Anda di halaman 1dari 12

Standar HAM

dalam
Pembuatan
Kebijakan Negara
MUHAMMAD SUBHI
Landasan Normatif
Tap MPR X/1998 menyatakan: “Menegakkan hukum berdasarkan
nilai-nilai kebenaran dan keadilan, hak asasi manusia menuju
terciptanya ketertiban umum dan perbaikan sikap mental.
Salah satu kebijakan reformasi Pembangunan di bidang hukum
adalah “memantapkan penghormatan dan penghargaan terhadap hak
asasi manusia melalui penegakan hukum dan peningkatan kesadaran
hukum bagi masyarakat
Landasan Normatif
Pasal 28I ayat (4): perlindungan, pemajuan, penegakan, dan
pemenuhan hak asasi manusia adalah tanggungjawab negara terutama
pemerintah.
Pasal 28I ayat 5: Untuk menegakkan dan melindungi hak asasi
manusia sesuai dengan prinsip negara hukum yang demokratis, maka
pelaksanaan hak asasi manusia dijamin, diatur dan dituangkan dalam
peraturan perundang-undangan
Landasan Normatif
UU No. 39/1999 ttg HAM: Negara Indonesia sebagai anggota
PBB mengemban tanggungjawab moral dan hukum untuk
menjunjung tinggi dan melaksanakan DUHAM yang ditetapkan
PBB, serta berbagai instrument internasional lainnya mengenai
HAM yang telah diterima oleh Indonesia.
UU HAM: Ketentuan hukum internasional yang telah diterima
negara NRI yang menyangkut HAM menjadi hukum nasional
Landasan Normatif
UU HAM Pasal 67: Setiap orang yang ada di wilayah NRI
wajib patuh pada peraturan perundang-undangan, hukum
tidak tertulis dan hukum internasional mengenai hak asasi
manusia yang telah diterima oleh negara NRI
Landasan Normatif
Permenkumham No. 2 tahun 2022: Penghormatan, Pelindungan,
Pemenuhan, Penegakan dan Pemajuan HAM yang selanjutnya
disingkat P5HAM adalah kewajiban dan tanggung jawab Negara
terutama Pemerintah terhadap HAM
Prinsip Pembuatan Kebijakan
Berbasis HAM
1. Universal: Kebijakan yang dibuat berlaku umum
2. Kesetaraan: Kebijakan yang dibuat tidak membedakan status sosial, agama,
suku, jenis kelamin, bahasa, pandangan politik, kewarganegaraan, dan
kedisabilitasan
3. Martabat manusia: yaitu setiap individu patut untuk dihargai dan dijunjung
tinggi
4. tidak dapat direnggut: Kebijakan yang dibuat tidak boleh mencabut,
menyerahkan atau memindahkan HAM
Prinsip Pembuatan Kebijakan
Berbasis HAM
5. Tidak dapat dipisahkan: kebijakan yang dibuat harus merupakan
satu kesatuan yang utuh.
6. Saling bergantung: kebijakan yang dibuat saling bergantung satu
dengan lainnya. Jika yang lain tidak terpenuhi akan mempengaruhi
dan mengganggu pemenuhan hak lainnya
7. Tanggungjawab: Pelaksanaan kebijakan merupakan tanggungjawab
negara
Pelayanan Publik Berbasis HAM
1. Perencanaan
2. Pembangunan
3. Evaluasi
4. Penilaian
5. Pembinaan dan pengawasan
Penerapan Prinsip HAM dalam
Kebijakan
1. Akses. Kebijakan harus dapat diakses oleh seiap warga negara
tanpa diskriminasi
2. Partisipasi. Kebijakan harus membuka kesempatan seluas-luasnya
bagi setiap orang untuk terlibat
3. Kontrol. Kebijakan harus dapat dikontrol oleh semua warga negara
4. Manfaat. Kebijakan harus memberi manfaat kepada semua warga
negara
Apa beda HAK dan KEBUTUHAN?
Hak adalah sesuatu yang melekat semata-mata karena seseorang individu
adalah manusia. Dengan adanya hak yang melekat itulah seorang individu
hidup dengan martabatnya
Kebutuhan adalah aspirasi yang mungkin saja cukup untuk diakui, namun
kebutuhan tidak memerlukan keterkaitan dengan kewajiban negara untuk
memenuhinya; nilai kepuasaan dari suatu kebutuhan, tak bisa dipaksakan
Hak asasi berkaitan dengan “keberadaan” (“being”), sedangkan kebutuhan
berkaitan dengan “kepemilikan” (“having”).

Anda mungkin juga menyukai