Anda di halaman 1dari 3

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Sistem Akuntansi

Akuntansi Dana merupakan sistem akuntansi yang sering digunakan oleh organisasi-organisasi
nirlaba dan institusi sektor publik. Sistem tersebut merupakan metode pencatatan dan
penampilan entitas dalam akuntansi seperti aset, dan kewajiban yang dikelompokkan menurut
kegunaannya masing-masing. Akuntansi dana umumnya digunakan pada organisasi-organisasi
nirlaba dan sektor publik yang umumnya membutuhkan metode pelaporan khusus neraca akhir
yang dapat menunjukkan arus pengeluaran keuangan organisasi tersebut secara jelas. Metode
pelaporan tersebut berbeda dengan laporan neraca akhir yang biasa digunakan oleh sektor bisnis
yang menekankan pada nilai keuntungan ataupun kerugian yang diperoleh organisasi tersebut
dalam suatu periode akuntansi tertentu.Dilihat dari penjelasan tersebut maka UTD Provinsi
Lampung termasuk dalam sistem akuntansi dana, hal ini ditunjukkan dari bentuk organisasi UTD
nirlaba dengan tidak memperhitungkan keuntungan dan kerugian organisasi serta dilihat dari
sistem pencatatan arus penggeluaran keuangan organisasi dan sumber dana yang transparan
sehingga anggota dapat mengetahui masuk dan keluarnya sumber dana. Setiap transaksi yang
terjadi di UTD di lakukan secara manual lalu dimasukan secara komputerisasi. Dalam
pembentukan dan pengoperasian UTD dipakai prinsip “Otonomi”. Untuk modal pertama
diperoleh dari sumbangan Pemerintah Daerah, Departemen Kesehatan, PMI dan para dermawan
lain. Pengelolaan keuangan UTD sendiri oleh UTD. Keuangan UTD dikelola terpisah dari PMI
yang terkait. Uang UTD hanya dipergunakan untuk UTD. Uang TD tidak boleh dipergunakan di
luar kebutuhan UTD.

Kelebihan dari sistem akuntansi dana bagi UTD adalah kejelasan dan transparansi dalam
pengelolaan yang akan dipertanggungjawabkan ke Kemenkes. Hal ini juga dapat membantu
pengumpulan bukti-bukti pengauditan.

4.2 Sistem Pengendalian Manajemen

Organisasi UTD memerlukan sistem pengendalian manajemen untuk memberikan jaminan


dilaksanakannya strategi organisasi secara efektif dan efisisen sehingga tujuan organisasi dapat
dicapai. Dalam hal manajemen sumber daya manusia di UTD harus dilakukan sejak proses
seleksi dan rekruitmen, training, pengembangan, dan promosi hingga pemberhentian karyawan.
Dalam pengendalian manajemen di UTD dapat dikategorikan menjadi tiga kelompok, yaitu:

1. Pengendalian preventif (preventif control)


Dalam tahap ini pengendalian manajemen terkait dengan perumusan strategi
perencanaan strategik yang dijabarkan dalam bentuk program-program.
Pada UTD ini bentuk pengendalian preventif berupa program training selama 1
bulan. Untuk menjaga kualitas karyawan maka di saat open rectrutment di
syaratkan lulusan pendidikan minimal diploma 3.

2. Pengendalian operasional (operational control)


Dalam tahap ini pengendalian manajemen terkait dengan pengawasan pelaksanaan
program yang telah ditetapkan melalui alat berupa anggaran. Anggaran digunakan
untuk menghubungkan perencanaan dengan pengendalian. Dalam pengendalian
operasional pada UTD di tunjukkan dengan adanya punishment bagi karyawan
yang terlambat hadir, karena hal tersebut dapat menghambat program donor darah
harian yang dicanangkan 24 jam.
3. Pengendalian kinerja
Pada tahap ini pengendalian manajemen berupa analisis evaluasi kinerja
berdasarkan tolok ukur kinerja yang telah ditetapkan. Di dalam pengendalian
kinerja di UTD ditunjukkan dengan adanya laporan pertanggungjawaban pada
PMI Provinsi Lampung dan UTD Pusat.
Dalam pengendalian manajemen di UTD memiliki kelebihan, dimana semua dapat dikendalikan dengan
menerapkan seluruh jenis pengendalian.

4.3 Pusat Pertanggungjawaban

Sistem akuntansi pertanggungjawaban adalah sistem yang mengukur berbagai hasil yang dicapai
setiap pusat pertangggung jawaban menurut informasi yang dibutuhkan para manajer untuk
mengoperasikan pusat pertanggunjawaban mereka.

Pusat biaya adalah pusat pertanggungjawaban yang prestasi manajernya dinilai berdasarkan
biaya yang telah dikeluarkan bukan nilai output yang dihaslkan. Pada pusat standar biaya
manajer bertanggung jawab hanya terhadap biaya ( Hansen dan Mowen, 2007. Dan Hilton 2008).
Suatu unit organisasi dianggap sebagai pusat biaya apabila ukuran kinerja dinilai berdasarkan
biaya yang telah digunakan ( bukan nilau Output yang dihasilkan).

UTD menerapkan pusat pertanggungjawaban biaya yaitu dengan cara mengelola dana yang ada
untuk membiayai kebutuhan operasional, seperti: peralatan donor darah, perlengkapan jasa
tenaga, dan lain-lain.

4.4 Pengukuran Kinerja

Pengukuran kinerja di UTD dapat dilihat dari beberapa aspek:

1. Aspek Finansial
Aspek ini dilhat dari bagaimana UTD mengelola dana yang diperoleh untuk membiayai
kegiatan operasionalnya. Secara garis besar pengelolaan finansial di UTD dapat
dikatakan baik, hal ini ditunjukkan dengan lancarnya program-program yang diadakan
oleh UTD itu sendiri.
2. Aspek Non Finansial
Aspek ini dilihat dari bagaimana UTD dapat memenuhi permintaan darah yang
dibutuhkan masyarakat. Secara garis besar aspek pengelolaan non finansial UTD dapat
dikatakan belum baik, karena target yang ingin dicapai oleh UTD belum tercapai.
Dimana target pemenuhan permintaan darah yang diinginkan adalah 100%, namun pada
kenyataannya hanya tercapai 80% dari target pemenuhan permintaan darah. Hal ini
dikarenakan oleh, kurangnya kesadaraan masyarakat akan pentingmya mendonorkan
darah.
Dalam pengukuran kinerja di UTD memilki kelebihan dalam aspek finansial berupa kebutuhan
yang tercukupi. Sedangkan dalam aspek non finansial masih terdapt kekurangan yang
ditunjukkan dengan belum tercapai target.

Anda mungkin juga menyukai