LITERATURE REVIEW
Oleh:
Meidy Aisyah
Universitas Indonesia, Jakarta
E-mail:
Kepasin26@gmail.com
ABSTRACT
Aristotle's rhetorical theory is one of the oldest communication theories. Aristotle's rhetoric
is concerned with 'argument', which seeks to persuade an audience especially in the context
of public communication. This journal aims to see the trend of Aristotle's rhetorical studies,
categorize them based on the concept of artistic proofs and based on the topic of study, as
well as to develop (purify) based on the assumptions of classical rhetoric theory using the
Systematic Literature Review (SLR) method. We found that rhetorical theory studies by
Aristotles are dominated by political communication topics. This journal also found a
decrease in the number of studies using Aristotle's rhetorical theory. We argue that the
character of rhetorical theory, which is considered "old-fashioned" and does not have clear
guidelines, becomes an obstacle in the analysis process of a study that uses this rhetorical
theory. Although most of the article studies mentioned the definition of the concept of
artistic proofs correctly, in-depth analysis using artistic proofs was not found. We also
found a misunderstanding of Aristotle's rhetorical theory that was less precise and did not
look at the historical theory development in several selected journals.
Keywords: Rhetoric Theory, Ethos, Pathos, Logos, Public Communication
ABSTRAK
Teori retorika Aristoteles merupakan salah satu teori komunikasi tertua. Retorika Aristoteles
berkaitan dengan 'argumentasi', yang berusaha membujuk penonton terutama dalam konteks
komunikasi publik. Jurnal ini bertujuan untuk melihat tren studi retorika Aristoteles,
mengkategorikan berdasarkan konsep artististic proofs serta berdasarkan topik bahasan
studi, juga untuk mengevaluasi (purifying) berdasarkan asumsi-asumsi teori retorika klasik
dengan menggunakan metode Systematic Literature Review (SLR). Hasil penelitian
menemukan bahwa studi teori retorika didominasi oleh topik komunikasi politik. Jurnal ini
menemukan adanya penurunan jumlah studi yang menggunakan teori retorika Aristoteles.
Salah satu permasalahan yang ditemukan dari penelitian ini adalah bahwa karakter dari teori
retorika yang terbilang “kuno” dan tidak memiliki panduan yang jelas, menjadi hambatan
dalam proses analisis sebuah riset yang menggunakan teori retorika ini. Walaupun sebagian
besar artikel studi menyebutkan definisi konsep artistic proofs dengan benar, namun analisis
mendalam dengan menggunakan artistic proofs tidak banyak ditemukan. Dari penelitian ini
juga ditemukan pemahaman teori retorika Aristoteles yang kurang tepat dan tidak melihat
kesejarahan teorinya pada beberapa jurnal terpilih.
Kata Kunci: Teori Retorika, Ethos, Pathos, Logos, Komunikasi Public
442 ETHOS, PATHOS, LOGOS DAN KOMUNIKASI PUBLIK: A SYSTEMATIC LITERATURE REVIEW
Meidy Aisyah
1. PENDAHULUAN dikatakan oleh seseorang perlu disesuaikan
Teori retorika aristoteles dengan audiens yang mendengarnya.
Dengan kata lain, Aristoteles adalah
Pembahasan mengenai teori retorika
adalah orang pertama yang benar-benar
mau tidak mau memang harus napak tilas
memahami bahwa studi retorika adalah
hingga masa peradaban Yunani kuno
studi tentang kemanusiaan itu sendiri
(Aristotle, 1992, p. 18). Kita mungkin
(Leith, 2016, p. 39).
tidak akan mempelajari teori retorika
sebagaimana Aristoteles dan murid- Teori retorika yang dikemukakan oleh
muridnya mempelajari tentang teori Aristoteles memang sudah tua dan berasal
retorika Aristoteles, tetapi pada awal abad dari abad-abad lalu namun, pembahasan
kedua puluh satu ini, kita hidup dengan mengenai teori retorika tidak pernah
berbagai konteks sosial seperti berhenti, terutama pembahasan mengenai
perdagangan, politik, kehidupan berbudaya pentingnya teori retorika. Herrick (2017)
dan bersosial sebenarnya dilalui dengan menyebutkan (menurut Aristoteles) bahwa
sisi retoris (Leith, 2011, p. 17). retorika adalah seni praktis. Retorika
Memahami teori retorika memang cukup bermanfaat untuk beberapa hal:
panjang karena kita harus merinci pada Memberikan ruang pada ide - ide yang
satu tokoh filsuf yang hidup ribuan tahun benar dan adil, menyangkal argumen yang
lalu. Meski demikian, Teori Retorika lemah dan memberikan pembelaan pada
sebenarnya membawa kekhasan dalam mereka yang dituduh bersalah dalam suatu
dunia akademisi. kasus pengadilan. Selain itu, retorika
mendorong analisis kritis pada berbagai
Aristoteles dan teori retorikanya
isu politik yang sedang terjadi. Retorika
menjadi menarik karena beberapa hal.
juga membantu seseorang untuk
Ketika kita memahami apa yang
berkomunikasi dengan jelas dan dapat
Aristoteles bicarakan mengenai teori
mempersuasi khalayak umum dalam
retorika, pada dasarnya teori ini
membuat dan menentukan keputusan
merupakan teori tentang sifat manusia.
penting. (Herrick, 2017, p. 88). Dow
Dalam kaitannya dengan retorika peradilan
(2015) juga menambahkan bahwa retorika
yang banyak digunakan pada zamannya,
adalah keahlian dalam menjalankan peran
Aristoteles berusaha menyelidiki apa yang
berbicara di depan umum dan negara.
dimaksud dengan keadilan dan kewajaran.
Secara khusus, dapat diartikan pula bahwa
Dan di setiap kesempatan, Aristoteles
retorika adalah keahlian dalam membantu
memperhatikan gagasan bahwa apa yang
JURNAL DARMA AGUNG, Vol. 30, No. 3, (2022) Desember : 442 - 469 443
warga negara untuk sampai pada penilaian mengenai sejarah retorika akan dibagi
publik yang baik dan benar (Dow, 2015, p. menjadi teori retorika Yunani kuno,
65). Salah satu alasan mengapa teori retorika Aristoteles dan retorika modern
retorika masih relevan dan dan kontemporer serta pembahasannya
diperbincangkan oleh banyak akademisi secara umum.
adalah karena perkembangan teori yang
Retorika Yunani kuno mengacu pada
masih dilakukan hingga saat ini.
"disiplin ilmu" yang muncul dan
Perkembangan teori retorika berkembang yang untuk mengajarkan seni
lisan, komposisi dan pertunjukan tertulis
Pembabakan teori retorika berdasarkan
yang ditujukan untuk mempengaruhi
perkembangan zaman ternyata cukup
khalayak (MacDonald, 2017a, p. 34). Asal
panjang. Di dalam buku Herrick, J. A.
Usul Retorika di Yunani Kuno, yang
(2017) yang berjudul History and theory of
didefinisikan sebagai "retorika" adalah
rhetoric: An introduction, mencatat secara
sebuah upaya “manipulasi” yang secara
lengkap pembabakan sejarah
sadar dilakukan oleh seorang pembicara
perkembangan teori retorika dimulai dari
atau penulis dari suatu media dengan
retorika kaum sofis, Plato, Aristoteles,
maksud untuk memastikan pesan yang
bangsa Romawi, Kristen Eropa,
disampaikannya dapat diterima sebaik
Renaissance, abad pencerahan/modern, isu
mungkin oleh audiens tertentu yang
kontemporer I, isu kontemporer II, dan
sedang menjadi tujuannya (Cole, 1991, p.
terakhir isu kontemporer III. Sejarah
ix). Teori retorika kaum sofis sebenarnya
panjang teori retorika ini membuktikan
sulit sekali untuk didefinisikan karena
bahwa teori retorika tidak pernah mati
tidak merujuk spesifik pada satu tokoh
seiring perkembangan zaman dan lebih
tertentu dan hanya bisa dipastikan
hebatnya bisa beradaptasi sesuai dengan
keberadaannya karena narasi-narasi yang
isu-isu yang sedang populer pada
dikemukakan oleh Plato. Maka,
masanya. Rasanya penting untuk
pembahasan mengenai teori retorika kaum
membahas secara singkat inti dan
sofis akan lebih mudah dipahami apabila
semangat intelektual setiap masa retorika.
kita memahami teori retorika milik Plato
Untuk membahas secara lengkap dan
(Schiappa, 1992). Uniknya, definisi teori
detail mengenai perkembangan teori
retorika milik Plato pun sangat abstrak
retorika dari setiap zaman tentu akan
karena bergelut dengan ide-ide „filsuf
terlalu panjang dan tidak efektif. Demi
versus pujangga‟ dalam bentuk puisi dan
memudahkan pemahaman, pembahasan
444 ETHOS, PATHOS, LOGOS DAN KOMUNIKASI PUBLIK: A SYSTEMATIC LITERATURE REVIEW
Meidy Aisyah
naskah drama, yang mana di dalamnya "kemampuan untuk menemukan sarana
terdapat suatu babak tentang kaum sofis persuasi yang tersedia dalam keadaan apa
versus Plato (Crombie et al., 1983). Maka, pun." Seperti seni, retorika itu tidak
puncak teori retorika tak dapat dipungkiri terbatas pada satu konteks dan fenomena
berada di pucuk pemikiran Aristoteles. tertentu. Layaknya seni puisi, retorika juga
memperhatikan keindahan bahasa. Hal
Retorika Aristoteles sebenarnya harus
yang membuat retorika menjadi unik
dipahami sebagai dua sisi yaitu,
adalah dalam kapasitas teorinya yang
pemikirannya sebagai seorang filsuf dan
digunakan untuk mengadaptasi pesan ke
teori retorikanya yang sebenarnya lebih
khalayak ramai. Selain itu, retorika
condong untuk konteks politik (Struever,
menurut Aristoteles juga menjawab
2011, p. 6). Mau tidak mau, untuk
pertanyaan-pertanyaan publik yang
memahami teori retorika Aristoteles kita
melibatkan nilai-nilai tertentu dalam
butuh asumsi-asumsi dasar filosofis.
sebuah komunitas, seperti nilai-nilai
Aristoteles bahkan mengatakan bahwa
tentang kebahagiaan, kebajikan, dan
tugas dasar para ahli retorika adalah
keadilan (Herrick, 2017, p. 99).
”menemukan sarana persuasi terbaik yang
tersedia”. Hal yang dimaksud dengan Pembahasan mengenai semangat teori
“penemuan” dalam konteks ini adalah retorika pada era modern dan kontemporer
bahwa sarana persuasi tidak boleh dimulai dari zaman Renaisans dimana
mengada-ada, melainkan harus retorika telah menjadi begitu sentral dalam
mengeksplorasi apa yang ingin dikatakan budaya sebagai kebiasaan berpikir yang
tentang suatu subjek atau topik tertentu pada akhirnya bisa membuka jalan
(Leith, 2016, p. 52). Pernyataan Aristoteles bagaimana sebuah ilmu pengetahuan dapat
ini tentu sangat filosofis dan tidak didekati. Misalnya Apologia pro Tychone
memiliki basis saintifik, namun teori contra Ursum karya Johannes Kepler
retorika Aristoteles adalah teori retorika tahun 1601 adalah orasi yudisial tentang
pertama yang mulai menyajikan teorinya astronomi. Tahun 1580-an Sir Philip
secara sistematis sebagai sebuah “seni Sidney An Apology for Poetry adalah
retorika”. Pembahasannya tentang retorika sebuah orasi klasik yang terbagi menjadi
tetap menjadi salah satu yang paling tujuh bagian (Leith, 2011, p. 32).
lengkap dan cerdas yang pernah ditulis, Kemudian pada abad modern retorika
dan tentu saja yang paling berpengaruh. bergerak ke garis depan dengan membahas
Mudahnya retorika bagi Aristoteles, adalah permasalah pendidikan dan hal-hal ilmiah.
JURNAL DARMA AGUNG, Vol. 30, No. 3, (2022) Desember : 442 - 469 445
Kemudian peran retorika bergeser dari oral seperti pidato politik. Kebanyakan
memproduksi wacana publik menjadi berfokus pada konstruksi argumentatif dan
menemukan pengetahuan baru agar bisa saling mempengaruhi posisi dan teknik
menjadi bagian dari disiplin ilmu lain. yang berbeda (Habinek, 2005). Menurut
Fokusnya juga berubah yang tadinya pada Sutrisno & Wiendijarti (2014) Retorika
era Aristoteles banyak membahas masalah pada dasarnya digunakan dalam
eksternal, terutama masalah publik, komunikasi berbentuk satu arah atau
menjadi fokus membahas masalah internal monologika mencakup pidato publik dan
manusia terutama pada persoalan ide-ide presentasi. Pidato publik sebenarnya kaya
dan imajinasi (Herrick, 2017, p. 209). akan retorika bahasa; dengan kata lain,
penyampaian pidato publik harus harus
Semangat perkembangan teori retorika
melibatkan jenis retorika tertentu (Yuan,
di era kontemporer mengalami perubahan
2017). Pidato politik pada dasarnya dekat
yang lebih signifikan lagi dibandingkan
keterkaitannya dengan pembicara dilihat
dengan yang terjadi pada era modern.
dari cara menyampaikan diskursus
Fokus pemikiran teori retorika pada era
(Triadafilopoulos, 1999)
kontemporer adalah dengan
menghubungkan retorika dengan dunia Retorika menamai dan
simbolik (Herrick, 2017, p. 259). mengklasifikasikan banyak formulasi kata
MacDonald (2017b) secara spesifik dan simbol yang dapat diamati, namun
membahas bagian retorika kontemporer fleksibel, yang digunakan dalam
terkait isu-isu yang memang sesuai dengan menyampaikan argumen verbal pada
zamannya seperti feminisme, kesempatan tertentu. Pembicara
psikoanalisis, isu rasial hingga diinstruksikan untuk memperhatikan
dekonstruksi. Teori retorika di era tujuan praktis suatu acara, konvensinya
kontemporer ini memang sangat yang khas, dan karakter audiensnya, yang
berkembang jauh dibandingkan dengan masing-masing dianggap membatasi
teori retorika Aristoteles. Namun organisasi wacana yang tepat.
demikian, teori retorika milik Aristoteles
Teori retorika terus menerus dikaji,
tetap relevan dengan keadaan sosial hari
salah satunya adalah jurnal terindeks
ini, terutama kaitannya dengan komunikasi
akademisi Tiongkok (Yuan, 2018)
publik.
melakukan banyak penelitian tentang
Tradisi historis retorika kuno Yunani retorika bahasa Inggris, mulai dari definisi,
dan Romawi berorientasi pada komunikasi fitur linguistik, pengenalan teori retorika,
446 ETHOS, PATHOS, LOGOS DAN KOMUNIKASI PUBLIK: A SYSTEMATIC LITERATURE REVIEW
Meidy Aisyah
aplikasi retorika dalam konteks bahasa mengevaluasi (purifying) berdasarkan
tertentu, studi kasus retorika dalam asumsi-asumsi teori retorika klasik.
berbagai tulisan (misalnya, periklanan), Analisis dilandasi konsep artistic
hingga hubungannya dengan studi politik, proofs/three proofs Aristoteles dalam
sastra, dan budaya. Jika dilihat dari konteks tujuan persuasi.
perkembangan teori retorika kuno
2. TINJAUAN PUSTAKA
(Aristoteles) hingga retorika modern, kini
Sebagian besar teori retorika Aristoteles
retorika berlaku jauh melampaui
berisi tanggapan atas kritik Plato kepada
paradigma pembicara individu dan pidato
kaum Sofis yang tidak menggunakan dan
lisan langsung untuk memasukkan bentuk
mengajarkan teori retorika dengan benar.
tulisan, citra, dan komunikasi tidak
Kaum Sofis menurut Aristoteles, selalu
langsung, sering dikonsumsi oleh audiens
berurusan dengan hal-hal yang tidak
dengan cara selain menghadiri acara-acara
penting dan tidak fokus pada pembelaan
resmi.
diri di ruang sidang. Aristoteles setuju
Tujuan Penelitian dengan Plato bahwa kaum Sofis tidak
menghadirkan teknik retorika yang benar
Perkembangan ranah penelitian teori
(Herrick, 2017, p. 83). Hal lain yang juga
retorika dilatarbelakangi kepentingan
harus dipahami ketika membahas teori
untuk menganalisis jurnal-jurnal
retorika Aristoteles adalah kita harus bisa
terindeks yang berkaitan dengan teori
membedakan apa yang dimaksud dengan
retorika dan dalam konteks komunikasi
retorika dengan dialektika. Secara mudah,
publik. Selain itu penelitian bertujuan
dialektika adalah prosedur sedangkan
untuk melihat tren jurnal terindeks yang
retorika adalah proses (J. Anthony Blair,
menggunakan teori retorika sebagai
2012). Apa yang dimaksud dengan
landasan penelitian dalam lingkup
retorika sebagai proses adalah bahwa ada
sepuluh tahun terakhir (2011-2021). Di
sistematika tertentu untuk melihat sebuah
dalam penelitian ini juga akan dilakukan
komunikasi publik bisa dikatakan sebagai
pemetaan tren jurnal berdasarkan
retorika atau bukan. Pembahasan
konteks, konsep-konsep dari teori yang
mengenai teori retorika Aristoteles
dipakai serta kategorisasi jurnal
biasanya tidak lepas dari konteksnya yang
berdasarkan teori retorika Aristoteles
sangat khas dengan teori Aristoteles yaitu
klasik dan teori retorika modern. Jurnal
bentuk-bentuk teori retorika dan Artistic
temuan akan dikaji dengan tujuan untuk
Proof retorika.
JURNAL DARMA AGUNG, Vol. 30, No. 3, (2022) Desember : 442 - 469 447
Teori retorika Aristoteles sangat erat 2009).
kaitannya dengan komunikasi publik
Teori retorika erat kaitannya dengan
seperti pidato dan orasi. Aristoteles
Artistic Proofs milik Aristoteles, yaitu
sistematis pidato harus memperhatikan
karakter (ethos), emosi (pathos) dan
jenis pidato, aturan, audiens, dan masalah
argumen (logos) (Habinek, 2017, p. 65) .
yang disampaikan pada pidato tersebut.
Konsep mengenai Artistic Proofs ini harus
Aristoteles membagi pidato menjadi tiga
dipahami dengan baik dan benar karena
kategori yang mencerminkan aturan yang
merupakan inti dari teori retorika milik
berbeda di mana pidato terjadi, maksud
Aristoteles. Herrick (2017) menjabarkan
atau tujuan yang sesuai (telos) pidato, dan
tiga Artistic Proofs dengan mendetail dan
berbagai peran yang dimainkan audiens.
baik, iya menjelaskan bahwa Aristoteles
Tiga jenis pidato yang dimaksud oleh
menggunakan logos untuk merujuk pada
Aristoteles adalah deliberatif, epideictic,
bukti-bukti yang tersedia dalam kata-kata,
dan forensik (Herrick, 2017, p. 91).
argumen, atau logika pidato. Logos adalah
Menurut Aristoteles, ketiganya memiliki
studi tentang pembuatan inferensi atau
perbedaan yang spesifik. Pidato deliberatif
penalaran, sebuah studi yang berkaitan erat
(legislatif) berkaitan dengan untung dan
dengan logika formal. Namun, logos
rugi, pidato forensik (atau yudisial) ada
apabila dikaitkan dengan retorika lebih
hubungannya dengan keadilan dan
peduli dengan bagaimana cara bernalar
ketidakadilan, dan pidato epideictic
yang benar tentang isu-isu publik
berkaitan dengan apa yang dianggap
dibandingkan dengan logika dialektika.
sebagai berbudi luhur dan yang buruk
Logos adalah studi tentang argumen yang
(Leith, 2011, p. 188). Pidato deliberatif
digunakan dalam pengambilan keputusan
berkaitan dengan bagaimana
praktis, Sedangkan Aristoteles membahas
mempengaruhi penonton tentang sebuah
pathos tentang "bagaimana"
tindakan di masa depan dalam forum
membangkitkan emosi yang berbeda saat
politik. Secara umum, pidato deliberatif
berpidato. Pathos lebih tepatnya adalah
bertujuan untuk mengungkapkan argumen
pembahasan psikologi emosi yang
tentang manfaat atau bahaya dari sebuah
dimaksudkan untuk memahami respons
tindakan yang akan dilakukan (Enos, 2013,
emosional manusia terhadap tujuan pidato
p. 171). Pidato forensik berfokus pada
yang disampaikan. Pathos juga membahas
argumen menuduh atau bertahan
keadaan emosional audiens agar sesuai
(defensif), sedangkan pidato epideictic
dengan sifat dan keseriusan masalah
berisi pujian atau caci makian (Hesk,
448 ETHOS, PATHOS, LOGOS DAN KOMUNIKASI PUBLIK: A SYSTEMATIC LITERATURE REVIEW
Meidy Aisyah
tertentu yang sedang diperdebatkan dalam 3. METODE PELAKSANAAN
ruang publik melalui pidato. Terakhir, Tinjauan literatur sistematis adalah
ethos lebih menitikberatkan pada sarana untuk mengidentifikasi,
pembahasan bagaimana orator atau orang mengevaluasi dan menafsirkan semua
berpidato harus memperlihatkan phronesis penelitian yang tersedia dan relevan
(kecerdasan, akal sehat), arete (kebajikan), dengan pertanyaan penelitian tertentu, area
dan eunoia (niat baik), ketika pathos topik, atau konteks (Kitchenham, 2004).
adalah psikologi emosi, maka ethos adalah Tinjauan literatur sistematis
sosiologi karakter (Herrick, 2017, p. 93- mengimplikasikan pemilihan riset atau
95). penelitian yang ditujukan untuk
mengidentifikasi penelitian utama dengan
Artistic Proofs singkatnya menganalisis
memberikan bukti langsung yang
pidato, orasi dan komunikasi publik
berkaitan dengan pertanyaan penelitian.
lainnya dari sisi presentasi karakter (ethos)
Mengacu pada tujuan penelitian, pemilihan
pembicara sebagai orang yang dapat
riset dibatasi oleh konteks komunikasi
dipercaya berdasarkan apa yang dia
publik. Istilah “komunikasi publik” yang
katakan dalam pidatonya, munculnya
digunakan dalam artikel ini berdasarkan
emosi (pathos) pada audiens, penggunaan
definisi public speech atau komunikasi
argumen (logos) yang berusaha
monologis oleh Sutrisno & Wiendijarti
menunjukkan sesuatu sesuai tujuan pidato,
(2014). Komunikasi publik satu arah
serta memperhatikan tiga faktor utama
mencakup pidato, presentasi, dan ujaran
dalam situasi ketika berpidato yaitu:
dengan adanya khalayak atau audiens.
pembicara (pembawa pidato/orasi), subjek
(isi pidato), dan penonton atau audiens Analis digunakan untuk menjawab
(Kennedy, 2009, p. 56–57). Berangkat dari pertanyaan tren penelitian teori retorika
inti pemikiran Aristoteles tentang teori Aristoteles terkait komunikasi publik.
retorikanya yaitu artistic proofs, studi ini Temuan penelitian dianalisis berdasarkan
berusaha untuk mengidentifikasi, kategori topik, konsep artistic proof yang
menganalisis, mengevaluasi jurnal-jurnal digunakan dan kategorisasi berdasarkan
terpilih yang membahas teori retorika dan teori retorika klasik dan modern. Data
konsep Artistic Proofs melalui metode yang ditemukan dalam analisis isi diolah
Systematic Literature Review. berdasarkan metode kuantitatif dan
kualitatif.
JURNAL DARMA AGUNG, Vol. 30, No. 3, (2022) Desember : 442 - 469 449
Pengambilan Data Mengacu pada tujuan penelitian,
450 ETHOS, PATHOS, LOGOS DAN KOMUNIKASI PUBLIK: A SYSTEMATIC LITERATURE REVIEW
Meidy Aisyah
Tabel 1. Strategi pencarian jurnal
"retorika"+ "aristoteles"+
Google Scholar 2011-2021 361
"ethos"+ "pathos"+ "logos"
"rhetoric"+"aristotle"+
Jstor ”speech”+ "ethos" 2011-2021 11
+"pathos"+"logos"
"rhetoric"+"aristotle"+
Sage ”speech”+ "ethos" 2011-2021 200
+"pathos"+"logos"
"rhetoric"+"aristotle"+
Taylor&Francis ”speech”+ "ethos" 2011-2021 204
+"pathos"+"logos"
JURNAL DARMA AGUNG, Vol. 30, No. 3, (2022) Desember : 442 - 469 451
Identificati Hasil yang terdapat pada mesin
on penelusuran
n=776
Screenin
Daftar tiga puluh artikel jurnal terpilih arah tidak dimasukkan karena tidak
berdasarkan adanya konsep artistic proofs memenuhi syarat penelitian utama. Namun
(ethos, pathos, logos) yang dibahas serta komunikasi persuasi gabungan satu arah
dalam konteks komunikasi publik satu dan dua arah seperti debat dan pembelaan
arah seperti pidato, presentasi dan dalam pengadilan tetap dimasukkan untuk
ceramah. Studi yang menggunakan teori melihat aplikasi teori retorika dalam
retorika dalam komunikasi persuasi dua konteks yang lebih luas.
JURNAL DARMA AGUNG, Vol. 30, No. 3, (2022) Desember : 442 - 469 453
Korea and the United States: the Communication
case of Lee and Obama
The language of leadership: Journal of
principal rhetoric in everyday Educational
16 practice 2014 Administration Q1
Public
The character of scientists in the Understanding of
17 Nobel Prize speeches 2018 Science Q1
Positioning AT&T: A rhetorical
analysis of Arthur W. Page Public Relations
18 speeches 2018 Inquiry Q1
Journal of
Ghosting Authenticity: Business and
Characterization in Corporate Technical
19 Speechwriting 2011 Communication Q1
Journal of
Emotional Appeals and Moral Technical
Standards: Rhetorical Writing and
20 Arguments in Court Cases 2018 Communication Q1
The Impact of Presentation Journal of
Form, Entrepreneurial Passion, Business and
and Perceived Preparedness on Technical
21 Obtaining Grant Funding 2013 Communication Q1
“A Divine Kind of Rhetoric”:
Rhetorical Strategy and Spirit-
Wrought Sincerity in English Christianity &
22 Puritan Writing 2017 Literature Q1
Re-imagining the Cambridge Annual Review
School in the Age of Digital of Political
23 Humanities 2016 Science Q1
Negotiating Ethos: An Army
Corps of Engineers Resource Business and
Manager Persuades a Professional
Community to Protect a Communication
24 Recreational Lake Area 2021 Quarterly Q1
Business and
On Barnyard Scrambles: Professional
Toward a Rhetoric of Public Communication
25 Relations 2011 Quarterly Q1
Colin Powell's Speech to the
UN: A Discourse Analytic Rhetoric Society
26 Study of Reconstituted Ethos 2012 Quarterly Q1
A Rhetoric Of Nonviolence: Advances in the
The Dalai Lama‟s 1989 Nobel History of
27 Peace Prize Lecture 2018 Rhetoric Q1
28 In the theater of political style: 2017 Discourse & Q1
454 ETHOS, PATHOS, LOGOS DAN KOMUNIKASI PUBLIK: A SYSTEMATIC LITERATURE REVIEW
Meidy Aisyah
Touches of populism, pluralism Society
and elitism in speeches of
politicians
Rhetorical Analysis of Mao The Asian ESP
29 Zedong's Speech 2020 Journal Q1
Retorika Persuasif Dalam Debat
Calon Presiden Indonesia 2019:
Sebuah Analisis Komunikasi
30 Performatif 2020 J-IKA Sinta 5
JURNAL DARMA AGUNG, Vol. 30, No. 3, (2022) Desember : 442 - 469 455
Gambar 2. Grafik persentase kategori topik
JURNAL DARMA AGUNG, Vol. 30, No. 3, (2022) Desember : 442 - 469 463
4. HASIL DAN PEMBAHASAN adalah yang diciptakan oleh Aristoteles:
Teori kuno apakah sudah tidak yaitu, 'kemampuan untuk melihat sarana
dengan presiden Amerika Serikat oleh Heo pendekatan lanjutan dari retorika klasik
(2015) dan analisis sifat proposisi yang Aristoteles dengan konteks yang lebih
dibuat dalam pidato persuasif, namun spesifik. Seperti pendekatan retorika Cope
kontroversial Presiden Trump oleh Fanani (1867) dalam tulisannya “An introduction
membahas topik pidato politik. Tinjauan definisi ethos sebagai citra pembicara
minat penelitian retorika menurut tiap kebajikan, dan niat baik, karakter dramatis.
kata kunci “rhetoric theory” menurun 14,2 dikenal klasik dengan fenomena yang
persen tiap tahun sejak 2011 dan terjadi muncul di era kontemporer ini, apakah
penurunan drastis di tahun 2019 sebanyak teori retorika masih relevan? Jawabannya
(Habinek, 2005). Definisi retorika yang ilmu terapan seperti jurnal milik Ihlen
paling mendasar, namun paling gigih (2011), Tirdatov (2014), Han et al., (2019),
464 ETHOS, PATHOS, LOGOS DAN KOMUNIKASI PUBLIK: A SYSTEMATIC LITERATURE REVIEW
Meidy Aisyah
Galbraith et al., (2013) dan Bruss (2011) membahas analisis fenomena itu sendiri
yang berusaha mengaitkan teori retorika berdasarkan konsep artistic proof
dengan kepentingan bisnis, maka hal ini Aristoteles. Konsep artistic proof tidak
menjadi bahan perdebatan apakah teori dibahas secara mendalam sehingga artikel
retorika Aristoteles benar-benar bisa tidak memiliki landasan teori yang jelas
digunakan untuk menganalisis fenomena dalam membahas suatu fenomena. Salah
dunia bisnis. Karena seperti yang kita satu contohnya adalah studi yang
ketahui, pencetus teori retorika bukan dilakukan Arsani et al. (2020) mengenai
hanya Aristoteles. Ada Cicero (106 BC - Retorika Politik Pasangan Basuki Tjahaja
43 BC) yang terkenal dengan The Canons Purnama-Djarot Saiful Hidayat Pada
of Rhetoric, Ada George Campbell (1719– Debat Politik Pilkada. Pada bab landasan
1796) yang terkenal dengan Scientific teori studi tersebut menyebutkan ketiga
Rhetoric, hingga Kenneth Burke (1897– artistic proof Aristoteles, namun konsep
1993) yang terkenal dengan teori Rhetoric ini tidak digunakan ketika menganalisis
as Symbolic Action (Herrick, 2017). teks argumentatif terkait, melainkan
Kembali pada poin awal di paragraf penggunaan konsep five canon oleh Cicero
pertama mengenai ke-khas-an teori yang jelas sangat berbeda. Hal ini juga
Aristoteles yang berkaitan dengan orasi ditemukan pada artikel studi retorika
alias berpidato di depan umum, maka ujaran Dalai Lama pada penghargaan
pembahasan teori retorika Aristoteles yang Nobel oleh Robinett (2015). Lagi-lagi
dikaitkan dengan iklan, teks, visual, dan peneliti studi tersebut hanya menyebutkan
lain sebagainya menjadi tidak relevan dan retorika klasik Aristoteles di bab landasan
mungkin lebih cocok apabila dianalisis teori namun tidak digunakan dalam
menggunakan teori retorika milik pemikir membahas temuan penelitian.
lain.
Di sisi lain kajian literatur ini
Kurangnya analisis mendalam menemukan beberapa studi yang
mengenai konsep artistic proof membahas konsep artistic proof secara
mendalam dan mengembangkan definisi
Walaupun sebagian besar artikel studi
tiap konsep. Ethos merupakan konsep
menyebutkan definisi konsep artistic proof
yang paling sering dibahas pada jurnal
dengan benar, namun analisa mendalam
topik komunikasi politik dan akademik.
dengan menggunakan artistic proof tidak
Ethos tampaknya memiliki lebih banyak
banyak ditemukan. Beberapa penelitian
dimensi dibandingkan dengan pathos dan
terjebak dengan fenomena dan tidak
JURNAL DARMA AGUNG, Vol. 30, No. 3, (2022) Desember : 442 - 469 465
logos. Pembahasan ethos berdasarkan seperti debat milik Ludvianto & Arifani
asumsi klasik (goodwill, goodsense, dan (2020) dan Arsani et al. (2020) atau
goodness) ditemukan di lima jurnal deretan teks persuasi Tirdatov (2014), Han
terpilih. Kemudian terdapat temuan et al., (2019), dan Galbraith et al., (2013)
pengenbangan konsep ethos seperti yang bertujuan untuk mempengaruhi
penambahan nilai moral, kebijaksanaan audiens. Sebenarnya secara teknis
dan keahlian (Cope dalam Bruss, 2011). penulisan dari jurnal-jurnal temuan,
Konsep pathos dalam asumsi retorika hampir sebagian besar membahas tentang
klasik didefinisikan sebagai keterampilan artistic proofs di dalam penelitiannya
retorika yang menarik emosi penonton sehingga layak untuk dikaji. Tetapi,
(Aristoteles, trans. 1954, 1378a). Namun sebagian jurnal yang ditemui, terutama
Foster dalam Heo (2015) menambahkan untuk jurnal-jurnal berbahasa Indonesia
dimensi kenyamanan, ketakutan, dan seperti milik Arsani et al. (2020) hanya
humor pada pathos untuk menganalisis menggunakan konsep artistic proofs
pidato presiden. sebagai tempelan saja dan tidak
menggunakan analisis mendalam di
Pemahaman dimensi dari artistic proofs
dalamnya. Anehnya, jurnal milik Arsani et
Aristoteles yang tidak universal
al. ini secara mendalam malah membahas
menimbulkan pertanyaan: Sejauh mana
5 canon retorika milik Cicero. Hal ini juga
akademisi memahami artististic proofs
ditemukan pada jurnal milik Yanuar &
klasik? Walaupun penelitian ini tidak
Adlani Nst (2019) yang membahas
bertujuan untuk mengetahui letak
dakwah Ustadz Abdul Somad. Alih-alih
pemahaman dimensi artistic proofs, kajian
menganalisis dakwah milik Ustadz Abdul
literatur ini mengusulkan bahwa
Somad menggunakan artistic proofs malah
pemahaman artistic proofs secara
menggunakan teori canon retorika dengan
mendalam dan kejelasan dimensi dalam
mengatasnamakan bahwa teori itu adalah
konsep diperlukan dalam studi retorika
milik Aristoteles.
baik klasik maupun retorika baru.
Kesalahpahaman dalam memahami
Pembacaan dan pemahaman teori
teori retorika Aristoteles terjadi karena tiga
retorika Aristoteles yang kurang tepat dan
hal yaitu pertama, teori retorika milik
tidak merujuk pada esensi teorinya Dalam
Aristoteles ini umurnya sangat tua dan
penelitian ini ditemukan beberapa literatur
untuk memahami teks aslinya sangat sulit
yang menggunakan asumsi retorika
karena menggunakan bahasa Yunani
Aristoteles pada komunikasi dua arah
466 ETHOS, PATHOS, LOGOS DAN KOMUNIKASI PUBLIK: A SYSTEMATIC LITERATURE REVIEW
Meidy Aisyah
sehingga pemahaman kita akan esensi teori (deliberative, forensic, epideictic). Dari
retorika Aristoteles akan mengalami jurnal temuan tidak banyak yang
reduksi. Kedua, terjadi over-simplifikasi membahas dan menganalisis jenis-jenis
pemahaman dengan apa yang disebut orasi retorika yang disampaikan secara
dengan retorika, teori retorika dan teori eksplisit.. Sebenarnya mudah untuk
retorika Aristoteles. Kebanyakan mengidentifikasi jenis orasi atau pidato
penelitian yang dilakukan apa yang digunakan sebagai objek analisis.
menyamaratakan semua retorika adalah Tiga jenis orasi retorika yang dimaksud
teori retorika dan teori retorika milik oleh Aristoteles adalah deliberatif
Aristoteles. Hal ini misalnya terjadi pada (sumbouleutiko), forensik (dikanikon), dan
jurnal temuan yang ditulis oleh Taping et seremonial (epideiktik). ketiga jenis orasi
al., (2017) ketika mencoba membahas ini dibedakan berdasarkan audiens dan
pidato Hillary Clinton yang sering tujuannya. Retorika deliberatif diarahkan
menggunakan sentential adverb, kepada mereka yang harus memutuskan
alliteration, anaphora, conduplicatio, pada suatu tindakan (anggota majelis,
diacope dan epistrophe yang sebenarnya misalnya), dan biasanya berkaitan dengan
bukan bagian asli dari teori retorika apa yang akan menjadi berguna
Aristoteles, namun dikaitkan dengan (sumpheron) atau berbahaya (blaberon)
retorika dan Aristoteles. Ketiga, kurangnya sebagai sarana untuk mencapai tujuan
pembacaan sejarah teori retorika dengan tertentu dalam hal pertahanan, perang,
teliti. Seperti yang sudah disebutkan di perdamaian, perdagangan, dan legislasi.
awal tulisan ini, sejarah teori retorika Retorika forensik berguna untuk hakim
sangat panjang dan masih berkembang. karena biasanya berkaitan dengan
Maka dari itu, asumsi dangkal bahwa menentukan bersalah atau tidak bersalah
retorika = teori retorika dan semua teori seseorang. Ingin mempertahankan
retorika (khususnya sebelum era modern) kebebasan dari sebuah kasus. Sedangkan
milik Aristoteles adalah sebuah kesalahan retorika epideictic sebagian besar hanya
besar. berbentuk seremonial dan ditujukan
kepada khalayak umum serta diarahkan
Penelitian ini sepakat bahwa hal yang
untuk memuji kehormatan dan kebajikan,
sangat esensial dalam teori retorika milik
mencela keburukan dan kelemahan suatu
Aristoteles adalah tentang konsep Artistic
kelompok (Rorty, 1992). Biasanya retorika
Proofs (ethos, pathos, logos) dan jenis
orasi deliberatif berbentuk pidato politik
orasi atau pidato yang disampaikan
presentasi formal, hingga kampanye
JURNAL DARMA AGUNG, Vol. 30, No. 3, (2022) Desember : 442 - 469 467
keadilan sosial. Sedangkan forensik belakangan ini. Analisis terhadap jurnal-
biasanya dalam bentuk proses di ruang jurnal juga menemukan fakta bahwa tidak
sidang, pernyataan pengacara, semua study terpilih menggunakan teori
pertimbangan juri, dan pembelaan diri retorika klasik milik Aristoteles. Hal ini
(pledoi). Sedangkan epideictic biasanya kemudian menjadi bahan temuan diskusi.
dalam bentuk obituari, penghargaan dalam
Diskusi penelitian menyimpulkan
bentuk pujian hingga pembacaan
beberapa hal penting yang bisa dijadikan
nominasi.
bahan pertimbangan ketika akademisi
5. SIMPULAN ingin menggunakan teori retorika milik
Pembahasan mengenai konteks teori Aristoteles sebagai kerangka
retorika dengan konsep Artistic Proofs dan penelitiannya: (1) Terjadi Percampuran
komunikasi publik menggunakan asumsi teori retorika klasik milik
Systematic Literature Review, terseleksilah Aristoteles dengan teori retorika modern
30 jurnal terpilih yang terindeks Scopus dari beberapa ahli teori retorika, (2)
dan Sinta selama 10 tahun terakhir (2011 - Kurangnya analisis yang mendalam dan
2021). Kajian literatur ini tajam terhadap konsep Artistic Proofs
mengkategorisasikan jurnal-jurnal terpilih berdasarkan jurnal terpilih yang diteliti (3)
ke dalam 5 kategori yaitu politik, Pemahaman teori retorika Aristoteles yang
dakwah/agama, hukum, bisnis dan kurang tepat dan tidak melihat kesejarahan
akademik. Artikel ini juga berhasil teorinya. Penelitian ini jauh dari kata
menarik keterkaitan antara artistic proofs sempurna namun, dengan kajian yang
dengan kategorisasi jurnal yang dilakukan. dilakukan terhadap teori retorika dan
Penelitian menemukan bahwa dari jurnal- komunikasi publik ini dapat membantu
jurnal terpilih dan analisis, dalam jurnal- akademis untuk bisa mendapatkan
jurnal yang membahas pidato politik, gambaran secara detail bagaimana teori
cenderung terdiri dari unsur ethos dan retorika digunakan dalam sepuluh tahun
pathos, dakwah/Agama: ethos, pathos, terakhir, terutama pada konsep Artistic
bisnis : logos pathos, akademik: logos, Proofs yaitu ethos, pathos, dan logos.
ethos, sedangkan hukum: pathos. Terakhir,
6. DAFTAR PUSTAKA
kajian literatur ini menemukan adanya tren
penurunan penggunaan teori retorika pada Buku :
Author. Year. Book title. Publication.
jurnal-jurnal yang terindeks Google
City
Scholar selama beberapa kurun tahun
JURNAL DARMA AGUNG, Vol. 30, No. 3, (2022) Desember : 442 - 469 468
Bookchapter:
Baraldi, E., Lindahl, M., &Perna, A.
(2017). Start ups as vessel scarrying and
developingn science-based
technologies: Starting and restarting Jon
De Tech. In L. Aaboen, A. LaRocca, F.
Lind, A. Perna, & T. Shih (Eds.),
Starting up in business networks: Why
relationships matter in entrepreneurship.
(pp. 225-252). London: Palgrave
Macmillan.
Artikel Jurnal:
Seidel, J., Sundermann, A., Brieger, S.
A., Strathoff, P., Jacob, G. H., Antonio,
T., & Utami, C.W. (2018). On how
business students‟ personal values and
sustainability conception simpact their
sustainability management orientation:
Evidence from Germany, Indonesia and
the USA. Journal of Global
Responsibility, 9(4), 335-354. Acces on
23rd May,2019.
JURNAL DARMA AGUNG, Vol. 30, No. 3, (2022) Desember : 442 - 469 469