Secara nyata, taksonomi ini bergerak (a) dari cara yang sederhana ke proses
yang lebih komplit baik informasi atau prosedur-prosedurnya, (b) dari kesadaran
yang kurang ke kesadaran yang lebih tentang pengontrolan yang lebih terhadap
proses pengetahuan dan bagaimana menyusun atau menggunakannya, dan (c) dari
kurangnya keterlibatan personal atau komitmen terhadap kepercayaan yang besar
secara terpusat dan refleksi dari identitas seseorang.
Enam tingkatan/level tersebut juga berinteraksi dengan apa yang disebut
Marzano “tiga pengetahuan awal”, yaitu:
6. Evaluasi menjadi hal yang penting dalam proses belajar mengajar, karena tanpa
evaluasi akan susah sekali mengukur tingkat keberhasilannya.Evaluasi pendidikan
merupakan proses yang sistematis dalam Mengukur tingkat kemajuan yang dicapai
siswa, baik ditinjau dari norma tujuan maupun dari norma kelompok serta Menentukan
apakah siswa mengalami kemajuan yang memuaskan kearah pencapaian tujuan
pengajaran yang diharapkan. Dalam evaluasi pembelajaran terdapat dua bagian
penting yaitu sasaran evaluasi dan tahapan evaluasi. Langkah-langkah yang harus
dilakukan bagi seorang guru dalam proses pengembangan alat evaluasi agar diperoleh
instrumen yang valid dan reliable:
1) Penentuan tujuan tujuan pembelajaran yang baik hendaklah berorientasi kepada
peserta didik, bersifat menguraikan hasil belajar, harus jelas dan dapat dimengerti,
mengandung kata kerja yang jelas (kata kerja operasional), serta dapat diamati dan
dapat di ukur.
2) Penyusunan kisi-kisi tes : Kisi-kisi adalah suatu format atau matriks yang memuat
informasi yang dapat dijadikan pedoman untuk menulis tes atau merakit tes,
penyusunan kisi-kisi soal bertujuan untuk merumuskan setepat mungkin ruang
lingkup, tekanan dan bagian-bagian tes sehingga perumusan tersebut dapat menjadi
petunjuk yang efektif bagi penyusun tes.
3) Penulisan soal
4) Penelaahan soal (validasi soal), yaitu menguji validitas soal yang bertujuan untuk
mencermati apakah butir-butir soal yang disusun sudah tepat untuk mengukur
tujuan pembelajaran yang sudah dirumuskan, ditinjau dari segi isi/materi, kriteria
dan psikologis. Validitas instrument dapat diketahui dengan mencari korelasi hasil
instrument dengan dengan kriterium atau melakukan analisis butir. Apabila
data yang digunakan adalah data interval maka dapat digunakan rumus Product
Moment Korelasi,
5) Perakitan soal menjadi perangkat tes
6) Uji coba soal termasuk analisisnya
7) Bank Soal
8) Penyajian tes kepada siswa
9) Skoring (pemeriksaan jawaban siswa)
7. Teori tes klasik merupakan sebuah teori yang mudah dalam penerapannya serta
model yang cukup berguna dalam mendeskripsikan bagaimana kesalahan dalam
pengukuran dapat mempengaruhi skor amatan. teori pengukuran dalam bidang
psikologi yang memfokuskan kajiannya pada skor murni, selain itu disebut teori tes
klasik karena asumsinya dijelaskan secara matematis. Salah satu kelemahan teori ini
adalah mengabaikan pentingnya menganalisis taraf kesukaran soal, daya beda soal dan
respon subjek. Kelemahan-kelemahan tersebut kemudian dijelaskan oleh teori tes
modern, Teori tes modern sering juga disebut Latent Trait Theory yaitu
performance subjek dalam suatu tes yang dapat diprediksi dari kemampuannya
yang bersifat laten. Atau lebih dikenal dengan Item Response Theory (IRT) yaitu
respon subjek terhadap item yang menunjukkan kognitifnya. Kelebihan kinerja subjek
dapat dilihat dengan Item Characteristic Curve (ICC). Artinya semakin baik
performance subjek akan semakin banyak respon (jawaban pada aitem tes) yang
benar. Unsur teori dalam tes modern meliputi: Butir (item tes), Subjek (responnya)
dan isi respon subjek.