Anda di halaman 1dari 20

KONSUMSI

Makalah untuk memenuhi tugas mata kuliah

Al-Qur’an Ekonomi

Dosen Pengampu : Dr. Mustafa Kamal Rokan, MA

Disusun Oleh:

Dara Yanti Pramita : 3004194029

PASCA SARJANA
PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA
UTARA
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kekuatan dan
kesempatan, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat dan
salam kepada junjungan Rasulullah SAW yang telah menuntun umat manusia
ke jalan kebenaran dan keselamatan.

Penyusunan makalah yang berjudul “Konsumsi” disusun untuk


menyelesaikan tugas mata kuliah Al-Qur’an Ekonomi.

Penyusun banyak mendapat kesulitan baik karena keterbatasan


kemampuan, sempitnya waktu yang dapat dipergunakan untuk melakukan
kegiatan penyusunan makalah ini dan kurangnya sumber atau buku rujukan
yang dipergunakan. Akan tetapi, berkat bantuan dan dorongan dari berbagai
pihak serta usaha penulis akhirnya makalah ini dapat diselesaikan. Atas
bantuan dan arahan yang telah diberikan kepada penulis, maka penyusun
mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh pihak yang telah berperan
dalam penyusunan makalah ini.

Demi kesempurnaan makalah ini penyusun mengharapkan saran dan


kritik dari pembaca. Akhirnya penulis dengan penuh harapan agar kiranya
makalah ini dapat bermanfaat bagi penyusun khususnya, bagi para pembaca
pada umumnya.

Medan, Desember 2019


Penyusun

Dara Yanti Pramita


DAFTAR ISI
KATAPENGANTAR ........................................................................................................i

DAFTAR ISI .....................................................................................................................ii

BAB I

PENDAHULUAN

A. Kumpulan Ayat Tentang Al-Qur’an .......................................................................1


1. QS. Al-Maidah :3 ............................................................................................1
2. QS. At-Thaha : 81 ............................................................................................2
3. QS. Al-Baqarah : 186 .......................................................................................2
4. QS. Al-A’raf : 31..............................................................................................3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Tertib Surah ...........................................................................................................4


1. QS. Al-Maidah :3 ............................................................................................4
2. QS. At-Thaha : 81 ............................................................................................5
3. QS. Al-Baqarah : 186 .......................................................................................7
4. QS. Al-A’raf : 31..............................................................................................8
B. Asbabun Nuzul ......................................................................................................10
1. QS. Al-Maidah :3 ............................................................................................10
2. QS. At-Thaha : 81 ............................................................................................10
3. QS. Al-Baqarah : 186 .......................................................................................11
4. QS. Al-A’raf : 31..............................................................................................11
C. Tafsir Ayat .............................................................................................................12
1. QS. Al-Maidah :3 ............................................................................................12
2. QS. At-Thaha : 81 ............................................................................................13
3. QS. Al-Baqarah : 186 .......................................................................................14
4. QS. Al-A’raf : 31..............................................................................................14
D. Konstektualisasi Konsumsi Dalam Islam ................................................................15
BAB I
PENDAHULUAN

A. Kumpulan Ayat tentang Al-Qur’an

Dalam Al-Qur’an pemakalah menemukan 14 ayat yang berkaitan


tentang konsumsi, yaitu : QS. Al-Baqarah : ayat 168 dan 172, Al-Isra’ : 26
– 27, Al-An’am : 118 – 121, Al-A’raf : 31, Al-Mu’minun : 51, Al-Maidah :
3, At-Thaha : 81, Al-Maidah-88, Al-Furqan : 67.

1. Al-Maidah : 3

 
 
  
   



 
   
   
 

  
   
  
  
  
  
 
  
   
   
   
   
Artinya : “Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging
babi, (daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang
tercekik, yang terpukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan diterkam
binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya, dan
(diharamkan bagimu) yang disembelih untuk berhala. dan (diharamkan
juga) mengundi nasib dengan anak panah (mengundi nasib dengan
anak panah itu) adalah kefasikan. pada hari ini orang-orang kafir telah
putus asa untuk (mengalahkan) agamamu, sebab itu janganlah kamu
takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku. pada hari ini telah
Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan
kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu Jadi agama
bagimu. Maka barang siapa terpaksa karena kelaparan tanpa sengaja
berbuat dosa, Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”

2. At-Thaha : 81
   
   
    
    

Artinya: “Makanlah diantara rezeki yang baik yang telah kami berikan
kepadamu, dan jangalah melampaui batas padanya, yang menyebabkan
kemurkaan-Ku menimpamu. Dan barang siapa ditimpa oleh
kemurkaan-Ku, maka sesungguhnya binasalah ia”.

3. Q.S. Al-Baqarah ayat 168

  


   
  
   
   

Artinya: “Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari pada
yang terdapat dibumi dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah
syiatan karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata
bagimu”.

4. QS. al-A'raf : 31

   


   
  
    
 
Artinya : “Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap
(memasuki) mesjid , makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-
lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang
berlebih-lebihan”.1

1
Al-Qur’an dan Terjemahan Departemen Agama RI
BAB II
PEMBAHASAN

A. Tertib Surah

1. Al-Maidah : 3

No Surah 5

Nama Surah Al-Maidah

Tempat Turun Madinah

Urutan Wahyu 112

Juz 6

Jumlah Ayat 120

Surah Sebelumnya An-Nisa

Surah Sesudahnya Al-An’am

Surah ini dinamakan Al-Ma'idah (hidangan) karena memuat kisah


para pengikut setia nabi Isa meminta kepada nabi Isa agar Allah
menurunkan untuk mereka Al-Ma'idah (hidangan makanan) dari langit
(ayat 112). Selain itu, Surah Al-Ma'idah juga disebut Al-Uqud
(perjanjian), karena kata itu terdapat pada ayat pertama surah ini, di
mana Allah menyuruh agar hamba-hamba-Nya memenuhi janji terhadap
Allah maupun perjanjian-perjanjian yang mereka buat terhadap
sesamanya. Dinamakan juga Al-Munqidz (yang menyelamatkan), sebab
pada bagian akhir surah ini memuat kesaksian Isa Al-Masih terhadap
kaum pengikutnya.

Sebelum surah Al-Ma'idah terdapat surah An-Nisa. Dinamakan


An- Nisa (wanita) karena dalam surah ini banyak dibicarakan hal-hal
yang berhubungan dengan wanita serta merupakan surah yang paling
membicarakan hal itu dibanding dengan surah-surah yang lain. Surah
yang lain banyak juga yang membicarakan tentang hal wanita ialah
surah At-Talaq Dalam hubungan ini biasa disebut surah An-Nisa dengan
sebutan: Surah An-Nisa Al Kubra (surah An-Nisa yang besar), sedang
surah At-Talaq disebut dengan sebutan: Surah An-Nisa As-Sughra
(surah An-Nisa yang kecil).

Setelah Surah Al-Maidah - terdapat surah An’am . dinamakan


Al-An'am (hewan ternak) karena di dalamnya disebut kata An'am dalam
hubungan dengan adat-istiadat kaum musyrik, yang menurut mereka
binatang-binatang ternak itu dapat dipergunakan untuk mendekatkan
diri kepada tuhan mereka. Dalam surah ini juga dikemukakan hukum
berkenaan dengan hewan ternak tersebut.

Dalam surah al-An'am ini, terdapat do'a Iftitah yang


disunnahkan untuk membacanya dengan tidak bersuara. Doa ini dibaca
pada saat setelah takbir dan sebelum bacaan surah Al-Fatihah. Sebagian
ayat-ayat yang dibaca adalah ayat 79 dan 163. 2

2
id.wikipedia.org
2. At-Thaha : 81

No Surah 20

Nama Surah At -Thaha

Tempat Turun Makkah

Urutan Wahyu 45

Juz 16

Jumlah Ayat 135

Surah Sebelumnya Maryam

Surah Sesudahnya Al-Waqiah

Surah ini dinamai Ta Ha, diambil ayat pertama surah ini.


Sebagaimana juga yang lazim terdapat pada surah-surah yang memakai
huruf-huruf abjad pada permulaannya, di mana huruf tersebut seakan-
akan merupakan pemberitahuan Allah kepada orang-orang yang
membacanya, bahwa sesudah huruf itu akan dikemukakan hal-hal yang
sangat penting diketahui, maka demikian pula halnya dengan ayat-ayat
yang terdapat sesudah huruf Ta Ha dalam surah ini. Allah
menerangkan bahwa Al-Quran merupakan peringatan bagi manusia,
wahyu dari Allah, Pencipta semesta alam. Kemudian Allah
menerangkan kisah beberapa nabi; akibat-akibat yang telah ada akan
dialami oleh orang-orang yang percaya kepada Allah dan orang-orang
yang mengingkari-Nya, baik di dunia maupun di akhirat.
Sebelum surah Thaha terdapat Surah Maryam, ini dinamai
Maryam, karena surat ini mengandung kisah Maryam (atau Maria
dalam agama Kristen), ibu dari Nabi Isa AS. Surah ini menceritakan
kelahiran yang ajaib, di mana Ia melahirkan Isa AS sedang ia
sebelumnya belum pernah digauli oleh seorang laki-laki. Kelahiran Isa
AS tanpa ayah, merupakan suatu bukti kekuasaan Allah SWT.
Pengutaraan kisah Maryam sebagai kejadian yang luar biasa dan ajaib
dalam surah ini, diawali dengan kisah kejadian ajaib lainnya, yaitu
dikabulkannya doa nabi Zakaria AS oleh Allah SWT, di mana ia ingin
dianugerahi seorang putra sebagai pewaris dan penerus cita-cita dan
kepercayaannya, sedang usianya sudah sangat tua dan istrinya adalah
wanita yang mandul.

Setelah surah Al-Maidah terdapat surah Al-Waqiah, Surah


Makkiyah ini menggambarkan kebangkitan besar ketika segala sesuatu
bakal ditampakkan dan keadilan sempurna akan ditegakkan. Surah ini
mengemukakan bukti eksistensial yang memungkinkan manusia
mempertanyakan kembali keberadaannya dan juga memungkinkannya
menyadari adanya satu Pencipta, satu-satunya Zat yang layak disembah
dan diibadahi. 3

3. Q.S. Al-Baqarah ayat 168


No Surah 2

3
http://quran.al-shia.org
Nama Surah Al-Baqarah

Tempat Turun Madinah

Urutan Wahyu 87

Juz 1

Jumlah Ayat 286

Surah Sebelumnya Al-Fatiha

Surah Sesudahnya Al-Imran

Surah Al-Baqarah adalah surah ke-2 dalam Al-Qur'an. Surah


ini terdiri dari 286 ayat, 6.221 kata, dan 25.500 huruf dan tergolong
surah Madaniyah. Surah ini merupakan surah dengan jumlah ayat
terbanyak dalam Al-Qur'an. Surah ini dinamai al-Baqarah yang artinya
Sapi Betina sebab di dalam surah ini terdapat kisah penyembelihan sapi
betina yang diperintahkan Allah kepada Bani Israil (ayat 67-74). Surah
ini juga dinamai Fustatul Qur'an (Puncak Al-Qur'an) karena memuat
beberapa hukum yang tidak disebutkan dalam surah yang lain. Dinamai
juga surah Alif Lam Mim karena ayat pertama di surah berisi tiga huruf
arab yakni Alif, Lam, dan Mim.

Al-Fatihah merupakan surah yang pertama-tama diturunkan


dengan lengkap di antara surah-surah yang ada dalam Al-Qur'an.
Surah ini disebut Al-Fatihah (Pembukaan), karena dengan surah inilah
dibuka dan dimulainya Al-Quran. Dinamakan Ummul Qur'an ( ‫أ ّم‬
‫ ;القرءان‬induk al-Quran) atau Ummul Kitab (‫ ;أ ّم الكتاب‬induk Al-Kitab)
karena dia merupakan induk dari semua isi Al-Quran. Dinamakan pula
As Sab'ul matsaany (‫ ;السبع المثاني‬tujuh yang berulang-ulang) karena
jumlah ayatnya yang tujuh dan dibaca berulang-ulang dalam salat.
Surah Ali – Imran adalah surah ke-3 dalam al-Qur'an. Surah ini
terdiri dari 200 ayat dan termasuk surah Madaniyah. Dinamakan Āli-
'Imran karena memuat kisah keluarga Imran yang di dalam kisah itu
disebutkan kelahiran Nabi Isa, persamaan kejadiannya dengan Nabi
Adam, kenabian dan beberapa mukjizatnya, serta disebut pula
kelahiran Maryam binti Imran. Surah Al-Baqarah dan Āli 'Imrān ini
dinamakan Az-Zahrawan (Dua Yang Cemerlang), karena kedua surah
ini menyingkapkan hal-hal yang menurut Al-Qur'an disembunyikan
oleh para Ahli Kitab, seperti kejadian kelahiran Nabi Isa dan
kedatangan Nabi Muhammad. Pada ayat 7 terdapat keterangan tentang
"Pedoman Cara Memahami isi Al-Kitab."4

4. QS. al-A'raf : 31
No Surah 7

Nama Surah Al-A’raf

Tempat Turun Makkah

Urutan Wahyu 39

Juz 8

Jumlah Ayat 206

Surah Sebelumnya Al-An’am

Surah Sesudahnya Al-Anfal

Surah Al-A'raf (bahasa Arab: ‫سورة األعراف‬, translit. sūrah al-


a‘rāf, har. 'tempat di ketinggian') adalah surah ke-7 dalam al-Qur'an.
Surah ini terdiri atas 206 ayat dan termasuk pada golongan surah
Makkiyah. Surah ini diturunkan sebelum turunnya surah Al-An'am dan
termasuk golongan surah Assab 'uththiwaal (tujuh surat yang panjang).

4
Op Cit., Wikipedia
Dinamakan Al-A'raf karena perkataan Al-A'raf terdapat dalam ayat 46
yang mengemukakan tentang keadaan orang-orang yang berada di atas
Al-A'raf yaitu: tempat yang tertinggi di batas surga dan neraka.

Dinamakan Al-An'am (hewan ternak) karena di dalamnya


disebut kata An'am dalam hubungan dengan adat-istiadat kaum
musyrik, yang menurut mereka binatang-binatang ternak itu dapat
dipergunakan untuk mendekatkan diri kepada tuhan mereka. Dalam
surah ini juga dikemukakan hukum berkenaan dengan hewan ternak
tersebut. Dalam surah al-An'am ini, terdapat do'a Iftitah yang
disunnahkan untuk membacanya dengan tidak bersuara. Doa ini dibaca
pada saat setelah takbir dan sebelum bacaan surah Al-Fatihah.
Sebagian ayat-ayat yang dibaca adalah ayat 79 dan 163.

Setelah surah Al-A’raf terdapat surah Al-Anfal, yaitu surah ke-


8 pada al-Qur'an. Surah ini terdiri atas 75 ayat dan termasuk golongan
surah-surah Madaniyah. Surah ini dinamakan Al-Anfal yang berarti
pula harta rampasan perang berhubung kata Al-Anfal terdapat pada
permulaan surah ini dan juga persoalan yang menonjol dalam surah ini
ialah tentang harta rampasan perang, hukum perang dan hal-hal yang
berhubungan dengan peperangan pada umumnya. Menurut riwayat
Ibnu Abbas, surah ini diturunkan berkenaan dengan perang Badar yang
terjadi pada tahun 2 H. Peperangan ini sangat penting artinya, karena
merupakan peristiwa yang menentukan jalan sejarah Perkembangan
Islam. Pada waktu itu umat Islam dengan berkekuatan kecil untuk
pertama kali dapat mengalahkan kaum musyrik yang berjumlah besar
dan memiliki perlengkapan yang cukup, dan mereka dalam peperangan
ini memperoleh harta rampasan perang yang tidak sedikit. Oleh sebab
itu timbullah masalah bagaimana membagi harta-harta rampasan
perang itu, maka kemudian Allah menurunkan ayat pertama dari surah
ini. 5

B. Asbabun Nuzul
1. Al-Maidah : 3

Dalam suatu riwayat dikemukakan, ketika hibban sedang


menggodok daging bangkai, rasulullah saw. Ada bersamanya. Maka
turunlah ayat ini yang mengharamkan bangkai. Seketika itu juga isi
panic itu dibuang. 6

2. At-Thaha : 81
Surat At-Taha ayat 81 tidak memiliki asbabun nuzul, akan tetapi
memiliki munasabah atau hubungan dari ayat sebelumnya. Surat At-
Taha termasuk golongan surat Makkiyah.
ada ayat-ayat yang lalu Allah mengisahkan pertandingan Musa dan
ahli-ahli sihir Firaun yang berkesudahan dengan kemenangan Musa,
yang akhirnya ahli-ahli sihir itu beriman kepada Musa. Sedangkan
Firaun tetap saja tidak mau tunduk menerima kebenaran. Ia dan
kaumnya tetap saja keras kepala menentang yang hak, menyimpang
dari jalan yang benar. Maka pada ayat-ayat yang berikut ini Allah

5
Ibid.,
6
H.A.A. Dahlan, Asbabun Nuzul Edisi Kedua, (Bandung: CVPenerbit Dipenpogoro. 2009)
hal. 183 .
menerangkan tenggelamnya Firaun dan tentaranya dilaut pada waktu
mengejar Musa ketika Musa hendak keluar meninggalkan Mesir
menuju gunung Tur. Secara etimologis (ghadabi) berarti kemarahanku.
Dalam kontek ayat diatas, kata ini menggambarkan ancaman
kemurkaan Allah yang akan ditimpakan kepada Bani Israil, jika mereka
menolak memakan rezeki yang telah diberikan Allah kepada mereka
dan mereka melampaui batas. Karena mereka telah diselamatkan oleh
Allah dari kejaran rombongan Firaun, sudah selayaknya mereka tidak
menuntut yang lebih dan melampaui batas dari apa yang diberikan oleh
Allah. 7

3. Q.S. Al-Baqarah ayat 168


Ibnu Abbas mengatakan bahwa ayat ini turun mengenai suatu kaum
yang terdiri dari Bani Saqif, Bani Amir bin Sa’ah , khuza’ha dan Bani
Mudli. Mereka mengharamkan menurut kemauan mereka sendiri,
memakan beberapa jenis binatang seperti bahirah yaitu unta betina
yang telah beranak lima kali dan anak kelima jantan itu, lalu dibelah
telinganya. Dan wasilah yaitu domba yang beranak dua ekor, satu
jantan dan satu betina lalu anak yang jantan tidak boleh dimakan dan
harus diserahkan kepada berhala.8

4. QS. al-A'raf : 31
Ayat yang mulia ini merupakan bantahan terhadap orang-orang
musyrik, yakni tradisi melakukan tawaf dengan telanjang bulat yang
biasa mereka lakukan.

Seperti yang disebutkan di dalam riwayat Imam Muslim, Imam


Nasai, dan Ibnu Jarir. Sedangkan lafaznya berdasarkan apa yang ada
pada Ibnu Jarir, diriwayatkan melalui hadis Syu'bah, dari Salamah ibnu

7
file:///C:/Users/USER/Downloads/konsumsi.htm
8
Ibid.,
Kahil, dari Muslim Al-Batin, dari Sa'id ibnu Jubair, dari Ibnu Abbas
yang mengatakan bahwa dahulu kaum pria dan wanita melakukan
tawafnya di Baitullah dalam keadaan telanjang bulat. Kaum pria
melakukannya di siang hari, sedangkan kaum wanita pada malam
harinya. Salah seorang wanita dari mereka mengatakan dalam
tawafnya: Pada hari ini tampaklah sebagiannya atau seluruhnya; dan
apa yang tampak darinya, maka tidak akan saya halalkan. Maka Allah
Swt. berfirman: pakailah pakaian kalian yang indah di setiap
(memasuki) masjid. (Al-A'raf: 31).9

C. Tafsir Ayat
1. Al-Maidah : 3

Terkait pada konsumsi M. Quraish Shihab juga memberikan


isyarat dalam tafsirnya, Setelah menuntun muslim agar
mengembangkan rasa sehingga dapat mengegungkan syiar syiar Allah,
serta mngejarkan agar selalu berlaku adil walau terhadap musuh, serta
menuntukan agar membersihkan jiwa dengan ketakwaan serta
menyucikannya dengan amal amal kebajikan dan menghindar segala
amacam yang mengakibatkan kekeruhan jiwa dan kegelapan, pada ayat
ini, Allah swt. Berfirman : diharamkan oleh Allah bahkan siapapun atas
kamu memakan bangkai, yaitu binatang yang mati tanpa melalui
penyelembihan yang sah, juga darah yang mengalir sehingga tidak
termasuk hati dan jantung, daging babi, yakni seluruh tubuh nya
termasuk lemak dan kulitnya, demikian juga daging hewan apapun
yang disembeli atas nama selain Allah dalam rangka ibadah atau
menolak mhudarat yang diduga dapat tercapai dengan mengyembelihnya, dan
diharamkan juga yang mati karna terceking dengan cara atau alat apapun,
disengaja maupun tidak. Demikian juga yang dipukul, yang jatuh, yang
ditanduk yang dterkam binatang buas, kecuali jika binatang binatang halal
9
file:///C:/Users/USER/Downloads/konsumsi2.htm
yang mengalami apa yang disebut diatas belum sepenuhnya mati sehingga
sempat kamu menyembelihnya, dan diharamkan juga bagi mu apa yang
disembelih atas atau buruk berhala berhala, apapun berhala itu. Dan
diharamkan juga mengundi mengundi nasib dengan anak panah, yang demikian itu
adalah kefasikan yakni perbuatan yang mengantar pelakuknya keluar
dari koridor agama.10

2. At-Thaha : 81
Menurut Tafsir Ibnu Katsier Allah SWT berfirman
memperingatkan Bani Isroil akan nikmat dan karunia yang diberikan
kepada mereka yang telah menyelamatkan mereka dari kekejaman dan
tindasan Firaun dan kaumnya dan bahkan memberi kepuasan kepada
mereka dengan melihat bagaimana Firaun dengan bala tentaranya
ditenggelamkan edalam laut tatkala mengejar mereka. Diriwayatkan
oleh Bukhori dari Inu Abbas, bahwa Rasulullah SAW. Tatkala
memasuki Kota Madinah, beliau mendapatkan orang0orang Yahudi
pada berpuasa di hari Asyura (tanggal 10 Muharam) dan mereka ketika
ditanya oleh beliau tentang puasa mereka, maka hari itu adalah hari
kemenangan manusia terhadap Firaun.
Menurut Tafsir Jalalain “Makanlah diantara rezeki yang baik yang
telah kami berikan kepada kalian” yakni nikmat yang telah
dilimpahkan kepada kalian (dan janganlah melampaui batas padanya)
jika kalian mengingkari nikmat-nikmat itu (yang menyebabkan
kemurkaanku menimpa kalian) bila dibaca Yahilla artinya wajib
kemurkaanku menimpa kalian. Dan jika dibaca Yahulla artinya pasti
kemurkaanku menimpa kalian (dan barang siapa ditimpa oleh
kemurkaanku) lafal Yahlil dapat pula dibaca Yahlul (maka sungguh
binasalah ia) terjerumuslah ia kedalam neraka.

10
ibid.,
Menurut Tafsir Al-Maraghi, Kami katakan kepada kalian makanlah
dari kelezatan yang kami limpahkan kepada kalian itu. Dan janganlah
kalian melampaui batas dalam rezekiku dengan tidak mensyukurinya
dan melanggar ketentuanku didalamnya dengan bersikap berlebihan,
tidak mensyukuri dan menggunakannya untuk berbuat maksiat dan
menahan hak-hak yang wajib dikeluarkan, sehingga kalian ditimpa
kemurkaanku dan menerima siksaanku. Barang siapa ditimpa
kemurkaanku, maka sesungguhnya dia telah sengsara dan binasa. 11

3. Q.S. Al-Baqarah ayat 168


Menurut Tafsir Jalalain Pada ayat ini turun tentang orang-orang
yang mengharamkan sebagian jenis unta/sawaib yang dihalalkan, (hai
sekalian manusia, makanlah yang halal dari apa-apa yang terdapat
dimuka bumi) halal menjadi ‘hal’ (lagi baik) sifat yang memperkuat,
yang berarti enak dan lezat, (dan janganlah kamu ikuti langkah-
langkah) atau jalan-jalan (syaitan) dan rayuannya (sesungguhnya ia
menjadi musuh yang nyata bagimu) artinya jelas dan terang
permusuhannya itu.12

4. QS. al-A'raf : 31
Ayat yang mulia ini merupakan bantahan terhadap orang-orang
musyrik, yakni tradisi melakukan tawaf dengan telanjang bulat yang
biasa mereka lakukan.

Seperti yang disebutkan di dalam riwayat Imam Muslim, Imam


Nasai, dan Ibnu Jarir. Sedangkan lafaznya berdasarkan apa yang ada
pada Ibnu Jarir, diriwayatkan melalui hadis Syu'bah, dari Salamah ibnu
Kahil, dari Muslim Al-Batin, dari Sa'id ibnu Jubair, dari Ibnu Abbas
yang mengatakan bahwa dahulu kaum pria dan wanita melakukan

11
Ibid.,
12
Ibid.,
tawafnya di Baitullah dalam keadaan telanjang bulat. Kaum pria
melakukannya di siang hari, sedangkan kaum wanita pada malam
harinya. Salah seorang wanita dari mereka mengatakan dalam
tawafnya: Pada hari ini tampaklah sebagiannya atau seluruhnya; dan
apa yang tampak darinya, maka tidak akan saya halalkan. Maka Allah
Swt. berfirman: pakailah pakaian kalian yang indah di setiap
(memasuki) masjid. (Al-A'raf: 31).13

D. Konstektualisasi Konsumsi Dalam Islam


Konsumsi berasal dari bahasa Belanda consumptie yang berarti suatu
kegiatan yang bertujuan mengurangi atau menghabiskan daya guna suatu
benda, barang maupun jasa dalam rangka memenuhi kebutuhan. Sedangkan
konsumen adalah individu-individu atau kelompok pengguna barang dan jasa
Perlu dibedakan antara konsumen dengan distributor. Konsumen membeli
barang dan digunakan untuk diri sendiri. sedangkan distributor akan membeli
barang dan menjualnya kepada orang lain. 14

M.A. Mannan dengan gamblang menjelaskan bahwa konsumsi adalah


permintaan sedangkan produksi adalah penyediaan. Kebutuhan konsumen,
yang kini dan yang telah diperhitungkan sebelumnya, merupakan insentif
pokok bagi kegiatan-kegiatan ekonominya sendiri. Mereka mungkin tidak
hanya menyerap pendapatannya tetapi juga memberi insentif untuk
meningkatkannya. Hal ini mengandung arti bahwa pembicaraan mengenai
konsumsi adalah primer dan hanya bila para ahli ekonomi mempertunjukkan
kemampuannya untuk memahami, dan menjelaskan prinsif produksi maupuan
konsumsi sajalah, mereka dapat dianggap kompeten untuk mengembangkan
hukum-hukum nilai dan distribusi atau hampir setiap cabang lain dari subyek
tersebut. Perbedaan antara ilmu ekonomi modern dan ekonomi Islam dalam

13
Ibid.,
14
Lukman Faourani, “Tafsir Ayat-Ayat Tentang Konsumsi: Aplikasi Tafsir Ekonomi

Al-Qur’an” dalam, Millah Jurnal Studi Agama, Vol. VIII, No 1 Agustus 2008, hlm. 125
hal konsumsi terletak pada cara pendekatannya dalam memenuhi kebutuhan
seseorang. Islam tidak mengakui kegemaran materialistis semata-mata dari
pola konsumsi modern. 15

15
Hendri B Anto, Pengantar Ekonomi Mikro Islami hlm.119

Anda mungkin juga menyukai