Anda di halaman 1dari 26

I

MENYIBAK
DAMPAK
MELIHAT
JEJAK
Laporan Forum Refleksi
Satu Tahun Implementasi RAN PE
II

Judul:Menyibak Dampak Melihat Jejak:


Laporan Forum Refleksi Satu Tahun Implementasi RAN PE

Penulis: Alamsyah M Dja’far


Penyelia Aksara: Libasut Taqwa
Desain dan tata letak: Emmy Umasita
Halaman: 20 Halaman

Diterbitkan Wahid Foundation Juni 2022

Alamat Wahid Foundation:


Jl. Taman Amir Hamzah No. 8 Jakarta 10320
Telp. 021-3928233 / 3145671
Fax. 021-3928250
E-mail: info@wahidinstitute.org
Website: www.wahidfoundation.org
III

Daftar Isi

Daftar Singkatan IV

Pengantar 2

Laporan Diskusi 6

Forum Refleksi 7

Hasil Refleksi 8

Ragam Capaian 8

Tantangan 12

Pembelajaran Terpetik (Lessons Learned) 13

Agenda Utama 15

Kesimpulan 16

Referensi 17

Daftar Peserta Diskusi 19

Lampiran 21
IV

Daftar Singkatan
AIDA : Aliansi Indonesia Damai
APBD : Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
BNPT : Badan Nasional Penanggulangan Terorisme
BSSN : Badan Siber dan Sandi Negara
FGD :
focused group discussion
FKPT : Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme
GCTF : Global Counter Terrorism Forum
I-Khub on CT/VE : Indonesia Knowledge Hub on Countering
Terrorism and Violent Extremism
INFID : International NGO Forum on Indonesian Development
Kemendagri : Kementerian Dalam Negeri
Kemenkopolhukam : Kementerian Koordinator Politik Hukum dan Keamanan
PERKA-BNPT : Peraturan Kepala BNPT
Permendagri : Peraturan Menteri Dalam Negeri
Perpres : Peraturan Presiden
PPATK : Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan
PUG : Pengarustamaan Gender
RAD : Rencana Aksi Daerah
RAN PE : Rencana Aksi Nasional Pencegahan dan Penanggulangan
Ekstremisme Berbasis Kekerasan yang Mengarah pada
Terorisme
Sekber : Sekretariat Bersama
SOP :
standard operating procedure
UUD : Undang-Undang Dasar
YPP : Yayasan Prasasti Perdamaian
1

MENYIBAK
DAMPAK
MELIHAT
JEJAK
Laporan Forum Refleksi
Satu Tahun Implementasi RAN PE
2

Pengantar
Sejak ditandatangani Presiden Joko kesempatan para pelaksana menunjukkan
Widodo pada Januari 2021 dan kepada publik akan relevansi RAN
diluncurkan Wakil Presiden Ma’ruf Amin PE mengatasi ancaman ekstremisme
pada Juni 2021, Rencana Aksi Nasional kekerasan, berbagi pengalaman tentang
Pencegahan dan Penanggulangan tantangan yang mereka hadapi, sekaligus
Ekstremisme Berbasis Kekerasan yang menjawab berbagai kekhawatiran dan
Mengarah pada Terorisme (selanjutnya kritik atas RAN PE.
disebut RAN PE), telah berumur setahun Sejak penyusunan dan beberapa
lebih. Sekretariat Bersama (selanjutnya waktu setelah RAN PE ditandatangani
disebut Sekber) RAN PE mempublikasikan Presiden, RAN PE menyisakan
laporan pelaksanaannya pada Januari kekhawatiran dan kritik. Sebagian
2022 (Sekber RAN PE, 2021). Laporan kalangan menilai, RAN PE justru akan
setebal 79 halaman itu berisi empat mendorong stigma negatif bagi kelompok
bagian pokok: capaian, kendala dan tertentu yang dianggap ekstrem;
hambatan, lesson learned (hikmah mengabaikan prinsip hak asasi manusia;
pembelajaran), serta peluang dan tindak dan tidak maksimal dalam membuka
lanjut (Sekber RAN PE, 2021). partisipasi masyarakat sipil (Mubarok,
Pelaksanaan tahun pertama ini 2020). Singkatnya, pelaksanaan tahun
memiliki bobot kuat bagi para pelaksana perdana ini penting karena momen awal
dalam membangun fondasi aksi dan menunjukkan apakah RAN PE berdampak
tangga pengetahuan. Ia juga menjadi pada perubahan yang diharapkan.

Sasaran Utama RAN PE

Meningkatkan pelindungan hak atas rasa aman warga negara dari Ekstremisme
Berbasis Kekerasan yang Mengarah pada Terorisme sebagai bagian dari
pelaksanaan kewajiban negara terhadap hak asasi manusia dalam rangka
memelihara stabilitas keamanan nasional berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
3

Sasaran Khusus RAN PE

1.   Meningkatkan Koordinasi antar Kementerian/Lembaga dalam rangka


mencegah dan menanggulangi ekstremisme berbasis kekerasan yang mengarah
pada terorisme terkait program yang dituangkan dalam Pilar RAN PE.

2.   Meningkatkan partisipasi dan sinergitas pelaksanaan program pencegahan


dan penanggulangan ekstremisme berbasis kekerasan yang mengarah pada
terorisme, yang dilakukan baik oleh Kementerian/Lembaga, Pemerintah
Daerah, masyarakat sipil, maupun mitra lainnya.

3.   Mengembangkan instrumen dan sistem pendataan dan pemantauan untuk


mendukung upaya-upaya pencegahan dan penanggulangan ekstremisme
berbasis kekerasan yang mengarah pada terorisme.

4.   Meningkatkan kapasitas aparatur dan infrastruktur secara sistematis dan


berkelanjutan, untuk mendukung program-program pencegahan dan
penanggulangan ekstremisme berbasis kekerasan yang mengarah pada
terorisme.

5. Meningkatkan Kerja sama internasional, baik melalui kerja sama bilateral,


regional, maupun multilateral, dalam pencegahan dan penanggulangan
ekstremisme berbasis kekerasan yang mengarah pada terorisme

Sumber: Perpres Nomor 7 Tahun 2021

Usaha menggerakkan perubahan perubahan (Cerna, 2013, hal. 17). Meski


kebijakan sering kali gagal karena berbeda, keduanya membutuhkan dasar
ketidakmampuan membuat distingsi antara sama: data dan pengalaman lapangan. Dan
teori perubahan (theories of change) dengan itu berkaitan erat dengan pembelajaran
teori mengubah (theories of changing). terpetik (lessons learned).
Teori yang disebut pertama terkait Sebagai sebuah tahap kritis
dengan kemampuan mengetahui apa yang dalam daur implementasi kebijakan dan
menyebabkan perubahan, sedang yang program, pembelajaran memiliki nilai
kedua tentang bagaimana memengaruhi penting karena pada umumnya berusaha
4

menjawab empat pertanyaan pokok penting (Buttler & Lukosch, 2013).


ini: apa yang seharusnya terjadi? Apa Penggunaan pembelajaran terpetik
yang sebenarnya terjadi? Mengapa ada berguna memperbaiki kualitas aksi, proses,
perbedaan atau variasi? Siapa lagi yang maupun hasilnya. Dengan lain kata, selain
perlu mengetahui informasi ini? (Paver sebagai salah satu dasar pengetahuan
& Duffield, 2019) Untuk menjawab untuk merencanakan dan menjalankan
pertanyaan ini, kualitas isi rumusan kegiatan, hasil pembelajaran terpetik
hikmah pembelajaran menjadi faktor sekaligus cermin dalam melihat hasil.

Hikmah Pembelajaran:

Perkakas pengetahuan yang menyampaikan pengetahuan pengalaman yang


berlaku untuk tugas, keputusan, atau proses sehingga, ketika digunakan kembali,
pengetahuan ini berdampak positif pada hasil organisasi (Levy, 2017)

Beragam informasi terkait rumusan pembelajaran yang mereka


pencapaian dan tantangan sepanjang petik ketika melihat berbagai pencapaian
merealisasikan aksi RAN PE memberikan sekaligus tantangan. Beberapa
data berharga bukan hanya bagi para pencapaian itu antara lain terciptanya apa
pelaksana, tetapi juga publik. Namun, yang mereka sebut sebagai “infrastruktur
tidak setiap informasi dan data yang komprehensif”. Namun begitu, mereka
berkembang, layak dan berkualitas bagi juga menyadari implementasi RAN PE
pembelajaran, kecuali memiliki tiga kriteria 2021 masih terfokus pada keluaran
ini: penting, valid, dan dapat diterapkan (ouput) ketimbang dampak (impact) atau
(Andersson & Eriksson, 2015). 1
hasil (outcome).
Rumusan pembelajaran seperti Sebagai bagian dari masyarakat
yang tergambar dalam hasil Forum sipil, Wahid Foundation berkepentingan
Refleksi menggambarkan nilai guna bagi untuk berpartisipasi dalam
perbaikan kualitas implementasi RAN mengembangkan rumusan pembelajaran
PE di tahun-tahun mendatang. Sekber RAN PE 2021. Partisipasi dan kontribusi
RAN PE berhasil menemukan sejumlah itu diwujudkan melalui penyelenggaraan

1 Dalam tulisannya, Andersson dan Eriksson menjelaskan apa tiga syarat itu. Penting berarti memiliki dampak nyata atau
dibayangkan terhadap pekerjaan; valid berarti benar secara faktual dan teknis; dapat diaplikasikan bermakna mampu
mengindentifikasi desain, proses, atau keputusan spesifik yang mengurangi atau menghilangkan potensi kegagalan dan
dampak buruk, atau memperkuat hasil positif.
5

Refleksi Satu Tahun Implementasi pembelajaran terpetik dari implementasi


RAN PE: Praktik Baik, Peluang dan RAN PE satu tahun terakhir. Kertas
Tantangan Implementasi, 22 April 2022 Laporan ini disusun untuk merekam dan
di Hotel JS Luwansa Jakarta. Forum ini mendokumentasikan informasi, data, dan
dinilai memberi ruang pemerintah dan gagasan pokok yang berkembang dalam
organisasi masyarakat sipil merumuskan forum tersebut.
6

Laporan Diskusi
Laporan Diskusi ini disusun untuk merekam
dan mendokumentasikan informasi, data, dan
gagasan pokok yang berkembang dalam forum.
Secara khusus, Kertas Laporan ini menyediakan
tiga informasi utama. Pertama, pencapaian dan
tantangan pelaksanaan RAN PE 2021. Kedua,
rumusan pembelajaran implementasi RAN PE 2021 .
Ketiga, agenda-agenda utama meningkatkan kualitas
pelaksanaan RAN PE 2022-2024.
Untuk menyajikan tiga kluster informasi di
atas, Kertas Laporan ini disusun dalam empat bagian
pokok: Pengantar, Seputar Forum Refleksi, Hasil
Refleksi, dan Kesimpulan. Hasil Refleksi dijabarkan
dalam tiga subtema: pencapaian dan tantangan,
pembelajaran, dan agenda utama.
Data utama Kertas Laporan ini merujuk pada
notulensi Forum Refleksi dan empat materi presenta-
si narasumber. Data penunjang lain didasarkan pada
Laporan Pelaksanaan RAN PE 2021 Sekber RAN PE,
laporan dan kertas kerja Wahid Foundation yang rele-
van, serta bahan dan literatur lain yang relevan.
Kertas Laporan ini ditujukan secara khusus
untuk: (1) Sekber RAN PE; (2) pemerintah daerah;
(3) organisasi masyarakat sipil yang bergerak dalam
isu perdamaian dan pencegahan ekstremisme; (4)
dunia usaha; (5) lembaga internasional. Dokumen ini
memiliki nilai penting karena menggambarkan hasil
refleksi yang dilakukan bersama antara pemerintah
dan organisasi masyarakat. Dokumen juga memuat
apa yang seharusnya dilakukan dalam implementasi
RAN PE 2022-2024.
7

Forum Refleksi
Forum Refleksi RAN PE yang itu, refleksi juga diharapkan memberikan
digelar pada 22 April 2022 di Hotel JS insight baru, yang dapat bersama-sama
Luwansa Jakarta ini bertujuan untuk: memperbaiki langkah implementasi
pertama, mendapatkan informasi seputar RAN PE ke depan agar lebih efektif lagi,
capaian-capaian, pengalaman, refleksi lebih tepat sasaran lagi, lebih kuat, lebih
dalam implementasi RAN PE 2021 kolaboratif, dan optimal lagi hasilnya.
pemerintah dan masyarakat sipil RAN PE; Sebanyak 38 orang hadir sebagai
kedua, mendapatkan usulan rekomendasi peserta mewakili kurang lebih 25 perwakilan
peningkatan kualitas pelaksanaan RAN organisasi masyarakat sipil. Sebagian besar
PE di tahun berikutnya. Mujtaba Hamdi, mereka terlibat sejak penyusunan RAN PE.
direktur eksekutif Wahid Foundation, juga Sebanyak 30 peserta hadir secara luring dan
menekankan secara khusus forum refleksi 18 peserta secara daring.
ini bertujuan melanjutkan the Whole Forum Refleksi yang dimoderatori
of Government and Society Approach Alamsyah M Dja’far, peneliti Wahid
yang melibatkan seluruh komponen Foundation menghadirkan tiga
pemerintahan dan masyarakat sipil dalam narasumber secara luring dan seorang
implementasi RAN PE ke depannya. Selain melalui daring.

Andhika Anug Kurniawan


Chrisnayudhanto Kepala Sub Direkorat
Penanganan Konflik
Deputi Kerja Sama
Direktorat Jenderal Politik
Internasional
dan Pemerintahan
BNPT
Umum Kemendagri

Ramadhansyah Riri Khariroh


Hasan Direktur
Eksekutif AIDA
Asisten Deputi Kerja
sama Multilateral
Kemenkopolhukam
8

Hasil Refleksi

RAGAM CAPAIAN

Aksi dan Penganggaran rencana aksi. Kegiatan itu antara lain


Sepanjang 2021, sebanyak 44 penyusunan SOP membangun sistem
Kementerian/Lembaga menjalankan deteksi dini melalui operasi pembinaan
70 aksi dalam 249 kegiatan. Kegiatan jaringan dan optimalisasi koordinasi
terbanyak berada di Pilar Pertama dengan komunitas intelijen daerah,
(165 kegiatan), disusul Pilar Kedua menyediakan layanan komunikasi
(54 kegiatan) dan Pilar Ketiga (30 (hotline service) kasus-kasus intoleransi,
kegiatan). Di Pilar Pencegahan, dan penyusunan panduan fasilitasi
misalnya, Kemendagri melaksanakan desa damai berkeadilan (Bahtiar, 2022;
delapan aksi kegiatan dalam empat Wahid Foundation, 2022). 2

Berdasarkan Perpres Nomor 7 Tahun 2021, RAN PE memiliki total 130 aksi
dengan 15 fokus dan dibagi dalam tiga pilar. Pelaksana RAN PE sebanyak 48
Kementerian/Lembaga. Mayoritas rencana aksi berada di pilar pertama: Pilar
Pencegahan. Terbanyak kedua di Pilar Kedua Penegakan Hukum, Pelindungan
Saksi dan Korban, dan Penguatan Kerangka Legislasi Nasional. Disusul Pilar
Ketiga, Kemitraan dan Kerja Sama Internasional. Setiap aksi terkait berusaha
menjawab masalah dan menggambarkan strategi, termasuk keluaran, hasil,
waktu, dan penanggung jawab (Sekber RAN PE, 2021, hal. 10).

Di pilar kedua, realisasi aksi terorisme. Misalnya, kegiatan PPATK


umumnya terkait Fokus 1, yaitu yang melaporkan secara proaktif tentang
koordinasi penegakan hukum terkait informasi penegakan hukum tindak pidana
tindak pidana terorisme dan pendanaan pendanaan terorisme. Contoh lainnya,

2 Dalam paparan, Kemendagri menegaskan empat rencana aksi yang menjadi mandat mereka: (1) menyusun SOP sistem
deteksi dini berbasis komunitas; (2) pemetaan dan kajian daerah potensial; (3) pendampingan dan pengembangan daerah
percontohan; (4) peluncuran dan promosi daerah percontohan
9

kegiatan BNPT menindaklanjuti PERKA dikeluarkan Kementerian/Lembaga


BNPT NO. 4/K. BNPT/11/2013 tentang pelaksana sebesar Rp 192,770,335,464.
Kerja sama Aparat Penegak Hukum Jumlah tersebut kemungkinan jauh
dalam penanganan perkara Tindak Pidana lebih besar dari jumlah yang dikeluarkan
Terorisme. Sepanjang 2021, kerja sama karena belum disampaikan masing-masing
dalam bentuk FGD berlangsung 27 kali Kementerian/Lembaga (BNPT, 2022, hal. 8).
dan Rapat Koordinasi di tingkat pusat
maupun di tingkat wilayah sebanyak 12 Pembangunan Infrastruktur Kebijakan
kali (Sekber RAN PE, 2021, hal. 62). Menurut Sekber, terciptanya
Sementara itu, di pilar ketiga, “infrastruktur komprehensif” –istilah yang
implementasi RAN PE banyak menyasar digunakan Sekber—merupakan perubahan
pada Fokus 1 terkait peningkatan kapasitas paling nyata dalam pelaksanaan RAN PE
kemitraan para pemangku kepentingan. 2021. Infrastruktur ini menjadi medium
Misalnya kegiatan pengembangan I-Khub koordinasi dan konsolidasi antara K/L dan
on CT/VE pada 2021. Sedang kegiatan pada juga masyarakat sipil di tingkat nasional
Fokus 2 (kerja sama internasional) antara dan daerah (BNPT, 2022, hal. 10; Wahid
lain pelaksanaan 11 lokakarya pencegahan Foundation, 2022) .
dan penanggulangan ekstremisme berbasis Infrastruktur itu di antaranya
kekerasan yang diikuti dan diselenggarakan berupa dukungan kebijakan kementerian.
BNPT. Kegiatan itu terkait posisi Sepanjang 2021, terdapat tiga kebijakan
pemerintah Indonesia sebagai co-chair pada diterbitkan BNPT sebagai Ketua
GCTF (Sekber RAN PE, 2021, hal. 25). Sekber dan sebuah Surat Edaran oleh
Untuk menjalankan 249 kegiatan Kemendagri, berikut ini (Sekber RAN PE,
sepanjang 2021, total anggaran yang 2021, hal. 7):

1.   Peraturan BNPT Nomor 5 Tahun 2021 tentang Tata Cara Koordinasi,


Pemantauan, Evaluasi, dan Pelaporan Pelaksanaan Rencana Aksi Nasional
Pencegahan dan Penanggulangan Ekstremisme Berbasis Kekerasan yang
Mengarah pada Terorisme (RAN PE) Tahun 2020 – 2024

2.   Surat Keputusan Kepala BNPT Nomor 129 Tahun 2021 tentang Sekretariat
Bersama Rencana Aksi Nasional Pencegahan dan Penanggulangan
Ekstremisme Berbasis Kekerasan yang Mengarah pada Terorisme (RAN PE)
Tahun 2020 – 2024
10

3.   Surat Keputusan Kepala BNPT Nomor 256 Tahun 2021 tentang


Kelompok Kerja Rencana Aksi Nasional Pencegahan dan Penanggulangan
Ekstremisme Berbasis Kekerasan yang Mengarah pada Terorisme (RAN
PE) Tahun 2020 – 2024

4.   Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 339/5267/SJ tanggal 29


September 2021 tentang Pelaksanaan Rencana Aksi Nasional Pencegahan
dan Penanggulangan Ekstremisme Berbasis Kekerasan yang Mengarah
pada Terorisme.

Untuk menopang pelaksaan RAN PE di internasional, lembaga donor); media; dunia


daerah, Kemendagri meminta kepala internasional, dan sektor swasta. Satu dari
daerah menganggarkan RAN PE dalam delapan manfaat yang diharapkan dari
Permendagri Nomor 27 Tahun 2021 kehadiran aplikasi itu adalah tersedianya
Tentang Pedoman Penyusunan APBD peta kegiatan/program penanggulangan
2022 (Selanjutnya disebut Permendagri terorisme dan ekstremisme berbasis
27/2021) . Kebijakan ini merupakan kekerasan yang dilakukan oleh pemerintah
salah satu instrumen agar Pemda dapat Indonesia dan mitra pembangunan.
menjalankan RAN PE dengan dukungan
dana yang dimiliki (Bahtiar, 2022; Wahid Pelibatan dan Partisipasi
Foundation, 2022). Masyarakat Sipil
Bentuk infrastruktur selain Laporan Pelaksanaan RAN
kebijakan adalah platform komunikasi PE 2021 menegaskan pelibatan dan
untuk memaksimalkan sistem pemonitoran, partisipasi masyarakat sipil sebagai
evaluasi, dan pelaporan. Pada 2021, Sekber capaian penting. Sekber menyadari
mengembangkan dan memanfaatkan peran penting mereka dalam pencegahan
aplikasi I-Khub on CT/VE.3 Aplikasi ini bukan ekstremisme kekerasan. Terbitnya RAN
hanya untuk dimanfaatkan Kementerian/ PE diharapkan dapat memperkuat kerja-
Lembaga, melainkan pula lima pihak berikut: kerja yang mereka jalankan, bahkan jauh
pemerintah daerah; mitra pembangunan sebelum RAN PE diterbitkan.
(organisasi masyarakat sipil, organisasi Kesadaran pentingnya peran dan

3 Lihat https://ikhub.id/ web ini memuat sejumlah informasi dari mitra organisasi berisi Kementerian/Lembaga pelaksana RAN
PE, produk pengetahuan seperti peraturan perundangan, produk pengetahuan seperti hasil survei, buku, dan artikel hingga
informasi kegiatan terkait RAN PE.
11

saling berpartisipasi di berbagai kegiatan


pencegahan ekstremisme kekerasan.
Sepanjang 2021, sejumlah

“RAN PE yang telah disahkan organisasi masyarakat sipil tercatat

kini bergulir menggerakkan melanjutkan program mereka mendorong

kementerian lembaga, termasuk implementasi RAN PE di level nasional

teman-teman CSO untuk dan daerah. Wahid Foundation, YPP,

bekerjasama mengatasi segala dan Empatiku, tiga di antaranya. Wahid

bentuk, segala indikasi yang Foundation di antaranya mengembangkan

mengarah pada ekstremisme kerangka kemitraan pemerintah dan

yang menuju ke arah terorisme.” organisasi masyarakat sipil di tingkat


nasional.4 Sementara YPP bekerja sama

Mujtaba Hamdi dengan pemerintah Provinsi Jawa Tengah

(Direktur Eksekutif (Wahid Foundation, 2022), Empatiku

Wahid Foundation) bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi


Banten dalam implementasi RAN PE
(Kesbangpol Banten, 2021).
Di luar ketiganya, puluhan
partisipasi masyarakat sipil diwujudkan organisasi masyarakat mengembangkan
Sekber melalui pelibatan masyarakat berbagai aktivitas yang beririsan
sipil dalam penyusunan Laporan dengan RAN PE. Misalnya WGWC yang
Pelaksanaan RAN PE 2021. Data-data mendorong PUG melalui penyusunan
yang dihasilkan organisasi masyarakat RAD PE di Provinsi Aceh, Jawa Barat,
sipil menjadi salah satu data utama Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan
laporan tersebut. Pelibatan ini semakin Sulawesi Tengah. Begitu pun dengan
mudah dengan terbentuknya knowledge- AIDA, Habibie Center, Elsam, dan
hub (K-Hub) pada 2020. Pelantar digital Imparsial. Sebagian besar organisasi
yang dikembangkan Peace Generation itu yang disebut ini menyatakan, RAN
kini berhasil menggandeng 37 organisasi PE memudahkan kerja sama dengan
masyarakat sipil. Sebanyak 29 organisasi pemerintah dan kerja-kerja di lapangan
tersebut aktif berbagi informasi dan (Sekber RAN PE, 2021, hal. 19–20).

4 Melalui serangkaian diskusi dan pertemuan, Wahid Foundation menerbitkan Panduan Umum Kemitraan Tingkat
Nasional Pemerintah dengan Pemangku Kepentingan di Masyarakat dalam Implementasi Rencana Aksi Nasional
Pencegahan dan Penanggulangan Ekstremisme Berbasis Kekerasan yang Mengarah pada Terorisme Tahun 2020-2024.
Dokumen ini diserahkan kepada perwakilan Sekber RAN PE dalam Serial Diskusi Kebijakan Wahid Foundation dan
Launching Dokumen Kerangka Kemitraan CSO, pada 7 Desember 2022. Dokumentasi kegiatan dapat dilihat dalam tautan ini
https://www.facebook.com/watch/live/?ref=watch_permalink&v=694198561938510 (diakses 12 Mei 2022)
12

TANTANGAN

Menurut Sekber, pelaksanaan RAN PE Kementerian Kesehatan, belum


2021 menghadapi empat tantangan memiliki nomenklatur spesifik tentang
utama berikut: belum adanya dukungan ekstremisme berbasis kekerasan. Ini
kebijakan internal; belum menjadi contoh tentang belum adanya kebijakan
prioritas kegiatan; keterbatasan anggaran; internal. Contoh lain, BNPT mengakui
dan belum optimalnya koordinasi (BNPT, belum memiliki panduan jelas terkait
2022, hal. 9; Wahid Foundation, 2022). Pedoman Pemberdayaan Masyarakat dan
Hingga Laporan RAN PE diterbitkan, 9 Keberadaan FKPT, mitra BNPT di daerah
Kementerian/Lembaga, salah satunya (Sekber RAN PE, 2021, hal. 22).

Dukungan
kebijakan
internal

Fokus pada Prioritas


output kegiatan

Tantangan
Implementasi

Implementasi
Anggaran
daerah

Koordinasi

Salah satu contoh lemahnya Pelaksanaan RAN PE di daerah


koordinasi, misalnya, tidak tercatatnya yang belum berjalan maksimal merupakan
kegiatan terkait cyber security untuk tantangan kelima. Isu ini, terutama
pencegahan anak usia dini oleh BSSN. diangkat sejumlah perwakilan organisasi
Contoh lainnya, peserta rapat koordinasi masyarakat sipil lain (Khariroh, 2022;
sering kali berasal bukan dari Direktorat Wahid Foundation, 2022). Tantangan itu
Pelaksana sehingga membuat pelaksanaan ditunjukkan dengan belum tersedianya
aksi tidak maksimal (Sekber RAN PE, 2021). kebijakan penganggaran pemerintah
13

daerah untuk penanganan konflik sosial dan Terpadu Pelaksanaan RAN PE di Provinsi
implementasi RAN PE. Menindaklanjuti Banten. Hingga sekarang, belum ada satu
Permendagri 27/2021, Kemendagri kebijakan daerah dan kepala daerah yang
berkirim surat kepada 34 pemerintah terbit untuk menindaklanjuti RAN PE.5
provinsi dan 514 pemerintah kabupaten/ Sejauh ini belum tersedia data dan
kota. Surat berisi permintaan informasi instrumen yang digunakan untuk melihat
mengenai pengalokasian anggaran dampak maupun hasil dari pelaksanaan 70
implementasi RAN PE. Sepuluh pemerintah aksi dalam 249 kegiatan sepanjang 2021
provinsi dan 10 pemerintah kabupaten/kota (Khariroh, 2022; Wahid Foundation, 2022).
merespons tersebut. Sayangnya seluruhnya Ini tantangan keenam pelaksanaan RAN PE
mengatakan tidak dapat mengalokasikan 2021, yang juga disadari Sekber RAN PE
dana untuk kegiatan tersebut (Wahid (Sekber RAN PE, 2021, hal. 15). Informasi
Foundation, 2022). yang disediakan Laporan RAN PE 2021
Di Banten, SE Nomor 339 lebih banyak menginformasikan keluaran
Kemendagri dianggap belum dapat (output) kegiatan. Belum tersedianya data
dijadikan dasar Pemerintah Provinsi Banten dan informasi lebih sistematis bagaimana
menyusun rencana aksi daerah (Wahid pelaksanaan aksi pada akhirnya tampak
Foundation, 2022). Alternatifnya, Pemprov memengaruhi sejauh mana pencapaian lima
mengeluarkan Surat Keputusan Tim sasaran khusus RAN PE.

PEMBELAJARAN TERPETIK (LESSONS LEARNED)

Secara ringkas, rumusan pembelajaran Pembelajaran #1. Efektivitas


yang berkembang dalam forum terkait pelaksanaan RAN PE harus ditunjukkan
dengan dua isu utama: hasil dan metode. dengan mencapai dampak dan hasil yang
Rumusan-rumusan tersebut berusaha diharapkan dan bukan semata-mata output
menjawab tiga pertanyaan kunci dalam kegiatan. Mengapa pelaksanaan RAN PE
pendekatan pembelajaran, yaitu apa yang 2021 masih terfokus pada output tidak
seharusnya terjadi? Apa yang sebenarnya mendapat penjelasan lengkap dalam Forum
terjadi? Mengapa ada perbedaan atau Refleksi dan Laporan Implementasi RAN
variasi? 6 PE 2021. Kemungkinan ini disebabkan

5 Data ini didasarkan pada kajian cepat penyusun terhadap laporan dan berita-berita terkait kebijakan RAN PE di daerah.

6 Dalam laporan ini rumusan pembelajaran bersumber pada Hikmah Pembelajaran pada Laporan RAN PE 2021 oleh
Sekber dan bahan presentasi. Sebagian dirumuskan dari poin-poin diskusi. Lebih detail lihat hikmah pembelajaran
dalam presentasi BNPT dan Laporan Pelaksanaan RAN PE 2021
14

belum adanya desain pembelajaran yang Pembelajaran #3. Aktivitas


memadai dan belum dijalankan maksimal. kolaboratif Kementerian/lembaga
Kemungkinan lainnya dipengaruhi dengan masyarakat sipil peluang penting
lemahnya koordinasi dan kelengkapan data meningkatkan dampak nyata RAN PE. Hasil
dari Kementerian/Lembaga pelaksana. nyata kolaborasi ini dapat dilihat sebagai hasil
Pembelajaran #2. Sistem dan pemanfaatan pembelajaran di tahun-tahun
pelantar koordinasi, pemonitoran, dan sebelum RAN PE diterbitkan. Pencapaian
evaluasi berupa I-KHUB berkontribusi dalam kolaborasi membuktikan bekerjanya
meningkatkan partisipasi Kementerian/ prinsip “keterlibatan menyeluruh pemerintah
Lembaga di tingkat pusat dan daerah. dan masyarakat”. Pengalaman kolaborasi
Sebagai metode mencapai hasil, I-KHUB bahkan sangat berguna untuk memahami
mempermudah dan mempercepat waktu dinamika, batas-batas independensi masing-
Kementerian/Lembaga berkoordinasi masing pihak, serta-serta isu strategis.
dan mengevaluasi aksi. Namun demikian, Kolaborasi juga dapat menjadi pendekatan
ketersediaan pelantar saja tidak cukup. dalam diseminasi laporan dan pembelajaran
Koordinasi dan bimbingan teknis dalam pelaksanaan RAN PE melalui forum-forum
memanfaatkan pelantar ini menjadi kunci. yang sudah ada dan berjalan, seperti yang
Faktor kunci lain adalah kesediaan dan dijalankan INFID melalui Forum Multipihak
sikap pro-aktif pengguna. di Jawa Timur dan Jawa Barat (Wahid
Foundation, 2022).
Pembelajaran #4. Dukungan
“Hikmah pembelajarannya,
kebijakan teknis pada masing-masing
kami cukup berbangga sekali
K/L pelaksana menjadi dasar dan acuan
karena pada saat kita menyusun
peningkatan kualitas perencanaan aksi
pelaporan kita juga bekerja
dan penganggaran kegiatan RAN PE
sama dengan Wahid Foundation
2022. Dalam implementasi kebijakan,
dan di situ kita mengumpulkan
aturan dalam beragam bentuk seperti
sekitar 30 CSO. Banyak catatan
regulasi, kebijakan, dan prosedur
kami yang cukup positif kalau
adalah perkakas (artefact) penting yang
kita bicara mengenai program
memengaruhi keberhasilan pelaksanaan
kegiatan, karena program kerja
kebijakan. Pencapaian Sekber membangun
yang dilakukan CSO benar-benar
“infrastruktur komprehensif” dalam bentuk
targeted dan jelas sasarannya.”
menerbitkan beragam kebijakan pada
2021 membuktikan kekuatan “perkakas”
Andhika Chrisnayudhanto
ini. Keberhasilan ini harus diperkuat
(Wahid Foundation, 2022)
dengan kebijakan lebih teknis.
15

AGENDA UTAMA “... memperjelas keterlibatan CSO


dalam mendukung RAN PE. ...
Berangkat dari pembacaan atas pencapaian, menurut saya sebagai CSO juga
tantangan, dan pembelajaran terpetik harus menjaga independensi.
forum Refleksi sekurang-kurangnya Karena civil society memang
mengangkat tiga agenda utama: sebagai ­check and balance. ... kita
Agenda #1. Pelaksanaan RAN PE satu saat harus dekat dengan
memberi fokus pada pencapaian terhadap pemerintah, tapi pada pilar atau
dampak (impact) atau hasil (outcome). isu tertentu, independensi CSO
Artinya, dalam pelaksanaan RAN PE tetap dihargai.”
2022-2023, Sekber harus memastikan
setiap perencanaan aksi, pemonitoran, Riri Khariroh
(Wahid Foundation, 2022)
dan evaluasi dikaitkan dengan dampak dan
hasil yang ditetapkan. Agenda ini menuntut
dikembangkannya mekanisme pemonitoran
dan evaluasi yang menjawab kebutuhan beberapa organisasi masyarakat sipil
tersebut. Pertanyaan atas dampak terkait dan untuk memperkuatnya dibutuhkan
dengan sasaran umum RAN PE, sedang mekanisme partisipasi di antara keduanya.
pertanyaan atas hasil (outcome) terkait Agenda #3. Menjalankan evaluasi
dengan lima sasaran khusus. Salah satu secara konsisten dan melibatkan banyak
Kementerian yang strategis memerankan pihak. Sebagai dokumen bekembang (living
peran ini adalah Bappenas yang juga document), evaluasi memberikan informasi
menjadi anggota Sekber RAN PE. berharga dan berbasis data apakah rencana
Agenda #2. Mendorong dan aksi tertentu masih relevan, masuk akal
memaksimalkan peran pemerintah daerah. atau harus disempurnakan. Evaluasi yang
Ini dapat dijalankan dengan mengefektifkan melibatkan banyak pihak memerlukan
implementasi SE Mendagri No. 339 melalui kesediaan Sekber untuk membuat forum-
koordinasi, pemonitoran, dan evaluasi oleh forum evaluasi dan refleksi seperti Forum
Sekber, terutama Kemendagri. Selain itu, Refleksi RAN PE ini. Laporan dan hasil
maksimalisasi peran dapat pula berupa evaluasi pelaksanaan dapat disebarluaskan
kesediaan pemda menerbitkan kebijakan ke berbagai forum pemangku kepentingan
seperti rencana aksi daerah atau keputusan yang tersedia dan relevan. Agenda ini
kepala daerah. Dari jalur lain, agenda ini sejalan dengan Aksi 3 Fokus 1 pada Pilar
dapat jalankan melalui peran kolaborasi 3: pertemuan berkala antara pemerintah
dan partisipasi organisasi masyarakat sipil dengan pemangku kepentingan di
di daerah. Praktik ini sudah dijalankan masyarakat
16

Kesimpulan
Rekaman perjalanan pelaksanaan hasil (outcome) pelaksanaan RAN PE, bukan
RAN PE memberikan informasi dan data semata-mata keluaran (output) kegiatan,
berharga bagaimana aksi-aksi dijalankan, merupakan satu dari empat pembelajaran
tantangan yang dihadapi, pembelajaran terpenting. Pembelajaran ini menjadi
terpetik yang dirumuskan, dan agenda agenda penting pelaksanaan RAN PE 2022-
yang dinilai penting. Forum Refleksi yang 2024.
difasilitasi Wahid Foundation dengan Laporan diskusi ini
menghadirkan perwakilan Sekber dan merekomendasikan Sekber untuk
organisasi masyarakat sipil memberi menginstitusionalisasikan forum
kesempatan kedua pihak itu berbagi pembelajaran bersama ini menjadi
pengalaman sekaligus memetik pelajaran bagian dari Aksi 3 Fokus 1 pada Pilar 3:
berharga dari pengalaman itu. pertemuan berkala antara pemerintah
Laporan Pelaksanaan RAN PE 2021 dengan pemangku kepentingan
menunjukkan sekurang-kurangnya tiga di masyarakat. Dengan demikian,
capaian dan berhasil merumuskan empat sosialiasi pembelajaran terpetik dapat
pembelajaran terpetik. Berusaha mengukur disebarluaskan melalui berbagai forum
dan menunjukkan dampak (impact) dan kemitraan yang sudah tersedia.
17

Referensi

Andersson, D., & Eriksson, P. (2015). Inter-organisational lessons learned: perspectives


and challenges. Proceedings of the International Emergency Management Society
2015 Annual Conference, 30. https://www.researchgate.net/profile/Dennis-
Granasen/publication/306358796_Inter-organisational_lessons_learned_
Perspectives_and_challenges/links/57bab9c008ae6f1737685a5e/Inter-
organisational-lessons-learned-Perspectives-and-challenges.pdf

Bahtiar. (2022). Refleksi Satu Tahuan Implementasi RAN PE. Dirjen Politik dan
Pemerintahan Umum Kemendagri.

BNPT. (2022). Overview Laporan Pelaksanaan RAN PE 2021 dan Tindak lanjut Tahun
2022. Deputi Kerjasama Internasional BNPT.

Buttler, T., & Lukosch, S. (2013). On the Implications of Lessons Learned Use for
Lessons Learned Content. Proceedings of the 13th International Conference on
Knowledge Management and Knowledge Technologies, 1–4. https://doi.org/http://
dx.doi.org/10.1145/2494188.2494229

Cerna, L. (2013). The nature of policy change and implementation: A review of different
theoretical approaches. Organisation for Economic Cooperation and Development
(OECD) report, 492–502.

Kesbangpol Banten. (2021). Sosialisasi RAN PE Provinsi Banten Tahun 2021. www.
kesbangpol.bantenprov.go.id. https://kesbangpol.bantenprov.go.id/read/
berita/747/SOSIALISASI-RAN-PE-PROVINSI-BANTEN-TAHUN-2021.
html?msclkid=094d114WuvYwJhxuwkb9F5M1Q8WrTbHf2mBx3a

Khariroh, R. (2022). Catatan Satu Tahun Implementasi Rencana Aksi Nasional Pencegahan
dan Penanggulangan Ekstrememisme Berbasis Kekerasan yang Mengarah pada
Terorisme (RAN PE).
18

Levy, M. (2017). A Holistic Approach to Lessons Learned: How Organizations Can Benefit
from Their Own Knowledge (1st Editio). Auerbach Publications.

Mubarok, H. (2020). Setelah Terbitnya Perpres RAN PE? Refleksi Peran Masyarakat Sipil di
Indonesia. http://wahidfoundation.org//source/Setelah Terbitnya Perpres RAN
PE%3F Refleksi Peran Masyarakat Sipil di Indonesia.pdf

Paver, M., & Duffield, S. (2019). Project Management Lessons Learned “The Elephant in
the Room.” The Journal of Modern Project Management, 6(3).

Sekber RAN PE. (2021). Pelaksanaan Rencana Aksi Nasional Pencegahan dan
Penanggulangan Ekstremisme Berbasis Kekerasan yang Mengarah pada Terorisme
(RAN PE) tahun 2021. Pelaksanaan Rencana Aksi Nasional Pencegahan %0Adan
Penanggulangan Ekstremisme Berbasis Kekerasan %0Ayang Mengarah pada
Terorisme (RAN PE) tahun 2021

Wahid Foundation. (2022). Notula Verbatim Refleksi Satu Tahun RAN PE: Praktik Baik,
Peluang, dan Tantangan Implementasi.
19

Daftar Peserta Diskusi

LUAR JARINGAN (OFFLINE)

1. Abdul Fatah (Smart Karya)


2. Ade Gunawan (Wahid Foundation)
3. Akhmad Kusairi (Ruangobrol.id/Kreasi Prasasti Perdamaian)
4. Alamsyah M Dja’far (Wahid Foundation)
5. Alfrida Heanity (Badan Nasional Penanggulangan Terorisme)
6. Amanda Dhea A. (Badan Nasional Penanggulangan Terorisme)
7. Andhika Chrisnayudhanto (Deputi Kerja Sama Internasional Badan Nasional
Penanggulangan Terorisme)
8. Anug Kurniawan (Kepala Sub Direkorat Penanganan Konflik Direktorat Jenderal
Politik dan Pemerintahan Umum Kemendagri)
9. Dete Alijah (Society Against Radicalism & Violent Extremism [SeRVe] Indonesia)
10. Fasya Laila (Wahid Foundation)
11. Gamal Ferdhi (Yayasan Inklusif)
12. Hidayat (Forum Komunikasi Aktivis Akhlakulkarimah Indonesia - FKAAI)
13. Ilham Pamungkas (Smart Karya)
14. Junaidi Simun (Center for The Study of Religion And Culture [CSRC] UIN Jakarta)
15. Kharis Hadirin (Ruangobrol.id)
16. Libasut Taqwa (Wahid Foundation)
17. M. Adhe Bhakti (Pusat Kajian Radikalisme dan Deradikalisasi – PAKAR)
18. M. Nurkhoiron (Lakpesdam PBNU)
19. M. Zaim Nasution (Badan Nasional Penanggulangan Terorisme)
20. ML. Maghfurrodhi (Aliansi Indonesia Damai – AIDA)
21. Muhamad Masrur Irsyadi (El-Bukhari Institute)
22. Muhammad Baihaqi (Indonesian Muslim Crisis Center [IMCC])
23. Mujtaba Hamdi (Direktur Eksekutif Wahid Foundation)
24. Nanda Olivia (Yayasan Penyintas Indonesia – YPI)
25. Nur Laeliyatul M. (Civil Society Against Violent Extremism - C-SAVE)
20

26. Oktanta Tri H. (Smart Karya)


27. Riri Khariroh (Aliansi Indonesia Damai – AIDA)
28. Sanita Rini (International NGO Forum on Indonesian Development – INFID)
29. Sri Handayani (Wahid Foundation)
30. Stanley Adam W. (Badan Nasional Penanggulangan Terorisme)
31. Suhail ((Forum Komunikasi Aktivis Akhlakulkarimah Indonesia - FKAAI)
32. Weti Deswiyati (Badan Nasional Penanggulangan Terorisme)
33. Zulfi Gunawan (Wahid Foundation)

DALAM JARINGAN (ONLINE)

1. Abdul Rahman Ahdori (IK-Hub Badan Nasional Penanggulangan Terorisme)


2. Mira Kusumarini (Yayasan Empatiku)
3. Mohamad Rizki Maulana (Yayasan Prasasti Perdamaian)
4. N. Vidya Hutagalung (Search for Common Ground – Harmoni)
5. Ramadhansyah Hasan (Asisten Deputi Kerja sama Multilateral Kemenkopolhukam)
6. Risca Dj. (Solo Bersimfoni)
7. Sopar Peranto (The Habibie Center)
8. Tia Bridantiana (Solo Bersimfoni)
9. Utami Nurhasanah (Peace Generation Indonesia)
21

Lampiran
22

Anda mungkin juga menyukai