Anda di halaman 1dari 17

PEMILIHAN AREA PRIORTAS

PUSKESMAS ABCDPURWOREJO

1. PENDAHULUAN
Kepemimpinan dan perencanaan adalah hal yang sangat penting bagi
PUSKESMAS ABCD Purworejo untuk memulai dan melaksanakan peningkatan
mutu dan mengurangi risiko terhadap pasien dan staf. Manajemen PUSKESMAS
ABCD Purworejo bertanggung jawab menjamin komitmen, pendekatan kearah
peningkatan mutu dan keselamatan pasien, program manajemen serta adanya kealpaan
(oversight). Manajemen menyusun rencana peningkatan mutu dan keselamatan pasien
melalui visi dan dukungannya yang akan berwujud menjadi budaya organisasi rumah
sakit.
Peningkatan mutu dan keselamatan pasien menjadi tanggungjawab penuh
manajemen PUSKESMAS ABCD purworejo. Manajemen menyetujui rencana
peningkatan mutu dan keselamatan pasien dan secara reguler menerima laporan tentang
pelaksanaan program perbaikan mutu dan keselamatan pasien
Tanggung jawab utama dari Manajemen PUSKESMAS ABCD purworejo adalah
menetapkan prioritas. PUSKESMAS ABCD Purworejo secara tipikal mempunyai lebih
banyak kesempatan untuk pengukuran dan peningkatan dari pada membereskan/
menyelesaikan urusan sumber daya manusia atau yang lain. Oleh karena itu,
manajemen fokus pada penilaian mutu dan kegiatan peningkatan rumah sakit.
Manajemen memberikan prioritas pada proses-proses utama yang kritikal, risiko tinggi,
cenderung bermasalah yang langsung terkait dengan mutu asuhan dan keamanan
lingkungan. Manajemen juga memasukkan Sasaran Keselamatan Pasien sebagai
indikator mutu. Manajemen menggunakan data dan informasi yang tersedia untuk
melakukan identifikasi area prioritas.
Jenis-jenis pelayanan di PUSKESMAS ABCD Purworejo:
1. Pelayanan Gawat Darurat 6. Pelayanan Laboratorium
2. Pelayanan Rawat Jalan 7. Pelayanan Farmasi
3. Pelayanan Rawat Inap 8. Pelayanan Gizi
4. Pelayanan Bedah 9. Pelayanan Rekam medik
5. Pelayanan TB DOT 10. Pelayanan administrasi manajemen

Pemilihan Area Prioritas | 1


Pelayanan tersebut memiliki karakteristik, kepentingan, fungsi dan peran yang
berbeda bagi PUSKESMAS ABCD purworejo. Peningkatan mutu dan keselamatan
pasien dilakukan berdasarkan tersedianya data. Penggunaan data secara efektif dapat
dilakuka n berdasarkan evidence-based praktek klinik dan evidence-based praktek
manajemen.
Berhubung PUSKESMAS ABCD Purworejo mempunyai sumber daya terbatas,
maka rumah sakit ini tidak dapat mengumpulkan data untuk menilai semua hal yang
diinginkan. Jadi, manajemen PUSKESMAS ABCD harus memilih proses dan hasil
(outcome) praktek klinik dan manajemen yang harus dinilai (diukur) dengan mengacu
pada misi rumah sakit, kebutuhan pasien dan jenis pelayanan. Penilaian sering
terfokus pada proses yang berimplikasi risiko tinggi, diberikan dalam volume besar,
berbiaya tinggi, atau cenderung menimbulkan masalah. Manajemen PUSKESMAS
ABCD Purworejo bertanggung jawab menentukan pilihan terakhir dari indikator kunci
yang digunakan dalam kegiatan peningkatan mutu.
Beberapa area dipilih untuk ditetapkan sebagai area prioritas. Manajemen
melakukan diskusi bersama pejabat struktural dan Komite PMKP, KKPRS dan PPI dan
unsur yang lain untuk memilih area prioritas dan menetapkan indikator kunci untuk
meningkatkan mutu rumah sakit.

2. TUJUAN
A. Tujuan Umum
Untuk meningkatkan mutu dan keselamatan pasien di PUSKESMAS ABCD
Purworejo

B. Tujuan Khusus
1) Untuk mendapatkan area prioritas
2) Untuk mendapatkan indikator mutu gugus tugas
3) Untuk mendapatkan indikator kunci rumah sakit

3. PEMILIHAN AREA PRIORITAS

Pemilihan Area Prioritas | 2


Begitu luas dan kompleksnya pelayanan di PUSKESMAS ABCD Purworejo, maka
manajemen tidak mempu untuk melakukan pemantauan seluruhnya, apalagi dengan
kondisi SDM dan sumberdaya lain yang terbatas. Oleh karena itu manajemen
PUSKESMAS ABCD Purworejo memilih area prioritas yang akan diupayakan untuk
ditingkatkan mutunya. Pemilihan area dilakukan dengan cara melakukan pembobotan dan
pemberian nilai. Pemilihan area prioritas berdasarkan score High Risk, High Volume dan
Problem prone.

Bobot High Risk = 40, bobot High Volume = 30, High Cost = 20, dan bobot Problem
Prone = 10. Nilai masing-masing area antara 1-5. Nilai 1 berarti rendah dan nilai 5
berarti tinggi tingkat kepentingannya. Bobot x nilai menghasilkan score. Score yang lebih
tinggi menunjukkan dan dipilih sebagai area prioritas.
Problem
High Risk High Volume High Cost Jml
No Area Prioritas Prone
N B S N B S N B S N B S
1. Rawat Jalan 3 40 12 4 30 120 1 20 20 3 10 30 290
0
2. IGD 3 40 12 4 30 120 3 20 60 5 10 50 350
0
3. Farmasi 5 40 20 5 30 150 5 20 100 4 10 40 490
0
4. Laboratorium 4 40 16 5 30 150 3 20 60 3 10 30 400
0
5. Akutansi 1 40 40 3 30 90 3 20 60 4 10 40 230
6. Rawat Inap 5 40 20 5 30 150 4 20 80 4 10 40 470
0
7. Gizi 1 40 40 2 30 60 3 20 60 3 10 30 190
8. Rekam 4 40 16 4 30 120 3 20 60 3 10 30 370
Medik 0

Dari scoring di atas maka dipilih area prioritas yang akan ditingkatkan mutunya, yaitu:
1) Area IKO, yang terdiri dari :
a. Angka tidak dilakukannya Assesmen Pra Anestesi

Pemilihan Area Prioritas | 3


b. Angka kelengkapan persetujuan tindakan kedokteran
c. Angka Kelengkapan Catatan / Monitoring Anestesi
2) Area Farmasi
a. Penggunaan antibiotik di luar formularium
b. Kesalahan pemberian obat
c. Pembelian obat dan alkes diluar rutin
d. Tidak diberikannya label High Alert dan LASA pada obat golongan High Alert
dan LASA
e. Kecepatan pelayanan resep obat jadi rawat jalan
f. Ditemukannya obat kadaluarsa
3) Area Rawat Inap
a. Kejadian Dikubitus
b. Kejadian Pasien Jatuh
c. Kejadian kesalahan Pemberian Obat
4) Area Laboratorium yang terdiri dari :
a. Angka Ketepatan Waktu Pelaporan Hasil Kritis
b. Angka Pengulangan Pengambilan Sampel Darah Pasien
c. Ketidak lengkapan form pengisian permintaan pemeriksaan
d. angka kesalahan hasil pemeriksaan
5) Area Radiologi
a. Angka Pengulangan Foto
b. Angka kerusakan film
c. Angka ketidak lengkapan pengisian form permintaan foto

Dari setiap area yang prioritas, selanjutnya dicari indikator mutu apa yang akan diukur,
untuk meningkatkan mutu area tersebu. Oleh karena itu maka setiap pejabat kepala di
area tersebut bersama dengan manajemen melakukan diskusi bersama. Dari indikator
mutu yang diusulkan maka dilakukan scoring untuk menentukan indikaor kuncinya.
Proses pemilihan indikator mutu dan indikator kunci dari setiap area prioritas tercantum
dalam bab berikut.
4. PEMILIHAN INDIKATOR MUTU GUGUS TUGAS
a. Identifikasi masalah di IKO
Masalah-masalah yang terjadi di IKO antara lain:

Pemilihan Area Prioritas | 4


1) Asesmen pra anestesi
2) Asesmen Pra bedah
3) Pelaksanaan Time Out
4) Ketersediaan SDM
5) Ketersediaan alat
6) Time out, Sign Out
7) Site marking

b. Pemilihan masalah yg ingin/dapat diperbaiki


Dari masalah-masalah yang sudah terdaftar, maka perlu dipilih masalah mana yang
akan diperbaiki. Proses pemilihan adalah dengan scoring, sebagai berikut:

Problem
High Risk High Volume High Cost
Prone (nilai
(nilai x bobot= (nilai x (nilai x
x bobot=
skor) bobot= skor) bobot= skor)
Masalah skor)
No Rentang Nilai Rentang Nilai Rentang Rentang Jml
Prioritas
=1-5 =1-5 Nilai = 1 - 5 Nilai = 1 - 5
Bobot = 40 Bobot = 30 Bobot = 20 Bobot = 10
N B S N B S N B S N B S
Kejadian tidak
dilakukannya
1. proses sign in, 5 40 200 5 30 150 3 20 60 5 10 50 460
time out dan sign
out..
Angka Tidak
Dilakukannya
2. 5 40 200 5 30 150 3 20 60 4 10 40 450
Assessment Pra
Anestesi
Angka Ketidak
lengkapan
3. Persetujuan 5 40 200 5 30 150 3 20 60 5 10 50 460
Tindakan
Kedokteran
Angka
Kelengkapan
4. Catatan / 5 40 200 5 30 150 3 20 60 3 10 30 440
Monitoring
Anestesi
5. Angka Tidak 3 40 120 5 30 150 2 20 40 3 10 30 340
Dilakukannya
Assessment Pra
Pemilihan Area Prioritas | 5
Bedah
Ketepan waktu
6. 5 40 200 3 30 90 4 20 80 5 10 50 420
operasi
Respon time
7. pasien cito 3 40 120 2 30 60 4 20 80 3 10 30 290
dilatas jam 21.00
Angka tidak
dilakukannya
8. penandaan lokasi 3 40 120 3 30 90 2 20 40 4 10 40 290
operasi pada
organ dua sisi

Berdsarkan scoring di atas maka IKO memilih masalah yang diprioritaskan untuk
iperbaiki, yaitu:
 Angka Ketidak lengkapan Persetujuan Tindakan Kedokteran dengan skor 460.
 Kejadian tidak dilakukannya proses sign in, time out dan sign out..dengan skor
460
 Angka Tidak Dilakukannya Assessment Pra Anestesi dengan skor 450
 Angka Kelengkapan Catatan / Monitoring Anestesi dengan skor 440
 Ketepan waktu operasi dengan score 420
c. Tetapkan PIC data, latih, data mulai dikumpulkan
Partisipasi dalam pengumpulan data, analisis, perencanaan dan pelaksanaan
peningkatan mutu dan keselamatan pasien memerlukan pengetahuan dan ketrampilan
yang kebanyakan staf tidak mempunyainya atau tidak menggunakannya secara rutin.
Mereka harus diberi pelatihan sesuai dengan peran dalam program yang direncanakan
jika mereka di minta untuk berpartisipasi dalam melaksanakan kegiatan program.
Perlu dilakukan penyesuaian kegiatan rutin dari staf agar tersedia cukup waktu bagi
mereka untuk berpartisipasi secara penuh dalam kegiatan pelatihan dan perbaikan
sebagai bagian dari tugas rutin sehari-hari. Rumah sakit mengidentifikasi dan
menyediakan pelatih terampil untuk pendidikan dan pelatihan ini. Agar pelaksanaan
pengumpulan data indicator mutu dapat berjalan secara konsisten dan
berkesinambungan maka ditetapkan PIC nya adalah Koordinator Ruang IKO
Pic kemudian dilatih tentang:
1) Pemahaman indicator
2) Cara pengumpulan data
3) Area pengumpulan data
4) Cara pengisian indicator mutu

Pemilihan Area Prioritas | 6


5) Cara membuat tabel dan grafik pencapaian indicator mutu.
6) Cara melakukan analisis
7) Cara membuat laporan Mutu

5. PEMILIHAN INDIKATOR MUTU FARMASI


a) Identifikasi masalah di Farmasi
Masalah-masalah yang terjadi di Farmasi antara lain:
1) Penggunaan antibiotik di luar formularium
2) Kesalahan pemberian obat
3) Pembelian obat dan alkes diluar rutin
4) Tidak diberikannya label High Alert dan LASA pada obat golongan High Alert
dan LASA
5) Kecepatan pelayanan resep obat jadi rawat jalan
6) Ditemukannya obat kadaluarsa
b) Pemilihan masalah yg ingin/dapat diperbaiki
Dari masalah-masalah yang sudah terdaftar, maka perlu dipilih masalah mana yang
akan diperbaiki. Proses pemilihan adalah dengan scoring, sebagai berikut:

Pemilihan Area Prioritas | 7


No Masalah Problem Jml
High Risk High Volume High Cost
Prioritas Prone
N B S N B S N B S N B S
1. Penggunaan 3 40 120 5 30 150 4 20 80 4 10 40 390
antibiotik di
luar
formularium
2. Kesalahan 5 40 200 5 30 150 2 20 40 5 10 50 440
pemberian
obat
3. Pembelian 5 40 200 2 30 60 5 20 100 5 10 50 410
obat dan alkes 0
diluar rutin
4. Tidak 5 40 200 1 30 30 2 20 40 2 10 20 290
diberikannya
label High
Alert dan
LASA pada
obat golongan
High Alert
dan LASA
5. Kecepatan 1 40 40 3 30 90 1 20 20 3 10 30 180
pelayanan
resep obat jadi
rawat jalan
6. Ditemukanny 4 40 160 1 30 30 2 20 40 1 10 10 240
a obat
kadaluarsa

Berdasarkan scoring di atas maka dipilih masalah yang diprioritaskan untuk diperbaiki, yaitu:
1) Kesalahan pemberian obat (IAK 6)
2) Penggunaan antibiotik di luar formularium ( IAK 5)

c) Tetapkan PIC data


Partisipasi dalam pengumpulan data, analisis, perencanaan dan pelaksanaan
peningkatan mutu dan keselamatan pasien memerlukan pengetahuan dan ketrampilan
yang kebanyakan staf tidak mempunyainya atau tidak menggunakannya secara rutin.
Mereka harus diberi pelatihan sesuai dengan peran dalam program yang direncanakan
jika mereka di minta untuk berpartisipasi dalam melaksanakan kegiatan program.
Perlu dilakukan penyesuaian kegiatan rutin dari staf agar tersedia cukup waktu bagi
mereka untuk berpartisipasi secara penuh dalam kegiatan pelatihan dan perbaikan
sebagai bagian dari tugas rutin sehari-hari. Rumah sakit mengidentifikasi dan
Pemilihan Area Prioritas | 8
menyediakan pelatih terampil untuk pendidikan dan pelatihan ini. Agar pelaksanaan
pengumpulan data indicator mutu dapat berjalan secara konsisten dan
berkesinambungan maka ditetapkan Pic nya adalah: Koordinator Farmasi
Pic kemudian dilatih tentang:
1) Pemahaman indicator
2) Cara pengumpulan data
3) Area pengumpulan data
4) Cara pengisian indicator mutu
5) Cara membuat tabel dan grafik pencapaian indicator mutu.
6) Cara melakukan analisis
7) Cara membuat laporan Mutu

6. PEMILIHAN INDIKATOR MUTU RAWAT INAP


a) Identifikasi masalah di Rawat Inap
Masalah-masalah yang terjadi di Rawat Inap antara lain:
1) ILI
2) Decubitus
3) Pasien Jatuh
4) Medication eror
5) Cuci tangan
6) Komunikasi Efektif
7) Identifikasi pasien
8) Tertusuk limbah benda tajam

b) Pemilihan masalah yg ingin/dapat diperbaiki


Dari masalah-masalah yang sudah terdaftar, maka perlu dipilih masalah mana yang
akan diperbaiki. Proses pemilihan adalah dengan scoring, sebagai berikut:

Problem
N Masalah High Risk High Volume High Cost Jml
Prone
o Prioritas
N B S N B S N B S N B S
Asesmen 10
1. 5 40 200 4 30 120 5 20 2 10 20 440
pasien 0

Pemilihan Area Prioritas | 9


2. ILI 4 40 160 4 30 120 4 20 80 4 10 40 400
3. Decubitus 4 40 160 4 30 120 4 20 80 3 10 30 390
4. Pasien jatuh 5 40 200 3 30 90 3 20 60 4 10 40 390
Kesalahan
5. pemberian 4 40 160 3 30 90 4 20 80 5 10 50 380
obat

Berdasarkan scoring di atas maka Rawat Inap memilih masalah yang diprioritaskan
untuk diperbaiki, yaitu:
a. Asesment Pasien
b. Infeksi Luka Infus.

c) Tetapkan PIC data, latih, data mulai dikumpulkan


Partisipasi dalam pengumpulan data, analisis, perencanaan dan pelaksanaan
peningkatan mutu dan keselamatan pasien memerlukan pengetahuan dan ketrampilan
yang kebanyakan staf tidak mempunyainya atau tidak menggunakannya secara rutin.
Mereka harus diberi pelatihan sesuai dengan peran dalam program yang direncanakan
jika mereka di minta untuk berpartisipasi dalam melaksanakan kegiatan program.
Perlu dilakukan penyesuaian kegiatan rutin dari staf agar tersedia cukup waktu bagi
mereka untuk berpartisipasi secara penuh dalam kegiatan pelatihan dan perbaikan
sebagai bagian dari tugas rutin sehari-hari. Rumah sakit mengidentifikasi dan
menyediakan pelatih terampil untuk pendidikan dan pelatihan ini. Agar pelaksanaan
pengumpulan data indicator mutu dapat berjalan secara konsisten dan
berkesinambungan maka ditetapkan Pic nya adalah: Koodinator Ruangan
PIC kemudian dilatih tentang:
1) Pemahaman indicator
2) Cara pengumpulan data
3) Area pengumpulan data
4) Cara pengisian indicator mutu
5) Cara membuat tabel dan grafik pencapaian indicator mutu.
6) Cara melakukan analisis
7) Cara membuat laporan Mutu

Pemilihan Area Prioritas | 10


7. PEMILIHAN INDIKATOR MUTU PPI
a) Identifikasi masalah di Komite PPI
Masalah-masalah yang terjadi di Komite PPI antara lain:
1) Kejadian infeksi luka infus / Plebitis
2) Kejadian infeksi luka operasi
3) Kepatuhan penggunaan APD
4) Kejadian petugas tertusuk limbah benda tajam
5) Kepatuhan petugas dalam melakukan cuci tangan sebelum kontak dengan
pasien
b) Pemilihan masalah yg ingin/dapat diperbaiki
Dari masalah-masalah yang sudah terdaftar, maka perlu dipilih masalah mana yang
akan diperbaiki. Proses pemilihan adalah dengan scoring, sebagai berikut:

No Masalah Problem Jml


High Risk High Volume High Cost
Prioritas Prone
N B S N B S N B S N B S
1. Kejadian 5 40 200 2 30 60 4 20 80 4 10 40 380
infeksi luka
infus / Plebitis
2. Kejadian 5 40 200 1 30 30 4 20 80 1 10 10 320
infeksi luka
operasi
3. Kejadian HAP 5 40 200 1 30 30 4 20 80 1 10 10 320
(Hospital
Acquired
Pneumonia)
4. Kepatuhan 5 40 200 1 30 30 2 20 40 1 10 10 280
penggunaan
APD
5. Kejadian 5 20 40 2 30 60 5 20 10 4 10 40 400
petugas 0 0
tertusuk limbah
benda tajam
6. Kepatuhan 5 40 200 5 30 150 2 20 80 5 10 50 480
petugas dalam
melakukan cuci
tangan sebelum
kontak dengan
pasien

Berdasarkan scoring di atas maka dipilih masalah yang diprioritaskan untuk diperbaiki, yaitu:
a. Kejadian infeksi luka infus / Plebitis (IAK 10)
Pemilihan Area Prioritas | 11
b. Kejadian petugas tertusuk limbah benda tajam (IAM 3)
c. Kepatuhan petugas dalam melakukan cuci tangan sebelum kontak dengan
pasien (IAM 9)

8. IDENTIFIKASI MASALAH DI REKAM MEDIS


Masalah-masalah yang terjadi di Rekam Medis antara lain:
1) Ketepatan waktu pengisian laporan RL 1 s/d RL 5
2) Demografi pasien dengan diagnosis klinis DHF
3) Ketidaklengkapan pengisian diagnosis penyakit pasien oleh dokter
4) Waktu penyediaan berkas rekam medis rawat jalan
5) Waktu penyediaan berkas rekam medis rawat inap
6) Kepuasan pelanggan

a) Pemilihan masalah yg ingin/dapat diperbaiki


Dari masalah-masalah yang sudah terdaftar, maka perlu dipilih masalah mana yang
akan diperbaiki. Proses pemilihan adalah dengan scoring, sebagai berikut:

No Masalah Prioritas Problem Jml


High Risk High Volume High Cost
Prone
N B S N B S N B S N B S
1. Ketepatan waktu 3 40 120 5 30 150 4 20 80 5 10 50 400
pengisian laporan
RL 1 s/d RL 5
2. Demografi pasien 5 40 200 2 30 60 5 20 10 5 10 50 410
dengan diagnosis 0
klinis DHF
3. Ketidaklengkapan 4 40 160 5 30 150 2 20 40 5 10 50 400
pengisian
diagnosis
penyakit pasien
oleh dokter
4. Waktu 1 40 40 4 30 120 1 20 20 2 10 20 200
penyediaan
berkas rekam
medis rawat jalan
5. Waktu 1 40 40 4 30 120 1 20 20 1 10 10 190
penyediaan
Pemilihan Area Prioritas | 12
berkas rekam
medis rawat inap
6. Kepuasan 2 40 80 1 30 30 1 20 20 2 10 20 150
pelanggan

Berdasarkan scoring di atas maka dipilih masalah yang diprioritaskan untuk


diperbaiki, yaitu:
1) Angka ketepatan waktu pengisian laporan RL 1 s/d RL 5 (IAM 2)
2) Angka tersusunnya demografi pasien dengan diagnosis klinis DHF (IAM 7)
3) Angka ketidaklengkapan pengisian diagnosis penyakit pasien oleh dokter (IAK 9)

9. Clinical Pathway
a) Identifikasi kasus / diagnosis
Kasus /diagnosis yang direncanakan akan diangkat menjadi clinical pathway antara
lain:
1) Typhoid pada dewasa
2) CHF
3) Malaria
4) GEA
5) Kejang Demam
6) HIL reponibilis
7) PPOK
8) Hipertensi
9) Cedera kepala ringan
10) Stroke infark
11) Stroke perdarahan intracerebral
12) STEMI
13) Katarak

Pemilihan Area Prioritas | 13


b) Pemilihan clinical pathway
Dari kasus/diagnosis yang sudah terdaftar, maka perlu dipilih kasus/diagnosis mana
yang akan dibuat clinical pathway. Proses pemilihan adalah dengan scoring, sebagai
berikut:

Problem
Masalah High Risk High Volume High Cost
No Prone Jml
Prioritas
N B S N B S N B S N B S
1. Typhoid pada 3 40 12 5 30 150 4 20 80 5 10 50 400
dewasa 0
2. CHF 5 40 20 4 30 120 4 20 80 3 10 30 410
0
3. Malaria 3 40 12 1 30 30 2 20 40 2 10 20 210
0
4. Hernia 4 40 16 5 30 150 3 20 60 3 10 30 400
0
5. Kejang Demam 5 40 20 2 30 60 3 20 40 1 10 10 310
0
6. GEA 4 40 16 4 30 120 4 20 80 2 10 20 380
0
7. Hipertensi 5 40 20 4 30 120 3 20 80 1 10 10 310
0
8. PPOK 5 40 20 4 30 120 5 20 100 4 10 40 460
0
9. Cedera kepala 2 40 80 5 30 150 2 20 40 1 10 10 280
ringan
10. Stroke 3 40 12 3 30 90 5 20 100 1 10 10 320
perdarahan 0
intracerebral
11. Stroke Infak 5 40 20 4 30 120 5 20 100 4 10 40 460
0
12. STEMI 5 40 20 2 30 60 4 20 80 1 10 10 350
0
13. Katarak 1 40 40 5 30 150 2 20 40 1 10 10 240

Berdasarkan scoring di atas maka kasus/diagnosis yang akan dibuat clinical pathway adalah:
a. Typhoid
b. CHF
c. Stroke Infak
d. PPOK
e. Hernia
10. PEMILIHAN INDIKATOR MUTU
JOINT COMMISSION INTERNATIONAL LIBRARY OF MEASURES
Pemilihan Area Prioritas | 14
a) Indikator I-AMI
Yang termasuk dalam indikator I-AMI adalah sebagai berikut:
1) Pemberian aspirin kurang dari 24 jam
2) Peresepan aspirin saat pasien pulang
3) Pemberian ACEI atau ARB untuk kasus LVSD
4) Edukasi untuk tidak merokok
5) Peresepan beta blocker saat pasien pulang
6) Angka mortalitas pasien rawat inap
b) Pemilihan indikator yg ingin/dapat diperbaiki
Dari indikator tersebut, maka perlu dipilih indikator mana yang akan diperbaiki.
Proses pemilihan adalah dengan scoring, sebagai berikut:

No Masalah Problem Jml


High Risk High Volume High Cost
Prioritas Prone
N B S N B S N B S N B S
1. Pemberian 5 40 200 5 30 150 4 20 80 4 10 40 470
aspirin kurang
dari 24 jam
2. Peresepan 5 40 200 2 30 60 4 20 80 1 10 10 350
aspirin saat
pasien pulang
3. Pemberian 5 40 200 1 30 30 4 20 80 1 10 10 320
ACEI atau
ARB untuk
kasus LVSD
4. Edukasi untuk 5 40 200 1 30 30 1 20 20 1 10 10 260
tidak merokok
5. Peresepan beta 5 40 200 1 30 30 2 20 40 1 10 10 280
blocker saat
pasien pulang
6. Angka 4 40 160 1 30 30 2 20 80 2 10 20 210
mortalitas
pasien rawat
inap

Berdasarkan scoring di atas maka dipilih masalah yang diprioritaskan untuk diperbaiki, yaitu:
Pemberian aspirin kurang dari 24 jam
11. KESIMPULAN
Semua indikator mutu dari masing-masing gugus tugas dipilih 1 yang dijdikan indikator
kunci. Pemilihan Indikator Kunci dari beberapa indikator mutu pada dasarnya
mempertimbangkan High Volume, High Risk, Hogh Cost dan Problem Prone. Semua
indicator kunci yang dipilih dari setiap gugus tugas dikumpulkan ke Komite Mutu.
Pemilihan Area Prioritas | 15
Selanjutnya Komite Mutu melakukan analisa dan membuat laporan disampaikan kepada
manajemen. Manajemen akhirnya memutuskan bahwa Indikator Kunci PUSKESMAS
ABCD Purworejo adalah sbb:

a. Indikator Area Klinis


IAK Indikator Standar Indikator RS Gustu
1. Asesmen pasien Angka Tidak Dilakukannya Rawat
Assessment Pra Anestesi Inap
2. Pelayanan laboratorium Angka Pengulangan Pengambilan Laborat
Sampel Darah Pasien
3. Pelayanan radiologi dan Angka Pengulangan Foto Radiologi
diagnostic imaging;
4. Prosedur bedah Angka Ketidaklengkapan Persetujuan IKO
Tindakan Kedokteran
5. Penggunaan antibiotika Kejadian Penggunaan Antibiotik Farmasi
dan obat lainnya Diluar Formularium
6. Kesalahan medikasi Kejadian Kesalahan Pemberian Obat Farmasi
(medication error) dan
Kejadian Nyaris Cedera
(KNC)
7. Penggunaan anestesi dan Angka Kelengkapan Catatan / IKO
sedasi Monitoring Anestesi
8. Penggunaan darah dan Angka Darah Tranfusi Tidak Terpakai Laborat
produk darah
9. Ketersediaan, isi dan Angka Ketidaklengkapan Pengisian Rekam
penggunaan rekam medis Diagnosis Penyakit Psien Oleh Dokter Medis
pasien
10. Pencegahan dan Angka Kejadian Infeksi Luka Infus PPI
pengendalian infeksi,
surveilans dan pelaporan

b. Indikator area Manajerial


IAM Indikator Standar Indikator RS PIC
1. Pengadaan rutin Kejadian Pembelian Obat dan Alkes Farmasi
peralatan kesehatan dan Diluar Rutin
obat penting untuk
memenuhi kebutuhan
pasien
2. Pelaporan aktivitas yang Angka Ketepatan Waktu Pengisian RM
diwajibkan oleh Laporan RL 1 s/d RL 5
peraturan perundang-
undangan
3. Manajemen risiko Kejadian Petugas Tertusuk Benda PPI
Tajam
4. Manajemen penggunaan Kejadian Kegagalan Peralihan Ke IPSRS
sumberdaya Genset
Pemilihan Area Prioritas | 16
5. Harapan dan kepuasan Angka Kepuasan Pasien Rawat Inap MKT
pasien dan keluarga; RSPWP
(IAM 5) Angka Kepuasan Pasien Rawat Rawat MKT
Jalan RSPWP
6. Harapan dan kepuasan Angka Kepuasan Karyawan Terhadap HRD
staf Rumah Sakit
7. Demografi pasien dan Angka Tersusunnya Demografi Pasien RM
diagnosis klinis Dengan Diagnosis Klinis DHF
8. Manajemen keuangan Angka Keterlambatan Penagihan Keuangan
Piutang BPJS
9. Pencegahan dan Angka kepatuhan petugas dalam PPI
pengendalian dari melakukan cuci tangan sebelum kontak
kejadian yang dapat dengan pasien
menimbulkan masalah
bagi keselamatan pasien,
keluarga pasien dan
karyawan

c. Indikator area Sasaran Keselamatan Pasien.

ISKP Indikator Standar Indikator RS PIC


1. Ketepatan memasang Kejadian pasien tidak terpasang gelang KKPRS
gelang identitas pasien identitas
2. Ketepatan melakukan Angka dilakukannya konfirmasi pada KPPRS
TBaK saat menerima the read back proses oleh DPJP
instruksi verbal melalui
telpun
3. Kepatuhan penyimpanan Kejadian tidak diberikan label High Farmasi
elektrolit pekat Alert dan LASA pada obat golongan
(FARMASI) MPO & High Alert dan LASA
SKP
4. Marking (KAMAR Angka Tidak Dilakukannya Penandaan KPPRS
OPERASI) Lokasi Operasi Pada Organ Dua Sisi
5. Kepatuhan cuci tangan Angka kepatuhan petugas dalam KPPRS
(PPI) melakukan cuci tangan sebelum kontak
dengan pasien.
6. Angka pasien jatuh di Kejadian Pasien Jatuh KPPRS
IGD/ruang perawataan

Pemilihan Area Prioritas | 17

Anda mungkin juga menyukai