Anda di halaman 1dari 110

PENGARUH AROMATERAPI LAVENDER (Lavandula Angustifolia)

TERHADAP NYERI PERSALINAN KALA I FASE AKTIF


DI PMB NY. E KECAMATAN CUGENANG
KABUPATEN CIANJUR
TAHUN 2023

Skripsi

Dianjukan untuk Menyelesaikan Program Studi


Sarjana Kebidanan

Oleh
ENENG AISAH
4008220131

PROGRAM STUDI SARJANA & PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN DHARMA HUSADA
BANDUNG
2023
LEMBAR PENGESAHAN
PENGARUH AROMATERAPI LAVENDER (Lavandula Angustifolia)
TERHADAP NYERI PERSALINAN KALA I FASE AKTIF
DI PMBNY. E KECAMATAN CUGENANG
KABUPATEN CIANJUR
TAHUN 2023

Skripsi

Dianjukan untuk Menyelesaikan Program Studi

Strata 1 (S1) Kebidanan

Oleh

ENENG AISAH

4008220131

PROGRAM STUDI KEBIDANAN (S1)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN DHARMA HUSADA

BANDUNG

2023
LEMBAR PENGESAHAN

PENGARUH AROMATERAPI LAVENDER (Lavandula Angustifolia)


TERHADAP NYERI PERSALINAN KALA I FASE AKTIF
DI PMBNY. E KECAMATAN CUGENANG
KABUPATEN CIANJUR
TAHUN 2023

ENENG AISAH

4008220131

Bandung,...................2023

Mengesahkan,
STIKes Dharma Husada Bandung
Prodi Sarjana Kebidanan
Ketua,
Ketua,

Dr. Dra. Suryani, Dipl.Mid., M.M


Ira Kartika, S.ST., M.Keb
NIK. 432120801001
NIK. 432121002020
LEMBAR PENGESAHAN

PENGARUH AROMATERAPI LAVENDER (Lavandula Angustifolia)


TERHADAP NYERI PERSALINAN KALA I FASE AKTIF
DI PMBNY. E KECAMATAN CUGENANG
KABUPATEN CIANJUR
TAHUN 2023

ENENG AISAH
4008220131

Bandung,...................2023

Mengesahkan,

Pembimbing Utama,
Pembimbing Pendamping,

Dr. Teni Nurlatifah, S.ST., M.Keb


NIK 432120119181 Yeti Hernawati, S.ST.M.Keb
NIK. 432121203027

Penguji Utama Penguji Pendamping

Bdn. Mira Meliyanti, S.ST., Dian Purnama Sari S.ST., M.Tr.Keb


M.Kes NIK. 432120606044 NIK. 432120910077
LEMBAR

PENGARUH AROMATERAPI LAVENDER (Lavandula Angustifolia)


TERHADAP NYERI PERSALINAN KALA I FASE AKTIF
DI PMBNY. E KECAMATAN CUGENANG
KABUPATEN CIANJUR
TAHUN 2023

ENENG AISAH
4008220131

Bandung,...................2023

Mengesahkan,

Pembimbing Utama, Pembimbing Pendamping

Dr. Teni Nurlatifah, S.ST., M.Keb Yeti Hernawati, S.ST.M.Keb


NIK 43210119191 NIK 4321212002019
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Skripsi ini adalah hasil karya sendiri, dan semua sumber yang dikutip
maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar.

Nama : Eneng Aisah NIM 4008220131

Tanda Tangan : Tanggal : Agst 2023

..........................................
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas akademik STIKes Dharma Husada, saya yang bertanda tangan dibawah

ini Nama : Eneng Aisah

NPM 4008220131

Program Studi : Sarjana Kebidanan

Jenis Karya : Skripsi

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada STIKes


Dharma Husada Bandung Hak Bebas Royalti Non Eksklusif (Non Eksklusive Royaltyt
Free Right) atas karya ilmiah yang berjudul:

PENGARUH AROMATERAPI LAVENDER (LAVANDULA


ANGUSTIFOLIA) TERHADAP NYERI PERSALINAN KALA I FASE
AKTIF DI PMB NY. E KECAMATAN CUGENANG KABUPATEN
CIANJUR TAHUN 2023

Dengan Hak Bebas Royalti Non Eksklusif ini STIKes Dharma Husada Bandung berhak
menyimpan, mengalih media/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data
(database), merawat dan mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan
nama saya sebagai penulis/ pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya


Dibuat di : Bandung,

Pada tanggal : Agustus 2023

Yang menyatakan,

(Eneng Aisah)
LEMBAR PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Eneng Aisah

NIM 4008220131

Sebagai penulis saya menyatakan bahwa skripsi ini yang berjudul “ Pengaruh
Aromaterapi Lavender (Lavandula Angustifolia) Terhadap Nyeri Persalinan Kala
I Fase Aktif Di Pmb Ny. E Kecamatan Cugenang Kabupaten Cianjur Tahun 2023 ”
tidak mengandung unsur plagiarisme, dan bukan skripsi orang lain. Kecuali dalam
pengutipan yang telah disebutkan sumber dan referensinya. Demikian pernyataan ini saya
buat dengan dalam keadaan sadar dan tidak ada unsur paksaan dari pihak manapun.
Segala hal yang bertentangan dengan pernyataan diatas menjadi tanggungjawab saya
sepenuhnya. Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.

Bandung, Agustus 2023

Yang Menyatakan,

Eneng Aisah
Program Studi Sarjana Kebidanan
STIKes Dharma Husada
2023

ABSTRAK

Eneng Aisah
Pengaruh Aromaterapi Lavender (Lavandula Angustifolia) Terhadap Nyeri
Persalinan Kala I Fase Aktif Di PMB Ny. E Kecamatan Cugenang
Kabupaten Cianjur Tahun 2023
IX + 69 halaman + 5 table + 9 gambar + 11 lampiran

Nyeri persalinan merupakan hal fisiologis dialami selama ibu bersalin. Kontraksi
menyebabkan stres, pelepasan hormon seperti katekolamin dan steroid, hormon ini
menyebabkan ketegangan otot polos dan vasokontraksi pembuluh darah, jika terjadi
mengakibatkan penurunan kontraksi uterus, penurunan sirkulasi uteroplasenta, kurangnya
aliran darah, oksigen ke uterus, menimbulkan iskemia membuat impuls nyeri bertambah
jika nyeri persalinan tidak diatasi dapat menyebabkan partus lama. 90% persalinan
normal disertai nyeri, salah satu penanganan nyeri menggunakan aromaterapi. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh aromaterapi lavender (lavandula
angustifolia) terhadap nyeri persalinan kala i fase aktif Di PMB Ny. E Kecamatan
Cugenang Kabupaten Cianjur Tahun 2023. Jenis penelitiannya eksperimen dengan desain
one group pretest- postest kepada 23 responden secara purposive sampling, subjek
penelitian ini adalah adalah ibu bersalin yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi
dengan menggunakan SOP dan kuisioner, jenis data primer dilakukan di PMB Ny. E
Kecamatan Cugenang Kabupaten Cianjur dengan menggunakan Uji T dependen. Hasil
penelitian didapatkan nilai p value= 0,000 < (0,05), maka dapat disimpulkan ada
perbedaan skala nyeri pada saat pretest dan postest dimana nilai rata-rata pada sebelum
diberikan intervensi skala nyeri yang dirasakan responden adalah 7,0435 dan seletah
diberikan intervensi skala nyeri persalinan yang dirasakan responden menjadi 4,3913.
Kesimpulan dalam penelitian ini adalah ada pengaruh aromaterapi lavender (lavandula
angustifolia) terhadap nyeri persalinan kala I fase aktif di PMB Ny. E Kecamatan
Cugenang Kabupaten Cianjur Tahun 2023.

Kata kunci : Nyeri Persalinan; Aromaterapi lavender.


Kepustakaan : 22 buah (2013-2021)

i
Barchelor of Midwifery Study Program
STIKes Dharma Husada
2023

ABSTRACT
Eneng Aisah
The Effect of Lavender (Lavandula Angustifolia) Aromatherapy on Labor Pain during
the Active Phase I at PMB Ny. E Cugenang District, Cianjur Regency in 2023
IX + 69 pages + 5 tables + 9 pictures + 11 attachments

Labor pain is a physiological thing experienced during labor. Contractions cause stress,
release of hormones such as catecholamines and steroids, these hormones cause smooth
muscle tension and vasoconstriction of blood vessels, if they occur, it results in a
decrease in uterine contractions, a decrease in uteroplacental circulation, a lack of blood
flow, oxygen to the uterus, causing ischemia to make pain impulses increase if labor pain
If left untreated, it can cause prolonged parturition. 90% of normal deliveries are
accompanied by pain, one way to treat pain is using aromatherapy. The purpose of this
study was to determine the effect of lavender (lavandula angustifolia) aromatherapy on
labor pain during the active phase at PMB Ny. E, Cugenang District, Cianjur Regency in
2023. The type of research was experimental with a one group pretest-posttest design on
23 respondents using purposive sampling, the subjects of this study were mothers who
were in labor who met the inclusion and exclusion criteria using SOPs and
questionnaires, the type of primary data was conducted at PMB Mrs. E Cugenang
District, Cianjur Regency using the dependent T test. The results of the study obtained a p
value = 0.000 < (0.05), so it can be concluded that there were differences in pain scale
during the pretest and posttest where the average value before the intervention was given
the pain scale felt by respondents was 7.0435 and after being given the intervention scale
labor pain felt by respondents to 4.3913. The conclusion in this study is that there is an
effect of lavender aromatherapy (lavandula angustifolia) on labor pain during the active
phase at PMB Ny. E Cugenang District, Cianjur Regency in 2023.

Keywords: Labor Pain, lavender aromatherapy.


Libraries: 22 pieces (2013-2021)
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan

hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul

“Pengaruh Aromaterapi Lavender (Lavandula Angustifolia) Terhadap Nyeri

Persalinan Kala I Fase Aktif Di PMB Ny. E Kecamatan Cugenang

Kabupaten Cianjur Tahun 2023”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat

untuk menyelesaikan Pendidikan Program Studi Kebidanan Program Sarjana

Sarjana Kebidanan STIKes Dharma Husada Bandung.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis banyak mendapatkan bantuan dan

dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, melalui kesempatan ini penulis

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. Dra. Suryani, Dipl.Mid., M.M. selaku ketua STIKes Darma Husada

Bandung.

2. Ira Kartika, S.ST., M.Keb, selaku Ketua Program Studi Sarjana Kebidanan

yang telag memberikan waktunya untuk memberikan arahan dan saran

kepada penulis

3. Dr. Teni Nurlatifah, S.ST.M.Keb selaku pembimbing utama yang telah

memberikan bimbingan, masukan serta saran kepada penulis

4. Yeti Hernawati, S.ST.M.Keb selaku pembimbing pendamping yang telah

memberikan bimbingan, masukan serta saran kepada penulis

5. Bdn. Mira Meliyanti, S.ST., M.Kes selaku penguji utama yang telah

memberikan bimbingan, masukan serta saran kepada penulis

iii
6. Dian Purnama Sari S.ST., M.Tr.Keb selaku penguji pendamping yang telah

memberikan bimbingan, masukan serta saran kepada penulis

7. Bidan PMB Ny. E Kecamatan Cugenang Kabupaten Cianjur yang telah

memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian ini.

8. Seluruh dosen S1 Kebidanan STIKes Dharma Husada Bandung

9. Untuk keluarga tercinta yang tidak henti-hentinya memberikan motivasi dan

dukungan serta doanya kepada pennulis

10. Reka-rekan seperjuangan Angkatan 1 S1 kebidanan STIKes Dharma Husada

Bandung

11. Seluruh Pihak yang telah membantu penilis dalah menyelesaikan skripsi yang

tidak dapat disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari dalam pembuatan skripsi ini masih jauh dari kata sempurna.Oleh

karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun darisemua

pihak dan semoga bermanfaat pada penelitian selanjutnya.

Bandung, Agustus 2023

Penulis

iv
DAFTAR ISI

ABSTRAK..........................................................................................................................i

KATA PENGANTAR........................................................................................................iii

DAFTAR ISI......................................................................................................................v

DAFTAR GAMBAR.......................................................................................................vii

DAFTAR TABEL...........................................................................................................viii

DAFTAR LAMPIRAN.....................................................................................................ix

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1

A. Latar Belakang......................................................................................................1

B. Identifikasi Masalah..............................................................................................4

C. Tujuan Penelitian...................................................................................................4

1. Tujuan Umum...................................................................................................4

2. Tujuan Khusus..................................................................................................4

D. Manfaat Penelitian.................................................................................................5

1. Manfaat Teoritis................................................................................................5

2. Manfaat Praktis.................................................................................................5

E. Ruang Lingkup Penelitian.....................................................................................5

BAB II LANDASAN TEORI.............................................................................................7

A. Penelitian Tedahulu...............................................................................................7

B. Tinjaun Teori.........................................................................................................8

1. Konsep Nyeri....................................................................................................8

2. Aroma Terapi Lavender..................................................................................26

3. Kerangka Teori...............................................................................................38

BAB III METODELOGI PENELITIAN..........................................................................39

A. Kerangka Konsep................................................................................................39

v
B. Hipotesis Penelitian.............................................................................................39

C. Definisi Operasional............................................................................................40

D. Rancangan Penelitian...........................................................................................40

1. Jenis Penelitian................................................................................................40

2. Waktu dan Tempat Penelitian..........................................................................41

3. Populasi dan Sampel.......................................................................................41

4. Instrumen Penelitian........................................................................................43

5. Metode Pengumpulan Data.............................................................................44

6. Teknis Pengolahan dan Analisis Data.............................................................44

7. Teknik Pengolahan dan Analisis Data.............................................................47

8. Jadwal Penelitian.............................................................................................50

9. Etika Penelitian...............................................................................................50

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN..........................................................................50

A. Hasil Penelitian....................................................................................................50

1. Analisis Univariat............................................................................................50

2. Analisis Bivariat..............................................................................................52

B. Pembahasan.........................................................................................................53

1. Analisis Univariat............................................................................................53

2. Analisis Bivariat..............................................................................................58

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN..........................................................................65

A. Kesimpulan..........................................................................................................65

B. Saran....................................................................................................................66

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................67

vi
DAFTAR

Gambar 2.1 Skala Nyeri Deskriptif (Judha, dkk 2015)...........................................19

Gambar 2.2 Skala Nyeri Numerik Ratting Scale (Judha dkk, 2015).....................19

Gambar 2.3 Skala Nyeri Visual (Judha, 2015).......................................................19

Gambar 2.4 Skala Nyeri Muka (Judha, 2015)........................................................20

Gambar 2.5 Skala Nyeri Bourbaris (Judha, dkk. 2015)........................................20

Gambar 2.6 aromaterapi lavender..........................................................................27

Gambar 2.7 inhalasi aromaterapi lavender.............................................................32

Gambar 2.8 kerangka teori.....................................................................................35

Gambar 3.1 Kerangka Konsep…...........................................................................37

vii
DAFTAR

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu...............................................................................7

Tabel 3.1 Definisi Operasional..............................................................................35

Tabel 4.1 tingkatan nyeri persalinan kala I fase aktif sebelum diberikan

aromaterapi lavender (Lavandula Angustifolia) di PMB Ny.E Kecamatan

Cugenang tahun 2023.

……………………………………………………………………………………50

Tabel 4.2 tingkatan nyeri persalinan kala I fase aktif setelah diberikan aromaterapi

lavender (Lavandula Angustifolia) di PMB Ny.E Kecamatan Cugenang tahun

2023

……………………………………………………………………………………51

Tabel 4.3 Pengaruh aromaterapi lavender (Lavandula Angustifolia) dalam

mengurangi nyeri persalinan kala I fase aktif di PMB Ny. E Kecamatan Cugenang

tahun 2023.............................................................................................................52
DAFTAR
viii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Permohonan Jadi Responden

Lampiran 2 Lembar Informed Concent

Lampiran 3 SOP Penelitian

Lampiran 4 Tabel hasil penelitian

Lampiran 5 Hasil Uji SPSS

Lampiran 6 Dokumentasi Penelitian

ix
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Persalinan merupakan saat yang dinanti-nantikan ibu hamil untuk

merasakan kebahagiaan yang didambakan. Namun bagi beberapa wanita,

persalinan kadang diliputi oleh rasa takut dan cemas terhadap rasa nyeri saat

persalinan. Secara fisiologis nyeri persalinan terjadi berkontraksi sebagai

upaya membuka serviks dan mendorong kepala bayi kearah panggul.4

Selain itu, kontraksi otot-otot uterus menyebabkan iskemia korpus uteri

karena pembuluh darah tertekan dan peregangan serviks yang

menyebabkan rasa nyeri. Nyeri yang paling dominan dengan waktu yang

panjang dirasakan yaitu nyeri pada kala satu. Nyeri persalinan pada tahap

fase aktif akan dirasakan lebih berat, tajam, dan kram sertamengakibatkan

penyebaran sensasi nyeri.1

Nyeri yang berlebihan akan menimbulkan rasa cemas yang dapat

memicu produksi hormon progstatglandin yang dapat menyebabkan stress

dan mempengaruhi kemampuan tubuh menahan rasa nyeri.2 World health

Organization (WHO) memperkirakan setiap tahun terjadi 210 juta kehamilan

di seluruh dunia, dan 20 juta perempuan mengalami kesakitan saat persalinan.

Dalam persalinan sering kali juga timbul rasa cemas, panik, dan takut rasa

sakit yang luar biasa yang dirasakan ibu yang dapat mengganggu proses

persalinan

1
2

dan mengakibatkan lamanya proses persalinan yang menimbulkan partus

macet.3

Persalinan lama menjadi komplikasi persalinan yang paling banyak

dilaporkan yaitu sebesar 41%. SDKI (2012) menyebutkan wanita dengan

komplikasi saat persalinan dilaporkan paling banyak mengalami persalinan

lama sebanyak 35% kelahiran, disusul ketuban pecah dini 15%, pendarahan

berlebihan 8% dan demam sebanyan 8%. Berdasarkan hasil Survei Kesehatan

Rumah Tangga 2011 persalinan lama menjadi komplikasi penyebab kematian

ibu nomor 5 di Indonesia.4

Persalinan lama dapat menimbulkan dampak bagi ibu dan bayi.

Bahaya yang ditimbulkan bagi ibu yaitu infeksi, pendarahan postpartum,

infeksi pasca persalinan, trauma dan cedera pada jalan lahir ibu seperti

robekan serviks serta robekan dinding vagina. Untuk janin persalinan lama

dapat menimbulkan gawat janin karena kekurangan oksigen, perdarahan

(perdarahan di dalam tulang tengkorak), peningkatan penggunaan forsep atau

eksraktor vakum, sepsis (komplikasi akibat infeksi), dan risiko jangka

panjang dari bayi yang mengalami cidera permanen seperti cerebral palsy

(lumpuh otak), hypoxic- ischemis encephalopathy (HIE) yaitu sindrom klinis

dengan gangguan fungsi neurologis, serta gangguan kejang.5

Nyeri persalinan dapat diatasi dengan menggunakan berbagai cara,

yaitu dengan metode farmakologi dan metode nonfarmakologi. Aromaterapi

merupakan salah satu metode non-farmakologi dalam mengurangi nyeri

persalina.Aromaterapi adalah seni dan pengetahuan menggunakan minyak


3

tumbuhan esensial dalam terapi.Penggunaan aromaterapi tampaknya semakin

marak berkembang sebagai suatu praktik.6

Aromatherapy Lavender merupakan salah satu minyak esensial yang

mengandung 8% terpena dan 6% keton. Monoterpena merupakan jenis

senyawa terpena yang paling sering ditemukan dalam minyak atsiri

tumbuhan. Ekstrak lavender berkualitas tinggi tidak hanya sesuai dengan

monograf ini namun idealnya melebihi spesifikasi tersebut dengan kandungan

linalil asetat yang lebih tinggi (idealnya 33-45%) dan lavandulil asetat

(≥1,5%), dan batas yang lebih rendah untuk kandungan cineol. Yang

merupakan senyawa ester yang terbentuk melalui penggabungan asam

organik dan alkohol. Ester sangat berguna untuk menormalkan keadaan emosi

serta keadaan tubuh yang tidak seimbang.3

Penelitian yang dilakukan dengan judul Pengaruh Pemberian

Aromaterapi Lavender Terhadap Penurunan Tingkat Nyeri pada Ibu Bersalin

Kala I Fase Aktif di Lamongan didapatkan hasil P = 0.001 0.05 (P ≤ 0.05)

yang berarti ada pengaruh pemberian aromaterapi lavender terhadap

penurunan tingkat nyeri persalinan kala I. Dalam penelitian Mirzaei F (2015)

mengatakan bahwa Aromaterapi dengan lavender memperbaiki status

kegelisahan selama persalinan dan mengurangi sekresi kortisol dari kelenjar

adrenal dan meningkatkan sekresi serotonin.7

Penelitian yang dilakukan dengan judul Pengaruh Pemberian

Aromaterapi Lavender Terhadap Pengendalian Nyeri Persalinan Kala I pada


4

Ibu Bersalin didapatkan hasil bahwa adanya pengaruh pemberian aromaterapi

lavender terhadap pengendalian nyeri persalinan kala 1 fase aktif.8

Berdasarkan hasil survey yang dilakukan di PMB Ny. E terdapat 8

pasien bersalin diperoleh 5 pasien mengatakan bahwa nyeri terasa seperti

ditusuk-tusuk, panas menjalar di sepanjang pinggang dan perut bawah, dan

berdasarkan pengamatan langsung saat proses persalinan belum pernah ada

yang menggunakan aromaterapi lavender untuk mengatasi rasa nyeri pada saat

proses persalinan di PMB Ny. E. Sehubung dengan kejadian tersebut maka

peneliti tertarik untuk meneliti Pengaruh Aromaterapi Lavender terhadap

Penurunan Intensitas Nyeri pada di PMB Ny. E Kec. Cugenang Tahun 2023.

B. Identifikasi Masalah
Bagaimana Pengaruh Aromaterapi Lavender (Lavandula Angustifolia)

Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri Pada Ibu Bersalin Kala I Fase Aktif Di

PMB Ny. E Kec. Cugenang Tahun 2023”

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui pengaruh aromaterapi lavender (Lavandula

Angustifolia) dalam mengurangi nyeri persalinan kala I fae aktif di PMB

Ny. E Kecamatan Cugenang tahun 2023.

2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui tingkatan nyeri persalinan kala I fase aktif

sebelum diberikan aromaterapi lavender (Lavandula Angustifolia)

di PMB
5

Ny.E Kecamatan Cugenang tahun 2023.

b. Untuk mengetahui tingkatan nyeri persalinan kala I fase aktif setelah

diberikan aromaterapi lavender (Lavandula Angustifolia) di PMB

Ny.E Kecamatan Cugenang tahun 2023.

c. Untuk mengetahui pengaruh aromaterapi lavender (Lavandula

Angustifolia) dalam mengurangi nyeri persalinan kala I fase aktif di

PMB Ny. E Kecamatan Cugenang tahun 2023.

D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini tidak menghasilkan teori baru hanya mengkonfirmasi

dengan teori yang sudah ada.

2. Manfaat Praktis
Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi masukan bagi bidan

PMB Ny. E untuk memberikan pendidikan kesehatan kepada

masyarakat dan keluarga khususnya ibu bersalian tentang mengurangi

rasa nyeri pada persalinan dengan menggunakan aromaterapi lavender

(Lavandula Angustifolia).

E. Ruang Lingkup Penelitian


Penelitian ini mengambil data dengan subjek seluruh ibu bersalin kala I

di PMB Ny. E yaitu sebnayak 30 orang. Data diambil yaitu data nyeri

persalinan sebelum dan sesudah diberikan aromaterapi lavernder pada bulan

Mei 2023.
6

Data ini kemudian dianalisis perbedaan sebelum dan sesudah diberikan

aromaterapi lavender serta dilihat hubungan antara nyeri persalinan dengan

pemberian aromaterapi lavender.


BAB II

LANDASAN TEORI

A. Penelitian Tedahulu

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No Penulis Judul Penelitian Hasil Penelitian

1 Ni Made Pemberian Hasil diperoleh yaitu sebelum penggunaan


Maharianingsih Aromaterapi aromaterapi lavender (pretest) terdapat 42
et all, 2020 Lavender responden (100%) mengalami penurunan kualitas
(Lavandula tidur. Setelah pemberian aromaterapi lavender
Angustifolia) (posttest), sebanyak 38 responden (90,47%)
Untuk mengalami peningkatan pada kualitas tidur dan 4
Meningkatkan responden (9,53%) tidak mengalami perubahan,
Kualitas Tidur dengan p = 0,000. Peningkatan kualitas tidur dapat
Lansia dilihat dari selisih nilai parameter kualitas tidur
subyektif, latensi tidur, durasi tidur, efisiensi tidur,
gangguan tidur, dan disfungsi pada siang hari
berdasarkan selisih nilai pretest dan posttest.

Perbedaan: penelitian yang dilakukan Ni Made Maharianingsih et all, 2020 adalah Pemberian
Aromaterapi Lavender (Lavandula Angustifolia) Untuk Meningkatkan Kualitas Tidur Lansia.
Sedangkan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti adalah tentang Pengaruh aromaterapi
lavender (Lavandula Angustifolia) terhadap nyeri persalinan kala I fase aktif di PMB Ny. E
Kecamatan Cugenang Kabupaten Cianjur. Maka variabel dan subjek penelitian berbeda dengan
penelitian yang dilakukan oleh Ni Made Maharianingsih et all.

Sumber: Hasil Kajian Penulis 2023

No Penulis Judul Penelitian Hasil Penelitian

2 Helsa Salsabila Literature Aromaterapi lavender dapat menurunkan intensitas


et all, 2022 Review: nyeri menstruasi secara efektif dan menganjurkan
Efektivitas penggunaan aromaterapi lavender sebagai
Aromaterapi pengobatan alternatif yang aman untuk mengurangi
Lavender nyeri menstruasi karena tidak ada efek samping yang
(Lavandula dilaporkan dan mudah digunaka
angustifolia)
terhadap
Penurunan
Intensitas Nyeri
Menstruasi

7
8

Perbedaan: penelitian yang dilakukan Helsa Salsabila et all, 2022 adalah Literature Review: Efektivitas
Aromaterapi Lavender (Lavandula angustifolia) terhadap Penurunan Intensitas Nyeri Menstruasi.
Sedangkan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti adalah tentang Pengaruh aromaterapi lavender
(Lavandula Angustifolia) terhadap nyeri persalinan kala I fase aktif di PMB Ny. E Kecamatan
Cugenang Kabupaten Cianjur. Maka variabel, subjek penelitian dan metode penelitianpun
berbeda dengan
penelitian yang dilakukan oleh Helsa Salsabila et all.

Sumber: Hasil Kajian Penulis 2023

B. Tinjaun Teori

1. Konsep Nyeri

a. Pengertian

Nyeri adalah pengalaman sensorik serta emosional yang tidak

menyenangkan akibat kerusakan jaringan, baik secara aktual maupun

potensial atau yang digambarkan dalam bentuk kerusakan tersebut.

Nyeri merupakan suatu pengalaman sensorik multidimensional.

Fenomena ini dapat berbeda pada setiap intensitas (ringan, sedang dan

berat), kualitas (tumpul, seperti terbakar maupun tajam), durasi

(transien, intermiten dan persisten), dan penyebaran (superfisial

(dalam), terlokalisir (difus)). Meskipun nyeri merupakan suatu sensasi,

nyeri memiliki komponen kognitif serta emosional, yang digambarkan

dalam bentuk penderitaan. Nyeri juga berkaitan erat dengan reflex

menghindar dan perubahan output otonom.9

Defenisi nyeri bahwa nyeri merupakan kondisi berupa perasaan

yang tidak menyenangkan, bersifat sangat subyektif. Perasaan nyeri

pada setiap orang berbeda dalam hal skala ataupun tingkatannya, dan
9

hanya orang tersebutlah yang dapat menjelaskan atau mengevaluasi

rasa nyeri yang dialaminya.10

Fisiologis Nyeri hampir semua jaringan tubuh terdapat ujung-

ujung saraf nyeri. Ujung-ujung nyaraf ini merupakan ujung saraf yang

bebas dan reseptornya adalah nociceptor. Nociceptor ini akan aktif bila

dirangsang oleh rangsangan kimia, mekanik, dan suhu. Zat-zat kimia

yang merangsang rasa nyeri antara lain: bradikin, serotonin, histamin,

ion kalium, dan asam asetat. Sedangkan enzim proteolitik dan subtansi

P akan meningkatkan sensivitas dari ujung saraf nyeri.

Semua zat kimia ini berasal dari dalam sel. Bila sel-sel tersebut

mengalami kerusakan maka zat-zat tersebut akan keluar merangsang

reseptor nyeri, sedangkan pada mekanik umumnya karena spasme otot

dan kontraksi otot. Spasme otot akan menyebabkan penekanan pada

pembulu darah sehingga terjadi iskemia pada jaringan, sedangkan pada

kontraksi otot terjadi ketidakseimbangan antara kebutuhan nutrisi dan

suplai nutrisi sehingga jaringan kekurangan nutrisi dan oksitosin yang

mengakibatkan terjadinya mekasisme anaerob dan menghasilkan zat

besi sisa, yaitu asam laktat yang berlebihan. Kemudian, asam laktat

tersebut akan merangsang serabut rasa nyeri. Impuls rasa nyeri dari

organ yang terkena akan dihantarkan ke sistem saraf pusat (SSP)

melalui dua mekanisme, yaitu sebagai berikut: Pertama, serabut-

serabut A delta bermielin halus dengan garis tengan 2-5 μm akan

menghantarkan impuls dengan kecepatan 12-30 m/s. Serabut ini

berakhir pada neuron-neuron


1

pada lamina IV-V. 2. Kedua, serabut-serabut tidak bermielin

berdiameter 0,5-2 μm. Serabut ini berakhir pada neuron-neuron lamina

I. Impuls nyeri akan berjalan ke SSP melalui traktus spinatalamikus

lateral, kemudian diteruskan ke girus post sentral dari corteks serebri,

lalu di corteks serebri inilah nyeri dipersepsikan.11

b. Faktor yang mempengaruhi nyeri

Menurut Potter dan Perry ada beberapa faktor yang

mempengaruhi nyeri, antara lain:10

1) Usia

Usia merupakan variabel penting yang mempengaruhi

nyeri, khususnya pada anak dan lansia. Perbedaan perkembangan

yang ditemukan diantara kelompok usia dini dapat mempengaruhi

bagaimana anak dan lansia bereaksi terhadap nyeri.

2) Jenis Kelamin

Secara umum, pria dan wanita tidak berbeda secara makna

dalam respon terhadap nyeri. Diragukan apakah hanya jenis

kelamin saja yang merupakan suatu faktor dalam mengekspresikan

nyeri. Toleransi nyeri sejak lama telah menjadi subyek penelitian

yang melibatkan pria dan wanita, akan tetapi toleransi terhadap

nyeri dipengaruhi oleh faktor-faktor biokimia dan merupakan hal

yang unik pada setiap individu tanpa memperhatikan jenis kelamin.


1

3) Kebudayaan

Keyakinan dan niai-nilai budaya mempengaruhi secara

individu mengatasi nyeri, individu mempelajari apa yang

diharapkan dan apa yang diterima oleh kebudayaan mereka.

Menurut Clancy dan Vicar (Perry dan Potter, 2005), menyatakan

bahwa sosialisasi budaya menentukan perilaku psikologis

seseorang. Dengan demikian, hal ini dapat mempengaruhi

pengeluaran fisiologis opiat endogen dan sehingga terjadilah

persepsi nyeri.

4) Makna nyeri

Pengalaman nyeri dan cara seseorang beradaptasi terhadap

nyeri. Hal ini juga dikaitkan secara dekat dengan latar belakang

individu tersebut. Individu akan mempersepsikan nyeri dengan

cara berbeda-beda apabila nyeri tersebut memberikan kesan

ancaman, suatu kehilangan, hukuman dan tantangan. Misalnya

seorang wanita yang melahirkan akan mempersepsikan nyeri,

akibat cedera karena pukulan pasangannya. Derajat dan kualitas

nyeri yang dipersiapkan nyeri klien berhubungan dengan makna

nyeri.

5) Perhatian

Perhatian yang meningkat dihubungkan dengan nyeri yang

meningkat sedangkan upaya pengalihan dihubungkan dengan

respon nyeri yang menurun. Dengan memfokuskan perhatian dan

konsentrasi klien pada stimulus yang lain, maka tenaga medis


1

menempatkan nyeri pada kesadaran yang perifer. Biasanya hal ini

menyebabkan toleransi nyeri individu meningkat, khususnya

terhadap nyeri yang berlangsung hanya selama waktu pengalihan.

6) Ansietas

Hubungan antara nyeri dan ansietas bersifat kompleks.

Ansietas seringkali meningkatkan presepsi nyeri, tetapi nyeri juga

dapat menimbulkan suatu perasaan yang ansietas. Pola bangkitan

otonom adalah sama dalam nyeri dan ansietas. Prince (Perry dan

Potter 2005), melaporkan suatu bukti bahwa stimulus nyeri

mengaktifkan bagian sistim limbik dapat memproses reaksi emosi

seseorang, khususnya ansietas. Sistem limbik dapat memproses

reaksi emosi seseorang terhadap nyeri, yakni memperburuk atau

menghilangkan nyeri.

7) Keletihan

Keletihan meningkatkan persepsi nyeri, rasa kelelahan

menyebabkan sesasi nyeri semakin intensitif dan menurunkan

kemampuan koping. Hal ini dapat menjadi masalah umum pada

setiap individu yang menderita penyakit dalam jangka lama.

Apabila keletihan disertai kesulitan tidur, maka persepsi nyeri

terasa lebih berat dan jika mengalami suatu proses periode tidur

yang baik maka nyeri berkurang.


1

8) Pengalaman sebelumnya

Pengalaman nyeri sebelumnya tidak selalu berarti bahwa

individu akan menerima nyeri dengan lebih mudah pada masa yang

akan datang. Apabila individu sejak lama sering mengalami

serangkaian episode nyeri tanpa pernah sembuh maka rasa takut

akan muncul, dan juga sebaliknya. Akibatnya klien akan lebih siap

untuk melakukan tindakantindakan yang diperlukan untuk

menghilangkan nyeri.

9) Gaya koping

Pengalaman nyeri dapat menjadi suatu pengalaman yang

membuat merasa kesepian, gaya koping mempengaruhi mengatasi

nyeri.

10) Dukungan keluarga dan sosial

Faktor lain yang bermakna mempengaruhi respon nyeri

adalah kehadiran orang-orang terdekat klien dan bagaimana sikap

mereka terhadap klien. Walaupun nyeri dirasakan, kehadiran orang

yang bermakna bagi pasien akan meminimalkan kesepian dan

ketakutan. Apabila tidak ada keluarga atau teman, seringkali

pengalaman nyeri membuat klien semakin tertekan, sebaliknya

tersedianya seseorang yang memberi dukungan sangatlah berguna

karena akan membuat seseorang merasa lebih nyaman. Kehadiran

orang tua sangat penting bagi anak-anak yang mengalami nyeri.


1

c. Mekanisme Nyeri

Persalinan Prinsip dasar nyeri pada persalinan mengikuti

serangkaian jalur serat saraf nyeri seperti pada mekanisme penjalaran

nyeri pada umumnya, dimana proses nosisepti tesebut

dikelompokkan menjadi empat tahap, antara lain adalah sebagai

berikut12.

1) Tranduksi

Transduksi merupakan proses perubahan rangsang nyeri

atau stimulasi noksius menjadi aktifitas listrik yang terjadi pada

ujung-ujung saraf sensoris. Beberapa mediator radang seperti:

prostaglandin, serotonin, bradikinin, leukotrien, substansi P,

kalium, histamin, dan asam laktat merupakan beberapa zat

algesik yang mampu mengaktifkan atau mensensitisasi reseptor-

reseptor nyeri. Serat saraf afferent A-delta dan C adalah serat

saraf sensorik yang mempunyai fungsi meneruskan sensorik

nyeri dari perifer ke sentral yaitu menuju susunan saraf pusat.

Adanya interaksi antara zat algesik dengan reseptor nyeri

menyebabkan terbentuknya impuls nyeri. Apabila ambang nyeri

dari nosiseptor terlampaui, maka energi atau stimulus mekanik,

suhu dan kimia akan diubah menjadi potensial aksi elektrikal

atau transduksi yang kemudian akan ditransmisikan sepanjang

serat saraf ke arah medula spinalis.

2) Transmisi

Transmisi merupakan proses penyaluran impuls nyeri

melalui serabut Adelta dan C setelah terjadinya proses tranduksi.


1

Serat afferent Adelta dan C meneruskan impuls nyeri ke sentral,

yaitu kornu dorsalis medula spinalis. Serat A-delta mempunyai

diameter lebih besar dibanding dengan serat C. Serat A-delta

menghantarkan impuls lebih cepat (12-30 m/s) dibandingkan

dengan serat C (2 sampai 3 m/s).

3) Modulasi

Modulasi merupakan proses interaksi antara sistem

analgesik endogen dengan input nyeri yang masuk ke dalam

kornu dorsalis medula spinalis. Impuls nyeri yang diteruskan

oleh serat- serat A-delta dan C ke sel-sel neuron nosisepsi di

kornu dorsalis medula spinalis tidak semuanya diteruskan ke

sentral melalui traktus spinotalamikus. Di daerah ini akan terjadi

interaksi antara impuls yang masuk dengan sistem inhibisi, baik

sistem inhibisi endogen maupun sistem inhibisi eksogen. Apabila

impuls yang masuk lebih dominan, maka penderita akan

merasakan sensibel nyeri, sedangkan bila efek sistem inhibisi

yang lebih kuat, maka penderita tidak akan merasakan sensibel

nyeri.

4) Persepsi

Impuls yang diteruskan ke kortek sensorik akan

mengalami proses yang sangat komplek, salah satunya adalah

proses interpretasi dan persepsi yang pada akhirnya akan

menghasilkan persepsi nyeri.


1

d. Penyebab Nyeri Persalinan

Ada beberapa uraian yang menyebabkan nyeri selama persalinan2:

1. Penekanan pada ujung-ujung saraf antara serabut otot dari korpus

fundus uterus.

2. Adanya iskemik miometrium dan serviks karena kontraksi sebagai

konsekuensi dari pengeluaran darah dari uterus atau karena adanya

vasokonstriksi akibat aktivitas berlebihan dari sarfa simpatis.

3. Adanya peradangan pada otot uterus.

4. Kontraksi pada serviks dan segmen bawah rahim menyebabkan

rasa takut yang memacu aktivitas berlebih dari sistem saraf

simpatis.

5. Adanya dilatasi dari serviks dan segmen bawah rahim. Nyeri

persalinan kala I terutama disebabkan karena dilatasi serviks dan

segmen bawah rahim oleh karena adanya dilatasi, peregangan dan

kemungkinan robekan jaringan selama kontraksi.

6. Rasa nyeri pada setiap fase persalinan dihantarkan oleh segmen

saraf yang berbeda-beda. Nyeri pada kala I terutama berasal dari

uterus.

7. Berkurangnya suplai oksigen otot uterus akibat kontraksi yang

semakin sering

8. Peregangan leher rahim/dilatasi serviks (penipisan dan pelebaran).

9. Bayi menekan persarafan di dan sekitar leher rahim dan vagina

10. Jaringan disekitar uterus dan panggul ikut tertarik dan tegang

akibat kontraksi uterus dan gerakan bayi yang mulai turun dalam

rahim.

11. Tekanan pada uretra, kandung kemih dan anus.


1

12. Peregangan otot-otot dasar panggul dan jaringan vagina.

13. Rasa takut dan cemas, yang akan meningkatkan pelepasan hormon

stres sehingga persalinan semakin lama dan semakin nyeri.

e. Faktor-faktor yang mempengaruhi respon nyeri persalinan

Ada beberapa faktor-faktor yang dapat mempengaruhi nyeri

persalinan antara lain:10

1) Budaya

Persepsi dan ekspresi terhadap nyeri persalinan

dipengaruhi oleh budaya individu. Budaya mempengaruhi sikap

ibu pada saat bersalin. Menurut Mulyati menjelaskan bahwa

budaya mempengaruhi ekspresi nyeri intranatal pada ibu

primipara. Penting bagi perawat maternitas untuk mengetahui

bagaimana kepercayaan, nilai, praktik budaya mempengaruhi

seorang ibu dalam mempresepsikan dan mengekspresikan nyeri

persalinan.

2) Emosi (cemas dan takut)

Stress atau rasa takut ternyata secara fisiologis dapat

menyebabkan kontraksi uterus menjadi terasa semakin nyeri dan

sakit yang dirasakan. Karena saat wanita dalam kondisi inpartu

tersebut mengalami stres maka secara otomatis tubuh akan

melakukan reaksi defensif sehingga secara otomatis dari stres

tersebut merangsang tubuh mengeluarkan hormon stressor yaitu

hormon Katekolamin dan hormon konsentrasi tinggi saat


1

persakinan jika calon ibu melahirkan, berbagai respon tubuh

yang muncul antara lain dengan “bertempur atau lari”.

Dan akibat respon tubuh tersebut maka uterus menjadi

semakin tegang sehingga aliran darah dan oksigen ke dalam otot

otot uterus berkurang karena arteri mengecil dan menyempit

akibatnya adalah rasa nyeri yang tidak terelakkan. Apabila ibu

sudah terbiasa dengan latihan relaksasi, jalan lahir akan lebih

mudan terbuka. Sebaliknya, apabila ibu dalam keadaan tegang,

tekanan kepala janin tidak akan membuat mulut rahim terbuka

sehingga yang dirasakan hanyalah rasa sakit dan sang ibu pun

bertambah panik dan stres.

Pada saat tubuh dalam keadaan stres, hormon stres yaitu

katekolamin akan dilepaskan, sehingga tubuh memberikan

respon untuk “bertempur atau lari”. Namun, sebaliknya dalam

kondisi yang rileks justru bisa memancing keluarnya hormon

endorfin, pengilang rasa sakit yang alami didalam tubuh.

Menurut para ahli, endorfin ini efeknya 200 kali lebih kuat

daripada morfin.

3) Pengalaman persalinan

Menurut Bobak pengalaman melahirkan sebelumnya juga

dapat mempengaruhi respon ibu terhadap nyeri. Bagai ibu yang

mempunyai pengalaman yang menyakitkan dan sulit pada

persalinan sebelumnya, perasaan cemas dan takut pada

pengalaman lalu akan mempengaruhi sensitifitasnya rasa nyeri.


1

4) Support system

Dukungan dari pasangan, keluarga maupun pendamping

persalinan dapat membantu memenuhi kebutuhan ibu bersalin,

juga membantu mengatasi rasa nyeri.

5) Persiapan persalinan

Persiapan persalinan tidak menjamin persalinan akan

berlangsung tanpa nyeri. Namun, persiapan persalinan diperlukan

untuk mengurangi perasaan cemas dan takut akan nyeri

persalinan sehingga ibu dapat memilih berbagai teknik untuk

metode latihan agar ibu dapat mengatasi ketakutannya.

f. Efek nyeri persalinan

Terdapat beberapa aspek yang berkaitan dengan nyeri pada

persalinan dapat mempengaruhi proses kelahiran itu sendiri. Pengaruh

utama yang terjadi adalah karena terpicunya sistem simpatis dimana

terjadi peningkatan kadar plasma dari katekolamin, terutama

epinefrin2. Nyeri yang diakibatkan oleh persalinan dapat disimpulkan

menjadi beberapa hal di bawah ini:

1) Psikologis : Penderitaan, ketakutan, dan kecemasan.

2) Kardiovaskuler : Peningkatan kardiak output, tekanan darah,

frekuensi nadi dan resistensi perifer

sistemik.
2

3) Neuroendokrin : Stimulasi sitem simpato-adrenal,

peningkatan kadar plasma katekolamin,

ACTH, kortisol, ADH, β-endorfin, β-

lipoprotein, renin, angiotensin.

4) Metabolik : Peningkatan kebutuhan O2, asidosis laktat,

hiperglikemia, lipolisis.

5) Gastrointestinal: Penurunan pengosongan lambung.

6) Rahim/uterus : Inkoordinasi kontraksi uterus/rahim.

7) Uteroplasenta : Penurunan aliran darah uteroplasenta

8) Fetus/janin : Asidosis akibat hipoksia pada janin.

g. Skala ukur nyeri persalinan

1) Skala nyeri Deskriptif ntensitas Nyeri Sederhana

2.1 Skala Nyeri Deskriptif (Judha, dkk 2015)

2) Skala Intensitas Nyeri Numerik Rating Scale (NRS)

Numerical Rating Scale adalah skala ukur yang digunakan dengan

meminta klien memilih angka 0-10 sesuai nyeri yang dirasakan.

Angka 0 berarti “no pain” atau tidak nyeri dan 10 berarti “severe

pain” atau nyeri hebat


2

Sangat nyeri
Nyeri sangat berat

2.2 Skala Nyeri Numerik Rating Scale (Judha dkk, 2015)

Kriteria Nyeri:

a) Skala 0 merupakan tidak ada nyeri

b) Skala 1-3 merupakan nyeri ringan, klien masih dapat

berkomunikasi dengan baik. Nyeri hanya sedikit dirasakan.

c) Skala 4-6 merupakan nyeri sedang, secara objektif klien

mendesis, menyeringai dengan menunjukan lokasi nyeri. Klien

dapat mendeskripsikan rasa nyeri dan dapat mengikuti perintah.

Nyeri masih dapat dikurangi dengan alih posisi.

d) Skala 7-9 merupakan nyeri berat, klien tidak dapat mengikuti

perintah, namun masih dapat menunjukan lokasi nyeri dan masih

respon terhadap tindakan. Nyeri sudah tidak dapat dikurangi

dengan alih posisi.

e) Skala 10 merupakan nyeri sangat berat. Pasien sudah tidak dapat

berkomunikasi dengan terapis.

3) Skala Analog Visual


2

2.2 Skala Nyeri Visual (Judha, 2015)

4) Skala nyeri muka

2.4 Skala Nyeri Muka (Judha, dkk. 2015)

2.3 Skala Nyeri Bourbanis

h. Metode pengurangan rasa nyeri

1) Metode Farmakologi

Rasa nyeri persalinan dapat dihilangkan dengan

menggunakan beberapa metode atau pemberian obat-obatan

penghilang rasa nyeri, misalnya pethidine, anastesi epidural,

entonox, TENS atau ILA (Intrathecal Labour Analgesia). Namun,

belum semua metode dan obat tersebut ada di Indonesia2.

a) Pethidine

Pemberian penthidine akan membuat tenang, rileks, malas

bergerak dan terasa agak mengantuk, tetapi tetap sadar. Obat

ini
2

bereaksi 20 menit, kemudian akan bekerja selama 2-3 jam dan

biasanya diberikan pada kala I. Obat ini biasanya disuntikkan

dibagian paha luar atau bokong. Penggunaan obat ini juga

menyebabkan bayi mengantuk, tetapi pengaruhnya akan hilang

setelah bayi lahir. Pethidine tidak diberikan secara rutin, tetapi

diberikan pada keadaan kontraksi rahim yang terlalu kuat.

b) Anastesi Epidural

Metode ini paling sering dilakukan karena memungkinkan

ibu untuk tidak merasakan sakit tanda tidur. Obat anastesi

disuntukkan pada rongga kosong tipis (epidural) diantaranya

tulang punggung bagian bawah. Spesialis anastesi akan

memasang kateter untuk mengalirkan obat yang mengakibatkan

saraf tubuh bagian bawah mati rasa selama sekitar 2 jam,

sehingga rasa nyeri tidak terasa. Pemberian obat ini harus

diperhitungkan agar tidak ada pengaruhnya pada kala II

persalinan, jika tidak maka ibu akan mengedan lebih lama.

c) Entonox

Metode ini menggunakan campuran oksigen dan nitrous

oxida, dapat menghilangkan rasa sakit, efeknya lebih ringan

daripada epidural dan dapat digunakan sendiri. Jika kontraksi

mulai terasa, pegang masker di muka, lalu tarik nafas dalam-

dalam. Rasa nyeri akan berkurang dan kepala terasa lebih

ringan.

2) Metode Non-Farmakologi
2

a) Metode panas dingin

Metode panas dingin memang tidak menghilangkan

keseluruhan nyeri namun setidaknya memberikan rasa nyaman.

Botol air panas yang dibungkus handuk dan dicelupkan ke air

dingin mengurangi pegal di punggung dan kram bila ditempel

di punggung. Menaruh handuk dingin diwajah juga bisa

mengurangi ketegangan.

b) Gerakan

Teruslah bergerak agar sirkulasi darah meningkat, nyeri

punggung berkurang, dan perhatian teralih dari rasa nyeri.

Cobalah berbagai posisi persalinan, gunakan bantal untuk

menyangga sampai diperoleh posisi paling nyaman.

c) Pijat

Pijatan pada bahu, leher, wajah, dan punggung bisa

meredakan ketegangan otot serta memberi rasa relaks. Sirkulasi

darah juga menjadi lancar sehingga nyeri berkurang.

d) Relaksasi

Teknik relaksasi dapat menurunkan nyeri dengan

merilekskan ketegangan otot yang menunjang nyeri. Teknik

relaksasi terdiri atas nafas abdomen dengan frekuensi lambat,

berirama. Pasien dapat memejamkan matanya dan bernafas

dengan perlahan dan nyaman. teknik relaksasi nafas dalam

bertujuan untuk meningkatkan ventilasi alveoli, memelihara


2

pertukaran gas, mencegah atelektasis paru, meningkatkan

efisiensi batuk, mengurangi stres baik stres fisik maupun

emosional yaitu menurunkan intensitas nyeri dan kecemasan.

Langkah-langkah Teknik Relaksasi Nafas Dalam.

(1) Atur posisi pasien dengan posisi duduk ditempat tidur atau

dikursi

(2) Letakkan satu tangan pasien diatas abdomen (tepat bawah

iga) dan tangan lainnya berada di tengah-tengah dada untuk

merasakan gerakan dada dan abdomen saat bernafas

(3) Keluarkan nafas dengan perlahan-lahan

(4) Tarik nafas dalam melalui hidung secara perlahan-lahan

selama 4 detik sampai dada dan abdomen terasa terangkat

maksimal, jaga mulut tetap tertutup selama menarik nafas

(5) Tahan nafas selama 3 detik

(6) Hembuskan dan keluarkan nafas secara perlahan-lahan

melalui mulut selama 4 detik

(7) Lakukan secara berulang dalam 5 siklus selama 15 menit

dengan periode istirahat 2 menit (1 siklus adalah 1 kali

proses mulai dari tarik nafas, tahan dan hembuskan).

e) Akupuntur

Dalam filosofi Cina, rasa nyeri terjadi akibat

ketidakseimbangan aliran energi dalam tubuh. Keseimbangan

itu dikendalikan dengan menusukkan jarum-jarum kecil atau


2

menggunakan tekanan jari tangan ke titik tertentu di tubuh.

Banyak wanita hamil yang merasakan manfaatnya untuk

mengatasi keluhan selama hamil, seperti mual atau sakit

kepala. Metode ini kemudian juga dipakai untuk meringankan

nyeri persalinan.

f) Refleksiologi

Menekan titik dikaki untuk mengurangi nyri. Pijatan

lembut di kaki juga membuat nyaman. Pikiran dari penderita

rasa nyeri akan teralihkan kepada pijatan tersebut.

g) Hypnobirthing

Hipnotis saat menghadapi persalinan memberi sugesti

lewat relaksi pikiran ibu. Dengan dibimbing terapis hipnotis,

ibu akan dapat mengontrol pikiran, rasa nyeri pun akan hilang.

h. Aromatherapy Menghirup aroma minyak esensial dapat

mangurangi ketegangan, terutama pada persalinan tahap awal.

Dapat juga untuk mengarumkan ruang persalinan karena dapat

memberikan efek menenteramkan.

2. Aroma Terapi Lavender

a. Definisi Aroma terapi lavender

Aromaterapi merupakan bagian dari sekian banyak metode

pengobatan alami yang telah dipergunakan sejak berabad-abat.

Aromaterapi bersal dari kata aroma yang berarti harum dan wangi, dan

terapi yang dapat diartikan sebagai cara pengobatan atau

penyembuhan.
2

Sehingga aromaterapi dapat diartikan sebagai satu cara perawatan

tubuh dan penyembuhan penyakit dengan menggunakan minyak

esensial. (Jaelani, 2009). Aromaterapi menggunakan minyak lavender

dipercaya dapat memberikan efek relaksasi bagi saraf dan otot-otot

yang tegang (carminative) setalah lelah beraktivitas.13

Bunga Lavender Bunga lavender memiliki 25-30 spesies, beberapa

diantaranya adalah lavandula angustifiola, lavandula lattifolia,

lavandula stoechas (Fam. Lamiaceac). Asal tumbuhan ini adalah dari

wilayah selatan Laut Tengah sampai Afrika tropis dan ke timur sampai

India. Lavender juga menyebar di Kepulauan Kanari, Afrika Utara dan

Timur, Eropa Selatan dan Mediterania, Arabia, dan India.13 Nama

Lavender berasal dari bahasa Latin “lavera” yang berarti menyegarkan

dan orang-orang Roma telah memakainya sebagai parfum dan minyak

mandi sejak zaman dahulu. Manfaat bunga lavender adalah dapat

dijadikan minyak esensial yang sering dipakai sebagai aromaterapi

karena dapat memberikan manfaat relaksasi dan memiliki efek sedasi

yang sangat membantu pada orang yang mengalami insomnia.13

Gambar 2.6 aromaterapi lavender


2

b. Zat yang Terkandung pada Minyak Lavender

Minyak Lavender memiliki banyak potensi karena terdiri atas

beberapa kandungan. Menurut penelitian, dalam 100gram bunga

lavender tersusun atas beberapa kandungan, seperti: minyak esensial

(1- 3%), alpha-pinene (0,22%), camphene (0,06%), beta-myrcene

(5,33%),

pcymene (0,3%), limonene (1,06%), cineol (0,51%), linalool (26,12%),

borneol (1,21%), terpinen-4-ol (4,64%), linalyl acetate (26,32%),

geranyl acetate (2,14%), dan caryophyllene (7,55%). Berdasarkan data

diatas, dapat disimpulkan bahwa kandungan utama dari bunga lavender

adalah linalyl asetat dan linalool (C10H18O). Efek dari tiap kandungan

bunga lavender untuk mencari tahu zat mana yang memiliki efek anti-

anxiety (efek anti cemas/relaksasi) menggunakan Geller conflict test

dan Vogel conflict test. Linalool, yang juga merupakan kandungan

utama lavender, memberikan hasil yang signifikan pada kedua tes.

Dapat dikatakan linalool adalah kandungan aktif utama yang berperan

pada efek anti cemas (relaksasi) pada lavender.

c. Jenis Aroma Terapi Lavender

Bunga lavender memiliki 25-30 spesies, beberapa diantaranya

adalah lavandula angustifolia, lavandulalattifolia, lavandula stoechas.

Penampakan bunga ini adalah berbentuk kecil, berwarna ungu

kebiruan, dan tinggi tanaman mencapai 72 cm. Asal tumbuhan ini

adalah dari wilayah selatan Laut Tengah sampai Afrikatropis dan ke

arah timur
2

sampai India. Tanaman ini tumbuh baik pada daerah dataran tinggi,

dengan ketinggian berkisar antara 600-1.350 m di atas permukaan laut.

d. Kerja Ekstrak Lavender

Sebagai Media Relaksasi Indra penciuman memiliki peran yang

sangat penting, dalam sehari kita bisa mencium lebih kurang 23,040

kali. Bau-bauan dapat memberikan peringatan pada kita akan adanya

bahaya dan juga dapat memberikan efek menenangkan (relaksasi).

Tubuh dikatakan dalam keadaan relaksasi adalah apabila otot-otot

ditubuh kita dalam keadaan tidak tegang. Minyak Lavender terdapat

kandungan linalil dan linalol yang dihirup masuk ke hidung ditangkap

oleh bulbus olfactory kemudian melalui traktus olfaktorius yang

bercabang menjadi dua, yaitu sisi lateral dan medial.

Pada sisi lateral, traktus ini bersinap pada neuron ketiga di

amigdala, girus semilunaris, dan girus ambiens yang merupakan

bagian dari limbik. Jalur sisi medial juga berakhir pada sistem limbik.

Limbik merupakan bagian dari otak yang berbentuk seperti huruf C

sebagai
3

tempat pusat memori, suasana hati, dan intelektualitas berada. Bagian

dari limbik yaitu amigdala bertanggung jawab atas respon emosi kita

terhadap aroma. Hipocampus bertanggung jawab atas memori dan

pengenalan terhadap bau juga tempat bahan kimia pada aromaterapi

merangsang gudang-gudang penyimpanan memori otak kita terhadap

pengenalan bau-bauan. Oleh karena itu, bau yang menyenangkan akan

menciptakan perasaan tenang dan senang sehingga dapat mengurangi

kecemasan.

Selain itu, setelah ke limbik aromaterapi menstimulasi pengeluaran

enkefalin atau endorfin pada kelenjar hipothalamus, PAG dan medula

rostral ventromedial. Enkefalin merangsang daerah di otak yang

disebut raphe nucleus untuk mensekresi serotonin sehingga

menimbulkan efek rileks, tenang dan menurunkan kecemasan.

Serotonin juga bekerja sebagai neuromodulator untuk menghambat

informasi nosiseptif dalam medula spinalis. Neuromodulator ini

menutup mekanisme pertahanan dengan cara menempati reseptor di

kornu dorsalis sehingga menghambat pelepasan substansi P.

Penghambatan substansi P akan membuat impuls nyeri tidak dapat

melalui neuron proyeksi, sehingga tidak dapat diteruskan pada proses

yang lebih tinggi di kortek somatosensoris dan transisional.14

Minyak lavender adalah salah satu aromaterapi yang terkenal

memiliki efek menenangkan. Penelitian yang dilakukan terhadap

manusia mengenai efek aromaterapi lavender untuk relaksasi,


3

kecemasan, mood, dan kewaspadaan pada aktivitas EEG (Electro

Enchepalo Gram) menunjukkan terjadinya penurunan kecemasan,

perbaikan mood, dan terjadi peningkatan kekuatan gelombang alpha

dan beta pada EEG yang menunjukkan peningkatan relaksasi.

Didapatkan pula hasil yaitu terjadi peningkatan secara signifikan dari

kekuatan gelombang alpha di daerah frontal, yang menunjukkan

terjadinya peningkatan rasa kantuk.

e. Manfaat Aromaterapi Lavender

Lavender secara tradisional diduga memiliki berbagai sifat

terapeutik dan kuratif, mulai dari mengurangi stress. Ada bukti yang

berkembang yang menunjukkan bahwa minyak lavender bisa menjadi

obat yang efektif dalam pengobatan beberapa gangguan neurologis.

Minyak lavender adalah salah satu aromaterapi yang terkenal memiliki

efek sedatif, hypnotic, dan anti-neurodepresive pada manusia. Karena

minyak lavender dapat memberi rasa tenang, sehingga dapat digunakan

sebagai manajemen stres. Kandungan utama dalam minyak lavender

adalah linalool asetat yang mampu mengendorkan dan melemaskan

sistem kerja urat-urat syaraf dan otot-otot yang tegang.

Selain itu, beberapa tetes minyak lavender dapat membantu

menanggulangi insomnia, memperbaiki mood seseorang, menurunkan

tingkat kecemasan, meningkatkan tingkat kewaspadaan, dan tentunya

dapat memberikan efek relaksasi13. Lavender merupakan salah satu


3

jenis aromaterapi. Aromaterapi merupakan salah satu minyak esensial

analgesik yang mengandung 8% terpena dan 6% keton.8

Monoterpena merupakan jenis senyawa terpena yang paling sering

ditemukan dalam minyak atsiri tanaman. Pada aplikasi medis

monoterpena digunakan sebagai sedatif. Minyak lavender juga

mengandung 30-50% linalil asetat. Linalil asetat merupakan senyawa

ester yang terbentuk melalui penggabungan asam organik dan alkohol.

Ester sangat berguna untuk menormalkan keadaan emosi serta keadaan

tubuh yang tidak seimbang, dan juga memiliki khasiat sebagai

penenang serta tonikum, khususnya pada sistem saraf. Wangi yang

dihasilkan aromaterapi lavender akan menstimulasi talamus untu

mengeluarkan enkefalin, berfungsi sebagai penghilang rasa sakit alami.

Enkefalin merupakan neuromodulator yang berfungsi untuk

menghambat nyeri fisiologi.

Penelitian yang dilakukan oleh Jeffrey J. Gedney, Psyd., Toni L.

Glover, MA., RN., dan Roger B, Fillingim, PhD. dengan judul

“Sensory and Affective Pain Discrimination After Inhalation of

Esensial Oils”. Metode penelitian yang digunakan adalah randomized

crossover design dengan melakukan penelitian 26 orang sehat, tidak

merokok, dan tidak dalam pengobatan (13 laki-laki dan 13 wanita

belum menopause).

Dalam studi ini didemonstrasikan bahwa inhalasi dari minyak

esensial lavender dan rosemary tidak menemukan hasil adanya efek

analgesik. Tetapi evaluasi subjek secara retrospektif dari pengaruh


3

aroma terhadap perubahan intensitas nyeri dan nyeri yang tidak

mengenakkan menunjukkan mereka memperoleh manfaat yang

menguntungkan, khususnya untuk lavender. Jadi dalam evaluasi klinis

secara retrospektif tentang efektivitas treatment, aromaterapi dapat

menimbulkan perubahan hubungan klinis pada laporan pasien

mengenai rasa nyeri. Oleh karena itu kecenderungan efek samping

yang diperoleh dari penelitian ini adalah bahwa aroma terapi dapat

membantu dalam terapi yang berhubungan dengan nyeri dan adanya

kerusakan jaringan.13 Menurut hasil dari beberapa

jurnal penelitian, didapatkan kesimpulan

bahwa minyak esensial dari bunga lavender dapat memberikan

manfaat relaksasi (carminative), sedatif, mengurangi

tingkat kecemasan, dan mampu memperbaiki mood seseorang.13

f. Jenis-jenis Aromaterapi

Terapi dengan menggunakan minyak esensial dapat digunakan

secara internal maupun eksternal.

1) Terapi Secara Internal Dalam bentuk minyak maupun cairan encer,

minyak esensial yang murni dapat dikonsumsi langsung secara oral

(dimakan atau diminum lewat mulut) dan inhalasi (dihirup melalui

hidung).

a) Terapi melalui oral

Cara penggunaan minyak esensial dalam terapi lewat oral

ini pada prinsipnya hampir sama seperti ketika kita

menggunakan obat obatan dalam terapi oral lain. Sebelum

mulai terapi, minyak


3

esensial yang akan digunakan harus diencerkan terlebih dahulu

ke dalam pelarut air yang non-alkoholik, dalam konsentrasi

kurang dari 1%.

b) Terapi melalui inhalasi

Terapi dengan inhalasi atau hirupan ini memiliki efek yang

kuat terhadap organ-organ sensorik yang dilalui bahan aktif

minyak esensial. Terapi inhalasi sangat berguna untuk

mengatasi keadaan-keadaan yang berhubungan dengan kondisi

kesehatan tubuh seseorang. Khususnya penyakit yang

berhubungan dengan gangguan saluran pernapasan dan

gangguan-gangguan sistem tubuh lainnya.

Gambar 2.7 inhalasi aromaterapi lavender

2) Terapi Secara Eksternal Beberapa metode yang sering dilakukan

diantaranya beraupa pemijatan dan dengan terapi air.

a) Terapi pemijatan

Pemijatan termasuk salah satu cara terapi yang sudah

berumur tua. Meskipun metode ini tergolong sederhana namun

cara terapi ini masih sering digunakan. Bahkan semakin banyak

para ahli kesehatan yang menggunakannya untuk membantu


3

pengobatan modern. Macam-macam tipe pijat aromaterapi

adalah tipe pijat swedia, tipe pijat shiatzu, tipe tusuk jarum, tipe

pijat neuro-muskuler.

b) Terapi Air

Terapi air (hidroterapi) bertujuan untuk menjaga dan

menggembalikan kondisi tubuh agar tetap segar, sehat, harum,

dan selalu terjaga keindahannya. Adapun cara yang dapat

ditempuh dalam terapi ini, antara lain:

i. Steaming Dalam terapi ini setidaknya digunakan 3-5

tetes minyak esensial dalam 250ml air panas. Tutuplah

kepala dan mangkuk dengan handuk, sambil muka

ditundukkan selama 10-15 menit hingga uap panasa

mengenai muka.

ii. Mandi uap Metode ini sangat bermanfaat bagi tubuh,

antara lain, untuk memulihkan sistem peredaran darah,

mengembalikan fungsi saraf dengan cara relaksasi, serta

untuk menjaga fungsi koordinasi antarsistem tubuh.

iii. Mandi berendam Cara metode ini dengan merendamkan

tubuh kedalam air yang telah diisi dengan minyak

esensial atau ramuan rempah rendam.


3

g. Patofisiologi Penurunan Nyeri dengan Mennggunakan Aromaterapi

Lavender

Mekanisme kerja aromaterapi ini mampu memberikan efek

pereda nyeri, rileks dan nyaman pada tubuh karena aromaterapi

lavender mengandung linalyl asetat dan linalool (C10H18O)

dimana linalyl asetat berfungsi dapat melonggarkan system kerja

saraf otot yang sedang dalam kondisi tegang dan linalool memiliki

manfaat sebagai efek relaksasi dan sedative, sehingga

menimbulkan manfaat penurunan nyeri. Pemberian Aromaterapi

lavender melalui minyak essential lavender yang diteteskan pada

tisu dapat menurunkan nyeri, hal tersebut dikarenkan ketika

aromaterapi lavender dihirup masuk melalui organ penciuman

kemudian menstimulasi hipotalamus pada batang otak agar tidak

bereaksi terlalu kuat terhadap stressor yang diterimanya.

Sehingga aromaterapi Lavender merangsang talamus untuk

mengeluarkan enkefalin.

Enkefalin merupakan neuromodulator yang dapat menghambat

nyeri fisiologis. Ketika enkefalin dikeluarkan oleh otak dan

mengaktifkan sistem parasimpatik agar dapat menurunkan nyeri

post sectio caesarea, memberikan relaksasi tubuh. Hal tersebut

akan memberikan pesan ke hipotalamus sehingga dapat

mengurangi sekresi neuromodulator agar dapat merangsang

sistem saraf simpatis sehingga akan menghasilkan kenyamanan.


3
3

3. Kerangka Teori

Nyeri Persalinan

Farmakologi Nonfarmakologi

- Metode panas
- Pethidine - Gerakan
- Anastesi Aromaterapi Lavender
- dingin
- Entonox Gambar 2.8 kerangka- teori (Lavandulla
Pijat
Angustifolia)
- Epidural - Relaksasi
(Sumber: Baharudin, M (2018); Judha, Mudahmad dkk (2015); Dewi, Iga (2013))
- Akupuntur
- Refleksiologi
- Hypnobirthing
- Aromaterapi Lavender
BAB III

METODELOGI PENELITIAN

A. Kerangka Konsep

Berdasarkan tujuan pustaka yang telah diuraikan dan kerangka teori yang

telah disajikan dalam bab sebelumnya, dapat diketahui bahwa masalah nyeri

pada ibu bersalin bisa diatasi dengan tindakan nonfarmakologi yaitu dengan

aroma terapi lavender, maka kerangka konsep yang dibuat oleh peneliti:

1. Variabel bebas (independen): aromaterapi lavender (Lavandula

Angustifolia)

2. Variabel terikat (dependen): nyeri persalinan

Dibawah ini dijelaskan kerangka konsep yang akan dilakukan peneliti di

PMB Ny. E Kecamatan Cugenang Tahun 2023, sehingga kerangka konsep

dalam penelitian ini sebangai berikut:

Nyeri sebelum
persalianan diberiakan Nyeri setelah
persalianan diberiakan
Intervensi
Aromaterapi Lavender Aromaterapi Lavender

Bagan 3.1 Kerangka Konsep

B. Hipotesis Penelitian

Hipotesis penelitian merupakan sebuah pernyataan atau jawaban yang

dibuat sementara dan akan diuji kebenarannya.15 Dalam penelitan ini

39
4

hipotesisnya yaitu sebagai berikut:

Ha : Aromaterapi lavender berpengaruh mengurangi rasa nyeri persalinan kala I

fase aktif di PMB Ny.E Kecamatan Cugenang tahun 2023.

C. Definisi Operasional

No Variabel Definisi Alat Cara Ukur Hasil Ukur Skala


Operasional Ukur

1 Tingkat nyeri Rasa nyeri yang dirasakan NRS Kuesioner a. 0 tidak Ordinal
pada saat ibu bersalin (Numeric nyer
kontraksi rahim akibat Rating Scale) b. 1-3 nyeri
peningkatan oksitosin. ringan
Rasa nyeri ini dapat c. 4-6 nyeri
menggagu kenyamanan ibu sedang
pada saat proses d. 7-9 sangat
persalinan. nyeri
e. 10 nyeri
berat

2 Aromaterapi Aromaterapi lavender SOP Lembar 0 = diberikan Nominal


Lavender merupakan salah satu minyak Ceklis aromaterapi
esensial yang mengandung lavender
kandungan yang memberikan 1 = tidak
efek anti cemas (relaksasi), diberikan
terapi ini dapan digunakan aromaterapi
untuk mengurangi rasa nyeri lavender
pada saat persalinan dengan
cara dihirup. sehingga klien
dapat mengurangi rasa setres
dan ketegangan otot-otot
sehingga hal tersebut dapat
mengurangi rasa nyeri saat
persalinan.

D. Rancangan Penelitian

1. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain penelitian kuantitatif dengan

pendekatan pre eksperimen dengan pendekatan one grup pre tes dan post

tes yaitu dimana peneliti melakukan observasi pertama (pretes) dan


4

observasi kedua setelah dilakukan perlakuan (post tes). Dalam penelitian

ini untuk mengetahui aromaterapi lavender (Lavandula Angustifolia)

terhadap nyeri persalinan di PMB Ny. E kecamatan Cugenang tahun 2023.

2. Waktu dan Tempat Penelitian


a. Waktu penelitian

Penelitain ini dilakukan pada bulan Mei- Juni 2023

b. Tempat penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di PMB Ny. E kecamatan Cugenang.

3. Populasi dan Sampel


a. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah bersalin kala I di PMB Ny. E

kecamatan Cugenang Kabupaten Cainjur pada bulan Mei- Juni

sebanyak 30 orang.

b. Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi yang dipilih dengan cara

tertentu sehingga dianggap dapat mewakili atau representatif populasi.

Besar sampel pada penelitian ini dihitung dengan menggunakan

rumus lameshow sebagai berikut:

n= NZ2 P(1-P)
(N-1)d2 + Z2 P(1-P)
Dimana :

n : besar sampel

N : Jumlah populasin
4

Z : Nilai sebaran normal baku, besarnya tergantung

tingkat kepercayaan (TK), jika TK 90%= 1,64,

95%= 1,96 dan TK 99%= 2,57

P : proporsi kejadian, jika tidak diketahui dianjurkan

= 0,5

d : besarnya penyimpangan; 0,1, 0,05 dan 0,01

30 (1,96)2 0,5(1-0,5)

𝑛 = (30-1)0,1 2 + (1,96) 2 0,5 (1-0,5)

28,8

𝑛 = 0,29 + 0,96

𝑛 = 28,8

1,25

𝑛= 23

Besar sampel pada penelitian ini adalah ibu bersalin kala I di PMB

Ny.E kecamatan Cugenang Kabupaten Cainjur sebanyak 23 orang ibu

bersalin. Teknik yang digunakan adalah non random sampling (sampel

tidak acak) dengan teknik purposive sampling. Purposive sampling

adalah pengambilan sampel yang dilakukan dengan memilih secara

sengaja menyesuaikan dengan tujuan penelitian.

Adapun kriteria dalam penelitian ini

1) Kriteria Inklusi

a) Ibu bersalin pada kala I fase aktif pembukaan 8


4

b) Ibu melahirkan dengan letak belakang kepala (kehamilan

fisiologis).

c) Bersedia untuk diteliti.

2) Kriteria ekslusi

a) Ibu persalinan fatologis

b) Ibu dengan inersia uteri

c) Sedang dalam proses induksi persalinan

d) Ibu bersalin mendapat terapi analgesic

e) Ibu yang menolak jadi responden

4. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian ini menggunakan lembar kuesioner NRS dan

SOP aromaterapi lavender.

Kriteria Nyeri:

a. Skala 0 merupakan tidak merasakan nyeri

b. Skala 1-3 merupakan nyeri ringan, klien masih dapat berkomunikasi

dengan baik. Nyeri hanya sedikit dirasakan.

c. Skala 4-6 merupakan nyeri sedang, secara objektif klien mendesis,

menyeringai dengan menunjukan lokasi nyeri. Klien dapat

mendeskripsikan rasa nyeri dan dapat mengikuti perintah. Nyeri masih

dapat dikurangi dengan alih posisi.

d. Skala 7-9 merupakan nyeri berat, klien tidak dapat mengikuti perintah,

namun masih dapat menunjukkan lokasi nyeri dan masih respon


4

terhadap tindakan. Nyeri sudah tidak dapat dikurangi dengan alih

posisi.

e. Skala 10 merupakan nyeri sangat berat. Pasien sudah tidak dapat

berkomunikasi dengan terapis

5. Metode Pengumpulan Data


Adapun metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan lembar kuisioner. Pertanyaan yang digunakan untuk

memperoleh informasi dari responden berupa data primer. Data primer

adalah data penelitian yang diperoleh secara langsung dari responden.

6. Teknis Pengolahan dan Analisis Data


Pada dasarnya, penelitian merupakan proses penarikan kesimpulan dari

data yang telah dikumpulkan. Tanpa adanya kata, maka hasil penelitian

tidak akan terwujud dan penelitian tidak akan berjalan.

a. Data primer

Data yang diperoleh secara langsung dari responden yang berkaitan

dengan sampel penelitian dengan menggunakan instrumen/alat ukur

kuesioner berupa skala penurunan rasa nyeri. Dengan memberikan

aromaterapi lavender dengan menggunakan diffuser.

b. Teknik pengumpulan data

Cara pengumpulan data primer dilakukan dengan wawancara

secara langsung kepada responden menggunakan alat ukur kuesioner

sebagai instrument penelitian. Teknik pengumoulan data dilakukan

dengan cara sebagai berikut:


4

1) Tahap Persiapan

a) Peneliti mengajukan permohonan izin kepada ketua prodi S1

Kebidanan untuk mendapatkan surat keterangan pelaksanaan

penelitian di PMB Ny. E Kecamatan Cugenang

b) Peneliti menyerahkan surat permohonan izin penelitian dari

STIKes Dharma Husada Bandung kepada bidan PMB Ny. E.

c) Setelah melalui berbagai tahap penyaringan perihal proposal

oleh Bidan desa PMB Ny. E Kecamatan Cugenang

mendapatkan ijin penelitian.

d) Peneliti menunjukkan surat ijin penelitian kepada Bidan PMB

Ny. E Kecamatan Cugenang untuk menyamakan persepsi

mengenai kriteria responden yang akan diambil, menyamakan

presepsi mengenai waktu pengambilan data, menyamakan

presepsi mengenai berapa lama penelitian.

e) Peneliti memberikan daftar data awal yang dibutuhkan meliputi

data jumlah ibu bersalin. Akan dilakukan dan menyampaikan

jalannya penelitian sebagai berikut:

2) Tahap Pelaksanaan

a) Peneliti mendatangi PMB Ny. E

b) Peneliti meminta izin ke bidan PMB Ny. E

c) Peneliti meminta data ibu hamil dilihat dari register ibu

bersalin.
4

d) Peneliti menentukan responden didampingi oleh bidan PMB

Ny. E responden pada penelitian ini yaitu ibu bersalin.

e) Peneliti menentukan responden dan didampingi oleh bidan

PMB Ny. E

f) Peneliti meminta persetujuan responden.

g) Peneliti menjelaskan maksud, tujuan, serta manfaat penelitian

dan meminta responden untuk menandatangani lembar

informed consent sebagai bukti bahwa responden bersedia

untuk berpartisipi dalam penelitian.

h) Peneliti menjelaskan petunjuk pengisian kuisioner.

i) Peneliti membagikan kuisioner kepada responden.

j) Peneliti mengukur rasa nyeri yang dirasakan ibu

k) Peneliti mengumpulkan kuisioner yang telah disi.

l) Peneliti melakukan analisa data dan mengolah data yang

didapat dari hasil kuisioner.

3) Tahap Akhir

a) Peneliti menyusun laporan penelitian dengan melalui proses

bimbingan.

b) Kegiatan penelitian di akhiri dengan pelaksanaan sidang hasil

penelitian.

Pengumpulan data sekunder diperoleh dari laporan register ibu

bersalin di PMB Ny. E kecamatan Cugenang.


4

7. Teknik Pengolahan dan Analisis Data


a. Pengolahan data

1) Pengecekan Data (Editing)

Kuesioner yang telah diberikan kepada responden dan diisi

oleh reponden dilakukan pengecekan kembali. Hal ini dilakukan

dengan meneliti semua pertanyaan apakah sudah terisi, isinya jelas,

dan jawaban konsisten antara pertanyaan satu dengan lainnya.

Apabila ada kuesioner yang tidak diisi dengan lengkap, maka

kuesioner tersebut tidak digunakan.

2) Pemberian Kode (Coding)

Coding dilakukan dengan memberikan tanda pada masing-

masing jawaban dengan kode berupa angka, sehingga

memudahkan proses pemasukan data di komputer.

3) Memasukan Data (Data Entry)

Data yang telah dikumpul selanjutnya dimasukan sesuai

dengan pilihan pilihan responden berdasarkan rentang skala/skor

yang telah ditentukan.

4) Tabulasi Data (Tabulating)

Dilakukan dengan pengelompokan data sesuai dengan

variabel yang akan diteliti guna memudahkan dalam menganalisis.

5) Pembersihan Data (Cleanning)

Pembersihan Data dilakukan dengan cara mengecek

kembali data yangsudah dimasukan, apakah ada kesalahan atau

tidak, dan membuang data yang tidak terpakai.16


4

b. Analisis data

1) Analisis univariat

Menganalisa secara deskriptif dengan menghitung distribusi

frekuensi tiap variabel penelitan yaitu karakteristiknya responden,

yaitu aroma terapi lavender terhadap penurunan rasa nyeri ibu

bersalin sebelum dan sesudah dilakukan terapi di PMB Ny. E Kec.

Cugenang tahun 2023.

Keterangan:

P: Persentase

X: Jumlah kejadian pada responden

N: Jumlah seluruh responden

2) Analisa bivariate

Analisis data yang dilakukan yaitu dengan ananlisis bivariat

dilakukan untuk mengtahui adanya hubungan anatara dua variable

yaitu variable bebas dan variable terikat dengan menggunakan uji

statistik. Dalam analisa penelitian ini menjelaskan perbedaan skor

tingkat nyeri sebelum dilakukan intervensi pemberiaan aroma

terapi lavender dan sesudah diberikan intervensi pemberiaan aroma

terapi lavender. Untuk melihat analisa ini pengaruh variabel

independent dan dependen dengan menggunakan uji T. jika data

berdistribusi
4

normal maka dilakukan uji t independent yaitu merupakna sebuah

metode uji statistic parametrik yang digunakan untuk menganalisis

dua sempel yang tidak berpasangan data yang berdistribusi normal

akan memperkecil kemungkinan terjadinya bias.

Rumus t-test yang digunakan untuk sampel berpasangan

(paired) adalah:

Keterangan :

X₁ = Rata-rata sampel

1 X₂ = Rata-rata

sampel 2

S₁ = Simpangan baku sampel

1 S2 = Simpangan baku sampel

2 S₁² = Varians sampel 1

S₂² = Varians sampel 2

r = Korelasi antara dua sampel

H0 : µ1 = µ2 : Aromaterapi lavender tidak berpengaruh

mengurangi rasa nyeri persalinan kala I fase aktif di

Desa Padaluyu Kec. Cugenang tahun 2023.

H1 : µ1 ≠ µ2 : Aromaterapi lavender berpengaruh mengurangi rasa

nyeri persalinan kala I fase aktif di Desa Padaluyu Kec.


5

Cugenang tahun 2023.Kriteria

keputusannya adalah sebagai berikut:

i.
Jika - ttabel ≤ - thitung ≤ ttabel maka H0 diterima,
ii.
Jika - thitung ≤ ttabel atau thitung > ttabel maka Ho ditolak

Berdasarkan nilai signifikansi adalah sebagai berikut:

i. Jika Sig. (2- tailed) > 0,05 maka H0 ditolak

ii. Jika Sig. (2-tailed) < 0,05 maka H0 diterima

8. Jadwal Penelitian
Bulan
No Keagatan
Mar Apr Mei Jun Jul Ags
1 Studi pendahuluan
2 Pembuatan proposal
3 Seminar proposal
4 Pelaksanaan penelitian
5 Pengolahan data, analisis data dan
penyusunan laporan
6 Seminar hasil

9. Etika Penelitian
Etika penelitian sangat penting karena penelitian berhubungan

langsung dengan manusia, sehingga perlu memperhatikan hal-hal sebagai

berikut16:

a. Informed Consent (Lembar Persetujuan)

Informed consent merupakan lembar persetujuan yang diberikan

kepada responden yang akan diteliti agar subyek mengerti maksut dan

tujuan dari penelitian. Bila responden tidak bersedia maka peneliti

harus menghormati hak-hak responden.


5

b. Anonimity (Tanpa Nama)

Untuk menjaga kerahasiaan responden, peneliti tidak

mencantumkan nama responden dan hanya menuliskan kode pada

lembar pengumpulan data.

c. Confidentiality (Kerahasiaan)

Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya

oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan

kepada pihak yang terkait dengan peneliti.


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Analisis Univariat
Hasil penelitian ““Pengaruh Aromaterapi Lavender (Lavandula

Angustifolia) Terhadap Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif Di PMB Ny. E

Kecamatan Cugenang Kabupaten Cianjur Tahun 2023” dengan jumlah

sampel 23 reponden. Data yang terkumpul ditabulasi lalu dilakukan

pengolahan data dengan SPSS IBM version 27 for IOS. Hasil pengkajian

akan disajikan dalam bentuk tabel seperti dibawah ini:

a. Gambaran tingkatan nyeri persalinan kala I fase aktif sebelum

diberikan aromaterapi lavender (Lavandula Angustifolia) di PMB

Ny.E Kecamatan Cugenang tahun 2023.

Tabel 4.1 tingkatan nyeri persalinan kala I fase aktif sebelum


diberikan aromaterapi lavender (Lavandula Angustifolia) di PMB
Ny.E Kecamatan Cugenang tahun 2023.

Skala Nyeri F %
tidak Nyeri 0 0
Nyeri ringan 0 0
Nyeri Sedang 7 30,4
Sangat Nyeri 16 69,6
Nyeri Berat 0 0
Total 23 100

50
5

Berdasarkan tabel 4.1 distribusi frekuensi tingkatan nyeri persalinan

kala I fase aktif sebelum diberikan aromaterapi lavender (Lavandula

Angustifolia) di PMB Ny.E Kecamatan Cugenang tahun 2023 pada kelompok

pretest didapatkan bahwa dari 23 responden penelitian sebagian besar dari

responden merasakan sangat nyeri pada saat proses persalinan yaitu sebanyak

16 orang (69,6%).

b. Distribusi tingkatan nyeri persalinan kala I fase aktif setelah diberikan

aromaterapi lavender (Lavandula Angustifolia) di PMB Ny.E

Kecamatan Cugenang tahun 2023.

Tabel 4.2 tingkatan nyeri persalinan kala I fase aktif setelah


diberikan aromaterapi lavender (Lavandula Angustifolia) di PMB
Ny.E Kecamatan Cugenang tahun 2023

Skala Nyeri F %
tidak Nyeri 0 0
Nyeri ringan 5 21,7
Nyeri Sedang 17 73,9
Sangat Nyeri 1 4,4
Nyeri Berat 0 0
Total 23 100%

Berdasarkan tabel 4.2 distribusi frekuensi tingkatan nyeri

persalinan kala I fase aktif setelah diberikan aromaterapi lavender

(Lavandula Angustifolia) di PMB Ny.E Kecamatan Cugenang tahun

2023 pada kelompok posttest didapatkan bahwa dari 23 responden

penelitian sebagian besar dari responden merasakan nyeri sedang pada

saat proses persalinan yaitu sebanyak 17 orang (73,9%).


5

2. Analisis Bivariat
a. Pengaruh aromaterapi lavender (Lavandula Angustifolia) dalam

mengurangi nyeri persalinan kala I fase aktif di PMB Ny. E

Kecamatan Cugenang tahun 2023.

Tabel 4.3 Pengaruh aromaterapi lavender (Lavandula


Angustifolia) dalam mengurangi nyeri persalinan kala I fase aktif
di PMB Ny. E Kecamatan Cugenang tahun 2023.

Intensitas Nyeri
Kelompok P
Skala Nyeri F % Mean
Values
Tidak Nyeri 0 0
Nyeri ringan 0 0
Pretest Nyeri sedang 7 30,4 7,04
Sangan Nyeri 16 69,6
Nyeri Berat 0 0
0,000
Tidak Nyeri 0 0
Nyeri ringan 5 21,7
Postest Nyeri sedang 17 73,9 4,39
Sangan Nyeri 1 4,4
Nyeri Berat 0 0

Berdasarkan tabel 4.3 pengaruh aromaterapi lavender (Lavandula

Angustifolia) dalam mengurangi nyeri persalinan kala I fase aktif di

PMB Ny. E Kecamatan Cugenang tahun 2023 dengam neggunakan uji

T dependen didapatkan nilai p value= 0,000 < (0,05), sebelum analisis

dengan uji T ini data dalam keadaan normal dan homogen. Maka dapat

disimpulkan ada perbedaan skala nyeri pada saat pretest dan postest

dimana nilai rata-rata pada sebelum diberikan intervensi skala nyeri

yang dirasakan responden adalah 7,0435 dan seletah diberikan


5

intervensi skala nyeri persalinan yang dirasakan responden menjadi

4,3913. Hal tersebut padat disimpulkan adanya perbedaan rasa nyeri

pada pretest dan postest,maka dapat disimpulkan adanya pengaruh

pemberian aroma terapi terhadap penurunan rasanyeri.

B. Pembahasan

1. Analisis Univariat

Pada proses analisis univariat peneliti menganalisi tentang gambaran

tingkat nyeri sebelum dan sesudah pemberian aromaterapi lavender

(Lavandula Angustifolia) di PMB Ny.E Kecamatan Cugenang tahun 2023,

berikut penjelasan dari gambaran skala nyeri sebelum dan sesudah

pemberian aromaterapi lavender (Lavandula Angustifolia):

a. Gambaran tingkat nyeri persalinan kala I fase aktif sebelum diberikan

aromaterapi lavender (Lavandula Angustifolia) di PMB Ny.E

Kecamatan Cugenang tahun 2023.

Berdasarkan tabel 4.1 memperlihatkan sebelum tingkatan nyeri

persalinan kala I fase aktif sebelum diberikan aromaterapi lavender

(Lavandula Angustifolia) dari 23 responden, Sebagian kecil responden

merasakan nyeri sedang yaitu sebanyak 7 orang (30,4%) dan sebagian

besar dari responden merasakan sangat nyeri pada saat proses

persalinan yaitu sebanyak 16 orang (69,6%).

Menurut asumsi peneliti sebelum diberikan aromaterapi lavender

(Lavandula Angustifolia sebagian besar responden menyatakan rasa


5

sangat nyeri saat kala I persalinan, hal tersebut terjadi karena tidak ada

upaya atau perlakuan yang diberikan kepada responden untuk

mengurangi rasa sakit yang dirasakn responden.

Defenisi nyeri bahwa nyeri merupakan kondisi berupa perasaan

yang tidak menyenangkan, bersifat sangat subyektif. Perasaan nyeri

pada setiap orang berbeda dalam hal skala ataupun tingkatannya, dan

hanya orang tersebutlah yang dapat menjelaskan atau mengevaluasi

rasa nyeri yang dialaminya.10

Sebagai mana teori menyatakan beberapa hal yang menyebabkan

nyeri selama persalinan2:

1) Penekanan pada ujung-ujung saraf antara serabut otot dari korpus

fundus uterus.

2) Adanya iskemik miometrium dan serviks karena kontraksi sebagai

konsekuensi dari pengeluaran darah dari uterus atau karena adanya

vasokonstriksi akibat aktivitas berlebihan dari sarfa simpatis.

3) Adanya peradangan pada otot uterus.

4) Kontraksi pada serviks dan segmen bawah rahim menyebabkan

rasa takut yang memacu aktivitas berlebih dari sistem saraf

simpatis.

Maka dari itu pada saat persalinan karena ada proses kontraksi

uterus sehingga menyebabkan nyeri pada responden. Pada saat

terjadinya proses peralinan, responden merasakan kesakitan dalam

menghadapi persalinannya. Hal tersebut karena belum adanya


5

intervensi untuk mengurangi rasa sakit, baik itu secara farmakologi

maupun non farmakologi.

Dampak nyeri yang tidak diatasi pada ibu bersalin dapat

berdampak pada ibu maupun janin. Rasa nyeri yang tidak diatasi dapat

menyebabkan setress pada ibu maupun janin, sehingga hal yang

sebelumnya fisiologis dapat menjadi patologis.

Menurut asumsi peneliti rasa nyeri pada saat persalinan dapat

dikurangi dengan menggunakan farmakologi maupun nonfarmakologi.

Namun, pada pengukuran pretest dengan mengunakan analisis

univariat yang dilakukan pada responden adalah pengukuran rasa nyeri

sebelum diberikan terapi baik secara farmakologi maupun

nonfarmakologi, sehingga sebagian besar rasa nyeri yang dirasakan

oleh responden adalah sangat nyeri.

b. Gambaran tingkat nyeri persalinan kala I fase aktif setelah diberikan

aromaterapi lavender (Lavandula Angustifolia) di PMB Ny.E

Kecamatan Cugenang tahun 2023.

Berdasarkan tabel 4.2 memperlihatkan tingkatan nyeri persalinan

kala I fase aktif setelah diberikan aromaterapi lavender (Lavandula

Angustifolia) dari 23 responden, sebagian kecil responden

menyatakan nyeri ringan yaitu sebanyak 5 orang (21,7%), sebagian

besar dari responden manyatakan nyeri sedang yaitu sebanyak 17

orang (73,9%) dan sangat sedikit responden yang merasakan sangat

nyeri yaitu sebanyak 1 orang (4,4%).


5

Menurut asumsi peneliti setelah dilakukan perlakuan rasa nyeri

pada responden berkurang, sebagian besar responden menyatakan

nyeri sedang setelah dilakukan perlakuan. Selain merasakan rasa

nyerinya berkurang responden juga rasa nyaman sehingga dapat

mengurangi rasa cemas pada responden saat persalinan.

Upaya pemberian aromaterapi lavender (Lavandula Angustifolia)

yang dilakukan pada responden dengan tujuan mengurangi rasa sakit

pada responden cukup baik dilihat rata-rata angka nyeri sebelum

dilakukan perlakuan rata nyeri yang dirasakan responden adalah

7,0435 dan seletah diberikan intervensi skala nyeri persalinan yang

dirasakan responden menjadi 4,3913. Hal tersebut padat disimpulkan

adanya perbedaan rasa nyeri pada pretest dan postest,maka dapat

disimpulkan adanya pengaruh pemberian aroma terapi terhadap

penurunan rasa nyeri.

Secara teroi lavender secara tradisional diduga memiliki berbagai

sifat terapeutik dan kuratif, mulai dari mengurangi stress. Ada bukti

yang berkembang yang menunjukkan bahwa minyak lavender bisa

menjadi obat yang efektif dalam pengobatan beberapa gangguan

neurologis. Minyak lavender adalah salah satu aromaterapi yang

terkenal memiliki efek sedatif, hypnotic, dan anti-neurodepresive pada

manusia.

Selain itu, beberapa tetes minyak lavender dapat membantu

menanggulangi insomnia, memperbaiki mood seseorang, menurunkan


5

tingkat kecemasan, meningkatkan tingkat kewaspadaan, dan tentunya

dapat memberikan efek relaksasi13. Lavender merupakan salah satu

jenis aromaterapi. Aromaterapi merupakan salah satu minyak esensial

analgesik yang mengandung 8% terpena dan 6% keton.8

Menurut hasil dari beberapa jurnal penelitian, didapatkan

kesimpulan bahwa minyak esensial dari bunga lavender dapat

memberikan manfaat relaksasi (carminative), sedatif, mengurangi

tingkat kecemasan, dan mampu memperbaiki mood seseorang.13

Mekanisme kerja aromaterapi ini mampu memberikan efek pereda

nyeri, rileks dan nyaman pada tubuh karena aromaterapi lavender

mengandung linalyl asetat dan linalool (C10H18O) dimana linalyl

asetat berfungsi dapat melonggarkan system kerja saraf otot yang

sedang dalam kondisi tegang dan linalool memiliki manfaat sebagai

efek relaksasi dan sedative, sehingga menimbulkan manfaat penurunan

nyeri. Pemberian Aromaterapi lavender melalui minyak essential

lavender yang diteteskan pada tisu dapat menurunkan nyeri, hal

tersebut dikarenkan ketika aromaterapi lavender dihirup masuk melalui

organ penciuman kemudian menstimulasi hipotalamus pada batang

otak agar tidak bereaksi terlalu kuat terhadap stressor yang

diterimanya. Sehingga aromaterapi Lavender merangsang talamus

untuk mengeluarkan enkefalin.


5

2. Analisis Bivariat

Pada proses analisis binivariat peneliti menganalisis tentang pengaruh

antar variabel dependen dengan variabel independent. Dengan

menggunakan SPSS, peneliti menggunakan rumus Uji T dependen. Maka

hasil dari analisi bivariat yang dilakukan oleh peneliti dituangkan dalam

pembahasan sebagai berikut:

a. Pengaruh aromaterapi lavender (Lavandula Angustifolia) dalam

mengurangi nyeri persalinan kala I fase aktif di PMB Ny. E

Kecamatan Cugenang tahun 2023.

Berdasarkan tabel 4.3 pengaruh aromaterapi lavender (Lavandula

Angustifolia) dalam mengurangi nyeri persalinan kala I fase aktif di

PMB Ny. E Kecamatan Cugenang tahun 2023 didapatkan nilai p

value= 0,000 < (0,05), maka dapat disimpulkan ada perbedaan skala

nyeri pada saat pretest dan postest dimana nilai rata-rata pada sebelum

diberikan intervensi skala nyeri yang dirasakan responden adalah

7,0435 dan seletah diberikan intervensi skala nyeri persalinan yang

dirasakan responden menjadi 4,3913. Hal tersebut padat disimpulkan

adanya perbedaan rasa nyeri pada pretest dan postest,maka dapat

disimpulkan adanya pengaruh pemberian aroma terapi terhadap

penurunan rasa nyeri.

Berdasarkan hasil uji T dapat diartikan bahwa ada pengaruh

pemberian aromaterapi lavender (Lavandula Angustifolia) terhadap

penurunan nyeri persalinan. Dilihat dari data di atas dapat dinyatakan


5

setelah dilakukan pemberian aromaterapi lavender (Lavandula

Angustifolia) ibu bersalin mengalami penurunan nyeri yang signifikan.

Kelebihan dari aroma teraphy lavender adalah selain dari manfaanya

yang banyak mudah untuk untuk digunakan serta mudah untuk dicari.

Hal tersebut memudahkan dalam penelitian, dampak dari penurunan

rasa nyeri pada ibu bersalin yaitu membuat ibu tenang dan tidak setres,

sehingga persalinan dapat kooperatif serta dapat mealangsungkan

persalinan denga naman dan nyaman.

Asumsi peneliti penurunan rasa nyeri pada ibu bersalin terjadi

karena pemberian aromaterapi lavender (Lavandula Angustifolia).

Karen terdapat perbedaan intensitas nyeri ibu bersalin sebelum dan

sesudah diberikan aromaterapi lavender (Lavandula Angustifolia). Hal

ini sesuai dengan teori bahwa Secara teori lavender secara tradisional

diduga memiliki berbagai sifat terapeutik dan kuratif, mulai dari

mengurangi stress. Ada bukti yang berkembang yang menunjukkan

bahwa minyak aroma teraphy lavender bisa menjadi obat yang efektif

dalam pengobatan beberapa gangguan neurologis. Minyak lavender

adalah salah satu aromaterapi yang terkenal memiliki efek sedatif,

hypnotic, dan anti-neurodepresive pada manusia.

Selain itu, beberapa tetes minyak lavender dapat membantu

menanggulangi insomnia, memperbaiki mood seseorang, menurunkan

tingkat kecemasan, meningkatkan tingkat kewaspadaan, dan tentunya

dapat memberikan efek relaksasi13. Lavender merupakan salah satu


6

jenis aromaterapi. Aromaterapi merupakan salah satu minyak esensial

analgesik yang mengandung 8% terpena dan 6% keton.8 Pada

penelitian ini digunakan 5-6 tetes aroma teraphy lavender dengan lama

10 menit saat kontraksi.

Hasil penelitian ini juga sesuai dengan teori sebelumnya dengan

metode quasi eksperimen yang menyatakan bahwa ada pengaruh

aromaterapi lavender terhadap nyeri persalinan. Aromaterapi mampu

mempengaruhi sistem limbik yang merupakan sentral emosi dan

mampu menghasilkan hormon endorfin dan enkefalin yang berfungsi

untuk penghilang rasa sakit alami.17

Mekasnisme kerja aromaterapi ini mampu memberikan efek pereda

nyeri, rileks dan nyaman pada tubuh karena aromaterapi lavender

mengandung linalyl asetat dan linalool (C10H18O) dimana linalyl

asetat berfungsi dapat melonggarkan system kerja saraf otot yang

sedang dalam kondisi tegang dan linalool memiliki manfaat sebagai

efek relaksasi dan sedative, sehingga menimbulkan manfaat penurunan

nyeri. Pemberian Aromaterapi lavender melalui minyak essential

lavender yang diteteskan pada tisu dapat menurunkan nyeri, hal

tersebut dikarenkan ketika aromaterapi lavender dihirup masuk melalui

organ penciuman kemudian menstimulasi hipotalamus pada batang

otak agar tidak bereaksi terlalu kuat terhadap stressor yang

diterimanya. Sehingga aromaterapi Lavender merangsang talamus

untuk mengeluarkan enkefalin.


6

dan factor nyeri

Hasil penelitian ini juga didukung juga oleh hasil penelitian lain

dengan metode pra eksperimen menyatakan bahwa ada pengaruh

pemberian minyak aromaterapi lavender terhadap intensitas nyeri

persalinan. Pada primigravida rasa nyeri akan lebih terasa pada awal

persalinan. Aromaterapi lavender secara inhalasi mampu menurunkan

tingkat nyeri persalinan, nyeri persalinan dapat diatasi dengan

pemberian aromaterapi lavender yang memiliki efek relaksasi kepada

responden dan membantu melancarkan fungsi sistem tubuh.

Memberikan efek positif yang menghambat pengeluaran Adreno

Corticotrinphic Hormone (ACHT) dimana hormon ini bisa

mengakibatkan terjadinya kecemasan pada individu.18

Hasil penelitian dengan metode A randomzed clinical trial

menunjukkan bahwa minyak esensial lavender mengurangi rasa sakit

pada akhir persalinan. Dalam persalinan minyak esenssial bisa

meningkatkan strategi koping pada ibu bersalin, juga bermanfaat

membantu meredakan nyeri, stress, ansietas, dan membantu mencegah

keletihan. Minyak esensial juga dapat mempengaruhi tonus otot,

meningkatkan kontraksi, mengurangi nyeri, mengurangi ketegangan,

mengurangi kecemasan dan meningkatkan kenyamanan.19

Penatalaksanaan penanganan nyeri persalinan sangat penting untuk

dilakukan karena nyeri persalinan tidak hanya berdampak pada fisik

namun juga psikologis. Penanganan nyeri bisa mencegah adanya


6

komplikasi persalinan baik ibu maupun janin. Aromaterapi dapat

digunakan dengan berbagai cara, yaitu melalui: Inhalasi, Pijat,

Kompres, dan Berendam.20 Teori ini sejalan dengan penelitian lain

yang menyatakan para wanita dalam kelompok aromaterapi lavender

melaporkan intensitas nyeri persalinan yang lebih rendah. Esensial oil

lavender digunakan untuk aromaterapi dalam 10 ml setiap bungkus.

Aromaterapi lavender diaplikasikan kedalam diffuser aromaterapi

listrik, yang dinyalakan selama 5 menit di ruang intervensi. Ketika

ruangan siap, peneliti mempersilakan responden masuk ke ruangan

tersebut selama 30 menit.20

Hasil penelitian lain tentang intervensi dalam penelitian ini

menggunakan aromaterapi lavender yang diberikan selama 10 menit

dengan 3-4 tetes essensial oil dan di campur air bersih sampai batas

yang telah ditentukan pada humifidifier saat ibu dalam persalinan kala

I fase aktif. Menyatakan bahwa aromaterapi lavender berpengaruh

dalam penurunan intensitas nyeri persalinan secara inhalasi ditandai

dengan penurunan nilai rata-rata intensitas nyeri sebelum dan sesudah

diberikan aromaterapi lavender. Aromaterapi yang dihirup atau

inhalasi, akan mengeluarkan zat aktif hingga dapat merangsang

hipotalamus (kelenjar hipofise) untuk mengeluarkan hormon endorfin

merupakan zat yang dapat menimbulkan rasa relaks, tenang dan

bahagia.21

Teori ini sejalan dengan penelitian yang menyatakan para wanita

dalam kelompok aromaterapi lavender melaporkan intensitas nyeri


6

persalinan yang lebih rendah. Esensial oil lavender digunakan untuk

aromaterapi dalam 10 ml setiap bungkus. Aromaterapi lavender

diaplikasikan kedalam diffuser aromaterapi listrik, yang dinyalakan

selama 5 menit di ruang intervensi. Ketika ruangan siap, peneliti

mempersilakan responden masuk ke ruangan tersebut selama 30

menit.18

Hasil penelitian dari intervensi dalam penelitian ini menggunakan

aromaterapi lavender yang diberikan selama 10 menit dengan 3-4 tetes

essensial oil dan di campur air bersih sampai batas yang telah

ditentukan pada humifidifier saat ibu dalam persalinan kala I fase aktif.

Menyatakan bahwa aromaterapi lavender berpengaruh dalam

penurunan intensitas nyeri persalinan secara inhalasi ditandai dengan

penurunan nilai rata-rata intensitas nyeri sebelum dan sesudah

diberikan aromaterapi lavender. Dari seluruh ibu yang datang untuk

bersalin di puskesmas hanya 24 partisipan yang diambil sampel karena

memenuhi persyaratan sampel yaitu ibu bersalin normal tidak ada

komplikasi. Dari hasil penelitian dapat menurunkan tingkat nyeri

persalinan pada persalinan kala I fase aktif dengan intervensi

memberikan aroma terapi. Aromaterapi yang dihirup atau inhalasi,

akan mengeluarkan zat aktif hingga dapat merangsang hipotalamus

(kelenjar hipofise) untuk mengeluarkan hormon endorfin merupakan

zat yang dapat menimbulkan rasa relaks, tenang dan bahagia.22


6

Faktor yang menyebabkan nyeri selama persalinan anatara lain

karena adanya penekanan pada ujung-ujung saraf antara serabut otot

dari korpus fundus uterus, adanya iskemik miometrium dan serviks

karena kontraksi sebagai konsekuensi dari pengeluaran darah dari

uterus atau karena adanya vasokonstriksi akibat aktivitas berlebihan

dari sarfa simpatis, adanya peradangan pada otot uterus dan ontraksi

pada serviks dan segmen bawah rahim menyebabkan rasa takut yang

memacu aktivitas berlebih dari sistem saraf simpatis.

C. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan beberapa keterbatasan penelitian yang

dengan keterbatasan tersebut dapat berpengaruh terhadap hasil penelitian.

Keterbatasan penelitian ini adalah tempat penelitian, dimana tempat penelitian

ini dilakukan di PMB.


BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahsan yang dilakukan tentang pengaruh

aromaterapi lavender (Lavandula Angustifolia) dalam mengurangi nyeri

persalinan di PMB Ny. E Kecamatan Cugenang tahun 2023 dapat diambil

simpulan sebagai berikut:

1. Intensitas nyeri persalinan sebelum diberikan aromaterapi lavender

(Lavandula Angustifolia) di PMB Ny.E Kecamatan Cugenang tahun 2023

didapatkan bahwa sebagian besar dari responden merasakan sangat nyeri

saat proses perslinan.

2. Intensitas nyeri persalinan setelah diberikan aromaterapi lavender

(Lavandula Angustifolia) di PMB Ny.E Kecamatan Cugenang tahun 2023

didapatkan bahwa sebagian besar dari responden meraskan nyeri sedang

pada saat proses persalinan

3. Terdapat pengaruh aromaterapi lavender (Lavandula Angustifolia) dalam


mengurangi nyeri persalinan di PMB Ny. E Kecamatan Cugenang tahun
2023.

65
66

D. Saran
1. Bagi petugas kesehatan

Hendaknya pemberian aromaterapi lavender (Lavandula

Angustifolia) sebagai salah satu metode asuhan kebidanan komplementer

dalam upaya mengurangai nyeri persalinan Kala 1 Fase Aktif.

2. Bagi peneliti selanjutnya

Dapat menambah referensi, ilmu pengetahuan serta wawasan

dalam melakukan penelitian selanjutnya. Serta dapat melakukan penelitian

yang lebih dalam lagi tentang pemberian aromaterapi lavender (Lavandula

Angustifolia) dalam mengurangi nyeri persalinan.

3. Bagi ibu bersalin

Disarankan untuk ibu bersalin dapat melakukan terapi non-

farmakologi yaitu pemberian aromaterapi lavender (Lavandula

Angustifolia) sesuai dengan SOP sebagai pengobatan untuk menurunkan

nyeri non farmakologi pada saat proses melahirkan.


DAFTAR PUSTAKA

1. Prawirohardjo, S. Ilmu Kebidanan. PT. Bina Pustaka: Jakarta. 2016.

2. Maryunani, Anik. Nyeri Dalam Persalinan. Jakarta: TIM. 2015.

3. Haslin, S. Pengaruh Aromaterapi Lavender Terhadap Penurunan Intensitas

Nyeri Pada Persalinan Primigravida Kala I Fase Aktif Di Klinik Pratama

Tanjung Kec. 2018.

4. Anisya, W. Determinan Kejadian Persalinan Lama Di Indonesia (Analisis

Data Survei Demografi Dan Kesehatan Indonesia 2017. Universitas

Sriwijaya. 2020.

5. Ehsanipoor, R. M., & Satin, A. J. Normal and Abnormal Labor Progression.

2019.

6. Herlina., Evi, NH & Ridawan. Pengaruh Aromaterapi Lavender terhadap

Nyeri Persalinan Kala I Aktif. Pengaruh Aromaterapi Lavender

Terhadappengurangan Nyeri Persalinan Kala I Aktif. Jurnal Kesehatan

Metro Sai Wawai. 2017; 10 (1).

7. Turlina, L., & Nurul Fadhilah. Pengaruh Pemberian Aromaterapi Lavender

Terhadap Penurunan Tingkat Nyeri Pada Ibu Bersalin Kala I Fase Aktif Di

Bpm Ny. Margelina, Amd. Keb Desa Supenuh Kecamatan Sugio

Kabupaten Lamongan. Surya. Jurnal Kebidanan. 2017; 09(01): 23–28.

8. Susilarini, Winarsih, S., & Idhayanti, R. I. Pengaruh pemberian

aromaterapi lavender terhadap pengendalian nyeri persalinan kala I pada

ibu bersalin. Jurnal Kebidanan. 2017; 6(12): 47–54

67
9. Bahrudin, M. Patofisiologi Nyeri (Pain). Saintika Medika. 2018; 13(1): 7-

13.

10. Judha, Mohamad, dkk. Teori Pengukuran Nyeri & Nyeri Persalinan.

Yogyakarta: Nuha Medika. 2015.

11. Solehati, T. & Kosasih. Konsep dan Aplikasi Relaksasi dalam

Keperawatan Maternitas. Bandung: PT Refika Aditama. 2015.

12. Dyah, P., dkk. “Nyeri Persalinan” Mojokerto: STIKes Majapahit mojokerto.

2018.

13. Dewi, IGA. Aromaterapi Lavender Sebagai Media Relaksasi. Bali:

Fakultas Kedokteran Universitas Udayana Bali. 2013.

14. Karlina, Reksohusodo, Widayati. Pengaruh Pemberian Aromaterapi

Lavender secara Inhalasi terhadap Penurunan Intensitas Nyeri Persalinan

Fisiologis pada Primipara Inpartu Kala Satu Fase Aktif di BPM “Fetty

Fathiyah” Kota Mataram. Universitas Brawijaya. 2015; 2(2): 108-119

15. Adiputra, I. M. S., et all. Metodologi Penelitian Kesehatan (2021st ed.).

Yayasan Kita Menulis. 2021.

16. Notoatmodjo, Soekidjo. Metologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka

Cipta. 2018.

17. Rosalinna. Pengaruh Pemberian Aromaterapi Lavender Terhadap

Pengurangan Rasa Nyeri Pada Persalinan Kala I Di Wilayah Puskesmas

Klego I Boyolali. Jurnal Publikasi Kleinman; 2018; 9(1): 1–10.

18. Sari, P. N., & Sanjaya, R. Pengaruh Aromaterapi Lavender terhadap nyeri

persalinan. Majalah Kesehatan Indonesia; 2020; 1(2): 45–49.

68
19. Vakilian, K., Keramat, A., & Gharacheh, M. Controlled Breathing With or

Without Lavender Aromatherapy for Labor Pain at the First Stage : A

Randomized Clinical Trial. Crescent Journal of Medical and Biological

Sciences; 2018; 5(3): 172–175.

20. Wahyuningsih, M. (Eefektifitas Aromaterapi Lavender (Lavandula

Angustifolia) dan Massage Effleurage Terhadap Tingkat Nyeri Persalinan

Kala I Fase Aktif pada Primigravida di BPS Utami dan Ruang Ponek

RSUD Karanganyar. [SKRIPSI]. Surakarta: Program Studi S-1

Keperawatan Stikes Kusuma Husada. 2014.

21. Karo, H. Y. K., Pramono, N., Wahyuni, S., Mashoedi, I. D., & Latifah, L.

Lavender (Lavandula Angustifolia) Aromatherapy As An Alternative

Treatment In Reducing Pain In Primiparous Mothers In The Active First

Stage Of Labor. Belitung Nursing Journal; 2017; 3(4): 420–425.

22. Novfrida, Y., & Saharah, P. The effect of lavender aromatherapy on the

labour pain in the active phase of labour. Jural Bina Cendikia; 2018; 4(2):

380–384.

69
LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Izin Penelitian
Lampiran Surat Permohonan Jadi

SURAT PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Assalamu’alaikum Wr Wb

Dalam rangka menyelesaikan tugas akhir, sebagai salah satu persyaratan


memperoleh gelar Sarjana Kebidanan. Saya yang bertanda tangan dibawaah ini
adalah mahasiswa S1 Kebidan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Dharma Husada
Bandung:

Nama : Eneng Aisah


Nim : 4008220131

Judul : Pengaruh Aromatherapy Lavender terhadap Penurunan Intensitas Nyeri

pada di PMB Ny. E Kec. Cugenang Tahun 2023

Dengan segala kerendahan hati, penulis mohon kepada saudari untuk berkenan
menjadi responden dalam penelitian. Partisipasi saudari sangat dibutuhkan sebagai
data penelitian dan semata-mata untuk ilmu pengetahuan, tidak ada maksud lain.
Semua data yang diperoleh akan dijaga kerahasiaannya oleh peneliti.

Dengan kesediaan dan bantuan yang telah saudari berikan, penulis


mengucapkan terimakasih.

Wassalamu’alaikum Wr Wb

Bandung, Mei 2023

Peneliti

(Eneng Aisah)
Lampiran Infomed

LEMBAR INFOMED CONSENT PERSETUJUAN MENJADI


RESPONDEN

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama :

Umur :

Alamat :

Dengan ini menyatakan bahwa bersedia menjadi responden untuk penelitian


dengan judul “Pengaruh Aromatherapy Lavender terhadap Penurunan Intensitas
Nyeri pada di PMB Ny. E Kec. Cugenang Tahun 2023”

Dengan surat pernyataan ini saya isi dengan sebenar-benarnya agar dapat
digunakan sebagaimana mestinya.

Bandung,........................2023

Responden

(............................................)
Lampiran S

SOP terapi aroma lavender

No Langkah/ Tugas Gambar

Persiapan
1 Mempersiapkan Alat dan Bahan
 Aromaterapi Lavender
essential oil
 sarung tangan
 diffuser
 kursi nyaman

2 Menyapa ibu dan memberitahu ibu


tentang tindakan yang akan dilakukan.

Pelaksanaan
3 Lakukan cuci tangan dan
menggunakan sarung tangan

4 Atur posisi pasien senyaman


mungkin dikursi nyaman
5 Ukur skor nyeri pasien sebelum
diberikan aromaterapi lavender
essential oil

6 Tuang air pada diffuser sesuai batas

7 Teteskan 5-6 tetes aromaterapi


lavender essential oil pada diffuser
yang sudah terisi air

8 Anjurkan pasien untuk menghirup


lavender essential oil selama 10 menit
pada saat kontraksi

9 Tunggu selama 30 menit


10 Bereskan alat

11 Lakukan evaluasi skor nyeri pasien


setelah diberikan aromaterapi
lavender essential oil
Lampiran 5 Kuisioner

KUESIONER PENGUKURAN NYERI PENGUKURAN


PENURUNAN NYERI PERSALINAN KALA I PERSALINAN
A. Karakteristik
1. Nama ibu (inisial) :
2. Usia ibu : <20 20-35 >35
3. Pendidikan : SD SMP SMA PT
4. Pekerjaan : kerja tidak bererja

B. Keterangan
0. Tidak nyeri
1. Ibu merasakan sedikit gangguan, kadang terasa seperti tusukan kecil
2. Ibu merasakan sedikit gangguan, terasa seperti tusukan yang lebih dalam
3. Ibu merasakan gangguan cukup dihilangkan dengan pengalihan perhatian
4. Ibu merasakan nyeri dapat diabaikan dengan berbicara/ mengobrol, masih dapat dialihkan
5. Ibu merasakan nyeri tidak bisa diabaikan lebih dari 30 menit
6. Ibu merasakan nyeri tidak bisa diabaikan untuk waktu yang lama, tapi masih bisa
berbicara.
7. Ibu merasakan sulit berkonsentrasi, tetapi dengan diselingi istirahat, ibu masih bisa
melakukan sesuatu atau berfungsi dengan sedikit usaha
8. Ibu merasakan beberapa aktivitas fisik terbatas. ibu masih bisa berbicara dengan usaha.
9. Ibu tidak bisa berbicara, menangis, mengerang, dan merintih, tak dapat dikendalikan.
10. Ibu sudah tidak mampu berkomunikasi.
SKALA NYERI

0 1 2 4 5 7 8 9 10
3 6

Tidak nyeri nyeri sangat


nyeri sedang nyeri berat
nyeri ringan berat

C. Hasil observasi

Skala nyeri sebelum diberikan aroma


terapi lavender
Hasil
KUESIONER PENGUKURAN NYERI PENGUKURAN
PENURUNAN NYERI PERSALINAN KALA I PERSALINAN

A. Karakteristik
1. Nama ibu (inisial) :
2. Usia ibu : <20 20-35 >35
3. Pendidikan : SD SMP SMA PT
4. Pekerjaan : kerja tidak bererja

B. Keterangan
0. Tidak nyeri
1. Ibu merasakan sedikit gangguan, kadang terasa seperti tusukan kecil
2. Ibu merasakan sedikit gangguan, terasa seperti tusukan yang lebih dalam
3. Ibu merasakan gangguan cukup dihilangkan dengan pengalihan perhatian
4. Ibu merasakan nyeri dapat diabaikan dengan berbicara/ mengobrol, masih dapat dialihkan
5. Ibu merasakan nyeri tidak bisa diabaikan lebih dari 30 menit
6. Ibu merasakan nyeri tidak bisa diabaikan untuk waktu yang lama, tapi masih bisa
berbicara.
7. Ibu merasakan sulit berkonsentrasi, tetapi dengan diselingi istirahat, ibu masih bisa
melakukan sesuatu atau berfungsi dengan sedikit usaha
8. Ibu merasakan beberapa aktivitas fisik terbatas. ibu masih bisa berbicara dengan usaha.
9. Ibu tidak bisa berbicara, menangis, mengerang, dan merintih, tak dapat dikendalikan.
10. Ibu sudah tidak mampu berkomunikasi.
SKALA NYERI

0 1 2 4 5 6 7 8 9 10
3

Tidak nyeri nyeri sedang nyeri paling hebat


C. Hasil observasi

Skala nyeri setelah diberikan

Hasil Teknik relaksasi


Lampiran Hasil

No Nama pre tes post test


1 Ny. R 6 3
2 Ny. T 8 4
3 Ny. S 7 5
4 Ny. S 6 4
5 Ny. N 7 4
6 Ny.M 8 5
7 Ny. S 7 5
8 Ny. S 6 4
9 Ny. N 8 6
10 Ny.M 5 4
11 Ny. S 8 5
12 Ny. S 4 3
13 Ny. E 7 4
14 Ny. T 6 2
15 Ny. N 9 7
16 Ny. I 8 5
17 Ny. S 6 2
18 Ny. E 8 4
19 Ny. F 7 3
20 Ny. Y 7 5
21 Ny. D 9 6
22 Ny. S 8 6
23 Ny. D 7 5
Lampiran Output Univariat dan

T-TEST PAIRS=pretest WITH postest (PAIRED)

/ES DISPLAY(TRUE) STANDARDIZER(SD)

/CRITERIA=CI(.9500)

/MISSING=ANALYSIS.

T-Test
ONEWAY VAR00001 BY VAR00002

/STATISTICS HOMOGENEITY

/MISSING ANALYSIS

/CRITERIA=CILEVEL(0.95).
Lampiran Etik
Lampiran 9: Dokumentasi
Lampiran Lembar
Lampiran 11 Daftar Riwayat Hidup

RIWAYAT HIDUP

Nama : Eneng Aisah

NIM 4008220131

Tempat Tanggal Lahir : Cianjur, 20 Juni 1991

Alamat : Kp. Balandongan RT 001 RW 007 Desa Padaluyu

Kec. Cugenang Kabupaten Cianjur Jawa Barat

Riwayat Pendidikan :

SD : SDN Kutamanis Tahun 1998- 2004

SMP : SMPN 1 Cugenang Tahun 2004- 2007

SMA : MAN Pacet Tahun 2007- 2010

Diploma 3 (D3) : Akademi Kebidanan Cianjur Tahun 2010- 2013

Sarjana (S1) : STIKes Dharma Husada Tahun 2022- 2023

Riwayat Pekerjaan :

Puskesmas Cugenang : Tahun 2021- Sekarang

TPMB Eneng Aisah : Tahun 2016- Sekarang

Anda mungkin juga menyukai