Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

MENGANALISIS PELAKSANAAN LANGKAH-LANGKAH PATIEN SAFETY


Tugas ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Patien Safety
di Program Studi Profesi Bidan
Dosen Pembimbing:
Nita Nurvita, SST, M.Keb

Disusun Oleh :
Ai Rima Fitriani Amalia NIM : P20624823002
Dewi Pitaloka NIM : P20624823010
Dian Radianti NIM : P20624823046
Endang Siti Mariam NIM : P20624823050
Enur Rostika NIM : P20624823051
Tati Ambarwati NIM : P20624823036

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES TASIKMALAYA
JURUSAN KEBIDANAN
2023
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT, yang telah memberikan rahmat, taufik dan hidayah-Nya,
sehingga penulis mampu menyelesaikan Makalah ini. Shalawat dan salam semoga selalu
tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW kepada keluarganya, sahabatnya, serta
umatnya yang selalu istiqomah di jalannya.
Makalah ini penulis buat dalam rangka memenuhi salah satu syarat penilaian tugas mata
kuliah Patien Safety. Makalah ini membahas tentang “Menganalisis Pelaksanaan Langkah-
Langkah Patien Safety”. Pembuatan makalah ini menggunakan metode studi pustaka, yaitu
mengumpulkan dan mengkaji materi.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu
kesempurnaan makalah ini, terutama kepada Dosen Pembimbing Qanita Wulandara, SST,
M.Keb yang telah memberikan pencerahan dan telah membimbing penulis dalam
pembelajaran dan diskusi. Penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi diri
pribadi penulis dan para pembaca. Penulis menyadari bahwa dalam makalah ini masih jauh
dari kesempurnaan, maka penulis mengharapkan kritik yang membangun dan saran dari
para pembaca agar makalah ini menjadi lebih baik dan sempurna.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...............................................................................
DAFTAR ISI ..............................................................................................
BAB I...........................................................................................................
A. Latar belakang ................................................................................
B. Rumusan masalah ...........................................................................
C. Tujuan .............................................................................................
1. Tujuan umum ...........................................................................
2. Tujuan khusus............................................................................
BAB II ........................................................................................................
A. Pengertian patien safety...................................................................
B. Tujuan patien safety .......................................................................
C. Langkah-langkah patien safety .......................................................
D. Keselamatan pasien (patien safety) pada ibu bersalin
dan bayi baru lahir...........................................................................
BAB III........................................................................................................
A. Kesimpulan .....................................................................................
B. Saran ...............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
...........................................Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih sangat tinggi. AKI meru
salah satu indikator ................................kesehatan masyarakat. AKI menggambarkan jumlah wanita yang
meninggal oleh suatu penyebab kematian terkait gangguan kehamilan atau
penanganannya (tidak termasuk kecelakaan atau kasus insidental) selama kehamilan,
melahirkan dan dalam masa 42 hari setelah melahirkan tanpa memperhitungkan lama
kehamilan per 100.000 kelahiran hidup (Kemenkes RI dan Measure DHS ICF
International, 2012).
Saat ini, penurunan AKI dan Angka Kematian Bayi (AKB) masih menjadi
prioritas program kesehatan di Indonesia. Bidan sebagai pemberi asuhan kebidanan
memiliki posisi strategis untuk berperan dalam upaya percepatan penurunan AKI dan
AKB. Paradigma baru dalam upaya menurunkan angka kematian ibu, bayi, dan anak
yaitu dengan asuhan secara berkesinambungan. Asuhan secara berkesinambungan
diberikan agar kejadian AKI dan AKB dapat ditekan karena komplikasi selama
kehamilan sampai masa nifas terdeteksi sedini mungkin (Kemenkes RI, 2015).
Patient safety adalah pasien bebas dari cidera yang tidak seharusnya terjadi atau
bebas dari cidera yang potensial akan terjadi. Keselamatan pasien di rumah sakit adalah
suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman (Sakit, 2015). Hal
ini menjadi salah satu indikator penting dalam standar pelayanan kesehatan
keperawatan, karena dengan diterapkan sistem patient safety dengan baik, maka dapat
diukur kualitas pelayanan keperawatan yang diberikan kepada pasien.
Mencegah terjadimya cidera yang disebabkan oleh kesalahan akibat
melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya
dilakukan adalah tujuan keselamatan pasien di rumah sakit (Depertemen Kesehatan,
2006). Patient safety merupakan prioritas utama untuk dilaksanakan di rumah sakit dan
hal tersebut terkait dengan isu mutu dan citra rumah sakit. Rumah sakit membutuhkan
pengakuan dari masyarakat. Departemen Kesehatan RI telah mencanangkan Gerakan
Keselamatan Pasien Rumah Sakit sejak tahun 2005.
Perhimpunan Rumah Sakit Indonesia (PERSI) menjadi pemprakarsa utama
dengan membentuk Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit. Keselamatan Pasien
Rumah Sakit/Hospital Patient Safety adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat
asuhan pasien lebih aman. Hal ini termasuk: asesmen risiko; identifikasi dan
pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien; pelaporan dan analisis insiden;
kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk
meminimalkan timbulnya risiko. Sistem ini mencegah terjadinya cedera yang
disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil
tindakan yang seharusnya diambil (PERMENKES RI – Nomor
1691/Menkes/PER/VIII/2011).
Dalam lingkup patient safety pengetahuan perawat merupakan hal yang
berhubungan dengan komitmen yang sangat diperlukan dalam upaya membangun
budaya keselamatan pasien (Cahyono, 2008). Kemampuan petugas kesehatan
khususnya perawat dalam mencegah transmisi infeksi di rumah sakit, dan upaya
pencegahan infeksi adalah tidak lepas dari faktor yang mempengaruhinya yaitu
pemahaman petugas kesehatan tentang program keamanan pasien (patient safety),
tersedianya peralatan kesehatan yang memadai, dana untuk menyediakan pasokan yang
dibutuhkan, misalnya sarung tangan dan masker, penyediaan pasokan tersebut kurang,
dan adanya standar operasional prosedur (SOP) tetap yang berlaku (Cahyono, 2008).
B. Rumusan masalah
1. Apa itu Pengertian patien safety ?
2. Apa itu Tujuan patien safety ?
3. Apa itu Langkah-langkah patien safety ?
4. Apa itu Keselamatan pasien (patien safety) pada ibu bersalin dan bayi baru lahir ?
C. Tujuan
1. Tujuan umum
2. Tujuan khusus
a. Untuk mengetahui Pengertian patien safety
b. Untuk mengetahui itu Tujuan patien safety
c. Untuk mengetahui Langkah-langkah patien safety
d. Untuk mengetahui Keselamatan pasien (patien safety) pada ibu bersalin dan
bayi baru lahir
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian patien safety
............................................Keselamatan pasien merupakan indikator yang paling utama dalam sys
pelayanan kesehatan, yang diharapkan dapat menjadi acuan dalam menghasilkan
pelayanan kesehatan yang optimal dan mengurangi insiden bagi pasien (Canadian
Patient Safety Institute, 2017)
Menurut Kemenkes RI (2015), patient safety adalah suatu sistem yang
memastikan asuhan pada pasien jauh lebih aman. Sistem tersebut meliputi pengkajian
risiko, indentifikasi insiden, pengelolaan insiden, pelaporan atau analisis insiden, serta
implementasi dan tindak lanjut suatu insiden untuk meminimalkan terjadinya risiko.
Maternitas merupakan salah satu bentuk pelayanan professional yang ditujukan kepada
Wanita Usia Subur (WUS) berkaitan dengan sistem reproduksi, kehamilan, melahirkan,
nifas, dan bayi baru lahir sampai umur 40 hari. Berfokus pada pemenuhan kebutuhan
dasar dalam beradaptasi secara fisik dan psikososial untuk mencapai kesejahteraan
keluarga dengan menggunakan proses kebidanan. Menurut Reeder (2016), peran bidan
dalam kebidanan maternitas yaitu :
1. Pelaksana......................................: Meningkatkan kesehatan yaitu mengidentifikasi dan memaksimalka
kemampuan klien yang spesifik untuk mencapai hasil yang maksimal.
2. Pendidik.....................................: Bertanggung jawab dalam hal pendidikan dan pengajaran ilmu kebida
dan tenaga kesehatan lainnya, bagi klien dalam keadaan tidak tahu menjadi tahu,
tidak mau menjadi mau dan tidak mampu menjadi mampu.
3. Konselor........................................: bidan sebagai seorang yang mempunyai keahlian dalam memberika
konseling kepada klien, konselor bertanggungjawab memberikan layanan dan
konseling.
4. Role model bagi para ibu............................: panutan bagipara ibu-ibu yang sedang menjalankan
kebidanan maternitas
5. Role model bagi teman sejawat......................: panutan sesame bidan atau saling bekerja sama
antar bidan
6. Perumus masalah...................................: megetahui masalah-masalah yang muncul pada pasien dan
merumuskan masalah tersebut.
B. Tujuan patien safety
1. Tujuan patien safety di Rumah Sakit :
a. Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit
b. Meningkatkan akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat
c. Menurunkan KTD
d. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi
pengulangan KTD.
2. Tujuan patien safety di Puskesmas
a. Terciptanya budaya keselamatan pasien di puskesmas
b. Meningkatnya akuntabilitas Puskesmas terhadap pasien dan masyarakat
c. Menurunnya kejadian tidak diharapkan (KTD) di Puskesmas.
d. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi
pengulangan kejadian tidak diharapkan.
3. Tujuan keselamatan pasien secara international
a. Identify patients correctly (mengidentifikasi pasien secara benar)
b. Improve effective communication (meningkatkan komunikasi yang efektif)
c. Improve the safety of high-alert medications (meningkatkan keamanan dari
pengobatan resiko tinggi)
d. Eliminate wrong-site, wrong-patient, wrong procedure surgery(mengeliminasi
kesalahan penempatan, kesalahan pengenalan pasien, kesalahan prosedur
operasi)
e. Reduce the risk of health care-associated infections (mengurangi risiko infeksi
yang berhubungan dengan pelayanan kesehatan)
f. Reduce the risk of patient harm from falls (mengurangi risiko pasien terluka
karena jatuh).
C. Langkah-langkah patien safety
Pelaksanaan patien safety meliputi :
1. Sembilan solusi keselamatan pasien di RS (WHO Collaborating Center for Patient
Safety, 2 Mei 2007) yaitu:
a. Perhatikan nama obat, rupa dan ucapan miring
b. Pastikan identifikasi pasien
c. Komunikasi secara benar saat serah terima pasien
d. Pastikan tindakan yang benar pada sisi tubuh yang benar
e. Kendalikan cairan elektrolit pekat
f. Pastikan akurasi pemberian obat pada penglihatan pelayanan
g. Hindari salah kateter dan salah sambung slang
h. Gunakan alat injeksi sekali pakai
i. Tingkatkan kebersihan tangan untuk pencegahan infeksi nasokomial
1. Tujuh Standar Keselamatan Pasien (Mengacu pada Hospital Patient Safety
Standards yang di keluarkan oleh Join Commision on Accreditation of Health
Organizations, Illinois, USA, 2002) yaitu:
a. Hak pasien
Standarnya adalah Pasien dan keluarganya mempunyai hak untuk
mendapatkan informasi tentang rencana dan hasil pelayanan termasuk
kemungkinan KTD (Kejadian Tidak Diharapkan).
Kriterianya adalah
1) Harus ada dokter penanggung jawab pelayanan
2) Dokter penanggung jawab pelayanan wajib memberikan penjelasan yang
jelas dan benar kepadapasien dan keluarga tentang rencana dab hasil
pelayanan, pengobatan atau prosedur untuk pasien termasuk
kemuningkan terjadinya KTD.
b. Mendidik keluarga pasien
Standarnya adalah Rumah sakit harus mendidik pasien tentang
kewajiban dan tanggung jawab pasien dalam asuhan pasien. Kriterianya
adalah Keselamatan dalam memberikan pelayanan dapat di tingkatkan
dengan keterlibatan pasien adalah partner dalam proses pelayanan, karena
itu di rumah sakit harus ada sistem dan mekanisme mendidik pasien dan
keluarga pasien tentang kewajiban dan tanggung jawab pasien dalam asuhan
pasien. Dengan pendidikan tersebut diharapkan pasien dan keluarga dapat :
1) Memberikan informasi yang jelas, lengkap dan jujur
2) Mengetahui kewajiban dan tanggung jawab
3) Mengajukan pertanyaan untuk hal yang tidak dimengerti
4) Memahami dan menerima konsekuensi pelayanan
5) Mematuhi instruksi dan menghormati peraturan rumah sakit
6) Memperlihatkan sikap menghormati dan tenggang rasa
7) Memenuhi kewajiban finansial yang disepakati
c. Keselamatan pasin dan kesinambungan pelayanan
Standarnya adalah Rumah sakit menjamin kesinambungan pelayanan dan
menjamin koordinasi antar tenaga dan antar unit pelayanan. Kriterianya
adalah :
1) Koordinasi pelayanan secara menyeluruh
2) Koordinasi pelayanan disesuaikan kebituhan pasien dan kelayakan
sumber daya
3) Koordinasi pelayanan mencakup peningkatan komunikasi
4) Komunikasi dan transfer informasi antar profesi kesehatan
d. Penggunaan metode-metode peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi
dan program peningkatan keselamatan pasien. Standarnya adalah Rumah
sakit mendisign proses baru atau memperbaiki proses yang ada, memonitor
dan mengevaluasi kinerja melalui pengumpulan data, menganalisis secara
intensif KTD dan melakukan perubahan untuk meningkatkan kinerja serta
KTD. Kriterianya adalah :
1. Setiap rumah sakit melakukan rancangan (design) yang baik sesuai
dengan “Tujuh Langkah Menuju Keselamatan Pasien Rumah Sakit”
2. Setiap rumah sakit harus melakukan pengumpulan data kinerja
3. Setiap rumah sakit harus melakukan evaluasi intensif
4. Setiap rumah sakit harus menggunakan semua data semua data dan
informasi hasil analisis
e. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien.
Standarnya adalah :
1. Pimpinan dorong dan jamin implementasi program keselamatan pasien
melalui “7 Langkah Menuju Keselamatan Pasien di Rumah Sakit”
2. Pimpinan menjamin berlangsungnya program proaktif dan indentifikasi
risiko keselamatan pasien dan mengurangi KTD
3. Pimpinan dorong dan tumbuhkan komunikasi dan koordinasi antar unit
dan individu berkaitan dengan pengambilan keputusan tentang
keselamatan pasien
4. Pemimpin mengalokasikan sumber daya yang adekuat untuk mengukur,
mengkaji dan meningkatkan kinerja rumah sakit serta tingkatkan
keselamatan pasien
5. Pemimpin mengukur dan mengkaji efektifitas konstribusi dalam
meningkatkan kinerja rumah sakit dan keselamatan pasien.
Kriterianya adalah :
a) Terdapat tim antar disiplin untuk mengelola program keselamatan
pasien
b) Terdapat tim program proaktifuntuk identifikasi risiko keselamatan
dan program meminimalkan insden
c) Tersedia mekanisme kerja untuk menjamin bahwa semua komponen
dari rumah sakit terintegritas dan berpartisipasi
d) Tersedia prosedur “cepat tanggap” terhadap insiden, termasuk
asuhankepada pasien yang terkena musibah membatasi risiko pada
orang lain dan penyimpanan informasi yang benar dan jelas untuk
keperluan analisis
e) Tersedia mekanisme pelaporan internal dan eksternal berkaitan
dengan insiden
f) Tersedia mekanisme untuk menangani berbagai jenis insiden
g) Terdapat kolaborasi dan komunikasi terbuka secara sukarela antar
unit dan antar pengelolaan pelayanan
h) Tersedia sumber daya dan sisitem informasi yang dibutuhkan
i) Tersedia sasaran terukur dan pengumpulan informasi menggunakan
kriteria objektif untuk mengevaluasi efektifitas perbaikan kinerja
rumah sakit dan keselamatan pasien.
f. Mendidik staf tentang keselamatan pasien Standarnya
1. Rumah sakit memiliki proses pendidikan, pelatihan dan orientasi untuk
setiap jabatan mencakup keterkaitan jabatan dnegan keselamatan pasien
secara jelas
2. Rumah sakit menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan yang
berkelanjutan untuk meningkatkan dan memelihara kopetensi staf serta
mendukung pendekatan interdisiplin dalam pelayanan pasien.
Kriterianya adalah :
a) Memiliki program diklat dan orientasi bagi staf baru yang memuat
topik keselamatan pasien
b) Mengintegrasi topik keselamatan pasien dalam setiap kegiatan
inservice dan memberi pedoman yang jelas tentang pelaporan insiden
c) Menyelenggarakan pelatihan tentang kerjasama kelompok
(teamwork) guna mendukung pendekatan komunikasi dan kolaboratif
dalam rangka melayani pasien.
g. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan pasien
Standarnya adalah :
1. Rumah sakit merencanakan dan mendesign proses manajemen informasi
keselamatan pasien untuk memenuhi kebutuhan informasi internal dan
eksternal
2. Transmisi data dan informasi harus tepat waktu dan akurat
Kriterianya adalah
a) Disediakan anggaran untuk merencanakan dan mendesign proses
manajemen untuk memperoleh data dan informasi tentang hal-hal
terkait dengan keselamatan pasien
b) Tersedia mekanisme identifikasi masalah dan kendala komunikasi
untuk merevisi menejemen informasi yang ada.
D. Kesekamatan Pasien (patien safety) pada ibu bersalin dan bayi baru lahir.
Keselamatan pasien (patient safety) dapat diterapkan pada maternal khususnya pada
ibu bersalin dan bayi baru lahir. Pelaksanaan Langkah patient safety pada ibu bersalin
dan bayi baru lahir dilaksanakan sesuai dengan standar asuhan kebidanan.
1. Standar 1 : pengkajian
a. Identifikasi pasien sebelum tindakan
b. Identifikasi pasien terdirik dari nama lengkap pasien dan nomor rekam medis
c. Data indentitas pasien tertulis pada gelang pasien, kartu beobat, data identitas
dan foto diri pasien
d. Penanda tambahan pada gelang dan fungsinya. Seperti merah untuk alergi,
kuning untuk resiko jatuh tinggi dan sedang, ungu untuk DNR.
e. Hal Khusus: identifikasi ibu dan bayi baru lahir, identifikasi sampel
laboratorium.
Identifikasi bayi baru lahir dan ibu baru melahirkan.
1) Identitas ibu dan bayi lahir hidup
a) Identitas ibu sebelum melahirkan
 Nama ibu
 Nomor RM
b) Identitas bayi sebelum bayi di daftarkan sebagai pasien RS
 Nama Bayi : By Ny ….
 Nomor RM bayi
c) Identitas ibu dan bayi setelah lahir didaftarkan sebagai pasien RS
 Nama bayi : By Ny…
 Nomor RM
2. Standar 2 : Perumusan diagnose dan atau masalah kebidanan
a. Diagnose sesuai dengan nomenklantur kebidanan.
b. Masalah dirumuskan sesuai dengan kondisi klien
c. Dapat diselesaikan dengan asuhan kebidanan secara mandiri, kolaborasi dan
rujukan.
3. Standar 3 : Perencanaan
a. Lakukan komunikasi efektif,
b. Memperbaiki komunikasi dengan teknik SBAR (situasion, Background,
Assesment, Recommendation)
4. Standar 4 : Implementasi
a. Memperhatikan keunikan pasien sebagai makhluk bip-psiko-sosio-spiritual-
kultural.
b. Setiap tindakan asuhan harus mendapat persetujuan yang tertuang dalam
informed concent.
c. Melaksanakan tindakan sesuai dengan evidence based
d. Melibatkan pasien dalam setiap tindakan
e. Menjaga privacy klien
f. Melaksanakan prinsip pencegahan infeksi
g. Mengikuti perkembangan pasien secara berkesinambungan
h. Menggunakan sumber daya, sarana dan prasarana yang sesuai
i. Melakukan tindakan sesuai standar
j. Mencatat semua tindakan yang dilakukan.
k. Lakukan keamanan pada pemberian obat-obatan dengan melakukan prinsip
benar obat, benar dosis, benar cara, benar waktu, benar obat. Jalin komunikasi
tentang penggunaan obat dengan pasien secara akurat, update pencatatan obat.
5. Standar 5 : Evaluasi
a. Penilaian dilakukan segera setekah selesai melaksanakan asuhan sesuai kondisi
b. Hasil evaluasi segera dicatat dan dikomunikasikan kepada klien dan keluarga
c. Evaluasi dilakukan sesuai standar
d. Hasil evaluasi ditindaklanjuti sesuai dengan kondisi klien/pasien.
6. Standar 6 : Pencatatan Asuhan Kebidanan
a. Pencatatan dilakukan segera setelah melaksanakan asuhan (Rekam medis,
KMS, Status Pasien, Buku KIA)
b. Ditulis dalam bentuk SOAP.
Keterampilan yang harus dimiliki pada saat asuhan persalinan dan bayi baru
lahir yaitu :
1) Memberikan perawatan prenatal atau sebelum persalinan
2) Memeriksa kondisi fisik ibu selama masa kehamilan, saat persalinan dan
setelah melahirkan,
3) Mendampingi ibu dan menangani secara langsung persalinan per vaginal,
4) Mengidentifikasi kemungkinan terjadinya komplikasi dari persalinan
5) Memiliki keterampilan dalam tindakan kegawat daruratan maternal neonatal
6) Konseling dan pendidikan kesehatan
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
............................................Keselamatan pasien merupakan indikator yang paling utama dalam sys
pelayanan kesehatan, yang diharapkan dapat menjadi acuan dalam menghasilkan
pelayanan kesehatan yang optimal dan mengurangi insiden bagi pasien (Canadian
Patient Safety Institute, 2017)
Tujuh Standar Keselamatan Pasien
a Hak pasien
b Mendidik keluarga pasien
c Keselamatan pasin dan kesinambungan pelayanan
d Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien.
e Mendidik staf tentang keselamatan pasien Standarnya
f Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan pasien
Kesekamatan Pasien (patien safety) pada ibu bersalin dan bayi baru lahir.
a Identifikasi pasien sebelum tindakan
b Identifikasi pasien terdirik dari nama lengkap pasien dan nomor rekam medis
c Data indentitas pasien tertulis pada gelang pasien, kartu beobat, data identitas
dan foto diri pasien
d Penanda tambahan pada gelang dan fungsinya. Seperti merah untuk alergi,
kuning untuk resiko jatuh tinggi dan sedang, ungu untuk DNR.
e Hal Khusus: identifikasi ibu dan bayi baru lahir, identifikasi sampel
laboratorium.
Identifikasi bayi baru lahir dan ibu baru melahirkan.
B. Saran
Penulis menyadari bahwa makalah diatas banyak sekali kesalahan dan jauh dari
kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan berpedoman pada
sumber yang dapat dipertanggungjawabkan. Maka dari itu penulis mengharapkan kritik
dan saran mengenai pembahasan makalah dalam kesimpulan diatas.
C.
DAFTAR PUSTAKA

Bawelle, S. C., Sinolungan, J. S. V., dan Hamel, R. (2013). Hubungan pengetahuan dan
sikap perawat dengan pelaksanaaan keselamatan pasien (patient safety) di ruang
rawat inap RSUD Liun Kendage Tahuna. Jurnal Keperawatan, 1(1). Darmadi.
(2008).

Infeksi Nososkomial Problematika dan Pengendalian Jakarta: Salemba Medika. Depkes RI.
(2008). Panduan Nasional Keselamatan Pasien Rumah ien Rumah Sakit (Patient
Safety). Sakit (Patient Safety).

Elrifda, S. (2011). Budaya patient safety dan karakteristik kesalahan pelayanan: implikasi
kebijakan di salah satu rumah sakit di Kota Jambi.  Kesmas:  Kesmas: National
National Public  Health Journal , 6 (2), 67-76.

Komite Keselamatan Rumah Sakit (KKP-RS) PERSI., 2007. Pedoman Pelap Insiden
Keselamatan Pasien. Jakarta. Lombogia, A., Rottie, J., & Karundeng, M. (2016).
Hubungan Perilaku Dengan Kemampuan Perawat Dalam Melaksanakan
Keselamatan Pasien (Patient Safety) Di Ruang Akut Instalasi Gawat Darurat RSUP
Prof. Dr. RD Kandou Manado.  JURNAL KEPERAWATAN , 4(2).

Mulianingsih, M, et. all. 2015. Identifikasi Komunikasi Efektif SBAR Situa Backg kasi
Efektif SBAR Situa Background, Assesment, Recomendation) Di RSUD Kota Mata
http://stikesyarsimataram.ac.id MorseJ.2009.PreventingPatientFalls:Establishing A
Fall Intervention Program-2nd ed.Springer Publishing;New York.  

Nivalinda, D., Hartini, M. I  Nivalinda, D., Hartini, M. I., & Santoso, A. (2013 ., &
Santoso, A. (2013). Pengaruh motivasi perawat ). Pengaruh motivasi perawat dan
gaya dan gaya kepemimpinan kepala ruang terhadap penerapan budaya keselamatan
pasien oleh  perawat pelaksa  perawat pelaksana pada na pada rumah sakit rumah
sakit pemerintah pemerintah di Semarang. di Semarang. Jurnal Manajemen
Keperawatan, 1(2).
Peraturan Peraturan Menteri Menteri Kesehatan Kesehatan
RepublikIndonesia1691/Menkes/PER/VIII/201
RepublikIndonesia1691/Menkes/PER/VIII/2011 tentang Keselamatan tentang
Keselamatan Pasien di Pasien di Rumah Jakarta Jakarta Sakit, K. K. P. R. (2008).

Pedoman pelapo Sakit, K. K. P. R. (2008). Pedoman pelaporan inside ran insiden


keselamatan pasien (IKP). n keselamatan pasien (IKP). Jakarta:  Komite
Keselamatan Pasien Rumah Sakit . Saputro, H. (2016). Kinerja perawat dalam
pelaksanaan pencegah an pencegahan risiko jatuh di ruang an risiko jatuh di ruang
rawat inap anak. STRADA Jurnal Ilmiah Kesehatan, 5(2), 26-31

Anda mungkin juga menyukai