputi dua kegiatan yaitu kegiatan
Persiapan bibit tanaman bayam hijau (pembibitan) dan penanaman di lahan dalam
bedengan/ perlakuan dalam bedengan Kegiatan Persiapan pembibitan meliputi
Pembibitan dilakukan dengan cara disebar dilahan terbuka seluas 1 x 1
M sebanyak 2 bedengan.
Pindah tanaman dilakukan setelah 12 hari setelah sebar benih bayam dengan
indikator tanaman siap pindah tanam yaitu jumlah daun minimal 3 helai dan tinggi
tanaman 5 sampai 10 cm
Pindah tanam dilaksanakan pada sore hari dengan intensitas cahaya
mataharirendah untuk mencegah traspirasi yang tinggi pada tanaman.

3.6.1 Pembuatan Bedengan.


Bedengan dibuat dengan ukuran 1 m x 2 m dengan tinggi 35 cm dan
kedalam cangkul 20 cm, bedengan yang sudah siap untuk diberi perlakuan.
3.6.2 Pemberian Perlakuan
Perlakuan diberikan dengan menerapkan jarak tanam sesuai dengan
perlakuan. Adapun masing – masing perlakuan meliputi Kontrol / tanpa jarak, A1
: 10 x 10 cm, A2 : 10 x 20 cm dan A3 : 10 x 30 cm dengan masing – masing
sebanyak 4 bedengan ukuran 1 x 1 m. Adapun pelaksanaan sebagai berikut :
3.6.3 Penanaman benih Bayam hijau (amaranthus viridis)
Bedengan yang sudah diberi perlakuan di lubangi dengan jarak tanam
sesuai dengan perlakuan yaitu tanpa jarak tanam, 10 x10 cm, 10 x 20 cm dan 10
x30 cm. Tiap bedengan ditentukan jumlah sampel menggunakan metode sig sag
menggunakan tali rafia, tanaman yang dijadikan sampel adalah tanaman yang
dalam areal tali tersebut. Pindah tanam dilakukan pada saat pagi dan sore hari
dibantu 4 tenaga kerja.
Perawatan.
Tanaman bayam menghendaki tanah yang lembab tapi tidak tergenang.
Oleh karena itu setiap hari dilakukan penyiraman sebanyak dua kali pagi dan
sore hari, juga menyiangi rumput yang tumbuh disekitar media tanam bedengan.
Tanaman bayam hijau dalam penelitian ini tidak diperkenankan menggunakan
insektisida maupun fungsida.
3.1 Pengamatan
Pengamatan yang dilakukan adalah pengamatan pertumbuhan vegetatif
sebanyak tiga kali ketika tanaman berumur 7 hari, 14 hari, dan 21 hari setelah
tanam kemudian dilanjutkan dengan pengamatan destruktif/setelah panen yaitu
berat basah tanaman bayam. Pengamatan vegetatif yang diukur adalah :
Tinggi Tanaman

Tinggi tanaman diukur mulai dari pangkal batang hingga ujungnya


(percabangan daun), dengan menggunakan penggaris atau
meteran dengan satuan cm.

a. Jumlah Daun
Dilakukan dengan menghitung jumlah daun tanaman bayam pada
setiap tanaman yang ada. Perhitungan dilakukan setiap minggu
setelah tanam.
b. Panjang Akar
Panjang akar diukur dari pangkal batang sampai bagian ujung
akar tanaman bayam yang di ukur pada saat akhir penelitian atau
panen dengan satuan centimeter.
c. Lebar Daun
Panjang akar diukur dari pangkal batang sampai bagian ujung
akar tanaman bayam yang di ukur pada saat akhir penelitian atau
panen dengan satuan centimeter.
Sedangkan pengamatan destruktif/setelah panen yang diukur adalah :
a. Berat Basah Tanaman
Dilakukan dengan cara mencuci tanaman bayam dengan air
bersih untuk menghilangkan bekas – bekas tanah yang melekat,
kemudian ditimbang beratnya.

3.2 Analisis Data


Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis sidik ragam
untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh perlakuan dibantu dengan SPSS
pabila hasil analisis sidik ragam berbeda nyata, dilanjutkan dengan Uji Beda
Nyata (BNJ 5%) Duncan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil
4.1.1. Pengamatan Utama.
Pelaksanaan penelitian dibutuhkan dilakukan pengamatan kondisi lingkungan
penelitian. Hal ini perlu dilakukan karena penelitian dilaksanakan di lapangan. Adapun jenis
pengamatan selintas meliputi : Kelembapan (RH) % dan, Curah Hujan (mm).
Pengamatan selintas hanya dilaksanakan sebanyak 60 hari atau pada saat
pengamatan utama. Adapun rata-rata kondisi lingkungan pada saat pengamatan adalah
sebagai berikut :
Tabel.4.1. Pengamatan Selintas Kelembapan,
Curah Hujan Bulan April – Mei 2023.

Waktu Kelembaban (%) CH (mm)


(Bulan) (April – Mei)*
April 63.54 118.4
Mei 66.32 275.7

*data bulanan curah hujan BMKG Bandara Babullah Ternate untuk bulan April dan
Mei 2023

Berdasarkan tabel.4.1. pengamatan selintas, bahwa selama penelitian curah hujan


sangat rendah, hal menyebabkan proses penyerapan unsur hara dan instesitas matahari
menjadi lebih rendah sehingga penyerapan unsur hari tinggi. Curah hujan di kabupaten
Halmahera Utara sangat tinggi yaitu 1500 - 2000 mm/tahun (BMKG Babullah Ternate, 2023).
4.1.1. Pengamatan Utama.
Hasil Tinggi Tanaman Bayam Hijau (Amaranthus viridis)".
Pertumbuhan adalah proses bertambahnya ukuran, volume dan massa yang bersifat
kinndom plantae karena adanya pembesaran sel dan pertambahan jumlah sel akibat
adanya proses pembelahan sel (hidayanti 2019). Dari parameter pertumbuhan antara lain
tinggi tanaman, mulai dari pangkal batang hingga ujungnya (percabangan daun), dengan
menggunakan penggaris atau meteran dengan satuan cm. Adapun hasil pengukuran dan
analisi sidik ragam dapat ditampilkan pada table sebagai berikut:
Tabel, 4.2. Hasil Analisis Rata – Rata Tinggi Tanaman
Bayam Hijau (Amaranthus Vridis)*

Perlakuan Rata – rata Tinggi


Tanaman (cm)
Kontrol 12,00a
A1 14,03b
A2 18,02c
A3 22,49c
*Ket. Hasil analisa sidik ragam dengan taraf kepercayaan 7% 2021 dan
angka yang diikuti dengan huruf yang berbeda menyatakan ada
bedanyata antar perlakuan

Berdasarkan tabel. 4.2 diatas, nampak bahwa pengamatan dilaksanakan sebanyak 3 kali per
minggu dengan interval 7 hari. Hasil analisa sidak ragam pada pemberian jarak tanam
yang berbeda pada minggu pertama, kedua dan ketiga mengalami pertumbuhan yang
berbeda, memberikan pengaruh yang berbeda nyata antar perlakuan terhadap tinggi
tanaman bayam hijau. Tinggi perlakuan A3 dengan jarak tanam 10 x 30 yaitu 22.49 cm lebih
tinggi dibandingkan dengan kontrol yang hanya 12,00 cm Pada pertumbuhan tanaman tinggi
pada tiap perlakuan dengan kontrol berbeda secara nyata. .
Perlakuan penerapan jarak tanam memberikaan hasil pertumbuhan secara nyata
dimana jarak tanam mempengaruhi tanaman bayam hijau dari minggu 1,2,3 dan 4 pada
vegetatif. Adapun pengaruh tersebut pada tinggi,Hal ini diduga serapan unsur yang baik
dengan jarak tanam yang memberikan kesempatan serapan unsur hara lebih optimal.
Sedangkan itu, inisiasi sinar matahari lebih banyak dan seluruh bagian tanaman menerima
sinar matahari tersebut yang memacu sistem metabolisme tanamanyaitu fotosintesis.
Hasil Jumlah Daun Bayam Hijau (Amaranthus Viridis).
Jumlah daun adalah dilakukan dengan menghitung jumlah daun tanaman bayam
pada setiap tanaman yang ada. Perhitungan dilakukan setiap minggu setelah tanam
sebanyak 3 kali dengan interval 7 hari. Berdasarkan hasil perhitungan sidik ragam dan dan
analisis maka dapat disampaikan pada table berikut :
Tabel, 4.3. Hasil Analisis Rata – Rata Jumlah Daun Tanaman Bayam
Hijau (Amaranthus Viridis) (helai).*
Perlakuan Rata-rata Jumlah
Daun
Kontrol 10,05a
A1 11,39b
A2 14,69b
A3 18,51c
*Ket. Hasil analisa sidik ragam dengan taraf kepercayaan 7% 2023 dan
angka yang diikuti dengan huruf yang berbeda menyatakan ada
bedanyata antar perlakuan

Berdasarkan table 4.3. diatas, nampak bahwa pengaturan jarak tanam budidaya tanaman
bayam merah memberikan hasil nyata pada pertumbuhan jumlah daun dimana jumlah daun
pada antar perlakuan dan tanpa tanpa jarak tanam atau acak m mengalami peningkatan.
Tetapi perbedaan antar perlakuan nampa berbeda.Sedangkan minggu pertama dan ke dua,
penerapan jarak tanam memberikan hasil pertumbuhan jumlah daun yang berbeda baik A1
sebanyak 11,39 helai, A2 sebanyak 14.69 helai dan A3 sebanyak 18.51 helai dibandingkan
dengan kontrol 10,05 helai.
metabolisme tanaman terjadi di daun tanaman dan kebutuhan nutrisi dalam hal ini
terutama klorofil sebagai bagian komponen pendukung perkembangan daun. Hal ini diduga
tingkat tingkat kompetisi antar tanaman yang rendah menyebabkan perkembangan daun
lebih optimal dan laju serapan unsur hara serta terpaan sinar matahari yang lebih baik.
Dengan demikian jarak tanam ditunjukan untuk memanfaatkan cahaya secara efektif dan
penyebaran unsur hara secara merata (Amiruddin 2019).
Tabel 4.4.Hasil Analisis Rata – Rata Lebar Daun Tanaman Bayam (Amaranthus Viridis)
Perlakuan Rata-rata lebar Daun
(cm)
Kontrol 6,33a
A1 7,66b
A2 7,33b
A3 8,3c
*Ket. Hasil analisa sidik ragam dengan taraf kepercayaan 7% 2023 dan
angka yang diikuti dengan huruf yang berbeda menyatakan ada
bedanyata antar perlakuan

Hasil Panjang Akar TanamanBayam Hijau (Amaranthus Vridis).


Panjang akar yaitu panjang akar yang diukur dari pangkal batang tanaman bayam
hijau setelah dipanen dan dibersihkan dengan air sampai pada ujung bagian akar paling
panjang dengan satuan centimeter (cm). Berdasarkan pengukuran menggunakan Anova
dapat di paparkan dalam tabel sebagai berikut :

Tabel, 4.5. Hasil Analisis Rata – Rata Panjang Akar Tanaman Bayam
Hijau (Amaranthus Vridis) .*
Perlakuan Panjang Akar
(cm)
Kontrol 15,00a
A1 10,00b
A2 13,05c
A3 15,00bc
*Ket. Hasil analisa sidik ragam dengan taraf kepercayaan 7% 2023 dan
angka yang diikuti dengan huruf yang berbeda menyatakan ada
bedanyata antar perlakuan

. tanah yang berstruktur baik, dengan banyak mengandung mikro-organisme dan


kepadatan tanah yang kurang dapat menunjang pertumbuhan akar menembus tanah melalui
pori-pori tanah sehingga dapat menyerap air dan unsur hara yang terlarut dalam tanaman
sehingga mempengaruhi akar pada tanaman bayam hijau.
Hasil Berat Basah Bayam Hijau (Amaranthus Viridis)
Dilakukan dengan cara mencuci tanaman bayam dengan air bersih untuk
menghilangkan bekas – bekas tanah yang melekat, kemudian ditimbang beratnya.
Perhitungan dilakukan pada saat akhir musim tanam bayam hijau setelah 30 hari Hari
Setelah Tanam Berdasarkan hasil perhitungan sidik ragam dan dan analisis maka dapat
disampaikan pada table berikut :
Tabel, 4.6. Hasil Analisis Rata – Rata Berat Basah Tanaman
Bayam Hijau (Amaranthus Vridis)Kg.*
Berat Basah (Kg)
Perlakuan
Kontrol 4,5a
A1 3,3b
A2 3,2b
A3 3,4b
*Ket. Hasil analisa sidik ragam dengan taraf kepercayaan 7% 2023 dan
angka yang diikuti dengan huruf yang berbeda menyatakan ada
bedanyata antar perlakuan.

Hasil analisa pada table 4.5, Nampak bahwa dengan peraturan jarak tanam memberikan
hasil yang berbeda antar perlakuan dengan kontrol. Nilai tertinggi diperoleh dari jarak tanam
antar perlakuan A1 dan A2 serta A3.
Hal ini diduga kebutuhan air yang optimal yang dibutuhkan tanaman bayam hijau dan
suhu yang baik dimana tidak terlalu dingin mampu mengoptilamkan serapan unsur hara.
Menurut Hasmenda 2021. Aspek penggunaan jarak tanam tersebut memberikan implikasi
terhadap hasil persatuan luas, tetapi juga terhadap rata – rata ukuran kubis yang
dihasilkan yang menentukan nilai tambahan komoditas. Jarak tanam diusahakan teratur
agar tanaman memperoleh ruang tumbuh yang seragam, dan dalam pemeliharaan lebih
mudah serta mempermudah dalam melakukan penyiangan jarak tanam sangat berpengaruh
terhadap pertumbuhan tanaman dan pembentukan krop, pengaturan jarak tanam
disesuaikan dengan varietas yang ditanam.
hasil berat segar tanaman dapat mencapai hasil yang optimal, karena tanaman
memperoleh hara yang dibutuhkan sehingga peningkatan jumlah maupun ukuran sel dapat
mencapai optimal serta memungkinkan adanya peningkatan kandungan air tanaman yang
optimal pula. Menurut Adviany (2021) sebagian besar berat basah tumbuhan disebabkan
oleh kandungan air. berat basah tanaman umumnya sangat berfluktuasi, tergantung pada
keadaan kelembaban tanaman.
BAB V
KESIMPULAN

Berdasarkan hasil dan pembahasan diatas maka dapat disimpulan sebagai berikut :
Pengaturan jarak tanam memberikan hasil terhadap pertumbuhan tanaman
bayam hijau pada perlakuan A1 yaitu jarak tanam 10 x 10 cm
DAFTAR PUSTAKA

Hasmeda, Sari, I., Munandar, Ammar, M., & Gustiar, F. (2021). Respon
Pertumbuhan dan Hasil pada Tanaman Bayam ( Amaranthus sp
) terhadap Biofortifikasi Unsur Hara Kalsium ( Ca ) dan Besi
( Fe ) dengan Sistem Hidroponik DFT ( Deep Flow Technique ).
Lahan Suboptimal Ke 9, cm, 721–733.

Anonim, (2016), Klasifikasi Tanaman Bayam,


http://www.klasifikasitanaman. com/ Prinsip Dasar Ilmu Gizi,
2015/03/klasifikasi-tanaman- pakcoy.html. (diakses pada 05
Februari 2017).

Suarjana, I. M., Apriadi Aviantara, I. G. N., & Arda, G. (2019). Pengaruh


Jarak Tanam Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman
Bayam (Ammaranthus tricolor) Secara Hidroponik NFT
(Nutrient Film Technique). Jurnal BETA (Biosistem Dan Teknik
Pertanian), 8(1), 62.
https://doi.org/10.24843/jbeta.2020.v08.i01.p08

Astuti, Y., Umrah, & Thaha, A. R. (2020). Pengamatan Pertumbuhan Tanaman


Bayam (Amaranthus tricolor L.) PASCA APLIKASI
BIOFERTILIZER (BAHAN AKTIF Aspergillus sp.) SEDIAAN CAIR.
Biocelebes, 14(2), 199–209.

https://doi.org/10.22487/bioceb.v14i2.15272Arzita & Octavia,S.A, 2022.


Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Bayam Merah dan Bayam Hijau
dengan Tiga Macam jarak Tanam pada Hidroponik DFT.
Fakultas Pertanian. Jambi.Bani, G.A. 2021. Pengaruh Jarak
Tanam terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Bayam
Merah. Jurnal Deo Muri, 1(1):8.
Hidayanti, L., & Kartika, T. (2019). Pengaruh Nutrisi AB Mix Terhadap
Pertumbuhan Tanaman Bayam Merah (Amaranthus tricolor L.)
secara Hidroponik. Sainmatika: 54 juncea L.) dengan Perlakuan
Jarak Tanam. Jurnal of Agritech Science, 2(1): 31-32
Pangli, M. 2016. Pengaruh Jarak Tanaman Terhadap Pertumbuhan dan
Hasil Kedelai (Glycine Max L Merril). Jurnal Ilmiah Agropet,
11(1): 2-6
Putra,S & Samah, 2020. Respon Pertumbuhan Tanaman Bayam Hijau
(Amaranthus SP.) Dengan Pemberian Pupuk Kandang Sapi Dan
Pemberian Urine Sapi. Regional Development Industry & Health
Science, Technology and Art of Life, 26(2).
Rachmania, N. & Ashari, S. 2019. Seleksi Tanaman Bayam Merah. Lokal
Malang. Jurnal Produksi Tanaman, vol 7(4).
Irma, W. (2016). Pengaruh Pemberian Timbal (Pb) Terhadap Morfologi
Daun Bayam (Amaranthus tricolor L.) dalam Skala Laboratorium.
Jurnal Ipteks Terapan, 9(2), 179–184.
https://doi.org/10.22216/jit.2015.v9i2.3
Amiruddin, A. A., Rukka, H., & Buhaerah. (2019). Efektivitas Pemberian Pupuk
Organik Cair (POC) dari Bokashi terhadap Pertumbuhan dan
Produksi Tanaman Bayam (Amaranthus tricolor L.) Sistim
Aeroponik. 15(1), 6–11.
Putra, S., & Samah, E. (2019). Respon Pertumbuhan Tanaman Bayam
Hijau (Amaranthus SP.) Dengan Pemberian Pupuk Kandang
Sapi Dan Pemberian Urine Sapi. Regional Development Industry
& Health Science, Technology and Art of Life, 2, 375–388.
Ratih, R. H. 2017. Pengaruh Pemberian Zat Besi Terhadap Peningkatan
Hemogoblin Ibu Hamil. Journal of Midwifery Science, 1(2).
Rukmana, R. 2008. Bayam Bertanam dan Pengolahan Pascapanen. Kanisius:
Yogyakarta.
Hasmeda, Sari, I., Munandar, Ammar, M., & Gustiar, F. (2021). Respon
Pertumbuhan dan Hasil pada Tanaman Bayam ( Amaranthus sp
) terhadap Biofortifikasi Unsur Hara Kalsium ( Ca ) dan Besi
( Fe ) dengan Sistem Hidroponik DFT ( Deep Flow Technique ).
Lahan Suboptimal Ke 9, cm, 721–733.
Adviany, I., & Maulana, D. D., 2019. Pengaruh Pupuk Organik dan Jarak
Tanam Terhadap C-organik, Populasi Jamur Tanah dan Bobot
Kering Akar Serta Hasil Padi Pawah pada Inceptisols Jatinangor,
Sumedang, Agrotech Res J. 3(1). 28-35
Agustina, A. S, HM. Choiril, Hidayat. R. 2017. Pengaruh Perebusan
Terhadap Kadar Kalsium pada Bayam Hijau (Amaranthus
tricolor, L) dengan Metode Kompleksometri. Jurnal Motorik,
12(24): 76
Suarjana, I. M., Aviantara, I. G. N. A., & Arda, G. 2020. Pengaruh Jarak Tanam
Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Bayam
(Ammaranthus tricolor) Secara Hidroponik NFT (Nutrient Film
Technique). Jurnal BETA (Biosistem dan Teknik Pertanian), 8(1):
62-70
Lampiran 1

Dokumentasi Penelitian

Pengukuran tinggi menghitung jumlah daun


tanaman bayam hijau tanaman bayam hijau

Pengukuran panjang akar Penimbangan berat basa


tanaman tanaman bayam hijau bayam hijau

Pengukuran Lebar Daun


Pada Tanaman Bayam
Hijau
Lampiran 2

Tabel Pengamatan Tinggi Tanaman


Perlakuan Minggu I Minggu II Minggu III Minggu IV
A0 4 Cm 13 Cm 27 Cm 39 Cm
A1 5 Cm 13 Cm 27 Cm 50 Cm
A2 5 Cm 12 Cm 24 Cm 45 Cm
A3 5 Cm 13 Cm 25 Cm 45 Cm

Tabel Pengamatan Panjang Daun


Perlakuan Minggu I Minggu II Minggu III Minggu IV
A0 3 Cm 6 Cm 6,5 Cm 9,5 Cm
A1 4,5 Cm 7 Cm 7 Cm 22 Cm
A2 4 Cm 7 Cm 13 Cm 18 Cm
A3 4 Cm 7 Cm 15 Cm 24 Cm

Tabel Pengamatan Lebar Daun


Perlakuan Minggu I Minggu II Minggu III Minggu IV
A0 2,5 Cm 4 Cm 7,5 Cm 12 Cm
A1 2 Cm 5 Cm 9 Cm 9,5 Cm
A2 2 Cm 5 Cm 10 Cm 11 Cm
A3 3 Cm 5 Cm 10 Cm 14 Cm

Tabel Pengamatan Jumlah Daun (Helai)


Perlakuan Minggu I Minggu II Minggu III Minggu IV
A0 4 5 15 20
A1 4 6 13 20
A2 4 6 14 21
A3 4 7 20 27
Tabel Berat panen/Kg Pada Tanaman Bayam Hjau
Perlakuan Minggu I Minggu II Minggu III Minggu IV
A0 - - - 4,6 Kg
A1 - - - 4,3 Kg
A2 - - - 4,2 Kg
A3 - - - 4 Kg

Tabel Panjang Akar Pada Tanaman Bayam Hjau

Perlakuan Minggu I Minggu II Minggu III Minggu IV


A0 - - - 15
A1 - - - 14
A2 - - - 26
A3 - - - 18

Tabel Pengamatan Tinggi Tanaman


Perlakuan Minggu I Minggu II Minggu III Minggu IV
A0 - - - 62 Cm
A1 - - - 60 Cm
A2 - - - 65 Cm
A3 - - - 70 Cm

Perlakuan Minggu I Minggu II Minggu III Minggu IV


A0 - - - 4,6 Kg
A1 - - - 4,3 Kg
A2 - - - 4,2 Kg
A3 - - - 4 Kg
RIWAYAT HIDUP

SUMARNI ABAS, Lahir di Desa Mailoa Kecamatan Malifut


pada tanggal 05 juni tahun 1981.
Penulis merupakan anak ke 2 dari 5 bersaudara dari
pasangan suami isteri, bernama Abas Kasim dan Adinda
Siradju. Penulis sudah berkeluarga dan mempunyai 4 orang
anak. Penulis menamatkan Pendidikan SD Negeri Mailoa
tahun 1994 kemudian dilanjutkan ke jenjang pendidikan ke SMP
Negeri Makian dan selesai pada tahun 1997.
Untuk jenjang pendidikan menengah atas penulis
menyelesaikannya di SPP Bina Insani Malifut pada tahun 2000.
Pada tahun 2001 penulis bergabung dengan organisasi World Vision dan pada tahun
2009 penulis ikut kursus Ke Lembaga Pendidikan Komputer Indonesia Amerika (LPKIA)
Sejak Tahun 2007 penulis di rekrut sebagai tenaga kontrak THL-TBPP oleh
Pemerintah pusat dan ditugaskan di Kabupaten Halmahera Utara dan di tempatkan di
Kecamatan Kao, tahun 2008, di tempatkan di kecamatan Kao, tahun 2009 ditempatkan di
Kecamatan Kao Barat selama 2 tahun dan selanjutnya di tempatkan di kecamatan malifut
pada tahun 2012 sampai sekarang
Pada tahun 2020 penulis di angkat sebagai pegawai pemerinta dengan perjanjian Kerja
(PPPK) Melalui Program Kementerian Pertanian Republik Indonesia.
Pada tahun 2021 penulis berkesempatan melanjutkan Studi Strata satu (S1) di
Politeknik Pembangunan Pertanian Manokwari Jurusan Penyuluh Pertanian Berkelanjutan
(RPL). Pada tahun 2023, dengan melakukan penelitian dengan judul “PENGARUH JARAK
TANAM YANG BERBEDA PADA TANAMAN BAYAM HIJAU (Amaranthus Viridis)”,
Sebagai Persyaratan kelulusan di bawah bimbingan Dosen Ibu Nurtania Sudarmi,
S.Pt.M.P. dan Bapak Mochammad Alwi Tutupoho, S.P.M.MA
Penulis memiliki visi sebagai penyuluh pertanian yang berkualitas dan
berkesinambungan di Kecamatan Malifut pada umumnya dan khususnya di Desa Soma
sebagai desa binaan penulis

Anda mungkin juga menyukai