Anda di halaman 1dari 3

Nama : Dwi Mutiara

Asna Alifaturrahma
Tugas Membuat Khutbah Jumat

BERBAKTI KEPADA KEDUA ORANG TUA

KHUTBAH I

Ma’syiral Muslimin rahimakumullah, Dalam kitab Tanbih al-Ghafilin diceritakan, tiga orang laki-laki
terjebak dalam sebuah gua saat turun hujan deras. Malang nasib mereka karena sesaat kemudian batu besar
terjatuh dan menutup pintu gua, sehingga tidak memungkinkan mereka keluar kecuali ada bantuan. Dalam
kepanikan demikian, mereka bermunajat kepada Allah, karena mereka berpikir hanya Allah dan amal shalih
merekalah yang mampu menolongnya.
Salah seorang dari mereka berdoa dan menyatakan bahwa pernah satu ketika dia akan terperosok dalam
perbuat zina, namun dia sadar dan segera menghindar serta bertobat. Ia berdoa, jika hal demikian termasuk amal
shalih maka sudilah kiranya Allah memberinya pertolongan. Lantas batu besar yang menutup gua tersebut
bergeser sedikit.
Orang kedua lantas mengadukan kebaikannya dan berharap batu penutup gua tersebut terbuka. Dia
menyatakan bahwa dia bekerja keras dan tulus di sebuah ladang. Dia memiliki hasil jerih payah dalam jumlah
yang banyak berupa sapi, kambing, dan kebutuhan lainnya. Lantas dia memberikan harta tersebut pada orang
yang dulu pernah mengadu padanya karena upah yang diberikan dirasa kurang. Orang tersebut kemudian
menyatakan, jika amal tersebut adalah bagian amal shalih maka ia memohon kepada Allah untuk memberinya
pertolongan. Tak lama kemudian batu bergeser sedikit.
Orang ketiga kemudian menyampaikan amal kebaikannya. Dia menceritakan bahwa dia memiliki orang
tua yang sudah lanjut usia. Pada suatu malam dia mengirimkan makanan. Namun begitu sampai di rumah orang
tuanya, mereka sedang tertidur pulas. Ia tidak tega membangunkan, dan tidak beranjak sedikit pun dari rumah
tersebut untuk menjaga makanan yang dia bawa. Padahal saat itu, kambing-kambingnya masih berada di tengah
lapang dan dapat dimangsa serigala jika tidak segera diambilnya. Namun dia memilih menjaga makanan yang
dia bawa untuk kedua orang tuanya hingga fajar tiba.
Orang ini lantas mengatakan bahwa jika perbuatan tersebut termasuk amal shalih, hendaklah Allah
menolongnya saat itu. Lantas batu besar yang menutup pintu gua tersebut terbuka hingga mereka bertiga dapat
keluar bebas.
Hadirin yang dimuliakan Allah, Cerita tersebut memberikan hikmah pada kita bahwa ada tiga amal
shalih yang dapat menjadi wasilah penolong kita saat menghadapi kesulitan atau kesusahan, yakni menghindari
zina, ketulusan sedekah, dan berbuat baik pada kedua orang tua.
Salah satu yang penting dalam peristiwa tersebut adalah amal shalih kepada orang tua yang dapat
menjadi penyelamat mereka. Berbuat baik pada orang tua adalah kewajiban setiap anak. Kewajiban ini
diperintahkan Allah dan Rasulullah dalam berbagai redaksi ayat Al-Qur’an ataupun hadist Nabi. Bahkan
kewajiban berbuat baik pada kedua orang tua, dalam Al-Qu’ran, disebut setelah kewajiban menyembah atau
beribadah kepada-Nya.
Dalam Surat An-Nisa ayat 36 disebutkan:

Artinya : “Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu


apa pun, dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua…” (QS an-Nisa: 36)
Kalimat “wa bil walidaini ihsana” ini juga diulang dalam Surat Al-Isra ayat 23 dan Surat Al-An’am ayat
151. Dalam Surat Al-Isra ayat 23 disebutkan :

Artinya : “Dan Tuhanmu memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia, dan hendaklah
kamu berbuat baik pada kedua orang tua.”
Sementara dalam Surat Al-An’am ayat 151:

Artinya : “Katakanlah, mari kubacakan apa yang diharamkan atas kamu oleh Tuhanmu, yakni janganlah
kamu mempersekutukan-Nya dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua.”
Kalimat “wa bil walaidaini ihsana” diulang dalam redaksi yang sama, dan rangkaian perintah serupa.
Hal ini menegaskan bahwa kewajiban menghormati, berbuat santun dan baik kepada orang tua adalah
kemutlakan yang harus dipegang oleh setiap orang. Tentu saja kemampuan kita berbuat baik pada kedua orang
tua akan diganjar oleh Allah dalam berbagai bentuk, baik kebaikan di dunia ataupun di akhirat kelak. Di dunia,
Allah akan memudahkan hidup kita dan anak-anak kita. Mungkin kita dimudahkan rezeki, diberi umur yang
panjang dan keberkahan, diberikan anak-anak yang shalih dan shalihah.
Rasulullah pernah bersabda:

Diriwayatkan dari Anas bin Malik, bahwa Rasulullah bersabda, “Barang siapa berharap Allah
menambah umur dan rezekinya, hendaklah berbakti pada kedua orang tuanya dan menyambung hubungan
sanak famili” (HR al-Baihaqi).
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah, Berbuat baik pada orang tua dapat kita wujudkan dalam berbagai
bentuk, seperti menghormatinya, memuliakannya, berkata lembut, tidak melukai perasaannya, mewujudkan
cita-cita luhurnya, memberikan sedekah kepadanya, dan lain sebagainya. Orang tua kita, dalam berbagai
riwayat dan cerita, adalah kunci kehidupan kita baik di dunia ataupun di akhirat kelak.
Dalam kitab Durrah al-Nashihin diceritakan Nabi Musa ingin mencari tahu orang yang akan menjadi
temannya di surga. Lantas dia diperintahkan Allah untuk pergi ke pasar dan menemui seorang tukang jagal.
Nabi Musa keheranan, kenapa menemui tukang jagal miskin? Jawabannya ia dapatkan setelah mengikuti tukang
jagal itu pulang ke rumahnya. Tukang jagal tersebut adalah orang yang merawat ibunya yang sudah sangat renta
dan lumpuh, dia memasakkan hidangan untuk ibunya dan menyuapinya setiap hari. Saat itu, Nabi Musa
mendengar ibu itu berdoa, “Ya Allah jadikan putraku teman Nabi Musa di Surga”.
Jamaah Jumat rahimakumullah, Berbakti kepada orang tua tidak hanya ketika mereka berdua masih
hidup, tetapi saat keduanya telah tiada pun, kita tetap bisa berbakti kepadanya. Bisa dengan harta benda yang
kita miliki ataupun dengan bacaan Al-Qur’an dan doa-doa yang kita panjatkan untuk keduanya. Arwah orang
tua kita akan menerimanya sebagai hadiah yang indah ketika di alam barzah. Rasulullah memberikan cara
bagaimana berbakti pada orang tua yang telah meninggal dunia. Semoga kita menjadi orang-orang yang mampu
terus berbakti kepada kedua orang tua, kapanpun dan di manapun kita berada. Semoga bakti kita kepada orang
tua, menjadikan ridha Allah untuk kebaikan kita baik di dunia ataupun akhirat kelak.

KHUTBAH II

Anda mungkin juga menyukai