4.1 Hasil
55 tahun.
46
4.1.2 Sajian Analisis Data Deskriptif
Tabel 4.1
Distribusi frekuensi responden berdasarkan jenis kelamin,
umur, lama kerja, jam kerja dan riwayat merokok pada
pedagang kaki lima di kelurahan Tamalanrea
Indah Kota Makassar bulan
September 2020 (n=30)
Kadar Timbal
Normal Tidak Normal Total %
f f
Jenis Kelamin
Laki – laki 13 0 13 43,3
Perempuan 9 8 17 56,7
Total 22 8 30 100
Umur
16 – 25 tahun 4 0 4 13,3
26 – 35 tahun 6 1 7 23,3
36 – 45 tahun 4 2 6 20,0
46 – 55 tahun 5 7 12 40,0
56 – 65 tahun 0 1 1 3,3
Total 19 11 30 100
Lama Kerja
1 tahun 3 0 3 10,0
2 tahun 2 0 2 6,7
3 tahun 5 0 5 16,7
4 tahun 4 1 5 16,7
5 tahun 9 6 15 50,0
Total 23 7 30 100
Jam Kerja
< dari 8 jam 12 0 12 40,0
> dari 8 jam 10 8 18 60,0
Total 22 8 30 100
Riwayat Merokok
Ya 16 0 16 53,3
Tidak 6 8 14 46,7
Total 22 8 30 100
47
Sumber: Data Primer
sebanyak 4 orang dan tidak normal 0 (13,3%), umur 26-35 tahun nilai
umur 36-45 tahun nilai normal kadar timbal sebanyak 4 orang dan
tidak normal 2 (20,0%), umur 46-55 tahun nilai normal kadar timbal
lama kerja responden mulai dari 1 tahun memiliki nilai normal kadar
nilai normal kadar timbal sebanyak 2 dan tidak normal 0 (6,7%), lama
kerja 3 tahun nilai normal kadar timbal sebanyak 5 dan tidak normal 0
(16,7%), lama kerja 4 tahun nilai normal kadar timbal sebanyak 4 dan
tidak normal 1 (16,7%), lama kerja 5 tahun nilai normal kadar timbal
mayoritas jam kerja responden < 8 jam memiliki nilai normal kadar
timbal sebanyak 12 dan tidak normal 0 (40,0%), jam kerja > 8 jam
48
Berdasarkan riwayat merokok responden yang merokok memiliki nilai
(46,7%)
Tabel 4.2
Distribusi frekuensi responden berdasarkan jenis kelamin,
umur, lama kerja, jam kerja dan riwayat merokok pada
pedagang kaki lima di kelurahan Tamalanrea
Indah Kota Makassar bulan
September 2020 (n=30)
Kadar Timbal
Normal Tidak Normal Total %
f f
Jenis Kelamin
Laki – laki 13 0 13 43,3
Perempuan 6 11 17 56,7
Total 19 11 30 100
Umur
16 – 25 tahun 4 0 4 13,3
26 – 35 tahun 6 1 7 23,3
36 – 45 tahun 5 1 6 20,0
46 – 55 tahun 5 7 12 40,0
56 – 65 tahun 0 1 1 3,3
Total 20 10 30 100
Lama Kerja
1 tahun 3 0 3 10,0
2 tahun 2 0 2 6,7
3 tahun 5 0 5 16,7
4 tahun 1 4 5 16,7
5 tahun 7 8 15 50,0
Total 18 12 30 100
Jam Kerja
< dari 8 jam 10 2 12 40,0
> dari 8 jam 6 12 18 60,0
49
Total 16 14 30 100
Riwayat Merokok
Ya 16 0 16 53,3
Tidak 2 12 14 46,7
Total 18 12 30 100
Sumber: Data Primer
kriteria lama kerja responden mulai dari 1 tahun memiliki nilai normal
50
kriteria mayoritas jam kerja responden < 8 jam memiliki nilai normal
(46,7%)
Tabel 4.3 Hasil Penelitian Pengaruh Kadar Timbal Dalam Darah Terhadap
Kadar Hematokrit Pada Pedagang Kaki Lima Di Kelurahan
Tamalanrea Indah Kota Makassar Tahun 2020
Hasil
Pemeriksaa N Minimum Maximum Mean Std.
n Deviation
Kadar Pb 30 6,08 33,4 20,831 7,177
51.
51
dengan uji Shapiro- Wilk, karena sampel yang sedikit yaitu
berikut.
Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas Distribusi Data Pada Pemeriksaan Kadar
Hasil Shapiro-Wilk
Pemeriksaan
Statistic Df Sig
Kadar Pb 0,943 30 0,111
Kadar Ht 0,932 30 0,057
Sumber : Data Primer
52
Indah Kota Makassar terdapat pengaruh yang signifikan antara
darah dengan kadar hematokrit nilai sig (2-tailed) atau p < 0,05
tailed) atau p pada uji Pearson sebesar p= 0,000 < 0,05. maka
53
tingkat pengaruh antar variabel kuat, dan menunjukkan arah
4.2 Pembahasan
sebanyak 30 sampel yang memenuhi kriteria Inklusi darah vena yang diambil
Indah Kota Makassar. Untuk menguji dua sampel dengan parameter yang
korelasi yang digunakan untuk mengukur kekuatan dan arah hubungan linier
dari dua variabel. Dua variabel dikatakan berkorelasi apabila perubahan salah
satu variabel disertai dengan perubahan variabel lainnya, baik dalam arah
rentan terpapar polusi udara seperti timbal dimana memiliki kadar timbal di
atas nilai normal sebanyak 8 orang (56,7%) dan kadar hematokrit 11 orang
54
usia menurut WHO dimana umur 46 – 55 tahun sangat rentan terpapar timbal
dimana memiliki kadar timbal di atas nilai normal sebanyak 7 orang (40,0),
lima berdasarkan lama kerja yang rentan terpapar timbal responden lama
kerja 5 tahun dimana memiliki kadar timbal diatas nilai normal sebanyak 6
pedagang kaki lima berdasarkan jam kerja responden sangat rentan terpapar
timbal dimana jam kerja > 8 jam/hari memiliki kadar timbal diata nilai
diambang batas dan nilai kadar hematokrit memiliki nilai diatas nilai normal
diperoleh kadar timbal dalam darah reratanya sebesar 20,831 µg/dl masih
dalam batas normal, dimana nilai ambang batasnya 10 – 25 µg/dl dengan nilai
minimum 6,08 dan nilai maksimum 33,4. Sedangkan rerata kadar hematokrit
uji normalitas data sebagai salah satu syarat dapat dilakukan uji pearson
correlation didapatkan hasil uji normalitas data dengan nilai p atau signifikan
kadar timbal dalam darah sebesar 0,111 > 0,05 dan nilai p atau signifikan
55
kadar hematokrit sebesar 0,057 > 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa hasil uji
p > 0,05.
pengaruh yang signifikan antara kadar timbal dalam darah dengan kadar
Makassar. Hal ini dapat dilihat dari nilai p = 0,000 (p < 0,05. Kekuatan
koefisien korelasi (r) = 0,672. Arah korelasi berlawanan antar variabel, hal ini
oleh (Putu Gede, 2016) di Kampus Universitas Negeri Semarang dari hasil
timbal dalam darah dengan kadar hemoglobin pada pedagang buku belakang
Sriwedari Surakarta dengan nilai p = 0,018 dan nilai (r) = 0,339. Kontaminasi
kadar timbal dalam darah akan menurunkan kadar hematokrit, hal ini
akan terserap didalam tubuh sekitar 5-10%. Sementara sekitar 30% timbal
dalam darah ± 95% terikat pada sel darah merah dan sisanya terikat pada
56
peningkatan kadar ALAD (Aminolevulinic Acid dehydratase) dalam darah
dan urine. Dapat menigkatkan kadar protoporphirin dalam sel darah merah,
darah merah, menurunan kadar retikulosit (sel-sel darah merah yang masih
didalam sistem peredaran darah dan akan terjadi penurunan kadar hematokrit
dalam darah. Apabila kejadian ini terjadi terus menerus maka akan dapat
(Pb) cenderung berada dibawah nilai normal dan dapat mengakibatkan suatu
jumlah eritrosit (sel darah merah) didalam tubuh dari nilai normal dalam
57
darah ini akan mempengaruhi proses pembentukan heme dan akan
menurunkan kadar hematokrit. Hal ini akan dipengaruhi oleh faktor usia,
Pada penelitian ini, hanya ada dua responden yang memiliki kadar
timbal darah > 30 µg/dL, dengan kadar hematokritnya dibawah nilai normal
pemaparan, jenis kelamin, umur, lama paparan, jam kerja, jenis jaringan, dan
kebiasaan merokok. Responden yang memiliki kadar timbal dalam darah > 30
Indah Kota Makassar tersebut dengan jam kerja < 8 jam/hari dengan lama
pada saat berjualan, sehingga potensi terpapar emisi gas kendaraan bermotor
juga tinggi. Responden tersebut sering mengeluhkan rasa pusing, batuk, dan
sesak nafas, namun tidak terlalu diperhatikan. ketika mengeluhkan rasa sakit,
responden tersebut istirahat sejenak. Apabila rasa sesak tersebut sangat sakit
kadar hematokrit dibawah nilai normal wanita dewasa dan tidak ada riwayat
merokok.
dengan kadar timbal dalam darah ini sesuai dengan hasil penelitian (Malaka
58
and Iryani, 2011) bahwa ada hubungan antara jenis kelamin dengan kadar
timbal dalam darah pada petugas pintu tol jagorawi berdasarkan tabel 4.1 dan
orang (56,7%) oleh karena itu jenis kelamin perempuan lebih mudah terpapar
(Ardillah, 2016).
kadar timbal dalam darah berdasarkan tabel 4.1 dan 4.2 mayoritas umur
orang (40,0) ,oleh karena itu semakin tua umur seseorang, maka akan
tubuh. Semakin tua umur seseorang akan semakin tinggi pula konsentrasi Pb
Hasil uji statistik menunjukkan ada pengaruh antara lama kerja, jam
kerja dengan kadar timbal dalam darah berdasarkan tabel 4.1 dan 4.2
mayoritas lama kerja responden 5 tahun memiliki kadar timbal diatas nilai
sedangakan tabel 4.1 dan 4.2 mayoritas jam kerja responden > 8 jam/hari
memiliki kadar timbal diatas nilai normal sebanyak 8 orang (60,0%), kadar
hematokrit 8 orang (60,0%) oleh karena itu, Semakin lama waktu kerja dalam
59
sehari maka akan semakin besar pula resiko terhadap paparan timbal (Pb)
kebiasaan merokok dengan kadar timbal dalam darah berdasarkan tabel 4.1
kadar timbal masih dalam batas normal, sedangkan memiliki nilai hematokrit
diatas nilai normal sebanyak 2 orang (53,3) oleh karena itu, rokok
mengandung beberapa logam berat seperti Pb, Cd, dan sebagainya yang
tetapi menghirup rokok orang lain juga rentan terpapar timbal. Konsumsi
rokok setiap harinya akan meningkatkan resiko inhalasi Pb akibat dari asap
paparan timbal (Pb), yaitu usia, jenis kelamin, tinggi rendahnya daerah,
merokok, dan fungsi jantung serta paru. Dalam penelitian ini ada 11
responden memilki kadar timbal darah > 25 µg/dL dan 2 responden memiliki
kadar timbal dalam darah > 30 µg/dL diikuti dengan penurunan kadar
hematokrit.
60