Asuhan Keperawatan Agregat Dalam Komunitas Kesehatan Anak Dan Remaja
Asuhan Keperawatan Agregat Dalam Komunitas Kesehatan Anak Dan Remaja
DAN REMAJA
Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Komunitas
Dosen Pengampu: Hj.Lindawati, S.Kep,Ners,M.Kep
Disusun Oleh:
Puji dan syukur Kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga Kami dapat menyelesaikan sebuah makalah yang berjudul “Etika Dan
Tanggung Jawab Wirausaha”. Shalawat beriring salam Kami sampaikan kepada junjungan kita
Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa kita dari jaman jahiliyah sampai zaman sekarang
ini.
Adapun makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas dari Mata
Kuliah,Keperawatan Komunitas dalam mengembangkan dan meningkatkan nilai pengetahuan
tentang materi yang dipelajari pada Program Studi Sarjana Terapan Keperawatan Jurusan
Keperawatan Tangerang Politeknik Kesehatan Kemenkes Banten.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan tugas makalah ini sehingga penulis dapat
menyelesaikan penyusunan makalah ini. Dalam penyusunan makalah ini, penulis berharap
semoga makalah ini dapat bermanfaat dan memberikan wawasan yang lebih luas bagi
pembacanya.
Kelompok menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini terdapat kelebihan dan
kekurangannya sehingga Kami mengharap kritik dan saran yang dapat memperbaiki untuk
penulisan makalah selanjutnya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
seperti: kenakalan remaja, penyalahgunaan obat terlarang, peyakit menular seksual
(PMS) dan HIV/AIDS, kehamilan yang tidak diinginkan dan aborsi dsb.
Untuk mendukung remaja berperilaku reproduksi seacara sehat dan
bertanggung jawab maka mereka perlu dierikan pengetahuan dan informasi tentang
kesehatan reproduksi. Informasi tersebut dimaksud untuk mengimbangi informasi
global yang dapat mengancam terwujudnya generasi muda yang sehat, mandiri dan
berkualitas
1.2 Rumusan Masalah
2 Apa pengertian anak ?
3 Jelaskan batasan usia anak ?
4 Jelaskan karakteristik pertumbuhan dan perkembangan anak ?
5 Apa permasalahan kesehatan pada anak ?
6 Jelaskan proses keperawatan komunitas agregat anak ?
7 Apa pergertian dari remaja ?
8 Jelaskan batasan usia remaja
9 Jelaskan karakterisktik usia remaja ?
10 Jelaskan permasalahan yang terjadi pada remaja ?
11 Jelaskan tugas perkembangan anak usia remaja ?
12 Apa saja perubahan yang terjadi pada remaja ?
13 Jelaskan proses keperawatan komunitas agregat anak remaja
1.3 Tujuan
1. Untuk menjelaskan pengertian anak.
2. Untuk menjelaskan batasan usia anak .
3. Untuk memaparkan karakteristik pertumbuhan dan perkembangan anak.
4. Untuk memaparkan permasalahan kesehatan pada anak .
5. Untuk memaparkan proses keperawatan komunitas agregat anak.
6. Untuk memaparkan pergertian dari remaja.
7. Untuk menjelaskan batasan usia remaja .
8. Untuk menjelaskan karakterisktik usia remaja ?.
2
9. Untuk memaparkan permasalahan yang terjadi pada remaja ?.
10. Untuk memaparkan tugas perkembangan anak usia remaja ?
11. Untuk memaparkan perubahan yang terjadi pada remaja ?
12. Untuk memaparkan proses keperawatan komunitas agregat anak remaja
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
mulut seperti vaksin Polio. Tujuan diberikan imunisasi adalah diharapkan anak
menjadi kebal terhadap penyakit sehingga dapat menurunkan angka morbiditas
dan mortalitas serta dapat mengurangi kecacatan akibat penyakit tertentu.
5
d. Struktur Fisik/Tubuh, yang meliputi tinggi, berat, dan proporsi.
1) Karakteristik perkembangan fisik pada masa kanak – kanak (0 –5
tahun)
Perkembangan kemampuan fisik pada anak kecil ditandai dengan
mulai mampu melakukan bermacam macam gerakan dasar yang
semakin baik , yaitu gerakan gerakan berjalan, berlari, melompat dan
meloncat, berjingkrak, melempar, menangkap, yang berhubungan
dengan kekuatan yang lebih basar sebagai akibat pertumbuhan jaringan
otot lebih besar. Selain itu perkembangan juga ditandai dengan
pertumbuhan panjang kaki dan tangan secara proporsional.
Perkembagan fisik pada masa anak juga ditandai dengan koordinasi
gerak dan keseimbanga berkembang dengan baik.
2) Karakteristik perkembangan fisik pada masa anak (5-11 Tahun)
Perkembangan:waktu reaksi lebih lambat dibanding masa kanak
kanak,koordinasi mata berkembang dengan baik ,masih belum
mengembangkan otot otot kecil, kesehatan umum relative tidak stabil
dan mudah sakit ,rentan dan daya tahan kurang
3) Usia 8-9 tahun Terjadi perbaikan koordinasi tubuh,Ketahanan tubuh
bertambah,Anak laki laki cenderung aktifitas yang ada kontak fisik
seperti berkelahi dan bergulat,Koordinasi mata dan tangan lebih
baik,Sistim peredaran darah masih belum kuat,Koordinasi otot dan
syaraf masih kurang baik,Dari segi psiologi anak wanita lebih maju
satu tahun dari lelaki
4) Usia 10-11 tahun Kekuatan anak laki laki lebih kuat dari
wanita,Kenaikan tekanan darah dan metabolism yang tajam. Wanita
mulai mengalami kematangan seksual (12tahun), Lelaki hanya 5%
yang mencapai kematangan seksual.
2. Perkembangan Motorik
6
Perkembangan motorik adalah proses tumbuh kembang kemampuan
gerak seorang anak. Pada dasarnya, perkembangan ini berkembang sejalan
dengn kematangan saraf dan otot anak. Sehingga, setiap gerakan
sesederhana apapun, adalah merupakan hasil pola interaksi yang kompleks
dari berbagai bagian dan sistem dalam tubuh yang dikontrol oleh otak.
Jadi dapat disimpulkan pula bahwa perkembangan motorik berarti
perkembangan pengendalian gerakan jasmani melalui kegiatan pusat
syaraf, urat syaraf dan otot yang terkoordinasi. Pengendalian tersebut
berasal dari perkembangan refleksi dan kegiatan massa yang ada pada
waktu lahir. Sebelum perkembangan itu terjadi anak akan tetap tidak
berdaya.
Perkembangan motorik pada usia ini menjadi lebih halus dan lebih
terkoordinasi dibandingkan dengan masa bayi. Anak – anak terlihat lebih
cepat dalam berlari dan pandai meloncat serta mampu menjaga
keseimbangan badannya. Untuk memperhalus ketrampilan –ketrampilan
motorik, anak – anak terus melakukan berbagai aktivitas fisik yang
terkadang bersifat informal dalam bentuk permainan. Disamping itu, anak
– anak juga melibatkan diri dalam aktivitas permainan olahraga yang
bersifat formal, seperti senam, berenang, dll.
a. Motorik Gerakan Kasar
Perkembangan jasmani berupa koordinasi gerakan tubuh seperti
berlari, berjinjit, melompat, bergantung, melempar, dan menangkap,
serta menjaga keseimbangan. Kegiatan ini diperlukan dalam
meninkatkan keterampilan koordinasi gerakan motorik kasar. Pada
anak usia 4 tahun, anak sangat mnyenangi kegiatan fisik yang
mengandung bahaya, seperti melompat dari tempat tinggi. Pada usia 5
atau 6 th keinginan untuk melakukan kegiatan berbahaya bertambah,
anak pada masa ini menyukai kegiatan lomba seperti balapan sepeda,
atau kegiatan lain yng mengandung bahaya.
b. Perkembangan Gerakan Motorik Halus
7
Perkembangan motorik halus pada masa usia 6-7 tahun, koordinasi
gerakan berkembang secara pesat, pada masa ini anak sudah mampu
mengkoordinasikan gerakan visual motorik, seperti
mengkoordinasikan gerkan mata dengan tangan, lengan dan tubuh
secara bersamaan, antara lain dapat dilihat saat anak menulis dan
menggambar.
Beberapa perkembangan motorik (kasar maupun halus) selama
periode ini, antara lain :
a) Anak Usia 5 Tahun
Ketangkasan meningkat
Melompat tali
Bermain sepeda
Mengetahui kanan dan kiri
Mungkin bertindak menentang dan tidak sopa
Mampu menguraikan objek-objek dengan gambar
c) Anak Usia 7 Tahun
8
Peningkatan minat pada bidang spiritual
Kadang Malu atau sedih
d) Anak Usia 8 – 9 Tahun
9
a. Karakteristik Tahap Sensori-Motoris
Tahap sensori-motoris ditandai dengan karakteristik menonjol sebagai
berikut :
10
Individu mampu memahami bahwa benda tetap ada meskipun
untuk sementara waktu hilang dan akan muncul lagi di waktu
lain.
Individu mulai mampu mencoba sesuatu
Individu mampu menentukan tujuan kegiatan tanpa
tergantung kepada orangtua
e) Fase kelima (12-18 bulan) memiliki karakteristik sebagai berikut
:
11
Individu telah mengerti adanya hubungan sebab akibat dalam
suatu peristiwa konkret, meskipun logika hubungan sebab
akibat belum tepat
Cara berpikir individu bersifat egosentris ditandai oleh tingkah
laku :- berpikir imajinatif- berbahasa egosentris- memiliki aku
yang tinggi- menampakkan dorongan ingin tahu yang tinggi dan-
perkembangan bahasa mulai pesat.
c. Karakteristik Tahap Operasional Konkret
12
Individu mulai mampu untuk mengintrospeksi diri sendiri
sehingga kesadaran diri sendiri tercapai
Individu mulai mampu membayangkan peranan-peranan yang
akan diperankan sebagai orang dewasa
Individu mulai mampu untuk menyadari diri mempertahankan
kepentingan masyarakat di lingkungannya dan seseorang dalam
masyarakat tersebut.
13
Masalah gangguan gizi ini masih seperti fenomena gunung Es, dimana
di pelosok pelosok indonesia masih terdapat penduduk / balita yang
mengalami gangguan gizi yang tidak terdeteksi oleh pemerintah ataupun dinas
kesehatan. Dengan perkiraan sebesar 5.4 juta anak anak di indonesia yang
mengalami kekurangan gizi, perlu dierikan perhatian lebih oleh pemerintah
dan instansi pendukungnya, agar generasi emas indonesia untuk kemudian
hari tidak cacat atau menghilang akibat kekurangan gizi saat kecil.
14
Marasmus – Kwarsiorkor ( Gabungan) : Etiology atau penyebab malnutrisi
sendiri sangatlah banyak, seperti contoh pada negara negara berkembang,
penyebab utama dari kekurangan gizi disebabkan oleh kurangnya supply
makanan pada daerah tersebut. Contoh pada daerah di Indonesia bagian
timur, sangatlah sulit bagi penduduk untuk mendapatkan makanan yang
dapat memenuhi kebutuhan gizi anak mereka hanya karena mereka tidak
memiliki makanan yang cukup untuk dikonsumsi. Berbeda dengan daerah-
daerah yang sudah berkembang, beberapa kasus kekurangan gizi
disebabkan oleh faktor faktor seperti :
Pola diet yang tidak baik, seperti picky eater, eating disorder,
kurangnya edukasi dari orang tua atau pemerintah mengenai makanan
yang sehat seperti empat sehat lima sempurna.
Gangguan mental / psikosomatis, gangguan kondisi mental pada
seseorang dapat mengakibatkan mereka tidak mengkonsumsi makanan
sesuai dengan kebutuhan badannya.
Gangguan pencernaan atau masalah di usus.
Ketergantungan alkohol atau drug abuse.
15
adalah kurangnya supply makanan pada suatu daerah, dibutuhkan kerjasama
antara pemerintah dan kesehatan untuk menfasilitasi distribusi makanan baik
dari daerah lain atau dari daerah sendiri untuk mencukupi kebutuhan makanan
di daerah tersebut.
Jika faktor yang menyebabkan adalah kurangnya edukasi kepada pihak
masyarakat mengenai pentingnya konsumsi makanan 4 sehat lima sempurna,
dibutuhkan kerjasama antara instansi dinas kesehatan dengan pihak
pemerintah di segmen kabupaten dan kecamatan agar segera dilakukan
sosialisasi mengenai masalah ini dan pencegahannya.
MASALAH UTAMA KESEHATAN ANAK :
A. Kategori masalah kesehatan anak di seluruh dunia :
a. Negara maju
1. Keganasan adalah kanker, neoplasma, atau tumor yang
tumbuh secara tidak terkontrol, dan dapat menyerang jaringan
di dekatnya dan bermetastasis, atau menyebar, ke area lain dari
tubuh.
2. Kecelakaan
3. Kelainan genetic
4. Gangguan pertumbuhan intra uterin
5. Gangguan psikososial
b. Negara berkembang: Penyakit infeksi, infeksi parasite, penyakit
kurang gizi
Masalah Kesehatan Anak di Indonesia
a. Malnutrisi energi protein ( MEP )
b. Defisiensi vitamin A
c. Defisiensi besi
Bila ditinjau dari indikator kesehatan, maka masalah utama
kesehatan anak di Indonesia :Tingginya morbiditas
d. Tingginya mortalitas pada golongan bayi dan balita
Penyebabnya :Lingkungan yang kurang menunjang
16
e. Mutu pelayanan kesehatan yang masih rendah
f. Keadaan sosekbud
1. PENGKAJIAN
Pengkajian Identitas dan Riwayat Keperawatan
o Identitas Anak dan/atau Orang Tua
a. Nama
b. Alamat
c. Tempat dan tanggal lahir
d. Ras/kelompok entries
e. Jenis kelamin
f. Agama
g. Tanggal wawancara
h. Informan
17
dilanjutkan, ditunda sementara waktu, atau tidak diberikan sama
sekali.
o Riwayat Penyakit Sekarang (RPS)
Untuk mendapatkan semua rincian yang berhubungan dengan
keluhan utama. Jika saat ini kesehatan anak baik, riwayat penyakit
sekarang mungkin tidak terlalu menjadi acuan, akan tetapi jika anak
dalam kondisi tidak sehat, hal ini dapat dijadikan kajian lebih lanjut
untuk mengetahui status kesehatan anak saat ini, selain untuk
kepentingan imunisasi, hal ini juga dapat dijadikan panduan apakah
anak harus mendapat perawatan lebih lanjut mengenai penyakitnya.
o Riwayat Kesehatan Dahulu (RKD)
Untuk memperoleh profil penyakit anak, cedera-cedera, atau
pembedahan sebelumnya yang pada kesempatan ini akan digunakan
sebagai petunjuk yang berarti dalam pemberian imunisasi.
a. Riwayat kelahiran (riwayat kehamilan, persalinan, dan perinatal).
b. Penyakit, cedera atau operasi sebelumnya.
c. Alergi.
d. Pengobatan terbaru.
e. Imunisasi yang pernah didapatkan anak serta pengalaman/reaksi
terhadap imunisasi yang pernah didapat sebelumnya.
f. Pertumbuhan dan perkembangan anak (Sebelum melakukan
imunisasi dapat pula dikaji pertumbuhan dan perkembangan anak
sehingga dapat mengidentifikasikan indikasi imunisasi serta
pendidikan kesehatan yang sesuai dengan usia serta pola perilaku
anak baik ditujukan secara langsung pada anak ataupun
keluarganya).
g. Kebiasaan anak yang dapat memengaruhi kesehatannya.
o Tinjauaan Sistem (TS)
Untuk memperoleh informasi yang menyangkut adanya
kemungkinan masalah kesehatan pada anak, walau tampak jarang
18
dilakukan saat akan diimunisasi, namun tinjauan ini akan menjadi
pilihan yang lebih baik selain pengkajian riwayat kesehatan anak
karena dalam pengkajian cenderung hanya berfokus pada informasi
yang diberikan anak/keluarga sedangkan kemungkinan terhadap
kondisi kelainan yang ada pada tubuh anak belum disadari olehnya
dan juga keluarga, sehingga alangkah baik jika sebelum diimunisasi
anak mendapatkan tindakan pemeriksaan fisik untuk peninjauan
terhadap sistem tubuhnya. Tinjauan sistem meliputi:
Menyeluruh/umum: Integument, Kepala, Mata, Telinga, Hidung,
Mulut, Tenggorokan, Leher, Dada, Respirasi, Kardiovaskular,
Gastrointestinal. Genitourinaria, Ginekologik, Muskuluskeletal,
Neurologik dan Endokrin.
o Riwayat pengobatan keluarga
Untuk mengidentifikasi adanya faktor genetika atau penyakit yang
memiliki kecenderungan terjadi dalam keluarga dan untuk mengkaji
pajanan terhadap penyakit menular pada anggota keluarga dan
kebiasaan keluarga yang dapat memengaruhi kesehatan anak, seperti
merokok dan penggunaan bahan kimia lain, serta tingkat kewaspadaan
keluarga saat anak mengalami sakit.
o Riwayat Psikososial
Untuk memperoleh informasi tentang konsep diri anak, terutama
terfokus pada riwayat imunisasi yang pernah ia dapatkan, apabila
riwayat sebelumnya menyisakan kerisauan pada anak maka akan lebih
baik jika saat imunisasi berikutnya hal ini diperbaiki untuk mengubah
konsep anak terrhadap imunisasi, menanamkan padanya bahwa hal ini
penting untuk mencegah penyakit yang mungkin mendatanginya, serta
diperlukan keterlibatan keluarga yang dapat memberikan dukungan
mental pada anaknya sehingga anak tidak risau dalam menghadapi
imunisasi.
o Riwayat Keluarga
19
Untuk mengembangkan pemahaman tentang anak sebagai individu
dan sebagai anggota keluarga dan komunitas. Pengkajian juga
berfokus pada sejauh mana keluarga memahami tentang imunisasi
yang akan diberikan pada anak, meliputi jenis imunisasi, alasan
diimunisasi, manfaat imunisasi, dan efek sampingnya. Hal ini akan
sangat membantu jika keluarga telah memahami pentingnya imunisasi
sebagai langkah penting yang diperlukan untuk mencegah penyakit
pada anaknya. Untuk beberapa keluarga yang belum begitu memahami
imunisasi, hal ini dapat dijadikan patokan untuk memberikan
pendidikan kesehatan dalam pemahaman terhadap imunisasi.
o Pengkajiaan Nutrisi
Untuk memperoleh informasi yang adekuat tentang asupan dan
kebutuhan nutrisi anak dalam kaitannya dengan kesehatan anak saat
ini sebelum ia mendapatkan imunisasi dan dapat dijadikan bahan
untuk pendidikan kesehatan pasca imunisasi anak. Pengkajian nutrisi
meliputi pengkajian terhadap asupan diet dan pemeriksaan klinis.
o Pengkajian Pertumbuhan dan Perkembangan
Pengkajiaan pertumbuhan dan perkembangan anak bertujuaan
mengumpulkan data-data yang berkaitan dengan tumbuh kembang
anak, sehingga dengan data yang ada, dapat diketahui mengenai
keadaan anak yang dapat membantu proses imunisasi dan juga
pendidikan kesehatan seputaran imunisasi anak. Dalam melaksanaakan
pengkajiaan atas pertumbuhan dan perkembangan anak, hal penting
yang harus diperhatikan adalah bagaimana mempersiapkan anak agar
pemeriksaan berjalan lancar. Sebelum melakukan pengkajiaan,
prinsip-prinsip yang perlu di perhatikan dan dapat diterapkan di
lapangan adalah:
o Riwayat Pranatal
Perlu ditanyakan pada ibu apakah ada tanda-tanda resiko tinggi
saat hamil, seperti terinfeksi TORCH, berat badan tidak naik,
20
preeksklamsi, dan lain-lain, serta apakah ehamilannya dipantau
berkala. Kehamilan risiko tinggi yamg tidak ditangani dengan benar
dapat mengganggu tumbuh kembang anak. Dengan mengetahui
riwayat prenatal maka keadaan anaknya dapat diperkirakan.
o Riwayat Kelahiran
Perlu ditanyakan pada ibu mengenai cara kelahiran anaknya,
apakah secara normal, dan bagaimana keadaan anak sewaktu lahir.
Anak yang dalam kandungan terdeteksi sehat, apabila kelahirannya
mengalami gangguan (cara kelahiran dengan tindakan seperti forceps,
partuss lama, atau kasep), maka gangguan tersebut dapat
mempengaruhi keadaan tumbuh kembang anak.
o Pertumbuhan Fisik
Untuk menentukan keadaan pertumbuhan fisik anak, perlu
diperlakukan pengukuran antropometri dan pemeriksaan fisik.
Sebagaimana dalam pembahasan sebelumnya, pengukuran
antropometri yang sering digunakan di lapangan untuk memantau
tumbuh kembang anak adalah TB, BB, dan lingkar kepala. Sedangkan
lingkar lengan dan lingkar dada baru digunakan bila dicurigai adanya
gangguan pada anak. Apabila petugas akan mengkaji pertubuhan fisik
anak, maka petugas tersebut cukup mengukur BB, TB, dan lingkar
kepala.
o Pemeriksaan fisik
Meskipun pemeriksaan fisik tidak dilakukan apabila dilapangkan,
namun petugas perlu mengetahui bahwa pemeriksaan fisik perlu
dilakukan agar keadaan anak dapat diketahui secara keseluruhan.
Pemeriksaan fisik dapat dimulai dari rambut, kepala, leher, dada,
perut, genetalia, ekstremitas. Selain itu, tanda-tanda vital dan keadaan
umum perlu dikaji. Pemeriksaan fisik pada pertumbuhan dan
perkembangan ini adalah sama seperti cara pemeriksaan fisik pada
21
bayi dan anak. Oleh karena itu, pemeriksaan fisik tidak dibahas secara
khusus pada bagian ini.
o Perkembangan anak
Untuk mengkaji keadaan perkembangan anak, dapat digunakan
buku Pedoman Deteksi Dini Tumbuh Kembang Balita sebagaimana
telah dibahas sebelumnya. Dari pedoman ini dapat diketahui mengenai
keadaan perkembangan anak saat ini, apakah anak berada dalam
keadaan normal, meragukan, atau memerlukan rujukan. Apabila anak
memerlukan pemeriksaan lebih lanjut, maka dapat dilakukan DDST
yang dapat dibaca pada Buku Tumbuh Kembang oleh Soetjiningsih
(1996).
o Data lain
Yang termasuk data lain adalah pola makan, pola aktivitas
anak, data penunjang lainnya, seperti pemeriksaan laboratorium, serta
data yang diperlukan terutama apabila anak berada di klinik.
o Interpretasi Hasil Pengukuran dan Tindakan yang Diperlukan
Setelah dilakukan pengkajian terhadap pertumbuhan dan
perkembangan pada bayi dan balita, terdapat interpretasi hasil sebagai
berikut:
a. Pertumbuhan dan perkembangan normal
Menurut Moersintowarti (2002), pertumbuhan anak dikatakan
normal apabila grafik berat badan anak berada pada jalur berwarna
hijau pada kalender balita (KMS) atau sedikit di atasnya. Arah
grafik harus naik dan sejajar mengikuti lengkungan jalur (kurva)
berwarna hijau. Sementara, pertumbuhan anak dikatakan ideal jika
pertumbuhan yang ditetapkan dengan pengukuran antropometri
adalah BB/U; BB/M, dan lingkar kepala/U.
Perkembangan anak tergolong normal apabila umur dan
kemampuan/kepandaian anak sesuai dengan patokan yang berlaku.
Berdasarkan Pedoman Deteksi Tumbuh Kembang Balita, skor
22
yang diperoleh saat pemeriksaan harus berjumlah 9-10. Apabila
menggunakan kalender balita (KMS), maka kemampuan anak
sesuai usia yang terdapat pada gambar. Sementara apabila
menggunakan tes DDST, anak dapat melewati tugas-tugas
perkembangannya sesuai usia. Demikian juga untuk pemeriksaan
lainnya.
b. Pertumbuhan dan perkembangan tidak normal
Pertumbuhan anak mengalami penyimpangan apabila grafik
berat badan anak berada jauh di atas warna hijau atau berada
dibawah jalur hijau, khususnya pada jalur merah. Ukuran
antropometri lain yang mengikuti biasanya adalah lingkar lengan
atas dan lingkar lengan dada. Perkembangan anak mengalami
penyimpangan apabila kemampuan kepandaian anak tidak dicapai
sesuai dengan usianya, sehingga anak mengalami keterlambatan.
Pada tes DDST, anak tidak dapat mencapai tugas-tugas
perkembangannya, atau pada gambar kalender balita (KMS),
kemampuan anak tidak sesuai dengan usianya.
23
2. Intervensi Keperawatan
No Dx Intervensi Rasional
1. Dx. 1 1. Bantu ibu mengetahui tahapan yang 1. Agar ibu paham tentang tumbang
seharusnya terjadi pada anak saat ini anaknya.
sesuai umur
2. Bantu menurunkan tingkat kecemasan 2. Mengurangi kecemasan ibu
dengan informasi yang diberikan
3. Beri dukungan pada ibu untuk tetap 3. Agar kesehatan anak tetap terjaga
menjaga kesehatan anaknya dan tetap
memantau pertumbuhan dan
perkembangan anak.
2. Dx 2 1. Beri penjelasan tentang imunisasi yang 1. Meningkatkan pemahaman tentang
seharusnya didapatkan oleh anaknya. imunisasi yang harus didapatkan
2. Beri penjelasan tentang imunisasi oleh anak
tambahan yang dapat diberikan kepada 2. Memberikan pemahaman tentang
anaknya selain imunisasi yang harusnya imunisasi tambahan
didapatka
3. Anjurkan ibu untuk memberikan
imunisasi tambahan untuk mencegah 3. Mencegah penyakit yang mungkin
penyakit yang bisa diderita oleh anaknya diderita anak.
3. Dx. 3 1. Ajarkan orang tua tentang tugas 1. Agar orang tua mampu melakukan
perkembangan yang sesuai dengan tugas tumbang pada anak
kelompok usia
2. Tingkatkan rangsangan dengan 2. Mainan dapat meningkatkan
menggunakan berbagai mainan dalam rangsangan anak dalam tumbang
tempat tidur anak.
3. Berikan tindakan nyaman setelah 3. Mengurangi rasa ketidaknyamanan
prosedur yg menyebabkan rasa takut.
4. KIE orang tua untuk kontrol setiap 4. Mengetahui adanya keluhan dalam
24
bulan. tumbang anak
4. Dx. 4 1. Jelaskan pada orang tua tentang 1. Meningkatkan pemahaman orang
perawatan anak seperti makanan yang tua terhadap perawatanan anak
baik sesuai umur anak, cara
menggendong, cara memberikan ASI
yang baik dan bagaimana
menyendawakan bayi.
2. Jelaskan bahwa keberadaan kedua 2. Memberi pemahaman orang tua
orang tua sangat penting sebagai role supaya bias memberi contoh yang
model anaknya. baik bagi anaknya
3. Jelaskan pada orang tua tentang 3. Meningkatkan pemahaman orang
tahapan tumbuh kembang yang harus tua terhadap tumbang
dilewati anak sesuai dengan umurnya
5. Dx. 5 1. Awasi anak saat makan, mandi, 1. Mengurangi risiko cedera pada saat
bermain, eliminasi anak beraktivitas
2. Lindungi kaki anak dengan sandal/ 2. Mengurangi risiko cedera pada kaki
sepatu anak
3. Beri makanan yang aman untuk usia 3. Mencegah risiko keracunan
anak makanan
4. Periksa suhu air mandi sebelum 4. Mengurangi risiko cedera yang
dimandikan diakibatkan oleh air mandi yang
terlalu panas
6. Dx. 6 1. Jelaskan pada orang tua tentang proses 1. meningkatkan pemahaman orang
tumbang yang terjadi tua terhadap tumbang
2. Bantu ibu/ orang tua untuk mengerti 2. agar orang tua mengetahui tentang
dan mengetahui tentang tahapan tumbuh kembang anaknya
tumbang yang dilewati anak dengan
masa pertumbuhandan perkembangan
3. Anjurkan ibu membaca berbagai tips 3. Meningkatatkan pemahaman
25
perawatan anak tentang perawatan anaknya
4. Implementasi
No Dx Intervensi
1. Dx. 1 o Membantu ibu mengetahui tahapan yang seharusnya terjadi pada anak saat
ini sesuai umur
o Membantu menurunkan tingkat kecemasan dengan informasi yang
diberikan
o Memberi dukungan pada ibu untuk tetap menjaga kesehatan anaknya dan
tetap memantau pertumbuhan dan perkembangan anak.
2. Dx 2 o Memberi penjelasan tentang imunisasi yang seharusnya didapatkan oleh
anaknya.
o Memberi penjelasan tentang imunisasi tambahan yang dapat diberikan
kepada anaknya selain imunisasi yang harusnya didapatka
o Menganjurkan ibu untuk memberikan imunisasi tambahan untuk mencegah
penyakit yang bisa diderita oleh anaknya
3. Dx. 3 o Mengajarkan orang tua tentang tugas perkembangan yang sesuai dengan
kelompok usia
o Meningkatkan rangsangan dengan menggunakan berbagai mainan dalam
tempat tidur anak.
o Memberikan tindakan nyaman setelah prosedur yg menyebabkan rasa
takut.
o KIE orang tua untuk kontrol setiap bulan.
4. Dx. 4 o Menjelaskan pada orang tua tentang perawatan anak seperti makanan yang
baik sesuai umur anak, cara menggendong, cara memberikan ASI yang
baik dan bagaimana menyendawakan bayi.
o Menjelaskan bahwa keberadaan kedua orang tua sangat penting sebagai
26
role model anaknya.
o Menjelaskan pada orang tua tentang tahapan tumbuh kembang yang harus
dilewati anak sesuai dengan umurnya
5. Dx. 5 o Mengawasi anak saat makan, mandi, bermain, eliminasi
o Melindungi kaki anak dengan sandal/ sepatu
o Memberi makanan yang aman untuk usia anak
o Periksa suhu air mandi sebelum dimandikan
6. Dx. 6 o Menjelaskan pada orang tua tentang proses tumbang yang terjadi
o Membantu ibu/ orang tua untuk mengerti dan mengetahui tentang tahapan
tumbang yang dilewati anak dengan masa pertumbuhandan perkembangan
o Menganjurkan ibu membaca berbagai tips perawatan anak
5. Evaluasi
1) Dx 1 : Orang tua mengetahui tugas pekembangan anak yang sesuai
dengan kelompok usia.
2) Dx 2 : Orang tua mengerti bagaimana cara merawat anaknya
3) Dx 3 :Anak bebas dari cedera dan fraktur potensial berbahaya
diidentifikasi dan lingkungan rumah. Keluarga akan menekankan dan
mendemonstrasikan kegiatan yang aman di rumah.
4) Dx 4 : Ibu tidak cemas dan mampu menggambarkan proses tumbang
pada anaknya dan informasi yang diberikan.
5) Dx 5 :Orang tua mampu memahami dan dapat memantau harapan
perkembangan anak
6) Dx 6 : ibu dapat memberikan imunisasi tambahan yang bisa didapat
oleh anaknya selain imunisasi yang harus didapat oleh anaknya.
27
2.2 Kesehatan Remaja
28
2.2.2 Batasan Usia Remaja
29
ejakulasi (keluarnya air mani) bulu kemaluan menjadi kriting,
pertumbuhan tinggi badan mencapai tingkat maksimum setiap tahunnya,
tumbuh rambut-rambut halus diwajah (kumis, jenggot), tumbuh bulu
ketiak, akhir perubahan suara, rambut-rambut diwajah bertambah tebal
dan gelap, dan tumbuh bulu dada.
Pada dasarnya perubahan fisik remaja disebabkan oleh kelenjar
pituitary dan kelenjar hypothalamus. Kedua kelenjar itu masing-masing
menyebabkan terjadinya pertumbuhan ukuran tubuh dab merangsang
aktifitas serta pertumbuhan alat kelamin utama dan kedua pada remaja
(Sunmarto&Agung Hartono, 2002:94)
2. Transisi Kognitif
Dalam perkembangan kognitif, remaja tidak terlepas dari lingkungan
sosial. Hal ini menekankan pentingnya interaksi sosial dan budaya dalam
perkembangan kognitif remaja.
Menurut Piaget (dalam Santrock, 2003:110) secara lebih nyata
pemikiran eperasional formal bersifat lebih abstrak, idealis dan logis.
Remaja berfikir lebih abstrak dibandingkan dengan anak-anak misalnya
dapat menyelesaikan persamaan aljabar abstrak. Remaja juga lebih idealis
dalam berfikir seperti memikirkan karakteristik ideal dari diri sendiri,
orang lain dan dunia. Remaja berfikir secara logis yang mulai berfikir
seperti ilmuan, menyusun berbagai rencana untuk memecahkan masalah
dan secara sistematis menguji cara pemecahan yang terpikirkan.
3. Transisi Sosial
Perkembangan sosial anak telah dimulai sejak bayi, kemudian pada
masa kanak-kanak san selanjutnya pada masa remaja. Hubungan sosial
anak pertama-tama masing sangat terbatas dengan orang tuanya dalam
kehidupan keluarga, khususnya dengan ibu dan berkembang semakin
meluas dengan anggota keluarga lain, teman bermain dan teman sejenis
maupin lain jenis ( dalam Rita Eka Izzaty dkk, 2008:139)
30
2.2.4 Permasalahan yang Terjadi pada Remaja
31
3. Bunuh diri
Bunuh diri merupakan penyebab utama kemtian ketiga pad adolesens usia
antara 15 dan 24 tahun (Hawton, 1990); kecelakaan dan pembunuhan
merupakan penyebab utama. Depresi dan isolasi social biasanya
mendahului usha diri, tetapi bunuh diri mungkin juga sebagai akibat dari
kombinasi beberapa factor.
4. Penyakit menular
Penyakit menular seksual dialami sekitar 10 juta orang per tahun di
bawah usia 25 tahun. Tingkat insiden tertinggi mengharuskan adolesens
yang aktif seksual dilakukan skrining terhadap PMS, meskipun mereka
tidak menunjukan gejala. Kehamilan remaja merupakan kejadian umum di
Amerika Serikat; 1 dari setiap 10 wanita dibawah usia 20 tahun
mengalami kehamilan, dan banyak yang memilih untuk memelihara
bayinya sendiri. Kehamilan tidak memiliki risiko fisik pada ibu yang
masih remaja kecuali mereka dibawah usia 16 tahun atau tidak menerima
perawatan prenatal. B.
Adapun masalah lain yang dihadapi remaja masa kini antara lain :
1. Kebutuhan akan figure teladan
Remaja jauh lebih mudah terkesan akan nilai-nilai luhur yang
berlangsung dan keteladanan orang tua mereka daripada hanya sekedar
nasehat-nasehat bagus yang tinggal hanya kata-kata indah.
2. Sikap apatis
Merupakan kecenderungan untuk menolak sesuatu pada saat
bersamaan tidak mau melibatkan diri didalamnya. Sikap apatis ini
terwujud didalam ketidakacuhannya akan apa yang terjadi
dimasyarakatnya.
3. Kecemasan dan kurangnya harga diri
32
Kata stress atau prustasi semakin umum dipakai kalangan remaja.
Banyak kaum muda yang mencoba mengatasi rasa cemasnya dalam
bentuk “pelarian”
4. Ketidakmampuan untuk melibatkan diri
Kecenderungan untuk mengintelektualkan segala sesuatu dan pola
piker ekonomis, membuat para remaja sulit melibatkan diri secara
emosional maupun efektif dalam hubungan pribadi dan dalam kehidupan
masyarakat. Persahabatan dinilai untung dan rugi atau malahan dengan
uang.
5. Perasaan yang tidak berdaya
Perasaan tidak berdaya ini muncul pertama-tama karena teknologi
semakin menguasai gaya hidup dan berpola fikir masyarakatmodern.
6. Pemujaan dan pengalaman
Sebagian besar tindakan-tindakan negative anak muda dengan
minuman keras. Obat-obatan dan seks pada mulanya berawal dan
mencoba-coba. Lingkungan pergaulan anak muda dewasa ini memberikan
pandangan yang keliru tentang pengalaman
Bentuk-bentuk dan perbuatan yang anti sosial antara lain :
a. Anak-anak muda yang berasal dari golongan orang kaya yang biasanya
memakai pakaian yang mewah. Hidup hura-hura dan pergi kediskotik
b. Disekolah, misalnya dengan melanggar tata tertib sekolah seperti bolos,
terlambat masuk kelas, tidak mengerjakan tugas dan lain sebagainya.
c. Ngebut, yaitu mengendairai mobil atau motor ditengah tengah keramaian
kota dengan kecepatan yang melampau batas maksimum yang dilakukan
oleh pemuda belasan tahun.
d. Membentuk kelompok remaja yang tingkah lakunya sangat menyimpang
dengan norma yang berlaku dimasyarakat, seperti tawuran antar
kelompok.
33
2.2.5 Tugas Perkembangan Anak Usia Remaja
Salah satu periode dalam rentang kehidupan ialah (fase) remaja. Masa
ini merupakan segmen kehidupan yang penting dalam siklus perkembangan
individu, dan merupakan masa transisi yang dapat diarahkan kepada
perkembangan masa dewasa yang sehat. Untuk dapat melakukan sosialisasi
dengan baik, remaja harus menjalankan tugas-tugas perkembangan pada
usinya dengan baik.
Apabila tugas pekembangan sosial ini dapat dilakukan dengan baik,
remaja tidak akan mengalami kesulitan dalam kehidupan sosialnya serta akan
membawa kebahagiaan dan kesuksesan dalam menuntaskan tugas
perkembangan untuk fase-fase berikutnya. Sebaliknya, manakala remaja gagal
menjalankan tugas-tugas perkembangannya akan membawa akibat negatif
dalam kehidupan sosial fase-fase berikutnya, menyebabkan ketidakbahagiaan
pada remaja yang bersangkutan, menimbulkan penolakan masyarakat, dan
kesulitan-kesulitan dalam menuntaskan tugas-tugas perkembangan
berikutnya.
William Kay, sebagaimana dikutip Yudrik Jahja14 mengemukakan
tugas-tugas perkembangan masa remaja sebagai berikut:
1. Menerima fisiknya sendiri berikut keragaman kualitasnya.
2. Mencapai kemandirian emosional dari orangtua atau figur-figur yang
mempunyai otoritas.
3. Mengembangkan ketrampilan komunikasi interpersonal dan bergaul
dengan teman sebaya, baik secara individual maupun kelompok.
4. Menemukan manusia model yang dijadikan identitas pribadinya.
5. Menerima dirinya sendiri dan memiliki kepercayaan terhadap
kemampuannya sendiri.
6. Memeperkuat self-control (kemampuan mengendalikan diri) atas dasar
skala nilai, prinsip-prinsip, atau falsafah hidup (weltanschauung).
7. Mampu meninggalkan reaksi dan penyesuaian diri (sikap/perilaku)
kekanak-kanakan.
34
Tugas-tugas perkembangan masa remaja menurut Havighurst sebagaimana
dikutip Gunarsa18, sebagai berikut:
1. Menerima kenyataan terjadinya perubahan fisik yang dialaminya dan
dapat melakukan peran sesuai dengan jenisnya secara efektif dan merasa
puas terhadap keadaan tersebut.
2. Belajar memiliki peranan sosial dengan teman sebaya, baik teman sejenis
maupun lawan jenis sesuai dengan jenis kelamin masing-masing.
3. Mencapai kebebasan dari ketergantungan terhadap orangtua dan orang
dewasa lainnya.
4. Mengembangkan kecakapan intelektual dan konsep-konsep tentang
kehidupan bermasyarakat.
5. Mencari jaminan bahwa suatu saat harus mampu berdiri sendiri dalam
bidang ekonomi guna mencapai kebebasan ekonomi.
6. Mempersiapkan diri untuk menentukan suatu pekerjaan yang sesuai
dengan bakat dan kesanggupannya.
7. Memahami dan mampu bertingkah laku yang dapat
dipertanggungjawabkan sesuai dengan norma-norma dan nilai-nilai yang
berlaku.
8. Memperoleh informasi tentang pernikahan dan mempersiapkan diri untuk
berkeluarga.
9. Mendapatkan penilaian bahwa dirinya mampu bersikap tepat sesuai
dengan pandangan ilmiah.
Mengingat tugas-tugas perkembangan tersebut sangat kompleks dan
relatif berat bagi remaja, maka untuk dapat melaksanakan tugas-tugas tersebut
dengan baik, remaja masih sangat membutuhkan bimbingan dan pengarahan
supaya dapat mengambil langkah yang tepat sesuai dengan kondisinya. Di
samping tugas-tugas perkembangan, remaja masih mempunyai kebutuhan-
kebutuhan yang tentu saja menuntut pemenuhan secepatnya sesuai darah
mudanya yang bergejolak. Kebutuhan-kebutuhan tersebut, menurut Edward,
sebagaimana dikutip Hafsah,19 adalah meliputi: (1) kebutuhan untuk
35
mencapai sesuatu, (2) kebutuhan akan rasa superior, ingin menonjol, ingin
terkenal, (3) kebutuhan untuk mendapatkan penghargaan, (4) kebutuhan akan
keteraturan, (5) kebutuhan akan adanya kebebasan untuk menentukan sikap
sesuai dengan kehendaknya, (6) kebutuhan untuk menciptakan hubungan
persahabatan, (7) adanya keinginan ikut berempati, (8) kebutuhan mencari
bantuan dan simpati, (9) keinginan menguasai tetapi tidak ingin dikuasai, (10)
menganggap diri sendiri rendah, (11) adanya kesediaan untuk membantu
orang lain, (12) kebutuhan adanya variasi dalam kehidupan, (13) adanya
keuletan dalam melaksanakan tugas, (14) kebutuhan untuk betgaul dengan
lawan jenis, dan (15) adanya sikap suka mengkritik orang lain.
Intensitas kebutuhan-kebutuhan di atas tidak semua sama antara individu
yang satu dengan yang lain, karena kondisi pribadi yang berbeda, situasi
lingkungan yang berlainan, dan ada individu yang ingin segera kebutuhannya
terpenuhi, namun kenyataannya banyak yang tidak terpenuhi. Dari uraian ini
nampak bahwa tugas perkembangan dan kebutuhan merupakan sesuatu yang
muncul pada periode tertentu dalam rentang kehidupan remaja. Apabila tugas
dan kebutuhan dapat terpenuhi, maka membawa kebahagiaan dan kesuksesan
dalam menuntaskan tugas-tugas perkembangan berikutnya. Sebaliknya
apabila gagal, maka akan menyebabkan ketidakbahagiaan pada remaja yang
bersangkutan, menimbulkan penolakan masyarakat, dan kesulitan-kesulitan
dalam menuntaskan tugas-tugas perkembangan peridode-periode berikutnya.
36
Perubahan yang dialami seperti : pertumbuhan tulang-
tulang, testis (buah pelir) membesar, tumbuh bulu kemaluan,
awal perubahan suara, ejakulasi (keluarnya air mani),
pertumbuhan tinggi badan mencapai tingkat maksimum setiap
tahunnya, tumbuh rambut-rambut halus di wajah (kumis,
jenggot), tumbuh bulu ketiak, rambut-rambut di wajah
bertambah tebal dan gelap, tumbuh bulu di dada, dan lain
sebagainya.
b. Perempuan
Perubahan yang dialami seperti : pertumbuhan tulang-tulang
(badan menjadi tinggi, anggota-anggota badan menjadi panjang),
pertumbuhan payudara, tumbuh bulu yang halus berwarna gelap
di kemaluan, mencapai pertumbuhan ketinggian badan yang
maksimum setiap tahunnya, mentruasi , tumbuh bulu-bulu
ketiak, dan lain sebagainya.
2. Perubahan Psikis
Perubahan psikis adalah perubahan mengenai rohani seseorang
seperti tingkah laku, sikap, mental, dan lain sebagainya. Berikut ini
adalah beberapa prubahan psikis pada masa remaja.
1. Keadaan emosi yang tidak stabil sehingga remaja mudah merasa
gembira sekaligus mudah sedih. Keadaan ini menjadikan remaja
memiliki emosi yang meledak-ledak.
2. Perasaan menjadi sangat peka atau sensitive. Situasi tertentu
dapat menjadikan remaja mudah tersentuh dan tersinggung.
3. Sikap mental agresif, ditunjukkan dalam bentuk suka menentang
kepada aturan atau perintah. Keadaan ini muncul karena dalam
diri anak mulai merasakan bahwa ia sudah tidak mau lagi disebut
sebagai anak kecil dan menganggap dirinya sudah dewasa dan
berhak menentukan pilihan dan kemauannya sendiri.
37
4. Mulai mencari identitas diri. Hal ini ditunjukkan dengan
berbagai perilaku, antara lain:
Senang berkelompokan melakukan kegiatan bersama
kelompoknya
Senang melakukan hal-halang menantang, yang cenderung
memuaskan perasaan ingin tahu yang begitu besar terhadap
sesuatu hal, maka sering anak remaja ini melakukan sesuatu
yang di luar perhitungan akan kemampuannya.Senang
menarik perhatian orang lain dengan melakukan sesuatu
yang menyalahi aturan pada umumnya.
Permasalahan Yang Muncul dari Perubahan Fisik dan Psikis Remaja
:
1. Ketidakmatangan intelektual dan emosional. Hal ini berakibat
pada tindakan yang tidak rasional, cenderung emosional dan
tanpa pikir panjang.
2. Penerimaan (akseptansi) menyeluruh terhadap setiap perubahan
bentuk dan fungsi tubuhnya sebagai usaha penyesuaian diri
terhadap pertumbuhan dan perkembangannya. Mereka merasa
tidak puas akan penampilannya. Mereka terhambat dalam hal
akseptansi karena menyadari pentingnya penampilan dalam
penerimaan sosial. Apalagi pada saat pubertas ini, minat
terhadap jenis kelamin lain mulai berkembang pula.
3. Perkembangan seksual yang meningkat. Pemuasan dorongan
seks masih dipersulit dengan banyaknya tabu sosial, sekaligus
juga kekurangan pengetahuan yang benar tentang seksualitas
yang pada awalnya berupa keinginan untuk jatuh cinta atau
bercinta
4. Krisis identitas. Setiap remaja harus mam.pu melewati krisisnya
dan menemukan jati dirinya. Sehingga dapat memahami dirinya
38
sendiri, kemampuan dan kelemahan dirinya serta peranan dirinya
dalam lingkungannya.
5. Ikatan kelompok yang kuat. Ketidakmampuan remaja dalam
menyalurkan segala keinginan dirinya menyebabkan timbulnya
dorongan yang kuat untuk berkelompok. Dalam kelompok,
segala kekuatan dirinya seolah-olah dihimpun sehingga menjadi
sesuatu kekuatan yang besar.
3. Cara Menyesuaikan Diri Dengan Perubahan Fisik Dan Psikis
Masa Remaja
Penyesuaian diri yang harus dilakukan pada masa remaja meliputi
perkembangan intelegensi, perkembangan peran sosial, perkembangan
peran seksual dam perkembangan moral dan religi.
1. Penerimaan Atas Diri Sendiri
Perubahan dan perkembangan yang pesat oleh remaja
sebaiknya dapat dijadikan motivasi untuk dapat menjadi seseorang
yang dapat mencapai kematangan menuju kedewasaan yang
bertanggung jawab terhadap diri dan kehidupan sekitarnya.
Janganlah berpikir jika perubahan bentuk tubuh yang terjadi itu
adalah sebuah kesialan karena tidak seperti yang kita inginkan,
siswa harus dapat menerimanya bengan lapang dada karena masih
banyak orang lain yang mungkin lebih buruk dari yang kita alami
sekarang.
2. Membiasakan hidup sehat
3. Mengatur aktifitas
4. Menanamkan keimanan kepada Tuhan YME. Ketebalan dan
kekuatan iman merupakan kunci pokok perkembangan mental
5. Menghindari pengaruh lingkungan yang tidak baik. Ini merupakan
hal yang paling sulit, karena ada perasaan takut dikucilkan
39
6. Mengarahkan aktifitas berkelompok di kalangan remaja ke arah
kegiatan yang positif misalnya menyalurkan hobi berkelahi dengan
mengikutsertakan anak dalam klub bela diri, dan sebagainya
40
orang (9.7%). Data tersebut menjelaskan data usia produktif menempati
urutan jumlah tertinggi sehingga angka ketergantungan semakin kecil.
c. Etnisitas
Suku di Desa Pondokrejomayoritas adalah suku Madura.
d. Nilai dan Keyankinan
Penduduk di Desa Pondokrejomayoritas beragama Islam.
Banyak berdiri mesjid dan musholla di sekitar pemukiman warga.
Subsistem komunitas
a. Lingkungan
Sebagian besar rumah penduduk telah memenuhi persyaratan
lantai rumah sehat dengan lantai berupa ubin atau semen yang kedap air
dan mudah dibersihkan. Mayoritas penduduk yang dilakukan
pengkajian menyatakan nyamuk sebagai vaktor penyakin terbesar
sebanyak 392 rumah (77.93%) dan sebagian kecil diakibatkan oleh
kecoa sebanyak 16 rumah (2.98%). Kondisi ini mendukung fakta di
lapangan bahwa Desa Pondokrejo dengan insiden penyakit Demam
Berdarah Tergolong tinggi akibat Vaktor penyakit akibat nyamuk.
b. Pelayanan Kesehatan dan Sosial
Distribusi kebiasaan keluarga untuk minta tolong bila sakit ke
Puskesmas sebanyak 261 warga (42,86%). Kebiasaan warga untuk
minta tolong bila sakit ke dokter praktik sebanyak 64 warga
(12,70%). Kebiasaan keluarga untuk minta tolong bila sakit ke
perawat sebanyak 101 warga (20,01%). Kebiasaan keluarga untuk
minta tolong bila sakit ke bidan sebanyak 107 warga (21,23%).
Kebiasaan keluarga untuk minta tolong bila sakit ke fasilitas lain
sebanyak 9 warga (1,79%).
c. Ekonomi
Sebagia besar mata pencaharian peduduk yaitu buruh tani
sebanyak 807 orang dan karyawan sebesar 654 orang.
41
d. Transfortasi dan keamanan
Transfortasi di Desa Pondokrejo mayoritas menggunakan
kendaraan roda dua. Sebagian penduduk juga ada yang menggunakan
kendaraan roda empat dalam melakuka mobilisasi, dan ada juga yang
hanya berjalan kaki dalam mengakses pelayanan kesehatan.
e. Politik dan Pemerintahan
Untuk meminimalkan terjadinya peningkatan jumlah Perokok
remaja di Kecamatan Tempurejo banyak dilakuka program
kesehatan mengenai bahaya dari merokok.
f. Komunikasi
Desa Pondokrejo tidak memiliki telepon umum, karena
masyarakan sebagian besar menggunakan ponsel untuk saling
berkomunikasi antar masyarakat.
g. Pendidikan
Tingkat pendidikan masyarakat Desa Pondokrejo sebagian
besar adalah yang sedang sekolah yaitu sejumlah 530 orang (76,3%).
Sedangkan penduduk yang belum TK sebesar 26 orang, penduduk TK
96 orang dan tamat S-1 43 orang.
h. Rekreasi
Desa Pondokrejo tidak memiliki tempat rekreasi atau fasilitas
rekreasi. Masyarakat Pondokrejo biasanya pergi ke pantai, atau ke
taman hiburan lain yang letaknya berada di Kecamatan lain.
2. Diagnosa
Ketidak efektifan koping komunitas pada kelompok remaja di
Dusun Sumberejo, Desa Pondokrejo Kecamatan Tempurejo dalam
mengatasi masalah remaja berhubungan dengan kurangnya pengetahuan
remaja mengenai Kesehatan remaja serta kurangnya keterampilan remaja
dalam mrningkatkan kualitas kesehatan.
3. Intervensi
42
No Diaagnosa Tgl Tujuan dan Intervensi keperawatan Nama
Keperawatan Pembu kriteri hasil dan
atan tanda
tanggan
43
4. Implementasi
Komponen implmentasi dalam proses keperawatan mencakup
penerapan keterampilan yang di perlukan untuk mengimlementasikan
intervensi keperawatan yang telah dibuat. Implementasi dilakukan sesuai
intervensi yang telah di buat.
5. Evaluasi
Kriteria :
Minimal 80% peserta hadir, serta mampu menjelaskan kembali bahaya
merokok.
44
BAB III
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
Tumbuh kembang adalah suatu kesatuan proses dimana seseorang anak tidak
hanya tumbuh menjadi besar tapi berkembang menjadi lebih terampil yang mencakup
dua peristiwa yang sifatnya berbeda tetapi saling berkaitan dan sulit dipisahkan.
Pertumbuhan (growth) berkaitan dengan masalah perubahan dalam jumlah,
besar, ukuran/dimensi, tingkat sel organ maupun individu yang bisa diukur berat,
panjang, umur tulangdan keseimbangan elektrolit.
Perkembangan (development) adalah bertambahnya kemampuan dalam struktur
dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan
sebagai hasil antara lain proses pematangan termasuk perkembangan emosi,
intelektual, dan tingkah laku sebagai hasil dengan lingkungan. Untuk terciptanya
tumbuh kembang yang optimal tergantung pada potensi biologis, psikososial, dan
perilaku yang merupakan proses yang unik dan hasil akhir berbeda-beda yang
memberi cirri tersendiri pada setiap anak.
Masa kanak-kanak, remaja, dewasa, dan kemudian menjadi orang tua tidak lebih
hanyalah merupakan suatu proses yang wajar yang berkesinambungan dari tahap-
tahap pertumbuhan yang harus dilalui oleh seorang manusia. Setiap masa
pertembuhan memiliki ciri-ciri tersendir. Masing-masing mempunyai kelebihan dan
kekurangan. Demikian pula dengan masa remaja. Masa remaja sering dianggap
sebagai masa yang paling rawan dalam proses kehidupan ini. Masa remaja sering
menimbulkan kekhawatiran bagi para orang tua. Oleh karena itu, peran orang tua
hendaknya lebih memperhatikan kehidupan remaja agar tidak terjerumus kedalam
hak-hak yang tidak diingainkan.
3.2.Saran
Dengan tersusunya makalah ini semoga dapat bermanfaat bagi pembaca maupun
penulis. Kritik dan saran dari pembaca sangat kami butuhkan, karena penulis sadar
bahwa penyusunan makalh ini jauh dari kata kesempurnaan dan sangat
mengharapkan kritik dan saran itu dari pembaca untuk penulisan makalah selanjutnya
yang lebih baik.
45
DAFTAR PUSTAKA
Friedman, M. (2010). Buku Ajar Keperawatan keluarga : Riset, Teori, dan Praktek.
46