Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

SENI RUPA ISLAM

Dosen Pengampu :Drs. Anam Ibrahim, M. Pd


Mata Kuliah : Sejarah Senirupa Timur

Disusun Oleh :

Kelompok VI

Elsa Piana Br Padang (2223351010)


Hana Gracia Hikari Kacaribu (2223151011)
Aprizal (2222351003)
Raihan Kaisa Fauziah Duha (2222151001)
Isnaini Fadhilah (2222451015)
Sabrina Azlianty (2223351004)

PROGRAM STUDI S1 PENDIGI SENI RUPA – FAKULTAS


BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
SUMATERA UTARA
2023
KATA PENGANTAR

Puji Syukur senantiasa kami panjatkan kepada Tuhan Yang MahaEsa, atas karunianya.
Sehingga makalah ini dapat kami selesaikan. Makalah ini merupakan syarat untuk
melengkapi tugas Mata Kuliah “Sejarah Seni Rupa ”.

Keberhasilan makalah ini tidak lain juga disertai referensi-referensi serta bantuan dari pihak-
pihak yang bersangkutan. Makalah ini pun mungkin masih memiliki kekurangan dan
kesalahan, baik dalam penyampaian materi atau dalam penyusunan makalah ini. Penyusunan
makalah ini juga dimaksudkan untuk menambah wawasan mahasiswa mengenai materi ini.

Sehingga kritik dan saran yang membangun yang sangat saya harapkan demi kesempurnaan
makalah ini. Akhirnya kami menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu baik secara langsung maupun tidak langsung sehingga makalah ini dapat
terselesaikan.

Medan, April 2023

Kelompok 6

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………….……ii
BAB I. PENDAHULUAN………………………………………………………………….....1
A. Latar Belakang …………………………………………………………………......1
B. Rumusan Masalah ……………………………………………………...............…1
C. Tujuan Penulisan……………………………………………………………….......1
D. Manfaat Penulisan …………………………………………………………............1
BAB II. PEMBAHASAN……………………………………………………………….….....2
A. Islam Selayang Pandang…………………………………………………………........3
B. Tinjauan Umum Seni Rupa Islam……………………………………………............5
C. Seni Rupa Islam dari Berbagai Kurun Waktu dan Daerah……………………...........10
BAB III. PENUTUP…………………………………………………………….....................13
A. Kesimpulan …………………………………………………………………..........13
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………......... 14

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di dalam pendidikan seni rupa sangatlah penting untuk mempelajari sejarah –sejarah
yang terkait dengan seni rupa, agar siswa atau mahasiswa dapat paham asal –usul suatu
kejadian atau karya yang berhubungan dengan seni rupa.

B. Rumusan Masalah
1. Sejarah islam Selayang Pandang
2. Tinjauan Umum Seni Rupa islam
3. Seni Rupa islam dari berbagai kurun waktu

C. Tujuan Penulisan

Penulisan Tujuan dibuatnya makalah ini ialah sebagai pemenuhan tugas sejarah seni rupa
timur serta sebagai wawasan dalam pemahaman dan pembelajaran mengenai sejarah seni
rupa islam.

D. Manfaat Penulisan

Sebagai bahan pengetahuan bagi pengajar mengenai hal-hal apa saja yang harus
diperhatikan dalam mempelajari sejarah seni rupa islam siswa dalam belajar, juga sebagai
pengetahuan bagi para pembaca.

1
BAB II

PEMBAHASAN

Seni Rupa Islam

Seni rupa Islam adalah salah satu bentuk manifestasi kebudayaan Islam yang amat
mengesankan. Seni rupa Islam muncul ketika Islam mulai berjaya hingga masa keemasan
Islam. Seni rupa Islam dengan wataknya yang khas sebagai pencerminan ajaran tauhid,
diciptakan oleh seniman-seniman Islam dari berbagai daerah, dari Marokko dan Spanyol di
Barat, Asia Tengah hingga Indonesia di Timur. Secara kronologis, seni rupa Islam meliputi
kurun waktu kira-kira dari tahun 700 hingga abad ke-20.

M. Abdul Jabar Beg (dalam Rizali, 2012, hlm. 3) mengemukakan bahwa “ suatu seni
menjadi Islami jika hasil seni itu mengungkapkan pandangan hidup kaum muslimin, yaitu
konsep tauhid, sedangkan seniman yang membuat objek seninya tidak harus seorang
muslim.‟ Oleh karena itu, karya seni yang dihasilkan merupakan wujud atau ekspresi dari
semangat keislaman dalam rangka penyembahan kepada Allah SWT.

Seni rupa Islam tidak hanya memandang seni sebagai kepuasan individu, perasaan
atau selera pribadi tetapi mencakup segala bentuk penyembahan kepada Tuhan yang pada
akhirnya berdampak pada aspek fungsi, keindahan, moralitas, gagasan, wawasan berkarya
dan cita-cita manusia yang berhubungan dengan kerohanian. Martono (t.t.) menjelaskan
bahwa seni Islam selaras dengan konsep estetika. Ia mengungkapkan bahwa Para ahli estetika
memberikan patokan keindahan karya seni sebagai berikut : (1) Sempurna dilihat dari sudut
bobot gagasan, konsep dan wawasannya; (2) Sempurna dilihat dari besarnya fungsi sebuah
karya seni dalam kehidupan manusia; (3) Sempurna dilihat dari sudut nilai-nilai yang
ditawarkan karya seni dan relevansinya bagi perkembangan kebudayaan; (4) Sempurna
dilihat dari sudut kesesuaian karya seni dengan cita-cita kehidupan dan nilai-nilai
kemanusiaan dan kerohanian yang hendak ditegakan manusia; (5) Sempurna dilihat dari
sudut kegunaan.

Maka dapat disimpulkan bahwa karya seni rupa Islam merupakan manifestasi dari
spritualitas dan intelektualitas seorang manusia terhadap Tuhannya. Namun, dalam hal ini
terdapat beberapa dalil yang menyatakan tentang keharaman menggambar mahluk bernyawa.
Rasullulah SAW. bersabda : “Orang yang menggambar gambar-gambar ini (mahluk
bernyawa), akan diazab di hari kiamat dan akan dikatakan kepada mereka : hidupkanlah apa
yang telah kalian buatkan ini” (HR. Bukhari dan Muslim dalam Purnama, 2015). Selain itu,
terdapat beberapa hadits lain yang mengisyaratkan bahwa Rasullulah SAW. tidak menyukai
gambar-gambar mahluk bernyawa.

Selain itu, hadist Ibnu Umar r.a. bahwa Rasullulah SAW. bersabda “orang yang menggambar
gambar-gambar ini (mahluk bernyawa), akan diazab di hari kiamat, dan akan dikatakan
kepada mereka : “hidupkanlah apa yang kalian buat ini!” (HR. Bukhari dan Muslim dalam
Purnama, 2015). Oleh karena itu, terdapat beberapa perbedaan pendapat para ulama dalam
menanggapi hadits tersebut. Beberapa ulama membolehkan menggambar mahluk bernyawa
seperti hewan atau manusia jika untuk kebaikan seperti menggambar anatomi tubuh untuk

2
memperdalam bidang kesehatan atau untuk sarana pendidikan. Adanya larangan menggambar
mahluk bernyawa dikhawatirkan dapat menimbulkan fitnah dan kesyirikan pada umat
manusia.
Maka, dalam menanggapi hal tersebut kebanyakan seniman Islam lebih memperdalam
bidang kaligrafi atau gambar yang sifatnya dekoratif. Tetapi, hal ini bukanlah suatu batasan
yang membuat para seniman muslim menjadi tidak berkarya. Perkembangan seni rupa Islam
justru semakin pesat dan beranekaragam. Selain itu, seni rupa Islam memiliki fungsi dan
kedudukan tersendiri pada sistem pemerintahan. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya karya-
karya monumental yang didedikasikan untuk kemakmuran dan kemajuan suatu Negara. Seni
rupa Islam merupakan gabungan dari kesenian daerah-daerah yang ditaklukan oleh Islam
sehingga menjadi sesuatu yang kompleks dan luas karena mencakup berbagai Negara dengan
budaya, kesenian, dan ciri khas yang berbeda.

A. Islam Selayang Pandang


1. Ajaran Dasar

Agama Islam dengan ajaran dasar yang monotheistis menegaskan ke-Esaan Allah swt
sebagai satu-satunya Tuhan yang patut disembah, dibawa oleh Nabi Muhammad saw pada
permulaan abad ke-7 M. Ajaran keesaan Allah yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw
sesungguhnya bukanlah suatu ajaran baru yang tidak dikenal sebelumnya. Pengesaan Allah
swt sebagai sendi utama dari ajaran yang dibawa oleh nabi-nabi sebelum Nabi Muhammad
saw, seperti: Nabi Adam, Nabi Musa, Nabi Ibrahim, Nabi Isa tidaklah berbeda dengan ajaran
dasar agama Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw. Kedatangan agama Islam adalah
untuk menegaskan kembali ajaran keesaan Allah yang telah menjadi kabur dan dicampuri
oleh bermacam-macam kepercayaan yang lain.

Agama Islam mendasarkan ajarannya pada kitab suci Al-Qur'an; suatu kitab yang
diwahyukan oleh Allah swt kepada Nabi Muhammad saw. Kitab suci tersebut menggunakan
bahasa Arab dan hanya satu versi, yaitu sesuai dengan yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad saw. Kitab itulah yang digunakan oleh seluruh umat Islam di seluruh dunia
sebagai dasar ajaran agama Islam. Kitab suci Al-Qur'an berisi mengenai dasar-dasar ajaran
Islam, pedoman kehidupan etik, dan moral serta telah menjadi dasar bagi umat İslam dalam
mengembangkan ilmu pengetahuan, filsafat, hukum, dan kesenian.

Selain kitab suci Al-Qur'an, hadits yang berisi mengenai ucapan dan perbuatan Nabi
Muhammad saw juga menjadi pedoman kehidupan umat Islam. Agama Islam sebagai agama
yang dilandasi oleh ajaran tauhid secara mutlak mewajibkan kepada penganutnya untuk
meyakini keesaan Allah swt, keberadaan malaikat yang merupakan ciptaan dan hamba Allah,
kebenaran kitab suci Al-Qur'an, Zabur, Taurat, dan Injil yang diturunkan kepada rasul yang
menerimanya, kebenaran rasul-rasul yang diutus oleh Ailah swt, kedatangan hari kiamat, dan
kepastian takdir dari Allah swt.

3
Sebagai pencerminan dari keimanan terhadap enam hal tersebut di atas, maka umat
Islam diwajibkan untuk menegakkan 5 rukun agama Islam sebagai berikut:

1. Mengucapkan syahadat atau pernyataan bahwa "Tidak ada Tuhan selain Allah swt
dan Muhammad saw adalah rasul dan hamba- Nya";
2. Melaksanakan salat atau sembahyang yang secara wajib dilakukan 5 kali sehari;
3. Mengeluarkan zakat dari pendapatn atau harta yang dimiliki;
4. 4.Melaksanakan puasa selama bulan Ramadhan; 5.Melaksanakan ibadah haji bagi
yang berkemampuan. Kewajiban pokok di atas secara nyata mencerminkan aspek
hubungan vertikal antara hamba dengan Tuhannya, serta hubungan horizontal antara
manusia dengan sesamanya.
2. Perkembangan pada mulanya, ajaraan keesaan Allah swt yang dibawa oleh Nabi
Muhammad saw mendapat tantangan dari masyaraat jahiliyah di kota Mekkah, tempat
pertama penyebaran agama Islam. Pengikut agama Islam a terdiri dari segelintir orang
dari pihak keluarga dan sahabat dekat Nabi Muhammad saw. Sekalipun demikian, seiring
dengan perjalanan waktu, hanya penganut agama Islam semakin bertambah sehingga
dirasakan sebagai suatu ancaman bagi penguasa Mekkah. Akibatnya, para penganut
agama baru ini (Islam) mendapat perlakuan buruk dan teror.

Pada tahun 622, Nabi Muhammad saw memutuskan untuk berhijrah (berpindah) ke kota
Medinah. Tahun 622 ini kemudian menjadi tahun pertama dalam tarikh Islam. Di Medinah,
Islam berkembang dengan pesat, akhirnya Nabi Muhammad saw dapat menguasai kembali
kota Mekkah yang kelak, menjadi pusat agama Islam bersama dengan Medinah. Demikianlah
setelah selama 23 tahun menyebarkan agama Islam, Nabi Muhammad wafat pada tahun 11
Hijriah (632 M) dalam usia 63 tahun.

Sepeninggal Nabi Muhammad saw, kepemimpinannya digantikan secara bergantian oleh


empat orang khalifah, masing-masing adalah: Abu Bakar, Umar, Usman, dan Ali.
Kepemimpinan khalifah ini menimbulkan pertentangan pendapat antara 2 kelompok utama,
yaitu kelompok Syiah dan kelompok Sunni. Kelompok Syiah hanya mengakui Ali dan
keturunannya sebagai pewaris yang sah untuk jabatan khalifah. Sedang kelompok Sunni
memandang jabatan khalifah sebagai sesuatu yang terbuka melalui proses pemilihan. Bagi
kelompok Sunni, khalifah hanyalah pemimpin dan organisator sedangkan bagi kelompok
Syiah khalifah adalah juga Imam yang memiliki otoritas (kewenangan) untuk menciptakan
dogma keagamaan.

Muawiyah, yang memulai karirnya sebagai prajurit kemudian menjadi gubernur di Sriya,
tampil sebagai pemimpin baru setelah khalifah Ali meninggal. Muawiyah yang berasal dari
kelompok Sunni menerapkan sistem pemerintahan monarki dalam negara Islam. Sebelum
wafat, ia telah menunjuk dari keluarga Muawiyah yang lazim disebut dinasti Umayyah
selama 89 putranya Yazid sebagai penggantinya kelak. Sejak itu mulailah pemerintahan
tahun, yakni dari tahun 661 hingga tahun 750. Damaskus adalah sebuah kota lama yang
bersejarah di Sriya yang pernah di Dinasti Umayyah memindahkan ibukota dari Medinah ke
Damaskus. kuasai oleh kerajaan Babylonia, Assryia, Mesir, Romawi, dan Persia. Kota itu.

4
B. Tinjauan Umum Seni Rupa Islam

Jazirah Arab tempat lahirnya agama Islam adalah daerah yang miskin dalam hal karya
seni rupa, lebih-lebih bila dibandingkan dengan pusat-pusat kebudayaan kuno yang ada di
sekelilingnya seperti Mesir, lembah Mesopotamia, Yunani, dan Romawi. Seni rupa Islam
tumbuh seiring dengan penyebaran agama Islam ke luar Jazirah Arab. Seperti diketahui
bahwa Islam pada masa kejayaannya pernah menguasai daerah yang luas, membentang dari
Spanyol di Bare hingga ke perbatasan Cina di timur. Selain itu, di negeri-negeri yang tidak
termasuk kawasan di atas seperti Malaysia dan Indonesia, Islam memiliki pengaruh yang
kuat.

Lahirnya seni rupa Islam sejalan dengan tumbuhnya hasrat umat Islam untuk memenuhi
kebutuhan rohaninya akan suatu nilai keindahan yang bersifat Islami. Itulah sebabnya seni
rupa Islam lahir pada saat umat Islam telah mencapai tahap perkembangan yang secara
politis, sosial, dan ekonomis memungkinkan untuk meningkatkan kualitas kehidupannya
melalui kegiatan ekspresi keindahan.

Bertemu dengan daerah-daerah yang memiliki tradisi kesenirupaan yang kuat, Islam
tampil sebagai pemberi semangat baru yang pada akhirnya merangsang lahirnya suatu corak
seni rupa yang khas, yang dikenal dengn corak seni rupa Islam. Kekhasan corak seni rupa
Islam terletak pada ekspresinya yang berpijak pada ajaran tauhid; suatu ekspresi keindahan
untuk menegaskan keesaan Allah swt. Ekspresi keindahan yang berpijak pada ajaran tauhid
itulah yang menjadi watak dan memberi warna khas bagi seni rupa Islam di berbagai tempat
dan kurun waktu.

Ekspresi tauhid sebagai watak dari seni rupa Islam perlu ditegaskan oleh karena pada
kenyataannya tidak semua karya seni rupa yang diciptakan oleh orang Islam ataupun di
negeri-negeri Islam, dapat dikategorikan sebagai seni rupa Islam yang Islami. Ekspresi
keindahan yang berpijak pada tauhid mencerminkan pandangan Islam terhadap Alah swt
yang Maha Esa, yang tidak memiliki kesamaan dengan apa yang ada di alam ini. Tauhid
menolak pencampurbauran antara sifat-sifat keilahian Allah swt dengan sifat-sifat alam yang
serba fana ini. Untuk itulah, usaha menggambarkan Allah swt melalui karya seni rupa dalam
bentuk yang bagaimana pun abstrak dan tersamarnya tidak akan pernah ditolerir, karena tidak
ada satu pun bentuk yang mampu menjadi simbol dari Allah swt. Demikian pula usaha untuk
menggambarkan Nabi Muhammad saw ditolak dengan tegas, karena bagaimanapun juga
gambar semacam itu dipandang sebagai suatu yang menyesatkan.

Ajaran tauhid menjiwai karya seni rupa Islam melalui perwujudan keindahan yang
merangsang kesadaran penikmat akan hakekat dari Allah Swt sebagai Sang Maha Pencipta
dan hubungannya dengan diri-Nya beserta alam ini sebagai ciprtaan Allah swt. Kualitas
abstrak karya seni rupa Islam yang ditampilkan melalui bentuk-bentuk geometris,
penggayaan bentuk flora dan fauna, desain kaligrafi yang rumit adalah pencerminan dari
usaha menumbuhkan kesadaran sifat transendensi dari Allah swt. Elemen-elemen desain
karya seni rupa Islam seperti desain geometris ataupun penggayaan bentuk memang bukanlah
suatu hal yang baru sama sekali, karena telah dikenal pada karya-karya seni rupa yang lebih

5
tua seperti seni rupa Mespotamia, Hellenistis, ataupun Bizantium. Tetapi melalui seleksi
desain dan pengisian jiwa tauhid pada karya tersebut, ia kemudian tampil secara khas.

Berikut ini diuraikan secara singkat mengenai beberapa bentuk karya seni rupa Islam:

1. Arsitektur

a. Masjid

Karya arsitektur Islam yang paling menonjol adalah masjid. Kewajiban kaum muslimin untuk
melaksanakan shalat; rukun kedua agama Islam, adalah pendorong dari pembangunan masjid.
Masjid sendiri berarti tempat untuk bersujud. Oleh karena hukum syariah Islam tidak
menyiapkan petunjuk bagaimana cara membangun masjid, maka pembangunan masjid
terutama ditentukan oleh kebutuhan kaum muslimin untuk melaksanakan shalat. Masjid
didirikan dengan mengikuti bentuk dasar rumah Nabi Muhammad SAW dengan tambahan
bagian masjid, seperti komponen arsitektual yang umum sebagai berikut :

1) Ruang Utama

Ruang utama yang berbentuk persegi empat panjang dan diatapi adalah komponen utama dari
sebuah masjid oleh karena di ruang inilah para jamaah berbaris melaksanakan shalat. Bentuk
dasar persegi empat panjang merupakan bentuk dasar yang paling sesuai untuk
mengakomodasi pelaksanaan shalat berjamaah.

2) Mihrab

Mihrab yang berupa ceruk adalah komponen arsitektur masjid yang penting. Komponen
mihrab mulai digunakan pada arsitektur masjid pada masa dinasti Úmayyah, tepatnya pada
masa pemerintahan Al-Walid (88-99 H, 707-709 M) yang memerintahkan pembangunan
kembali masjid Nabi Muhammad saw di Medinah. Diperkirakan bahwa penggunaan mihrab
ini adalah sebagai pengganti ceruk sederhana yang berupa pintu palsu yang berfungsi
menandai arah kiblat. Mihrab ini kemudian hadir dalam bentuk ruang yang menonjol keluar
dan biasanya sebagai tempat imam memimpin shalat jamaah.

3) Mimbar

Pada sisi mihrab, biasanya terdapat mimbar yaitu suatu tempat yang dirancang sebagai
tempat khatib berkhotbah pada hari Jum'at. Disebutkan bahwa pada masa Nabi Muhammad
saw mimbar ini berupa tempat duduk bertangga (Burckhardt, 1976:91). Bentuk mimbar
bermacam-macam, tetapi secara umum mempunyai tangga yang pada puncak tangga tersedia
tempat duduk bagi khatib, atau berdiri pada saat menyampaikan khotbahnya. Tempat khatib
ini biasa pula diberi atap yang mengingatkan kita akan bentuk singgasana, terlebih-lebih bila
mimbar tersebut dihiasi dengan indahnya.

4) Maqsurah

Seperti halnya dengan mimbar, masqurah ditempatkan pula di daerah mihrab. Maqsurah
adalah tempat yang diperuntukkan bagi raja-raja dalm melaksanakan ibadah shalat berjamah

6
di masjid. Komponen maqsurah ini adalah tidak umum: dan hanya ditemu- kan pada masjid.
tertentu seperti di masjid Raya Cordo- ba Spanyol.

5) Halaman berpagar (Sahn)

Halaman yang dipagari oleh ruangan yang menyertai ruang utama pada arsitektur masjid
model halaman adalah salah satu komponen masjid yang lazim di Arab, Afrika, dan Persia.
Komponen halaman berpagar yang dikombinasikan dengan ruang utama beratap pada salah
satu dari keempat sisinya memberikan pemecahan masalah kebutuhan pelaksanaan ibadah
bagi masyarakat Islam. Ruang utama yang beratap melindungi jamaah dari sengatan matahari
dan curah hujan. Sementara halaman berpagar (sahn) diharapkan menampung jamaah yang
melimpah pada bulan puasa. Ia juga cocok sebagai tempat pancuran untuk berwudhu.

6) Kubah

Penggunaan kubah sebagai atap bangunan telah dikenal jauh sebelum datangnya agama
Islam, seperti pada pengatapan kuil Pantheon pada masa Romawi atau pada gereja St.
Constanza dan gereja Aya Sophia pada masa Bizantium. Digunakannya konstruksi kubah
untuk mengatapi masjid karena ia dipandang sebagai cara pengatapan yang sesuai untuk
ruangan yang luas tanpa banyak penopang yang menghalangi pandangan.

7) Menara

Menara sebagai komponen arsitektur masjid hadir untuk memenuhi kebutuhan tempat
ketinggian untuk mengumandangkan azan (seruan untuk melaksanakan shalat). Kata menara
sendiri berasal dari bahasa Arab "manarah" yang berarti tempat api menyala. Menara
kemudian menjadi komponen penting masjid yang memberi sumbangan terhadap keindahan
arsitektur masjid. Sebuah masjid kadang-kadang memiliki menara beberapa buah. Menara
yang menjulang dengan bentuk yang indah, secara tidak langsung berfungsi sebagai media
syiar agama Islam.

Berbagai bentuk menara tampil dalam arsitektur masjid. Ada yang berbentuk spiral, seperti
masjid Agung Samarra atau masjid Ibnu Tulun, ada yang berbentuk dasar persegi seperti
masjid Raya Kairouan , ada pula yang berbentuk lancip bagai bentuk pinsil seperti masjid
Sulaiman di Istambul.

8) Arcade/Riwaqs

Arcade atau riwaqs adalah barisan tiang-tiang yang mendukung lengkungan; biasanya
terdapat pada dinding masjid. Arcade ini kadang- kadang membentuk satu atau beberapa
gang. Arcade berkesan 'sebagai sekat antara bangunan masjid dengan daerah sekelilingnya.
Keindahan arcade sebagai komponen arsitektural masjid terletak pada hiasannya yang
berkualitas abstrak dan pada kesan irama yang ditimbulkan oleh barisan tiang-tiang serta
lengkungan yang ditopangnya.

9) Iwan

7
Iwan adalah komponen arsitektur masjid yang lazim ditemukan di Iran atau India. Iwan
adalah pintu gerbang berupa ruang.

b. Madrasah, Istana, Jembatan, dan Tata kota

Selain masjid, jenis arsitektur lain yang memberi watak arsitektur Islam melalui penggunaan
komponen yang biasa ditampilkan pada masjid seperti kubah, arcade, iwan ataupun menara
adalah madrasah, khan (penginapan), istana, makam, jembatan, dsb. Beberapa diantara karya
arsitektur ini, secara sepintas sulit dibedakan dengan arsitektur masjid. Upaya kaun muslimin
untuk merancang tempat pemukiman bagi suatu masyarakat kota, tercermin pada beberapa
rancangan kota yang pernah dikuasai pemerintahan Islam.

2. Seni Kaligrafi

Seni kaligrafi Islam disebut sebagai bentuk ekspresi seni rupa yang paling khas menonjolkan
ciri ke-Islaman. Hal itu tentu saja tidak lepas dari peran keindahan seni kaligrafi dalam
mewujudkan ayat-ayat suci Al-Qur'an. Ayat-ayat suci Al-Qur'an sebagai firman Allah swt
dipandang sebagai sesuatu yang suci, oleh karena itu menuntut usaha yang serius dan penuh
perasaan untuk menjaga dan memperindahnya. Tulisan Arab yang menjadi media seni
kaligrafi Islam memiliki sifat yang luwes untuk diolah dan ini memberi sumbangan yang luar
biasa dalam menjadikan seni kaligrafi Islam sebagai suatu bentuk ekspresi seni rupa yang
amat mengesankan.

Perkembangan seni kaligrafi Islam telah dimulai pada Islam. masa permulaan. Disebutkan
bahwa Sayidina Ali, khalifah keempat, termasyhur sebagai seorang kaligrafer Islam (Lamya,
1985:35).

Sejak permulaan Islam telah berkembang 2 kelompok corak kaligrafi Islam, yaitu bentuk
persegi serta kaku dan bentuk melengkung luwes. Corak persegi dan kaku populer dengan
sebutan corak Kufi. corak tersebut pada umumnya digunakan untuk menyalin kitab suci Al-
Qur'an. Sedang kaligrafi yang bercorak melengkung luwes lazim digunakan dalam penulisan
puisi, hadist, dan tulisan yang bersifat administratif. Kedua pembagian fungsi itu bukanlah
suatu hal yang kaku, karena pada kenyataannya ada pula ditemukan hadist yang
menggunakan corak Kufi, demikian pula tulisan Al-Qur'an terkadang menggunakan corak
tulisan yang melengkung luwes. Corak kaligrafi Islam yang termasuk corak yang
Melengkung luwes ini antara lain, corak Naskhi, Thuluth dan Nastaliq.

3. Seni Kerajinan

Alat-alat keperluan untuk kehidupan sehari-hari dari kaum muslimin. tidak luput dijadikan
sebagai media ekspresi keindahan yang Islami. Jiwa ke- Islamian dari karya-karya seni
kerajinan nampak pada penggunaan hiasan kaligrafi atau motif hiasan arabeska. Karya-karya
seni kerajinan itu amat bervariasi baik dari segi bahan pembuatan maupun dari segi

8
fungsinya. Beberapa jenis yang dapat disebut di sini antara lain: piring, cangkir, lampu, sam-
piran, tempat Al-Qur'an, kapak, tempat pena, karpet, dsb.

4. Seni Lukis/llustrasi

Seni Lukis/ilustrasi dengan obyek figur manusia yang mewarnai seni a dari berbagai
kebudayaan, baik di Timur seperti Mesir, Mesopotamia, da Cina, Jepang, Indonesia, maupun
di Barat, ternyata kurang mendapat anggapan dari seniman muslim. Karya seni rupa yang
menampilkan figur manusia sebagai obyek penggambaran yang dikaitkan dengan seni rupa
Islam adalah pada jenis karya ilustrasi, khususnya ilustrasi buku. Karya seni ilustrasi sebagai
jenis karya seni rupa dalam dunia Islam memiliki peran yang kurang berarti. Melalui catatan
tertulis diketahui bahwa ilustrasi atau lazim dikenal sebagai seni miniatur tertua dalam
kebudayaan Islam, barulah dibuat sesudah abad ke-10 di Mesir. Akan tetetapi peninggalan
karya ilustrasi tertua yang ditemukan, tidak lebih awal dari abad ke-12. Hal itu berarti karya
ilustrasi dibuat sekitar 600 tahun setelah munculnya agama Islam.

Ada beberapa karya seni lukis dalam bentuk lukisan dinding yang ditemukan pada masa
Dinasti Ummayah dan Abbasiyah di Syria dan Mesopotamia. Namun, karya tersebut tidak
memberikan informasi detail, seperti siapa pelukisnya, apakah seniman itu beragama Islam
atau non-Islam, dan apakah mereka sengaja dipekerjakan oleh para khalifah.

Seni lukis sebagai hasil seni rupa Islam pertama kali ditemukan di istana Ummayah di padang
pasir Syria, yaitu istana Qusayr Amra (724 M), istana Qasr al-Hair ash Sharqi (728 M), dan
istana Khirbat al-Mafj ah (743 M). Karya tersebut berupa lukisan dinding (fresco) yang
melukiskan manusia, hewan, dan tumbuh-tumbuhan. Kemudian lukisan dinding ditemukan
juga di istana Abbasiyah di Samarra Mesopotamia, yaitu istana Jausaq al-Khagani (833 M)
yang didirikan Calips al-Mutasim, salah seorang penguasa Abbasiyah. Lukisan itu
menggambarkan dua wanita sedang menari.

Seiring berjalannya waktu, seni lukis ini berkembang. Pada awal abad ke-11 M, muncul seni
lukis miniatur dengan gambar makhluk hidup di Mesopotamia dan Persia. Lukisan itu tidak
lagi berupa lukisan dinding atau pada benda kerajinan tapi sudah merupakan lukisan di atas
kertas berupa buku. Seni lukis miniatur seperti bentuk gambar ilustrasi pada buku bacaan.
Beberapa buku yang dihasilkan oleh kesenian Islam memuat gambar-gambar miniatur
sebagai ilustrasi buku yang ditemukan di Mesopotamia, Persia, Syria, Turki, dan India.
Munculnya seni lukis miniatur akan membawa pengaruh yang positif dalam pertumbuhan
dan perkembangan seni lukis Islam. Ini ditandai dengan munculnya seniman miniatur
terkenal, seperti al-Hariri, Diyarbakir, Ahmed Musa, Mehmed Siyah Kalem, Ibnu Baktishu,
Rashid al-Din, Muhammad Husayin, Mir Sayyid Ali, Abd as Samad, dan lain-lain.

Karya-karya ilustrasi yang diciptakan di kalangan istana pemerintahan Islam pada masanya
tidak dikenal luas, karena memang hanya dapat dinikmati oleh kalangan tertentu dalam
lingkungan istana.

9
Corak Mesopotamia

Corak Mesopotamia yang sering pula disebut corak Arab. atau corak Bagdad adalah corak
tertua. Corak Mesopotamia mengacu pada pada karya-karya ilustrasi yang diciptakan pada
sekitar 1.100 - 1.380 di daerah yang sekarang ini meliputi Mesir, Syria, Irak, dan Iran. Karya
corak Mesopotamia ilustrasi corak menampakkan pewarnaan yang cerah, kontur yang jelas
dan kesan dua-dimensional yang kuat.

Corak Persia

Karya ilustrasi corak Persia diciptakan di pusat-pusat kebudayaan seperti Tabriz,Shiraz, dan
Herat pada masa pemerintahan Dinasti Mongolia abad ke-13 hingga merosotnya
pemerintahan Dinasti Safawi pada abad ke- 18. Ilustrasi corak Persia yang tertua yaitu dari
abad ke 13, memperlihatkan kesan dekoratif yang kuat dengan pola dua dimensional serta
warna yang hidup. Pada abad ke-14, sebagai akibat dari invasi bangsa Mongolia, maka
pengaruh seni lukis Cina masuk ke Persia.

Pengaruh dari Cina tercermin pada penggunaan motif hias serta teknik melukis. Pengaruh ini
kemudian melebur dengan tradisi Persia yang pada akhirnya melahirkan ilustrasi corak Persia
yang menekankan idealisasi (penggambaran bentuk yang ideal), harmoni dan suasana lirik.
Ilustrasi corak Persia pada umumnya dingunakan untuk karya sastera seperti 'Shah-Namah'
(riwayat raja-raja), 'Khamzah', 'Gulistan' (taman bunga serta 'Bustan'; taman buah).

Corak Turki

Corak Turki yang khas mulai tampak pada permulaan abad ke-16 dengan ditam- pilkannya
tema-tema yang berkaitan dengan dokumentasi sejarah dengan penggambar- an yang
mendetail. Peninggalan ilustrasi corak Turki yang menonjol berasal dari Dinasti Osmaniah
(akhir abad ke-15 hingga akhir abad ke-18). Karya seni ilustrasi corak Turki pada masa awal
sangat dipengaruhi oleh corak Mesopotamia dan Persia.

C. Seni rupa islam dari berbagai kurun waktu dan daerah

Uraian tentang seni rupa islam dari berbagai kurun waktu dan daerah berikut ini adalah
bersifat singkat dan oleh karena itu hanya mampu meliputi sebagian kecil dari karya seni rupa
islam yang berlimpah itu.sekalipun demikian,dari uraian singkat ini diharapkan dapat
diperoleh gambaran umum mengenai berbagi corak perkembangan seni rupa islam.

1. Seni rupa dinasti umayyah

Seperti telah di sebutkan dimukan bahwa seni rupa islam tumbuh dan berkembang sejalan
dengan penyebaran agama islam.pemindahan ibu kota islam dari madinah ke damaskus syiria
oleh dinasti umayyah,mempunyai arti penting dalam sejarah seni rupan islam oleh karena di
daerah itulah seni rupa islam mulai terbentuk.

a. Arsitektur

10
Sekalipun arsitektur masjid telah dibuat sejak masa paling awal dari agama islam,peninggalan
-peninggalan arsitektur masjid tertua yang sampai pada kita adalah yang berasal dari tahun-
tahun permulaan dari abad ke -8 di madinah,damaskus dan yerussalam .

 kubah as-sakhrah dan masjid al-Aqsha

Kubah as-sakhrah adalah monumen berupa kubah yang dibangun diatas batu padas yang
terdapat di yerussalam.bagi orang islam,tempat ini dihubungkan dengan peristiwa isra-mi'raj

Dimana nabi muhammad saw bertolak naik ke langit.kubah as-sakhrah di bangunannya atas
sponsor abdul malik pada 687-691.dibalik unsur bizantium dan persia yang terdapat
didalamnya kubah as-sakhrah telah menunjukkan unsur selektif dalam menampilkan motif
hias sesuai dengan jiwa islam.kubah as-sakharah sering pula dinamakan masjid umar.

 masjid raya di damaskus

Masjid raya damaskus dari masa dinasti umayyah adalah salah satu masjid tertua pada
permulaan abad ke-8 yang tidak banyak mengalami perubahan bentuk.masjid yang
dibangun atas sponsor al walid dari dinasti umayyah dari dinasti umayyah pada tahun 706-
715 itu bentuk dasarnya persegi empat panjang dengan ukuran 157 x100 meter,termasuk
halaman dalamnya berukuran 122 x 50 meter.interior masjid ini kaya akan hiasan-hiasan baik
hiasan berupa panel-panel pualam maupun mosaik.dari segi bentuk arsitektur,masjid raya
damaskus dapat digolongkan sebagai masjid halaman yang menjadikan rumah nabi
muhammad saw sebagai sumber inspirasi.

b. seni hias/kerajinan

Karya-karya seni hias pada masa permulaan islam terutama tampil sebagai hiasan -hiasan
arsitektural.motif hias serta teknik yang digunakan sama sekali bukanlah suatu hal yang baru.
Seperti telah disebutkan dimuka,bahwa motif hias berupa figur makluk bernyawa tidak
didapatkan pada hiasan kubah as-sakhrah dan masjid raya damaskus.sementara motif hias
geometris dan tumbuh-tumbuhan yang di gayakan telah mendapatkan perhatian seperti yang
dapat dilihat pada ukiran yang menghiasi masjid al-Aqsha.

2. Seni rupadinasti abbasiah

Seperti telah disebutkan dimuka bahwa pergantian kepala pemerintahan islam dari dinasti
umayyah ke dinasti abbasiah bukanlah sekedar pergantian yang bersifat politis tetap8 juga
geografis,sosial,dan kultural.dinasti abbasiah memegang tampuk pemerintahan pusat islam
dari tahun 750 - 1258 saat bangsa.mongolia meruntuhakan bagdad.selama kurang lebih 500
tahun masa pemerintahan dinasti abbasiah,abad ke -9 dan Permulaan abad ke -10 merupakan
zaman puncak prestasi budayanya.

a.Tata kota dan arsitektur

11
Kota yang di galeri sebagai kota perdamaian ini,didirikan atas sponsor al-mansur,kepala
pemerintahan yang kedua dari dinasti abbasiah pada tgl 1agustus 762. Sekalipun
demikian,terdapat kota lain yang dapat dijadikan bahan perbandingan yaitu raqqa yang
dibangun pada 772 dan diduga dibangun dengan menggunakan kota bagdad sebagai
model.pada tahun 836,oleh adanya ketidak-cocokan antara orang2 turki yang menjadi tentara
kerajaan dan orang arab dikota bagdad,al mu'tasim;seorang kepala pemerintahan pada waktu
itu,mendirikan ibukota baru yang letaknya kira-kira 95 kilometer ke arah hulu sungai tigris
dari arah bagdad.

Demikianlah ia kemudian menjadi pelopor pembangunan kota didaerahnya.diantara karya


arsitektur yang di bangun atas sponsornya, hanyalah masjid ibnu tulun yang tetap
bertahan,sedangkan istana,rumah,dan rumah sakit yang juga menjadi pusat perhatiannya,telah
musnah.

b. Seni kaligrafi /lluminasi

Al-quran sebagai kitab suci umat islam diperkirakan telah diberi lluminasi ,(hiasan halaman)
sejak masa dinasti umayyah kendati tidak ada peninggalan-peninggalan dari masa itu yang
bertahan . Seni kaigrafi islam corak kufi yang memiliki bantuk persegi dan kaku,lahir dikufa
,irak,ibu kota dinasti Abbasiah sebelum dipindahkan ke bagdad.selanjutnya corak kufi
kemudian mengarah kepada fungsi dekoratif.

c. Seni kerajinan

Hiasan-Hiasan arsitektur seperti stuco,panel pualam,ukiran kayu,yang telah disinggung


dimuka,pada dasarnya dapat dikategorikan sebagai contoh karya seni kerajinan. Dari ukiran
mimbar yang halus dan rumit itu,tampak dengan jelas kecendurangan motif hias Bergerak ke
arah desain yang bersifat geometris dan abstrak .Permukaan pot atau piring yang pada akhir
masa dinasti umayyah dan pada awal dinasti abbasiah diberi relief dengan glazir berwarna
kehijau-hijauhan yang kurang menarik.

3. Seni rupa Turki

Pengaruh Turki didapat dari penaklukan Iran oleh bangsa Turki pada abad ke-11 M. Di
bawah kekuasaan ini Romawi Timur, Iran, Mesopotamia, dan Asia Kecil bersatu di bawah
kerajaan bercorak Islam. Pada masa ini seni rupa yang berkembang adalah dekorasi dan
tekstil. Antara lain ditemukan teknik hias batu bata. Selain itu ditemukan kaligrafi dengan
abjad nashi dan juga banyak pengaruh keramik-keramik Tiongkok dari dinasti Sung.

12
BAB III

KESIMPULAN

Seni rupa Islam adalah seni rupa yang berkembang pada masa lahir hingga akhir masa
keemasan Islam. Rentang ini bisa didefinisikan meliputi Jazirah Arab, Afrika Utara, Timur
Tengah, dan Eropa sejak mulai munculnya Islam pada 571 M hingga mulai mundurnya
kekuasaan Turki Ottoman.

Seni Islam bukanlah seni yang berfokus pada agama saja tetapi juga merangkumi kebudayaan
Islam yang kaya dan berbagai macam. Ia seringnya menggunakan unsur sekuler serta juga
unsur yang tidak disukai oleh ahli teologi Islam, walau jika tidak diharamkan.

Seni Islam berkembang daripada banyak sumber, dengan gaya-gaya seni Roma, seni Kristen
awal, dan seni Romawi Timur diserap ke dalam seni dan seni bina Islam yang awal,
khususnya seni Sassanid Persia pra-Islam. Gaya Asia Tengah juga diserap menerusi serangan
mendadak oleh berbagai pengembara. Seni Cina juga merupakan salah satu pengaruh yang
penting dalam lukisan, tembikar, dan tekstil Islam."

Lukisan Islam mengandungi unsur-unsur berulang, misalnya penggunaan reka bentuk


geometri berbunga-bunga atau bersayur-sayuran dalam gaya ulangan yang dikenali sebagai
arabes. Arabes dalam lukisan Islam sering dipergunakan untuk melambangkan sifat Allah
yang unggul, tidak terbahagi, dan tidak terbatas.Kesilapan pengulangan dalam lukisan Islam
mungkin disengajakan sebagai penampilan rendah hati oleh pelukisnya yang mempercayai
bahawa hanya Allah dapat menghasilkan kesempurnaan. Walau bagaimanapun, teori ini telah
dipertikaikan.

Kebanyakan penganut Islam Sunni dan penganut Islam Syiah mempercayai bahawa
penggambaran makhluk umumya adalah haram. Bagaimanapun, lukisan yang berkenaan
manusia boleh didapati pada seluruh zaman seni Islam. Perlambangan manusia bagi tujuan
penyembahan berhala diharamkan oleh hukum Islam yang dikenali sebagai Syariat.
Meskipun begitu, terdapat banyak penggambaran Muhammad, Nabi utama Islam, dalam seni
Islam sejarah.

Seni rupa Islam tidak berdiri sendiri seperti Seni rupa Buddha ataupun Barat. Ia merupakan
gabungan dari kesenian daerah-daerah taklukan akibat adanya ekspansi oleh kerajaan
bercorak Islam di sekitar Timur Tengah, Afrika Utara, Asia Kecil, dan Eropa dan
penakulukan oleh bangsa Mongol. Daerah ini didefinisikan sebagai Persia, Mesir, Moor,
Spanyol, Bizantium, India, Mongolia, dan Seljuk. Selain itu ditemukan pula pengaruh akibat
hubungan dagang, seperti Tiongkok. Ini disebabkan miskinnya seni rupa asli Arab pada saat
itu walaupun dalam bidang sastra dan musik sebenarnya memperlihatkan hal yang
menakjubkan. Keberagaman pengaruh inilah yang membuat seni rupa Islam sangat kaya.

13
DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Seni_rupa_Islam

Sofyan Salam Tangsi, Sejarah Seni Rupa Timur, 2007 Makassar

14

Anda mungkin juga menyukai