Anda di halaman 1dari 19

III.

KONDISI KULAITAS PERAIRAN

A. Metode Praktikum
1. Waktu dan Tempat
Praktikum Abiotik Perairan dilaksanakan pada hari Selasa, 07 Maret 2023
dengan waktu dari 08.00 s.d 10.00 WIB. Lokasi praktikum dilaksanakan di Bumi
Perkemahan Mandalakitri (jalur ATV) tepatnya di sungai sebelah kanan jembatan
dan di sebelah mushola Al-Amin. Cuaca saat melaksanakan praktikum sangat
mendukung karena cerah. Kondisi sungai pengamatan terlihat bersih dibagin
beberapa titik namun masih ada beberapa sampah kecil yang terlihat saat melewati
bebatuan, contoh sampah kecil seperti bungkusan permen.
Pratikum abiotik perairan kedua merupakan kegiatan pengamatan dengan
lokasi danau. Praktikum identifikasi kualitas perairan danau berlokasi di Bumi
Perkemahan Mandalawangi. Kegiatan pratikum dilaksanakan dengan kondisi cerah
pada awal kegia tan, Ketika sore hari cuaca berubah menjadi hujan. Praktikum
dilaksanakan pada hari Jumat, 10 Maret 2023 pada pukul 13.00-16.00 WIB. Danau
Mandalawangi terdapat di depan rumah Korea yang menjadi lokasi pengamatan.
2. Alat dan Bahan
Alat adalah benda yang digunakan untuk melakukan praktikum dan mengolah
data, sedangkan obyek adalah segala sesuatu yang nantinya akan diolah menjadi
data. Praktikum Abiotik Perairan memerlukan beberapa alat dan obyek. Kegiatan
pratikum membutuhkan alat untuk mendukung kegiatan pratikum saat di lapangan
dan alat yang mendukung menyusun laporan.
Tabel 1 Alat dan Bahan
No. Alat dan Obyek Kegunaan
1 Alat tulis Sebagai media mencatat laporan praktikum
2 Papan jalan Alat pembantu ketika sedang menulis hasil praktikum
3 Anemometer Sebagai alat pengukur kecepatan angin
4 Kertas lakmus Sebagai alat ukur pH air
5 Termometer Sebagai alat ukur suhu di tempat studi kasus
6 Alat ukur Alat pengukur panjang dan lebar sungai
7 Tongkat Media pembantu saat ingin mengukur kecerahan air
8 Piringan seiche Alat bantu utama saat mengukur kecerahan air
9 Tallysheet Media catatan hasil pengamatan
10 Botol Botol yang diisi setengah air untuk alat mengetahui
kecepatan arus air
11 Kamera Media dokumentasi saat melakukan pengamatan
12 Stopwatch Untuk mengukur waktu ketika melakukan pengukuran
kecepatan arus
13 Laptop Sebagai media membuat laporan
14 Microsoft Word Aplikasi pendukung saat pembuatan laporan
3. Jenis dan Metode Pengambilan Data
Data yang diambil yaitu lebar badan sungai, lebar sungai, panjang sungai, pH
air, kecepatan arus, kecerahan air, kedalaman sungai, dan suhu air. Data diambil
dengan menggunakan metode satu stasiun dengan tiga titik yang masing-masing
panjangnya 10 meter.

Gambar 1 Sketsa Lokasi Sungai

A. Ekosistem Perairan Sungai


1. Data Fisik
Kondisi sungai yang diamati arusnya cukup deras, dasar sungai bebatuan, dan
kondisi sungai sedikit tercemar karena beberapa sisi sungai terdapat sampah.
Sungai yang diamati memiliki kondisi yang tidak terlalu lebar yaitu dengan
kelebaran 181 cm. Berikut data yang didapat dari sungai yang diamati terdapat
pada (Tabel 2).
Tabel 2 Data Perairan Sungai
Stasiun Nilai
No. Data
1 2 3 Rerata
Suhu (˚C)
Ulangan ke 1 17 ˚C 18 ˚C 18 ˚C
1. Ulangan ke 2 18 ˚C 17 ˚C 18 ˚C
Ulangan ke 3 18 ˚C 17 ˚C 18 ˚C
Rerata 17,6 ˚C 17,3 ˚C 18 ˚C 17,63 ˚C
pH air
Ulangan ke 1 8 6 6
2. Ulangan ke 2 7 6 7
Ulangan ke 3 7 6 5
Rerata 7,3 6 6 6,43
Suhu dan Kelembaban Udara
Suhu udara (˚C) 22 ˚C 21 ˚C 21 ˚C 21,33 ˚C
Termometer Bola Basah
18 ˚C 19 ˚C 18 ˚C
3. (˚C)
Selisih suhu udara (˚C)
4 ˚C 2 ˚C 3 ˚C
Kelembaban udara (%) 63% 80% 70% 70%

Titik pertama memiliki ukuran lebar sungai 181 cm dan lebar badan sungai
276 cm. Kedalaman bagian tengah sungai di titik satu 41 cm, bagian pinggir kanan
31 cm, dan kiri 25 cm. Kecerahan air di titik satu yaitu 78%. Kecepatan arus yaitu
0,625 m/s. Kecepatan arus di titik pertama cepat karena arusnya masih deras dan
belum banyak sampah. Titik pertama dilakukan pengukuran suhu air dengan
pengulangan sebanyak tiga kali, didapatkan suhu yang pertama 17 ˚C, kedua 18 ˚C,
dan ketiga 18 ˚C dengan rata-rata 17,6 ˚C. pH air pada titik pertama dilakukan
pengulangan sebanyak tiga kali, yaitu 8 (basa), 7 (netral), dan 7 (netral) dengan
rata-rata 7,3. Suhu udara yang didapatkan yaitu 22 ˚C, suhu yang didapatkan dari
termometer bola basah yaitu 18 ˚C dengan selisih suhu udara yaitu 4 ˚C, dan
kelembabannya yaitu 63%.

Gambar 2 Mengukur Stasiun Gambar 3 Kedalaman Bagian Tengah Titik 1


Gambar 4 Mengukur Kecerahan Air Gambar 5 Suhu di Titik 1

Gambar 6 Mengukur Kecepatan Arus Gambar 7 pH Titik 1


Titik kedua memiliki ukuran lebar badan sungai 206 cm, lebar sungai 138 cm.
Kedalaman bagian tengah sungai 24 cm, bagian pinggir kanan 15 cm, dan bagian
pinggir kiri 16 cm. Kecerahan air di titik kedua yaitu 70,8%. Kecepatan arus air
0,769 m/s. Kecepatan arus pada titik kedua masih cukup cepat karena masih belum
banyak sampah. Suhu yang didapatkan di titik kedua yaitu 18 ˚C, 17 ˚C, dan 17 ˚C
dengan selisih 17,3 ˚C. pH air yang didapatkan setelah dilakukan tiga kali
pengulangan yaitu 6 (asam), 6 (asam), dan 6 (asam) dengan rata-rata 6. Suhu
udaranya yaitu 21 ˚C, termometer bola basah 19 ˚C, dengan selisih suhu udara 2 ˚C,
dan kelembabannya yaitu 80%.

Gambar 8 Mengukur Kedalaman Titik 2 Gambar 9 Mengukur Kecepatan Arus

Gambar 10 keecerahan air ke 1 Gambar 11 Kertas lakmus


Titik ketiga memiliki ukuran lebar badan sungai dengan ukuran 158 cm dan
lebar sungai 150 cm. Kedalaman bagian tengah sungai 22 cm, bagian pinggir kanan
17 cm, dan bagian pinggir kiri 14 cm. Kecerahan air yang di titik ketiga yaitu 41%.
Kecepatan arus air yaitu 1 m/s. Kecepatan arus di titik ketiga cukup lambat karena
sudah mulai terdapat sampah sehingga mempengaruhi kecepatan arus. Titik ketiga
dilakukan pengukuran suhu dengan pengulangan sebanyak tiga kali, yaitu 18 ˚C,
18 ˚C, dan 18 ˚C yang mendapatkan rata-rata 18 ˚C. pH yang didapat pada titik
ketiga yaitu 6 (asam), 7 (netral), dan 5 (asam) dengan rata-rata 6. Suhu udara yang
didapat di titik ketiga yaitu 21 ˚C, termometer bola basah yaitu 18 ˚C, selisih suhu
udara yaitu 3 ˚C, dan kelembaban udaranya 70%.

Gambar 12 Kertas lakmus Gambar 13 Stopwacth


2. Data Biotik
a) Tumbuhan Air dan Tumbuhan Lain di Sekitarnya
Sungai yang diamati pada posisi kanan kiri badan sungai terdapat banyak
tumbuhan, baik tumbuhan air atau tumbuhan yang ada di daratan dekat sungai.
Kegiatan pratikum dijumpai sebelas tumbuhan disekitar sungai, terdiri atas
tumbuhan yang kecil hingga tumbuhan yang besar. Hewan di sekitar sungai yang
diamati hanya terdapat dua jenis saja, karena sungai yang diamati sedikit kotor dan
tercemar. Berikut merupakan data tumbuhan dan hewan yang ada di sungai dan
sekitaran sungai terdapat pada (Tabel 3).
Tabel 3 Tumbuhan dan Hewan di Sungai dan Sekitar Sungai

No. Tumbuhan dan Hewan di Sungai dan Sekitaran Sungai


1. Tumbuhan pakis (Polypodiophyta)
2. Lumut (Selaginella kraussiana)
3. Pohon palem (Arecaceae)
4. Pohon kelapa sawit (Elaeis guineensies Jacq)
5. Pohon jambu biji (Psidium guajava)
6. Tumbuhan water willow (Justicia procumbens L)
7. Tumbuhan doryanthes (Doryantes palmeri W. Hill ex Benth)
8. Tumbuhan taiwan beauty (Cuphea hyssopifolia kunth)
9. Tumbuhan pacar air (Impatiens bulsamina L)
10. Tumbuhan daun afrika (Gymnanthemum amygdalinum)
11. Tumbuhan kamelia emas (Camelia petelotii)
12. Tumbuhan talas belitung (Xanthosoma taiola E.G Gonc)
13. Katak (Anura)
14. Kodok (Bufo melanostictus)
Tumbuhan dan hewan yang dijumpai pada sungai sangat terbatas karena pada
sekitaran kawasan sungai terdapat perumahan warga.
1. Tumbuhan Pakis (Polypodiophyta)
Tumbuhan Pakis banyak terdapat di dekat kawasan badan sungai. Posisi
tumbuhan pakis yaitu menempel di dinding sungai. Tumbuhan ini memiliki ciri-ciri
daun yang bergerigi namun tidak berduri. Tumbuhan pakis tumbuh di kawasan
yang lembab. Tumbuhan paku berjumlah cukup banyak di dinding sungai.

Gambar 14 Tumbuhan Pakis


2. Lumut (Selaginella kraussiana)
Lumut merupakan tumbuhan abiotik air yang sering ditemukan di daerah
perairan atau daerah yang lembab. Tumbuhan ini bersifat sangat licin saat
bersentuhan dengan tangan atau kaki. Lumut tumbuh di sekitaran dinding sungai
dan di sekitaran batu di dekat sungai.

Gambar 15 Lumut96
3. Pohon Palem (Arecaceae)
Pohon palem yang ditemukan terletak di daerah kawasan pengamatan abiotik
air, terletak di bagian kanan depan sungai. Pohon palem banyak tumbuh di sekitar
sungai. Pohon ini memiliki ciri khas yang hampir sama dengan pohon kelapa yaitu
bentuk daunnya namun pohon ini tidak setinggi seperti pohon kelapa.

Gambar 16 Pohon Palem


4. Pohon Kelapa Sawit (Elaeis guineensies Jacq)
Pohon kelapa sawit banyak tumbuh di kawasan sekitar sungai. Pohon ini
banyak menumbuhi buah yaitu buah sawit. Pohon kelapa sawit berjumlah dua
pohon, terletak di dekat sungai.

Gambar 17 Pohon Sawit

5. Pohon Jambu Biji (Psidium guajava)


Pohon jambu biji yang ditemukan di daerah dekat aliran sungai, memiliki
tinggi sekitar 1,5 meter. Pohon jambu biji memiliki batang yang kecil dan memiliki
daun yang berbentuk oval. Pohon jambu ditemukan di sekitar sungai dengan jumlah
tiga pohon. Pohon jambu biji yang ditemukan sedang berbuah.

Gambar 18 Pohon Jambu Biji


6. Tumbuan Water Willow (Justicia procumbens L)
Tumbuhan water willow berada di sekitaran dinding sungai. Tumbuhan water
willow ditemukan dengan jumlah yang cukup banyak karena menempel di dinding
sungai. Tumbuhan water willow memiliki daun yang hampir membentuk hati.

Gambar 19 Tumbuhan Water Willow


7. Tumbuhan Doryanthes (Doryantes palmeri W. Hill ex Benth)
Tumbuhan doryanthes ditemukan di samping sungai dan di samping rumah
warga. Tumbuhan doryanthes berjumlah satu tumbuhan. Daun tumbuhan
doryanthes memiliki daun menjari.

Gambar 20 Tumbuhan Doryanthes


8. Tumbuhan Taiwan Beauty (Cuphea hyssopifolia kunth)
Tumbuhan taiwan beauty ditemukan di sekitar sungai, rata-rata tumbuh di
atas batu dan dinding sungai. Tumbuhan taiwan beauty berukuran kecil. Tumbuhan
taiwan beauty memiliki bunga berwarna ungu muda.

Gambar 21 Tumbuhan Taiwan Beauty


9. Tumbuhan Pacar Air (Impatiens bulsamina L)
Tumbuhan pacar air dijumpai di sekitaran dinding sungai dengan jumlah yang
cukup banyak. Tumbuhan pacar air banyak ditemukan saat mengukur kedalaman
sungai di titik ketiga. Tumbuhan pacar air memilik bunga berwarna merah muda
dan memiliki daun kecil.

Gambar 22 Tumbuhan Pacar Air


10. Tumbuhan Daun Afrika (Gymnanthemum amygdalinum)
Tumbuhan daun afrika ditemukan di sebelah kiri sungai, dekat dengan rumah
warga. Jumlah tumbuhan daun afrika yaitu satu tumbuhan. Tumbuhan daun afrika
memliki daun yang runcing dan ramping. Tumbuhan daun afrika yang ditemukan
memiliki daun berwarna hijau dengan bagian yang runcing berwarna kecoklatan.

Gambar 23 Tumbuhan Daun Afrika


11. Tumbuhan Kamelia Emas (Camelia petelotii)
Tumbuhan kamelia emas ditemukan di dekat dinding sungai dan di samping
toilet mushola Al-Amin. Tumbuhan kamelia emas ditemukan dengan posisi batang
pohon miring ke kiri. Tulang daun dari tumbuhan kamelia emas yaitu menyirip,
berwarna hijau dengan bagian ujung berwarna kecoklatan.

Gambar 24 Tumbuhan Kamelia Emas


12. Tumbuhan Talas belitung (Xanthosoma taiola E.G Gonc)
Tumbuhan talas Belitung dijumpai di dekat aliran sungai. Tumbuhan talas
belitung berjumlah sekitar lima tumbuhan. Daun tumbuhan talas belitung memiliki
daun yang lebar dan menyirip.

Gambar 25 Tumbuhan Talas Belitung


13. Katak (Anura)
Katak yang ditemukan di area pengamatan merupakan kongkang kolam.
Katak kongkang kolam yang ditemukan berada di pinggir sungai tepatnya di dekat
badan air sedang berdiam diri. Katak kongkang kolam memiliki ciri-ciri yaitu badan
yang berlendir, kaki belakang yang panjang, tubuh berwarna coklat muda. Katak
yang ditemukan berjumlah sekitar tiga ekor yang letaknya berdekatan.

Gambar 26 Katak
14. Kodok (Bufo melanostictus)
Kodok yang ditemukan di lokasi pengamatan yaitu berjenis kodok buduk
dengan jumlah dua. Kodok buduk yang pertama ditemukan di pinggir pohon kelapa
sawit sedang bersembunyi di semak-semak. Kodok buduk yang kedua ditemukan
di pinggir sungai tepatnya di sebelah kanan badan sungai yang sedang berdiam.
Kedua kodok tersebut memiliki ciri kulit yang keras dengan warna kulit coklat
ketuaan dengan kaki yang pendek dan badan yang lumayan besar.

Gambar 27 Kodok

B. Ekosistem Perairan Danau


Danau Mandalawangi yang menjadi titik pengamatan memiliki lebar danau
pada stasiun pertama 14,30 meter dengan badan danau 15,15 meter. Stasiun kedua
memiliki lebar danau 18 meter dengan badan danau 18,5 meter serta stasiun ketiga
memiliki lebar danau 16,70 meter dengan badan danau 17,10 meter. Kawasan
danau mandalawangi memiliki jalan setapak di bagian tepian danau dengan
dikelilingi berbagai pepohonan. Pada Danau Mandalawangi terdapat berbagai
macam hewan yang ditemui yaitu ikan mas, ikan cere, lobster, udang, ikan nila dan
hewan disekitar danau seperti belalang. Di sekitar danau juga terdapat berbagai
tumbuhan yang mengelilingi danau seperti selada liar (Lactuca virosa habl), paku
suplir (Adiantum capillus), pakis beech Panjang (phegopteris connectilis),Teratai
putih (Nymphaea alba), kala lili (Zantedeschia aethiopica), pakis pohon (Cyanthea
arborea), kasuarina (casuarina curninghomiana miq), palem (Arenga
australasica).

1. Data Fisik
Tabel 2 Data fisik
Stasiun Nilai
No. Data
1 2 3 Rerata
Suhu Air (˚C)
Ulangan ke 1 22 ˚C 22,5 ˚C 22 ˚C
1. Ulangan ke 2 22 ˚C 22,5 ˚C 22 ˚C
Ulangan ke 3 22 ˚C 22,3 ˚C 22 ˚C
Rerata 22,143
22 ˚C 22,43 ˚C 22 ˚C
˚C
pH air
Ulangan ke 1 6 6 5
2. Ulangan ke 2 6 6 6
Ulangan ke 3 6 6 6
Rerata 6 6 5,6 5.86
Suhu dan Kelembaban Udara
Suhu udara (˚C) 21,5 ˚C 21 ˚C 20,5 ˚C 21 ˚C
Termometer Bola Basah
19 ˚C 19 ˚C 18 ˚C
3. (˚C)
Selisih suhu udara (˚C)
2,5 ˚C 2 ˚C 2,5 ˚C
Kelembaban udara (%) 75% 80% 75% 76,6%

Danau Mandalawangi memiliki kedalaman danau yang hampir stabil pada tiga
stasiun yang dilaksanakan di danau Mandalawangi. Kedalaman danau
mandalawangi yang didapat berkisar antara 25 hingga 40 cm. Danau Mandalawangi
banyak terdapat udang, namun udang yang ada di Danau Mandalawangi dilarang
untuk diambil oleh pengunjung yang datang.

Gambar 28 Papan larangan mengambil udang

Suhu air diukur menggunakan termometer dengan memasukan termometer ke


dalam air. Suhu yang didapat dari kegiatan pratikum dengan mengukur tiga kali
pada setiap stasiun. Stasiun yang digunakan saat mengukur suhu memiliki jarak 10
meter antar stasiun dengan tiga stasiun. Stasiun yang digunakan saat mengukur
suhu air memiliki lebar yang berbeda yaitu dengan lebar 14,30 meter stasiun
pertama, lebar 18 meter stasium kedua dan 16,70 stasiun ketiga.
Gambar 29 Danau Mandalawangi
Pengamatan suhu air danau pada stasiun pertama pengulanagan 1 didapatkan
suhu air 22℃ dengan waktu lima menit dengan pH air yang didapat 6 kondisi cuaca
saat pengamatan cerah. Pengulangan 2 pada stasiun pertama didapatkan suhu air
22℃ dengan pH air yang didapat 6. Pengulangan 3 pada stasiun pertama didapatkan
suhu air 22 dengan pH air 6. Kegiatan pengamatan suhu air stasiun pertama pada
setiap pengulangan dihitung selama 5 menit dan kelembaban udara yang didapat
pada stasiun pertama didapatkan sebesar 75%.

Gambar 30 Kertas lakmus Gambar 31 Suhu udara stasiun 1

Gambar 32 mengukur suhu air titik 1


Pengamatan suhu air danau pada stasiun kedua pengulanagan 1 didapatkan suhu
air 22,5℃ dengan waktu lima menit dengan pH air yang didapat 6 kondisi cuaca
saat pengamatan cerah. Pengulangan 2 pada stasiun kedua didapatkan suhu air
22,5℃ dengan pH air yang didapat 6. Pengulangan 3 pada stasiun kedua didapatkan
suhu air 22,3℃ dengan pH air 6. Kegiatan pengamatan suhu air stasiun kedua pada
setiap pengulangan dihitung selama 5 menit dan kelembaban udara yang didapat
pada stasiun kedua didapatkan sebesar 80%.
Gambar 33 Kertas lakmus titik 2 Gambar 34 Suhu udara titik 2

Gambar 35 mengukur suhu air titik 2


Pengamatan suhu air danau pada stasiun ketiga pengulanagan 1 didapatkan
suhu air 22℃ dengan waktu lima menit dengan pH air yang didapat 5 kondisi cuaca
saat pengamatan cerah. Pengulangan 2 pada stasiun ketiga didapatkan suhu air 22℃
dengan pH air yang didapat 6. Pengulangan 3 pada stasiun ketiga didapatkan suhu
air 22℃ dengan pH air 6. Kegiatan pengamatan suhu air stasiun ketiga pada setiap
pengulangan dihitung selama 5 menit dan kelembaban udara yang didapat pada
stasiun ketiga didapatkan sebesar 75%.

Gambar 36 kertas lakmus titik 3 Gambar 37 suhu udara titik 3

Gambar 38 Mengukur suhu air titik 3


Pengamatan abiotik perairan danau yang dilaksanakan pada hari Jumat saat
siang hari didapatkan suhu air dengan rata-rata 22,43, pH air 5,86, dan kelembaban
udara 76,66%. Kondisi danau pada saat pengamatan sangat tenang karena pada
kondisi danau pada saat pengamatan tidak ada pengunjung yang melakukan
aktivitas memancing atau aktivitas lainnya yang melibatkan danau. Danau
Mandalawangi memiliki wilayah yang luas dan dangkal sehingga saat selesai
pengamatan terdapat pengunjung yang melakukan aktivitas memancing hanyak
dengan menggunakan tali tanpa ada joran pancing.
2. Data Biotik
Tabel 3 Tumbuhan dan hewan di sekitaran danau

No. Tumbuhan dan Hewan di Sungai dan Sekitaran Sungai


1. Selada liar (Lactuca virosa habl)
2. Paku supir (Adiantum capillus)
3. Pakis beech panjang (Phegopteris connectilis)
4. Teratai putih (Nymphae alba)
5. Kala lili (Zantedeschia aethiopica)
6. Pakis pohon (Cyathea arborea)
7. Palem (Arenga australasica)
8. Kasuarina (Casuarina cunninghamiana miq)
9. Udang ()
10. Ikan cere ()
11. Lobster ()
12. Ikan nila()
13. Belalang()

Data biotik merupakan seluruh data yang berhubungan dengan makhluk hidup.
Biotik yang dimaksud dalam hal makhluk hidup berupa tumbuhan dan hewan. Data
biotik yang di dapat pada saat melakukan pengamatan pada Danau Mandalawangi
yaitu pada biotik tumbuhan yang ditemukan pada pemukaan daratan ataupun pada
lautan. Tumbuhan yang ditemukan di Danau Mandalawangi yaitu selada liar
(Lactuca virosa habl), paku suplir (Adiantum capillus), pakis beech Panjang
(phegopteris connectilis), privet (Ligustrum ovalifolium hassk), Teratai putih
(Nymphaea alba), kala lili (Zantedeschia aethiopica), pakis pohon (Cyanthea
arborea), kasuarina (casuarina curninghomiana miq), palem (Arenga
australasica), pohon puring (Croton laevigatus vahl). Data biotik yang ditemukan
juga terdapat hewan yang hidup di air ataupun pada daratan. Hewan yang
ditemukan pada lokasi pengamatan saat melakukan kegiatan pratikum yaitu Udang
(Penaeus sp), Ikan cere (Gambusia affinis), Lobster (Nephropidae), Ikan nila
(Oreochromis niloticus), dan Belalalng (Oxya serville).

a) Tumbuhan Air dan Tumbuhan Lain di Sekitarnya


Danau Mandalawangi berada di kawasan Bumi Perkemahan Mandalawangi
dengan banyaknya tumbuhan yang berada di sekeliling danau. Tumbuhan yang ada
di Danau Mandalawangi ada yang berupa pohon maupun semai. Tumbuhan yang
memiliki buah atau hanya sebagai tumbuhan yang menghiasi kawasan danau.
1. Selada Liar (Lactuca virosa habl)
Tumbuhan selada liar di temukan di pinggiran badan danau dengan posisi
menempel pada dinding badan danau. Selada liar yang ditemukan memiliki
bentuk daun panjang dengan permukaan daun sedikit bergerigi di bagian
pinggirnya dan daun ini memiliki tekstur kasar. Tumbuhan selada liar banyak
terdapat di dinding tepian danau dengan jumlah sekitar 20 yang ditemukan
saat melakukan pengamatan.

Gambar 39 selada liar


2. Paku Supir
Paku supir yang ditemukan terdapat di tepi danau Mandalawangi. Daun
paku supir berukuran kecil dan berjumlah banyak serta berkelompok. Warna
dari tumbuhan paku supir yaitu hijau dan kuning. Pada saat pengamatan paku
supir terdapat hampir di seluruh tepi danau.

Gambar 40 paku supir


3. Pakis Beech Panjang
Pakis beech panjang yang ditemukan saat pengamatan terdapat di dinding
tepi danau. Pakis beech panjang memiliki daun yang menyirip dengan warna
daun hijau terang. Batang dari pakis beech panjang berwarna cokelat dengan
tekstur kasar. kegiatan pengamatan danau banyak dijumpai pakis beech pada
danau dengan stasiun yang menjadi lokasi pengamatan.

Gambar 41 Pakis beech panjang


4. Teratai Putih
Teratai putih ditemukan berada di tengah Danau Mandalawangi dengan
kondisi tidak memiliki bunga hanya terdapat daunnya saja. Teratai putih
terdapat di Danau Mandalawangi yang pada satu titik tempat Teratai putih
terdapat. Teratai yang ditemukan tidak berwarna putih tetapi berwarna ungu
dan hijau. Ukuran dari Teratai ini yaitu sekitar 15 cm.

Gambar 42 Teratai putih


5. Kala lili
Kala lili ditemukan di daratan tidak jauh dari lokasi pengamatan. Kala lili
yang ditemukan hanya satu dan tidak memiliki bunga. Ukuran tinggi dari
tumbuhan kala lili yang ditemukan yaitu sekitar 30 cm. Kala lili yang temukan
memiliki banyak daun dan batang dengan membentuk cabang. Daun pada
kala lili beberbentuk melebar.

Gambar 43 Kala lili


6. Pakis pohon
Pakis pohon ditemukan di daratan dekat dengan danau mandalawangi.
Pakis pohon yang ditemukan hanya satu pohon. Ukuran pakis pohon ini
sekitar 3 meter. Daun dari pakis pohon ini menyirip dan terdapat banyak serta
daun daun nya memisah.

Gambar 44 Pakis pohon


7. Palem
Pohon palem ditemukan di daratan dekat dengan danau Mandalawangi.
Pohon palem yang di temukan terdapat 3 pohon. Pohon palem yang
ditemukan memiliki daun yang panjang serta menyirip dengan panjang sekitar
2 meter. Batang dari pohon palem yang ditemykan berwarna kuning
kecokelatan dengan ukuran batang sekitar 4 meter.

Gambar 45 Palem
8. Kasuarina
Kasuarina terdapat pada lokasi pengamatan dengan ditanam secara
sejajar. Kasurina memiliki batang pohon yang berwarna coklat dengan
diameter pohon 70 cm. kasurina memiliki bentuk daun yang meruncing
dengan mengarah kebawah. Pohon kasurina dapat menjadi pohon pelindung
bagi para pengunjung yang sedang berkemah dan melakukan aktivitas
memancing.

Gambar 46 Pohon kasuarina


b) Hewan Air dan Hewan Lain di Sekitarnya
1. Udang
Udang di temukan di dalam danau dengan keadaan udang sedang berdiam
di sela-sela batu pinggiran danau. Udang yang ditemukan rata-rata berukuran
kecil yaitu sekitar 5 cm dan memiliki warna bening kecokelatan. Danau
Mandalawangi berdasarkan sumber dari pengelola banyak terdapat udang pada
permukaan danau.

Gambar 47 Udang
2. Ikan Cere
Ikan cere yang ditemukan terdapat di permukaan danau dengan keadaan
ikan sedang berkelompok. Ikan cere memiliki ukuran kecil dan sedang dengan
ukuran sekitar 2-5 cm. ikan cere memiliki ekor yang tipis dan panjang dengan
berwarna hitam. Ikan yang terdapat di danau Mandalawangi memiliki berbagai
warna pada tubuhnya yaitu warna oren, kuning, dan bening.

Gambar 48 Ikan Cere


3. Lobster
Lobster ditemukan pada danau Mandalawangi dengan posisi sedang
bersembunyi disela bebatuan. Lobster yang ditemukan memiliki ukuran sekitar
7 cm. Lobster yang ditemukan berwarna merah dan hitam serta memiliki corak
pada capitnya. Pengamatan danau yang dilakukan hanya menemukan 2 lobster,
namun saat selesai pengamatan seorang pengunjung melakukan kegiatan
memancing dan mendapatkan banyak lobster.

Gambar 49. Lobster


4. Ikan Nila
Ikan Nila ditemukan saat melakukan pengukuran lebar sungai. Ikan nila
ditemukan di tepian danau dengan memunculkan kepala nya ke atas air. Ikan
nila yang ditemukan pada saat pengamatan terdapat 2 dengan ukuran besar
sekitar 25 cm. Ikan nila yang ditemukan memiliki warna hitam dengan garis
garis berwarna putih.

Gambar 50 Habitat Ikan Nila


5. Belalang
Belalang ditemukan saat melakukan pengukuran suhu udara. Belalang yang
di temukan sedang hinggap di dekat semak-semak yang berada di dekat danau.
Belalang ini memiliki ukuran yang kecil dengan ukuran sekitar 3-6 cm. selain
itu, belalang ini juga memiliki warna hijau dan kuning dan memiliki corak
berwarna hitam dibagian tubuhnya.

Gambar 51 Belalang

Anda mungkin juga menyukai