BAB V
A. Hasil Penelitian
kerja terhadap kinerja perawat di ruang rawat inap RSUD Labuang Baji
ruangan rawat inap Bedah dan Interna RSUD Labuang Baji Makassar
berupa keterangan perawat tentang beban kerja perawat dan lingkungan kerja
a. Usia
Tabel V.1.
Distribusi Frekuensi Perawat Berdasarkan Usia Beban Kerja dan
Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Perawat di Ruang
Rawat Inap RSUD Labuang Baji Makassar
Usia F %
20 – 30 tahun 28 62,2
31 – 40 tahun 15 33,3
41 – 50 tahun 2 4,5
Jumlah 45 100,0
41 – 50 tahun.
42
b. Jenis Kelamin
Tabel V.2.
Distribusi Frekuensi Perawat Berdasarkan Jenis Kelamin Beban Kerja
dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Perawat di Ruang
Rawat Inap RSUD Labuang Baji Makassar
Jenis Kelamin F %
Perempuan 39 86,7
Jumlah 45 100,0
c. Pendidikan Terakhir
Tabel V.3.
Distribusi Frekuensi Perawat Berdasarkan Pendidikan Terakhir Beban
Kerja dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Perawat
di Ruang Rawat Inap RSUD Labuang Baji Makassar
Pendidikan Terakhir F %
S1 + Ners 4 8,9
Jumlah 45 100,0
d. Masa Kerja
Tabel V.4.
Distribusi Frekuensi Perawat Berdasarkan Masa Kerja Beban Kerja dan
Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Perawat di Ruang
Rawat Inap RSUD Labuang Baji Makassar
Masa Kerja f %
1 – 10 tahun 33 73,3
11 – 20 tahun 9 20,0
21 – 30 tahun 3 6,7
Jumlah 45 100,0
orang (6,7%).
44
2. Analisis Univariat
variabel yang diteliti, karakteristik yang diteliti antara lain beban kerja,
Tabel V.5.
Distribusi Frekuensi Perawat Berdasarkan Beban Kerja Perawat
Di Ruang Rawat Inap RSUD Labuang Baji Makassar
Tahun 2014
Berat 16 35,6
Ringan 29 64,4
Jumlah 45 100,0
Tabel V.6
Distribusi Frekuensi Perawat Berdasarkan Lingkungan Kerja Perawat
diRuang Rawat Inap RSUD Labuang Baji Makassar
Tahun 2014
Lingkungan Kerja F %
Perawat
Kurang Baik 11 24,4
Baik 34 75,6
Jumlah 45 100,0
c. Kinerja Perawat
Tabel V.7
Distribusi Frekuensi Perawat Berdasarkan Kinerja Perawat
Di Ruang Rawat Inap RSUD Labuang Baji Makassar
Tahun 2014
Kinerja Perawat F %
Baik 33 73,3
Jumlah 45 100,0
3. Analisis Bivariat
Tabel V.8
Pengaruh Antara Beban Kerja Perawat dengan Kinerja Perawat
Di Ruang Rawat Inap RSUD Labuang Baji Makassar
Tahun 2014
bekerja di ruang rawat inap RSUD Labuang Baji Makassar Tahun 2013.
(p) = 0.002 (0,002 < 0,05), artinya ada hubungan antara beban kerja
Tabel V.9
Pengaruh Antara Lingkungan Kerja Perawat dengan Kinerja Perawat
Di Ruang Rawat Inap RSUD Labuang Baji Makassar
Tahun 2014
Lingkungan Kerja
Perawat Jumlah Nilai Nilai
Kinerja Kurang Baik
Perawat α
F % F % F %
bekerja di ruang rawat inap RSUD Labuang Baji Makassar Tahun 2013.
(p) = 0.003 (0,003 < 0,05), artinya ada hubungan antara lingkungan
B. Pembahasan
Dari hasil penelitian ini diperoleh data bahwa beban kerja yang
di RSUD Labuang Baji lebih banyak merasakan beban kerja yang ringan.
49
0,002 yang berarti < α (0,002 < 0,05) ini menunjukkan bahwa ada
oleh perawat.
responden dalam hal ini perawat yang bekerja di RSUD Labuang Baji
Makassar dimana perawat merasakan beban kerja yang berat dan juga
memiliki kinerja yang kurang baik, dengan jenis pekerjaan yang terasa
yang memiliki kinerja baik dengan merasakan beban kerja yang ringan.
yang memiliki kinerja yang baik namun ternyata merasakan beban kerja
karena ada jenis pekerja dalam hal ini perawat yang lebih
bangun atau tidak tidur pada saat bertugas malam karena memang
memiliki prinsip dan tanggung jawab yang tinggi akan tugas. Namun
51
yang vital, misalkan seseorang tidak akan peduli apakah pekerjaannya itu
berat, dia akan terus bekerja dengan baik karena membutuhkan pekerjaan
pekerjaannya.
ringan, hal ini umumnya lebih dirasakan oleh perawat senior atau yang
yang dianggap senior berada dalam satu tim dengan perawat yang lebih
akan terasa lebih ringan sedangkan beban kerja perawat junior akan
semakin bertambah.
ini juga lebih dikarenakan tidak adanya rasa tanggung jawab dan sikap
beban kerja sama sekali tidak berpengaruh pada kinerjanya yang buruk.
jumlah sampel yang lebih luas hasil penelitian selanjutnya pasti tidak
akan jauh berbeda dengan hasil penelitian ini, karena ketika kita
berbicara sumber daya manusia, maka yang kita bicarakan adalah efek
kedua faktor ini dapat ini dapat timbul dalam sebuah lingkungan kerja
orang (24,4%).
53
0,003 yang berarti < α (0,003 < 0,05) ini menunjukkan bahwa ada
lain ke empat hal ini yang merupakan lingkungan kerja perawat yang
berada diluar individu perawat. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian,
ketika sumber daya manusia diluar individu atau dengan kata lain sumber
daya sesama profesi perawat atau profesi kesehatan lain tidak memadai,
sangat jelas akan mempengaruhi kinerja seorang perawat baik itu secara
individu maupun dalam sistem kerja di rumah sakit. Hal inilah yang
aturan pemotongan jasa jika ada perawat yang bolos kerja atau akan ada
mungkin jumlah perawat yang bolos atau tidak disiplin akan menurun.
yang merasa nyaman bekerja karena ada reward ketika hasil kerjanya
dinilai memuaskan, itu contoh yang positif, namun contoh lain misalkan
terlambat tapi tidak pernah mendapat teguran dari kepala ruangan karena
pada contoh yang kedua justru akan mengurangi kinerja perawat. Hal
55
menjadi meningkat, ketika ada sebuah situasi dimana kita tidak didukung
kekurangan itu untuk menciptakan sebuah hasil kerja yang baik. Keadaan
ini hanya bisa dilakukan oleh perawat yang memiliki inisiatif dan kreatif
adalah dampak jangka panjang dari adanya beban kerja. Ketika perawat
merasakan adanya beban kerja yang berat maka tidak lama lagi
lingkungan kerja akan menuju ke level tidak kondusif, ketika keadaan ini
adanya perawat yang sering datang terlambat, perawat yang suka keluar
pada saat jam kerja, malas bekerja dan tindakan negatif lainnya.
56
C. Keterbatasan/Kelemahan penelitian